Anda di halaman 1dari 49

KONSEP ANALISA DAN

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Mata kuliah : CHN 2

Ns. Annisa Wuri Kartika, S.Kp.,M.Kep


TUJUAN
o Mahasiswa mampu :
o Memahami konsep analisa dan diagnosa
keperawatan
o Mampu menganalisa kondisi kesehatan
masyarakat sesuai dengan data hasil pengkajian
o Merumuskan diagnosa keperawatan yang sesuai
COMMUNITY NURSING
PROSES KEPERAWATAN

PENGKA ANALISIS PENENTUAN


PRIORITAS
PERENCANA
AN
IMPLEME
EVALUASI
JIAN DATA MASALAH INTERVENSI NTASI
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
o Asuhan keperawatan komunitas ditujukan ke: individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat
o Pendekatan Proses keperawatan
o Asuhan harus terdokumentasi baik: dokumen askep, legal aspek,
harapan berlakunya sistem reward / imbal jasa perawat Perkesmas/
komunitas
o Penerapan: terkendala rumusan diagnosis, intervensi, tujuan,
evaluasi belum seragam
o Sistem klien (individu, keluarga, kelompok, komunitas) sangat unik
dipengaruhi lingkungan
Betty Neumans Model:

Flexible line
Health:
Primary Prevention Psychological
Social
Normal line
Biological
Risk: CORE
Secondary Resisten line
prevention

Spiritual culturalal
Actual:
Tertiary Prevention

This theory/Model as CHN framework


DIAGNOSTIC REASONING

A component of clinical decision-making and


involves the recognition of cues and analysis of
data in clinical situations. This reasoning will
eventually come to some diagnostic labels by
analysing the cues, and the process varies as a
function of task complexity(Wong and Chung, 2002).
Perumusan Diagnosa Keperawatan
o Analisis
o Analisis kegiatan yg dilakukan untuk meneliti data-data
yang diperoleh dan membandingkan dengan indikator
normatif atau standar yang ada
o Menurut North American Nursing Diagnosis Association
(NANDA)
o Diagnosis keperawatan adalah interpretasi ilmiah atas data
hasil pengkajian dan interpretasi ini digunakan perawat untuk
membuat rencana, melakukan implementasi serta evaluasi

Rumusan Diagnosa Keperawatan


Kegiatan Dalam Fase Diagnosa (Wilkinson, 2007)
o Ada 4 tahap
o Interpreting: Level I: Identify significant cues, Level II:
Cluster cues and identify data, Level III: Draw
conclusion about present health status, Level IV:
Determine etiologies and categorize problems
o Verify: Kesimpulan yang telah dibuat diverifikasi dengan
pasien (kecuali pasien yang tidak sadar atau hampir
meninggal)
o Label. Label untuk diagnosa keperawatan menggunakan
system klasifikasi (taxonomy).
o Record. Pencatatan / Penulisan rumusan diagnosa
TAHAP INTERPRETING (LEVEL I, II)
o Data yg dianalisis dapat berupa kuantitatif (angka) atau kualitatif.
o Semua aspek yang diperkirakan dapat mempengaruhi perlu
diperhatikan WOC dapat menjadi panduan dalam melihat sebuah
permasalahan
o Analisis penting dilakukan utk menetapkan kebutuhan dari komunitas,
kekuatan/potensi komunitas, identifikasi pola respons thd kes, dan
kecenderungan penggunaan pelayanan kes
o Lakukan Pengkategorian dan pembandingan Gap (kesenjangan)
antara data/fakta dengan indikator normatif atau standar guna
rumuskan masalah/diagnosis kep komunitas
1. Karakteristik demografi: Jml
PENGKATEGORIAN DATA penduduk/keluarga menurut
jenis kelamin, suku, dll
2. Karakteristik geografi: batas
wilayah, tempat-tempat umum,
jalan, dll
Analisis diawali dgn pengelompokkan data
berdasarkan framework yg digunakan atau 3. Karakteristik sosial ekonomi:
secara tradisional pekerjaan, income, pendidikan
terakhir yg dicapai, kepemilikan
rumah tempat tinggal (sewa
atau milik sendiri), dll
4. Sumber-sumber pelayanan
kesehatan dan sosial: rumah
sakit, klinik, pelalayanan sosial
yg tersedia, dll.

11
PENGKATEGORIAN DATA

o Tabel dibuat mencakup: 1) data inti;2) 8 sub sistem; dan 3)


Persepsi: masyarakat thd kesehatan komunitas dan persepsi
pengkaji terkait kesehatan komunitas tersebut: apa kekuatan dan
kelemahan, masalah dan potensial masalah, dll
o Ditunjang dengan data yg disajikan dlm bentuk peta wilayah,
tabel, grafik dll.

BANDINGKAN DENGAN INDIKATOR

12
INDIKATOR KESEHATAN
o Indikator adalah variabel yang membantu kita dalam mengukur
perubahan-perubahan yang terjadi baik secara langsung maupun
tidak langsung (WHO, 1981)
o Indikator adalah variabel-variabel yang mengindikasikan atau
memberi petunjuk kepada kita tentang suatu keadaan tertentu,
sehingga dapat digunakan untuk mengukur suatu perubahan (Green,
1992)
o Indikator adalah variabel yang dapat digunakan untuk mengevaluasi
keadaan atau status dan memungkinkan dilakukannya terhadap
perubahan-perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu (Depkes,
2003)
KRITERIA INDIKATOR
o Simple (sederhana), artinya indikator yang ditetapkan
sedapat mungkin sederhana dalam pengumpulan data
maupun dalam rumus penghitungan untuk
mendapatkannya.
o Measurable (dapat diukur), artinya indikator yang
ditetapkan harus merepresentasikan informasinya dan
jelas ukurannya. Dengan demikian dapat digunakan untuk
perbandingan satu tempat dengan tempat lain atau antara
satu waktu dengan waktu yang lain. Kejelasan pengukuran
juga menunjukkan bagaimana cara mendapatkan datanya.
o Attributable (bermanfaat). Artinya indikator yang ditetapkan harus
bermanfaat untuk kepentingan pengambil keputusan. Ini berarti
bahwa indikator itu harus merupakan pengejawantahan dari
informasi yang memang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan.
Jadi harus spesifik untuk pengambilan keputusan tertentu.
o Reliable (dapat dipercaya). Artinya indikator yang ditetapkan harus
dapat didukung oleh pengumpulan data yang baik, benar dan teliti.
Indikator yang tidak/belum didukung oleh pengumpulan data yang
baik, benar dan teliti, sebaiknya tidak digunakan.
o Timely (tepat waktu). Artinya indikator yang ditetapkan harus dapat
didukung oleh pengumpulan data dan pengolahan data serta
pengemasan informasi yang waktunya sesuai dengan pengambilan
keputusan dilakukan.
o Indikator berbentuk absolut
o Merupakan indikator yang hanya berupa pembilang saja, yaitu jumlah dari
sesuatu kejadian. Biasanya digunakan untuk sesuatu yang sangat jarang seperti
kasus meningitis di Puskesmas.

o Indikator berbentuk proporsi


o Merupakan indikator yang nilai resultansinya dinyatakan dalam bentuk persen
(%) karena pembilangnya merupakan bagian dari penyebut. Misalnya proporsi
Puskesmas yang memiliki dokter terhadap seluruh Puskesmas yang ada.

o Indikator berbentuk angka atau rasio


o Merupakan indikator yang menunjukkan frekuensi dari suatu kejadian selam
periode (waktu) tertentu. Biasanya dinyatakan dalam bentuk per 1000 atau per
100.000 populasi (konstanta atau k).
CONTOH
o Data dari sampel 124 KK di Kelurahan Tanjungrejo RW X, menunjukkan
68,13% sebagai perokok aktif yang memiliki kebiasaan merokok di dalam
rumah.
o Data riskesdas pada wilayah jawa timur terkait kebiasaan merokok di dalam rumah
tercatat 85,5% (Riskesdas, 2007).
o Data kuosioner kepada 124 KK menyebutkan bahwa sebanyak 83% warga
yang mengkonsumsi >2 sendok gula dalam sehari
o WHO, (2009) Menganjurkan bahwa asupan gula tidak melibihi 10% dari asupan
energi total atau idealnya mengkonsumsi gula pada penderita DM tidak boleh >2
sendok.
TAHAP INTERPRETING (LEVEL III, IV)
Diagnosis kep kom berfokus pd populasi, kelompok, atau
aggregate paling sedikit memiliki satu kesamaan ciri, misalnya
masalah kesehatan, lokasi, pekerjaan , dll
Diagnosis yg dirumuskan mencakup: Wellness (Potensial) dan
Sickness : Risiko dan Aktual
Diagnosis yg dirumuskan memiliki tiga komponen:
1) Deskripsi masalah/problem atau respons
2) Etiologi (penyebab timbulnya masalah), kecuali untuk
diagnosis wellness
3) Tanda dan gejala (data penunjang) masalah yg timbul

18
LABELING AND RECORDING (NANDA)

Analisis data adaptif dan Tentukan Domain


dan Class yang
maladaptif untuk
Pengkajian komunitas menegakkan diagnosis
berhubungan dengan
kriteria diagnosa
keperawatan yang ditegakkan

Penegakan Lihat batasan Identifikasi/ lihat diagnosis yang


karakteristik dan terdapat di NANDA, tetapkan
diagnosis faktor-faktor yang diagnosis yang tepat sesuai hasil
(NANDA) berhubungan pengkajian
Klasifikasi Diagnosa menurut OMAHA
Pemilikan lingkungan Pemilikan psikososial
Sexualitas manusiawi
o Pendapatan o Komunikasi dengan
sumber masyarakat Memelihara
o Sanitasi keorangtuaan
o Kontak sosial
o Pemukiman Anak/dewasa
o Perubahan peranan ditelantarkan
o Keamanan
pemukiman/tempat o Hubungan antar anak Perlakuan salah
kerja
o Kegelisahan agama terhadap anak/orang
dewasa
o Kesedihan
Pertumbuhan dan
o Stabilisasi emosi perkembangan
Cont,.
Pemilikan fisiologis
o Pendengaran o Neuromuskuloskeletal

o siologisPenglihatan o Respirasi

o Berbicara dan bahasa o Sirkulasi

o Geligi o Digesti-hidrasi

o Pengamatan o Fungsi perut

o Nyeri o Fungsi genitourinaria

o Kesadaran o Ante partum/partum

o Kulit
Cont,.
Pemilikan perilaku yang berhubungan dengan kesehatan
o Nutrisi
o Pola istirahat tidur
o Aktifitas fisik
o Kebersihan perorangan
o Penyalahgunaan obat
o Keluarga berencana
o Penyelia pelayanan kesehatan
o Peraturan penulisan resep
o Teknis prosedur
CONTOH MODEL FORMAT
DIAGNOSA KEPERAWATAN
FORMAT DIAGNOSA KEPERAWATAN
o Format untuk menyatakan diagnosa masyarakat diadaptasi dari
karya Muecke (1984) :
o Kesimpulan dari analisis data dan syinthesis dinyatakan sebagai
masalah potensial, atau risiko
o Deskripsi dari populasi, komunitas, agregat, atau kelompok
o Sosial, lingkungan:, karakteristik yang terkait budaya, ekonomi,
dan lain dari masyarakat atau agregat terkait dengan kesimpulan;
terkait dengan deskripsi masyarakat dengan kalimat yang
berhubungan/berkaitan dengan
o Indikator bahwa situasi yang merugikan atau status, kekuatan,
tren, kelemahan, risiko, atau ada potensi masalah; terkait dengan
karakteristik yang ditunjukkan dalam
Diagnosa Keperawatan (Muecke (1984)
o Resiko kematian ibu hamil di Kota P berhubungan dengan
(1) Masih adanya ibu hamil yang melakukan persalinan
dengan bantuan dukun; (2) akses pelayanan kesehatan
kurang optimal karena terkendala masalah biaya dan
kemiskinan, serta budaya yang dianut; (3) kepercayaan
ibu hamil yang lebih mempercayai memeriksakan diri
pada dukun bayi; (4) usia ibu yang belum cukup ketika
hamil seperti yang ditunjukkan dalam ; (a) Tercatat 6
kasus kematian ibu maternal, kematian yang terjadi pada
saat ibu hamil 2 orang, kematian ibu bersalin 1 orang dan
kematian ibu nifas 3 orang. 2 kematian diantaranya
ditangani dukun bayi; (b) Tercatat 18% ibu hamil yang
melahirkan di dukun selama tahun 2014
Menurut Anderson dan Mc Farlan
o Community-as-Partner Format. Anderson dan McFarlane (2000)
menggunakan frase yang berhubungan dengan menghubungkan pernyataan
ekologi untuk pernyataan deskriptif (yaitu, komunitas setempat potensial
atau aktual masalah kesehatan atau focus)
o Contoh :
Tingginya prevalensi karies gigi di kalangan anak muda di Sekolah Dasar
berkaitan dengan:
Kurangnya fluoride dalam air minum di
Rendahnya pendapatan rumah tangga rata-rata di CT 402 dan terkait
ekonomi terbatas
Tidak ada pendidikan kebersihan gigi ditawarkan di (Anderson &
McFarlane, 2000, hal 247.)
INTEGRASI DOKUMENTASI ASUHAN
KEPERAWATAN KOMUNITAS
DENGAN NANDA & ICNP
RUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS
o MUNAS IPKKI (IKATAN PERAWAT KESEHATAN
KOMUNITAS INDONESIA) DI YOGYAKARTA MENETAPKAN
BAHWA FORMULASI DIAGNOSIS KEPERAWATAN
KOMUNITAS MENGGUNAKAN NANDA DAN ICNP DENGAN
TANPA MENULISKAN ETIOLOGI
o PELABELAN DIAGNOSIS SESUAI DENGAN NANDA YAITU
MENCAKUP DIAGNOSIS AKTUAL, PROMOSI
KESEHATAN/SEJAHTERA DAN RESIKO
Diagnosa Komunitas (NANDA)
ICNP (INTERNATIONAL CLASSIFICATIONS FOR
NURSING PRACTICES)
o MANAJEMEN PERAWATAN : Krisis Kesehatan Akut
o PROMOSI KESEHATAN :
o Kemampuan mempertahankan performa kesehatan
o Penyalahgunaan alcohol
o Penyalahgunaan obat-obatan
o Perilaku seksual efektif
o Ketidakmampuan manajemen regimen diet
o Ketidakmampuan manajemen regimen latihan
o Ketidakmampuan mempertahankan kesehatan
o Defisit pengetahuan tentang latihan
Cont,..
o PROMOSI KESEHATAN
o Kurang pengetahuan tentang regimen diet
o Kurang pengetahuan tentang perilaku seksual
o Ketidaksiapan meningkatkan kemanan
o Masalah perilaku seksual
o Resiko terjadinya penyakit
o Risiko cedera lingkungan
o Penyalahgunaan rokok

o MANAJEMEN PERAWATAN JANGKA PANJANG


o Kurang pengetahuan tentang penyakit
Cont,
o MANAJEMEN RESIKO
o Kekerasan pada anak
o Kekerasan lansia
o Keamananan lingkungan yang efektif
o Resiko kekerasan
o Resiko kekerasan anak
o Resiko pengabaian anak
o Resiko kekerasan lansia
o Resiko pengabaian lansia
o Resiko jatuh
o Resiko pengabaian
TABEL ANALISIS DATA
DATA INDIKATOR MASALAH
DATA PRIMER :
Data Wawancara
Data kuosioner

DATA SEKUNDER :
Data Literature Review
Data Observasi/Winshield
Survey
PROSES KEPERAWATAN

PENENTUAN
PERENCANAAN
PENGKAJIAN ANALISIS DATA PRIORITAS INTERVENSI
IMPLEMENTASI EVALUASI
MASALAH
LOKAKARYA MINI ATAU MUSYAWARAH
MASYARAKAT
o TUJUAN :
o Memvalidasi hasil pengkajian yang telah dilakukan
o Mengidentifikasi permasalahan yang dirasakan masyarakat
o Merumuskan diagnosis/masalah keperawatan yang muncul
bersama
o Melakukan analisis prioritas masalah
o Merumuskan tim kerja yang bertanggung jawab terhadap
penyelesaian masalah yang muncul
Enam kriteria yang harus diperhatikan saat
menetapkan prioritas
o Kesadaran masyarakat akan masalah
o Motivasi masyarakat untuk menyelesaikan masalah
o Kemampuan perawat dalam mempengaruhi penyelesaian masalah
o Ketersediaan ahli/pihak terkait solusi masalah
o Beratnya konsekuensi jika masalah tidak terselesaikan
o Mempercepat penyelesaian masalah dengan resolusi yang dapat tercapai
Stanhope & Lancaster, 2016
Penetapan prioritas masalah

DX Pentingnya masalah Motivasi Masyarakat Peningkatan Rangking masalah Jumlah


Kep Untuk Diselesaikan Untuk Menyelesaikan Kualitas Hidup dari 1 sampai 6 skor
1 : rendah Masalah Masyarakat bila 1 : paling tidak
2 : sedang 0 : tidak ada masalah penting
3 : tinggi 1 : rendah diselesaikan 6 : yang paling
2 : sedang 0 : tidak ada penting
3 : tinggi 1 : rendah
2 : sedang
3 : tinggi
1. .

