Anda di halaman 1dari 28

MINI PROJECT

EVALUASI PROGRAM PENYULUHAN COVID-19 DI WILAYAH KERJA


PUSKESMAS KENANGA

Dokter Pendamping:
dr. Rahmi Fitriastuti

Penyusun:
dr. Ricky Tresyana
dr. Retno Indah Kumalasari
dr. Femmy Stefanie Legie
dr. Tharisa Kurnia
dr. Winnie Carey
dr. Rizcha Sri Oktawaty

DIAJUKAN DALAM RANGKA MENYELESAIKAN TUGAS


PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
PUSKESMAS KENANGA
BANGKA
2021
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : EVALUASI PROGRAM PENYULUHAN COVID-19 DI


WILAYAH KERJA PUSKESMAS KENANGA
Penyusun : dr. Ricky Tresyana
dr. Retno Indah Kumalasari
dr. Femmy Stefanie Legie
dr. Tharisa Kurnia
dr. Winnie Carey
dr. Rizcha Sri Oktawaty

Adalah benar telah menyelesaian studi laporan kasus dengan judul “Evaluasi
Program Penyuluhan Covid-19 di Wilayah KerjaPuskesmas Kenanga” pada
stase Puskesmas. Dibawakan dalam rangka penyelesaian tugas Program Internship
Dokter Indonesia di Puskesmas Kenanga Kabupaten Bangka, dan telah melalui
diskusi dan koreksi dari dokter pendamping.

Mengetahui,
Dokter Pendamping Puskesmas Kenanga Bangka

dr. Rahmi Fitriastuti

i
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………… i
DAFTAR ISI……………………………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang…………………………………………………….. 1
1.2. Tujuan
Penelitian…………………………………….……………. 2
1.3. Manfaat
Penelitian………………………………….……………… 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
…...................…………………………............................... 4
2.2. Epidemio
logi……………………………..............…………..…….. 4
2.3. Etiologi
dan faktor resiko...............….……………..……................. 5
2.4. Gambara
n klinis……………………………………......................... 7
2.5. Diagnosis
………………………………………….………........….. 8
2.6. Tatalaksa
na ………………………………………….………........… 9
2.7. Pencegah
an ………………………………………….………........… 10
BAB III EVALUASI PROGRAM
3.1. Identifik
asi jumlah kasus COVID-19………………...……………. 11
3.2. Kerangk
a pikir masalah…………………………………...………….. 13
BAB IV METODE ANALISIS KOMUNITAS
4.1.Rancangan Diagnosis Komunitas……………………..……..…….... 14
ii
4.2.Indikator Keberhasilan........................................................................ 15
4.3.Lokasi dan Waktu .............................................................................. 15
4.4.Analisis Diagnosis Komunitas............................................................. 15

BAB V HASIL KEGIATAN


5.1. Evaluasi
Data Kualitatif.………...……………………..……..…….... 18
5.2. Evaluasi
Intervensi Kegiatan.…………………………….......…….... 19
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimp
ulan…....…………………………………………………..…. 21
6.2. Saran…
………………………………………………………....……. 21
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 22

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


COVID-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 dan
ditetapkan sebagai penyakit COVID-19 oleh World Health Organization (WHO)
pada tanggal 11 Februari 2021. Awalnya, penyakit ini ditemukan di Wuhan,
Tiongkok. Virus ini ditransmisikan melalui udara. Penyebarannya yang cepat
menyebabkan WHO menyatakan COVID-19 sebagai pandemik pada tanggal 11
Maret 2021.1 Kasus COVID-19 pertama di Indonesia diumumkan pada tanggal 2
Maret 2020 atau sekitar 4 bulan setelah kasus pertama di Cina. Kasus pertama di
Indonesia pada bulan Maret 2020 sebanyak 2 kasus dan pada tanggal 6 Maret
ditemukan kembali 2 kasus. Kasus COVID-19 hingga saat ini masih terus
bertambah. Kasus ini terus meningkat sepanjang tahun 2020 hingga 2021 dan
menembus 1 juta kasus pada tanggal 26 Januari 2021 dengan jumlah kasus
terkonfirmasi sebanyak 1.012.350 orang.2 Jumlah data terkini pada 21 Mei 2021
adalah kasus terkonfirmasi 1.764.644 kasus, sembuh 1.626,142 kasus dan
meninggal 49.073 kasus.2,3
COVID-19 sudah menjangkit seluruh provinsi di Indonesia termasuk
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang telah menembus kasus konfirmasi
9.037 kasus pada 17 Mei 2021. Dengan uraian jumlah sembuh 6.557 kasus dan
meninggal 139 kasus.4 Jumlah total kasus COVID-19 di Kabupaten Bangka
hingga bulan Mei 2021 adalah 3.404 kasus dengan uraian kasus sembuh 3.088
kasus, meninggal 59 kasus, dan terkonfirmasi 257 kasus. Jumlah kasus COVID-
19 di Kecamatan Sungailiat merupakan data tertinggi di Kabupaten Bangka
sebanyak 1.251 kasus terkonfirmasi dengan kasus sembuh sebanyak 1.135
kasus.5
Peningkatan kasus yang tidak dikendalikan dapat menyebabkan overload
kasus di suatu daerah yang berujung pada meningkatnya angka kesakitan dan
kematian akibat COVID-19. Salah satu bentuk pencegahan yang dapat
dilakukan adalah hal yang sederhana dengan ketat menerapkan protocol
kesehatan. Oleh karena itu, penelitian ini dibuat sebagai upaya untuk

1
meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai protokol kesehatan dalam
pencegahan COVID-19.

1.2 Tujuan Penelitian

1.2.1 Tujuan Umum


Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai protokol kesehatan
dalam pencegahan COVID-19 di Kelurahan Kenanga

1.2.2 Tujuan Khusus


1. Mengetahui bagaimana pengetahuan masyarakat umum tentang
penyakit COVID-19 dan pencegahannya di Kelurahan Kenanga
2. Mengetahui pengaruh pemberian penyuluhan terhadap
menurunnya kasus COVID-19 di PKM Kenanga
1.3 Manfaat Penelitian

1.3.1. Bagi Puskesmas


a. Puskesmas mengetahui pengetahuan masyarakat umum tentang
penyakit COVID-19 dan pencegahannya di PKM Kenanga
b. Puskesmas dapat melakukan identifikasi dan analisis masalah,
mencari penyebab dan latar belakang serta hambatan masalah
kesehatan di wilayah kerjanya.
c. Membantu puskesmas dalam memberikan alternatif penyelesaian
masalah yang didapat dalam menurunkan kasus COVID-19 yang
mengakses pelayanan kesehatan dasar.
d. Puskesmas dan dinas kesehatan kabupaten/kota dapat menetapkan
tingkat urgensi suatu kegiatan untuk dilaksanakan segera pada
tahun yang akan datang berdasarkan prioritasnya
e. Dinas kesehatan kabupaten/kota dapat menetapkan dan
mendukung kebutuhan sumber daya puskesmas dan urgensi
pembinaan puskesmas.

1.3.2 Bagi Dokter Internsip


a. Mengetahui sistem manajemen puskesmas secara keseluruhan.

2
b. Melatih kemampuan dalam memahami program yang ada di
puskesmas terkait sesuai peran dokter komunitas.
c. Melatih kemampuan analisis dan pemecahan terhadap masalah
yang ditemukan di dalam program puskesmas.
d. Meningkatkan pemahaman pentingnya data untuk meningkatkan
pelayanan kesehatan bagi masyarakat.

1.3.3 Bagi Masyarakat


a. Meningkatkan pengetahuan masyarakat umum tentang penyakit
COVID-19 dan pencegahannya di PKM Kenanga.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Covid-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2, hal ini
disampaikan oleh World Health Organization (WHO) pada tanggal 11 Februari
2021.
2.2 Epidemiologi
Tiongkok melaporkan kasus pneumonia yang tidak diketahui
penyebabnya pada tanggal 31 Desember 2019. Dalam 3 hari, kasus tersebut
mencapai 44 pasien dan terus bertambah hingga saat ini. Awalnya, data
epidemiologi menunjukkan bahwa 66% pasien berkaitan atau terpapar dengan
satu pasar seafood atau live market di Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok. Sampel
dari pasien diteliti dan menunjukkan adanya infeksi coronavirus, yang kemudian
diberi nama 2019 novel Coronavirus (2019-nCoV).1
Pada tanggal 11 Februari 2020, WHO memberi nama virus baru tersebut
SARS-CoV-2 dan nama penyakitnya sebagai Coronavirus Disease 2019
(COVID-19). Virus corona ini menjadi patogen utama penyebab outbreak
penyakit pernapasan. Jumlah kasus terus bertambah dengan pesat sehingga, pada
tanggal 11 Maret 2020, WHO mengumumkan bahwa Covid-19 menjadi pandemi
di dunia. 1
Ditemukan dua kasus pertama Covid-19 di Indonesia pada tanggal 2
Maret 2020, sekitar 4 bulan setelah kasus pertama di Cina. Pada tanggal 6 Maret,
ditemukan kembali 2 kasus. Pada awal pandemi, penambahan kasus sebanyak
ratusan, kini penambahan kasus mencapai belasan hingga puluhan ribu per
harinya. Sebanyak 743.196 kasus terkonfirmasi pada tanggal 31 Desember 2020.
Kasus terkonfirmasi terus meningkat di tahun 2021 hingga menembus 1 juta pada
tanggal 26 Januari 2021, yakni sebesar 1.012.350 orang. Jumlah data terkini pada
31 Mei 2021 adalah kasus terkonfirmasi 1.821.703 orang, sembuh 1.669.119
orang dan meninggal 50.578 kasus.3

4
2.3 Etiologi dan faktor risiko
Penyebab Covid-19 adalah virus yang tergolong dalam famili
Coronavirus. Coronavirus merupakan virus RNA strain tunggal
positif, berkapsul, dan tidak bersegmen. Terdapat 4 struktur protein
utama pada Coronavirus yaitu: protein N (nukleokapsid), glikoprotein
M (membran), glikoprotein spike S (spike), dan protein E (selubung).
Coronavirus tergolong ordo Nidovirales, keluarga Coronaviridae.
Coronavirus ini dapat menimbulkan penyakit pada hewan dan
manusia. Terdapat 4 genus yang paling umum menginfeksi manusia,
yaitu alpha-coronavirus, beta-coronavirus, gamma-coronavirus, dan
delta-coronavirus. Sebelum adanya Covid-19, terdapat 6 jenis
coronavirus yang dapat menginfeksi manusia, yaitu HCoV-229E,
HCoV-OC43, HCoVNL63, HCoV-HKU1, SARS- CoV, dan MERS-CoV
.6,7
Coronavirus yang menjadi etiologi Covid-19 termasuk dalam
genus betacoronavirus, umumnya berbentuk bundar dengan
beberapa pleomorfik, dan berdiameter 60-140 nm. Hasil analisis
filogenetik menunjukkan bahwa virus ini masuk dalam subgenus
yang sama dengan coronavirus yang menyebabkan wabah SARS
pada 2002-2004 silam, yaitu Sarbecovirus. Atas dasar ini,
International Committee on Taxonomy of Viruses (ICTV)
memberikan nama penyebab Covid-19 sebagai SARS-CoV-2. 7
Coronavirus merupakan zoonosis (ditularkan antara hewan
dan manusia). Penelitian menyebutkan bahwa SARS ditransmisikan
dari kucing luwak (civet cats) ke manusia dan MERS dari unta ke
manusia. Adapun, hewan yang menjadi sumber penularan Covid-19
ini masih belum diketahui. 7
Masa inkubasi Covid-19 rerata 5-6 hari, dengan rentang
waktu antara 1 hingga 14 hari namun. Risiko penularan tertinggi
diperoleh pada hari-hari pertama gejala mulai timbul, hal ini
disebabkan oleh konsentrasi virus pada sekret yang tinggi. Orang
yang sudah terinfeksi dapat menularkan mulai dari 48 jam
5
sebelum onset gejala (presimptomatik) sampai dengan 14 hari
setelah onset gejala. Sebuah studi Du Z et. al (2020), melaporkan
bahwa 12,6% menunjukkan penularan presimptomatik. Penting
untuk mengetahui periode presimptomatik karena pada masa ini
virus memungkinkan untuk menyebar melalui droplet atau
kontak dengan benda yang terkontaminasi. Pada kasus
konfirmasi yang tidak bergejala (asimptomatik), risiko penularan
rendah akan tetapi masih tetap ada kemungkinan untuk terjadi
penularan. 7
Studi epidemiologi dan virologi saat ini membuktikan
bahwa Covid-19 terutama ditularkan oleh orang yang bergejala
(simptomatik) ke orang lain yang berada dalam jarak dekat (1
meter) melalui droplet. Droplet adalah partikel berisi air dengan
diameter >5-10 µm. Penularan droplet terjadi ketika seseorang
yang memiliki gejala pernapasan (misalnya, batuk atau bersin).
Droplet dari orang tersebut berisiko mengenai mukosa (mulut
dan hidung) atau konjungtiva (mata) orang yang berada dekat
dengannya. Penularan juga dapat terjadi melalui kontaminasi
pada permukaan benda dengan droplet orang yang terinfeksi.
Oleh karena itu, penularan virus Covid-19 dapat terjadi melalui
kontak langsung dengan orang yang terinfeksi dan kontak tidak
langsung dengan permukaan atau benda yang digunakan pada
orang yang terinfeksi (misalnya, stetoskop atau termometer).7
Covid-19 memungkinkan transmisi virus melalui udara
dalam keadaan khusus dimana prosedur atau perawatan suportif
yang menghasilkan aerosol seperti intubasi endotrakeal,
bronkoskopi, suction terbuka, pemberian pengobatan nebulisasi,
ventilasi manual sebelum intubasi, mengubah pasien ke posisi
tengkurap, memutus koneksi ventilator, ventilasi tekanan positif
non-invasif, trakeostomi, dan resusitasi kardiopulmoner. Masih
diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai transmisi melalui
udara. 7

