Anda di halaman 1dari 24

GLOBALISASI &

PERSPEKTIF TRANSKULTURAL

Oleh : Dr. Hj. Iis Salsabilah,


M.Ag.
Pendahuluan
• Dalam system pelayanan kesehatan terdapat serangkaian perangkat
yang mengambil peran dalam meningkatkan status kesehatan bagi
kliennya.
• Setiap tenaga kesehatn memiliki peran masing-masing dan
memiliki tujuan yang sama yaitu untuk penyembuhan klien atau
pasien. Untuk meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan, tenaga
kesehatan harus mengikuti setiap perkembangan dan perubahan
proses pelayanan kesehatan.
• Salah satu tenaga kesehatan yang sangat berpengaruh dan banyak
dibutuhkan adalah profesi keperawatan. Kita tahu bahwa profesi
keperawatan adalah tenaga kesehatan yang lebih banyak
berinteraksi langsung dengan klien. Selain untuk membantu
penyembuhan klien, perawat juga berperan dalam memberikan
asuhan keperawatan.
Lanjutan
• Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh profesi keperawatan
adalah ilmunya.
• Sesuai dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang
sering kita dengar dengan sebutan Globalisasi, maka perlunya
pemahaman perawat tentang perkebangan profesi keperawatan
yang sesungguhnya.
• Dalam proses globalisasi, perawat dituntut untuk mampu
meningkatkan status kesehatan bagi kliennya. Ada banyak hal yang
harus dipelajari oleh seorang perawat diantaranya pemahaman
tentang konsep transcultural.
• Hal ini merupakan salah satu acuan yang digunakan dalam
pemberian asuhan keperawatan.
Globalisasi Pelayanan Kesehatan
• Pada masa kini terdapat banyak factor yang mempengaruhi dan
membentuk system penyampain pelayanan kesehatan. Kemajuan
dalam komunikasi terutama melalui internet memungkinkan
perawat, klien, dan pelayanan kesehatan lainnya untuk berbicara
dengan rekan sepropesi di seluruh dunia mengenai masalah
pelayanan kesehatan. Namun, masih terdapat daerah didunia
yang belum tersentuh oleh kemajuan ini (Simson, 2004).
• Perawat harus memahami cara berkomunikasi dunia dan
globalisasi pelayanan kesehatan mempengaruhi praktek
keperawatan. Konsumen kesehatan menuntut pelayanan
berkualitas dan memiliki lebih banyak pengetahuan. Mereka
telah mencari tahu dari internet mengenai masalah kesehatan
dan kondisi medisnya.
Lanjutan
• Perawat juga menggunakan internet untuk memilih penyelenggara
pelayan kesehatannya. Akibat dari globalisasi, dokter dan
penyelenggara pelayanan kesehatan harus membuat akses terhadap
pelayananannya lebih mudah. Dengan kemajuan komunikas,
perawat dan penyelenggara pelayanan kesehatan melakukan praktik
disepanjang negara bagian dan perbatasan.
• Iinstitusi pelayanan kesehatan di amerika saat ini mengalami
kekurangan tenaga keperawatan. Untuk mengusahakan pelayanan
kesehatan berkualitas, institutsi pelayanan kesehatan merekrut
perawat dari seluruh dunia untuk bekerja di amerika serikat. Hal ini
mengharuskan rumah sakit di amerika serikat untuk memahami
dan bekerjasama dengan perawat dari berbagai latar budaya dan
kebutuhan.
Kondisi Kesehatan Global
• Status kesehatan diseluruh dunia dipengaruhu banyak masalah
sebagai contoh, kemiskinan masih menjadi masalah yang lebih
utama dibandingkan penyakit dan merupakan penyebab kematian
terbanyak didunia masa kini.
• Negara dan komunitas miskin memiliki akses yang terbatas
terhadap vaksin, air bersih, dan pelayanan kesehatan standar.
Pertumbuhan urbanisasi juga mempengaruhi kesehatn diseluruh
dunia.
• Semakin padatnya populasi di kota, masalahnya seperti polusi,
kebisingan, kepadatan penduduk, kekurangan air, system
pembuangan yang buruk, dan bahaya lainnya menjadi semakin
banyak. Anak-anak, wanita, dan para lansia merupakan populasi
rentan yang terancam denagn adanya urbanisasi.
Lanjutan
• Diakui Walaupun globalisasi perdagangan, perjalanan,
dan budaya meningkatkan ketersediaan pelayanan
kesehatan, penyebaran penyakit menular seperti
tuberculosis dan server acute respiratori syndrome
(SARS) menjadi semakin banyak. Akhirnya perubahan
lingkungan global dan bencana memengaruhi kesehatan.
• Perubahan iklim dan bencana alam mengancam
persediaan makanan dan sering memungkinkan
penyebaran penyakit menular yang lebih cepat
Keperawatan Transkultural
Keperawatan transkultural  suatu
area/wilayah keperawatan yang fokus
memandang perbedaan dan kesamaan diantara
budaya, pengalaman sehat dan sakit didasarkan
pada nilai budaya manusia, kepercayaan dan
tindakan (Leininger, 2002).
Tujuan Keperawatan Transkultural
 Mengembangkan sains dan keilmuan yang
humanis sehingga tercipta praktik keperawatan
pada kultur yang spesifik dan universal

