Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN MINI PROJECT

DIABETES MELITUS TIPE 2


DISUSUN OLEH :

dr. Suyoslan Tambunan


dr. Mitra Sexa Gesima Simanjuntak
dr. Hotdia Novinia Siahaan
dr. Abed Nego Okthara Sebayang

PEMBIMBING
dr. Kurnia Mahleni
Puskesmas Gambir Baru Kabupaten Asahan
Program Internsip Dokter Indonesia
Periode Mei 2021
Abstrak
Abstrak
Pendahuluan: Diabetes Mellitus (DM) adalah suatu penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena
kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya.
Laporan Kasus: Seorang pasien laki-laki berusia 56 tahun datang ke puskesmas gambir baru untuk melakukan kontrol atas penyakit
diabetes mellitus yang sudah dia derita selama 2 tahun. Tekanan darah: 120/80 mmHg, Nadi: 92 x/menit, regular, kuat angkat,
Napas: 24 x/menit, Suhu: 36,5oC, Saturasi oksigen : 97% tanpa oksigen. Pada pemeriksaan fisik tidak dijumpai kelainan.
Pemeriksaan KGD: 134 mg/dl.
Tinjauan Pustaka: Diabetes Mellitus didiagnosa berdasarkan gejala klinis dan pengukuran kadar glukosa darah. Pengukuran kadar
glukosa darah dilakukan setelah puasa 8-12 jam (KGDP) atau 2 jam setelah konsumsi cairan glukosa yang terkonsentrasi (TTGO)
Pembahasan: Penatalaksanaan Diabetes Melitus bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Peningkatan kualitas hidup
pasien diabetes melitus perlu dilakukan pengendalian glukosa darah, tekanan darah, berat badan, dan profil lipid, melalui
pengelolaan pasien secara komprehensif.
Kesimpulan: Diabetes Mellitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang
terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Menurut data terkini dari International Diabetes Federation
(IDF) tahun 2019, sebanyak 463 juta orang di seluruh dunia menghidap diabetes mellitus. Angka ini dikemukakan pada 20th World
Diabetes Congress di Montreal, Canada. Hanya di Asia Tenggara saja sudah sebanyak 59 juta orang menghidap diabetes mellitus.
Penatalaksanaan Diabetes mellitus berdasarkan 4 pilar yakni edukasi,nutrisi, jasmani dan terapi farmakologi. Penatalaksanaan
bertujuan untuk mencegah pasien diabetes mellitus dari komplikasi akut maupun komplikasi kronik.
Kata Kunci: Diabetes Melitus, Glukosa Darah
Pendahuluan
Pendahuluan

• Jumlah penderita diabetes mellitus di Indonesia menduduki peringkat ke-7 dunia.

• Faktor utama penyebab peningkatan jumlah penderita diabetes mellitus adalah perubahan gaya hidup.

Perubahan gaya hidup ini meliputi perubahan pola makan, peningkatan tingkat stress, dan sedentary lifestyle.
• Berbagai faktor risiko yang dapat memicu DM adalah faktor keturunan, obesitas, riwayat diabetes melitus

gestasional, hipertensi (≥140 / 90 mmHg atau sedang menjalani terapi hipertensi), nilai High Density

Lipoprotein (HDL) <35 mg / dL dan / atau trigliserida> 250 mg / dL.g dan Riwayat pradiabetes.
• Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) nasional tahun 2018 menjelaskan, angka prevalensi DM tipe-2 di

Indonesia adalah 2,0 %.


• Kasus diabetes melitus yang sangat tinggi membuat penderita DM mudah mengalami komplikasi. Berbagai

komplikasi DM seperti neuropati, stroke, penyakit ginjal kronik, dan kaki diabetik.
Laporan Kasus
Laporan Kasus

Nama : Tn. R

No. BPJS : 000014802221

Tanggal Lahir : 18 Mei 1965

Jenis Kelamin : laki-laki

Alamat : Jl. KH. Agus Salim


Anamnesis

Seorang pasien laki-laki berusia 56 tahun datang ke Puskesmas Gambir Baru untuk melakukan

kontrol atas penyakit diabetes mellitus yang sudah dia derita selama 2 tahun. Pasien merupakan PRB

