Anda di halaman 1dari 6

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik :Peran keluarga merawat Pasien dengan Resiko


Bunuh Diri
Sasaran : Keluarga pasien
Tempat : Ruang Wijaya Kusuma RSJ MENUR
Hari/Tanggal : Jum’at, 8 November 2019
Waktu : 08.00-08.45 WIB (45 menit)

1. Tujuan Instruksional Umum


Setelah mengikuti penyuluhan, keluarga pasien dapat menjelaskan kembali
mengenai cara perawatan pada pasien dengan resiko bunuh diri.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan tentang perawatan pada pasien dengan resiko
bunuh diri, keluarga pasien dapat:
a. Menjelaskan pengertian bunuh diri
b. Menjelaskan penyebab bunuh diri
c. Menjelaskan tanda dan gejala bunuh diri
d. Menjelaskan Peran keluarga merawat Pasien dengan Resiko Bunuh
Diri
3. Materi Pembelajaran
a. Pengertian Bunuh Diri
b. Penyebab Bunuh Diri
c. Tanda dan Gejala Bunuh Diri
d. Peran keluarga merawat Pasien dengan Resiko Bunuh Diri
4. Metode Pembelajaran
a. Ceramah
b. Demonstrasi
c. Tanya jawab
5. Media
a. Flip Chart
b. Leaflet

1
6. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Tahap Kegiatan penyuluhan Kegiatan peserta Keterangan
1 5 menit Pembukaan 1. Memperkenalkan 1. Menjawab Moderator
diri salam dan
2. Menjelaskan mendengarkan
tujuan penyuluhan 2. Melihat dan
3. Melakukan mendengarkan
kontrak waktu 3. Memahami
4. Menjelaskan
mekanisme
penyuluhan
2 15 Pelaksanaan 1. Menggali 1. Mendengarkan 1. Moderator
2.Penyaji
menit pengetahuan dan dan menjawab
menjelaskan
pengalaman 2. Mendengarkan,
materi
peserta tentang memperhatikan
tentang
perawatan pasien dan memahami
perawatan
dengan resiko materi
pasien dengan
bunuh diri
resiko bunuh
2. Memberikan
diri.
materi tentang
pengertian,
penyebab, tanda
dan gejala,
pencegahan tersier
risiko bunuh diri.
3. 10 Penutup 1. Memb Mengajukan Moderator
menit eri kesempatan pertanyaan
peserta untuk
Semua anggota
bertanya
penyuluhan
2. Membahas Mendengarkan
masing-masing dan
Moderator
pertanyaan yang memperhatikan

2
diajukan peserta
3. Menanyakan Menjawab
kembali tentang pertanyaan
materi yang telah
diberikan
4. Menyimpulkan Memperhatikan
materi penyuluhan
5. Mengucapkan Menjawab salam
terima kasih dan
salam penutup

7. Kriteria Evaluasi
 Evaluasi Struktur
 Peserta hadir di tempat penyuluhan tepat waktu
 Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di ruang Wijaya
Kusuma RSJ Menur
 Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan
sebelumnya
 Evaluasi Proses
 Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
 Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
 Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara
benar
 Evaluasi Hasil
 Pasien dapat menjawab pertanyaan tentang materi yang telah
disampaikan
 Jumlah peserta yang hadir dalam penyuluhan adalah semua pasien
 Pasien antusias terhadap materi penyuluhan yang disampaikan
 Pasien mendengarkan penyuluhan dengan seksama
 Pasien mengajukan pertanyaan
8. Pengorganisasian
Pembimbing Klinik : Tri Darmi Herawati, S.Kep.,Ns

3
Moderator : Rabiyatul Awaliyah
Penyaji : Khaulah Nillah Rahmadhani
Observer : Firda Ani Siswanto
Fasilitator : Rizka Mar Anggraeni
Rizal Tri Susanto
9. Job Description
a. Moderator
Memandu jalannya acara penyuluhan
b. Penyaji
Menyajikan materi kepada peserta
c. Observer
Menilai jalannya acara penyuluhan
d. Fasilitator
Mendampingi peserta dan memotivasi peserta untuk tetap mengikuti acara

4
MATERI SAP
RISIKO BUNUH DIRI

A. Definisi Bunuh Diri


Risiko bunuh diri adalah resiko untuk mencederai diri sendiri yang
dapat mengancam kehidupan. Bunuh diri adalah Suatu upaya yang
disadari dan bertujuan untuk mengakhiri kehidupan, individu secara sadar
dan berhasrat dan berupaya melaksanakan hasratnya untuk mati.

B. Penyebab Bunuh Diri


1. Dilanda keputusasaan dan depresi
2. Cobaan hidup dan tekanan lingkungan
3. Gangguan kejiwaan/ tidak waras (gila)
4. Himpitan ekonomi atau kemiskinan (harta/ iman/ ilmu)
5. Penderitaan karena penyakit yang berkepanjangan

C. Tanda dan Gejala


1. Mempunyai ide untuk bunuh diri
2. Mengungkapkan keinginan unutk mati
3. Mengungkapkan rasa bersalah dan keputusasaan
4. Menunjukkan perilaku yang mencurigakan
5. Memiliki riwayat percobaan bunuh diri
6. Verbal terselubung ( berbicara tentang kematian)
7. Menanyakan tentang obat dosis mematikan
8. Status emosional ( harapan, penolakan, cemas meningkat, panik,
marah, mengasibngkan diri)
9. Kesehatan mental ( secara klinis klien terlihat sangat depresi, psikosis,
dam menyalahginakan alkohol)
10. Kesehatan fisik ( biasanya pada klien dengan penyakit kronis atau
terminal)
11. Pengangguran
12. Kehilangan pekerjaan atau kegagagalan dalam karir
13. Status perkawinan ( mengalami kegagalan dalam perkawinan)
14. Pekerjaan
15. Konflik interpersonal
16. Latar belakang keluarga
17. Orientasi seksual
18. Menjadi korban perilaku kekerasan saat kecil

D. Peran keluarga merawat Pasien dengan Resiko Bunuh Diri

1. Memberikan perhatian dan rasa kasih sayang dan penghargaan sosial


kepada pasien.

5
2. Mengawasi kepatuhan pasien dalam minum obat.
3. Alasan penderita gangguan jiwa harus minum obat secara teratur:
4. Untuk memacu atau mengahambat fungsi mental yang terganggu
5. Memperbaiki kondisi pasien.
6. Kiat pada pasien yang menolak minum obat:
7. Buat kesepakatan dengan penderita (membuat jadwal minum obat)
8. Menjelaskan manfaat pengobatan bagi pasien, serta akibat jika lupa
atau menolak minum obat
9. Modifikasi pemberian obat, bersama sama saat makan buah atau
dicampur dengan makanan.
10. Berikan pujian langsung pada pasien saat mempunyai keinginan
sendiri untuk minum obat
11. Bantu pasien untuk selalu berinteraksi dengan lingkungan
12. Beri kegiatan yang positif untuk mengisi waktu pasien dirumah.
13. Jangan biarkan pasien menyendiri, libatkan dalam kegiatan sehari-hari.
14. Memberikan pujian jika pasien melakukan hal yang positif.
15. Jangan mengkritik pasien jika pasien melakukan kesalahan.
16. Menjauhkan pasien dari pengalaman atau keadaan yang menyebabkan
penderita merasa tidak berdaya dan tidak berarti
17. membawa pasien untuk kontrol rutin kepelayanan kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA

Keliat, B.A. 2002. Peran Serta Keluarga Dalam Perawatan Klien Gangguan
Jiwa. Jakarta: EGC.
Shives, L.R, 2000, Basic Concept Of Psyciatric Mental Health Nursing,
Philadelphia, Lippincott.
Stuart GW, Sundeen. 2002. Buku Saku Keperawatan Jiwa, Jakarta : EGC
Aziz R, dkk. 2003. Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang : RSJD Dr.
Amino Gonohutomo
Tim Direktorat Keswa. 2000. Standar Asuhan Keperawatan Jiwa, Edisi 1,
Bandung, RSJP Bandung

Anda mungkin juga menyukai