Anda di halaman 1dari 21

PEMBERIAN EDUKASI TENTANG CARA BERADAPTASI DALAM FASE

KEHAMILAN TRIMESTER III KEPADA KELUARGA

Makalah Ini disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kebidanan Keluarga 2
Dosen Pengempu: Melisa Putri Rahmadhena,M.Clin.Mid

Disusun oleh Kelompok 12 :

ArseniaLolonlun 210604398
Dede IsahMita M 210604289
Emilia Noviyanti 210604356
Ine Sukmasari 210604226
Ismu Rohimah 210604212
Mianita Rahayu 210604239
Siti Rohmayani 210604252
Suryanah 210604266

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN


STIKES ABDI NUSANTARA JAKARTA
2021/2022

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang.................................................................................................. 1
1.2Rumusan Masalah............................................................................................ 1
1.3Tujuan............................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kehamilan trimester III................................................................. 3
2.2 Edukasi............................................................................................................ 3
2.3 Adaptasi fisiologi trimester III........................................................................ 4
2.4 ManfaatEdukasi............................................................................................... 4
2.5 Keluhan lazim Trimister III dan cara mengedukasi ibu dan keluarga............. 7
2.6 tanda bahya kehamilan.................................................................................... 8
2.7. Standar Pelayanan ANC................................................................................. 8
2.8 Kebijakan program kunjungan hamil.............................................................. 11
2.9 Psikologis Trimester III................................................................................... 13
2.10 Kebutuhan Psikologis Ibu hamil................................................................... 13
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 16
3.2 Saran ............................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Pemberian Edukasi Tentang Cara
Beradaptasi Dalam Fase Kehamilan Trimester III Kepada Keluarga.Penyusunan makalah
ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Kebidanan Keluarga 2 di
STIKes Abdi Nusantara Jakarta.

Dalam penyusunan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini,
khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Dalam Penyusunan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu,
kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan penyusunan
makalah ini.

Jakarta,24 Maret 2022

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kehamilan adalah peristiwa alamiah yang merupakan hal yang sangat
diinginkan oleh para calon ibu. Periode kehamilan dibagi menjadi tiga
trimester yang masing-masing terdiri trimester I (12 minggu pertama),
trimester II (minggu ke 13 hingga ke 27) dan trimester III (minggu ke 28
hingga ke 40). Jika proses kehamilan ibu berjalan lancar dan tanpa hambatan,
tepat di masa kehamilan minggu terakhir ibu akan mulai mempersiapkan diri
untuk proses persalinan (Prawirohardjo, 2011). Dalam kehamilan terjadi
beberapa perubahan dalam system tubuh ibu, sehingga seringkali
menimbulkan ketidak nyamanan pada ibu hamil. Ketidaknyamanan yang
sering dialami oleh ibu hamil TM III seperti nyeri punggung bagian bawah,
konstipasi, kram pada kaki, odema, nafas sesak, dan sering kencing
(Hutahean, 2013).

Perubahan yang terjadi pada ibu hamil perlu adanya adaptasi yang disebut dengan
adaptasi maternal. Adaptasi maternal merupakan hasil dari kerja hormon kehamilan dan
tekanan mekanis uterus yang terus membesar serta adanya jaringan lain yang ikut andil
dalam proses adaptasi ini. Adaptasi maternal dibagi menjadi dua yakni adaptasi fisiologis
dan adaptasi psikologis. Perubahan fisiologis dan psikologis pada ibu hamil setiap
trimesternya tidaklah sama. Perubahan fisiologis trimester III ibu hamil akan
mengalami berupa ketidaknyamanan fisik serta gerakan janin yang semakin aktif
sehingga membuat istirahat ibu terganggu. Perubahan dari segi psikologis, ibu hamil akan
merasa takut, khawatir, cemas dan tidak mampu mengendalikan diri ketika menghadapi
persalinan (Indriyani, 2013).

1.2. Rumusan Masalah

a. Apa pengertian Kehamilan Trimester III?


b. Bagaimana Adaptasi fisiologis pada kehamilan trimester III?
c. Apa saja Kebutuhan ibu hamil trimester III?
d. Apa saja keluhan lazim pada kehamilan trimester III dan cara mengatasinya?
e. Apa saja Tanda Bahaya Kehamilan?

1
f. Bagaimana standar pelayanan ANC?
g. Apa saja Kebijakan program kunjungan kehamilan berdasarkan PMK no 21 tahun
2021?

