SINDROM NEFROTIK
Pembimbing: dr. Fifi Sof`iah, Sp.A(K)
OUTLINES
01 PENDAHULUAN
02 STATUS PASIEN
03 TINJAUAN PUSTAKA
04 ANALISIS KASUS
PENDAHULUAN
Sindrom Nefrotik
4
Data Antropometri
Berat Badan : 40 kg
Tinggi Badan : 150 cm
Status Gizi
BB/U : P10-P5
TB/U : <P5
BB/TB : BB terukur/BB Ideal untuk TB aktual x
100%= 40 kg/41 kg x 100%= 97% Normal
Status Gizi : LiLa/Tinggi Badan x 100%=13/150 x
100%=86% Gizi baik
17
Keadaan
umum:
Status gizi: Tampak Kesadaran:
Gizi baik sembab Compos
perawakan
Mentis
pendek
TD:
TB/U: 110/70
<P5 Keadaan mmHg
(Normal)
Umum
Nadi:
BB/U: 80x/menit,
P10-P5 reguler, isi dan
RR: tegangan cukup
Suhu:
20x/menit, tipe
36,5oC
abdominotorak
(aksila)
al
PEMERIKSAAN
FISIK
PEMERIKSAAN
FISIK
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
Resume
Pasien An. SUL, laki-laki, 14 tahun 1 bulan dibawa orang
tua ke Poli Nefrologi Anak RSMH dengan keluhan perut
bertambah besar sejak 5 minggu yang lalu. Batuk (+)
berdahak, nyeri tenggorokan (+), nyeri menelan (+),
demam (+) suhu tidak diukur. Pasien hanya minum obat
warung, lupa nama obatnya. Sejak ± 4 minggu SMRS,
sembab bertambah, perut semakin besar. Mual (+), sesak
(+) terutama berbaring, BAK teh tua dan berbusa, 3-
4x/hari, seperempat gelas belimbing per kali. 1 hari SMRS
perut dan tungkai makin membesar, BAK 2-
3x/hari,seperempat gelas belimbing. Mual (+), muntah
(+), sesak (+) dan sudah mengganggu aktivitas. Anak
dibawa berobat ke Puskesmas Sungai Keli Pemulutan lalu
dirujuk ke poli nefrologi anak RSMH.
24 DAFTAR M DIAGNOSISB
ASALAH ANDING
1. Ascites Sindroma nefrotik
2. Oliguria relaps jarang
3. Hipoalbumine Sindroma nefritik
mia berat akut
4. Proteinuria
5. Hematuria
DIAGNO
SIS
KERJA
Sindrom nefrotik relaps
jarang
25 Tatalaksana
NON - FARMAKOLOGIS
Pengaturan diet rendah garam 1-2
g/hari selama edema atau selama
mendapat terapi steroid
Diet protein sesuai kebutuhan RDA 2
g/kgBB/hari
Pengaturan intake dan output cairan.
Diet
26 • Kebutuhan energi = BB x RDA 51 kg x 50 = 2550
kkal/hari
• BMR = 1272,04 kkal/hari
• Rendah garam 1 g/hari
• Diet protein normal sesuai RDA 2x40 = 80 gr/hari
27 Tatalaksana
FARMAKOLOGIS
njeksi Furosemid 2 x 40 mg IV
Spironolactone 2 x 25 mg PO
Albumin 25% 100cc dalam 4 jam
Methylprednisolone 8 mg (2 mg/kgBB = 51 mg dibagi 3 dosis)
24 mg – 24 mg – 12 mg
28
Monitoring
Tanda vital (Tekanan darah, nadi, laju
pernapasan, dan suhu tubuh) setiap 6 jam
Asupan nutrisi (jumlah yang habis dan toleransi
anak)
Diet rendah garam
Balance cairan dan diuresis setiap 6 jam
Ukur lingkar perut setiap hari
EDUKASI ORANG TUA
• Memberi informasi pada keluarga bahwa dapat terjadi
29
komplikasi yang berhubungan dengan sindrom nefrotik.
• Membantu anak menjaga asupan nutrisi yang baik.
• Mengajak kerja sama kepada keluarga untuk rajin
kontrol kesehatan anak pasca perawatan (sebaiknya
tiap minggu, tapi bila tidak memungkinan diharapkan
pada minggu ke-4 untuk monitoring penggunaan dan
PROGNOSIS
dosis steroid)
Quo ad vitam :dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad
bonam
Follow Up
(25 Maret 2019
30 pukul 6.30 WIB)
Follow Up
(26 Maret 2019
32 pukul 6.30 WIB)
BAB III
TINJAUAN
PUSTAKA
34
Definisi
35 SINDROM NEFROTIK CLASSIC
TETRAN
Hipoalbumi
nemia Edema
(≤2,5 g/dL)
Proteinuria
masif
Hiperkolest
(>40
erolemia
mg/m2LPB/j
am)
36 Epidemiologi
Indonesia:
6 : 100.000
LK : PR
Terbanyak
2:1
<14 tahun
a
37
nit
Pr
l nge
im
er
Ko ETIOLOGI
Sekunde
r
38 Batasan
tukan adanya edema, gangguan pada urin serta onset terjadinya gej
i gejalanya terutama pada gejala sindroma nefritis
i faktor penyebab
i komplikasi (hipotensi, syok, hipertensi, thrombosis, infeksi, gagal gn
Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan terhadap keadaan umum pasien :
42
tekanan darah,
frekuensi nafas,
frekuensi nadi,
suhu,
edema,
asites,
efusi pleura,
anemia,
kelainan jantung
kelainan kulit dan sebagainya.
• Penting juga untuk mengukur diuresis dan menghitung ballans
cairan setiap harinya
Pemeriksaan Penunjang
43 1. Urinalisis dan bila perlu biakan urin
Biakan urin dilakukan apabila terdapat
gejala klinik yang mengarah pada infeksi
saluran kemih (ISK).
2. Protein urin kuantitatif
Menggunakan urin 24 jam atau rasio
protein/kreatinin pada urin pertama pagi
hari.
3. Pemeriksaan darah
Darah tepi lengkap
44 Komplikasi
Infeksi (hilangnya imunoglobulin dan faktor B
properdin)
Spontaneus bacterial peritonitis
Sepsis
Pneumonia
ISK
Trombosis
Hiperlipidemia
Hipokalsemia
Hipovolemia
Hipertensi
Efek samping steroid
45 Tatalaksana
Umum
Pengukuran
berat Pengukuran
badan dan tekanan
tinggi darah
badan
Pencarian
Pemeriksaa
fokus
n fisik
infeksi
Pemeriksaa
n uji
Mantoux
Tatalaksana (cont’)
46 Dietetik
• Diet protein normal sesuai RDA (1-2 g/KgBB/hari)
• Diet rendah garam (1-2 g/hari) selama anak
menderita edema
Diuretik
• Edema berat restriksi cairan
• Furosemid 1-2 mg/KgBB/hari
• (+) Spironolakton 1-2 mg/KgBB/hari
Imunisasi
• Tx kortikosteroid >20 mg/hari, > 14 hari
imunokompromais
• 6 minggu vaksin virus mati, contoh inactivated
47
48
49 Terapi Inisial
Prednison dosis 60mg/m2LPB/hari atau 2 mg/kgBB/hari (maksimal 80 mg/hari) dalam dosis terbagi.
Dosis penuh selama 4 minggu
• Jika telah terjadi remisi, dosis turun 40 mg/m2LPB/hari atau 1,5 mg/kgBB/hari (selang 1 hari)
• Jika tidak terjadi remisi resisten steroid
50 Terapi SN Relaps
• Jika telah terjadi remisi, dosis turun 40 mg/m2LPB/hari atau 1,5 mg/kgBB/hari (selang 1
hari)
• Jika terjadi remisi NAMUN terdapat proteiuria + edem, cari penyebab tatalaksana
jika menghilang, pengobatan relaps tidak perlu diberikan
jika menetap, diagnosis relaps dapat ditegakkan
Relaps Sering / Dependen Steroid
51 Remisi
dengan FD
• Pemberian steroid
jangka panjang
steroid dosis 1,5
• Pemberian levamisol mg/kgBB secara
alternating
• Pengobatan dengan
sitostatika
Diturunkan bertahap 0,2 mg/kgBB setiap 2 minggu hingga
• Pengobatan dengan dosis terkecil , antara 0,1-0,5 mg/kgBB alternating
siklosporin atau
mikofenolat mofetil Pertahankan selama 6-12 bulan
(opsi terakhir)
Hentikan
52
53 SN Kontraindikasi Steroid
1.Infeksi
Pemberian antibiotik pada infeksi bakteri dan
antiviral pada infeksi virus
2.Trombosis
Berikan heparin secara subkutan, dilanjutkan
dengan warfarin selama 6 bulan atau lebih
3. Hiperlipidemia
Disarankan untuk menjaga berat badan, diet
rendah lemak jenuh, dan dipertimbangkan untuk
Tatalaksana
56 Komplikasi (cont’)
4. Hipokalsemia
Terjadi akibat:
• Penggunaan steroid jangka panjang
• Keboboran metabolit vitamin D
Dianjurkan pemberian suplemen kalsium 250-500
mg/hari dan vitamin D (125-250 IU)
5. Hipovolemia
NaCl fisiologis dengan cepat sebanyak 15-20 mL/kgbb
dalam 20-30 menit, dan disusul dengan albumin 1
g/kgbb atau plasma 20 mL/kgbb (tetesan lambat 10
tetes per menit). Bila hipovolemia telah teratasi dan
Tatalaksana
57 Komplikasi (cont’)
6. Hipertensi
Terjadi akibat toksisitas steroid. Dapat dibantu
dengan memberikan obat anti-hipertensi golongan
ACE Inhibitor, angiostensin receptor blocker,
calcium channel blocker, dan lainnya.
58
RESUM
E
Pasien An. SUL, laki-laki, 14 tahun 1 bulan dibawa orang tua ke Poli
Nefrologi Anak RSMH dengan keluhan perut bertambah besar sejak 5
minggu yang lalu. Batuk (+) berdahak, nyeri tenggorokan (+), nyeri
menelan (+), demam (+) suhu tidak diukur. Pasien hanya minum
obat warung, lupa nama obatnya. Sejak ± 4 minggu SMRS, sembab
bertambah, perut semakin besar. Mual (+), sesak (+) terutama
berbaring, BAK teh tua dan berbusa, 3-4x/hari, seperempat gelas
belimbing per kali. 1 hari SMRS perut dan tungkai makin membesar,
BAK 2-3x/hari,seperempat gelas belimbing. Mual (+), muntah (+),
sesak (+) dan sudah mengganggu aktivitas. Anak dibawa berobat ke
Puskesmas Sungai Keli Pemulutan lalu dirujuk ke poli nefrologi anak
RSMH.
Riwayat keluhan yang sama (+), didiagnosa sindrom nekrotik tahun
2015. Pemeriksaan fisik perkusi abdomen shifting dullness (+),
EDEMA
Sebab:
1. Gangguan fungsi renal penurunan jumlah urine
2. Gangguan fungsi kardiovaskular jantung tidak melebar.
Congestive heart failure.
3. Gangguan fungsi hepar hepar tidak teraba. Sirosis
hepatik.
4. Penyebab nutrisi gizi pada pasien baik
OLIGURI
A
Sebab:
1. Input cairan yang sedikit
2. Akibat dehidrasi
3. Gangguan ginjal
SINDROMA NEFROTIK
KONDISI
BERULANG