Volume 2, Nomor 3, 2017 Ibu dengan Kejadian Diare Pada Anak Balita
(1-5 Tahun) di Posyandu Mawar Kelurahan
Merjosari Wilayah Puskesmas Dinoyo Kota Malang
1)
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang
2)
Dosen Program Studi Keperawatan Poltekkes Kemenkes Malang
3)
Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang
E-mail: mariamas.elisabeth35@gmail.com
ABSTRAK
Dampak dari perilaku yang tidak bersih bisa mempengaruhi perilaku seseorang, termasuk
perilaku di bidang kesehatan sehingga bisa menjadi penyebab tingginya angka penyebaran
suatu penyakit termasuk penyakit diare yang mempunyai resiko penularan dan penyebaran
cukup tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) Ibu dengan kejadian diare pada anak balita (1-5 tahun) di
Posyandu Mawar Kelurahan Merjosari Kota Malang. Desain penelitian ini dilakukan
dengan metode korelasional untuk mengetahui hubungan PHBS ibu dengan kejadian diare.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki balita usia 1-5 tahun di
Posyandu Mawar Kelurahan Merjosari berjumlah 40 orangdan sampel penelitian
menggunakan total sampling yaitu semua anggota populasi dijadikan sampel. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan
sebagian besar Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PBHS) dikategorikan baik yaitu sebanyak
22 orang (73,33%), hampir seluruh responden dikategorikan tidak terdapat kejadian diare
yaitu sebanyak 28 orang (93,33%), dan hasil analisis data menggunakan uji spearman rank
nilai signifikan (sig.) sebesar 0,014 (p ≤ 0,05), artinya ada hubungan PHBS ibu dengan
kejadian diare pada anak balita (1-5 tahun) di Posyandu Mawar Kelurahan Merjosari Kota
Malang dengan nilai korelasi 0,445.Diharapkan kepada ibu untuk meningkatkan PBHS
dalam menjaga kesehatan diri dan anak.
488
Nursing News Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Volume 2, Nomor 3, 2017 Ibu dengan Kejadian Diare Pada Anak Balita
(1-5 Tahun) di Posyandu Mawar Kelurahan
Merjosari Wilayah Puskesmas Dinoyo Kota Malang
ABSTRACT
The impact of behavior that is not clean affect a person's behavior, including behavior in
the health sector so that it can be the cause of the high rate of spread of a disease,
including diarrheal disease have a risk of infection and spread is quite high. The purpose
of this study was to determine the relationship of Clean and Healthy Lifestyle (PHBS)
Mother with Genesis diarrhea in children toddlers (1-5 years) in the mawar Village
Merjosari IHC Malang. Design This study was conducted by correlation method to
determine the relationship with Genesis Capital PHBS Diarrhea. The population in this
study are all Mothers who have children age 1-5 years in Posyandu Mawar village
Merjosari totaling 40 people and sample using a total sampling that all members of the
population sampled. Data collection techniques used were questionnaires. The results
showed the majority of Clean and Healthy Lifestyle (PHBS) are categorized either as many
as 22 people (73.33%), nearly all respondents considered there was no incidence of
diarrhea as many as 28 people (93.33%), and the results of data analysis using Spearman
Rank test of significant value (sig.) of 0.014 (p ≤ 0.05), meaning that there is relationship
Behavior Clean and Healthy Lifestyle (PHBS) Mother incidence of diarrhea in young
children (1-5 years) in the mawar Village Merjosari IHC Malang the correlation value –
o.445. It is expected to mothers to inprove the behavior of clean living and healthy (PBHS)
in maintaining the health of self and children.
489
Nursing News Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Volume 2, Nomor 3, 2017 Ibu dengan Kejadian Diare Pada Anak Balita
(1-5 Tahun) di Posyandu Mawar Kelurahan
Merjosari Wilayah Puskesmas Dinoyo Kota Malang
490
Nursing News Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Volume 2, Nomor 3, 2017 Ibu dengan Kejadian Diare Pada Anak Balita
(1-5 Tahun) di Posyandu Mawar Kelurahan
Merjosari Wilayah Puskesmas Dinoyo Kota Malang
kurang gizi, penyakit campak, dan baik dan memenuhi syarat kesehatan
imunodefisiensi. Faktor lingkungan yang serta didukung oleh personal hygiene
paling dominan yaitu sarana penyediaan yang baik akan bisa mengurangi resiko
air bersih dan pembuangan tinja, kedua munculnya suatu penyakit termasuk
faktor ini akan berinteraksi bersama diantaranya penyakit diare. Personal
dengan perilaku manusia. Apa bila faktor hygiene dan sanitasi lingkungan
lingkungan tidak sehat karena tercemar perumahan yang baik bisa terwujud apa
kuman diare serta berakumulasi dengan bila didukung oleh perilaku masyrakat
perilaku manusia yang tidak sehat pula yang baik atau perilaku yang mendukung
maka penularan diare dengan mudah terhadap program-program pembangunan
dapat terjadi (Depkes, 2010). kesehatan termasuk program
Perilaku merupakan salah satu pemberantasan dan program
faktor yang berperan penting dalam penanggulangan penyakit diare.
menentukan derajat kesehatan, karena Perilaku kesehatan dapat
ketiga faktor lain seperti lingkungan, diwujudkan dengan Perilaku Hidup
kualitas pelayanan kesehatan maupun Bersih dan Sehat (PHBS) berdasarkan
genetika masih dapat dipengaruhi oleh keputusan Menteri Kesehatan RI. NO.
perilaku. Perilaku yang tidak sehat akan 1193/MENKES/SK/2004 adalah salah
menimbulkan penyakit. Perubahan satu kebijakan nasional. Perilaku Hidup
perilaku tidak mudah untuk dilakukan, Bersih dan Sehat merupakan program
namun mutlak diperlukan untuk pemerintah yang bertujuan untuk
meningkatkan derajat kesehatan menciptakan suatu kondisi baik
masyarakat (Dinkes Propinsi jawa Timur, perorangan, keluarga maupun kelompok
2010). masyarakat untuk meningkatkan
Dampak dari perilaku yang tidak pengetahuan dan perilaku serta sadar,
bersih bisa mempengaruhi perilaku mau dan mampu mempraktekkan PHBS.
seseorang, termasuk perilaku di bidang Hal ini dapat dilakukan dengan cara
kesehatan sehingga bisa menjadi komunikasi informasi maupun melalui
penyebab tingginya angka penyebaran jalur edukasi. Perilaku Hidup Bersih dan
suatu penyakit termasuk penyakit diare Sehat terbagi dalam lima tatanan yakni:
yang mempunyai resiko penularan dan tatanan rumah tangga, tatanan sekolah,
penyebaran cukup tinggi. Penyakit diare tatanan tempat kerja, tatanan sarana
yang merupakan penyakit berbasis kesehatan dan tempat-tempat umum.
lingkungan juga dipengaruhi oleh Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
keadaan kebersihan baik perorangan pada perkembangannya menunjukan jenis
(personal hygiene) maupun kebersihan dan indikator yang berbeda-beda, di
lingkungan perumahan, sanitasi yang masing-masing wilayah seiring dengan
491
Nursing News Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Volume 2, Nomor 3, 2017 Ibu dengan Kejadian Diare Pada Anak Balita
(1-5 Tahun) di Posyandu Mawar Kelurahan
Merjosari Wilayah Puskesmas Dinoyo Kota Malang
berlakukannya otonomi khusus (Depkes cara mencuci botol susu dengan tepat
RI, 2011). sebelum digunakan kembali. Salah satu
Rumah tangga sebagai salah satu penyebab anak-anak (Balita) menyidap
sasaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat penyakit diare disebabkan oleh Perilaku
(PHBS) yang berarti mampu menjaga, Hidup Bersih yang tidak sehat, orang tua
meningkatkan dan melindungi kesehatan (Ibu) masih belum mengerti tentang
setiap anggota rumah tangga dari manfaat mencuci tangan yang benar
gangguan ancaman penyakit dan setelah melakukan aktifatas di luar atau
lingkungan yang kurang kondusif untuk pun di dalam rumah. Sedangkan 3 (40%)
hidup sehat. Kondisi sehat dapat dicapai orang ibu mengatakan belum memahami
dengan mengubah perilaku dari yang manfaat menggunakan jamban sehat
tidak sehat menjadi perilaku yang sehat seperti buang tinja balita disembarang
dan menciptakan lingkungan sehat di tempat dan jamban masih kotor
rumah tangga, karena kesehatan perlu sedangkan manfaat dari ASI esklusif
dijaga, di pelihara, dan ditingkatkan oleh sudah dimengerti.
setiap anggota rumah tangga serta Terdapat berbagai penelitian yang
perjuangkan oleh semua pihak. mendukung dalam penelitian ini, salah
Penerapan PHBS di rumah tangga satu penelitian yang memiliki kesamaan
merupakan tanggung jawab setiap dengan penelitian ini adalah yang
anggota rumah tangga, pemerintah dilakukan oleh Muhajirin (2007) yang
beserta jajaran terkait untuk menfasilitasi berjudul "Hubungan anatara Praktek
kegiatan PHBS agar dapat berjalan secara Personal Hygiene Ibu Balita dan Sasaran
efektif (Maryunani, 2013). Sanitasi Lingkungan dengan Kejadian
Berdasarkan studi pendahulan yang Diare Pada Anak Balita di Kecamatan
dilakukan di Puskesmas Dinoyo Maos Kabupaten Cilacap" sesuai
diketahui bawah di Kelurahan Merjosari penelitian tersebut diatas, peneliti ingin
terdapat 40 orang balita (1-5 tahun) dari melakukan penelitian yang berjudul
bulan Januari–April 2016 yang terkena "Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan
penyakit diare akibat PHBS ibu. Dari 7 Sehat (PHBS) Ibu dengan kejadian Diare
orang ibu yang ditemui terdapat 2 (30%) Pada Anak Balita (1-5 tahun) di
orang ibu sudah memahami manfaat dari Kelurahan Merjosari Wilayah Puskesmas
PHBS rumah tangga, sementara 5 orang Dinoyo Kota Malang".
ibu 2 (30%) diantaranya mengatakan Penelitian terdahulu menggunakan
bahwa belum memahami manfaat dari rancangan penelitian dengan Case
cuci tangan yang benar dengan Control (kasus-kontrol) dengan metode
menggunakan sabun seperti sebelum survey, data diambil dengan
menyuapi anak dan belum mengetahui menggunakan Purposive Sampling. Hasil
492
Nursing News Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Volume 2, Nomor 3, 2017 Ibu dengan Kejadian Diare Pada Anak Balita
(1-5 Tahun) di Posyandu Mawar Kelurahan
Merjosari Wilayah Puskesmas Dinoyo Kota Malang
493
Nursing News Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Volume 2, Nomor 3, 2017 Ibu dengan Kejadian Diare Pada Anak Balita
(1-5 Tahun) di Posyandu Mawar Kelurahan
Merjosari Wilayah Puskesmas Dinoyo Kota Malang
494
Nursing News Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Volume 2, Nomor 3, 2017 Ibu dengan Kejadian Diare Pada Anak Balita
(1-5 Tahun) di Posyandu Mawar Kelurahan
Merjosari Wilayah Puskesmas Dinoyo Kota Malang
495
Nursing News Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Volume 2, Nomor 3, 2017 Ibu dengan Kejadian Diare Pada Anak Balita
(1-5 Tahun) di Posyandu Mawar Kelurahan
Merjosari Wilayah Puskesmas Dinoyo Kota Malang
tetap bersih dan sehat sehingga terhindar Mencuci tangan dengan air bersih
dari berbagai macam penyakit yang dan sabun terutama sangat penting
diakibatkan oleh faktor lingkungan yang setelah buang air besar (BAB) dan
tidak bersih. Seperti yang diketahui pada menceboki bayi karena dapat
data umum bahwa tingkat pendidikan ibu menghambat penularan kuman yang
yaitu hampir sebagian responden disebabkan oleh diare. Mencuci tangan
berpendidikan SMA/SMK 15 responden dengan air bersih dan sabun dan
atau 50,0%. Adapun Astuti (2011) membersihkan kotoran dan membunuh
mengungkapkan bahwa tingkat kuman. Air yang tidak bersih banyak
pendidikan yang lebih tinggi akan mengandung kuman dan bakteri (Depkes
mempermudah seseorang atau RI, 2007). Kebiasaan tidak mencuci
masyarakat untuk memperoleh dan tangan mempunyai risiko 1,88 kali lebih
menerima informasi dalam menerapkan besar menderita diare dibandingkan yang
hidup sehat. Berdasarkan pendapat mencuci tangan mencuci tangan dapat
tersebut maka dengan pengetahuan yang menurunkan risiko terkena diare sebesar
dimiliki oleh ibu, maka ibu akan tetap 47% (Depkes RI, 2007). Kebiasaan
menjaga PHBS dalam kesehariannya mencuci tangan juga diperlukan pada saat
termasuk di dalamnya adalah penyediaan setelah menggunakan jamban (buang air
air bersih di rumah. besar/kecil).
Air memiliki peranan dalam Fungsi jamban dari aspek kesehatan
penularan penyakit khususnya diare. lingkungan antara lain dapat mencegah
Masyarakat yang terjangkau oleh berkembangnya berbagai penyakit yang
penyediaan air yang benar-benar bersih disebabkan oleh kotoran manusia.
mempunyai risiko menderita diare sangat Sementara dampak serius membuang
kecil dibandingkan dengan masyarakat kotoran di sembarang tempat
yang tidak mendapat air bersih. menyebabkan pencemaran tanah, air dan
Masyarakat dapat mengurangi risiko udara karena menimbulkan bau. Menurut
terhadap serangan diare yaitu dengan Wibowo et al dalam Wulandari (2009)
menggunakan air yang bersih dan bahwa tempat pembuangan tinja yang
melindungi air tersebut dari kontaminasi tidak memenuhi syarat sanitasi akan
mulai dari sumbernya sampai meningkatkan risiko terjadinya diare
penyimpanan di rumah (Kemenkes RI, sebesar 2,55 kali lipat dibandingkan
2011). Tersedianya air bersih di rumah dengan keluarga yang membuang
dapat digunakan dalam sehari-hari untuk tinjanya secara saniter. Responden yang
minum, memasak, mandi, mencuci alat tidak menggunakan jamban bersih
dapur, mencuci pakaian, mencuci tangan, dengan baik adalah responden yang
dan sebagainya memiliki kebiasaan buang air besar di
496
Nursing News Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Volume 2, Nomor 3, 2017 Ibu dengan Kejadian Diare Pada Anak Balita
(1-5 Tahun) di Posyandu Mawar Kelurahan
Merjosari Wilayah Puskesmas Dinoyo Kota Malang
sungai dan tidak memiliki fasilitas penggunaan air yang bersih dan tidak
jamban sendiri di rumah. Adanya jamban mencuci tangan dengan air bersih dan
tentu tidak terlepas dengan tersedianya sabun. Ibu-ibu yang tidak memiliki
air bersih di dalam jamban. Begitu juga jamban melakukan buang air besar di
dengan adanya air bersih maka dapat sungai. Hal ini dikarenakan letak rumah
dimanfaatkan untuk mencuci tangan berdekatan dengan sungai. Higiene dan
setelah menggunakan jamban, atau sanitasi yang buruk mempermudah
keperluan lainnya. Keterkaitan faktor- penularan diare baik melalui makanan, air
faktor yang sudah disebutkan dapat minum yang tercemar kuman penyebab
mendukung akan perilaku hidup bersih diare maupun air sungai. Faktor sosial
dan sehat (PHBS) ibu baik di rumah budaya yang berupa pendidikan,
maupun di lingkungan sekitar. pekerjaan dan kepercayaan masyarakat
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat membentuk perilaku positif maupun
(PHBS) adalah sekumpulan perilaku negatif terhadap berkembangnya diare.
yang dipraktekkan atas dasar kesadaran Perilaku masyarakat yang negatif
sebagai hasil pembelajaran yang misalnya membuang tinja di sungai,
menjadikan seseorang atau keluarga minum air yang tidak dimasak dan
dapat menolong diri sendiri di bidang melakukan pengobatan sendiri dengan
kesehatan dan berperan aktif dalam cara yang tidak tepat (Harianto,2004).
mewujudkan kesehatan masyarakatnya. Teori tersebut juga didukung dari
Kondisi sehat dapat di capai dengan penelitian Adisasmito (2007) yang
mengubah perilaku dari yang tidak sehat mengungkapkan bahwa banyak faktor
menjadi perilaku yang sehat dan yang menimbulkan penyakit diare antara
menciptakan lingkungan sehat (Maryuni, lain faktor lingkungan, faktor balita,
2013). faktor ibu, dan faktor sosiodemografis.
Berdasarkan data khusus hasil
Kejadian Diare penelitian bahwa hampir seluruh
Berdasarkan Tabel 2 diketahui responden yang memiliki anak balita (1-5
bahwa sebanyak 2 (6,67%) balita (1-5 tahun) di Posyandu Mawar di Kelurahan
tahun) di Posyandu Mawar di Kelurahan Merjosari dikategorikan tidak terdapat
Merjosari dikategorikan diare. Balita kejadian diare yaitu sebanyak 28 orang
yang dikategorikan diare adalah balita (93,33%). Balita yang tidak mengalami
yang mengalami diare dalam satu bulan diare adalah balita yang buang air
terakhir. Balita yang pernah mengalami besarnya tidak mengalami perubahan
diare kemungkinan terjadi karena tidak konsistensi feses dan buang air besar
diberikannya ASI secara eksklusif, kurang dari 3x sehari dengan konsistensi
buruknya penggunaan jamban, buruknya yang tidak encer. Ditemukan hampir
497
Nursing News Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Volume 2, Nomor 3, 2017 Ibu dengan Kejadian Diare Pada Anak Balita
(1-5 Tahun) di Posyandu Mawar Kelurahan
Merjosari Wilayah Puskesmas Dinoyo Kota Malang
seluruh balita tidak mengalami dapat Hasil analisa spearman rank juga
disebabkan oleh perilaku perilaku hidup menemukan nilai koefisien korelasi
bersih dan sehat (PHBS), hal ini (correlation coefficient) -0,445 yang
ditunjukan dengan data yaitu sebanyak 22 berarti bahwa jika semakin tinggi
responden (73,33%) masuk dalam Perilaku Hidup bersih dan Sehat, maka
kategori baik. akan semakin rendah tingkat kejadian
diare pada anak balita (1-5 tahun) di
Hubungan perilaku Hidup Bersih dan posyandu mawar kelurahan Merjosari
Sehat (PHBS) Ibu Dengan Kejadian Kota Malang. Hasil analisis juga
Diare Pada Anak Balita (1 – 5 Tahun) menunjukkan bahwa kontribusi hubungan
Berdasarkan hasil analisis variabel Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
hubungan Perilaku Hidup Bersih dan (PHBS) ibu dengan kejadian diare pada
Sehat (PHBS) pada Tabel 4 diketahui ibu anak balita (1-5 tahun) posyandu mawar
dengan kejadian diare pada anak balita kelurahan Merjosari Kota Malang sebesar
(1-5 tahun) di posyandu mawar kelurahan 44,5% dan sisanya sebesar 55,5%
Merjosari Kota Malang dengan dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak
menggunakan uji korelasi spearman rank diteliti seperti faktor infeksi, faktor
didapatkan nilai Sig. = 0,014 (p value ≤ asupan gizi, dan faktor pendidikan yang
0,05) yang berarti data dinyatakan dimiliki ibu atau pengasuh balita.
signifikan dan H1 diterima, artinya ada Hasil penelitian ini sejalan dengan
hubungan Perilaku Hidup Bersih dan penelitian sebelumnya yang dilakukan
Sehat (PHBS) ibu dengan kejadian diare oleh Muhajirin (2007), tentang
pada anak balita (1-5 tahun) di posyandu “Hubunggan antar praktek personal
mawar kelurahan Merjosari Kota Malang. hygien ibu balita dan sarana sanitasi
Hasil dari tabulasi silang perilaku lingkungan dengan kejadian diare pada
hidup bersih dan sehat (PHBS) ibu anak balita di Kecamatan Maos
dengan kejadian diare pada anak balita (1 Kabupaten Cilacap” menemukan hasil
– 5 tahun) menunjukkan bahwa sebagian bahwa ada hubungan antara praktek
besar kategori perilaku hidup bersih dan personal hygiene ibu balita dan sarana
sehat (PHBS) ibu yang baik sebanyak 22 sanitasi lingkungan dengan kejadian diare
orang (73,33%) tidak terdapat kejadian pada anak balita di Kecamatan Maos
diare pada balita (1-5 tahun). Uji statistik Kabupaten Cilacap. Diare pada balita bisa
pada penelitian ini menggunakan bantuan merupakan penyakit yang berbasis
SPSS, Uji statistik yang digunakan lingkungan. Lingkungan yang buruk di
adalah spearman rank. Analisis dengan sekitar balita erat kaitannya dengan
menggunakan teknik ini dengan tingkat perilaku hidup bersih dan sehat ibu yang
signifikasi (α) sebesar 0,05. buruk pula, sebaliknya perilaku hidup
498
Nursing News Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Volume 2, Nomor 3, 2017 Ibu dengan Kejadian Diare Pada Anak Balita
(1-5 Tahun) di Posyandu Mawar Kelurahan
Merjosari Wilayah Puskesmas Dinoyo Kota Malang
DAFTAR PUSTAKA
KESIMPULAN
Adisasmito, W. 2007. Faktor resiko diare
1) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada bayidan balita diindonesia.
(PBHS), sebagian besar responden Systemic review penelitian
dikategorikan baik yaitu sebanyak 22 akademik bidang kesehatan
orang (73,33%). masyarakat, universitas indonesia.
2) Kejadian diare, hampir seluruh
responden dikategorikan tidak Anjar, P.W. 2009. Hubungan Antara
terdapat kejadian diare yaitu Faktor Lingkungan dan Faktor
sebanyak 28 orang (93,33%). Sosiodemografi Dengan Kejadian
3) Hasil analisa menggunakan uji Diare Pada Balita Di Desa
spearman rankdidapatkan nilai Blimbing Kecamatan Sambirejo
signifikan (sig.) sebesar 0,014 (p ≤ Kabupaten Sragen. Universitas
0,05), artinya ada hubungan Perilaku Muhammadiyah Surakarta.
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) ibu
dengan kejadian diare pada anak Astuti, W. 2011. Ilmu Gizi. Jakarta:
balita (1-5 tahun) di Posyandu Rineka Cipta.
Mawar Kelurahan Merjosari Kota
Malang dengan nilai korelasi -445. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Timur.2010. Profil Kesehatan
Provinsi Jawa Timur Tahun 2010.
Jawa Timur: Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Timur.
499
Nursing News Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Volume 2, Nomor 3, 2017 Ibu dengan Kejadian Diare Pada Anak Balita
(1-5 Tahun) di Posyandu Mawar Kelurahan
Merjosari Wilayah Puskesmas Dinoyo Kota Malang
Depkes RI, Direktorat Jendral PPM & PL Maos Kabupaten Cilacap. Tesis,
th 2010, Keputusan Menkes RI no Program Pasca Sarjana, Universitas
1216/MENKES/SK/XI/2001 tentang Diponegoro, Semarang.
Pedoman Pemberantasan Penyakit
Diare, edisi 4. Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi
Departemen Kesehatan RI. 2011. Rumah Penelitian Kesehatan. Edisi revisi
Tangga Sehat Dengan Perilaku Jakarta : Rineka Cipta.
Hidup Bersih Dan Sehat. Jakarta:
Pusaat Promosi Kesehatan Susilaningrum, R., Nursalam, Utami Sri.
Departemen Kesehatan RI. 2013. Asuhan Keperawatan Bayi
dan Anak. Jakarta: Salemba Medika.
Harianto. 2004. Penyuluhan penggunaan
oralit untuk menanggulangi diare di
masyarakat. Departemen farmasi
universitas indonesia. Jakarta.
500