1.3. Tujuan

a. Untuk megetahui pengertian Kehamilan Trimester III


b. Untuk mengetahui Adaptasi fisiologis pada kehamilan trimester III
c. Untuk mengetahui Kebutuhan ibu hamil trimester III
d. Untuk mengetahui keluhan lazim pada kehamilan trimester III dan cara mengatasinya
e. Untuk mengetahui Tanda Bahaya Kehamilan
f. Untuk mengetahui standar pelayanan ANC
g. Untuk mengetahui Kebijakan program kunjungan kehamilan berdasarkan PMK no 21
tahun 2021

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian kehamilan trimester III

Kehamilan didefinisikan secara berbeda-beda oleh beberapa ahli, namun pada


prinsipnya memiliki inti yang sama. Kehamilan merupakan suatu periode yang dihitung
sejak Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) sampai dengan kelahiran bayi yang dibagi
menjadi tiga trimester yaitu trimester I, trimester II, dan Trimester III (Varney, Kriebs,
dan Gegor, 2007).
Menurut Federasi Obsteri Ginekologi Internasional, kehamilan adalah penyatuan
dari spermatozoa dan ovum dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi, kehamilan
normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu (Prawirohardjo, 2011).Kehamilan
trimester III merupakan trimester akhir kehamilan pada periode ini pertumbuhan janin
dalam rentang waktu 29-40 minggu dimana periode ini adalah waktu untuk
mempersiapkan persalinan (Wiknjosastro, 2009).

2.2. Edukasi

Secara umum, edukasi adalah suatu proses pembelajaran yang dilakukan baik secara
formal maupun non formal yang bertujuan untuk mendidik, memberikan ilmu
pengetahuan, serta mengembangkan potensi diri yang ada dalam diri setiap manusia,
3
kemudian mewujudkan proses pembelajaran tersebut dengan lebih baik. menurut DEPKES
RI (2021) dalam keperawatan kesehatan dan komunitas mendefinisikan edukasi sebagai
upaya yang berbentuk proses seseorang atau kelompok meningkatkan dan melindungi
kesehatan mereka dengan cara meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan meningkatkan
kemauan yang didorong karena adanya faktor tertentu. Macam-macam edukasi:
1) Edukasi formal
Dikatakan sebagai edukasi formal ketika cara memperoleh edukasi tersebut
disampaikan secara terstruktur. Salah satunya lewat pendidikan berjenjang dari Paud,
SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi.

Jadi edukasi formal bertolak belakang dengan edukasi nonformal. Dimana jika edukasi
nonformal output yang diperoleh bisa berbentuk keterampilan dan bakat. Maka pada
edukasi formal lebih menonjolkan keunggulan secara kognitif dan akademik. 

2) Edukasi non formal Sementara yang disebut edukasi nonformal adalah edukasi yang
dilakukan lewat jalur di luar pendidikan formal. Namun tetap diperoleh secara
terstruktur dan berjenjang. 
3) Edukasi informal adalah edukasi pendidikan yang dapat dipelajari di luar formal
maupun informal. Edukasi informal adalah pendidikan yang diberikan keluarga
ataupun orangtua kepada anak-anak mereka. Termasuk lingkungan tempat tinggal juga
sebagai edukasi informal

2.3. Adaptasi fisiologi kehamilan trimester III


Ibu hamil dalam masa kehamilannya akan ada perubahan pada seluruh tubuhnya,
khususnya pada alat genitalia eksterna dan interna serta pada payudara (mammae).
perubahan yang terdapat pada ibu hamil trimester III antara lain, yaitu:
1) Uterus

Ukuran uterus pada kehamilan cukup bulan adalah 30x25x20 cm dengan


kapasitas lebih dari 4000 cc. Hal ini memungkinkan bagi adekuatnya akomodasi
pertumbuhan perkembangan janin. Pada usia kehamilan (UK) 40 minggu, fundus
uteri akan turun kembali dan terletak 3 jari di bawah procesus xifoideus (px). Hal
ini disebabkan oleh kepala janin yang turun dan masuk ke dalam rongga panggul.
Ibu hamil primigravida penurunan bagian terendah janin dimulai dari UK ± 36
minggu. Sedangkan untuk multigravida, penurunan bagian terendah janin terjadi
pada saat proses persalinan. Pengukuran McD dilakukan untuk mengetahui taksiran
berat badan janin (Bobak, Irene, Deitra, Lowdermilk, Margaret, Jensen, dkk, 2005).

