Anda di halaman 1dari 9

STRATEGI PELAKSANAAN PADA GANGGUAN CITRA TUBUH

Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


Keperawatan Jiwa

Dosen Pengampu : Ns. Duma.Lumban Tobing, M.Kep,


Sp.Kep.J

Di Susun Oleh :
1. Kamila Salsabila Anfal 2010701040

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL
“VETERAN” JAKARTA TAHUN 2022
STRATEGI PELAKSANAAN PADA PASIEN
GANGGUAN CITRA TUBUH
Sp 1
Tindakan

1. Mengidentifikasi perasaan pasien tentang bagian tubuh yang hilang, rusak, mengalami
gangguan.
2. Diskusikan dengan pasien aspek positif bagian tubuh.
3. Melatih fungsi bagian tubuh yang masih baik.
4. Mengevaluasi perasaan pasien.

Latihan 1.1
Bina hubungan saling percaya, identifikasi perasaan pasien, aspek positif, melatih fungsi
bagian tubuh yang masih baik.

Orientasi
Perawat : “Assalamualaikum…”
“Selamat pagi bapak/ibu…”(senyum).
Pasien : “Wa’alaikumsalam” “Selamat pagi “
Perawat : “Perkenalkan nama saya……, saya paling senang dipanggil…, saya
perawat yang akan merawat bapak/ibu.”
“Nama bapak/ibu siapa?...”
Pasien : “..........”
Perawat : “Senangnya dipanggil siapa bapak/ibu…?”
Pasien : “..........”
Perawat : “Bagaimana kabar bapak/ibu hari ini…?”
Pasien : “Alhamdulillah baik…”
Perawat : “Baiklah bapak/ibu, apa keluhan yang bapak/ibu rasakan hari ini?”
Pasien : ”Saya merasa malu dengan diriku sendiri, karena saya bingung bagaimana
cara merawat dan membesarkan anak-anakku sedang suami/istri ku pun
meninggal dan dengan dangan aku yang cacat seperti ini.”
Perawat : “Baiklah bapak/ibu, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang apa yang
bapak/ibu rasakan selama ini?”
“Bapak/ibu maunya dimana…?”
Pasien : “Disini saja pak/bu…?!
Perawat : “Berapa lama bapak/ibu..??
Pasien : “.........“(Diam)
Perawat : “Baiklah bapak/ibu. Bagaimana kalau 20 menit saja yah…?”
Pasien : “(Mengangguk). Ya …”

Kerja
Perawat : “Baiklah bapak/ibu…., (pegang tangan atau pundak pasien). Bagaimana
perasaan bapak/ibu, setelah ibu mengalami bencana ini dan kehilangan tangan
kiri bapak/ibu…?”
Pasien : “Saya sedih, malu, terkadang saya merasa tidak berguna dengan keadaan yang
saya alami ini, terlebih lagi tangan saya tidak dapat saya gunakan seperti
biasanya.”
Perawat : “Kemudian, apa yang bapak/ibu lakukan ketika perasaan bersalah dan putus
asa bapak/ibu muncul…?”
Pasien : “Saya hanya bisa menangis dan ikhlas menerima semua ini. Tapi, saya tidak
dapat membohongi diri saya sendiri dan berteriak ketika melihatnya dan
mengingat kejadian itu. (Bencana yang telah menhilangkan tangannya ).”
Perawat : “Maaf bapak/ibu sebelumnya…sekarang bapak/ibu hanya memiliki satu
tangan yang berfungsi dan dapat bapak/ibu gunakan dengan baik.”
“Apa yang dapat bapak/ibu lakukan atau yang ingin bapak/ibu lakukan hanya
dengan satu tangan bapak/ibu miliki sekarang?”
Pasien : “Jujur pak/bu, saya ingin sekali melakukan aktivitas seperti biasanya
meskipun sekarang saya hanya memiliki satu tangan saja.”
Perawat :”Baiklah begini bapak/ibu , bapak/ibu hanya memiliki satu tangan yang
berfungsi dan satunya lagi sebelah kiri sudah tidak berfungsi lagi.
Tapi, tangan sebelah kanan bapak/ibu kan masih bisa digunakan untuk
melakukan aktivitas sehari-hari dan kaki bapak/ibu juga dapat difungsikan
dengan baik.”
Pasien : “Ya pak/bu…. Terkadang saya mencoba untuk melatih tangan saya dan
melakukan kegiatan dengan tangan kanan saya, tapi tetap saja saya merasa
bahwa saya memang tidak berguna lagi di dunia ini.”
Perawat : “Saya mengerti bapak/ibu…. Tapi setidaknya bapak/ibu sudah berusaha untuk
melatihnya sendiri. Sekarang saya ajarkan ibu bagaimana agar bisa tetap
beraktivitas meskipun dengan menggunakan tangan bapak/ibu yang masih
dapat digunakan dengan baik yaitu sebelah kanan.”
Pasien : “ (Mengangguk). Ya…”
Perawat : “Bapak/ibu… dulu sebelum mengalami bencana ini dan kehilangan tangan
bapak/ibu. Apa saja kegiatan atau aktivitas yang bapak/ibu sering lakukan di
rumah?”
Pasien : “Dulu saya kan guru, paling sebelum berangkat mengajar saya siapkan anka-
anak sarapan dan bersih-berih rumah juga…..”
Perawat : “Apa sekarang bapak/ibu masih ingin melakukan kegiatan-kegiatan tersebut
bapak/ibu….?”
Pasien : “Ya pak/bu…”
Perawat : “Begini bapak/ibu, seperti yang saya katakan tadi, saya akan ajarkan
bapak/ibu agar dapat beraktivitas meskipun dengan menggunakan satu tangan.
Tapi sebelumnya kita coba berlatih untuk menggerakkan dan melakukan
aktivitas yang ringan-ringan.
Pasien : “Ya pak/bu
Perawat : “Baiklah bapak/ibu, coba sekarang bapak/ibu mencoba untuk mengangkat
tangan sebelah kanan pelan-pelan dan mencoba menggenggam dengan sekuat-
kuatnya. (Sebelumnya sediakan benda yang dapat digunakan seperti sapu dll).
(contohkan kepada pasien).
“sekarang bapak/ibu bisa mencobanya sendiri ya…”
Pasien : “(Berlatih sendiri dan diawasi
Perawat : “Baiklah bapak/ibu, itu sudah bagus sekali…..”
“Sekarang kita akan mencoba dengan menggunakan sapu langsung bapak/ibu
ya… Nah ini tangan bapak/ibu pegang sapunya dan ayunkan perlahan, anggap
saja ibu sedang menyapu beneran (sambil mencontohkan). Nah, sekarang
giliran bapak/ibu mencobanya ya,,? Tapi sambil beriri bapak/ibu ya…?!”
Pasien : “Ya…..(mencoba sendiri yang diajarkan perawat)?!?!”
Perawat : “Baiklah pak/bu terima kasih. Bagus sekali dan terus dilatih bapak/ibu yah.”
(tulis atau masukkan ke dalam tugas harian terapi dengan rapi pada buku
Rencana tindakan pasien).”
Terminasi
Perawat : “Bapak/ibu… Bagaimana perasaan bapk/ibu setelah kita berbincang-bincang
dan melakukan latihan hari ini…?”
Pasien : “Alhamdulillah… saya merasa lebih baik dan lega rasanya pak/bu…”
Perawat : “Kalau begitu sekarang bapak/ibu coba beritahu saya kembali, kegiatan apa
saja yang sudah kita lakukan hari ini?”
Pasien : “Tadi pak/ibu bilang kalau saya masih bisa menggunakan tangan kanan untuk
beraktivitas dan melatihnya untuk melakuakan kegiatan seperti menyapu…”
Perawat : “Baik sekali bapak/ibu, ternyata bapak/ibu masih mengingatnya ya…?
(senyum)”
Pasien : “Ya….(mengangguk dan senyum)”
Perawat : “Baiklah bapak/ibu. Apa yang kita lakukan hari ini bapak/ibu dapat
melatihnya sendiri dan mulai mencoba-coba melakukannnya sendiri di rumah.”
Pasien : “Ya pak/bu… akan saya coba…”
Perawat : “Bpak/ibu saya akan kembali lagi besok kesini dan melatih bapak/ibu
beberapa cara untuk mengkoordinasikan anggota-anggota tubuh bapak/ibu yang
lain dan melatihnya dengan-kegiatan yang lain.”
“Bagaiamana apa bapak/ibu bersedia?”
Pasien : “Ya….”
Perawat : “Bapak/ibu maunya jam berapa?”
Pasien : “Jam 10 pagi saja pak/ibu.”
Perawat : “Ya bapak/ibu… Terima kasih dan saya akan kembali lagi besok pada jam 10
pagi ke rumah bapak/ibu. Baiklah kalau begitu saya permisi dulu bapak/ibu dan
terima kasih untuk waktunya bapak/ibu ya…??”
“Jangan lupa latihannnya bapak/ibu ya…(senyum dan pegang pundak pasien).”
Pasien : “Kalau begitu saya pamit…”
“Assalamualaikum…”
Perawat : “wa’alaikumsalam”

Sp II
Tindakan
1. Meminta pasien untuk terbuka tentang perasaannya.
2. Melatih koordinasi fungsi anggota tubuh.
3. Merencanakan kegiatan yang dapat dilakukan kedepan.
4. Mengevaluasi perasaan pasien.
Latihan 1.2
Identifikasi kemampuan pasien, melatih koordinasi fungsi tubuh, anggota tubuh dan
merencanakan kegiatan kedepan untuk pasien.

Orientasi
Perawat : ”Assalamualaikum…”
“Selamat pagi bapak/ibu…” (senyum)
Pasien : “Wa’alaikumsalam…”
Perawat : “Belum pak/ibu, karena saya masih sering teringat dengan hal itu…”
Perawat : “Baiklah bapak/ibu. Tapi, apa sebelumnya cara yang kemarin kita latih sudah
bapak/ibu lakukan …?”
Pasien : “Sudah saya coba…, tapi tetap saja saya merasa tidak berguna sama sekali.
Karena yang bisa saya lakukan hanya kegiatan-kegiatan ringan saja. Saya
sangat sedih dan kecewa dengan diri sendiri ketika melihat anak saya yang
masih membutuhkan saya dalam melakukan aktivitas.”
Perawat : “Baiklah bapak/ibu, sesuai kesepaktan kita kemarin kita akan berbincang-
bincang dan mengajarkan bapak/ibu bagaimana cara untuk melakukan
pekerjaan yang lainnya dan mengkoordinasikan bagian tubuh bapak/ibu yang
lain.”
“Apa bapak/ibu bersedia…?”
Pasien : “Ya pak/ibu…”
Perawat : “Bagaimana kalau disini saja bapak/ibu ya….. dan waktunya 20 menit
bapak/ibu ya…??”
Pasien : “Ya ….” (Mengangguk).
Kerja
Perawat : “Bagaiamana persaan bapak/ibu sekarang, apakah sudah membaik?”
Pasien : “Alhamdulillah sudah agak membaik, tapi ada yang masih membebani di
pikiran saya…?”
Perawat : “ Kira-kira Apa itu bapak/ibu…?”
Pasien : “Saya masih merasa kurang leluasa dalam melakukan aktivitas sehari-hari
dengan satu tangan. Apa lagi ketika saya mengangkat barang-barang yang
begitu banyak.”
Perawat : “Seperti itu ya bapak/ibu. Begini bapak/ibu misalnya ketika bapak/ibu ingin
mengangkat barang-barang yang begitu banyak bapak/ibu dapat meminta
bantuan dengan orang di sekitar untuk menaikkannya ke atas kepala bapak/ibu
dan bisa menggunakan tangan kanan ibu yang masih berfungsi untuk menjaga
agar barang yang di atas kepala bpak/ibu tidak terjatuh. Nanti ketika bapak/ibu
ingin menurunkannya dapat diletakkan di tempat yang sedikit lebih tinggi atau
bapak/ibu sedikit menjongkok atau meminta bantuan untuk menurunkan barang
yang bapak/ibu bawa.”
“Bagaiamana apa ibu paham dengan penjelasan saya atau bagaimana kalau kita
mencoba untuk mempraktekkannya?”
Pasien : “Ya….pak/bu?!?!” ( Pasien dan perawat berlatih bersama…)
Perawat : “Bagus sekali bapak/ibu…, sekarang bapak/ibu sudah dapat melakukannnya.
Cara ini bisa bapak/ibu gunakan ketika bapak/ibu akan membawaq barang yang
banyak dan sebagainya.”
Pasien : “Ya…..pak/bu?!?!”
Perawat : “Nah, sekarang kira-kira kegiatan atau pekerjaan apa yang ingin bapak/ibu
lakukan kedepannya…?”
Pasien : “Untuk sekarang ini, saya ingin merawat anak-anak saya, melakukan tugas
sebagaimana kepala/ibu rumah tangga.
Perawat : “Wah, lumayan banyak kegiatan-kegiatan bapak/ibu bisa dilakukan setiap
harinya…, mulai dari sekarang bapak/ibu dapat melakukan semua kegiatan
yang bapak/ibu sebutkan tadi. Tapi jika bapak/ibu merasa lelah atau tidak
mampu untuk melakukannya bapak/ibu dapat meminta bantuan keluarga atau
tetangga. Mungkiun ada kegiatan lain yang ingin bapak/ibu lakukan
kedepannya selain kegiatan-kegiatan yang bapak/ibu sebutkan tadi…?”
Pasien : “Ya pak/bu…, siapa sih tidak ingin melakukan kegiatan. Kegiatan normal
seperti orang lain, saya ingin meneruskan usaha saya untuk berjualan di took
pak/bu…?”
Perawat : “Alhamdulillah… rencana yang bagus sekali bapak/ibu (senyum). Jika
keinginannya seperti itu saya do’akan agar selalu lancer kegiatannya.. amiiin..”
Pasien : “Amiiin pak/bu.”

Terminasi
Perawat : “Bagaimana perasaanya bapak/ibu setelah mengobrol hari ini dan mencoba
untuk melatih tangan bapak/ibu untuk melakukan kegiatan-kegiatan seperti
biasanya?”
Pasien : “Alhamdulillah saya sudah paham dan senang, bahkan saya tidak sabar ingin
mencoba dan melakukan kegiatan itu”
Perawat : “Bagus sekali . baiklah bapak/ibu… tapi apa bapak/ibu bisa menjelaskan
sedikit yang kita diskusikan tadi?”
Pasien : “Hari ini kita berlatih tentang cara mengkoordinasikan tangan saya yang
masih berfungsi dengan anggota tubuh lain, yaitu dengan membawa dan
meletakkan barang banyak di atas kepala dan tangan saya serta menjaganya
tidak terjatuh. Dan pak/bu mengajarkan saya untuk berusaha melakukan
kegiatan sehari-hari dengan normal seperti biasanya…”
Perawat : “ Bagus sekali bapak/ibu (senyum), ternyata bapak/ibu sudah memahami
dengan baik apa yang saya sampaikan. Mungkin pertemuan hari ini saya akhiri
dan terima kasih untuk waktunya dan saya do’akan agar bapak/ibu selalu sehat
untuk melakukan aktivitas sehari-hari bapak/ibu ya”
“Jangan lupa tetap berlatih yah”
Pasien : “Amiiinn, terima kasih pak/bu yah…”(senyum)
Perawat : “ Kalau begitu saya pamit pak/bu yah…”. “Assalamualaikum…”
Pasien : “Wa’alaikumsalam….”
REFERENSI

Herdman, T. Heather. 2018 – 2020. NANDA-1 ( Diagnosa Keperawatan – Definisi dan


Klasifikasi ). Ed.11. Jakarta : EGC

SAK.Program pendidikan Ners Spesialis Keperawatan Jiwa. 2017. Fakultas Ilmu Keperawatan
UI. Depok

Stuart & Laraia. 2005. Buku Saku Keperawatan Jiwa (Terjemahan). Jakarta; EGC

Anda mungkin juga menyukai