2. .
PROSES KEPERAWATAN

PERENCA
PENGKA ANALISIS PENENTUAN
PRIORITAS
NAAN IMPLEME
EVALUASI
JIAN DATA MASALAH INTERVEN NTASI
SI
SIFAT ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
1. Menetapkan sasaran (Goal)
o Hasil yang diharapkan
o Pernyataan situasi masa depan (jangka panjang dan belum bisa
diukur)
o Contoh : meningkatkan cakupan imunisasi
2. Menetapkan Tujuan (Objective)
o Tujuan adalah hasil yang diharapkan dan dapat diukur, dibatasi waktu berorientasi
pada kegiatan
o Penulisan tujuan mengacu pada NOC/Nursing Outcome Classification
o Karakteristik penulisan tujuan
o Menggunakan kata kerja
o Menggambarkan tingkah laku akhir, kualitas penampilan, kuantitas ppenampilan,
bagaimana penampilan bisa diukur
o Berhubungan dengan sasaran
o Adanya batasan waktu
3. Menetapkan rencana intervensi
o Penulisan berdasarkan NIC /Nursing Intervention Classifications
o Hal yang perlu diperhatikan
o Program pemerintah terkait dengan masalah kesehatan yang ada
o Kondisi atau situasi yang ada
o Sumber daya yang ada di dalam dan di luar komunitas yang dapat dimanfaatkan
o Program yang lalu yang pernah dijalankan
o Menekankan pada pemberdayaan masyarakat
o Penggunaan teknologi tepat guna
o Mengedepankan upaya promotif dan preventif tanpa mengabaikan kuratif dan
rehabilitatif
Plan of Action
o Cakupan dalam merencanakan intervensi :
o Hal apa yang akan dilakukan
o Waktu atau kapan melakukannya
o Jumlah
o Target atau siapa yang menjadi sasaran
o Tempat. lokasi
Data Diagnosis NOC NIC
Kuosioner : Perilaku Prevensi Primer Prevensi Primer :
72% kemampuan pnduduk dalam Kesehatan 1. Pengetahuan : 1. Pendidikan
mengenali DBD secara dini kurang baik Cenderung Manajemen sakit kesehatan
42 % warga menyatakan jarang Beresiko akut 2. Memfasilitasi
melakukan 3M secara rutin 2. Pengetahuan : pembelajaran
Angka bebas jentik di rumah tangga Proses penyakit 3. Pengajaran
sebesar 58% 3. Pengetahuan : kelompok
Hasil observasi : perilaku sehat 4. Pengajaran
Karakteristik lingkungan perumahan yang 4. Pengetahuan : prosedur/tindaka
padat promosi kesehatan n
Got di depan rumah warga tidak tertutup 5. Pengetahuan : gaya 5. Manajemen kasus
dan banyak pot kosong yang tergenang air hidup sehat
Hasil wawancara ;
Kegiatan PSN tidak rutin dilakukan
Menggerakkan warga untuk melakukan
3M sangat sulit
Data Literatur Review
Angka kejadian DBD di RW rata-rata 2-3
kasus dalam rentang 1-2 minggu
Data Diagnosis NOC NIC
Kuosioner : Perilaku Prevensi Sekunder Prevensi Sekunder :
72% kemampuan pnduduk dalam Kesehatan 1. Kepatuhan perilaku 1. Manajemen perilaku
mengenali DBD secara dini kurang baik Cenderung 2. Perilaku promosi 2. Modifikasi perilaku
42 % warga menyatakan jarang Beresiko kesehatan 3. Surveilans
melakukan 3M secara rutin 3. Kontrol gejala 4. Proteksi infeksi
Angka bebas jentik di rumah tangga 4. Deteksi factor resiko 5. Panduan system
sebesar 58% 5. Keamanan dan kesehatan
Hasil observasi : kesehatan serta 6. Fasilitasi kunjungan
Karakteristik lingkungan perumahan perawatan rumah
yang padat lingkungan 7. Pengontrolan
Got di depan rumah warga tidak 6. Efektifitas skrining berkala
tertutup dan banyak pot kosong yang kesehatan 8. Manajemen penyakit
tergenang air komunitas menular
Hasil wawancara ; 9. Manajemen
Kegiatan PSN tidak rutin dilakukan lingkungan
Menggerakkan warga untuk melakukan komunitas
3M sangat sulit 10. Skrining kesehatan
Data Literatur Review 11. Proteksi resiko
Angka kejadian DBD di RW rata-rata 2-3 ligkungan
kasus dalam rentang 1-2 minggu
Data Diagnosis NOC NIC
Kuosioner : Perilaku Prevensi Tersier Prevensi Tersier :
72% kemampuan pnduduk dalam Kesehatan 1. Partisipasi tim 1. Dukungan
mengenali DBD secara dini kurang baik Cenderung kesehatan dalam terhadap
42 % warga menyatakan jarang Beresiko keluarga caregiver
melakukan 3M secara rutin 2. Penggunaan 2. Dukungan
Angka bebas jentik di rumah tangga sumber yang ada di keluarga
sebesar 58% komunitas 3. Mobilisasi
Hasil observasi : keluarga
Karakteristik lingkungan perumahan yang 4. Konsultasi
padat 5. Pencatatan
Got di depan rumah warga tidak tertutup insiden kasus
dan banyak pot kosong yang tergenang air 6. Rujukan
Hasil wawancara ; 7. Pengembangan
Kegiatan PSN tidak rutin dilakukan program
Menggerakkan warga untuk melakukan 8. Pemasaran social
3M sangat sulit di masyarakat
Data Literatur Review
Angka kejadian DBD di RW rata-rata 2-3
kasus dalam rentang 1-2 minggu
Plan Of Action
Diagnosis kegiatan tujuan waktu jumlah Sasaran Tempat PJ
Perilaku Penddikan Meningkatka Hari 80 orang Warga RT 1- Balai RW
Kesehatan Kesehatan : n /Tanggal 5
Beresiko Penyuluhan pengetahuan
Tentang warga
Tatalaksana tentang
Pencegahan pencegahan
DBD Di DBD
Rumah
Proteksi Memberantas Hari/Tan 21 kader 47 rumah 47 rumah
lingkungan : jentik di ggal jumantik yang masih yang masih
GEBRAS rumah yang ada jentik ada jentik
JENTIK belum bebas RT 1 - 6
(Gerakan jentik
Berantas
Jentik)
REFERENSI
Allender, J.A & Spradley, B.W. (2001). Community health nursing: Concepts
and practice, Philadelphia: Lippincott
Anderson, E.T & McFarlane, J. (2000). Community as partner: Theory and
practice in nursing, Philadelphia: Lippincott
Hitchcock, J.E., Schubert, & Thomas. (1999). Community health
nursing: Caring in action, Washington: Delmar Publishers
NANDA (2012-2014)

48
TERIMA

KASIH

Anda mungkin juga menyukai