Dokter Pendamping:
dr. Rahmi Fitriastuti
Penyusun:
dr. Ricky Tresyana
dr. Retno Indah Kumalasari
dr. Femmy Stefanie Legie
dr. Tharisa Kurnia
dr. Winnie Carey
dr. Rizcha Sri Oktawaty
Adalah benar telah menyelesaian studi laporan kasus dengan judul “Evaluasi
Program Penyuluhan Covid-19 di Wilayah KerjaPuskesmas Kenanga” pada
stase Puskesmas. Dibawakan dalam rangka penyelesaian tugas Program Internship
Dokter Indonesia di Puskesmas Kenanga Kabupaten Bangka, dan telah melalui
diskusi dan koreksi dari dokter pendamping.
Mengetahui,
Dokter Pendamping Puskesmas Kenanga Bangka
i
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………… i
DAFTAR ISI……………………………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang…………………………………………………….. 1
1.2. Tujuan
Penelitian…………………………………….……………. 2
1.3. Manfaat
Penelitian………………………………….……………… 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
…...................…………………………............................... 4
2.2. Epidemio
logi……………………………..............…………..…….. 4
2.3. Etiologi
dan faktor resiko...............….……………..……................. 5
2.4. Gambara
n klinis……………………………………......................... 7
2.5. Diagnosis
………………………………………….………........….. 8
2.6. Tatalaksa
na ………………………………………….………........… 9
2.7. Pencegah
an ………………………………………….………........… 10
BAB III EVALUASI PROGRAM
3.1. Identifik
asi jumlah kasus COVID-19………………...……………. 11
3.2. Kerangk
a pikir masalah…………………………………...………….. 13
BAB IV METODE ANALISIS KOMUNITAS
4.1.Rancangan Diagnosis Komunitas……………………..……..…….... 14
ii
4.2.Indikator Keberhasilan........................................................................ 15
4.3.Lokasi dan Waktu .............................................................................. 15
4.4.Analisis Diagnosis Komunitas............................................................. 15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai protokol kesehatan dalam
pencegahan COVID-19.
2
b. Melatih kemampuan dalam memahami program yang ada di
puskesmas terkait sesuai peran dokter komunitas.
c. Melatih kemampuan analisis dan pemecahan terhadap masalah
yang ditemukan di dalam program puskesmas.
d. Meningkatkan pemahaman pentingnya data untuk meningkatkan
pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Covid-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2, hal ini
disampaikan oleh World Health Organization (WHO) pada tanggal 11 Februari
2021.
2.2 Epidemiologi
Tiongkok melaporkan kasus pneumonia yang tidak diketahui
penyebabnya pada tanggal 31 Desember 2019. Dalam 3 hari, kasus tersebut
mencapai 44 pasien dan terus bertambah hingga saat ini. Awalnya, data
epidemiologi menunjukkan bahwa 66% pasien berkaitan atau terpapar dengan
satu pasar seafood atau live market di Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok. Sampel
dari pasien diteliti dan menunjukkan adanya infeksi coronavirus, yang kemudian
diberi nama 2019 novel Coronavirus (2019-nCoV).1
Pada tanggal 11 Februari 2020, WHO memberi nama virus baru tersebut
SARS-CoV-2 dan nama penyakitnya sebagai Coronavirus Disease 2019
(COVID-19). Virus corona ini menjadi patogen utama penyebab outbreak
penyakit pernapasan. Jumlah kasus terus bertambah dengan pesat sehingga, pada
tanggal 11 Maret 2020, WHO mengumumkan bahwa Covid-19 menjadi pandemi
di dunia. 1
Ditemukan dua kasus pertama Covid-19 di Indonesia pada tanggal 2
Maret 2020, sekitar 4 bulan setelah kasus pertama di Cina. Pada tanggal 6 Maret,
ditemukan kembali 2 kasus. Pada awal pandemi, penambahan kasus sebanyak
ratusan, kini penambahan kasus mencapai belasan hingga puluhan ribu per
harinya. Sebanyak 743.196 kasus terkonfirmasi pada tanggal 31 Desember 2020.
Kasus terkonfirmasi terus meningkat di tahun 2021 hingga menembus 1 juta pada
tanggal 26 Januari 2021, yakni sebesar 1.012.350 orang. Jumlah data terkini pada
31 Mei 2021 adalah kasus terkonfirmasi 1.821.703 orang, sembuh 1.669.119
orang dan meninggal 50.578 kasus.3
4
2.3 Etiologi dan faktor risiko
Penyebab Covid-19 adalah virus yang tergolong dalam famili
Coronavirus. Coronavirus merupakan virus RNA strain tunggal
positif, berkapsul, dan tidak bersegmen. Terdapat 4 struktur protein
utama pada Coronavirus yaitu: protein N (nukleokapsid), glikoprotein
M (membran), glikoprotein spike S (spike), dan protein E (selubung).
Coronavirus tergolong ordo Nidovirales, keluarga Coronaviridae.
Coronavirus ini dapat menimbulkan penyakit pada hewan dan
manusia. Terdapat 4 genus yang paling umum menginfeksi manusia,
yaitu alpha-coronavirus, beta-coronavirus, gamma-coronavirus, dan
delta-coronavirus. Sebelum adanya Covid-19, terdapat 6 jenis
coronavirus yang dapat menginfeksi manusia, yaitu HCoV-229E,
HCoV-OC43, HCoVNL63, HCoV-HKU1, SARS- CoV, dan MERS-CoV
.6,7
Coronavirus yang menjadi etiologi Covid-19 termasuk dalam
genus betacoronavirus, umumnya berbentuk bundar dengan
beberapa pleomorfik, dan berdiameter 60-140 nm. Hasil analisis
filogenetik menunjukkan bahwa virus ini masuk dalam subgenus
yang sama dengan coronavirus yang menyebabkan wabah SARS
pada 2002-2004 silam, yaitu Sarbecovirus. Atas dasar ini,
International Committee on Taxonomy of Viruses (ICTV)
memberikan nama penyebab Covid-19 sebagai SARS-CoV-2. 7
Coronavirus merupakan zoonosis (ditularkan antara hewan
dan manusia). Penelitian menyebutkan bahwa SARS ditransmisikan
dari kucing luwak (civet cats) ke manusia dan MERS dari unta ke
manusia. Adapun, hewan yang menjadi sumber penularan Covid-19
ini masih belum diketahui. 7
Masa inkubasi Covid-19 rerata 5-6 hari, dengan rentang
waktu antara 1 hingga 14 hari namun. Risiko penularan tertinggi
diperoleh pada hari-hari pertama gejala mulai timbul, hal ini
disebabkan oleh konsentrasi virus pada sekret yang tinggi. Orang
yang sudah terinfeksi dapat menularkan mulai dari 48 jam
5
sebelum onset gejala (presimptomatik) sampai dengan 14 hari
setelah onset gejala. Sebuah studi Du Z et. al (2020), melaporkan
bahwa 12,6% menunjukkan penularan presimptomatik. Penting
untuk mengetahui periode presimptomatik karena pada masa ini
virus memungkinkan untuk menyebar melalui droplet atau
kontak dengan benda yang terkontaminasi. Pada kasus
konfirmasi yang tidak bergejala (asimptomatik), risiko penularan
rendah akan tetapi masih tetap ada kemungkinan untuk terjadi
penularan. 7
Studi epidemiologi dan virologi saat ini membuktikan
bahwa Covid-19 terutama ditularkan oleh orang yang bergejala
(simptomatik) ke orang lain yang berada dalam jarak dekat (1
meter) melalui droplet. Droplet adalah partikel berisi air dengan
diameter >5-10 µm. Penularan droplet terjadi ketika seseorang
yang memiliki gejala pernapasan (misalnya, batuk atau bersin).
Droplet dari orang tersebut berisiko mengenai mukosa (mulut
dan hidung) atau konjungtiva (mata) orang yang berada dekat
dengannya. Penularan juga dapat terjadi melalui kontaminasi
pada permukaan benda dengan droplet orang yang terinfeksi.
Oleh karena itu, penularan virus Covid-19 dapat terjadi melalui
kontak langsung dengan orang yang terinfeksi dan kontak tidak
langsung dengan permukaan atau benda yang digunakan pada
orang yang terinfeksi (misalnya, stetoskop atau termometer).7
Covid-19 memungkinkan transmisi virus melalui udara
dalam keadaan khusus dimana prosedur atau perawatan suportif
yang menghasilkan aerosol seperti intubasi endotrakeal,
bronkoskopi, suction terbuka, pemberian pengobatan nebulisasi,
ventilasi manual sebelum intubasi, mengubah pasien ke posisi
tengkurap, memutus koneksi ventilator, ventilasi tekanan positif
non-invasif, trakeostomi, dan resusitasi kardiopulmoner. Masih
diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai transmisi melalui
udara. 7
6
2.4 Gambaran klinis
Gejala-gejala yang dialami biasanya bersifat ringan dan
muncul secara bertahap. Terdapat klasifikasi berdasarkan gejala
yang muncul, yaitu:
a. Tanpa gejala6,7
Merupakan gejala paling ringan yaitu tidak ditemukan gejala
apapun.
b. Gejala ringan6,7
Pasien dengan gejala tanpa ada bukti pneumonia virus atau tanpa hipoksia.
Gejala yang muncul seperti demam, batuk, fatigue, anoreksia, napas pendek,
mialgia. Gejala tidak spesifik lainnya seperti sakit tenggorokan, kongesti
hidung, sakit kepala, diare, mual dan muntah, penghidu (anosmia) atau hilang
pengecapan (ageusia) yang muncul sebelum onset gejala pernapasan juga
sering dilaporkan. Pasien usia tua dan immunocompromised gejala atipikal
seperti fatigue, penurunan kesadaran, mobilitas menurun, diare, hilang nafsu
makan, delirium, dan tidak ada demam
c. Gejala sedang6,7
Pada pasien remaja atau dewasa: pasien dengan tanda klinis
pneumonia (demam, batuk, sesak, napas cepat) tetapi tidak ada tanda
pneumonia berat termasuk SpO2 > 93% dengan udara ruangan.
Anak-anak: pasien dengan tanda klinis pneumonia tidak berat (batuk
atau sulit bernapas + napas cepat dan/atau tarikan dinding dada) dan tidak ada
tanda pneumonia berat). Kriteria napas cepat : usia <2 bulan, ≥60x/menit;
usia 2–11 bulan, ≥50x/menit ; usia 1–5 tahun, ≥40x/menit ; usia >5 tahun,
≥30x/menit
d. Gejala berat6,7
Pada pasien remaja atau dewasa : pasien dengan tanda klinis pneumonia
(demam, batuk, sesak, napas cepat) ditambah satu dari:
1) frekuensi napas > 30 x/menit
2) distres pernapasan berat
3) SpO2 < 93% pada udara ruangan.
7
Pada pasien anak : Terdapat tanda klinis pneumonia (batuk atau
kesulitan bernapas), ditambah setidaknya satu dari berikut ini:
1) Sianosis sentral atau SpO2 <93%
2) Distres pernapasan berat (napas cepat, grunting, tarikan dinding dada
yang sangat berat)
3) Tanda bahaya umum : ketidakmampuan menyusu / minum, letargi atau
penurunan kesadaran, kejang.
Napas cepat/tarikan dinding dada/takipnea : usia <2 bulan, ≥60x/menit; usia
2–11 bulan, ≥50x/menit; usia 1–5 tahun, ≥40x/menit; usia >5 tahun,
≥30x/menit
e. Kritis6,7
Pasien dengan Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS),sepsis dan syok
sepsis
2.5 Diagnosis
Untuk menentukan seseorang terjangkit Covid-19 WHO
merekomendasikan pemeriksaan molekuler untuk seluruh pasien
yang terduga terinfeksi Covid-19. Metode yang dianjurkan adalah
metode deteksi molekuler/NAAT (Nucleic Acid Amplification Test)
seperti pemeriksaan RT-PCR. Hasil penelitian terbaru menunjukkan bahwa
8
sebagian kasus dapat menunjukkan hasil positif persisten walaupun sudah tidak ada
gejala. Penelitian di Korea menunjukkan bahwa walaupun tidak ditemukan virus
yang dapat bereplikasi 3 minggu setelah onset gejala pertama, SARS-CoV-2 RNA
masih terdeteksi di spesimen pemeriksaan RT-PCR hingga 12 minggu. Bagi
penyintas Covid-19 penelitian terbaru juga menunjukkan ada kemungkinan untuk
proses reinfeksi karena antibodi Covid-19 dalam tubuh diperkirakan akan
menghilang dalam 3 sampai dengan 12 bulan. 6,7
2.6 Tatalaksana
Tatalaksana COVID-19 dibagi berdasarkan beratnya gejala:
a. Tanpa gejala
Untuk pasien tanpa gejala tidak dilakukan pengobatan spesifik. Namun
pasien wajib melakukan isolasi selama 10 hari baik di tempat yang disediakan
pemerintah maupun isolasi mandiri. Pasien dianjurkan melakukan hal yang
bersifat tindakan suportif seperti6
1) Mengkonsumsi buah dan sayur
2) Berjemur 10-15 menit setiap hari
3) Menggunakan masker walau di dalam rumah
4) Menerapkan etika batuk dan bersin yang benar
5) Jaga jarak dengan keluarga
6) Isolasi di kamar tidur yang terpisah
7) Alat makan dan minum dicuci dengan air sabun
8) Sering mencuci tangan dengan sabun / hand sanitizer
9) Pakaian kotor dipisahkan dan dicuci segera
10) Ukur dan catat suhu tubuh 2x sehari
11) Minum vitamin
Sambil isolasi pasien akan dipantau oleh petugas pemantau / FKTP terdekat.
Isolasi dilakukan selam 10 hari + 3 hari bebas demam atau gejala pernapasan
b. Gejala ringan
Pada kasus gejala ringan pasien juga wajib melakukan isolasi baik di tempat
yang disediakan pemerintah maupun isolasi mandiri. Pasien dianjurkan
melakukan hal yang bersifat tindakan suportif seperti:
1) Mengkonsumsi buah dan sayur
9
2) Berjemur 10-15 menit setiap hari
3) Menggunakan masker walau di dalam rumah
4) Menerapkan etika batuk dan bersin yang benar
5) Jaga jarak dengan keluarga
6) Isolasi di kamar tidur yang terpisah
7) Alat makan dan minum dicuci dengan air sabun
8) Sering mencuci tangan dengan sabun / hand sanitizer
9) Pakaian kotor dipisahkan dan dicuci segera
10) Ukur dan catat suhu tubuh 2x sehari
11) Minum vitamin
12) Obat yaitu
Obat suportif seperti paracetamol bila demam
Azitromisin 1x500 mg selama 5 hari
Antivirus berupa oseltamifir 75 mg 2x sehari selama 5-7 hari atau
Favipafir (avigan 200 mg) loading dose 1600 mg 2x1 (hari
pertama) selanjutnya 600 mg 2x1 (hari ke 2-5) selama 5 hari
Obat suportif baik tradisional maupun Obat modern Asli
Indonesia (OMAI) yang terdaftar di BPOM.
Melanjutkan pengobatan komorbid
Sambil isolasi pasien akan dipantau oleh petugas pemantau / FKTP terdekat.
Isolasi dilakukan selam 10 hari + 3 hari bebas demam atau gejala pernapasan6
c. Gejala sedang
Rujuk ke RS yang menyediakan Ruang perawatan COVID-19 untuk istirahat
total dan dilakukan pemantauan, dan pemberian obat-obatan IV. 6
d. Gejala berat
Rujuk ke RS yang menyediakan Ruang perawatan COVID-19 untuk istirahat
total, dilakukan pemantauan, dan pemberian obat-obatan IV serta bantuan
napas bila perlu. 6
2.7 Pencegahan
Pencegahan COVID-19 dapat dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan
dan vaksin. Penerapan protokol kesehatan yang dianjurkan terus mengalami
perkembangan setiap waktunya. Protokol kesehatan yang terkini adalah dengan
10
5M Memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan,
mengurangi mobilitas.
BAB III
EVALUASI PROGRAM
Gambar 3.1 Grafik Kasus Covid-19 Kelurahan Kenanga Maret 2021 - Mei 2021
60
50
40
30
20
10
0
MARET APRIL MEI
11
Gambar 3.2 Grafik Kasus Covid-19 Kecamatan Sungailiat Maret 2021 - Mei 2021
350
300
250
200
150
100
50
0
MARET APRIL MEI
12
3.2 Kerangka pikir masalah
Gambar 3.7 Kerangka Pikir Masalah
Pengetahuan
mengenai COVID-
19 rendah
Penerapan protokol
Manusia kesehatan oleh
masyarakat rendah Kurangnya dana
Dana turun ke
Petugas tim COVID- lapangan
19 sedikit
Tingginya angka
kasus COVID-19
Masalah
Masyarakat tidak
patuh protokol
kesehatan
Fasilitas edukasi
Sulit akses ke Kurangnya Kurangnya
puskesmas Kepercayaan
puskesnas Stigma terhadap penyuluhan pengenalan
kurang memadai
terhadap pengobatan
alternatif
pasien COVID-19 COVID-19 vaksin COVID-19
13
BAB IV
KRITERIA
NILAI
URGENCY SERIOUSNESS GROWTH
5 Sangat urgen Sangat serius Sangat tumbuh
4 Cukup urgen Cukup serius Cukup
3 Urgen Serius Tumbuh
2 Kurang urgen Kurang serius Kurang tumbuh
Sangat kurang urgen Sangat kurang serius Sangat kurang
1
tumbuh
Dengan menjumlahkan (U+S+G), nilai tertinggi ditetapkan sebagai prioritas
masalah.
14
5. Sulit akses ke puseksmas 3 3 1 7 9
6. Kurangnya dana turun ke lapangan 5 5 3 13 3
7. Kurangnya penyuluhan tentang COVID-19 4 4 2 10 6
15
Tabel 4. 4. Plan of Action
Kebutuhan
Penanggung
Indikator Rincian Sasaran & Mitra WaktuLokasi
No Tujuan anggaran & jawab &
kerja kegiatan target kerja pelaksanaanpelaksanaan
Upaya kebutuhan
sumber sumber daya
sasaran
1 Pengenalan Meningkatkat Masyarakat Pembuatan Dana Pribadi Masyarakat Koordinator PJ program 10-09-2021 Puskesmas
pembiayaan
Vaksin Nya Memahami Poster dan Promkes Covid-19 Kenanga
COVID-19 pengetahuan pentingnya penyuluhan
dan Vaksinasi
kepedulian COVID-19
masyarakat
Tentang
Vaksinasi
COVID-19
16
16
BAB V
HASIL KEGIATAN
17
Tabel 5. 1. Kegiatan Intervensi Program Peningkatan Pengetahuan
Masyarakat mengenai Protokol Kesehatan di Wilayah Kerja Puskemas
Kenanga
Tanggal Kegiatan
No.
1. 01-07 Sept 2021 Pembuatan media informasi (leaflet dan power point)
18
5.2. Evaluasi Intervensi Kegiatan
5.2.1 Membuat dan membagikan media informasi tentang COVID-19
19
5.2.2 Memberikan penyuluhan tentang COVID-19 kepada masyarakat
Kelurahan Kenanga
Pada saat kami melakukan wawancara kepada pemegang program,
belum pernah dilakukan penyuluhan COVID-19 di Kelurahan Kenanga.
Setelah dikoordinasikan dengan ketua RT disana, mereka menyambut baik
kegiatan penyuluhan ini. Sehingga penyuluhan dilakukan di berbagai
tempat di wilayah kerja Puskesmas Kenanga, sekaligus ketika kegiatan
posyandu lansia, posyandu balita, Tracing covid, dan sebagainya.
20
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Angka cakupan Pengobatan penderita COVID-19 di wilayah kerja Puskemas
Kenanga belum dapat dinilai karena data kasus positif COVID-19 bersifat
fluktuatif.
6.2. Saran
Diharapkan Puskesmas Kenanga mengadakan penyuluhan mengenai
informasi terupdate tentang COVID-19 secara rutin kepada masyarakat.
Diharapkan mini project Upaya Peningkatan Pengetahuan Protokol
Kesehatan Masyarakat Dalam Pencegahan COVID-19 di Puskesmas
Kenanga, Kecamatan Sungailiat, dapat terus dilanjutkan sebagai program
tetap puseksmas.
Diharapkan di kemudian hari terdapat media informasi mengenai COVID-19
yang berbeda di Puskesmas Kenanga.
Diharapkan petugas COVID-19 dapat melakukan penyuluhan di setiap
tempat yang kasus COVID-19 masih tinggi.
21
DAFTAR PUSTAKA
22