(Pasien Rujuk Balik) yang rutin datang setiap bulannya. Saat ini pasien mengeluhkan kebas pada jari-

jari tangannya. Kebas dirasakan sejak 3 minggu belakangan ini terutama pada malam hari. Pasien juga

mengeluhkan nyeri ulu hati sejak 1 bulan belakangan ini. Sensasi nyeri ulu hati dirasakan menjalar ke

kerongkongan dan mulut terasa pahit. Keluhan lainnya seperti demam, batuk dan lain-lain disangkal

pasien. Nafsu makan baik. BB tidak turun. BAK dan BAB normal. Diketahui pasien sudah

terdiagnosa DM sejak 2 tahun yang lalu dengan kadar gula darah saat terdiagnosa 365 mg/dl.
RIWAYAT PENYAKIT
Riwayat Penyakit Terdahulu

• Riwayat DM type 2 (+)

• Riwayat merokok (+), perokok pasif (+)

Riwayat Penyakit Keluarga:

• Riwayat keluarga dengan keluhan yang sama (-)

• Riwayat keganasan pada keluarga (-)


Pemeriksaan Fisik

Status generalis : compos mentis TANDA VITAL

STATUS GIZI Tekanan darah : 120/80 mmHg

BB : 62 kg Nadi : 92 x/menit, regular, kuat

TB : 170 cm angkat

IMT : 21.45 kg/m2 (normoweight) Napas : 24 x/menit

Suhu : 36,5oC

Saturasi oksigen : 97% tanpa oksigen


Pemeriksaan Fisik

KEPALA : anemis (-), ikterus (-) ABDOMEN :

LEHER : pembesaran KGB (-), JVP +2 mmH2O Inspeksi : supel, mengikuti gerakan nafas

THORAKS : Auskultasi : peristaltik (+) kesan normal

Inspeksi : simetris Perkusi : nyeri tekan (-),hepar dan lien tidak teraba

Palpasi : taktil fremitus sama kedua hemithorax Palpasi : timpani

Perkusi : Sonor kedua hemithorax EKSTREMITAS :

Auskultasi : Vesikuler, Bunyi jantung S1 dan S2 Atas : deformitas (-) , tanda-tanda inflamasi (-)
Bawah : deformitas -, edema -/-
reguler, murmur (-), gallop (-)
Pemeriksaan Penunjang
KADAR GLUKOSA DARAH : 134 mg/dl
DIAGNOSIS

Polineuropati et causa Diabetes Mellitus type 2


PENATALAKSANAAN

NON FARMAKOLOGI FARMAKOLOGI

• Pasien diberi penjelasan nyeri ulu hati kemungkinan besar disebabkan oleh Metformin 500 mg 2x1 selama 1 bulan
efek samping obat diabetes yang dikonsumsi pasien Glimepride 2 mg 1x1 selama 1 bulan
• Pasien Dianjurkan untuk olahraga rutin selama 30 menit setiap hari
Vitamin B12 tablet 1x1
• Pasien Dianjurkan untuk merendam jari-jari tangan yang kebas dengan air
Antasida syrp C1 3x1
hangat 3 x sehari

• Keluarga Pendamping pasien dianjurkan untuk menciptakan suasana rumah

yang menyenangkan agar pasien merasa nyaman dan mengesampingkan

pikiran bahwa dia sedang mengalami penyakit DM


Tinjauan Pustaka
DEFINISI

• Diabetes Mellitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik

hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya
EPIDEMIOLOGI
• Menurut data terkini dari International Diabetes Federation (IDF) tahun 2019, sebanyak 463 juta orang di

seluruh dunia menghidap diabetes mellitus.

• Indonesia merupakan salah satu negara dengan kasus diabetes yang paling tinggi yaitu sebanyak tujuh juta

orang

• Menurut data Badan Kesehatan Dunia (WHO), Indonesia menempati urutan ke-4 terbesar dalam jumlah

penderita Diabetes Melitus

• Sementara di Medan sendiri menempati urutan pertama diatas penyakit jantung koroner

• Berdasarkan data 10 penyakit tertinggi di Puskesmas Gambir Baru tahun 2021 Diabetes Mellitus

menempati posisi ke-enam terbesar dengan jumlah 110 orang.


KLASIFIKASI DAN ETIOLOGI

The American Diabetes Association mengklasifikasikan diabetes dalam empat kategori, yaitu :

• Diabetes Mellitus Tipe 1 (defisiensi insulin absolut)

• Diabetes Mellitus Tipe 2 (resistensi insulin dengan defisit sekresi insulin)

• Diabetes Mellitus Tipe Lainnya

• Diabetes Gestasional.
MANIFESTASI KLINIS

• Poliuria
• Polidipsia
• Polifagia
• Penurunan berat badan
• Malaise atau kelemahan
PENEGAKAN DIAGNOSIS

Tabel 2.1 Kriteria Diagnosis DM dan Gangguan Toleransi Glukosa (The Merck Manual, 2013)

Gangguan Toleransi
Tes Normal Diabetes
Glukosa
KGDP (mg/dl) < 100 100-125 > 126
TTGO (mg/dl) < 140 140-199 > 200
HbA1c (%) < 5,7 5,7-6,4 > 6,5

HbA1c = Hb terglikosilasi ; KGDP = Kadar Glukosa Darah Puasa; TTGO = Tes Toleransi Glukosa Oral
Diagnosis DM tipe-2 dapat ditegakkan melalui tiga cara :
Kadar Glukosa Darah Sewaktu dan Puasa Sebagai Patokan Penyaring dan Diagnosis DM Tipe-2 (mg/dl)
PENATALAKSANAAN

Menurut PERKENI terdapat 4 pilar penatalaksanaan DM, yaitu :

• Edukasi
Pengetahuan tentang pemantauan glukosa darah mandiri, tanda dan gejala hipoglikemia serta cara mengatasinya harus diberikan
kepada pasien.
• Terapi Nutrisi Medis (TNM)
Prinsip pengaturan makan pada penyandang diabetes hampir sama dengan anjuran makan untuk masyarakat umum yaitu makanan
yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizi masing­masing individu.
• Latihan jasmani
Kegiatan jasmani sehari­hari dan latihan jasmani secara teratur (3­4 kali seminggu selama kurang lebih 30 menit). Latihan jasmani
yang dianjurkan berupa latihan jasmani yang bersifat aerobik seperti jalan kaki, bersepeda santai, jogging, dan berenang.
• Intervensi farmakologis
Terapi farmakologis diberikan bersama dengan pengaturan makan dan latihan jasmani (gaya hidup sehat). Terapi farmakologis terdiri
dari obat oral dan suntikan.
KOMPLIKASI

• Hipoglikemia
• Peningkatan resiko infeksi
• Komplikasi Mikrovaskuler (retinopati dan nefropati diabetik)
• Komplikasi Neurologis
PROGNOSIS

Prognosis penderita DM sangat dipengaruhi oleh terkontrol atau tidaknya

penyakit ini pada penderitanya. Diabetes Control and Complication Trial

(DCCT) menunjukkan terdapat hubungan antara hiperglikemia kronis

dengan peningkatan resiko komplikasi mikrovaskuler pada penderita DM

tipe 1.
PEMBAHASAN
Pasien datang ke Puskesmas Gambir Baru untuk melakukan pemeriksaan rutin tiap

bulannya dan memperpanjang obat sebagai Pasien Rujuk Balik/PRB. Saat ini pasien

mengeluhkan kebas pada jari-jari tangannya. Kebas dirasakan sejak 3 minggu

belakangan ini terutama pada malam hari. Pasien juga mengeluhkan nyeri ulu hati sejak

1 bulan belakangan ini. Sensasi nyeri ulu hati dirasakan menjalar ke kerongkongan dan

mulut terasa pahit. Keluhan lainnya seperti demam, batuk dan lain-lain disangkal

pasien. Nafsu makan baik. BB tidak turun. BAK dan BAB normal. Riwayat merokok

(+), perokok pasif (+). Riwayat keluarga dengan keluhan yang sama(-) Riwayat

keganasan pada keluarga (-).


• Diabetes adalah suatu sindroma yang ditandai dengan peningkatan kadar

glukosa darah disebabkan adanya penurunan sekresi insulin.

• Diabetes adalah penyakit tidak menular yang dapat menyerang segala

kelompok umur.

• Pada diabetes melitus tipe 1 penurunan sekresi itu disebabkan karena

kerusakan sel beta akibat reaksi otoimun sedangkan pada diabetes melitus tipe

2 penurunan sekresi disebabkan karena berkurangnya sel beta yang progresif

akibat glukotoksisitas, lipotoksisitas, tumpukan amilod dan faktor-faktor lain

yang disebabkan oleh resistensi insulin


• Pada keadaan yang tidak memungkinkan dan tidak tersedia fasilitas

pemeriksaan TTGO, maka pemeriksaan penyaring dengan mengunakan

pemeriksaan glukosa darah kapiler, diperbolehkan untuk patokan diagnosis

DM.

• Dalam hal ini harus diperhatikan adanya perbedaan hasil pemeriksaan

glukosa darah plasma vena dan glukosa darah kapiler.

• Pada Pasien ini dikarenakan Puskesmas tidak memiliki fasilitas pemeriksaan

TTGO maka pemeriksaan glukosa darah kapiler pun dilakukan saat pertama

sekali pasien terdiagnosa DM dan rutin setiap bulannya dilakuan pemeriksaan

kadar gula darah untuk melihat perkembangan pengobatan yang dilakukan


• Diabetes adalah penyakit yang dapat menyerang semua organ tubuh dan

menimbulkan beberapa keluhan, maka diabetes bisa menjadi penyebab

terjadinya komplikasi baik akut maupun kronis.

KOMPLIKASI AKUT KOMPLIKASI KRONIS

• Komplikasi akut terjadi jika kadar glukosa darah seorang • Komplikasi kronis diartikan sebagai kelainan pembuluh

meningkat atau menurun tajam dalam waktu relatif darah yang menyebabkan serangan jantung, gangguan

singkat. Kadar glukosa darah bisa menurun drastis jika


fungsi ginjal dan saraf.

penderita menjalani diet terlalu ketat. • Pada pasien ini ditemukan komplikasi kronis berupa

• Komplikasi akut meliputi hipoglikemia, ketoasidosis, koma gangguan saraf yakni polineuropati yang dikeluhkan dengan

hiperosmoler non ketotik, dan koma lakto asidosis. perasaan kebas-kebas pada jari-jari tangan.
Penataklaksanaan diabetes melitus melalui empat pilar yaitu :

• EDUKASI
• NUTRISI

• Prinsip pengaturan makan pada penyandang DM hampir sama dengan anjuran makan

untuk masyarakat umum, yaitu makanan yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan

kalori dan zat gizi masingmasing individu.

• Penyandang DM perlu diberikan penekanan mengenai pentingnya keteraturan jadwal

makan, jenis dan jumlah kandungan kalori, terutama pada mereka yang menggunakan obat

yang meningkatkan sekresi insulin atau terapi insulin itu sendiri.

• Pelaksanaan diet diabetes sehari-hari sebaiknya mengikuti pedoman 3J (jumlah, jenis,

jadwal).
• JASMANI

• Latihan jasmani dapat dilakukan selama 3-4 kali seminggu dengan durasi kurang
lebih 30 menit, yang sifatnya sesuai CRIPE (Continuous, rhythmical, interval,
progressive, endurance training).
• Contoh olahraga ringan adalah berjalan kaki biasa selama 30 menit, olahraga
sedang adalah berjalan cepat selama 20 menit dan olahraga berat adalah jogging.
• Pada akhir kegiatan latihan jasmani diharapkan dapat mencapai denyut nadi
maksimal 78-85%
• TERAPI FARMAKOLOGIS

• Obat Antihiperglikemia Oral


-Pemacu Sekresi Insulin Obat yang termasuk meningkatkan sekresi insulin
adalah sulfonilurea dan glinid.
-Peningkat Sensitivitas Insulin Obat yang meningkatkan sensitivitas insulin
adalah metformin dan tiazolidindion.
-Penghambat Glukosidase alfa.
-Penghambat DPP IV (Dipeptidyl Peptidase-IV)
-Penghambat SGLT-2 (Sodium Glucose Cotransporter-2)
• Obat Antihiperglikemia Suntik (Insulin)
• Pada pasien ini diberikan obat antihiperglikemia oral yakni golongan biguanid
(Metformin 500 mg) dan Sulfonilurea (Glimepiride 2 mg) dan penanganan keluhan
polineuropati dengan pemberian vitamin B 12 dan meredakan dyspepsia yang
dialami dengan pemberian antasida sirup.
• Berdasarkan penatalaksanaan yang diberikan sudah sesuai dengan teori yang ada
yakni melakukan 4 pilar penatalaksanaan pasien DM.
• Tujuan dari penatalaksanaan pasien diabetes mellitus adalah menghindarkan
pasien dari komplikasi akut maupun yang kronik.
Kesimpulan
Kesimpulan
Diabetes Mellitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik

dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi

insulin, kerja insulin atau kedua-duanya.

Menurut data terkini dari International Diabetes Federation (IDF)


tahun 2019, sebanyak 463 juta orang di seluruh dunia menghidap
diabetes mellitus. Angka ini dikemukakan pada 20th World
Diabetes Congress di Montreal, Canada. Hanya di Asia Tenggara
saja sudah sebanyak 59 juta orang menghidap diabetes mellitus.

Penatalaksanaan Diabetes mellitus berdasarkan 4 pilar yakni

edukasi,nutrisi, jasmani dan terapi farmakologi. Penatalaksanaan

bertujuan untuk mencegah pasien diabetes mellitus dari komplikasi

akut maupun komplikasi kronik.


Saran
Berdasarkan hasil minipro yang dilakukan maka saran yang dapat diberikan oleh
Peneliti adalah sebagai berikut :
• Bagi Pelayanan Kesehatan
Meningkatkan promosi kesehatan kepada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas
Gambir Baru tentang penyakit Diabetes Mellitus.
• Bagi Dokter Internship
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam penanganan penyakit
diabetes mellitus secara komprehensif.
Daftar Pustaka
1.International Diabetes Federation. (2019). IDF Diabetes Atlas. Edisi ke- 9. International Diabetes Federation. Hal : 6-77. [Accessed 30 September 2020].

2.Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2018). Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Nasional tahun 2018. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Jakarta : Page : 66-

78. [Accessed 30 September 2020].

3.Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. (2019). Konsensus Pengendalian dan Pencegahan Diabetes Mellitus tipe 2 di Indonesia tahun 2019 . Penerbit : PERKENI. Jakarta : Page : 1-49. [Accessed 30 September

2020].

4.Waspada Online, (2009). Medan, Terbanyak Penderita Diabetes. Available from: http://waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=71175:-medan- terbanyak-penderita-

diabetes&catid=14:medan&Itemid=27 [Accessed 30 September 2020].

5.American Diabetic Association.( 2017). Diagnosis dan Classification of Diabetes Mellitus. Dikutip dari :

http://care.diabetesjournals.org/content/diacare/suppl/2016/12/15/40.Supplement_1.DC1/DC_40_S1_final.pdf [Accessed 29 September 2020]

6.Purnamasari D (2014). Diagonosis Dan Klasifikasi Diabetes Mellitus dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Edisi 6. Jilid II. Suyono AW, Setiyohadi B, Alwi I, dkk (eds).

Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Jakarta : Interna Publishing, Page : 2323-2327.

7.Corwin EJ. (2009). Buku Saku Patofisiologi Edisi 3. Jakarta : EGC , Page : 345-349.

8.Greenstein B, Wood D (2010). At a Glance Sistem Endokrin, Edisi ke-2 . Jakarta : Penerbit Erlangga, Hal : 86-87.

9.Khardori, R. (2014). Type 2 Diabetes Mellitus. Medscape. Dikutip dari : http://emedicine.medscape.com/article/117853 [Accessed 30 September 2020].

10.Kiadaliri, A.A., Najafi, B., dan Sani, M.M., (2013). Quality of Life in People with Diabetes: A Systematic Review of Studies in Iran. Journal of Diabetes and Metabolic Disorders 2013. [Accessed 30 September

2020].
Thank
you!

multiporpuse powerpoint presentation

Anda mungkin juga menyukai