6
2.4 Gambaran klinis
Gejala-gejala yang dialami biasanya bersifat ringan dan
muncul secara bertahap. Terdapat klasifikasi berdasarkan gejala
yang muncul, yaitu:
a. Tanpa gejala6,7
Merupakan gejala paling ringan yaitu tidak ditemukan gejala
apapun.
b. Gejala ringan6,7
Pasien dengan gejala tanpa ada bukti pneumonia virus atau tanpa hipoksia.
Gejala yang muncul seperti demam, batuk, fatigue, anoreksia, napas pendek,
mialgia. Gejala tidak spesifik lainnya seperti sakit tenggorokan, kongesti
hidung, sakit kepala, diare, mual dan muntah, penghidu (anosmia) atau hilang
pengecapan (ageusia) yang muncul sebelum onset gejala pernapasan juga
sering dilaporkan. Pasien usia tua dan immunocompromised gejala atipikal
seperti fatigue, penurunan kesadaran, mobilitas menurun, diare, hilang nafsu
makan, delirium, dan tidak ada demam
c. Gejala sedang6,7
Pada pasien remaja atau dewasa: pasien dengan tanda klinis
pneumonia (demam, batuk, sesak, napas cepat) tetapi tidak ada tanda
pneumonia berat termasuk SpO2 > 93% dengan udara ruangan.
Anak-anak: pasien dengan tanda klinis pneumonia tidak berat (batuk
atau sulit bernapas + napas cepat dan/atau tarikan dinding dada) dan tidak ada
tanda pneumonia berat). Kriteria napas cepat : usia <2 bulan, ≥60x/menit;
usia 2–11 bulan, ≥50x/menit ; usia 1–5 tahun, ≥40x/menit ; usia >5 tahun,
≥30x/menit
d. Gejala berat6,7
Pada pasien remaja atau dewasa : pasien dengan tanda klinis pneumonia
(demam, batuk, sesak, napas cepat) ditambah satu dari:
1) frekuensi napas > 30 x/menit
2) distres pernapasan berat
3) SpO2 < 93% pada udara ruangan.

7
Pada pasien anak : Terdapat tanda klinis pneumonia (batuk atau
kesulitan bernapas), ditambah setidaknya satu dari berikut ini:
1) Sianosis sentral atau SpO2 <93%
2) Distres pernapasan berat (napas cepat, grunting, tarikan dinding dada
yang sangat berat)
3) Tanda bahaya umum : ketidakmampuan menyusu / minum, letargi atau
penurunan kesadaran, kejang.
Napas cepat/tarikan dinding dada/takipnea : usia <2 bulan, ≥60x/menit; usia
2–11 bulan, ≥50x/menit; usia 1–5 tahun, ≥40x/menit; usia >5 tahun,
≥30x/menit

e. Kritis6,7
Pasien dengan Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS),sepsis dan syok
sepsis

Menurut data dari negara-negara yang terkena dampak awal


pandemi, 40% kasus akan mengalami penyakit ringan, 40% akan
mengalami penyakit sedang termasuk pneumonia, 15% kasus akan
mengalami penyakit parah, dan 5% kasus akan mengalami kondisi
kritis. Pasien dengan gejala ringan dilaporkan sembuh setelah 1
minggu. Pada kasus berat akan mengalami Acute Respiratory Distress
Syndrome (ARDS), sepsis dan syok septik, gagal multi-organ, termasuk
gagal ginjal atau gagal jantung akut hingga berakibat kematian. Orang
lanjut usia (lansia) dan orang dengan kondisi medis yang sudah ada
sebelumnya seperti tekanan darah tinggi, gangguan jantung dan paru,
diabetes dan kanker berisiko lebih besar mengalami keparahan. 7

