Kreitner (2007) menyebutkan adanya 4 teori kepemimpinan yang ada sejak tahun 1950-an
hingga kini. Keempat teori kepemimpinan tersebut adalah: Trait Theory, Behaviour Styles
Theory, Situational Theory, dan Transformational Theory.
Selain 4 teori kepemimpinan tersebut masih terdapat 4 teori kepemimpinan yang secara luas
dikenal dalam kepustakaan manajemen yakni: Great Man Theory, Participative leadership
Theory, Contingency Theory, & Transactional Leadership Theory. Participative Leadership
Theory & Contingency Theory masing-masing dapat digabung ke teori kepemimpinan
Behavioral Styles Theory dan Situational Theory.
Riset mereka menunjukkan bahwa ada karakteristik individu yang dimiliki oleh seorang
pemimpin sehubungan dengan kepemimpinan efektif, yaitu: Kecerdasan, Pengetahuan &
keahlian, Dominasi, Percaya diri, energi yang tinggi, Toleran terhadap stress, Integritas &
kejujuran, Kematangan.
Peneliti lain yang termasuk dalam kelompok behavioral styles theory adalah Robert R Blake
& jane S Mouton yang mengembangkan model Managerial Grid. Ia menggunakan sumbu
concern for production (horizolatal, mencakup: keinginan untuk menghasilkan output
produksi yang lebih besar, efisiensi biaya dan laba) dan concern for people (vertikal,
mencakup: peningkatan persahabatan, membantu rekan kerja, memperhatikan kondisi
karyawan seperti gaji dan kondisi kerja). Blake & Mouton mengatakan bahwa gaya
kepemimpinan yang mempunyai aktivitas dengan memberikan perhatian yang besar baik
terhadap produksi dan manusia berkorelasi positif dengan kinerja organisasi yang baik,
kesehatan fisik & mental yang baik serta mengelola konflik secara efektif.
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pemimpin yang task motivated cenderung berhasil
pada situasi yang ekstrem. Sedangkan relationship motivated cenderung berhasil pada situasi
yang moderat.
2. Teori Kepemimpinan
Dalam mengembangkan model kepemimpinan terdapat beberapa teori yang
mendasari terbentuknya gaya kepemimpinan. Menurut Whitaker (1996), ada empat macam
pendekatan kepemimpinan yaitu:
a. Teori Bakat
Teori bakat terdiri dari bakat intelegensi dan kepribadian. Kemampuan ini merupakan
bawaan sejak lahir yang mempunyai pengaruh besar dalam kepemimpinan. Beberapa hal
yang menonjol pada teori bakat adalah kepandaian berbicara, kemampuan/keberanian dalam
memutuskan sesuatu, penyesuaian diri, percaya diri, kreatif, kemampuan interpersonal dan
prestasi yang dapat menjadi bekal dalam membentuk kepemimpinan sehingga seseorang
pemimpin dapat mempengaruhi bawahannya.
b. Teori Perilaku
Teori perilaku kepemimpinan memfokuskan pada perilaku yang dipunyai oleh pemimpin dan
yang membedakan dirinya dari non pemimpin. Menurut teori ini seorang pemimpin dapat
mempelajari perilaku pemimpin supaya dapat menjadi pemimpin yang efektif. Dengan
demikian teori perilaku kepemimpinan lebih sesuai dengan pandangan bahwa pemimpin
dapat dipelajari, bukan bawaan sejak lahir.
c. Teori Situasi (Contingency)
Teori situasi mengasumsikan bahwa tidak ada satu gaya kepemimpinan yang paling baik,
tetapi kepemimpinan tergantung pada situasi, bentuk organisasi, kekuasaan atau otoriter dari
pemimpin, pekerjaan yang kompleks dan tingkat kematangan bawahan.
d. Teori Transformasi
Teori transformasi mengasumsikan bahwa pemimpin mampu melakukan kepemimpinannya
dalam situasi yang sangat cepat berubah atau situasi yang penuh krisis. Menurut Bass
(Dikutip Gibson, 1997) seorang pemimpin transformasional adalah seorang yang dapat
menampilkan kepemimpinan yang kharismatik, penuh inspirasi, stimulasi intelektual dan
perasaan bahwa setiap pengikut diperhitungkan.
3. Model Kepemimpinan
Terrdapat 3 model kepemimpinan yaitu model Ohio State, kepemimpinan situasional,
dan mannagerial Grids (Lamonica; 1986)
1. Model Ohio State
Model di kembangkan pertama kali oleh anggota Staf dan Ohio State Leadership
Studies (Lamonnica 1986). Model ini mengandun 2 komponen yaiti :
a. Struktur prakarsa
Mengganbarkan pemimpin untuk melakukan pengorganisasia dan mendevinisikan
kegiatan para anggota kelompok beserta peran yang di kembannya.
b. pertimbangan
Sebagai komponen kedua dalam model ini, melibatkan komunikasi 2 arah untuk
menjawab keputusan keompok melalui menanyakan pendapat. Keyakinan dan keinginan.
2. Kepemimpinan Situasional
Teori ini di lakukan oleh Hersey dan Blanchard (1977) yang merupakan
pengembangan dan model Ohio State.
Berdasarkam model ini akan muncul 4 karekteristik prilaku kepemimpinan yaitu
a. hubungan tinggi tugas rendah
b. tugas rendah hubungn rendah
c. tugas tinggi hubungan tinggi
d. dan hubungan tinggi tuga rendah.
3. Manegerial Grid
Model kepemimpinan ini dikembangkan olh blake dan mounton (1978) yang pada
tahun 1981 dengan taper mencoba model ini dalam keperawatan. Secara garis besar, model
ini terbagi dalam beberapa kisi2 yang terdiri atas 5 gaya kepemimpinan yang di dasarkan
pada suatu kombinasi kepeulian terhadp produksi/ 7 an institusi dan kepedulian terhadap
orang, prilaku kepemimpinan terbagi atas 5 macam : Kepemimpinan otoritas kepatuhan,
Kepemimpinan tim, Kepemimpinan kontryclub, Kepemimpinan iskin dan kepemimpinan
Organisasi.
4. Kepemimpinan Efektif
Berbagai macam karekteristak prilaku kepemimpinan berdasarkan model
kepemimpinan diatas dala implmentasinya di pengaruhi faktos situasi yang kerap di sebut
dengan tingkat kedewasan. Faktor-faktor tersebut kdi kelompokkan 4 katagori yaitu
a. Kedewasaan tngggi rendah yang di tanndai dg tidak mampu dan tidak mau
b. Tingkat rendah sedang yang dicirikan dengan tidak mampu tetapi mau
c. Tingkat sedang tinggi dengan ciri2 mampu tetapi tidak mau
Kedewasaan tingkat tinggi dengan ciri2 mampu dan mau
4. Gaya Kepemimpinan
Menurut para ahli, terdapat gaya kepemimpinan yang dapat diterapkan dalam suatu
organisasi antara lain:
a. Gaya Kepemimpinan Menurut Tannenbau dan Warrant H. Schmitdt
Menurut kedua ahli tersebut, gaya kepemimpinan dapat dijelaskan melalui dua titik
ekstrim yaitu kepemimpinan berfokus pada atasan dan kepemimpinan berfokus pada
bawahan. Gaya tersebut dipengaruhi oleh faktor manajer, faktor karyawan dan faktor situasi.
Jika pemimpin memandang bahwa kepentingan organisasi harus didahulukan jika dibanding
kepentingan pribadi maka pemimpin akan lebih otoriter, akan tetapi jika bawahan
mempunyai pengalaman yang lebih baik dan menginginkan partisipasi, maka pemimpin
dapat menerapkan gaya partisipasinya.
4. Bebas Tindak
Merupakan pimpinan ofisial, karyawan menentukan sendiri kegiatan tanpa pengarahan,
supervisi dan koordinasi. Staf/bawahan mengevaluasi pekarjaan sesuai dengan caranya
sendiri. Pimpinan hanya sebagai sumber informasi dan pengendalian secara minimal.
e. Kegiatan Koordinasi
Pengkoordinasian kegiatan dalam suatu ruangan merupakan bagian yang penting dalam
kepemimpinan keperawatan. Seorang pemimpin perlu mengusahakan agar setiap perawat
mengetahui kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam suatu ruangan. Hal lain yang perlu
dilakukan adalah melaporkan kepada atasan langsung tentang pencapaian kerja bawahan.
Agar dapat melakukan koordinasi dengan efektif, diperlukan suatu perencanaan yang baik
dan penggunaan kemampuan setiap individu dan sumber-sumber yang ada.
f. Evaluasi Hasil Penampilan Kerja
Evaluasi hasil penampilan kerja dilakukan melalui pengamatan terhadap staf dan pekerjaan
mereka. Evaluasi merupakan proses berkelanjutan untuk menganalisa kekurangan dan
kelebihan staf sehingga dapat mendorong mereka mempertahankan pekerjaan yang baik dan
memperbaiki kekuranngan yang ada. Agar seorang pemimpin dapat menganalisa perawat lain
secara efektif, ia juga harus dapat menilai diri sendiri sebagai seorang perawat dan seorang
pemimpin secara jujur.
Melalui kegiatan-kegiatan ini diharapkan seorang kepala ruangan dapat melakukan tanggung
jawabnya sebagai manajer dan pemimpin yang efektif. Dalam melaksanakan pelayanan dan
asuhan keperawatan, kepala ruangan sebagai seorang pemimpin bertanggung jawab dalam :
1. Membantu perawat lain mencapai tujuan yang ditentukan
2. Mengarahkan kegiatan-kegiatan keperawatan
3. Tanggungjawab atas tindakan keperawatan yang dilakukan
4. Pelaksanaan keperawatan berdasarkan standar
5. Penyelesaian pekerjaan dengan benar
6. Pencapaian tujuan keperawatan
7. Kesejahteraan bawahan
8. Memotivasi bawahan