Anda di halaman 1dari 12

Molucca Medica Volume 14, Nomor 2, Oktober 2021

ISSN 1979-6358 (print)


ISSN 25970246X (online)

Artikel Penelitian

KARAKTERISTIK PASIEN PENDERITA NEUROPATI PERIFER DIABETIK


DI POLIKLINIK SARAF RSUD Dr. M. HAULUSSY AMBON
TAHUN 2016-2019
Ian Risaldy Tofure1, Laura B S Huwae1, Eka Astuty1
1
Fakultas Kedokteran Universitas Pattimura Ambon
Correspoding author e-mail : ianrisaldytofure@gmail.com

Abstrak

Pendahuluan. Penderita Diabetes Mellitus dalam jangka waktu yang lama bisa mengalami neuropati perifer
diabetik. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pasien penderita neuropati perifer
diabetik di Poliklinik saraf RSUD Dr. M. Haulussy Ambon tahun 2016-2019. Metode. Penelitian ini merupakan
deskriptif observasional dengan pendekatan cross sectional 28 orang (sampel) yang didapat dengan teknik total
sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah penderita penderita neuropati perifer diabetik di Poliklinik Saraf
RSUD Dr. M. Haulussy Ambon tahun 2016-2019. Hasil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usia pasien
neuropati perifer diabetik yang banyak adalah >55 tahun sebanyak 20 pasien (71,43%), jenis kelamin perempuan
sebanyak 17 pasien (60,71%), lama menderita DM adalah >5 tahun sebanyak 21 pasien (75%), hasil pengecekan
gula darah sewaktu pasien yang paling banyak adalah kadar gula darah 90-199 mg/dL sebanyak 25 pasien
(89,29%), semua pasien memiliki riwayat penyakit penyerta dan terapi farmakologi yang banyak diterima oleh
pasien adalah Obat Hipoglikemik Oral (OHO) sebanyak 25 pasien (89,29%). Kesimpulan. Semakin
bertambahnya usia maka resiko terjadinya komplikasi neuropati semakin meningkat. Namun, hal ini tidak
menutup kemungkinan kejadian neuropati perifer dapat dirasakan penderita diabetes yang masih muda.

Kata Kunci: Neuropati perifer diabetik, gula darah, diabetes melitus

Abstract

Introduction. Diabetic peripheral neuropathy can develop in those who have Diabetes Mellitus for a long time.
Aim. The goal of this study is to discover the features of diabetic peripheral neuropathy patients at the Neuroclinic
Nerve Hospital Dr.M. Haulussy Ambon between 2016 and 2019. Method. This study is descriptive observational
with a cross sectional approach of 28 people (samples) obtained with the total sampling technique. From 2016 to
2019, a diabetic peripheral neuropathy patient at the Neuroclinic Hospital Dr.M. Haulussy Ambon served as the
study's sample. Result. The findings revealed that the average age of diabetic peripheral neuropathy patients is
>55 years for 20 patients (71.43 percent), female sex for 17 patients (60.71 percent), long DM suffering for >5
years for 21 patients (75 percent), and blood sugar checking results for the majority of patients were blood sugar
levels of 90-199 mg/dL for 25 patients (89.29 percent), all of the patients had a history of coexisting disorders,
and the most generally recognized pharmacological therapy was Oral Hypoglycemic Drugs (OHO), which were
used by as many as 25 patients (89.29 percent). Conclusion. The risk of neuropathy issues increases as you
become older. However, this does not rule out the chance that juvenile diabetics will experience peripheral
neuropathy.

Keywords: Diabetic peripheral neuropathy, blood sugar, diabetes mellitus

Pendahuluan
Sindrom metabolik merupakan kumpulan peningkatan glukosa darah (diabetes mellitus).
faktor risiko penyakit-penyakit kardiovaskular Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu
yang terjadi secara bersamaan pada seseorang. penyakit metabolik yang di tandai dengan
Faktor-faktor risiko tersebut antara lain: obesitas adanya peningkatan kadar gula darah akibat
abdominal, hiperkolesterolemia, hipertensi dan kerusakan pada sekresi insulin.1

97 http://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/moluccamed
Molucca Medica Volume 14, Nomor 2, Oktober 2021
ISSN 1979-6358 (print)
ISSN 25970246X (online)