Mengidentifikasi, menguji, mengerti dan


menggunakan pemahaman perawatan
transkultural untuk meningkatkan kebudayaan
yg spesifik dalam pemberian asuhan
keperawatan
keperawatan transkultural nursing

Memperhatikan keanekaragaman budaya


dan nilai-nilai dalam penerapan asuhan
keperawatan kepada klien

CULTURAL SHOCK
(tidak mampu beradaptasi
dengan perbedaan nilai
budaya)
Konsep Dan Prinsip Asuhan Keperawatan
Transkultural

Cultur Care Diversity


Nilai Budaya (pengukuran
Budaya (Norma/aturan) (perbedaan budaya dalam
suatu budaya )
asuhan keperawatan)

Cultural Care (
Cultural Care
Etnosentris (persepsi kemampuan kognitif
universality (kesatuan
yg lebih) untuk mengetahui
perawatan kultural)
nilai,kepercayaan)
Konsep Dan Prinsip Asuhan Keperawatan
Transkultural

Etnografi (metodologi
Ras (perbedaan
Etnis (kelompok budaya penelitian dengan dgn
berdasarkan asal muasal
tertentu) melihat perbedaan
manusia)
budaya)

Care (bantuan Caring (turut Cultural imposition (


/dukungan perilaku) merasakan) memaksakan kepercayaan)
Asumsi Mayor Transkultural Nursing
• “Care” adalah esensi keperawatan serta focus yang
mempersatukan perbedaan sentral dan dominan
dalam suatu pelayanan.
• Perawatan (Caring) yang didasarkan pada
kebudayaan adalah sutau aspek esensial untuk
memperoleh kesejahteraan, kesehatan,
pertumbuhan dan ketahanan, serta kemampuan
untuk menghadapi rintangan maupun kematian.
• Perawatan yang berdasarkan budaya adalah bagian
yang paling komprehensif dan holistic untuk
mengetahui, menjelaskan, menginterprestasikan
dan memprediksikan fenomena asuhan
keperawatan serta memberikan panduan dalam
pengambilan keputusan dan tindakan perawatan.
• Keperawatan traskultural adalah disiplin ilmu
perawatan humanistic dan profesi yang memiliki
tujuan utama untuk melayani individu, dan
kelompok
• “Caring” yang berdasarkan kebudayaan adalah
suatu aspek esensial untuk mengobati dan
menyembuhkan dimana pengobatan tidak akan
mungkin dilakukan tanpa perawatan.
• Konsep keperawatan cultural, dalam arti,
ekspresi, pola-pola, proses dan struktur dari
bentuk perawatan transkultural yang beragam
dengan perbedaan dan persamaan yang ada.
• Setiap kebudayaan manusia memiliki
pengetahuan dan praktek perawatan tradisional
serta praktik professional yang bersifat budaya
dan individual.
• Praktek perawatan keyakinan dan nilai budaya
dipengaruhi dan cenderung tertanam dalam
pandangan dunia, bahasa, filosofi, agama,
kekeluargaan, sosial, politik, pendidikan,
ekonomi, teknologi, etnohistory, dan lingkungan
kebudayaan.
• Keuntungan, kesehatan dan kepuasan terhadap
budaya perawatan mempengaruhi kesehatan
dan kesejahteraan individu, keluarga, kelompok,
komunitas di dalam lingkungannya.
• Kebudayaan dan keperawatan dapat terwujud
apabila pola-pola, ekspresi dan nilai-nilai perawatan
digunakan secara tepat, aman dan saling
menghargai.
• Perbedaan dan persamaan perawatan cultural tetap
berada diantara masyarakat tradisional dan
professional pada setiap kebudayaan manusia.
• Konflik cultural, beban praktek kebudayaan, stress
kultural merefleksikan kurangnya pengetahuan
perawatan kultural untuk memberikan perawatan,
rasa aman, tanggung jawab yang koggruen dengan
kebudayaan.
• Metode penelitian kualitatif ethnonursing
memberikan intepretasi dan temuan yang penting
mengenai pemberian asuhan keperawatan dengan
kebudayaan komplek yang berbeda.
Konsep kebudayaan dalam Transcutural
Nursing; concepts, theories and
practices (1978 & 1995).
Kebudayaan yang mempersepsikan penyakit ke
dalam bentuk pengalaman tubuh internal dan
bersifat personal (contohnya yang disebabkan
oleh kondisi fisik, genetic,stress dalam tubuh)
lebih cenderung menggunakan teknik dan
metode keperawatan diri secara fisik dan
melakukan perawatan berdasarkan budaya yang
memandang penyakit sebagai suatu keyakinan
kultural dan ekstra personal serta pengalaman
budaya secara langsung.
• Klien (masyarakat umum/tradisional) yang
membutuhkan pelayanan keperawatan (caring),
pertama sekali cenderung untuk mencari
bantuan dari pihak keluarga maupun relasinya
dalam mengatasi masalahnya, baru kemudian
mencari pemberi pelayanan kesehatan
professional apabila orang-orang terdekatnya
tidak mampu memberikan kondisi yang efektif,
