Anda di halaman 1dari 13

Kelompok 4 :

- Ahmad Naufal Dzaky


- Ilham Tri Wahyuda
- Nur Rizkina
- Zata Yumni Nabiilah
TUJUAN PRRI PERMESTA

Pemberontakan PRRI ini ditujukan unyuk memperjuangkan hak rakyat yaitu


pentututan alokasi dana pembangunan di setiap daerah secara adil.

Misalnya daerah surplus mendapat hasil ekspor sebanyak 70%


2 Maret 1957 di Makassar, Letkol. Ventje
Sumual
Memproklamirkan berdirinya Piagam Perjuangan
Semesta
Pada pukul 07:00 diadakan pertemuan di ruang rapat gedung
Universitas Permesta
Di Sario Manado dengan tokoh-tokoh politik, masyarakat dan
cendekiawan.
PADA SAAT ITU

Kapten Wim Najoan, Panglima Komando Daerah Militer

Sulawesi Utara dan Tengah.

Memberikan gambaran tentang perkembangan di Sumatera dan

putusan agar dibentuknya PRRI.


Karena Tujuan yang Sangat Mulia

Seketika pula para peserta rapat berdiri dan menyambutnya


dengan pekik:
“hidup PRRI! Hidup Permesta! Hidup Somba!”

Setelah selesai menyusun teks pemutusan hubungan dengan


Pemerintah Pusat rapat dilanjutkan dan teks tersebut dibacakan
kepada para hadirin. Respons para peserta rapat sangat antusias.
Dengan ramai mereka mendengungkan pekik “hidup Somba-Sumual!”
Tengah mengadakan rapat di
lapangan Sario Manado. Ia
membacakan teks pemutusan
hubungan dengan Pemerintahan
Pusat yang isinya:

“RAKYAT SULAWESI UTARA


DAN TENGAH TERMASUK
MILITER SOLIDER PADA
KEPUTUSAN PRRI DAN
MEMUTUSKAN HUBUNGAN
DENGAN PEMERINTAH RI”
Saat itu pula para pelajar, mahasiswa, pemuda dan ex-
KNIL mendaftarkan diri untuk menjadi pasukan dalam
Angkatan Perang Permesta
Di sisi lain juga Permesta
membentuk suatu badan dan
satuan kepolisian, yaitu:
1. Polisi Revolusioner
2. Pasukan Wanita Permesta
(PWP)
3. Permesta Yard yaitu
sebuah badan intelijen.
Sebelumnya tugas mereka

adalah untuk membantu

pemeritah daerah guna

mengerahkan pembagunan di

daerah daerah.
Selain itu juga di dalam tubuh pemerintahan RI banyak terjadi pergolakan
politik terutama dengan silih bergantinya Kabinet seiring dengan penerapan
Demokrasi Liberal.
Di sisi lain hubungan Dwi-Tunggal Soekarno dan juga Hatta mengalami
keretakan. Ini terjadi akibat dari kedekatan Soekarno dengan Partai Komunis
Indonesia yang selalu memusuhi Hatta.
Akibatnya dengan berat hati memundurkan diri dari jabatan sebagai wakil
Presiden Republik Indonesia di kala suasana Negara yang kritis.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai