Anda di halaman 1dari 8

Proposal TAK dan Kreativitas

A. Topik
Terapi aktivitas kelompok klien dengan RPK

B. Latar Belakang
Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang
dilakukan perawat pada sekelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan
yang sama. Aktifitas digunakan sebagai terapi, dan kelompok digunakan sebagai
target asuhan (Fortinash & Worret, 2004).
Pada pasien gangguan jiwa dengan kasus gangguan perilaku kekerasan
mempunyai masalah yang dapat menyebabkan klien menjadi marah-marah,
agresif, curiga pada orang lain dan bahkan dapat melukai diri sendiri dan
lingkungan sekitar.
Atas dasar tersebut, maka penulis menganggap dengan Terapi Aktivitas
Kelompok (TAK) klien dengan gangguan  perilaku kekerasan dapat tertolong
dalam hal sosialisasi dengan lingkungan sekitarnya, tentu saja klien yang
mengikuti terapi ini adalah klien yang sudah mampu mengontrol dirinya dari
perilaku kekerasan sehingga pada saat TAK klien dapat bekerjasama dan tidak
mengganggu anggota kelompok yang lain.
Umumnya klien dengan Perilaku Kekerasan dibawa dengan paksa ke Rumah
sakit Jiwa. Sering tampak klien diikat secara tidak manusiawi disertai bentakan
dan pengawalan oleh sejumlah anggota keluarga bahkan polisi. Perilaku
Kekerasan seperti memukul anggota keluarga/orang lain, merusak alat rumah
tangga dan marah-marah merupakan alasan utama yang paling banyak
dikemukakan oleh keluarga. Penanganan oleh keluarga belum memadai, keluarga
seharusnya mendapat pendidikan kesehatan tentang cara merawat klien
(manajemen perilaku kekerasan).
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum terapi aktivitas kelompok perilaku kekerasan adalah klien
mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang diakibatkan oleh
perilaku kekerasan.
2. Tujuan Khusus
˗       Sesi I
1) Klien dapat menyebutkan stimulasi penyebab kemarahannya.
2) Klien dapat menyebutkan respons yang dirasakan saat marah (tanda
dan gejala marah).
3) Klien dapat menyebutkan reaksi yang dilakukan saat marah (perilaku
kekerasan).
4) Klien dapat menyebutkan akibat perilaku kekerasan.

D. Klien
1. Kriteria Klien
a. Klien yang sudah tenang dan kooperatif
b. Klien yang tidak terlalu gelisah
c. Klien yang bisa kooperatif dan tidak mengganggu berlangsungnya Terapi
Aktifitas Kelompok.
d. Klien tindak kekerasan yang sudah sampai tahap mampu berinteraksi
dalam kelompok kecil
e. Kondisi fisik dalam keadaan baik
f. Mau mengikuti kegiatan terapi aktifitas kelompok

2. Proses Seleksi
a. Mengobservasi klien yang masuk kriteria.
b. Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria.
c. Mengumpulkan klien yang masuk kriteria.
d. Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK PK, meliputi :
menjelaskan tujuan TAK PK pada klien, rencana kegiatan kelompok, dan
aturan main dalam kelompok.
3. Data klien
N Klien Kondisi
o
1

E. Pengorganisasian
a) Waktu Pelaksanaan
a. Hari, Tanggal                  : Sabtu, 07 November 2020
b.   Waktu                             : 10.00 wib
c.    Alokasi waktu                : 15 menit
d.    Tempat                           : Ruang Nuri RSJ Prov. Lampung

b) Leader dan Uraian Tugas


 Leader : Putri Kurnia Sari
Tugas :
1)      Memimpin jalannya terapi aktifitas kelompok.
2)      Merencanakan, mengontrol, dan mengatur jalannya terapi.
3)      Menyampaikan materi sesuai tujuan TAK.
4)      Memimpin diskusi kelompok.
 Co Leader dan Uraian Tugas
Co Leader : Ni Made Melinia
Tugas :
1)      Mendampingi leader jika terjadi blocking
2)      Mengkoreksi dan mengingatkan leader jika terjadi kesalahan
3)      Bersama leader memecahkan penyelesaian masalah
 Fasilitator dan Uraian Tugas
Fasilitator : Raniah Dafira Hasnah
Tugas :
1)      Ikut serta dalam kegiatan kelompok.
2)      Memberikan stimulus dan motivator pada anggota kelompok untuk
aktif mengikuti  jalannya terapi
 Observasi dan Uraian Tugas
Observer : Oktia Hani Pertiwi
Tugas :
1 Mencatat serta mengamati respon klien (dicatat pada format yang
tersedia)
2 Mengawasi jalannya aktifitas kelompok dari mulai persiapan,
proses, hingga penutupan.

c) Setting tempat
 Ruangan nyaman dan tenang
 Bagan Seetting

F. Antisipasi masalah
1. Apabila pada saat TAK berlangsung, pasien tidak mau untuk berbicara dan
tidak mau untuk melakukan apa yang di arahkan oleh leader maka:
 Leader harus memberikan pengarahan lebih baik dan membujuk pasien
 Fasilitator harus mengarahkan pasien agar dapat ikut serta dalam TAK dan
dapat berbicara sesuai dengan apa yang diarahkan oleh leader
2. Apabila pasaien tetap tidak mau berbicara maka pasien disarankan untuk
menuliskannya. Apabila pasien tidak dapat menulis, fasilitator akan membantu
menuliskannya
3. Dan apabila pasien ingin keluar ruangan TAK sebelum TAK selesai maka :
 Leader harus mengingatkan pasien akan kontrak yang sudah dilakukan di
awal TAK
 Fasilitator harus dapat mngarahkan pasien dan menyakinkan pasien untuk
tetap ikut TAK

G. Langkah Kegiatan
Langkah-Langkah
a. Persiapan
 Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu klien dengan perilaku
kekerasan.
 Membuat kontrak dengan klien.
 Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
b. Orientasi
 Salam terapeutik.
a) Salam dari terapis kepada klien.
b) Perkenalkan nama dan panggilan semua terapis (beri papan nama)
c) Menanyakan nama dan panggilan semua klien (berpapan nama)
 Evaluasi Validasi
a) Menanyakan perasaan klien saat ini
c. Kontrak
Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu :
mengetahui penyebab kemarahan dan cara melaksanakan kegiatan fisik yang
bisa dilakukan klien.
Terapis menjelaskan aturan main sebagai berikut :
 Jika ada klien yang ingin meninggalakan kelompok, harus minta izin
kepada terapis.
 Lama kegiatan 15 menit
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.
d. Tahap Kerja
a) Mendiskusikan penyebab marah
 Tanyakan pengalaman tiap klien
 Tulis di papan tulis/lembar balik
b) Mendiskusikan tanda dan gejala yang dirasakan klien saat terpapar oleh
penyebab marah sebelum prilaku kekerasan terjadi.
 Tanyakan perasaan tiap klien saat terpapar oleh penyebab (tanda dan
gejala)
 Tulis di papan tulis/lembar balik
c) Mendiskusikan perilaku kekerasan yang pernah dilakukan klien (verbal,
merusak lingkungan, mencederai/ memukul orang lain, dan memukul diri
sendiri)
1)  Tanyakan prilaku yang dilakukan saat marah
2)  Tulis di papan tulis atau lembar balik
d) Membantu klien memilih salah satu prilaku kekerasan yang paling sering
dilakukan untuk diperagakan.
e) Melakukan bermain peran atau simulasi untuk prilaku kekerasan yang
tidak berbahaya (terapis sebagai sumber penyebab dan klien yang
melakukan prilaku kekerasan)
f) Menanyakan perasaan klien setelah selesai bermain peran/simulasi.
g) Mendiskusikan dampak atau akibat prilaku kekerasan
1) Tanyakan akibat prilaku kekerasan
2) Tuliskan di papan tulis/lembar balik
3) Memberikan reinforcement pada peran serta klien
4) Dalam menjalankan a sampai g, upayakan semua klien terlibat
5) Beri kesimpulan penyebab tanda dan gejala prilaku kekerasan dan
akibat prilaku kekerasan
e. Tahap Terminasi
 Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
 Tindak Lanjut
1) Menganjurkan klien menilai dan mengevaluasi jika terjadi penyebab
marah, yaitu tanda dan gejala perilaku kekerasan yang terjadi, serta
akibat perilaku kekerasan
2) Melaporkan kepada perawat jika klien tidak mampu memperagakan
perilaku kekerasan.
f. Kontrak yang akan datang
 Menyepakati, belajar cara baru yang sehat untuk mencegah perilaku
kekerasan.
 Menyepakati waktu dan tempat TAK berikutnya.

H. Evaluasi dan Dokumentasi


1. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung khususnya pada
tahap kerja.Aspek yang dievaluasi adalah kemempuan klien dengan tujuan
TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan Sesi II, kemampuan
yang diharapkan adalah mengetahui perilaku, mengenal tanda dan gejala,
perilaku kekerasan yang dilakukan dan akibat perilaku kekerasan. Formulir
evaluasi sebagai berikut :
Sesi I TAK
Stimulasi perilaku Kekerasan
Kemampuan Psikologi
No. Nama klien Penyebab Memberi Tanggapan Tentang
PK Tanda & Perilaku Akibat PK
gejala PK kekerasan

Petunjuk :
a Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
b Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mengetahui penyebab
perilaku kekerasan, tanda dan gejala yang dirasakan, perilaku kekerasan yang
dilakukan serta akibat dari perilaku kekerasan. Beri tanda √ jika mampu dan
beri tanda ˗ jika tidak mampu.
2 Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada
catatan proses keperawatan tiap klien.Contoh: Klien mengikuti Sesi II, TAK
stimulus persepsi perilaku kekerasan. Klien mampu menyebutkan penyebab
perilaku kekerasannya (disalahkan dan tidak diberi uang), mengenal tanda dan
gejala yang dirasakan (”gregeten” dan ”deg-degan”), perilaku kekerasan yang
dilakukan (memukul meja), dan akibat yang dirasakan (tangan sakit dan
dibawa ke rumah sakit jiwa). Anjurkan klien mengingat dan menyampaikan
jika semua dirasakan selama di rumah sakit

Anda mungkin juga menyukai