2.5 Diagnosis
Untuk menentukan seseorang terjangkit Covid-19 WHO
merekomendasikan pemeriksaan molekuler untuk seluruh pasien
yang terduga terinfeksi Covid-19. Metode yang dianjurkan adalah
metode deteksi molekuler/NAAT (Nucleic Acid Amplification Test)
seperti pemeriksaan RT-PCR. Hasil penelitian terbaru menunjukkan bahwa
8
sebagian kasus dapat menunjukkan hasil positif persisten walaupun sudah tidak ada
gejala. Penelitian di Korea menunjukkan bahwa walaupun tidak ditemukan virus
yang dapat bereplikasi 3 minggu setelah onset gejala pertama, SARS-CoV-2 RNA
masih terdeteksi di spesimen pemeriksaan RT-PCR hingga 12 minggu. Bagi
penyintas Covid-19 penelitian terbaru juga menunjukkan ada kemungkinan untuk
proses reinfeksi karena antibodi Covid-19 dalam tubuh diperkirakan akan
menghilang dalam 3 sampai dengan 12 bulan. 6,7

2.6 Tatalaksana
Tatalaksana COVID-19 dibagi berdasarkan beratnya gejala:
a. Tanpa gejala
Untuk pasien tanpa gejala tidak dilakukan pengobatan spesifik. Namun
pasien wajib melakukan isolasi selama 10 hari baik di tempat yang disediakan
pemerintah maupun isolasi mandiri. Pasien dianjurkan melakukan hal yang
bersifat tindakan suportif seperti6
1) Mengkonsumsi buah dan sayur
2) Berjemur 10-15 menit setiap hari
3) Menggunakan masker walau di dalam rumah
4) Menerapkan etika batuk dan bersin yang benar
5) Jaga jarak dengan keluarga
6) Isolasi di kamar tidur yang terpisah
7) Alat makan dan minum dicuci dengan air sabun
8) Sering mencuci tangan dengan sabun / hand sanitizer
9) Pakaian kotor dipisahkan dan dicuci segera
10) Ukur dan catat suhu tubuh 2x sehari
11) Minum vitamin
Sambil isolasi pasien akan dipantau oleh petugas pemantau / FKTP terdekat.
Isolasi dilakukan selam 10 hari + 3 hari bebas demam atau gejala pernapasan
b. Gejala ringan
Pada kasus gejala ringan pasien juga wajib melakukan isolasi baik di tempat
yang disediakan pemerintah maupun isolasi mandiri. Pasien dianjurkan
melakukan hal yang bersifat tindakan suportif seperti:
1) Mengkonsumsi buah dan sayur
9
2) Berjemur 10-15 menit setiap hari
3) Menggunakan masker walau di dalam rumah
4) Menerapkan etika batuk dan bersin yang benar
5) Jaga jarak dengan keluarga
6) Isolasi di kamar tidur yang terpisah
7) Alat makan dan minum dicuci dengan air sabun
8) Sering mencuci tangan dengan sabun / hand sanitizer
9) Pakaian kotor dipisahkan dan dicuci segera
10) Ukur dan catat suhu tubuh 2x sehari
11) Minum vitamin
12) Obat yaitu
 Obat suportif seperti paracetamol bila demam
 Azitromisin 1x500 mg selama 5 hari
 Antivirus berupa oseltamifir 75 mg 2x sehari selama 5-7 hari atau
Favipafir (avigan 200 mg) loading dose 1600 mg 2x1 (hari
pertama) selanjutnya 600 mg 2x1 (hari ke 2-5) selama 5 hari
 Obat suportif baik tradisional maupun Obat modern Asli
Indonesia (OMAI) yang terdaftar di BPOM.
 Melanjutkan pengobatan komorbid
Sambil isolasi pasien akan dipantau oleh petugas pemantau / FKTP terdekat.
Isolasi dilakukan selam 10 hari + 3 hari bebas demam atau gejala pernapasan6
c. Gejala sedang
Rujuk ke RS yang menyediakan Ruang perawatan COVID-19 untuk istirahat
total dan dilakukan pemantauan, dan pemberian obat-obatan IV. 6
d. Gejala berat
Rujuk ke RS yang menyediakan Ruang perawatan COVID-19 untuk istirahat
total, dilakukan pemantauan, dan pemberian obat-obatan IV serta bantuan
napas bila perlu. 6

