Anda di halaman 1dari 9

Ketahui Jenis Infeksi Pada Tubuh Anda!

Ketahui lebih dalam jenis infeksi yang menyerang tubuh dengan mengikuti
newsletter mingguan kami.

Saya Menerima Kebijakan Privasi dan Data


Daftar
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi yang melibatkan setiap bagian dari
sistem urinasi, termasuk uretra, kandung kemih, ureter, dan ginjal. Seseorang
bisa terkena infeksi ini akibat pemasangan kateter urin jangka panjang. Kateter
urin sendiri merupakan sebuah tabung yang dimasukkan ke dalam kandung
kemih melalui uretra untuk mengalirkan urin. Sekitar 15-25 persen pasien
yang dirawat di rumah sakit menerima kateter urin selama mereka dirawat
inap.
2. Infeksi aliran darah
CVC line (central line/central venous catheter/alat akses vena) sangat berguna
dalam lingkungan perawatan kesehatan. Jika Anda pernah masuk UGD
sebelumnya untuk suatu kondisi serius, atau menjalani rawat inap, Anda
mungkin pernah dipasangkan alat ini. Alat akses vena memiliki peran penting
untuk menyokong kesehatan Anda selama di rumah sakit. Pasalnya, alat ini
berfungsi sebagai jalur masuk bagi cairan, obat, atau suplai darah ke dalam
tubuh. Alat ini juga bisa memungkinkan dokter untuk segera melakukan tes
tertentu.

Terlepas dari kepraktisan dan kepentingannya, CVC line ju


nfeksi yang rentan ditularkan di rumah sakit
Semua orang yang sedang menjalani rawat inap di rumah sakit memiliki risiko
untuk tertular hospital acquired infection (HAI). Dalam istilah medis HAI
dikenal juga dengan sebutan infeksi nosokomial. Infeksi ini bisa terjadi mulai
dari 48 jam setelah masuk rumah sakit, tiga hari setelah kepulangan, atau 30
hari setelah menjalankan operasi.

HAI lebih umum di negara-negara berkembang. Studi menunjukkan bahwa


lima sampai 10 persen dari rumah sakit di Eropa dan Amerika Utara
melaporkan kasus HAI. Di daerah lain seperti Amerika Latin, Sub-Sahara Afrika,
dan Asia, laporan kasus melebihi dari 40 persen.

Gejala dan pengobatan HAI akan bervariasi menurut jenis infeksinya. Jenis
yang paling umum dari HAI adalah:

1. Infeksi saluran kencing


ga menimbulkan potensi bahaya sampingan, yaitu infeksi aliran darah. Infeksi
aliran darah karena pemasangan central line (CLABSI) dapat terjadi bila kuman
mendapatkan akses ke dalam aliran darah pasien dari tabung central line.
CLABSI dapat menyebabkan demam yang disertai panas dingin, jantung
berdebar-debar, kemerahan, bengkak, atau nyeri di lokasi pemasukan kateter,
dan keluarnya cairan keruh dari tempat kateter.

Untungnya, dokter dan tim medis sudah terlalatih untuk mencegah penularan
infeksi dengan cara melakukan sterilisasi kebersihan pra dan pasca prosedur
pemasukan kateter central line. Tim medis juga selalu memastikan bahwa
tabung kateter segera dilepas ketika tak lagi diperlukan. Selain tim medis,
Anda juga dapat mengambil tindakan pencegahan sendiri dengan menjaga
kebersihan di tempat pemasangan kateter.

3. Pneumonia

Pneumonia merupakan infeksi lainnya yang bisa ditularkan di rumah sakit.


Sebagian besar kasus penularan penyakit ini akibat dari penggunaan
ventilator. Ventilator adalah mesin yang digunakan untuk membantu pasien
bernapas. Alat ini berisi oksigen dan akan ditempatkan di mulut atau hidung
pasien, atau bisa juga melalui lubang di bagian depan leher.
Infeksi dapat terjadi jika kuman masuk melalui tabung dan masuk ke paru-
paru pasien. Nah, guna membantu mengurangi penularan infeksi pneumonia
ke pasien lain akibat penggunaan ventilator, penyedia layanan kesehatan
biasanya akan menjaga tempat tidur pasien pada sudut 30- 45 derajat.
Petugas kesehatan juga akan segera melepaskan ventilator begitu pasien bisa
bernapas sendiri, membersihkan bagian dalam mulut pasien secara teratur,
serta mencuci tangan sebelum dan sesudah menangani ventilator pasien.

Sementara jika Anda ingin terhindar dari paparan virus menular, Anda bisa
memakai masker selama berada di rumah sakit. Anda juga harus rajin-rajin
mencuci tangan, terutama setelah Anda menyentuh permukaan seperti
gagang pintu.
4. Infeksi situs operasi (SSI)

Sebuah infeksi luka operasi adalah infeksi yang terjadi setelah operasi di
bagian tubuh mana operasi berlangsung. Infeksi luka operasi kadang bisa
terjadi secara ringan karena hanya melibatkan permukaan kulit saja. Di sisi lain,
infeksi ini juga bisa serius ketika sudah melibatkan jaringan di bawah kulit,
organ, atau bahan implan yang meradang.

Di Amerika Serikat, lebih dari 8.000 orang meninggal setiap tahunnya dari
infeksi luka operasi akibat HAI. Untungnya, risiko penyakit mematikan ini
biasanya tidak berpengaruh pada pasien UGD kecuali mereka memerlukan
prosedur darurat seperti tracheostomy (pemasukan tabung dada ), atau
mungkin transfer ke ruang operasi. Namun, karena tindakan tersebut
terkadang diperlukan, risiko SSI tetap harus Anda waspadai jika Anda atau
kerabat ada yang masuk UGD.

Jika Anda memiliki infeksi di area bekas operasi, gejala awal bisa termasuk
demam, kemerahan dan nyeri di lokasi operasi. Keluarnya cairan keruh dari
luka di mana sayatan bedah dibuat juga bisa terjadi. Jika Anda melihat tanda-
tanda ini setelah operasi, Anda harus memberi tahu dokter segera sehingga ia
dapat meresepkan antibiotik.

Apa yang menyebabkan infeksi lebih mudah menular


di rumah sakit?
Pada dasarnya semua rumah sakit memiliki prosedur pengendalian dan
kebijakan seputar penyebaran infeksi. Staf profesional kesehatan pun
diwajibkan untuk mengambil setiap tindakan pencegahan untuk menghindari
infeksi. Namun, risiko infeksi tidak pernah sepenuhnya terhindari dan
beberapa orang memiliki risiko lebih tinggi tertular infeksi daripada yang lain.

Infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh mikro-organisme seperti virus,


jamur, bakteri atau parasit. Mikro-organisme ini sering disebut ‘bug’ atau
‘kuman’. Kebanyakan infeksi nosokomial disebabkan oleh bakteri. Bakteri,
jamur, dan virus menyebar terutama melalui kontak orang-ke-orang. Dalam
kasus HAI, risiko infeksi meningkat ketika ada keterlibatan tangan kotor, dan
peralatan medis seperti kateter, mesin pernapasan, dan alat-alat rumah sakit
lainnya.

Infeksi dapat diobati dengan antibiotik dan biasanya merespon dengan baik.
Meski begitu, ada pula infeksi yang sulit untuk diobati dan justu bisa
mengancam nyawa. Ya, beberapa bakteri sulit untuk mengobati karena
mereka resisten terhadap antibiotik standar yang diresepkan dokter.

Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA), Clostridium difficile, dan


Pseudomonas aeruginosa adalah contoh bakteri penyebab kebanyakan kasus
HAI yang resisten terhadap banyak antibiotik. Bakteri Staph dan MRSA dapat
menyebabkan berbagai masalah mulai dari infeksi kulit, sepsis, pneumonia,
hingga infeksi pada aliran darah. Jika MRSA menyerang kulit, C. diff mengejar
sistem pencernaan sehingga kadang menyebabkan peradangan usus besar
yang mematikan. Dari semua kasus HAI, Pseudomonas aeruginosa (P.
aeruginosa) sebagai penyebab ISK, pneumonia, dan penyakit ginjal memiliki
tingkat kesakitan (morbidity rate) yang lebih tinggi ketimbang bakteri lainnya.
Semua orang yang menjalani rawat inap intensif di rumah sakit berada pada
risiko tertentu terhadap penularan HAI. Beberapa kelompok yang lebih rentan
tertular infeksi di rumah sakit adalah anak-anak kecil, kaum lansia, pasien
penyakit kronis (misal, diabetes), atau mereka yang memiliki sistem kekebalan
tubuh lemah.

Anda harus segera memberi tahu dokter jika muncul gejala baru dan/atau
yang tidak terkait dengan kondisi awal Anda selama Anda rawat inap di rumah
saki

Anda mungkin juga menyukai