Anda di halaman 1dari 71

Kasus

SINDROM NEFROTIK
Pembimbing: dr. Fifi Sof`iah, Sp.A(K)
OUTLINES
01 PENDAHULUAN

02 STATUS PASIEN

03 TINJAUAN PUSTAKA

04 ANALISIS KASUS
PENDAHULUAN
Sindrom Nefrotik
4

Etiologi SN dibagi 3 yaitu


kongenital, primer/idiopatik,
dan sekunder mengikuti
penyakit sistemik

Gejala: Proteinuria masif, hipoalbuminemia,


edema dan hiperkolesterolemia

Sindrom nefrotik merupakan suatu penyakit ginjal yang


terbanyak pada anak.
SKDI
SKDI 2  membuat diagnosis klinik dan
menentukan rujukan serta mampu
menindaklanjuti sesudah kembali dari
rujukan
STATUS PASIEN
IDENTIFIKASI
Nama : An. SUL
Umur / Tanggal Lahir : 14 tahun 1
bulan (30 April 2005)
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Nama Ayah : Tn. TA
Nama Ibu : Ny. SU
Alamat : Dusun 1 Desa Pematang
Bungur Kecamatan Pemulutan
Selatan Kabupaten Ogan Ilir
Suku Bangsa : Sumatera Selatan
MRS : 24 Mei 2019 / 19.00 WIB
ANAMNESIS
(Alloanamnesis oleh ayah kandung apsien tanggal 24 Mei pukul 20.00 WIB)

Keluhan Utama: Perut bertambah besar


Keluhan Tambahan: Kencing sedikit
RiwayatPenyakit
5 Minggu 4 Minggu
SMRS SMRS
Pasien merasa perut sedikit Pasien merasa sembab pada wajah
membesar dan mata sembab bertambah terutama saat bangun
sehabis bangun tidur. Pasien juga tidur. Pasien juga mengeluh perut
mengalami batuk dan pilek. Dahak semakin membesar. Pasien tidak ada
batuk dan pilek, demam (-), mual (+),
(+), nyeri tenggorokan (+), nyeri
muntah (-), sesak (+) terutama saat
menelan (+), demam (+) suhu
berbaring namun tidak mengganggu
tidak diukur, sesak (-), mual (-), aktivitas. BAB tidak ada keluhan, BAK
muntah (-). Pasien tidak berobat.
1 hari
SMRS
Perut dirasakan semakin membesar dan
tungkai juga membesar. Frekuensi BAK 2-
3x/hari, seperempat gelas belimbing setiap
kali BAK. Batuk (-), pilek (-), mual (+),
muntah (+), sesak (+) bertambah terutama
saat berbaring dan dirasa sudah
mengganggu aktivitas . Anak kemudian
dibawa berobat ke Puskesmas Sungai Keli
Pemulutan lalu dirujuk ke poli nefrologi anak
RSMH.
Riwayat
Riwayat
Penyakit Dalam
Penyakit Dahulu
Keluarga
 Riwayat keluhan yang sama  Penyakit yang sama dalam
(+), didiagnosa sindrom keluarga disangkal.
nefrotik tahun 2015  Riwayat penyakit darah
 Riwayat darah tinggi tinggi dalam keluarga
disangkal. disangkal.
 Riwayat sakit jantung  Riwayat penyakit ginjal
bawaan sebelumnya dalam keluarga disangkal
disangkal.
 Riwayat sakit kuning
sebelumnya disangkal.
11

RIWAYAT KEHA RIWAYAT MAK


MILAN ANAN
&PERSALINAN ASI Eksklusif : Lahir – 2 tahun
Susu Formula : 2 th sampai 4 th
Masa Kehamilan : Cukup bulan Bubur Nasi : 6 – 10 bulan,
Partus : Spontan, per 3x/hari, 8 Sdm
vaginam Nasi tim : 10 – 15 bulan,
Tempat : Rumah 3x/hari, 8 Sdm
Ditolong oleh : Dukun beranak Nasi biasa : 15 bulan – sekarang,
Tanggal : 30 April 2005 3x/hari
BB : 3200g Daging : 15 bulan – sekarang,
TB : Tidak ingat 3x/hari
Lingkar kepala : Tidak ingat Tempe : 15 bulan – sekarang,
3-4x/mgg
Tahu : 15 bulan – sekarang,
RIWAYAT SOSIAL EKO RIWAYAT LINGKUNGAN
NOMI TEMPAT TINGGAL
12

• Pendapatan kedua orang tua Lingkungan rumah: Perkampungan


pasien:
± Rp 1.000.000-Rp - Rumah milik sendiri
3.000.000/bulan - Ukuran 5 x 6 meter untuk 6
orang  Padat
Kesan: Riwayat sosial - Atap genteng
ekonomi menengah - Lantai keramik
- Jendela keramik
- Jendela kayu ada 5 buah
- Kamar tidur 2 ruang
- Dapur 1 buah
- Kamar mandi dan WC ada

Kesan : Secara garis besar


kondisi rumah dan lingkungan
13

Data Antropometri
Berat Badan : 40 kg
Tinggi Badan : 150 cm

Status Gizi
BB/U : P10-P5
TB/U : <P5
BB/TB : BB terukur/BB Ideal untuk TB aktual x
100%= 40 kg/41 kg x 100%= 97%  Normal
Status Gizi : LiLa/Tinggi Badan x 100%=13/150 x
100%=86%  Gizi baik

Kesan : Gizi baik perawakan pendek


14
RIWAYAT IMUNISAS
I

Kesan : Imunisasi dasar lengkap +


booster hingga usia 18 bulan
15 RIWAYAT PERKEMBAN
Perkembangan:GAN Perkembangan Mental:
Gigi Pertama : 8 bulan Isap Jempol : berhenti sejak
Berbalik : 3 bulan usia 1 tahun
Tengkurap : 3 bulan Ngompol : berhenti sejak usia
Merangkak : 7 bulan 5 tahun
Duduk : 7 bulan Sering Mimpi : tidak
Berdiri : 10 bulan Aktivitas : aktif
Berjalan : 12 bulan Membangkang: tidak
Berbicara : 14 bulan Ketakutan : tidak

Kesan : Perkembangan Kesan : Perkembangan


baik mental baik
Pemeriksaan Fisik
16
Keadaan Umum : Tampak sembab
Kesadaran : Kompos mentis
Suhu : 36,3oC
Respirasi : 28 x/menit
Tipe Pernapasan : Abdominotorakal
Tekanan darah : 100/60 mmHg
Nadi : 102 x/menit
Isi/ kualitas : Isi dan tegangan cukup
Regularitas : Reguler
Kulit : Pucat (-), hiperpigmentasi (-), ikterik
(-),
ptekie (-), edema (-),
PEMERIKSAAN FISIK
(tanggal 24 Mei 2019 pukul 20.00 WIB)

17

Keadaan
umum:
Status gizi: Tampak Kesadaran:
Gizi baik sembab Compos
perawakan
Mentis
pendek

TD:
TB/U: 110/70
<P5 Keadaan mmHg
(Normal)
Umum
Nadi:
BB/U: 80x/menit,
P10-P5 reguler, isi dan
RR: tegangan cukup
Suhu:
20x/menit, tipe
36,5oC
abdominotorak
(aksila)
al
PEMERIKSAAN
FISIK
PEMERIKSAAN
FISIK
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS

Gejala rangsang meningeal : Tidak ada


Fungsi sensorik : Dalam batas normal
Nervi craniales : Dalam batas normal
Kesan : Pemeriksaan neurologis dalam batas normal
PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
RSMH (24 Mei 2019)
Assessment:
Anemia ringan dengan
peningkatan kolesterol disertai
hematuria dan proteinuria
dengan hipoalbuminemia
23

Resume
Pasien An. SUL, laki-laki, 14 tahun 1 bulan dibawa orang
tua ke Poli Nefrologi Anak RSMH dengan keluhan perut
bertambah besar sejak 5 minggu yang lalu. Batuk (+)
berdahak, nyeri tenggorokan (+), nyeri menelan (+),
demam (+) suhu tidak diukur. Pasien hanya minum obat
warung, lupa nama obatnya. Sejak ± 4 minggu SMRS,
sembab bertambah, perut semakin besar. Mual (+), sesak
(+) terutama berbaring, BAK teh tua dan berbusa, 3-
4x/hari, seperempat gelas belimbing per kali. 1 hari SMRS
perut dan tungkai makin membesar, BAK 2-
3x/hari,seperempat gelas belimbing. Mual (+), muntah
(+), sesak (+) dan sudah mengganggu aktivitas. Anak
dibawa berobat ke Puskesmas Sungai Keli Pemulutan lalu
dirujuk ke poli nefrologi anak RSMH.
24 DAFTAR M DIAGNOSISB
ASALAH ANDING
1. Ascites  Sindroma nefrotik
2. Oliguria relaps jarang
3. Hipoalbumine  Sindroma nefritik
mia berat akut
4. Proteinuria
5. Hematuria

DIAGNO
SIS
KERJA
Sindrom nefrotik relaps
jarang
25 Tatalaksana
NON - FARMAKOLOGIS
Pengaturan diet rendah garam 1-2
g/hari selama edema atau selama
mendapat terapi steroid
Diet protein sesuai kebutuhan RDA 2
g/kgBB/hari
Pengaturan intake dan output cairan.
Diet
26 • Kebutuhan energi = BB x RDA 51 kg x 50 = 2550
kkal/hari
• BMR = 1272,04 kkal/hari
• Rendah garam 1 g/hari
• Diet protein normal sesuai RDA 2x40 = 80 gr/hari
27 Tatalaksana
FARMAKOLOGIS
njeksi Furosemid 2 x 40 mg IV
Spironolactone 2 x 25 mg PO
Albumin 25% 100cc dalam 4 jam
Methylprednisolone 8 mg (2 mg/kgBB = 51 mg dibagi 3 dosis)
24 mg – 24 mg – 12 mg
28

Monitoring
 Tanda vital (Tekanan darah, nadi, laju
pernapasan, dan suhu tubuh) setiap 6 jam
 Asupan nutrisi (jumlah yang habis dan toleransi
anak)
 Diet rendah garam
 Balance cairan dan diuresis setiap 6 jam
 Ukur lingkar perut setiap hari
EDUKASI ORANG TUA
• Memberi informasi pada keluarga bahwa dapat terjadi
29
komplikasi yang berhubungan dengan sindrom nefrotik.
• Membantu anak menjaga asupan nutrisi yang baik.
• Mengajak kerja sama kepada keluarga untuk rajin
kontrol kesehatan anak pasca perawatan (sebaiknya
tiap minggu, tapi bila tidak memungkinan diharapkan
pada minggu ke-4 untuk monitoring penggunaan dan
PROGNOSIS
dosis steroid)
Quo ad vitam :dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad
bonam
Follow Up
(25 Maret 2019
30 pukul 6.30 WIB)
Follow Up
(26 Maret 2019
32 pukul 6.30 WIB)
BAB III
TINJAUAN
PUSTAKA

34
Definisi
35 SINDROM NEFROTIK CLASSIC
TETRAN

Hipoalbumi
nemia Edema
(≤2,5 g/dL)

Proteinuria
masif
Hiperkolest
(>40
erolemia
mg/m2LPB/j
am)
36 Epidemiologi
Indonesia:
6 : 100.000

LK : PR
Terbanyak
2:1
<14 tahun
a
37

nit

Pr
l nge

im
er
Ko ETIOLOGI

Sekunde
r
38 Batasan

Remis Relap Relaps


i s Jarang
Dependen
Steroid

SNSS SNRS Relaps


Sering
39 Manifestasi Klinis
• Protein uria masif (protein ≥ 40
Proteinuria mg/jam/m)

Hipoalbumine • kadar albumin < 2.5 g/dL


mia
• Underfilled theory
EDEMA • Overfilled theory

Hiperkolesterol • Peningkatan kadar lemak dan


emia lipoprotein serum
40
Penegakan Diagnosis.
41 Anamnesis

tukan adanya edema, gangguan pada urin serta onset terjadinya gej
i gejalanya terutama pada gejala sindroma nefritis
i faktor penyebab
i komplikasi (hipotensi, syok, hipertensi, thrombosis, infeksi, gagal gn
Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan terhadap keadaan umum pasien :
42
tekanan darah,
frekuensi nafas,
frekuensi nadi,
 suhu,
edema,
asites,
efusi pleura,
anemia,
kelainan jantung
kelainan kulit dan sebagainya.
• Penting juga untuk mengukur diuresis dan menghitung ballans
cairan setiap harinya
Pemeriksaan Penunjang
43 1. Urinalisis dan bila perlu biakan urin
Biakan urin dilakukan apabila terdapat
gejala klinik yang mengarah pada infeksi
saluran kemih (ISK).
2. Protein urin kuantitatif
Menggunakan urin 24 jam atau rasio
protein/kreatinin pada urin pertama pagi
hari.
3. Pemeriksaan darah
 Darah tepi lengkap
44 Komplikasi
 Infeksi (hilangnya imunoglobulin dan faktor B
properdin)
 Spontaneus bacterial peritonitis
 Sepsis
 Pneumonia
 ISK
 Trombosis
 Hiperlipidemia
 Hipokalsemia
 Hipovolemia
 Hipertensi
 Efek samping steroid
45 Tatalaksana
Umum
Pengukuran
berat Pengukuran
badan dan tekanan
tinggi darah
badan
Pencarian
Pemeriksaa
fokus
n fisik
infeksi

Pemeriksaa
n uji
Mantoux
Tatalaksana (cont’)
46 Dietetik
• Diet protein normal sesuai RDA (1-2 g/KgBB/hari)
• Diet rendah garam (1-2 g/hari) selama anak
menderita edema
Diuretik
• Edema berat  restriksi cairan
• Furosemid 1-2 mg/KgBB/hari
• (+) Spironolakton 1-2 mg/KgBB/hari

Imunisasi
• Tx kortikosteroid >20 mg/hari, > 14 hari 
imunokompromais
• 6 minggu  vaksin virus mati, contoh inactivated
47
48
49 Terapi Inisial

Prednison dosis 60mg/m2LPB/hari atau 2 mg/kgBB/hari (maksimal 80 mg/hari) dalam dosis terbagi.
 Dosis penuh selama 4 minggu
• Jika telah terjadi remisi, dosis turun  40 mg/m2LPB/hari atau 1,5 mg/kgBB/hari (selang 1 hari)
• Jika tidak terjadi remisi  resisten steroid
50 Terapi SN Relaps

• Jika telah terjadi remisi, dosis turun  40 mg/m2LPB/hari atau 1,5 mg/kgBB/hari (selang 1
hari)
• Jika terjadi remisi NAMUN terdapat proteiuria + edem, cari penyebab  tatalaksana
 jika menghilang, pengobatan relaps tidak perlu diberikan
 jika menetap, diagnosis relaps dapat ditegakkan
Relaps Sering / Dependen Steroid
51 Remisi
dengan FD
• Pemberian steroid
jangka panjang
steroid dosis 1,5
• Pemberian levamisol mg/kgBB secara
alternating
• Pengobatan dengan
sitostatika
Diturunkan bertahap 0,2 mg/kgBB setiap 2 minggu hingga
• Pengobatan dengan dosis terkecil , antara 0,1-0,5 mg/kgBB alternating

siklosporin atau
mikofenolat mofetil Pertahankan selama 6-12 bulan
(opsi terakhir)

Hentikan
52
53 SN Kontraindikasi Steroid

Tanda kontraindikasi steroid:


1. Hipertensi
2. Peningkatan ureum dan/atau kreatinin
3. Infeksi berat

Diberikan sitostatik CPA dengan dosis 2-3


mg/kgBB/hari 1x1 PO
54 SN Resisten Steroid

• Belum ditemukan pengobatan memuaskan


• Disarankan melakukan biopsi ginjal untuk
melihat gambaran PA
• Pengobatan
1.Steroid jangka panjang
2.Pemberian levamisol (steroid sparing agent)
3.Pengobatan dengan sitostatika
(siklofosfamid/CPA atau klorambusil)
55 Tatalaksana Komplikasi

1.Infeksi
Pemberian antibiotik pada infeksi bakteri dan
antiviral pada infeksi virus

2.Trombosis
Berikan heparin secara subkutan, dilanjutkan
dengan warfarin selama 6 bulan atau lebih

3. Hiperlipidemia
Disarankan untuk menjaga berat badan, diet
rendah lemak jenuh, dan dipertimbangkan untuk
Tatalaksana
56 Komplikasi (cont’)
4. Hipokalsemia
Terjadi akibat:
• Penggunaan steroid jangka panjang
• Keboboran metabolit vitamin D
Dianjurkan pemberian suplemen kalsium 250-500
mg/hari dan vitamin D (125-250 IU)

5. Hipovolemia
NaCl fisiologis dengan cepat sebanyak 15-20 mL/kgbb
dalam 20-30 menit, dan disusul dengan albumin 1
g/kgbb atau plasma 20 mL/kgbb (tetesan lambat 10
tetes per menit). Bila hipovolemia telah teratasi dan
Tatalaksana
57 Komplikasi (cont’)
6. Hipertensi
Terjadi akibat toksisitas steroid. Dapat dibantu
dengan memberikan obat anti-hipertensi golongan
ACE Inhibitor, angiostensin receptor blocker,
calcium channel blocker, dan lainnya.

7. Efek samping steroid


dilakukan pemantauan terhadap gejala-gejala
cushingoid, pengukuran tekanan darah,
pengukuran berat badan dan tinggi badan setiap 6
bulan sekali, dan evaluasi timbulnya katarak setiap
tahun sekali.
4.
ANALISIS
KASUS

58
RESUM
E

Pasien An. SUL, laki-laki, 14 tahun 1 bulan dibawa orang tua ke Poli
Nefrologi Anak RSMH dengan keluhan perut bertambah besar sejak 5
minggu yang lalu. Batuk (+) berdahak, nyeri tenggorokan (+), nyeri
menelan (+), demam (+) suhu tidak diukur. Pasien hanya minum
obat warung, lupa nama obatnya. Sejak ± 4 minggu SMRS, sembab
bertambah, perut semakin besar. Mual (+), sesak (+) terutama
berbaring, BAK teh tua dan berbusa, 3-4x/hari, seperempat gelas
belimbing per kali. 1 hari SMRS perut dan tungkai makin membesar,
BAK 2-3x/hari,seperempat gelas belimbing. Mual (+), muntah (+),
sesak (+) dan sudah mengganggu aktivitas. Anak dibawa berobat ke
Puskesmas Sungai Keli Pemulutan lalu dirujuk ke poli nefrologi anak
RSMH.
Riwayat keluhan yang sama (+), didiagnosa sindrom nekrotik tahun
2015. Pemeriksaan fisik perkusi abdomen shifting dullness (+),
EDEMA

Sebab:
1. Gangguan fungsi renal  penurunan jumlah urine 
2. Gangguan fungsi kardiovaskular  jantung tidak melebar.
Congestive heart failure.
3. Gangguan fungsi hepar  hepar tidak teraba. Sirosis
hepatik.
4. Penyebab nutrisi  gizi pada pasien baik
OLIGURI
A

Sebab:
1. Input cairan yang sedikit
2. Akibat dehidrasi
3. Gangguan ginjal

Anamnesis: Pasien pada kasus memiliki riwayat sindroma


nefrotik  dapat dipikirkan relaps.

Kondisi oliguria pada kasus terjadi akibat upaya tubuh untuk


menjaga volume cairan intravaskular.
PEMERIKSAAN
PENUNJANG

1. Pemeriksaan albumin: Albumin 1,5 g/dL


(hipoalbuminemia berat)
2. Pemeriksaan urine: Protein positif (++),
Darah positif (++)

Kerusakan membrana basalis glomerulus  proteinuria,


hipoalbuminemia
Kerusakan dinding kapiler  hematuria
PEMERIKSA PEMERIKSA
ANAMNESIS AN AN
FISIK PENUNJANG

SINDROMA NEFROTIK
KONDISI
BERULANG

Kekambuhan terakhir 4 tahun lalu


 Kekambuhan (proteinuria > +2 <2 kali dalam
6 bulan
 pasien mengalami sindroma nefrotik relaps
jarang
TATALAKSANA

• Diuretik ; Furosemid 1-2mg/kgBB/hari, cek kadar


Na dan K setiap pemberian > 1 minggu
 Furosemid 2 x 40 mg bolus (iv)
• Albumin 20 – 25% 1gr/kgBB,
 Transfusi albumin 100 cc (iv)
• Steroid ; Prednison initial dose 2mg/kgBB/hari
selama 4 minggu
 Metilprednisolon tab 3 x 8 mg (3-3-2)
Thank you

Anda mungkin juga menyukai