2.7 Pencegahan
Pencegahan COVID-19 dapat dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan
dan vaksin. Penerapan protokol kesehatan yang dianjurkan terus mengalami
perkembangan setiap waktunya. Protokol kesehatan yang terkini adalah dengan
10
5M Memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan,
mengurangi mobilitas.
BAB III
EVALUASI PROGRAM

3.1 Identifikasi jumlah kasus COVID-19


Jumlah total kasus COVID-19 di kota Bangka bulan Januari 2021 hingga
bulan Mei 2021 adalah 15.751 kasus dengan uraian kasus sembuh 14.223 kasus,
meninggal 234 kasus, dan terkonfirmasi 1.294 kasus. Sedangkan data COVID-19
pada kabupaten Bangka selama tahun 2021 adalah total 3.268 kasus. Kasus
sembuh sebanyak 2.866 kasus, meninggal 59 kasus, dan terkonfirmasi 358
kasus. Jumlah kasus COVID-19 di Kecamatan Sungailiat merupakan data
tertinggi di Kabupaten Bangka saat ini dengan kasus terkonfirmasi sebanyak
1.251 dengan kasus sembuh sebanyak 1.135 kasus.
Kelurahan Kenanga merupakan daerah dengan kasus COVID-19 cukup
tinggi. Sepanjang tahun 2021 data tertinggi penderita COVID-19 di Kelurahan
Kenanga terdapat pada bulan Mei 2021 yaitu 62 kasus. Namun jumlah data
tersebut fluktuatif dan berubah-rubah. Data tersebut didapatkan dari pemegang
program COVID-19 di Puskesmas Kenanga.

Gambar 3.1 Grafik Kasus Covid-19 Kelurahan Kenanga Maret 2021 - Mei 2021

Grafik Kasus Covid-19 Kelurahan Kenanga


Maret 2021 - Mei 2021
70

60

50

40

30

20

10

0
MARET APRIL MEI

11
Gambar 3.2 Grafik Kasus Covid-19 Kecamatan Sungailiat Maret 2021 - Mei 2021

Grafik Kasus Covid-19 Kecamatan Sungailiat


Maret 2021 - Mei 2021
400

350

300

250

200

150

100

50

0
MARET APRIL MEI

12
3.2 Kerangka pikir masalah
Gambar 3.7 Kerangka Pikir Masalah
Pengetahuan
mengenai COVID-
19 rendah

Penerapan protokol
Manusia kesehatan oleh
masyarakat rendah Kurangnya dana
Dana turun ke
Petugas tim COVID- lapangan
19 sedikit
Tingginya angka
kasus COVID-19
Masalah
Masyarakat tidak
patuh protokol
kesehatan

Sarana Lingkungan Metode

Fasilitas edukasi
Sulit akses ke Kurangnya Kurangnya
puskesmas Kepercayaan
puskesnas Stigma terhadap penyuluhan pengenalan
kurang memadai
terhadap pengobatan
alternatif
pasien COVID-19 COVID-19 vaksin COVID-19

13
BAB IV

METODE ANALISIS KOMUNITAS

4.1. Rancangan Diagnosis Komunitas


Tabel 4. 1. Kriteria penentuan prioritas masalah dengan metode USG

U Urgency Tingkat kepentingan yang mendesak


S Seriousness Tingkat kesungguhan, bukan dengan waktu penanganan masalah
Tingkat perkiraan dan bertambah Buruknya pada saat Masalah mulai
G Growth
terlihat dan sesudahnya

Tabel 4. 2. Penilaian kriteria metode USG

KRITERIA
NILAI
URGENCY SERIOUSNESS GROWTH
5 Sangat urgen Sangat serius Sangat tumbuh
4 Cukup urgen Cukup serius Cukup
3 Urgen Serius Tumbuh
2 Kurang urgen Kurang serius Kurang tumbuh
Sangat kurang urgen Sangat kurang serius Sangat kurang
1
tumbuh
Dengan menjumlahkan (U+S+G), nilai tertinggi ditetapkan sebagai prioritas
masalah.

Tabel 4.3 Masalah pokok dalam menentukan prioritas utama

No Masalah pokok U S G Total Rangking


1. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang COVID-19 5 5 4 14 2
2. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang protokol 5 5 5 15 1
kesehatan dalam pencegahan COVID-19
3. Kurangnya petugas tim COVID-19 4 4 4 12 4
4. Kurangnya fasilitas edukasi puskesmas tentang COVID- 5 3 3 11 5
19

14
5. Sulit akses ke puseksmas 3 3 1 7 9
6. Kurangnya dana turun ke lapangan 5 5 3 13 3
7. Kurangnya penyuluhan tentang COVID-19 4 4 2 10 6

8. Kurangnya media informasi tentang COVID-19 4 4 1 9 7

9. Stigma negatif terhadap pasien COVID-19 3 3 2 8 8

Masyarakat lebih memilih pengobatan alternatif, seperti


10 2 2 2 6 10
Dukun

4.2. Indikator Keberhasilan


Menurunnya kasus COVID-19 di Kecamatan Sungailiat, khususnya kelurahan
kenanga.
4.3. Lokasi dan Waktu
a. Lokasi
Kegiatan dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Kenanga
Waktu
Kegiatan dilakukan pada bulan 10 September 2021
4.4. Analisis Diagnosis Komunitas
Pengambilan sampel dilakukan dengan metode USG. Tiap masalah
dinilai dari segi urgency, seriousmess, dan growth, lalu dilakukan rangking
sehingga didapatkan masalah yang paling penting untuk diselesaikan
terlebih dahulu.
Setelah didapatkan alternatif pemecahan masalah maka ditentukan
prioritas pemecahan masalah. Berdasarkan hasil perhitungan maka
didapatkan prioritas pemecahan masalah yaitu pentingnya meningkatkan
pengetahuan masyarakat mengenai COVID-19 dan pengenalan dan
penyuluhan vaksinasi COVID-19 kepada masyarakat.

15
Tabel 4. 4. Plan of Action

Kebutuhan
Penanggung
Indikator Rincian Sasaran & Mitra WaktuLokasi
No Tujuan anggaran & jawab &
kerja kegiatan target kerja pelaksanaanpelaksanaan
Upaya kebutuhan
sumber sumber daya
sasaran
1 Pengenalan Meningkatkat Masyarakat Pembuatan Dana Pribadi Masyarakat Koordinator PJ program 10-09-2021 Puskesmas
pembiayaan
Vaksin Nya Memahami Poster dan Promkes Covid-19 Kenanga
COVID-19 pengetahuan pentingnya penyuluhan
dan Vaksinasi
kepedulian COVID-19
masyarakat
Tentang
Vaksinasi
COVID-19

2 - Masyarakat Koordinator PJ program 11-09-2021 Puskesmas


promkes Covid-19 Kenanga
Melakukan Meningkatkan Masyarakat Melakukan
Penyuluhan pengetahuan berpartisipa penyuluhan
Covid-19 dan kesadaran si COVID-19 di
masyarakat melakukan dalam gedung
akan protokol protocol disertai diskusi
kesehatan kesehatan aktif
dalam dengan
pencegahan masyarakat
COVID-19

16
16
BAB V
HASIL KEGIATAN

Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan maka ditemukan beberapa


masalah mengapa Kasus COVID-19 di Wilayah kerja Puskemas Kenanga, yaitu:
 Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai COVID-19
 Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang protokol kesehatan dalam
pencegahan COVID-19
 Kurangnya petugas tim COVID-19
 Kurangnya fasilitas edukasi puskesmas tentang COVID-19
 Sulitnya akses ke puskesmas, maksud hal ini biasanaya ada beberapa pasien
yang tidak memiliki kendaraan sehingga mereka kesulitan untuk ke
Puskemas.
 Kurangnya dana turun ke lapangan
 Kurangnya penyuluhan tentang COVID-19
 Kurangnya media informasi tentang COVID-19
 Stigma negatif terhadap pasien COVID-19

Berdasarkan hasil USG didapatkan masalah yang terbesar yaitu kurangnya


pengetahuan masyarakat tentang COVID-19 dan protokol kesehatan dalam
pencegahan COVID-19. Adapun alternative pemecahan masalah yang dapat
dilakukan adalah berupa penyuluhan tentang COVID-19 kepada masyarakat.
Dalam hal ini dilakukan penyuluhan di wilayah kerja Puskemas Kenanga.

17
Tabel 5. 1. Kegiatan Intervensi Program Peningkatan Pengetahuan
Masyarakat mengenai Protokol Kesehatan di Wilayah Kerja Puskemas
Kenanga

Tanggal Kegiatan
No.

