Anda di halaman 1dari 7

ANALISA JURNAL

PENGARUH AROMATHERAPI LAVENDER TERHADAP PENURUNAN


INSOMNIA PADA LANSIA
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah trend dan isi kperawatan
Dosen pengampu Ns. Helly katuuk S.kep,M.kep

DISUSUN OLEH :
Kelompok 6
1. WAHYUNI PADU ( 1701032 )
2. TIRSA PAPUTUNGAN ( 17010
3. SRIDEVI SUPU ( 17010

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MUHAMMADIYAH


MANADO
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
TAHUN 2021
Section/Topik No Checklist Item
TITLE
Title 1  The effect of lavender’s of the insomnia reduction for eldery
person
Judul  Pengaruh aromaterapi lavender terhadap penurunan insomnia
pada lanjut usia
ABSTRACT
Structured summary 2Latar belakang : aroma terapi merupakan terapi menggunakan
minyak esensial yang ekstrak dan unsur kimianya diambil dengan
Ringkasan terstruktur utuh. Aroma terapi adalah bagian dari ilmu herbal. Sedangkan
mneurut sharma (2009) mengatakan aroam terapi berarti
pengobatan menggunakan wangi-wangian. Tujuan : untuk
mengetahui efek aromaterpi lavender terhadap penurunan insomnia
pada lansia. Metode : jenis penelitian ini adalah observasional
dengan pendekatan one grup pretest-posttest. Populasi dalam
penelitian ini lanjut usia penghuni panti panti werdha guna budi
bhakti medan yang berjumlah 62 orang dan sampel sebnayak 13
orang yang di temukan dengan menggunkan tehnik purpose
sampling. Hasil : didapatkan bahwa mayoritas responden sebelum
diberiaroma terapi mayoritas menderita insomnia sedang sebanyak
14 orang ( 93,33%) dan minoritas menderita insomnia berat
sebanyak 1 orang ( 6,67%). Setelah di beri aromaterapi lavender
mayoritas responden mengalami insomnia ringan sebanyak 13
orang (86,67%) sedangkan minoritas responden mengalami
insomnia sedang sebanyak 2 orang ( 13,33%). Menunjukan bahwa
sebelum di beri aromaterapi ada 14 orang responden mengalami
insomnia sedang dan 1 orang mengalami insomnia berat.
Sedangkan posttest terjadi penurunan tingkat insomnia menjadi 13
orang insomnia ringan dan 2 orang insomnia sedang. Uji statistil
Wilcoxon signed ranks test di peroleh nilai probabilitas 0,000 <
0,005 dengan demikian H0 ditolat dan H1 diterima. Kesimpulan :
pemberian aroma terapi lavender dapat membantu atau
berpengaruh terhadap penurunan tingkat insomnia pada lanjut usia.
INTRODUCTION / PENGANTAR
Rationale / Alasan 3 Lanjut usia mengalami mengalami efektivitas tidur malam hari 70
% -80 & di bandingkan dengan usia muda presentasi penderita
insomnia lebih tinggi di alami oleh orang yang lebih tua dimana 1
dari 4 pada usia 60 tahun atau lebih mengalami sulit tidur yang
serius. Insomnia adalah gejalah kelaianan dalam tidur berupa
kesulitan berulang untuk tidur atau mempertahkan tidur walau aa
kesmpatan utuk itu. Gejalah tersebut bisanya diikuti gangguan
fungsional saat bangun. Insomnia sering di sevabkan adanya suatu
penyakit atau akibat adanya permsalahan psikologis. Dalam hal ini
bantuan medis dan psikologis din perlukan.
- Objectives / 4 Object
Tujuan Objek dari penelitian ini adalah 62 orang lansia dan sampel
sebanyak 15 orang. Melibatkan kelompok subjek di observasi
sevelum dilakukan intervensi Dimana ada 14 orang lansia yang
mengalami insomnia sedang dan 1 orang yang lansia yang
mengalami insomnia berat.
METHODS AND RESULTS / Metode Dan Hasil
- Protocol and 5 Pengujian ini dilakukan dengan cara membandingkan hasil prates
registration / dan pasca test. Kelompok sampel hanya terdiri satu kelompok
Protokol Dan perlakuan pemberian aroma terapi lavender selama 14 hari berturut-
Registrasi
turut.
Prosedur pemberian aroma terapi
1. Tuangkan air hangat ke dalam mangkok
2. Tuangkan essensial oil kedlam mangkok air hangat
sebnyak 5-10 tetes
3. Anjurkan klien untuk menghirup uap essensial oil selama 5-
10 menit sebelum tidur