Menurut International Diabetes atau disebut dengan Diabetic Peripheral


Federation,2 diabetes mellitus telah mencapai Neuropathy (DPN). Insidensi neuropati perifer
proporsi epidemi di seluruh dunia baik di Eropa, diabetik terjadi antara 60% sampai 70% pada
Amerika Serikat bahkan di Asia. Data diabetes pasien DM tipe I dan tipe II.8,9,10,11
melitus sendiri menunjukkan bahwa lebih dari Data epidemiologi menunjukkan bahwa
59,8 juta orang didunia yang berusia 20-79 prevalensi neuropati perifer diabetik sebesar
tahun menderita diabetes, di wilayah eropa 30% pada pasien diabetes rawat inap dan 20%
populasi paling umum penderita diabetes pada pasien rawat jalan.12 Prevalensi neuropati
mellitus yang berusia antara 50-79. Pravelensi perifer diabetik yang lebih tinggi bisa ditemukan
diabetes melitus di Indonesia semakin di negara-negara Timur Tengah seperti Mesir
meningkat dari peringkat 7 menjadi peringkat 5 (61.3%), Yordania (57.5%), dan Lebanon
dunia. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (53.9%).13 Sedangkan menurut Hyun dan Yun,14
(RISKESDAS) tahun 2018 menunjukkan prevalensi di negara-negara Asia seperti Korea
prevalensi penyakit diabetes melitus di yaitu sekitar 10-50% pasien DM tipe 2
Indonesia tahun 2013 sebesar 6,9% dan naik mengalami neuropati perifer diabetik. Di
pada tahun 2018 menjadi 8,5%. Di Provinsi Indonesia, menurut Pusat Data dan Informasi
Maluku, prevalensi diabetes mellitus pada tahun Perhimpunan Rumah Sakit Indonesia (PERSI),
2013 sebesar 1,0% dan meningkat pada tahun prevalensi neuropati perifer diabetik tahun 2011
2018 sebesar 1,2%.3 Sedangkan pada RSUD Dr. pada pasien DM lebih dari 50%. Pernyataan ini
M. Haulussy Ambon, jumlah pasien DM pada diperkuat dengan hasil Riset Kesehatan Dasar
bulan Maret-Juni 2019 sebanyak 32 orang yang (RISKESDAS) tahun 2013 yang menunjukkan
terdiri dari laki-laki sebanyak 13 orang dan bahwa komplikasi DM terbanyak adalah
perempuan sebanyak 19 orang.4 Seiiring dengan neuropati perifer diabetik dan dialami sekitar
peningkatan jumlah penderita DM, maka 54% pasien yang dirawat di Rumah Sakit Cipto
komplikasi yang terjadi juga semakin Mangunkusumo (RSCM).15,16
meningkat. Salah satu komplikasi akibat Proses kejadian neuropati perifer diabetik
diabetes mellitus adalah neuropati perifer berawal dari DM berkepanjangan yang
diabetik.5,6 berakibat terjadinya peningkatan aktivitas jalur
Tabatabaei et al,7 mengemukakan bahwa poliol, sintesis advance glycosilation end
neuropati perifer diabetik merupakan salah satu product (AGEs), pembentukan radikal bebas dan
komplikasi mikrovaskuler dari DM yang paling aktivasi protein kinase C (PKC). Aktivasi
sering terjadi dan dapat memperburuk kualitas berbagai jalur tersebut berujung pada kurangnya
hidup. Neuropati mengacu kepada sekelompok vasodilatasi, sehingga aliran darah ke saraf
penyakit yang menyerang semua tipe saraf, menurun dan bersama rendahnya mioinositol
termasuk saraf sensorik, motorik dan otonom dalam sel terjadilah neuropati perifer
serta sering dijumpai di tubuh bagian perifer diabetik.11,17

98 http://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/moluccamed
Molucca Medica Volume 14, Nomor 2, Oktober 2021
ISSN 1979-6358 (print)
ISSN 25970246X (online)

Prevalensi neuropati perifer diabetik yang mengandung karbohidrat sederhana seperti


sangat berhubungan dengan lama menderita gula pasir, sirup dan jeli yang hanya memiliki
DM, usia, kepekaan genetik, dan pengendalian satu rantai glukosa sehingga akan cepat
metabolik. Sekitar 20% pasien dengan DM akan menaikan kadar gula darah seseorang.20
mengalami neuropati perifer diabetik yang
secara klinis signifikan dalam 10 tahun setelah Metode
onset dan frekuensi ini meningkat menjadi 50% Jenis dan Desain Penelitian
setelah 10 atau 15 tahun.17,18 Neuropati perifer Penelitian ini merupakan penelitian
diabetik juga dihubungkan dengan berbagai deskriptif observasional dengan pendekatan
faktor risiko yang meliputi bertambahnya usia, cross sectional untuk mengetahui karakteristik
jenis kelamin laki-laki, pengaturan kadar gula pasien penderita neuropati perifer diabetik di
yang buruk, indeks nilai lipid dan tekanan darah, Poliklinik saraf RSUD Dr. M. Haulussy Ambon
lama dan beratnya pasien mengalami DM. Kadar tahun 2016-2019 dengan menggunakan data
gula yang tidak terkontrol dengan baik akan sekunder sebagai data penelitian.21,22
meningkatkan risiko terjadinya neuropati perifer Waktu dan Lokasi Penelitian
diabetik.19 Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
Berdasarkan hasil pengambilan data awal Bulan Januari – Maret 2021 di Poliklinik Saraf
yang dilakukan pada tanggal 12 Februari 2020 RSUD Dr. M. Haulussy Ambon pada ruangan
di Poliklinik Saraf RSUD Dr. M. Haulussy rekam medik.
Ambon ditemukan 56 kasus neuropati perifer Sampel penelitian
diabetik dimana pada tahun 2016 sebanyak 8 Sampel dalam penelitian ini adalah
kasus, tahun 2017 sebanyak 14 kasus, tahun penderita penderita neuropati perifer diabetik di
2018 sebanyak 23 kasus dan tahun 2019 Poliklinik Saraf RSUD Dr. M. Haulussy Ambon
sebanyak 11 kasus. Kasus neuropati perifer tahun 2016-2019.
diabetik yang ditemukan diatas berhubungan Teknik Pengambilan Sampel
dengan kebiasaan makan masyarakat di kota Teknik pengambilan sampel adalah
Ambon yang suka mengkonsumsi makanan dengan menggunakan metode total sampling
dengan tinggi karbohidrat dan rendah serat yaitu semua populasi dijadikan sebagai
seperti nasi, kentang, singkong, roti, mie, kuning sampel.23,24
telur, daging berlemak, coklat fast food, Kriteria Restriksi
gorengan, susu, sirup dan es krim. Pola makan Kriteria inklusi dalam penelitian ini
yang harus dianjukan bagi penderita diabetes adalah pasien yang terdiagnosis neuropati
mellitus tipe 2 adalah pola makan yang perifer diabetik di Poliklinik Saraf RSUD Dr. M.
mengandung karbohidrat kompleks seperti sagu Haulussy Ambon tahun 2016-2019. Kriteria
karena mempunyai banyak rantai glukosa bila eksklusi dalam penelitian ini adalah pasien
dibandingkan dengan mengkonsumsi makanan dengan data rekam medik tidak lengkap seperti

99 http://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/moluccamed
Molucca Medica Volume 14, Nomor 2, Oktober 2021
ISSN 1979-6358 (print)
ISSN 25970246X (online)

usia, lama menderita DM dan riwayat penyakit sedikit adalah <55 tahun sebanyak 8 pasien
penyerta.25 (28,57%).
Intrumen Penelitian Karakteristik Pasien Neuropati Perifer Diabetik
Berdasarkan Jenis Kelamin
Instrumen yang akan digunakan dalam
Karakteristik pasien neuropati perifer
penelitian ini antara lain rekam medik sebagai
diabetik di poliklinik saraf RSUD Dr. M.
alat ukur dan kamera untuk dokumentasi
Haulussy Ambon tahun 2016-2019 berdasarkan
kegiatan penelitian.
jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 2
Pengumpulan Data
Tabel 2 Distribusi pasien neuropati perifer
Prosedur pengumpulan data diawali diabetik berdasarkan jenis
kelamin
dengan pengajuan surat izin penelitan ke RSUD
Jenis kelamin n %
Dr. M. Haulussy Ambon. Setelah mendapat izin Laki-laki 11 39,29
penelitian, dilanjutkan dengan pengambilan data Perempuan 17 60,71
pada rekam medis (data sekunder) di Instalasi Total 28 100
Rekam Medis RSUD Dr. M. Haulussy Ambon. Berdasarkan hasil pada tabel 2 terlihat
Penyajian data bahwa pasien neuropati perifer diabetik yang
Data yang diperoleh disajikan dalam paling banyak ditemukan dalam penelitian ini
bentuk tabel disertai penjelasan dan disusun adalah perempuan sebanyak 17 pasien (60,71%)
serta dikelompokkan sesuai dengan tujuan dan laki-laki sebanyak 11 pasien (39,29%).
penelitian.
Karakteristik Pasien Neuropati Perifer Diabetik
Berdasarkan Lama Menderita DM
Hasil Karakteristik pasien neuropati perifer
Karakteristik Pasien Neuropati Perifer Diabetik
diabetik di poliklinik saraf RSUD Dr. M.
Berdasarkan Usia
Karakteristik pasien neuropati perifer Haulussy Ambon tahun 2016-2019 berdasarkan
diabetik di poliklinik saraf RSUD Dr. M. lama menderita DM dapat dilihat pada Tabel 3.
Haulussy Ambon tahun 2016-2019 berdasarkan Tabel 3. Distribusi pasien neuropati perifer
diabetik berdasarkan lama
usia dapat dilihat pada Tabel 1.
menderita DM
Tabel 1. Distribusi pasien neuropati perifer Lama menderita n %
diabetik berdasarkan usia DM
Usia n % 1 – 5 tahun 7 25

<55 tahun 8 28,57 >5 tahun 21 75

>55 tahun 20 71,43 Total 28 100

Total 28 100 Hasil pada tabel 3 menunjukkan bahwa


Hasil pada tabel 1 menunjukkan bahwa berdasarkan lama menderita DM, pasien yang
usia pasien neuropati perifer diabetik yang paling banyak ditemukan adalah >5 tahun
paling banyak ditemukan adalah >55 tahun sebanyak 21 pasien (75%) dan yang paling
sebanyak 20 pasien (71,43%) dan yang paling sedikit adalah 1-5 tahun sebanyak 7 pasien
(25%).

100 http://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/moluccamed
Molucca Medica Volume 14, Nomor 2, Oktober 2021
ISSN 1979-6358 (print)
ISSN 25970246X (online)

neuropati perifer diabetik dapat dilihat pada


Karakteristik Pasien Neuropati Perifer Diabetik tabel 6.
Berdasarkan Hasil Cek Gula Darah Sewaktu
Tabel 6. Penyakit penyerta pasien neuropati
Karakteristik pasien Neuropati Perifer
perifer diabetic
Diabetik di poliklinik saraf RSUD Dr. M. Jenis Penyakit penyerta N
Haulussy Ambon tahun 2016-2019 berdasarkan Hepes 1

hasil cek gula darah sewaktu dapat dilihat pada Kusta 1


Hepatitis C 1
Tabel 4
Hipertensi 2
Tabel 4. Distribusi pasien neuropati perifer
diabetik berdasarkan hasil cek gula Asam urat 2
darah sewaktu Difteri 1
Hasil cek gula n %
Vasculitis 1
darah sewaktu
90 – 199 mg/dL 25 89,29 Displidemia 1
>200 mg/dL 3 10,71 Carpal Tunnel Syndrome (CTS) 1
Total 28 100
Hasil pada tabel 4 menunjukkan bahwa Berdasarkan hasil pada tabel 6. terlihat

hasil pengecekan gula darah sewaktu pasien bahwa penyakit penyerta pada pasien neuropati

yang paling banyak ditemukan adalah kadar perifer diabetic yang ditemukan dalam

gula darah 90-199 mg/dL sebanyak 25 pasien penelitian ini masing-masing secara berurutan

(89,29%) dan yang paling sedikit adalah > 200 adalah hipertensi, asam urat, hepes, kusta,

mg/dL sebanyak 3 pasien (10,71%). hepatitis C, difteri, vasculitis, displidemia dan


Carpal Tunnel Syndrome (CTS),

Karakteristik Pasien Neuropati Perifer Diabetik


Berdasarkan Riwayat Penyakit Penyerta Karakteristik Pasien Neuropati Perifer Diabetik
Karakteristik pasien Neuropati Perifer Berdasarkan Terapi Farmakologi
Diabetik di poliklinik saraf RSUD Dr. M. Karakteristik pasien Neuropati Perifer

Haulussy Ambon tahun 2016-2019 berdasarkan Diabetik di poliklinik saraf RSUD Dr. M.

riwayat penyakit penyerta dapat dilihat pada Haulussy Ambon tahun 2016-2019 berdasarkan

Tabel 5. terapi farmakologi dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 5. Distribusi pasien neuropati perifer Tabel 7. Distribusi pasien neuropati perifer
diabetik berdasarkan riwayat diabetik berdasarkan terapi
penyakit penyerta farmakologi
Terapi farmakologi n %
Penyakit n %
penyerta Obat Hipoglikemik Oral 25 89,28
Ada 28 100
(OHO)
Tidak ada 0 0
Total 28 100 Obat Hipoglikemik Oral 3 11,72
Berdasarkan hasil pada tabel 5 terlihat (OHO) + Insulin
bahwa semua pasien memiliki riwayat penyakit Total 28 100
penyerta. Penyakit penyerta pada pasien Hasil pada tabel 7. terlihat bahwa terapi
farmakologi yang banyak diterima oleh pasien

101 http://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/moluccamed
Molucca Medica Volume 14, Nomor 2, Oktober 2021
ISSN 1979-6358 (print)
ISSN 25970246X (online)

adalah Obat Hipoglikemik Oral (OHO) 55-59 tahun yaitu masing-masing 3 pasien
sebanyak 25 pasien (79,17%) dan Obat (15%).
Hipoglikemik Oral (OHO) + Insulin sebanyak 3 Dari hasil penelitian ini membuktikan
pasien (16,67%). bahwa semakin bertambahnya usia maka resiko
terjadinya komplikasi neuropati semakin
Pembahasan meningkat. Namun, hal ini tidak menutup
Karakteristik Pasien Neuropati Perifer Diabetik kemungkinan kejadian neuropati perifer dapat
Berdasarkan Usia
dirasakan penderita diabetes yang masih muda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa usia
pasien neuropati perifer diabetik yang paling
Karakteristik Pasien Neuropati Perifer Diabetik
banyak ditemukan adalah >55 tahun sebanyak Berdasarkan Jenis Kelamin
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
20 pasien (71,43%). Hal ini disebabkan karena
pasien neuropati perifer diabetik yang paling
usia lanjut berhubungan dengan akumulasi
banyak ditemukan dalam penelitian ini adalah
kerusakan akibat radikal bebas seperti
perempuan sebanyak 17 pasien (60,71%) dan
peningkatan kadar lipid peroksida dan
laki-laki sebanyak 11 pasien (39,29%). Hal ini
perubahan aktivitas enzim yang diakhiri dengan
disebabkan karena perempuan cenderung lebih
kerusakan jaringan pada usia lanjut.26
beresiko mengalami penyakit diabetes melitus
Menurut Suryadi dan Susmini,27 proses
berhubungan dengan indeks masa tubuh besar
penuaan terjadi pada usia tersebut, proses
dan sindrom siklus haid serta saat manopause
penuaan yang akan menyebabkan kemampuan
yang mengakibatkan mudah menumpuknya
sel beta pankreas dalam memproduksi insulin
lemak yang mengakibatkan terhambatnya
berkurang, sehingga terjadi intoleransi glukosa.
pengangkutan glokusa kedalam sel.27
Proses punuaan yang terjadi pada usia lanjut
Menurut Kamenov et al.,28 tidak ada
juga menurunkan aktivitas mitokondria pada sel
perbedaan jenis kelamin yang signifikan dalam
otot sebanyak 35% kejadian ini berhubungan
kontrol diabetes (HbA1c dan glukosa plasma
dengan meningkatnya kadar lemak di otot
rata-rata), tetapi durasi terjadinya diabetes lebih
sebesar 30% sehingga menyebabkan terjadinya
lama pada perempuan dibandingkan pada laki-
resistensi insulin.
laki. Meskipun laki-laki dan perempuan
Hasil penelitian ini sama dengan hasil
memiliki durasi diabetes yang berbeda,
yang diperoleh Tambirang et al.,12 dimana hasil
prevalensi diabetik neuropati tidak
penelitiannya ditemukan pasien yang paling
menunjukkan perbedaan jenis kelamin yang
banyak mengalami neuropati perifer diabetik
signifikan.
adalah pada kelompok usia 50-54 tahun dan
Pada dasarnya, laki-laki dan perempuan
kelompok usia 70-74 tahun yaitu masing-masing
dapat menderita diabetik neuropati dengan
4 pasien (20%). Kemudian diikuti dengan
frekuensi yang sebanding. Namun, pasien laki-
kelompok usia 45-49 tahun dan kelompok usia
laki dapat menderita diabetik neuropati lebih

102 http://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/moluccamed
Molucca Medica Volume 14, Nomor 2, Oktober 2021
ISSN 1979-6358 (print)
ISSN 25970246X (online)

dini dibandingkan dengan perempuan. Alasan Kurun waktu 5-10 tahun seseorang
untuk perbedaan jenis kelamin ini mungkin terdiagnosis DM, akan menyebabkan terjadinya
termasuk perbedaan gaya hidup dan kekurangan komplikasi lainnya. Teori yang relevan
testosteron yang umum pada laki-laki dengan menyatakan bahwa penurunan fungsi sel beta
diabetes, yang mengarah ke defisit neurosteroid pankreas seiring dengan lama seorang penderita
yang lebih jelas. Perbedaan jenis kelamin ini DM terdiagnosis Hal tersebut sesuai dengan
membutuhkan skrining sebelumnya dan teori yang menyatakan bahwa penurunan fungsi
intervensi terapeutik untuk diabetik neuropati sel beta pankreas akan berdampak pada
pada laki-laki.29 berkurangnya jumlah produksi insulin didalam
darah akan menurunkan proses glikolisis
Karakteristik Pasien Neuropati Perifer Diabetik
didalam sel. Akibatnya glukosa yang tidak
Berdasarkan Lama Menderita DM
Berdasarkan lama menderita DM, pasien terserap oleh sel akan menyebabkan
yang paling banyak ditemukan adalah >5 tahun peningkatan akumulasi glukosa pada pembuluh
sebanyak 21 pasien (75%) dan yang paling darah dan menjadikan kondisi hiperglikemik.11
sedikit adalah 1-5 tahun sebanyak 7 pasien Menurut teori, komplikasi nefropati
(25%). Hal ini disebabkan karena penderita diabetik dan atau penyakit pembuluh darah
diabetes mellitus awalnya jarang sekali perifer yang terjadi pada penderita diabetes
mengontrol kadar gula darahnya serta melitus yang telah menderita 10 tahun atau lebih
kurangnya pengetahuan terhadap pola makan.30 akan berdampak kadar glukosa darah tidak
Smeltzer dan Bare32, kejadian neuropati terkendali, karena itu akan memicu munculnya
meningkat bersamaan dengan pertambahan usia komplikasi yang berhubungan dengan vaskuler
penderita dan lamanya penyakit tersebut angka sehingga mengalami nefropati diabetik dan atau
pravelensi dapat mencapai 50% pada pasien- penyakit pembuluh darah perifer.33
pasien yang sudah menderita selama 25 tahun. Proses terjadinya neuropati biasanya
Lama menderita DM akan makin progresif. Kadar gula darah tinggi dalam waktu
meningkatkan terjadinya komplikasi berupa yang lama menyebabkan penimbunan sorbitol
kerusakan pembuluh darah darah di seluruh yang meningkatkan aktivitas jalur poliol dan
tubuh sehingga makin memperberat gangguan berakibat pada perubahan jaringan saraf.
fungsi organ-organ vital. Keadaan ini jelas Perubahan ini berdampak pada gangguan
menurunkan kualitas hidup penderita DM transduksi sinyal pada saraf yang menyebabkan
tersebut. Ini juga disebabkan karena diabetes penderita DM tipe II mengalami penurunan
sering tidak terdeteksi atau mulai terjadinya sensitivitas di kaki. Hal ini menyebabkan
diabetes adalah 7 tahun sebelum diagnosis kurangnya kepekaan terhadap rangsangan nyeri,
ditegakkan sehingga angka morbiditas dan panas, trauma mekanis dan diabetisi tidak
mortalitas dini terjadi pada kasus yang tidak menyadari bahwa telah mengalami beberapa
terdeteksi.32

103 http://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/moluccamed
Molucca Medica Volume 14, Nomor 2, Oktober 2021
ISSN 1979-6358 (print)
ISSN 25970246X (online)

tipe trauma kaki yang menyebabkan terjadinya Ketika AGE terbentuk, maka AGE akan terikat
ulkus kaki.34,35 dengan reseptor seluler spesifik yang dikenal
Karakteristik Pasien Neuropati Perifer Diabetik sebagai Receptor Advance Glication End
Berdasarkan Hasil Cek Gula Darah Sewaktu
Product (RAGE). Interaksi AGE dengan RAGE
Hasil pengecekan gula darah sewaktu
akan meningkatkan produksi ROS (Reactive
pasien yang paling banyak ditemukan adalah
Oxygen Species) melalui aktivasi NADPH
kadar gula darah 90-199 mg/dL sebanyak 25
oksidase yang merusak endotel. Proses
pasien (89,29%) dan yang paling sedikit adalah
pembentukan ROS dikenal dengan stres
> 200 mg/dL sebanyak 3 pasien (10,71%%).
oksidatif dan dapat meningkat seiring dengan
Tinggi kadar gula darah pada hasil cek gula
peningkatan oksidasi lipid dan protein baik pada
darah sewaktu dalam penelitian ini akan
DM tipe 1 maupun tipe 2. Akibatnya, terjadi
menyebabkan berbagai gangguan pada sistem
mikroangiopati dan disfungsi saraf yang
somatosensorik (visual, vestibular,
menyebabkan nyeri atau perlambatan konduksi
proprioceptive) dan motorik (musculoskeletal,
saraf.37
otot, sendi jaringan lunak) yang dapat
mengganggu sistem keseimbangan dan
Karakteristik Pasien Neuropati Perifer Diabetik
meningkatkan risiko jatuh.33 Berdasarkan Riwayat Penyakit Penyerta
Berdasarkan data pada table 5
Nilai kadar gula darah yang didapatkan
menunjukkan bahwa semua pasien yang
pada pemeriksaan Gula Darah Sewaktu (GDS)
mengalami neuropati perifer diabetic memiliki
berasal dari asupan karbohidrat dan berbagai
riwayat penyakit penyerta. Riwayat penyakit
proses glukoneogenesis serta glikogenolisis
penyerta yang paling banyak dialami oleh pasien
yang terjadi dalam tubuh. Kadar gula darah yang
neuropati perifer diabetik adalah hipertensi dan
diperoleh melalui pemeriksaan GDS tidak
asam urat.
sepenuhnya mencerminkan peningkatan kadar
Neuropati perifer diabetik dengan
gula darah yang terjadi, dimana kadar GDS
penyakit hipertensi dalam penelitian ini
admisi yang tinggi pada subjek penelitian juga
disebabkan karena lama menderita DM dengan
dapat dipengaruhi oleh berbagai kondisi antara
hiperglikemi mempengaruhi perubahan
lain asupan karbohidrat yang tinggi, aktivitas
terhadap dinding pembuluh darah dan tekanan
fisik yang rendah, dan penyakit yang diderita,
darah. Perubahan dasar disfungsi terutama
khususnya DM.36
terjadi pada endotel pembuluh darah, sel otot
Kadar glukosa darah yang tinggi dalam
polos pembuluh darah maupun pada sel
jangka panjang pada diabetisi, memicu
mesangial ginjal, semuanya menyebabkan
terjadinya proses glikasi lipid dan protein yang
terjadinya komplikasi vaskular diabetes.38
mengakibatkan peningkatan AGE. AGE
Dalam penelitian ini juga ditemukan asam
memegang peran yang signifikan dalam proses
urat sebagai riwayat penyakit penyerta pasien
terjadinya berbagai komplikasi pada DM.
neuropati perifer diabetik. Menurut Darsana, 39

104 http://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/moluccamed
Molucca Medica Volume 14, Nomor 2, Oktober 2021
ISSN 1979-6358 (print)
ISSN 25970246X (online)

kadar asam urat mempunyai hubungan positif saluran cerna. Absorbsi metformin tidak optimal
dengan perkembangan dari DM tipe 2. bila dikonsumsi saat makan. Metformin
Hiperurisemia meskipun terlibat dalam dieksresikan dalam urin dan ASI tanpa diubah
patogenesis dari neuropati perifer diabetik tetapi dan tanpa adanya produk metabolit.40
masih perlu dibuktikan. Hiperinsulinemia dan Selain metformin, golongan OHO yang
resistensi insulin akibat sindrom metabolik digunakan adalah Glibenklamid dan
menyebabkan kenaikan kadar asam urat lewat Sulfonilurea. Glibenklamid merupakan obat
mekanisme langsung maupun tidak langsung, antihiperglikemia oral golongan sulfonilurea
meningkatkan produksi asam urat atau generasi kedua yang mana bekerja menurunkan
menurunkan fungsi ekskresi ginjal yang kadar glukosa darah dengan menstimulasi
mungkin disebabkan oleh efek stimulasi insulin sekresi insulin. Sulfonilurea dalam hal ini
terhadap reabsorbsi urat di tubulus proksimal. glibenklamid beraksi pada reseptor sulfonilurea,
Konsentrasi asam urat merupakan marker berupa ATP-dependent potassium channel, yang
pengganti sindrom metabolik yang sangat baik. menstimulasi depolarisasi dari sel B pankreas
dan merangsang sekresi insulin via exositosis.
Karakteristik Pasien Neuropati Perifer Diabetik
Dilaporkan juga glibenklamid mengaktivasi
Berdasarkan Terapi Farmakologi
Terapi farmakologi yang banyak diterima glikogen fosforilase alfa dan meningkatkan
oleh pasien adalah Obat Hipoglikemik Oral fruktosa selular 2.6-bifosfat liver, yang
(OHO) sebanyak 25 pasien (89,28%) dan yang menghasilkan penurunan glukoneogenesis dan
paling sedikit adalah Obat Hipoglikemik Oral meningkatkan glikolisis di hati. Hal inilah yang
(OHO) + Insulin yaitu sebanyak 3 pasien mengakibatkan efek hipoglikemia setelah
40
(11,72%). Jenis obat OHO yang paling banyak mengonsumsi glibenklamid.
di konsumsi oleh pasien adalah metformin. Sulfonilurea diabsorbsi pada saluran
Metformin merupakan obat cerna dengan cepat dan mencapai kadar dalam
antihiperglikemik golongan biguanid, yang darah dalam waktu 15 menit setelah konsumsi
banyak digunakan untuk terapi kontrol Diabetes peroral. Sulfonilurea dimetabolisme di hati dan
Melitus tipe 2. Metformin bekerja dengan dieksresikan oleh ginjal melalui urin. Sekitar
menurunkan konsentrasi kadar glukosa darah 44% pasien yang diterapi dengan monoterapi
tanpa menyebabkan hipoglikemia dan sulfonilurea (glibenklamid) mengalami
penurunan glukoneogenesis hati. Fosforilasi penurunan kadar glukosa darah puasa < 270
protein CREB menghasilkan penurunan mg/dL dalam dosis pemeliharaan.40
ekspresi gen untuk glukoneogenesi dan Hasil penelitian sama dengan Suyanto 11
menurunkan asam lemak bebas hasil yang menunjukkan bahwa pada Ruang
glukoneogenesis substrat. Dilain hal, metformin Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Tugurejo
meningkatkan insulin-mediated glukose uptake Semarang sebagian besar mengkonsumsi obat
di jaringan perifer. Metformin diabsorbsi di antihiperglikemik oral (OHO). Jenis OHO yang

105 http://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/moluccamed
Molucca Medica Volume 14, Nomor 2, Oktober 2021
ISSN 1979-6358 (print)
ISSN 25970246X (online)

sering dikonsumsi responden adalah Metformin jenis ini akan menghasilkan onset yang cepat
dalam jangka waktu minimal 1 tahun. Hasil dan durasi kerja yang panjang sehingga dapat
penelitian yang relevan menyatakan bahwa meniru profil insulin normal tubuh. Hubungan
pasien dengan neuropati perifer diabetik tipe II, kondisi klinis pasien di rumah sakit dengan
dan mengkonsumsi metformin lebih dari 6 bulan pemilihan jenis insulin terbukti dengan adanya
memiliki serum rendah Vitamin B12 penurunan kadar gula darah pada pasien.41
(Cobalamin/Cbl) dan tanda menunjukkan klinis
neuropati perifer yang lebih parah dibandingkan Kesimpulan
dengan pasien yang tidak terpapar Metformin. Dari penelitian ini dapat disimpulkan di
Pasien DM akan mengalami penurunan vitamin Poliklinik Saraf RSUD DR. M. Haulussy usia
B12, rasa kesemutan pada tangan dan pada kaki pasien neuropati perifer diabetic yang paling
serta mati rasa merupakan tanda dan gejala banyak ditemukan adalah >55 tahun yangn lama
kurangnya vitamin B12 didalam tubuh. menderita DM >5 tahun. Semua pasien memiliki
Jenis insulin yang diberikan pada pasien riwayat penyakit penyerta dan yang paling
neuropati perifer diabetik di RSDU Dr M. banyak dialami oleh pasien neuropati perifer
Haulussy Ambon adalah novorapid dan diabetik adalah hipertensi dan asam urat dengan
levemir. Novorapid merupakan insulin kerja terapi farmakologi yang diterima adalah Obat
cepat dan Levemir merupakan insulin kerja Hipoglikemik Oral (OHO) serta penggunaan
panjang, jika dibandingkan penggunaan insulin Insulin.

Referensi
1. American Diabetes Association. Standards 6. Fitri KY dan Nurul Utami. Peran Dukungan
of Medical Care In Diabetes. Diabetes Care. Keluarga dalam Mencegah Neuropati
2016;40(1) Perifer. Jurnal Medula Unila. 2016;5(2):41-
2. International Diabetes Federation. Diabetes 47.
Atlas 6th Edition 2016: International 7. Tabatabaei-Malazy O, Mohajeri-Tehrani M,
Diabetes Federation. 2016. Madani S, Heshmat R, Larijani B. The
3. Kementerian Kesehatan RI. Laporan prevalence of diabetic peripheral neuropathy
Nasional Hasil Riset Kesehatan Dasar and related factors. Iran J Public Health.
(RISKEDAS) Tahun 2018. Badan penelitian 2011;40(3):55–62.
dan pengembangan kesehatan. Kementerian 8. Alport and Sander. Clinical approach to
Kesehatan Republik Indonesia. 2018;1-614. peripheral neuropathy: anatomic
4. Dumah DF. Hubungan Kualitas Tidur localization and diagnostic testing. Diabetes
dengan Kadar Gula Darah Pada Pasien Care. 2012;18(1):13–38.
Diabetes Melitus Tipe 2 di RSUD dr. M. 9. Malazy OT, Tehrani MR, Madani SP,
Haulussy Ambon. Jurnal BIOSAINSTEK. Heshmar R and Larijani B. The Prevalence
2019;1(1):56–60 of Diabetic Peripheral Neuropathy and
5. Pinzon RT dan Jesisca. Efek kombinasi Related Factors. Iranian J Publ Health.
vitamin B1, B6, B12 untuk menurunkan 2011;40(1)
intensitas nyeri pada penderita neuropatik 10.Metab AG. Comparison of different
diabetes. Jurnal Gizi Klinik Indonesia. screening tests for diagnosis of diabetic
2018;4(4):140-145. peripheral neuropathy in primary health

106 http://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/moluccamed
Molucca Medica Volume 14, Nomor 2, Oktober 2021
ISSN 1979-6358 (print)
ISSN 25970246X (online)

care setting. Int J Health Sci (Qassim). Pontianak Barat. Jurnal Prones. 2019;4(1):1-
2012;6(2):109-15. 9.
11.Suyanto. Gambaran Karakteristik Penderita 22.Arham K, Arma U dan Hayati M. Hubungan
Neuropati Perifer Diabetik. Jurnal Pendapatan Orang Tua Dengan Angular
Keperawatan dan Pemikiran Ilmiah. Cheilitis Pada Anak SDN 13 Tuapejat dan
2017;3(1):1-6 SDN 22 Tuapejat Kecamatan Sipora Utara
12.Tambirang RM, Wiyono WI dan Kabupaten Kepulauan Mentawai. Jurnal
Mamarimbing M. Evaluasi Penggunaan Dan Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah.
Outcome Terapi Obat Antinyeri Pada Pasien 2019;6(2):111-18.
Diabetik Neuropati Di Instalasi Rawat Inap 23.Arham K, Arma U dan Hayati M. Hubungan
RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Pendapatan Orang Tua Dengan Angular
Jurnal Ilmiah Farmasi. 2018;7(3):76-88. Cheilitis Pada Anak SDN 13 Tuapejat dan
13.Janahi N. Diabetic peripheral neuropathy: a SDN 22 Tuapejat Kecamatan Sipora Utara
common complication in diabetic patients. Kabupaten Kepulauan Mentawai. Jurnal
Bahrain Med Bull. 2015;37(1). Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah.
14.Hyun S and Bong yun. Diabetic peripheral 2019;6(2):111-18.
neuropathy in type 2 diabetes mellitus in 24.Mindayani S. Perbaikan Fasilitas Kerja
Korea. 2012;6–12. Untuk Mengurangi Keluhan
15.Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Muskuloskeletal. Jurnal Endurance.
Indonesia. Pedoman Pelaporan Insiden 2018;3(2):313-24.
Keselamatan Pasien (IKP) (Patient safety 25.Suyanto. Gambaran Karakteristik Penderita
Incident Report). Jakarta : Komite Neuropati Perifer Diabetik. jurnal
Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKP-RS). Keperawatan dan Pemikiran Ilmiah.
2011. 2018;3(1):1-6
16.Kementerian Kesehatan RI. Laporan 26.Prasetyo MA. Pengaruh Penambahan Alpha
Nasional Hasil Riset Kesehatan Dasar Lipoic Acid Terhadap Perbaikan Penderita
(RISKEDAS) Tahun 2013. Badan penelitian Polineuropati Diabetika. Tesis. Universitas
dan pengembangan kesehatan. Kementerian Diponegoro Semarang. 2011
Kesehatan Republik Indonesia. 2013 27.Supriyadi dan Susmini. Hubungan Kadar
17.Subekti I. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Gula Darah Sewaktu Dengan Gejala
Edisi 6, Neuropati Diabetic. Jakarta, Neuropati Perifer Penderita Diabetes Melitus
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Tipe 2. Jurnal Penelitian Keperawatan.
Kedokteran Universitas Indonesia. 2014 2019;5(1):61-66
18.Assessing diabetic peripheral neuropathy in 28.Trisnawati SK dan Setyorogo S. Faktor
primary care. Better Medicine Journal. risiko kejadian diabetes melitus tipe 2 di
2014;61:36-47 Puskesmas kecamatan Cengkareng Jakarta
19.Rosyida K. Gambaran Neuropati Perifer Barat tahun 2012. Jurnal Ilmiah Kesehatan.
Pada Diabetisi Di Wilayah Kerja Puskesmas 2013;5(1):6-11
Kedungmundu Semarang. Skripsi. Fakultas 29.Kamenov ZA, Rumyana AP dan Rumyana
Kedokteran. Universitas Diponegoro. TG. Earlier Development of Diabetic
Semarang. 2016 Neuropathy in Men Than in Women with
20.Yanada F dan Taberima B. Faktor Resiko Type 2 Diabetes Mellitus. Gender Medicine.
kejadian Diabetes Melitus tipe 2 pada 2012;7(6):600-615.
Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 di RSUD 30.Syafi'i MR. Gambaran klinis neuropati
Dr. M. Haulussy Ambon Tahun 2014. perifer pada penyandang diabetes melitus di
Molluca medica. 2015;8(1):36-54 wilayah puskesmas purwosari. Program
21.Safitri A, Lestari L, Wulandari D, Hayati UF Studi Keperawatan. Fakultas Ilmu
dan Nurfianti A. Hubungan Pengetahuan Kesehatan. Universitas Muhammadiyah
Dan Sikap Ibu Terhadap Hygiene Pemberian Surakarta. 2018.
Asi Pada Bayi Usia 0-6 Bulan Di Wilayah 31.Smeltzer SC dan Bare GB. Handbook For
Kerja Puskesmas Perumnas II Kecamatan Brunner & Suddarth's Textbook Of Medi cal
- Surgical Nursing. Jakarta: EGC. 2013

107 http://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/moluccamed
Molucca Medica Volume 14, Nomor 2, Oktober 2021
ISSN 1979-6358 (print)
ISSN 25970246X (online)

32.Ramadhan N dan Marissa N. Karakteristik 37.Al-Farabi MJ. Antibodi terhadap advanced


Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 glycation end product, cara mutakhir
Berdasarkan Kadar Hba1c Di Puskesmas pencegahan komplikasi diabetes melitus.
Jayabaru Kota Banda Aceh. SEL. 2015;2(2): Cermin Dunia Kedokteran.
49-56 2013;40(11):807–14.
33.Anani A, Udiyono A dan Ginanjar P. 38.Waspadji S. Buku Ajarr Ilmu Penyakit
Hubungan antara perilaku pengedalian Dalam Edisi 6, Komplikasi Kronik Diabetes.
diabetes dan kadar glukosa darah pasien Jakarta, Departemen Ilmu Penyakit Dalam
rawat jalan diabetes melitus. Dosen bagian Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
epidemiologi dan penyakit tropik FKM 2014
UNDIP. 2012. 39.Darsana IN. Korelasi Positif Kadar Asam
34.Ardiyati AV. Hubungan Antara Skor Urat Serum Tinggi Dengan Neuropati
Monofilamen Dengan Ulkus Diabetik Di Diabetik Perifer Pada Penderita DM Tipe 2
Klinik Perawatan Luka Rumat Bekasi. Di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah
(Skripsi tidak dipublikasi). Program Studi Denpasar. Tesis. Program Magister. Program
Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Studi Ilmu Biomedik. Program Pascasarjana.
Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Universitas Udayana. Denpasar
Syarif Hidayatullah, Jakarta. 2014 40.Gumantara MPB Oktarlina RZ.
35.Susilowati T dan Windawati F. Senam Perbandingan Monoterapi dan Kombinasi
Ergonomik Meningkatkan Sensitivitas Kaki Terapi Sulfonilurea-Metformin terhadap
Pada Penderita Diabetes Mellitus Di Pasien Diabetes Melitus Tipe 2. Majority.
Kelurahan Purwosari Kecamatan Laweyan 2017;6(1):55-59
Kota Surakarta. Jurnal Maternity. 2016;3(2). 41.Sepmawati ND. Evaluasi Ketepatan Terapi
36.Andreani FV, Belladonna M dan Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Di
Hendrianingtyas M. Hubungan Antara Gula Instalasi Rawat Inap RS “A” Periode Januari
Darah Sewaktu Dan Puasa Dengan –Juni 2015. Program Studi Farmasi. Fakultas
Perubahan Skor Nihss Pada Stroke Iskemik Farmasi. Universitas Muhammadiyah
Akut. Jurnal Kedokteran Diponegoro. Surakarta. 2016.
2018;7(1):185-198

108 http://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/moluccamed

Anda mungkin juga menyukai