1. 01-07 Sept 2021 Pembuatan media informasi (leaflet dan power point)

2. 10 Sept 2021 Penyuluhan tentang COVID-19 di Lingkungan


Kerja Puskemas Kenanga

5.1. Evaluasi Data Kualitatif


Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala pemegang program COVID-19 di
Puskesmas Kenanga didapatkan pelaksanaan program belum terlaksana secara maksimal
dikarenakan beberapa hal yaitu, kurangnya penyuluhan oleh petugas tentang COVID-19 di
masyarakat. Dari segi sarana dan prasarana, kepala pemegang program juga menyampaikan
bahwa belum adanya materi dan media informasi mengenai COVID-19.

18
5.2. Evaluasi Intervensi Kegiatan
5.2.1 Membuat dan membagikan media informasi tentang COVID-19

Setelah dilakukan wawancara dengan pemegang program, media


informasi tentang penyakit COVID-19 belum tersedia. Karenanya, dilakukan
pembuatan media informasi tentang penyakit COVID-19 dalam bentuk
leaflet. Leaflet dibuat berwarna warni dan semenarik mungkin, serta mudah
dipahami oleh masyarakat awam. Leaflet yang dibuat dibagikan kepada
masyarakat di sekitar lingkungan kerja Puskemas Kenanga. Diharapkan
masyarakat yang mendapatkan leaflet dapat membaca menerapkkan informasi
dalam leaflet tersebut, serta membagikan informasi yang didapat ke keluarga
atau tetangganya.

Gambar 5. 1 Foto media informasi leaflet COVID-19

19
5.2.2 Memberikan penyuluhan tentang COVID-19 kepada masyarakat
Kelurahan Kenanga
Pada saat kami melakukan wawancara kepada pemegang program,
belum pernah dilakukan penyuluhan COVID-19 di Kelurahan Kenanga.
Setelah dikoordinasikan dengan ketua RT disana, mereka menyambut baik
kegiatan penyuluhan ini. Sehingga penyuluhan dilakukan di berbagai
tempat di wilayah kerja Puskesmas Kenanga, sekaligus ketika kegiatan
posyandu lansia, posyandu balita, Tracing covid, dan sebagainya.

20
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan
Angka cakupan Pengobatan penderita COVID-19 di wilayah kerja Puskemas
Kenanga belum dapat dinilai karena data kasus positif COVID-19 bersifat
fluktuatif.

6.2. Saran
 Diharapkan Puskesmas Kenanga mengadakan penyuluhan mengenai
informasi terupdate tentang COVID-19 secara rutin kepada masyarakat.
 Diharapkan mini project Upaya Peningkatan Pengetahuan Protokol
Kesehatan Masyarakat Dalam Pencegahan COVID-19 di Puskesmas
Kenanga, Kecamatan Sungailiat, dapat terus dilanjutkan sebagai program
tetap puseksmas.
 Diharapkan di kemudian hari terdapat media informasi mengenai COVID-19
yang berbeda di Puskesmas Kenanga.
 Diharapkan petugas COVID-19 dapat melakukan penyuluhan di setiap
tempat yang kasus COVID-19 masih tinggi.

21
DAFTAR PUSTAKA

1. World Health Organization. Clinical management of severe acute respiratory


infection (SARI) when COVID-19 disease is suspected.Interim Guidance, 13
March 2020.
2. Media KC. Tembus Lebih dari 1 Juta Kasus Covid-19, Indonesia Masuk 20
Besar di Dunia? Halaman all [Internet]. KOMPAS.com. 2021 [cited 2021 May
24]. Available from:
https://www.kompas.com/tren/read/2021/01/27/123000765/tembus-lebih-dari-1-
juta-kasus-covid-19-indonesia-masuk-20-besar-di-dunia
3. Peta Sebaran COVID-19 | Covid19.go.id [Internet]. [cited 2021 May 24].
Available from: https://covid19.go.id/peta-sebaran-covid19
4. Gugus Tugas - Percepatan Penanganan Virus Corona [Internet]. [cited 2021 May
17]. Available from: https://covid19.babelprov.go.id/
5. Penanganan COVID-19 Bangka [Internet]. [cited 2021 May 17]. Available from:
https://covid19.bangka.go.id/
6. Pedoman tatalaksana COVID-19 Edisi 3 PAPDI
7. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 Kemenkes
KMK.HK.01.08.Menkes/413/2020

22

Anda mungkin juga menyukai