Anda di halaman 1dari 20

PENCEGAHAN DAN

PENGENDALIAN
PENYAKIT
HIPERTENSI
MATERI

HIPERTENSI
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT HIPERTENSI DI
INDONESIA
GEJALA HIPERTENSI
PENYEBAB HIPERTENSI
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
HIPERTENSI
HIPERTENSI

Hipertensi adalah keadaan peningkatan tekanan


darah yang memberi gejala yang akan berlanjut pada
suatu organ target seperti stroke (untuk otak),
penyakit jantung koroner (untuk pembuluh darah
jantung) dan hipertrofi ventrikel kanan (untuk otot
jantung)
Seseorang dikatakan menderita hipertensi bila
tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan atau tekanan
darah diastolik ≥90 mmHg.
PATOFISIOLOGI

Dimulai dari terjadinya atherosklerosis (Menumpuknya


lemak, kolesterol, dan zat lain di dalam dan di dinding
arteri), gangguan struktur anatomi pembuluh dari
peripher yang berlanjut dengan kekakuan pembuluh
darah. Kekakuan pembuluh darah disertai dengan
penyempitan yang menghambat gangguan peredaran
darah peripher. Kekakuan dan kelambanan aliran darah
menyebabkan beban jantung bertambah berat yang
akhirnya dikompensasi dengan peningkatan upaya
pemompaan jantung sehingga menyebabkan terjadinya
peningkatan tekanan darah dalam sistem sirkulasi.
KLASIFIKASI

Hipertensi dikelompokkan menjadi 2 kategori besar


yaitu hipertensi esensial (primer) dan hipertensi
sekunder.
Hipertensi primer merupakan hipertensi yang belum
diketahui penyebabnya secara jelas. Sebagian besar
orang yang menderita hipertensi sulit mengetahui
secara tepat apa yang menjadi pemicu peningkatan
tekanan darah mereka, sementara hipertensi
sekunder sudah diketahui penyebabnya secara pasti
(gangguan ginjal, hormon, obesitas,hiperparatiroid,
tumor pada kelenjar adrenal, dll)
Jumlah penderita hipertensi diperkirakan sebesar 15
juta orang di Indonesia. Diperkirakan dari jumlah
tersebut, hanya 50% yang melakukan pengendalian
hipertensinya.
Yang dimaksud “Melakukan Pengendalian
Hipertensi” adalah mereka yang menderita
hipertensi dan tahu bahwa mereka menderita
hipertensi dan sedang berobat untuk itu.
Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun
2007, 2013, dan 2018 menunjukkan kecenderungan
peningkatan prevalensi PTM seperti diabetes, hipertensi,
stroke, dan penyakit sendi/rematik/encok.
Secara nasional hasil Riskesdas 2018 menunjukkan
bahwa prevalensi penduduk dengan tekanan darah tinggi
sebesar 34,11%. Prevalensi tekanan darah tinggi pada
perempuan (36,85%) lebih tinggi dibanding dengan laki-
laki (31,34%). Prevalensi di perkotaan sedikit lebih tinggi
(34,43%) dibandingkan dengan perdesaan (33,72%).
Prevalensi semakin meningkat seiring dengan
pertambahan umur.
GEJALA HIPERTENSI

Julukan “The Silent Disease” diberikan kepada


penyakit hipertensi ini. Hal ini sesuai dengan
kedatangannya yang tiba-tiba dan tanpa
menunjukkan adanya gejala tertentu. Seringkali para
penderita hipertensi menyadari atau mengetahui
penyakit hipertensi yang dideritanya setelah terjadi
berbagai macam komplikasi penyakit.
GEJALA HIPERTENSI

Pada beberapa kasus, hipertensi menyebabkan


tekanan darah meningkat dengan cepat sehingga
tekanan darah diastole menjadi lebih dari 140
mmHg.
Gejala yang sering muncul adalah pusing, sakit
kepala, tinnitus (terdengar suara mendengung dalam
telinga) dan penglihatan menjadi kabur.
Hipertensi jika tidak dikendalikan akan
merusak berbagai organ vital tubuh. Tempat
utama yang paling sering dipengaruhi
hipertensi adalah pembuluh arteri, jantung,
otak, ginjal, dan mata.
FAKTOR RESIKO HIPERTENSI

Umur : tekanan darah meningkat sejalan dengan


bertambahnya umur, dimulai sejak umur 40 tahun
Ras / suku : Orang kulit hitam lebih banyak yang
menderita hipertensi daripada kulit putih
Urban : Kota > Desa
Geografis : Pantai > Pegunungan
Jenis Kelamin : Wanita > laki-laki
Obesitas : Gemuk > Kurus
Merokok
PENCEGAHAN

Cara mencegah hipertensi adalah dengan


menghindari faktor-faktor pemicunya. Pada
prinsipnya untuk mencegah dan mengendalikan
hipertensi adalah dengan mengadopsi pola hidup
sehat seperti berolahraga secara teratur, diagnosis
dini (melakukan pemeriksaan secara teratur),
mengatur diet (rendah garam, rendah kolesterol, dan
lemak jenuh) serta menghindari stress.
Level Level Perjalanan Pencegahan
Patogenesis Pencegahan Hipertensi

Prepatogenesis Level I: - Sehat/Normal - Meningkatkan derajat


-Primordial - Interaksi trias kesehatan dengan gizi
-Promotif epidemiologi dan perilaku hidup sehat
-Proteksi spesifik - Belum ada - Pertahankan
gejala, tapi ada keseimbangan trias
resiko epidemiologi
- Turunkan atau hindari
resiko

Patogenesis Level II: Hipertensi Ringan - Pemeriksaan Periodik


-Diagnose awal Hipertensi Sedang Tekanan Darah
-Pengobatan yang Hipertensi Berat - Hindari lingkungan
tepat yang stress

Post- Level III : Komplikasi Jaga Kualitas Hidup


Patogenesis Rehabilitasi Kronis Optimum
Meninggal

Anda mungkin juga menyukai