4
Pemeriksaan palpasi abdomen (Leopold) dilakukan pada wanita hamil
mulai dari UK 36 minggu untuk kehamilan normal, dan UK 28 minggu apabila
pada pemeriksaan McD ditemukan TFU lebih tinggi dari seharusnya. Tujuan
pemeriksaan palpasi adalah untuk mengetahui UK dan presentasi janin.
2) Serviks

Satu bulan setelah konsepsi serviks akan menjadi lebih lunak kebiruan.
Perubahan ini terjadi akibat penambahan vaskularisasi dan terjadinya edema pada
selutuh serviks, bersama terjadinya hipertropi dan hiperplasia pada kelenjar-
kelenjar serviks (Saifuddin, 2010)
3) Payudara

Pada awal kehamilan perempuan akan merasakan payudaranya menjadi lebih


lunak setelah bulan kedua payudara akan bertambah ukurannya dan vena-vena
dibawah kulit akan lebih terlihat. Puting payudara akan lebih besar, kehitaman dan
tegak (Saifuddin, 2010).
4) Sistem integumen

Perubahan keseimbangan hormon dan peregangan mekanis menyebabkan


timbulnya beberapa perubahan dalam sistem integumen dalam masa kehamilan.
Kloasma adalah bercak hiperpigmentasi kecoklatan pada kulit di daerah tonjolan
maksila dan dahi, khususnya pada wanita hamil berkulit hitam. Kloasma yang
timbul pada wanita hamil biasanya hilang setelah melahirkan. Linea nigra adalah
garis pigmentasi dari simfisis pubis sampai ke bagian atas fundus garis tengah
tubuh. Garis ini dikenal sebagai linea alba sebelum hiperpigmentasi di induksi
hormon timbul. Linea nigra timbul pada semua wanita hamil dan hal ini merupakan
sesuatu yang fisiologis (Bobak, Irene, Deitra, Lowdermilk, Margaret, Jensen, dkk,
2005).
5) Sistem Respirasi
Sistem respirasi terjadi perubahan guna dapat memenuhi kebutuhan oksigen.
Tinggi diafragma bergeser sebesar 4 cm selama masa kehamilan. Semakin tuanya
masa kehamilan dan seiring dengan pembesaran uterus ke rongga abdomen,
pernapasan dada menggantikan pernapasan perut dan penurunan diafragma saat
inspirasi menjadi sulit (Bobak, Irene, Deitra, Lowdermilk, Margaret, Jensen, dkk,
2005).
6) Sistem Perkemihan

Pada akhir kehamilan kepala janin mulai turun ke Pintu Atas Panggul (PAP),
kandung kemih tertekan sehingga menyeybabkan sering kencing (Saifuddin, 2011).

5
7) Kenaikan berat badan

Pada masa kehamilan, kenaikan berat badan yang dialami ibu hamil
disebabkan oleh pertumbuhan dan perkembangan janin di dalam uterus.
Penambahan berat badan yang direkomendasikan oleh Institut Of Medicine (IOM)
adalah 11,5 – 16 kg atau masa indeks tubuh sekitar 19,8-26 dan kenaikan berat
badan tida lebih dari 0,5 kg perminggu untuk trimester III (Saifuddin, 2010).

Tabel 1
Rekomendasi penambahan berat badan selama kehamilan
berdasarkan Indeks Masa Tubuh (IMT)

Kategori IMT Rekomendasi (kg)


Rendah <19,8 12,5-18
Normal 19,8-26,0 11,5-16
Tinggi 26,0-29,0 7,0-11,5
(Sumber: Varney, H., Jan M. Kriebs, dan Carolyn L.Gegor, 2007

2.4. Kebutuhan ibu hamil trimester III

1) Kebutuhan nutrisi
Peningkatan konsumsi makanan pada ibu hamil mencapai 300 kalori per
hari.Kalori dan protein sangat dibutuhkan oleh ibu agar tidak terjadi defisiensi
protein yang dapat berakibat pada berat bayi yang dikandung (Varney, Jan,
Kriebs, Gegor, 2007)
2) Kebutuhan istirahat
Ibu hamil dianjurkan untuk tidur malam sedikitnya 6-7 jam dan siang hari
sedikitnya 1-2 jam. Bersama dengan suami lakukan rangsangan atau stimulasi
pada janin dengan sering mengelus-elus perut ibu dan ajak janin berbicara sejak
usia kandungan empat bulan (Kemenkes RI, 2016a).

6
3) Kebutuhan personal hygine
Wanita hamil trimester akhir cenderung mengalami banyak perubahan
hormonal yang mempengaruhi sistem tubuh ibu hamil. Perubahan PH vagina yang
menjadi lebih basa yaitu 5 sampai 6,5 menyebabkan mudah terkena infeksi. Mandi
teratur menggunakan air bersih dan sabun serta teknik pembasuhan vagina dari
depan ke belakang dapat mencegah iritasi (Varney, Jan, Kriebs, Gegor, 2007).
4) Kebutuhan seksual
Hubungan seksual pada kehamilan cukup bulan tidak membahayakan
janin dalam kandungan, tetapi hubungan seksual pada usia kehamilan belum
cukup bulan dianjurkan untuk menggunakan kondom. Prostaglandin pada sperma
dapat menyebabkan kontraksi yang memicu terjadinya persalinan (Varney, Jan,
Kriebs, Gegor, 2007).

2.5. Keluhan lazim trimester III dan cara mengedukasi Ibu dan Keluarga

Keluhan yang lazim terjadi pada kehamilan trimester III dan cara
mengatasinya (Pantikawati, 2010)
1) Sesak napas, cara mengatasinya yaitu dengan mengambil sikap tubuh yang benar,
makan jangan terlalu kenyang dengan porsi kecil tetapi .
2) Kram pada kaki, cara mengatasinya dengan beristirahat yang cukup, selama kram
kaki difleksikan.
3) Oedema, cara mengatasinya dengan minum yang cukup, istirahat dan pada saat
tidur kaki ditinggikan atau di ganjal dengan bantal.
4) Varises, cara mengatasinya dengan istirahat dan kaki ditinggikan serta jangan
terlalu lama berdiri.
5) Sering Kencing
Sering kencing, cara mengatasinya yakni dengan batasi minum sebelum tidur,
jika kencing terasa sakit disertai nyeri segera datang ke pelayanan kesehatan
(Pantikawati, 2010). Ibu hamil yang mengalami keluhan sering kencing pada akhir
masa kehamilan dikarenakan adanya penekanan bagian terendah janin pada kandung
kemih saat akan mencari jalan lahir (Varney, H., Jan M. Kriebs, dan Carolyn
L.Gegor, 2007).
7
6) Haemoroid, cara mengatasinya dengan banyak mengonsumsi makanan yang
berserat seperti sayur dan buah agar feses tidak keras. Duduk jangan terlalu lama,
posisi tidur miring, obat suppositoria atas indikasi dokter.

2.6. Tanda bahaya kehamilan

Tanda bahaya kehamilan adalah tanda-tanda yang mengindikasikan adanya


bahaya terhadap kehamilan yang apabila tidak tertangani dengan baik dapat
menyebabkan komplikasi yang bahkan dapat menyebabkan kematian. Terdapat
beberapa tanda bahaya pada kehamilanyaitu: 1) Muntah terus dan tidak bisa makan,
2) Demam tinggi, 3) Bengkak kaki, tangan dan wajah, atau sakit kepala disertai
kejang, 4) Janin dirasakan kurang bergerak dibandingkan sebelumnya, 5) Pendarahan
pada hamil muda dan hamil tua, 6) Air ketuban keluar sebelum waktunya 7) Demam,
menggigil dan berkeringat, bila ibu berada di daerah endemis malaria, menunjukkan
adanya gejala penyakit malaria, 8) Terasa sakit pada saat kencing atau keluar
keputihan atau gatal-gatal di daerah kemaluan., 9) Btauk lama (lebih dari 2 minggu),
10) Jantung berdebar-bedar atau nyeri di dada, 11) Diare berulang, 12) Sulit tidur dan
cemas berlebihan (Kemenkes RI, 2017).

2.7. Standar pelayanan ANC

Pelayanan antenatal diberikan oleh tenaga kesehatan harus mengacu pada


pedoman pelayanan antenatal terpadu. Berdasarkan Kementerian Kesehatan RI,
(2013a) dalam melakukan pemeriksaan antenatal, tenaga kesehatan harus
memberikan pelayanan yang berkualitas sesuai standar terdiri dari 10T yaitu:
8
1) Timbang berat badan
Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk
mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan janin. Penambahan berat badan pada
ibu hamil yang indeks masa tubuh normal yang kurang dari 9 kilogram selama
kehamilan atau kurang dari 1 kilogram setiap bulannya menunjukkan adanya
gangguan pertumbuhan janin (Kemenkes, RI 2013a).
2) Tekanan darah
Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk
mendeteksi adanya hipertensi (tekanan darah ≥ 140/90 mmHg) hipertensi disertai
edema wajah dan atau tungkai bawah dan atau proteinuria dapat mengindikasikan
adanya preeklamsia pada kehamilan (Kemenkes, RI 2013a).
3) Ukur lingkar lengan atas (LiLA)
Pengukuran LiLA hanya dilakukan pada kontak pertama untuk skrining ibu hamil
berisiko kurang energi kronik (KEK). Kurang energi kronis dimana LiLA kurang
dari 23,5cm. Ibu hamil dengan KEK akan dapat melahirkan bayi berat lahir rendah
(BBLR), anemia pada kehamilan dan resiko perdarahan pada saat persalinan
(Kemenkes, RI 2013a).
4) Ukur tinggi fundus uteri
Pengukuran tinggi fundus uteri pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan
untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau tidak dengan umur kehamilan.
jika tinggi fundus tidak sesuai dengan umur kehamilan, kemungkinan ada
gangguan pertumbuhan janin. Standar pengukur menggunakan pita pengukur
setelah kehamilan 24 minggu (Kemenkes, RI 2013a).
5) Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin
Menentukan presentasi janin dilakukan pada akhir trimester II dan selanjutnya
setiap kali kunjungan. Jika, pada trimester III bagian bawah janin bukan kepala
atau kepala janin belum masuk kepanggul berarti ada kelainan letak, panggul.
Sedangkan penilaian DJJ dilakukan pada akhir trimester I dan selanjutnya setiap
kali kunjungan antenatal. DJJ kurang dari 120x/menit atau DJJ lebih dari
160x/menit menunjukkan adanya gawat janin (Kemenkes, RI 2013a).
6) Beri imunisasi tetanus toksoid
Mencegah terjadinya tetanus neonatorum, ibu harus mendapatkan imunisasi TT.
Pada saat kontak pertama, ibu hamil diskrining status imunisasi TT- nya.
Pemberian imunisasi TT pada ibu hamil disesuaikan dengan status imunisasi ibu
saat ini (Kemenkes, RI 2013a).
Tabel 2
Lama perlindungan dan interval pemberian imunisasi TT
9
Status TT Interval Lama Perlindungan
TT1 0 Tahun
TT2 1 bulan setelah TT 1 3 Tahun
TT3 6 bulan setelah TT 2 5 Tahun
TT4 1 bulan setelah TT 3 10 Tahun
TT5 1 tahun setelah TT 4 ≥ 25 Tahun
Sumber: Kementerian Kesehatan RI., 2016.

7) Beri tablet tambah darah (tablet besi)


Untuk mencegah anemia gizi besi setiap ibu hamil harus mendapatkan tablet zat
besi minimal 90 tablet selama kehamilan diberikan sejak kontak pertama
(Kemenkes, RI 2013a).
8) Test laboratorium
Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada saat antenatal meliputi:
a) Pemeriksaan golongan darah
Pemeriksaan golongan darah pada ibu hamil untuk mengetahui jenis golongan
darah ibu dan untuk mempersiapkan calon pendonor darah yang sewaktu-waktu
diperlukan apabila terjadi situasi kegawatdaruratan.
b) Pemeriksaan kadar haemoglobin
Pemeriksaan kadar haemoglobin darah ibu hamil dilakukan minimal sekali
pada trimester pertama dan sekali pada trimester ketiga.
c) Pemeriksaan protein dalam urin
Pemeriksaan protein dalam urin ibu hamil dilakukan pada trimester kedua dan
trimester ketiga atas indikasi. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui
adanya proteinuria pada ibu hamil.
d) Pemeriksaan kadar gula darah
Ibu hamil yang dicurigai menderita diabetes mellitus harus dilakukan
pemeriksaan gula darah selama kehamilannya minimal sekali pada trimester
pertama, sekali pada trimester kedua dan sekali pada trimester ketiga (terutama
pada akhir trimester ketiga).

e) Pemeriksaan darah malaria


Ibu hamil di daerah endemis malaria dilakukan pemeriksaan darah malaria dalam
rangka skrining pada kontak pertama. Ibu hamil di daerah non endemis malaria
dilakukan pemeriksaan darah malaria atas indikasi.

10
f) Pemeriksaan sifilis
Pemeriksaan tes sifilis Veneral Disease Research Laboratory (VDRL)
Pemeriksaan tes sifilis dilakukan di daerah dengan risiko tinggi dan ibu hamil
yang diduga sifilis (Kemenkes, RI 2017).
g) Pemeriksaan Human Imunodeficiency Virus (HIV)
Pemeriksaan HIV terutama untuk daerah dengan risiko tinggi kasus HIV dan
ibu hamil yang dicurigai menderita HIV. Ibu hamil setelah menjalani konseling
kemudian diberikan kesempatan untuk menetapkan sendiri keputusannya untuk
menjalani tes HIV (Kemenkes, RI 2017).
h) Pemeriksaan Hepatitis B surfance Antigen (HbsAg)
HbsAg merupakan antigen permukaan yang ditemukan pada virus hepatitis B
yang memberikan arti adanya infeksi hepatitis B aktif (Kemenkes, RI 2017).
i) Pemeriksaan Basil tahan Asam (BTA)
Pemeriksaan BTA dilakukan pada ibu hamil yang dicurigai menderita
tuberculosis sebagai pecegahan agar infeksi tuberkolosis tidak mempengaruhi
kesehatan janin.
9) Tatalaksana kasus
Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal di atas dan hasil pemeriksaan
laboratorium setiap kelainan yang ditemukan pada ibu hamil harus ditangani
sesuai dengan standar dan kewenangan tenaga kesehatan. Kasus-kasus yang tidak
dapat ditangani dirujuk sesuai dengan sistem rujukan
10) KIE Efektif
Bimbingan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) dan konseling sesuai
kebutuhan ibu termasuk P4K dan kontrasepsi setelah melahirkan. KIE efektif
dilakukan pada setiap kunjungan antenatal yang meliputi: a) Kesehatan ibu, b) dan
perencanaan persalinan, d) Tanda bahaya pada kehamilan, persalinan, nifas serta
kesiapan mengahadapi komplikasi, e) Asupan gizi seimbang, f) Gejala penyakit
menular dan tidak menular, g) Penawaran untuk melakukan konseling dan testing
HIV di daerah tertentu (resiko tinggi), h) Inisiasi menyusu dini dan pemberian ASI
eksklusif, i) KB paska persalinan, j) Imunisasi, k) Peningkatan kesehatan
intelegensia pada kehamilan.

2.8. Kebijakan program kunjungan kehamilan berdasarkan PMK no 21 tahun 2021

(1) Pelayanan Kesehatan Masa Hamil bertujuan untuk memenuhi hak


11
setiap ibu hamil memperoleh pelayanan kesehatan yang berkualitas
sehingga mampu menjalani kehamilan dengan sehat, bersalin dengan
selamat, dan melahirkan bayi yang sehat dan berkualitas.
(2) Pelayanan Kesehatan Masa Hamil sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilakukan sejak terjadinya masa konsepsi hingga sebelum
mulainya proses persalinan.
(3) Pelayanan Kesehatan Masa Hamil dilakukan paling sedikit 6 (enam)
kali selama masa kehamilan meliputi:
a. 1 (satu) kali pada trimester pertama;
b. 2 (dua) kali pada trimester kedua; dan
c. 3 (tiga) kali pada trimester ketiga.
(4) Pelayanan Kesehatan Masa Hamil sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi dan
kewenangan dan paling sedikit 2 (dua) kali oleh dokter atau dokter
spesialis kebidanan dan kandungan pada trimester pertama dan ketiga.
(5) Pelayanan Kesehatan Masa Hamil yang dilakukan dokter atau dokter
spesialis sebagaimana dimaksud pada ayat
(4) termasuk pelayanan ultrasonografi (USG).
(6) Pelayanan Kesehatan Masa Hamil sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) wajib dilakukan melalui pelayanan antenatal sesuai standar dan
secara terpadu.

(7) Pelayanan antenatal sesuai dengan standar sebagaimana dimaksud


pada ayat (6) meliputi:
a. pengukuran berat badan dan tinggi badan;
b. pengukuran tekanan darah;
c. pengukuran lingkar lengan atas (LiLA);
d. pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri);
e. penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin;
f. pemberian imunisasi sesuai dengan status imunisasi;
g. pemberian tablet tambah darah minimal 90 (sembilan puluh)
tablet
h. tes laboratorium;
i. tata laksana/penanganan kasus; dan
j. temu wicara (konseling) dan penilaian kesehatan jiwa.
(8) Pelayanan antenatal secara terpadu sebagaimana dimaksud pada ayat
(6) merupakan pelayanan komprehensif dan berkualitas yang
12
dilakukan secara terintegrasi dengan program pelayanan kesehatan
lainnya termasuk pelayanan kesehatan jiwa .
(9) Pelayanan antenatal sesuai standar dan secara terpadu sebagaimana
dimaksud pada ayat (7) dan ayat (8) dilakukan dengan prinsip:
a. deteksi dini masalah penyakit dan penyulit atau komplikasi
kehamilan;
b. stimulasi janin pada saat kehamilan;
c. persiapan persalinan yang bersih dan aman;
d. perencanaan dan persiapan dini untuk melakukan rujukan jika terjadi
komplikasi; dan
e. melibatkan ibu hamil, suami, dan keluarga dalam menjaga kesehatan
dan gizi ibu hamil dan menyiapkan persalinan dan kesiagaan jika
terjadi penyulit atau komplikasi.
(10) Pelayanan Kesehatan Masa Hamil sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) harus dicatat dalam kartu ibu/rekam medis, formulir pencatatan
kohort ibu, dan buku kesehatan ibu dan anak sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

2.9. Psikologis trimester III

Trimester ketiga seringkali disebut periode menunggu dan waspada sebab pada saat itu
ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Gerakan bayi dan membesarnya perut
merupakan dua hal yang mengingatkan ibu akan bayinya. Kadang – kadang ibu merasa
khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu – waktu. Ini menyebabkan ibu meningkatkan
kewaspadaannya akan timbulnya tanda dan gejala akan terjadinya persalinan. Ibu
seringkali merasa khawatir atau takut kalau–kalau bayi yang akan dilahirkannya tidak
normal. Kebanyakan ibu juga akan bersikap melindungi bayinya dan akan menghindari
orang atau benda apa saja yang dianggapnya membahayakan bayinya. Seorang ibu
mungkin mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu

13
melahirkan. Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali pada trimester ketiga dan
banyak ibu yang merasa dirinya aneh dan jelek. Disamping itu, ibu mulai merasa sedih
karena akan berpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang diterima selama
hamil. Pada trimester inilah ibu sangat memerlukan keterangan dan dukungan dari suami,
keluarga dan bidan.

2.10. Kebutuhn psikologis ibu hamil

1. Support Dari Keluarga Pada Ibu Hamil (suami)

Dukungan dari suami. Suami adalah orang yang terdekat dari istri. Dukungan dari
suami selama hamil sangat diperlukan untuk kesiapan ibu hamil dalam menghadapi
persalinan. Dukungan suami yang dibutuhkan istrinya yang sedang hamil diantaranya
adalah :

a. Suami sangat mendambakan bayi dalam kandungan istri.


b. Suami merasa senang dan bahagia mendapat keturunan
c. Suami menunjukkan kebahagiaan pada kehamilan ini
d. Suami memperhatikan kesehatan istri.
e. Suami tidak menyakiti istri.
f. Suami menghibur / menenangkan ketika ada masalah yang dihadapi istri.
g. Suami menasehati istri agar istri tidak terlalu capek bekerja.
h. Suami membantu tugas istri.
i. Suami berdoa untuk kesehatan dan keselamatan istrinya.
j. Suami mengantar ketika periksa hamil.
k. Suami menemani jalan – jalan.
l. Suami merencanakan mendampingi pada saat melahirkan.
Suami yang menerima dan memahami perubahan yang terjadi pada istrinya,
akan merencanakan dan diskusi bersama istri tentang rencana persalinan. Suami tidak
hanya diperlukan untuk menyiapkan biaya persalinan dan mencukupi kebutuhan
keluarga,tetapi suami penting untuk memperhatikan keadaan istrinya selama hamil.
Seorang istri yang merasa gembira selama hamil, dia akan lebih bersemangat dan
akhirnya mempunyai tenaga yang kuat untuk melahirkan bayinya sehingga
14
mempermudah dalam persalinan yang artinya dapat mencegah terjadinya persalinan
lama.
2. Dukungan dari keluarga.
Kahamilan merupakan peristiwa penting yang menuntut peran dari seluruh
anggota keluarga. Penerimaan kehadiran anggota baru tergantung dari dukungan dari
seluruh anggota keluarga, tidak hanya dari suami saja. Ayah dan ibu kandung maupun
mertua, juga saudara kandung maupun saudara dari suami juga perlu
memperhatikan.dengan sering berkunjung, menanyakan keadaan kehamilan, bisa juga
lewat sms atau telpon dapat menambah dukungan dari keluarga.Keterlibatan kakek
nenek dalam menyongsong kehadiran cucu tergantung dengan banyak faktor
diantaranya keinginan kakek nenek untuk terlibat, kedekatan hubungan kakek nenek
dan peran kakek nenek dalam kontek budaya dan etnik yang bersangkutan. Nenek dari
ibu merupakan model yang penting dalam praktik perawatan bayi..
3. Support Dari Tenaga Kesehatan pada Ibu Hamil
Tenaga kesehatan yang paling dekat dengan ibu hamil adalah bidan, karena
bidan merupakan tenaga kesehatan dari lini terdepan yang mempunyai tugas untuk
menjaga dan meningkatkan Kesehatan Ibu dan Anak termasuk ibu hamil. Bidan harus
memahami perubahan–perubahan yang terjadi pada ibu hamil baik secara fisik maupun
psikologis. Dengan memahami keadaan pasien maka bidan dapat memberi pelayanan
sesuai dengan kebutuhan pasien. Dukungan dari bidan yang diperlukan ibu hamil
adalah :
a. Bidan melayani ibu dengan baik dan ramah.
b. Bidan menjalin hubungan baik dan saling percaya.
c. Bidan memberi kesempatan pada ibu untuk bertanya dan menjawab setiap
pertanyaan dengan jelas.
d. Bidan meyakinkan bahwa ibu akan melalui kehamilan dengan baik.
e. Bidan memberi semangat pada ibu dalam rangka menghadapi persalinan
f. Bidan membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi ibu hamil.
g. Bidan meyakinkan bahwa akan mendampingi selama dalam persalinan.
h. Bidan juga bisa menjadi pendamping dan pembimbing pada klas ibu hamil.
4. Rasa Aman Dan Nyaman Selama Kehamilan

Ibu hamil membutuhkan perasaan aman dan nyaman yang dapat didapat dari
diri sendiri dan orang sekitar. Untuk memperoleh rasa aman dan nyaman maka ibu
hamil sendiri harus dapat menerima kehamilan dengan senang hati. Rasa aman dan

15
nyaman dari orang sekitar terutama dari orang terdekat yaitu bapak dari bayi yang
dikandungnya. Maka perlu dukungan orang terdekat untuk memperoleh rasa aman
dang nyaman.

16
BAB III

PENUTUP

3.1 . Kesimpulan

Edukasi adalah suatu proses pembelajaran yang dilakukan baik secara


formal maupun non formal yang bertujuan untuk mendidik, memberikan ilmu
pengetahuan, serta mengembangkan potensi diri yang ada dalam diri setiap
manusia, kemudian mewujudkan proses pembelajaran tersebut dengan lebih baik

Mulai mempersiapkan diri


untuk proses persalinan (Prawirohardjo, 2011). Dalam kehamilan terjadi
beberapa perubahan dalam system tubuh ibu, sehingga seringkali
menimbulkan ketidak nyamanan pada ibu hamil. Ketidaknyamanan yang
sering dialami oleh ibu hamil TM III. Pentingnya edukasi terhadap ibu dan
keluarga dalam fase kehamilan supaya terciptanya kenyamanan dan asuhan
kepada ibu yang efisien dan efektif.

3.2 .Saran

Dengan dasar pengetahuan terhadap kehamilan Sebagai bidan harus


mampu memberikan Edukasi Tentang Cara Beradaptasi Dalam Fase Kehamilan
Kepada Keluarga agar dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
terhadap ibu hamil dan keluarga sehingga mampu memberikan asuhan
kebidanan secara komperehensif .

17
DAFTAR PUSTAKA

 Buku ibu hamil dan nifas dalam ancaman depresi/oleh Fidora irna-Ed 1,cet 1—
Purwakarta:pena persada,Novemberr 2019.
 http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Asuhan-
Kebidanan-Kehamilan-Komprehensif.pdf
 Marmi, S.ST. 2012. Asuhan Kebidanan Pada Persalinan. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar
 Salmah, dkk. 2006. Asuhan kebidanan antenatal. Jakarta: EGC
 Sulistyawati. A. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba
Medika.

18

Anda mungkin juga menyukai