keadaan klien semakin memburuk atau jika
terjadi kematian.
• Kegiatan perawatan yang banyak dipraktekkan
di masyarakat (ethno caring activities), yang
memiliki keuntungan terapeutik bagi klien dan
keluarganya, kurang dipahami oleh kebanyakan
perawat professional
• Jika terdapat prilaku perawatan yang efektif
dalam suatu kebudayaan maka kebutuhan
pengobatan dan pelayanan dari petugas
professional akan berkurang.
• Perbedaan mendasar antara praktek
keperawatan tradisional dan professional
mengakibatkan konflik budaya dan membebani
praktek keperawatan.
• Perawatan transkultural akan mempersiapkan
perawat untuk dapat menyusun asuhan
keperawatan pada setiap budaya yang berbeda,
dan dapat menentukan hasil yang tepat sesuai
dengan kebudayaan klien tersebut.
• Keberhasilan dalam perawatan kesehatan akan
sulit dicapai apabila pemberi pelayanan tersebut
tidak menggunakan pengetahuan dan praktek
yang didasarkan atas keyakinan dan nilai
budaya klien.
Konsep Transcultural Nursing
dalam Konteks Global
Konsep keperawatan transkultural menurut teori M.Leininger, adalah
sebagai berikut:
• Care mengacu pada suatu fenomena yang berhubungan dengan
pemberian buatan, dukungan, pengalaman maupun perilaku pada
individu, keluarga, kelompok, serta komunitas untuk memperbaiki
kondisi maupun cara kualitas hidupnya.
• Caring mengacu kepada tindakan dan aktivitas langsung dalam
membimbing, mendukung, dan mengarhakan individu, keluarga,
serta kelompok untuk meningkatkan kondisi kehidupannya.
• Kebudayaan merupakan suatu pembelajaran, pembagian dan
transmisis nilai,keyakinan norma-norma, dan gaya hidup dalam
suatu kelompok tertentu yang memberikan arahan kepada cara
berfikir mereka, pengambilan keputusan, serta pola hidup.
Lanjutan
• Perawatan kultural mengacu kepada pembelajaran subjektif dan
objektif dan transmisi nilai, keyakinan,pola hidup yang membantu,
mendukung,memfasilitasi atau memungkinan individu lain maupun
kelompok untuk mempertahankan kesejahtraan mereka, kesehatan,
serta untuk memperbaiki kondisi kehidupannya.
• Cultural care diversity (perbedaan perawatan kultural) mengacu
kepada variable-variabel, perbedaan-perbedaan, pola, nilai, gaya hidup,
ataupun simbol perawatan berhubungan dengan pemberian bantuan
dan dukungan dalam melakukan suatu perawatan.
• Cultural care universality ( kesatuan perawatan kultural) mengacu
kepada suatu pengertian umum yang memiliki kesamaan ataupun
pemahaman yang paling dominan mengenai pola-pola, nilai-nilai, gaya
hidup, atau simbol-simbol yang dimanifestasikan dan direfleksikan
dalam pemberian bantuan, dukungan, fasilitas ataupun cara yang
memungkinkan untuk menolong orang lain .
Lanjutan
• Pandangan dunia mengacu pada cara pandang manusia dalam
memelihara dunia atau alam semesta.
• Dimensi struktur social dan budaya mengacu pada suatu pola
dinamis, gambaran hubungan structural, dan faktor-faktor dari suatu
bentuk kebudayaan serta hubungan antarfaktoryang berfungsi untuk
mempengaruhi perilaku manusia dalam lingkungan yang berbeda.
• Lingkungan mengacu pada totalitas dari suatu keadaan, situasi, atau
pengalaman yang memberikan arti bagi perilaku manusia, interpretasi,
dan interaksi sosial dalam lingkungan fisik, ekologi, sosial politik, dan
atau susunan kebudayaan.
• Etnohistori mengacu pada keseluruhan fakta- fakta pada waktu
lampaudan pengalaman individu, kelompok, kebudayaan serta suatu
institusi yang difokuskan kepada masyarakat untuk menggambarkan,
menjelaskan dan menginterpretasikan cara hidup manusia dalam suatu
bentuk kebudayaan dalam jangka pendek maupun panjang.
Lanjutan
• Sistem perawatan pada masyarakat tradisional mengacu pada
pembelajaran kultural dan transmisi dalam masyarakat tradisional
dengan menggunakan pengetahuan dan keterampilan tradisional untuk
memberikan bantuan, dukungan atau memfasilitasi tindakan untuk
individu lain, kelompok maupun suatu institusi untuk memperbaiki cara
hidup manusia atau kondisi kesehatan.
• Perawatan kultural yang kongruen mengacu kepada kemampuan
kognitif untuk membantu, mendukung, memfasilitas atau membuat
suatu keputusan dan tindakan yang tepat untuk memperbaiki kondisi
individu atau kelompok sehingga memperoleh kesejahetraan dan
kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai