Anda di halaman 1dari 13

Nursing News Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Volume 2, Nomor 3, 2017 Ibu dengan Kejadian Diare Pada Anak Balita
(1-5 Tahun) di Posyandu Mawar Kelurahan
Merjosari Wilayah Puskesmas Dinoyo Kota Malang

HUBUNGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)


IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK BALITA
(1-5 TAHUN) DI POSYANDU MAWAR KELURAHAN
MERJOSARI WILAYAH PUSKESMAS DINOYO
KOTA MALANG

Elisabeth Maria Mas1), Atti Yudiernawati2), Neni Maemunah3)

1)
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang
2)
Dosen Program Studi Keperawatan Poltekkes Kemenkes Malang
3)
Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang
E-mail: mariamas.elisabeth35@gmail.com

ABSTRAK

Dampak dari perilaku yang tidak bersih bisa mempengaruhi perilaku seseorang, termasuk
perilaku di bidang kesehatan sehingga bisa menjadi penyebab tingginya angka penyebaran
suatu penyakit termasuk penyakit diare yang mempunyai resiko penularan dan penyebaran
cukup tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) Ibu dengan kejadian diare pada anak balita (1-5 tahun) di
Posyandu Mawar Kelurahan Merjosari Kota Malang. Desain penelitian ini dilakukan
dengan metode korelasional untuk mengetahui hubungan PHBS ibu dengan kejadian diare.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki balita usia 1-5 tahun di
Posyandu Mawar Kelurahan Merjosari berjumlah 40 orangdan sampel penelitian
menggunakan total sampling yaitu semua anggota populasi dijadikan sampel. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan
sebagian besar Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PBHS) dikategorikan baik yaitu sebanyak
22 orang (73,33%), hampir seluruh responden dikategorikan tidak terdapat kejadian diare
yaitu sebanyak 28 orang (93,33%), dan hasil analisis data menggunakan uji spearman rank
nilai signifikan (sig.) sebesar 0,014 (p ≤ 0,05), artinya ada hubungan PHBS ibu dengan
kejadian diare pada anak balita (1-5 tahun) di Posyandu Mawar Kelurahan Merjosari Kota
Malang dengan nilai korelasi 0,445.Diharapkan kepada ibu untuk meningkatkan PBHS
dalam menjaga kesehatan diri dan anak.

Kata Kunci : Diare, Bersih dan Sehat Perilaku Hidup (PHBS).

488
Nursing News Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Volume 2, Nomor 3, 2017 Ibu dengan Kejadian Diare Pada Anak Balita
(1-5 Tahun) di Posyandu Mawar Kelurahan
Merjosari Wilayah Puskesmas Dinoyo Kota Malang

RELATIONSHIP BEHAVIOR AND HEALTHY LIVING (PHBs) MOTHER WITH


THE OCCURRENCE OF DIARRHEA IN CHILDREN CHILDREN (1-5 YEARS)
POSYANDU MAWAR IN VILLAGE AREA HEALTH MERJOSARI
DINOYO MALANG

ABSTRACT

The impact of behavior that is not clean affect a person's behavior, including behavior in
the health sector so that it can be the cause of the high rate of spread of a disease,
including diarrheal disease have a risk of infection and spread is quite high. The purpose
of this study was to determine the relationship of Clean and Healthy Lifestyle (PHBS)
Mother with Genesis diarrhea in children toddlers (1-5 years) in the mawar Village
Merjosari IHC Malang. Design This study was conducted by correlation method to
determine the relationship with Genesis Capital PHBS Diarrhea. The population in this
study are all Mothers who have children age 1-5 years in Posyandu Mawar village
Merjosari totaling 40 people and sample using a total sampling that all members of the
population sampled. Data collection techniques used were questionnaires. The results
showed the majority of Clean and Healthy Lifestyle (PHBS) are categorized either as many
as 22 people (73.33%), nearly all respondents considered there was no incidence of
diarrhea as many as 28 people (93.33%), and the results of data analysis using Spearman
Rank test of significant value (sig.) of 0.014 (p ≤ 0.05), meaning that there is relationship
Behavior Clean and Healthy Lifestyle (PHBS) Mother incidence of diarrhea in young
children (1-5 years) in the mawar Village Merjosari IHC Malang the correlation value –
o.445. It is expected to mothers to inprove the behavior of clean living and healthy (PBHS)
in maintaining the health of self and children.

Keywords : Diarrhe, Clean and Healthy Lifestyle (PHBS).