- Eligibilty 6 www.googlescholar.com
criteria
/Kriteria Kelayakan
- Information 7 Siagian,hartika.(2020). Pengaruh aromatherapy lavender terhadap
sources / Sumber penurunan insomnia pada lansia medan: uiversitas Imelda medan
Informasi
- Search / Cari 8 Aromatherapy lavender, insomnia lanjut usia
- Study selection / 9 Keperawatan gerontic
Seleksi Studi
- Data collection 10 Pengumpulan data
proccess / Proses 1. Data yang diambil adalah lansia di panti werdha guna budi
Pengumpulan bhakti medan berjumlah 65 orang seluruh jenis kelamin
Data baik laki-laki maupun perempuan. Dengan sampel 15 orang
yang mengalami insomnia
2. Diberikan kuesioner pretest dan posttest dilakukan
intervensi pada lansia. Instrument yang digunakan pada
penelitisn ini yaitu lembar dokumentasi dan lembar
observasi yang berisikan data reponden dan hasil
pengamatan selama penelitian. Responden diminta
kesediannya untuk mengisi inform consent.
3. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Kuesionar yang
digunakan dalam penelitian ini adalah kelompok studi
psikiatrik biologic insomnia rating scale ( KSPBJ-ISR)
untuk mengukur tingkat insomnia . kuesionar yang di
berikan terdapat 11 pertanyaan yang tidak membertakan
lansia berupa : daftar pertanyaan kesulitan untuk tidur,
terbangun malam hari,, terbangun lebih awal atau dini hari,
merasa mengantuk pada siang hari, sakit kepala pada siang
hari, mersa kurang puas terhadap tidur, merasa kurang
nyaman dan gelisah saat tidur, mendapati mimpi buruk
badan tersa lemah, letih, kurang tenaga setelah tidur, jadwal
jam tidur sampai bangun tidak beraturan tidur enam jam
dalam semalam.

- Data items / 11 Karakterisrik peserta


Item Data Pada penderita insomnia di bagi menjadi 3 golongan yaitu
golongan ringan sedang dan berat.
Ringan
Pada insomnia golongan ringan sebelum dilakukan pendektan one
grup atau pre tests penderita yang mengalami insomnia ringan
adalah 0 atau tidak ada responden sedangkan setelah dilakukan
pendekatan one grup atau post test yang mengalami insomnia
ringan sebesar 13 atau 86,67% responden.
Sedang
Pada insomnia golongan sedang sebelum dilakukan Tindakan
pendekatan one grup atau pre test yang mengalami insomnia
sedang adalah 14 orang atau 93,33 % responden sedangkan setelah
dilakukan Tindakan pendekatan one grup atau postest responden
yang mengalami insomnia sedang sebanyak 2 atau 13,33 %
responden
Berat
Pada insomnia golongan berat sebelum dilakukan Tindakan
pendekatan one grup atau pre test penderita yang mengamai
insomnia berat sebanyak 1 atau 6,67 % sedangkan setelah
dilakukan Tindakan pendekatan one grup atau post test yang
mengalami insomnia berat sebanyak 0 atau tidak ada responden
yang mengalami insomnia berat.
- Hasil penelitian 12 Populasi dalam penelitian ini berjumlah 62 orang dan sampel
sebanyak 15 orang didapatkan bahwa mayoritas responden sebelum
diberi aroma terapi mayoritas menderita insomnia sedang sebanyak
14 orang ( 93,33%) dan minoritas menderita insomnia berat
sebanyak 1 orang ( 6,67%). Setelah di beri aromaterapi lavender
mayoritas responden mengalami insomnia ringan sebanyak 13
orang (86,67%) sedangkan minoritas responden mengalami
insomnia sedang sebanyak 2 orang ( 13,33%). Menunjukan bahwa
sebelum di beri aromaterapi ada 14 orang responden mengalami
insomnia sedang dan 1 orang mengalami insomnia berat.
Sedangkan posttest terjadi penurunan tingkat insomnia menjadi 13
orang insomnia ringan dan 2 orang insomnia sedang. Uji statistil
Wilcoxon signed ranks test di peroleh nilai probabilitas p = 0,000 <
α=0,005 dengan demikian H0 ditolat dan H1 diterima artinya ada
pengaruh pemberian aroma terapi lavender terhadap penurunan
tingkat insomnia pada lansia.
- Kesimpulan 13 P (Problem)
: PICO Insomnia adalah gejalah kelaianan dalam tidur berpa kesulitan
berulang untuk tidur atau mempertahankan tidur walaupun ada
kesmpatan untuk itu. Gelah tersebut biasanya diikuti gangguan
fungsional saat bangun. Insomnia sering disebakan oleh adanya
suatu penyakit atau akibat adanya permasalah psikologis. Dalam
hal ini bantuan medis atau psikologis akan di perlukan (hariana,
2004; Susilo dan wulandari, 2011). Di Indonesia, prevalensi
penderita insomnia di perkirakan mencapi 10% yang artinya dari
total 238 juta penduduk Indonesia sekura 23 juta jiwa di antaranya
menderita insomnia ( medica store 2010).Pada usia lebih dari 50
tahun, angka kejadian insomnia sekitar 30% ( siregar 2011).
Sebagian besar lansia mempunyai reiko tinggi mengalami
gangguan tidur akibat berbagai faktor. Orang lanjut usia yang sehat
sering mengalami perubahan pada pola tidurnya yaitu memerlukan
waktu yang lama untuk dapat tidur. Proses patologis terkait usia
dapat menyebablan perubahan pada pola tidur. Carskadon dan
dement, ( 1994 ) melaporkan kurang lebih 40-50% dari populasi
usia lanjut penderita gangguan tidor adalah perilku penarikan diri
secara terus menerus dan tidak beresspon terhadap lingkungannya
yang bersifat revesibel.

I (Intervention)
Pengujian ini dilakukan dengan cara membandingkan hasil prates
dan pasca test. Kelompok sampel hanya terdiri satu kelompok
perlakuan pemberian aroma terapi lavender selama 14 hari berturut-
turut.
Prosedur pemberian aroma terapi
1. Tuangkan air hangat ke dalam mangkok
2. Tuangkan essensial oil kedlam mangkok air hangat
sebnyak 5-10 tetes
3. Anjurkan klien untuk menghirup uap essensial oil selama 5-
10 menit sebelum tidur
C (Comparation)
Aromatherapy sangat bermanfaat untuk membantu serangan
insomnia karena khasiat psikologi yang menenagkan yamg
diantaramya dapat mencairkan rasa marah yang tersimpan,
menengkan emosi yang tidak stabil meringankan stress, mengatasi
kepanikan, ketidaksabaran, menenangkan jiwa, mengurangi rasa
ketagihan, memberikan rasa man dan nyaman ( poerwandi, 2006 ).
Aromatherapy merupakan terapi penyembuhan yang memanfaatkan
sifat dan aroma minyak esensial. Insomnia dapat dia atasi dengan
cara non farmakologi dia ntaranya dengan peneberian lavender
aromatherapy yang mampu membantu lansia pada kondisi yang
lebih tenang sehingga dapat mengontrol dan mnegelolah stressor
yang memopengaruhi tingkat insomnia pada lanjut usia. Selain
pemberian lavender aromatherapy ad acara laun untik mengatasi
masalah insomnia di antaranya Latihan relaksasi pernapasan, senam
ergonomis, dan terapi air hangat.

O (Outcome)
sebanyak 15 orang didapatkan bahwa mayoritas responden sebelum
diberi aroma terapi mayoritas menderita insomnia sedang sebanyak
14 orang ( 93,33%) dan minoritas menderita insomnia berat
sebanyak 1 orang ( 6,67%). Setelah di beri aromaterapi lavender
mayoritas responden mengalami insomnia ringan sebanyak 13
orang (86,67%) sedangkan minoritas responden mengalami
insomnia sedang sebanyak 2 orang ( 13,33%). Menunjukan bahwa
sebelum di beri aromaterapi ada 14 orang responden mengalami
insomnia sedang dan 1 orang mengalami insomnia berat.
Sedangkan posttest terjadi penurunan tingkat insomnia menjadi 13
orang insomnia ringan dan 2 orang insomnia sedang. Uji statistil
Wilcoxon signed ranks test di peroleh nilai probabilitas p = 0,000 <
α=0,005 dengan demikian H0 ditolat dan H1 diterima artinya ada
pengaruh pemberian aroma terapi lavender terhadap penurunan
tingkat insomnia pada lansia.

- Analisa SWOT 14 S (Strength)


- Aromathrepi lavender ini sangat aman pada lansia karena
bersifat terapi non farmakolgi
- Terapi ini juga praktis karena bisa di terapkan dirumah dan
kapan saja
- Aromatherapay lavender ini bukan juga hanya dapat
menurunkan insomnia tapi bisa untuk menengkan jiwa dan
emosi juga dapat meghilangkan stress.
- Aromatherapy juga bukan hanya dapat mengatasi gangguan
psikis tapi juga dapat mengatasi gangguan biologis
W (Weakness)
- Kelemahan pada penelitian ini hanya pendekatan pada satu
kelompok objek tidak adanya kelompok pembanding yaitu
kelompok intervensi dan kelompok control
- Pada jurnal juga menggabarkan table statistic chi-square tetapi
peneliti langsung menuliskan kesimpulan pada jurnalnya
O (Opportunity)
- Terapi aromatherapy ini dilakukan kapan saja
- Tidak adanya Tindakan berbahaya atau intervensi yang
berbahaya bagi pasien
- Dapat di implementasikan pada gangguan psikis maupun
biologis
- Tidak memiliki efek samping

T (Threats)
Terdapat perbedaan pendapat pada Sebagian lansia karena tidak
semua lansia yang suka dengan aromatherapi lavender dan
Sebagian lansia yang suka dengan aroma terapi lavender.

DAFTAR PUSTAKA

Siagian,hartika.(2020). Pengaruh aromatherapy lavender terhadap penurunan insomnia pada


lansia medan: uiversitas Imelda medan

Anda mungkin juga menyukai