PENDAHULUAN biasanya tiga kali atau lebih dalam sehari


(Titik, 2016). Diare adalah Frekuensi
Diare adalah suatu penyakit dengan buang air besar lebih dari 4 x pada bayi
tanda – tanda adanya perubahan bentuk dan lebih dari 3 x pada anak. konsistensi
dan konsistensi dari tinja, yang feses encer ,dapat berwarna hijau , dapat
melembek sampai mencair dan pula bercampur lendir dan darah atau
bertambahnya ferkuensi buang air besar lendir saja (FK UI,1996,dalam buku

489
Nursing News Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Volume 2, Nomor 3, 2017 Ibu dengan Kejadian Diare Pada Anak Balita
(1-5 Tahun) di Posyandu Mawar Kelurahan
Merjosari Wilayah Puskesmas Dinoyo Kota Malang

Susilaningrum,dkk, 2013). Diare pada 2013 cakuban (baduta) yang menderita


dasarnya adalah frekuensi buang air besar diare sebanyak 9,7% dan 6,6% pada
lebih dari empat kali pada bayi dan lebih balita. Ini menunjukan bahwa kasus diare
tiga pada anak. Konsistensi feses encer, pada balita masih tetap tinggi, Angka
dapat berarna hijau, dapat pula bercampur kesakitan diare di Kota Malang mencapai
lendir dan darah/lendir saja (FK UI, 1996 16,752 kasus pada tahun 2009. Angka ini
dalam buku Nursalam, 2013). menempati rangking ke 9 dari 10
Penyakit diare di Indonesia penyakit terbesar di Kota Malang. Dalam
merupakan salah satu masalah kesehatan konteks kesehatan di indonesia diare
masyarakat yang utama terutama pada merupakan isu kesehatan utama yang
balita, Angka kesakitan diare di Indonesia akibatkan sanitasi buruk. Jalur masuknya
dari tahun ke tahun cendrung meningkat. virus bakteri atau pathogen penyebab
Angka kesakitan diare pada tahun 2010 diare ketubuh manusia dikenal dengan
yaitu 423 per 1000 penduduk, dengan istilah 4F : Fluids (air), Fields (tanah),
jumlah kasus 10.980 penderita dengan Flies (lalat), dan Fingers (tangan).
jumlah kematian 277 (CFR 2,52%). Di Tahapannya dimulai dari cemaran yang
Indonesia dilaporkan terdapat 1,6 sampai berasal dari kotoran manusia feses yang
2 kejadian diare per tahun pada balita, mencemari 4F, lalu cemaran itu
sehingga secara keseluruhan diperkirakan berpindah ke makanan yang kemudian
kejadian diare pada balita berkisar antara disantap oleh manusia. (Kemenkes RI,
40 juta setahun dengan kematian 2011).
sebanyak 200.000– 400.000 balita. Pada Ada beberapa faktor yang berkaitan
survei tahun 2000 yang dilakukan oleh dengan kejadian diare yaitu tidak
Ditjen P2MPL Depkes di 10 provinsi, memadainya penyediaan air bersih, air
didapatkan hasil bahwa dari 18.000 tercemar oleh tinja, kekurangan sarana
rumah tangga yang disurvei diambil kebersihan, pembuangan tinja yang tidak
sampel sebanyak 13.440 balita, dan hygienis, kebersihan perorangan dan
kejadian diare pada balita yaitu 1,3 lingkungan yang jelek, serta pengolahan
episode kejadian diare pertahun (Anjar dan penyimpanan makanan yang tidak
P.W, 2009). semestinya. Banyak faktor yang secara
Di Jawa Timur tahun 2012 cakupan langsung maupun tidak langsung dapat
anak umur 11-23 bulan yang menderita menjadi faktor pendorong terjadinya
diare sebanyak 335 anak, presentasi diare, terdiri dari faktor agen penjamu,
mendapatkan pelayanan kesehatan lingkungan dan perilaku. Faktor penjamu
sebanyak 71,9%, presentasi yang yang menyebabkan meningkatnya
mendapatkan oralit sebanyak 53,2% kerentangan terhadap diare, diantaranya
(SDKI,2012) hasil RISKESDAS tahun tidak memberikan ASI selama 2 tahun,

490
Nursing News Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Volume 2, Nomor 3, 2017 Ibu dengan Kejadian Diare Pada Anak Balita
(1-5 Tahun) di Posyandu Mawar Kelurahan
Merjosari Wilayah Puskesmas Dinoyo Kota Malang

kurang gizi, penyakit campak, dan baik dan memenuhi syarat kesehatan
imunodefisiensi. Faktor lingkungan yang serta didukung oleh personal hygiene
paling dominan yaitu sarana penyediaan yang baik akan bisa mengurangi resiko
air bersih dan pembuangan tinja, kedua munculnya suatu penyakit termasuk
faktor ini akan berinteraksi bersama diantaranya penyakit diare. Personal
dengan perilaku manusia. Apa bila faktor hygiene dan sanitasi lingkungan
lingkungan tidak sehat karena tercemar perumahan yang baik bisa terwujud apa
kuman diare serta berakumulasi dengan bila didukung oleh perilaku masyrakat
perilaku manusia yang tidak sehat pula yang baik atau perilaku yang mendukung
maka penularan diare dengan mudah terhadap program-program pembangunan
dapat terjadi (Depkes, 2010). kesehatan termasuk program
Perilaku merupakan salah satu pemberantasan dan program
faktor yang berperan penting dalam penanggulangan penyakit diare.
menentukan derajat kesehatan, karena Perilaku kesehatan dapat
ketiga faktor lain seperti lingkungan, diwujudkan dengan Perilaku Hidup
kualitas pelayanan kesehatan maupun Bersih dan Sehat (PHBS) berdasarkan
genetika masih dapat dipengaruhi oleh keputusan Menteri Kesehatan RI. NO.
perilaku. Perilaku yang tidak sehat akan 1193/MENKES/SK/2004 adalah salah
menimbulkan penyakit. Perubahan satu kebijakan nasional. Perilaku Hidup
perilaku tidak mudah untuk dilakukan, Bersih dan Sehat merupakan program
namun mutlak diperlukan untuk pemerintah yang bertujuan untuk
meningkatkan derajat kesehatan menciptakan suatu kondisi baik
masyarakat (Dinkes Propinsi jawa Timur, perorangan, keluarga maupun kelompok
2010). masyarakat untuk meningkatkan
Dampak dari perilaku yang tidak pengetahuan dan perilaku serta sadar,
bersih bisa mempengaruhi perilaku mau dan mampu mempraktekkan PHBS.
seseorang, termasuk perilaku di bidang Hal ini dapat dilakukan dengan cara
kesehatan sehingga bisa menjadi komunikasi informasi maupun melalui
penyebab tingginya angka penyebaran jalur edukasi. Perilaku Hidup Bersih dan
suatu penyakit termasuk penyakit diare Sehat terbagi dalam lima tatanan yakni:
yang mempunyai resiko penularan dan tatanan rumah tangga, tatanan sekolah,
penyebaran cukup tinggi. Penyakit diare tatanan tempat kerja, tatanan sarana
yang merupakan penyakit berbasis kesehatan dan tempat-tempat umum.
lingkungan juga dipengaruhi oleh Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
keadaan kebersihan baik perorangan pada perkembangannya menunjukan jenis
(personal hygiene) maupun kebersihan dan indikator yang berbeda-beda, di
lingkungan perumahan, sanitasi yang masing-masing wilayah seiring dengan

491
Nursing News Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Volume 2, Nomor 3, 2017 Ibu dengan Kejadian Diare Pada Anak Balita
(1-5 Tahun) di Posyandu Mawar Kelurahan
Merjosari Wilayah Puskesmas Dinoyo Kota Malang

berlakukannya otonomi khusus (Depkes cara mencuci botol susu dengan tepat
RI, 2011). sebelum digunakan kembali. Salah satu
Rumah tangga sebagai salah satu penyebab anak-anak (Balita) menyidap
sasaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat penyakit diare disebabkan oleh Perilaku
(PHBS) yang berarti mampu menjaga, Hidup Bersih yang tidak sehat, orang tua
meningkatkan dan melindungi kesehatan (Ibu) masih belum mengerti tentang
setiap anggota rumah tangga dari manfaat mencuci tangan yang benar
gangguan ancaman penyakit dan setelah melakukan aktifatas di luar atau
lingkungan yang kurang kondusif untuk pun di dalam rumah. Sedangkan 3 (40%)
hidup sehat. Kondisi sehat dapat dicapai orang ibu mengatakan belum memahami
dengan mengubah perilaku dari yang manfaat menggunakan jamban sehat
tidak sehat menjadi perilaku yang sehat seperti buang tinja balita disembarang
dan menciptakan lingkungan sehat di tempat dan jamban masih kotor
rumah tangga, karena kesehatan perlu sedangkan manfaat dari ASI esklusif
dijaga, di pelihara, dan ditingkatkan oleh sudah dimengerti.
setiap anggota rumah tangga serta Terdapat berbagai penelitian yang
perjuangkan oleh semua pihak. mendukung dalam penelitian ini, salah
Penerapan PHBS di rumah tangga satu penelitian yang memiliki kesamaan
merupakan tanggung jawab setiap dengan penelitian ini adalah yang
anggota rumah tangga, pemerintah dilakukan oleh Muhajirin (2007) yang
beserta jajaran terkait untuk menfasilitasi berjudul "Hubungan anatara Praktek
kegiatan PHBS agar dapat berjalan secara Personal Hygiene Ibu Balita dan Sasaran
efektif (Maryunani, 2013). Sanitasi Lingkungan dengan Kejadian
Berdasarkan studi pendahulan yang Diare Pada Anak Balita di Kecamatan
dilakukan di Puskesmas Dinoyo Maos Kabupaten Cilacap" sesuai
diketahui bawah di Kelurahan Merjosari penelitian tersebut diatas, peneliti ingin
terdapat 40 orang balita (1-5 tahun) dari melakukan penelitian yang berjudul
bulan Januari–April 2016 yang terkena "Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan
penyakit diare akibat PHBS ibu. Dari 7 Sehat (PHBS) Ibu dengan kejadian Diare
orang ibu yang ditemui terdapat 2 (30%) Pada Anak Balita (1-5 tahun) di
orang ibu sudah memahami manfaat dari Kelurahan Merjosari Wilayah Puskesmas
PHBS rumah tangga, sementara 5 orang Dinoyo Kota Malang".
ibu 2 (30%) diantaranya mengatakan Penelitian terdahulu menggunakan
bahwa belum memahami manfaat dari rancangan penelitian dengan Case
cuci tangan yang benar dengan Control (kasus-kontrol) dengan metode
menggunakan sabun seperti sebelum survey, data diambil dengan
menyuapi anak dan belum mengetahui menggunakan Purposive Sampling. Hasil

492
Nursing News Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Volume 2, Nomor 3, 2017 Ibu dengan Kejadian Diare Pada Anak Balita
(1-5 Tahun) di Posyandu Mawar Kelurahan
Merjosari Wilayah Puskesmas Dinoyo Kota Malang

penelitian yang dilakukan oleh Muhajirin


(2007), berjudul “hubunggan antar METODE PENELITIAN
praktek personal hygien ibu balita dan
sarana sanitasi lingkungan dengan Desain penelitian ini dilakukan
kejadian diare pada anak balita di dengan metode korelasional untuk
Kecamatan Maos Kabupaten Cilacap” mengetahui hubungan PHBS ibu dengan
menunjukan bahwa ada hubugnan anatara kejadian diare. Populasi dalam penelitian
praktek personal hygiene ibu balita dan ini adalah seluruh ibu yang memiliki
sarana sanitasi lingkungan dengan balita usia 1-5 tahun di Posyandu Mawar
kejadian diare pada anak balita di Kelurahan Merjosari berjumlah 40 orang
Kecamatan Maos Kabupaten Cilacap dan sampel penelitian menggunakan total
secara berurutan adalah praktek personal sampling yaitu semua anggota populasi
hygiene OR = 2,983 CI= 95% dijadikan sampel. Teknik pengumpulan
1,420<OR<6,269, kualitas jamban OR = data yang digunakan adalah
3,059 CI 95% 1,357<OR< 6,896. kuesioner.Variabel dalam penelitian ini
Sedangkan walaupun memiliki nilai yaitu variabel Independen (PHBS IBU)
P<0,05 tetapi karena nilai OR<1 maka dan variabel dependen (kejadian Diare).
hubungan variabel tersebut dengan Agar karakteristik sampel tidak
kejadian diare pada anak balita adalah menyimpang dari populasinya, maka
protektif yaitu variabel kualitas air bersih sebelum pengambilan sampel perlu
OR = 0,434 CI= 95% 0,206<OR<0,911, ditentukan criteria inklusi, maupun
Kualitas pembuagan air limbah OR = kriteria eksklusi (Notoadmodjo, 2010).
0,269 CI =95% 0,127 dan jenis tempat Kriteria Inklusi dalam penelitian ini
sampah OR =0,312 CI=95 % 0,144 adalah Ibu–ibu yang mempunyai balita 1-
<OR<0, 676. 5 tahun,Tinggal dan menetap di
Fenomena dari rendahnya perilaku kelurahan yang akan menjadi tempat
hidup bersih dan sehat (PHBS) rumah penelitian, bersedia menjadi
tangga dan dampak diare yang akan responden,Ibu sehat mental dan fisik, Ibu
ditimbulkan pada balita sangat tinggi bila yang bisa baca dan tulis, Ibu yang
dibandingkan tahapan umur lainnya. berkunjung ke pustu, Kriteria Eksklusi
Tujuan penelitian ini adalah untuk dalam penelitian ini adalah Ibu yang tidak
mengetahui Hubungan Perilaku Hidup bersedia menjadi Responden, Ibu yang
Bersih dan Sehat (PHBS) Ibu Dengan tidak memiliki anak balita, Ibu yang
kejadian Diare pada Anak Balita (1-5 tidak menetap di Kelurahan Merjosari.
Tahun) Di Posyandu Mawar Kelurahan dan hasil analisis data menggunakan uji
Merjosari Kota Malang. spearman rank nilai signifikan (sig.)
sebesar 0,014 (p ≤ 0,05), artinya ada

493
Nursing News Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Volume 2, Nomor 3, 2017 Ibu dengan Kejadian Diare Pada Anak Balita
(1-5 Tahun) di Posyandu Mawar Kelurahan
Merjosari Wilayah Puskesmas Dinoyo Kota Malang

hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Total 30 100


Sehat (PHBS) ibu dengan kejadian diare Berdasarkan Tabel 1, diketahui
pada anak balita (1-5 tahun) di Posyandu bahwa sebagian besar responden
Mawar Kelurahan Merjosari Kota dikategorikan memiliki katgori Perilaku
Malang dengan nilai korelasi 0,445. Pada Hidup Bersih dan Sehat (PBHS) yang
penelitian ini yang dilakukan analisis baik yaitu sebanyak 22 orang (73,33%).
univariat adalah karakteristik responden,
PHBS ibu dan kejadian diare pada balita Tabel 2. Kategori Kejadian Diare pada
1 – 5 tahun. Besarnya angka hasil Anak Balita (1-5 tahun)
perhitungan atau pengukuran diperoleh Kategori Kejadian
f (%)
dengan cara dijumlahkan kemudian Diare
dibandingkan dengan jumlah yang Ringan 3 6,67
Sedang 38 84,44
diharapkan sehingga diperoleh
Berat 4 8,89
persentase.
Total 45 100

Berdasarkan Tabel 2, diketahui


HASIL DAN PEMBAHASAN
bahwa hampir seluruh responden
dikategorikan tidak terdapat kejadian
Tabel 1. Kategori Perilaku Hidup Bersih
diare yaitu sebanyak 28 orang (93,33%).
dan Sehat (PHBS) pada ibu di
Berdasarkan tabel 3, menunjukkan
Puskesmas posyandu mawar
bahwa sebagian besar kategori perilaku
kelurahan Merjosari Kota
hidup bersih dan sehat (PHBS) ibu yang
Malang Tahun 2016
baik sebanyak 22 orang (73,33%) tidak
Kategori PHBS f (%)
Baik 22 73,33 terdapat kejadian diare pada balita (1-5
Cukup 8 26,67 tahun)
Kurang 0 0

Tabel 3. Tabulasi Silang


Kejadian Diare
Variabel Total
Tidak Diare Diare
Baik 22 (73,33%) 0 22 (73,33%)
Cukup 6 (20,0%) 2 (6,67%) 8 (26,67%)
PHBS
Kurang 0 0 0
Tidak Baik 0 0 0
Total 28 (93,33%) 2 (6,67%) 30 (100%)

494
Nursing News Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Volume 2, Nomor 3, 2017 Ibu dengan Kejadian Diare Pada Anak Balita
(1-5 Tahun) di Posyandu Mawar Kelurahan
Merjosari Wilayah Puskesmas Dinoyo Kota Malang

Tabel 4. Uji spearman rank


Koefisien
Variabel N Sig. Keterangan
Korelasi
Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) ibu dengan kejadian diare pada anak
30 0,014 -0,445 H1 diterima
balita (1-5 tahun) di Posyandu Mawar
Kelurahan Merjosari Kota Malang

Berdasarkan Tabel 4, menunjukkan sebesar 55,5% dipengaruhi oleh faktor


bahwa hasil perhitungan spearman rank lain.
hubungan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) ibu dengan kejadian diare Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
pada anak balita (1-5 tahun) di Posyandu Berdasarkan Tabel 1 diketahui
Mawar Kelurahan Merjosari Kota bahwa sebagian besar responden
Malang didapatkan nilai Sig. = 0,014 (p dikategorikan memiliki kategori Perilaku
value ≤ 0,05) yang berarti data Hidup Bersih dan Sehat (PBHS) yang
dinyatakan signifikan dan H1 diterima, baik yaitu sebanyak 22 orang (73,33%).
artinya ada hubungan Perilaku Hidup Sebagian besar PHBS responden yang
Bersih dan Sehat (PHBS) ibu dengan baik dapat disebabkan oleh tingkat
kejadian diare pada anak balita (1-5 pengetahuan yang dimiliki ibu tentang
tahun) di posyandu mawar kelurahan manfaat dari PHBS itu sendiri.
Merjosari Kota Malang. Pengetahuan ibu sendiri dapat disebabkan
Hasil analisa spearman rank juga tingkat pendidikan yang dimiliki. Seperti
menemukan nilai koefisien korelasi yang diketahui bahwa setengah
(correlation coefficient) -0,445 yang responden bependidikan SMA/SMK
berarti bahwa jika semakin tinggi yaitu sebanyak 15 responden (50,0%).
Perilaku Hidup bersih dan Sehat, maka PHBS oleh ibu dapat dipengaruhi oleh
akan semakin rendah tingkat kejadian beberapa faktor, seperti: tingkat
diare pada anak balita (1-5 tahun) di pengetahuan yang dimiliki ibu, peyediaan
Posyandu Mawar Kelurahan Merjosari air bersih, kebiasaan mencuci tangan,
Kota Malang. Hasil analisis juga tersedianya jamban yang bersih di rumah.
menunjukkan bahwa kontribusi hubungan Faktor tingkat pengetahuan yang
variabel Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dimemiliki oleh ibu berperan penting
(PHBS) ibu dengan kejadian diare pada dalam melaksanakan PHBS, karena
anak balita (1-5 tahun) di Posyandu dengan memiliki pengetahuan tentang
Mawar Kelurahan Merjosari Kota manfaat dari PHBS ibu akan selalu
Malang sebesar 44,5% dan sisanya memperhatikan kondisi rumah tangganya

495
Nursing News Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Volume 2, Nomor 3, 2017 Ibu dengan Kejadian Diare Pada Anak Balita
(1-5 Tahun) di Posyandu Mawar Kelurahan
Merjosari Wilayah Puskesmas Dinoyo Kota Malang

tetap bersih dan sehat sehingga terhindar Mencuci tangan dengan air bersih
dari berbagai macam penyakit yang dan sabun terutama sangat penting
diakibatkan oleh faktor lingkungan yang setelah buang air besar (BAB) dan
tidak bersih. Seperti yang diketahui pada menceboki bayi karena dapat
data umum bahwa tingkat pendidikan ibu menghambat penularan kuman yang
yaitu hampir sebagian responden disebabkan oleh diare. Mencuci tangan
berpendidikan SMA/SMK 15 responden dengan air bersih dan sabun dan
atau 50,0%. Adapun Astuti (2011) membersihkan kotoran dan membunuh
mengungkapkan bahwa tingkat kuman. Air yang tidak bersih banyak
pendidikan yang lebih tinggi akan mengandung kuman dan bakteri (Depkes
mempermudah seseorang atau RI, 2007). Kebiasaan tidak mencuci
masyarakat untuk memperoleh dan tangan mempunyai risiko 1,88 kali lebih
menerima informasi dalam menerapkan besar menderita diare dibandingkan yang
hidup sehat. Berdasarkan pendapat mencuci tangan mencuci tangan dapat
tersebut maka dengan pengetahuan yang menurunkan risiko terkena diare sebesar
dimiliki oleh ibu, maka ibu akan tetap 47% (Depkes RI, 2007). Kebiasaan
menjaga PHBS dalam kesehariannya mencuci tangan juga diperlukan pada saat
termasuk di dalamnya adalah penyediaan setelah menggunakan jamban (buang air
air bersih di rumah. besar/kecil).
Air memiliki peranan dalam Fungsi jamban dari aspek kesehatan
penularan penyakit khususnya diare. lingkungan antara lain dapat mencegah
Masyarakat yang terjangkau oleh berkembangnya berbagai penyakit yang
penyediaan air yang benar-benar bersih disebabkan oleh kotoran manusia.
mempunyai risiko menderita diare sangat Sementara dampak serius membuang
kecil dibandingkan dengan masyarakat kotoran di sembarang tempat
yang tidak mendapat air bersih. menyebabkan pencemaran tanah, air dan
Masyarakat dapat mengurangi risiko udara karena menimbulkan bau. Menurut
terhadap serangan diare yaitu dengan Wibowo et al dalam Wulandari (2009)
menggunakan air yang bersih dan bahwa tempat pembuangan tinja yang
melindungi air tersebut dari kontaminasi tidak memenuhi syarat sanitasi akan
mulai dari sumbernya sampai meningkatkan risiko terjadinya diare
penyimpanan di rumah (Kemenkes RI, sebesar 2,55 kali lipat dibandingkan
2011). Tersedianya air bersih di rumah dengan keluarga yang membuang
dapat digunakan dalam sehari-hari untuk tinjanya secara saniter. Responden yang
minum, memasak, mandi, mencuci alat tidak menggunakan jamban bersih
dapur, mencuci pakaian, mencuci tangan, dengan baik adalah responden yang
dan sebagainya memiliki kebiasaan buang air besar di

496
Nursing News Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Volume 2, Nomor 3, 2017 Ibu dengan Kejadian Diare Pada Anak Balita
(1-5 Tahun) di Posyandu Mawar Kelurahan
Merjosari Wilayah Puskesmas Dinoyo Kota Malang

sungai dan tidak memiliki fasilitas penggunaan air yang bersih dan tidak
jamban sendiri di rumah. Adanya jamban mencuci tangan dengan air bersih dan
tentu tidak terlepas dengan tersedianya sabun. Ibu-ibu yang tidak memiliki
air bersih di dalam jamban. Begitu juga jamban melakukan buang air besar di
dengan adanya air bersih maka dapat sungai. Hal ini dikarenakan letak rumah
dimanfaatkan untuk mencuci tangan berdekatan dengan sungai. Higiene dan
setelah menggunakan jamban, atau sanitasi yang buruk mempermudah
keperluan lainnya. Keterkaitan faktor- penularan diare baik melalui makanan, air
faktor yang sudah disebutkan dapat minum yang tercemar kuman penyebab
mendukung akan perilaku hidup bersih diare maupun air sungai. Faktor sosial
dan sehat (PHBS) ibu baik di rumah budaya yang berupa pendidikan,
maupun di lingkungan sekitar. pekerjaan dan kepercayaan masyarakat
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat membentuk perilaku positif maupun
(PHBS) adalah sekumpulan perilaku negatif terhadap berkembangnya diare.
yang dipraktekkan atas dasar kesadaran Perilaku masyarakat yang negatif
sebagai hasil pembelajaran yang misalnya membuang tinja di sungai,
menjadikan seseorang atau keluarga minum air yang tidak dimasak dan
dapat menolong diri sendiri di bidang melakukan pengobatan sendiri dengan
kesehatan dan berperan aktif dalam cara yang tidak tepat (Harianto,2004).
mewujudkan kesehatan masyarakatnya. Teori tersebut juga didukung dari
Kondisi sehat dapat di capai dengan penelitian Adisasmito (2007) yang
mengubah perilaku dari yang tidak sehat mengungkapkan bahwa banyak faktor
menjadi perilaku yang sehat dan yang menimbulkan penyakit diare antara
menciptakan lingkungan sehat (Maryuni, lain faktor lingkungan, faktor balita,
2013). faktor ibu, dan faktor sosiodemografis.
Berdasarkan data khusus hasil
Kejadian Diare penelitian bahwa hampir seluruh
Berdasarkan Tabel 2 diketahui responden yang memiliki anak balita (1-5
bahwa sebanyak 2 (6,67%) balita (1-5 tahun) di Posyandu Mawar di Kelurahan
tahun) di Posyandu Mawar di Kelurahan Merjosari dikategorikan tidak terdapat
Merjosari dikategorikan diare. Balita kejadian diare yaitu sebanyak 28 orang
yang dikategorikan diare adalah balita (93,33%). Balita yang tidak mengalami
yang mengalami diare dalam satu bulan diare adalah balita yang buang air
terakhir. Balita yang pernah mengalami besarnya tidak mengalami perubahan
diare kemungkinan terjadi karena tidak konsistensi feses dan buang air besar
diberikannya ASI secara eksklusif, kurang dari 3x sehari dengan konsistensi
buruknya penggunaan jamban, buruknya yang tidak encer. Ditemukan hampir

497
Nursing News Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Volume 2, Nomor 3, 2017 Ibu dengan Kejadian Diare Pada Anak Balita
(1-5 Tahun) di Posyandu Mawar Kelurahan
Merjosari Wilayah Puskesmas Dinoyo Kota Malang

seluruh balita tidak mengalami dapat Hasil analisa spearman rank juga
disebabkan oleh perilaku perilaku hidup menemukan nilai koefisien korelasi
bersih dan sehat (PHBS), hal ini (correlation coefficient) -0,445 yang
ditunjukan dengan data yaitu sebanyak 22 berarti bahwa jika semakin tinggi
responden (73,33%) masuk dalam Perilaku Hidup bersih dan Sehat, maka
kategori baik. akan semakin rendah tingkat kejadian
diare pada anak balita (1-5 tahun) di
Hubungan perilaku Hidup Bersih dan posyandu mawar kelurahan Merjosari
Sehat (PHBS) Ibu Dengan Kejadian Kota Malang. Hasil analisis juga
Diare Pada Anak Balita (1 – 5 Tahun) menunjukkan bahwa kontribusi hubungan
Berdasarkan hasil analisis variabel Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
hubungan Perilaku Hidup Bersih dan (PHBS) ibu dengan kejadian diare pada
Sehat (PHBS) pada Tabel 4 diketahui ibu anak balita (1-5 tahun) posyandu mawar
dengan kejadian diare pada anak balita kelurahan Merjosari Kota Malang sebesar
(1-5 tahun) di posyandu mawar kelurahan 44,5% dan sisanya sebesar 55,5%
Merjosari Kota Malang dengan dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak
menggunakan uji korelasi spearman rank diteliti seperti faktor infeksi, faktor
didapatkan nilai Sig. = 0,014 (p value ≤ asupan gizi, dan faktor pendidikan yang
0,05) yang berarti data dinyatakan dimiliki ibu atau pengasuh balita.
signifikan dan H1 diterima, artinya ada Hasil penelitian ini sejalan dengan
hubungan Perilaku Hidup Bersih dan penelitian sebelumnya yang dilakukan
Sehat (PHBS) ibu dengan kejadian diare oleh Muhajirin (2007), tentang
pada anak balita (1-5 tahun) di posyandu “Hubunggan antar praktek personal
mawar kelurahan Merjosari Kota Malang. hygien ibu balita dan sarana sanitasi
Hasil dari tabulasi silang perilaku lingkungan dengan kejadian diare pada
hidup bersih dan sehat (PHBS) ibu anak balita di Kecamatan Maos
dengan kejadian diare pada anak balita (1 Kabupaten Cilacap” menemukan hasil
– 5 tahun) menunjukkan bahwa sebagian bahwa ada hubungan antara praktek
besar kategori perilaku hidup bersih dan personal hygiene ibu balita dan sarana
sehat (PHBS) ibu yang baik sebanyak 22 sanitasi lingkungan dengan kejadian diare
orang (73,33%) tidak terdapat kejadian pada anak balita di Kecamatan Maos
diare pada balita (1-5 tahun). Uji statistik Kabupaten Cilacap. Diare pada balita bisa
pada penelitian ini menggunakan bantuan merupakan penyakit yang berbasis
SPSS, Uji statistik yang digunakan lingkungan. Lingkungan yang buruk di
adalah spearman rank. Analisis dengan sekitar balita erat kaitannya dengan
menggunakan teknik ini dengan tingkat perilaku hidup bersih dan sehat ibu yang
signifikasi (α) sebesar 0,05. buruk pula, sebaliknya perilaku hidup

498
Nursing News Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Volume 2, Nomor 3, 2017 Ibu dengan Kejadian Diare Pada Anak Balita
(1-5 Tahun) di Posyandu Mawar Kelurahan
Merjosari Wilayah Puskesmas Dinoyo Kota Malang

bersih dan sehat ibu yang baik dapat SARAN


mencegah terjadinya diare pada balita
(Maryunani, 2013). Perilaku Hidup Diharapkan peneliti selanjutnya
Bersih dan Sehat di tatanan Rumah yang meneliti tentang judul yang sama
Tangga terdapat 10 indikator, dari 10 untuk melakukan penelitian dengan
indikator tersebut terdapat 6 indikator melakukan observasi langsung terhadap
yang berkaitan dengan pencegahan diare, kondisi di rumah, untuk mengetahui
yaitu: menggunakan air bersih, Mencuci apakah Perlaku Hidup Bersih dan Sehat
tangan dengan air bersih dan sabun, (PHBS) sudah sesuai dengan lembar
menggunakan jamban sehat, memberi kuesioner yang diisi atau tidak.
ASI esklusif.

DAFTAR PUSTAKA
KESIMPULAN
Adisasmito, W. 2007. Faktor resiko diare
1) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada bayidan balita diindonesia.
(PBHS), sebagian besar responden Systemic review penelitian
dikategorikan baik yaitu sebanyak 22 akademik bidang kesehatan
orang (73,33%). masyarakat, universitas indonesia.
2) Kejadian diare, hampir seluruh
responden dikategorikan tidak Anjar, P.W. 2009. Hubungan Antara
terdapat kejadian diare yaitu Faktor Lingkungan dan Faktor
sebanyak 28 orang (93,33%). Sosiodemografi Dengan Kejadian
3) Hasil analisa menggunakan uji Diare Pada Balita Di Desa
spearman rankdidapatkan nilai Blimbing Kecamatan Sambirejo
signifikan (sig.) sebesar 0,014 (p ≤ Kabupaten Sragen. Universitas
0,05), artinya ada hubungan Perilaku Muhammadiyah Surakarta.
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) ibu
dengan kejadian diare pada anak Astuti, W. 2011. Ilmu Gizi. Jakarta:
balita (1-5 tahun) di Posyandu Rineka Cipta.
Mawar Kelurahan Merjosari Kota
Malang dengan nilai korelasi -445. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Timur.2010. Profil Kesehatan
Provinsi Jawa Timur Tahun 2010.
Jawa Timur: Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Timur.

499
Nursing News Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Volume 2, Nomor 3, 2017 Ibu dengan Kejadian Diare Pada Anak Balita
(1-5 Tahun) di Posyandu Mawar Kelurahan
Merjosari Wilayah Puskesmas Dinoyo Kota Malang

Depkes RI, Direktorat Jendral PPM & PL Maos Kabupaten Cilacap. Tesis,
th 2010, Keputusan Menkes RI no Program Pasca Sarjana, Universitas
1216/MENKES/SK/XI/2001 tentang Diponegoro, Semarang.
Pedoman Pemberantasan Penyakit
Diare, edisi 4. Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi
Departemen Kesehatan RI. 2011. Rumah Penelitian Kesehatan. Edisi revisi
Tangga Sehat Dengan Perilaku Jakarta : Rineka Cipta.
Hidup Bersih Dan Sehat. Jakarta:
Pusaat Promosi Kesehatan Susilaningrum, R., Nursalam, Utami Sri.
Departemen Kesehatan RI. 2013. Asuhan Keperawatan Bayi
dan Anak. Jakarta: Salemba Medika.
Harianto. 2004. Penyuluhan penggunaan
oralit untuk menanggulangi diare di
masyarakat. Departemen farmasi
universitas indonesia. Jakarta.

Kementerian Kesehatan RI. 2011. Situasi


Diare di Indonesia. (serial online).
Buletin Jendela Data dan Informasi
Kesehatan.
http://www.depkes.go.id/download/
Buletin%2Diare_Final%281%29.pd
f. Diakses pada tanggal 17 Januari
2015.

Lestari, Titik. 2016. Asuhan keperawatan


anak. Yogyakarta: Nuha Medika.

Maryunani, Anik. 2013. Perilaku Hidup


Bersih dan Sehat (PHBS). Jakarta:
CV. Trans Info Media.

Muhajirin. 2007. Hubungan anatara


Praktek Personal Hygiene Ibu
Balita dan Sasaran Sanitasi
Lingkungan dengan Kejadian Diare
Pada Anak Balita di Kecamatan

500

Anda mungkin juga menyukai