TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Diabtes Mellitus
2.1.1 Defenisi
gejala yang disebabkan oleh peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat
tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid
dan protein sebagai akibat dari insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi insulin dapat
disebabkan oleh gangguan produksi insulin oleh sel-sel beta Langerhans kelenjar
pankreas atau disebabkan oleh kurang responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin
(Depkes,2008).
ini meningkat di setiap negara. diperkirakan terdapat 171 juta orang di dunia
menderita diabetes pada tahun 2000 dan diprediksi akan meningkat menjadi 366
juta penderita pada tahun 2030. Sekitar 4,8 juta orang di dunia telah meninggal
Indonesia menduduki posisi keempat dunia setelah India, Cina, dan Amerika
dalam prevalensi DM. Pada tahun 2000 masyarakat Indonesia yang menderita DM
adalah sebesar 8,4 juta jiwa dan diprediksi akan meningkat pada tahun 2030
menjadi 21,3 juta jiwa. Data ini menunjukkan bahwa angka kejadian DM tidak
hanya tinggi di negara maju tetapi juga di negara berkembang, seperti Indonesia.
pengukuran kadar gula darah pada penduduk umur lebih dari lima belas tahun di
1,1% dan data Riskesdas tahun 2013 sebanyak 2,1%, sehingga terjadi peningkatan
2007 sebanyak 1,2% dan data Riskesdas 2013 sebanyak 1,8%, terjadi peningkatan
sebanyak 0,6%
Hasil dari gangguan sekresi insulin yang progresif yang menjadi latar
yang dipicu oleh obat atau bahan kimia (seperti dalam pengobatan
DM diantaranya :
dikarenakan kadar gula dalam tubuh relatif tinggi sehingga tubuh tidak
melalui urin. Gejala pengeluaran urin ini lebih sering terjadi pada
malam hari dan urin yang dikeluarkan mengandung glukosa
(PERKENI, 2011).
Pasien DM akan merasa cepat lapar dan lemas, hal ini disebabkan
(Subekti, 2009).
1. Diabtes Tipe 1
anak anak atau remaja. Diabetes tipe 1 ini disebabkan oleh terjadinya
jumlah anak anak yang menderita diabtes bisa dikarenakan pola makan
yang diberikan salah. Pemberian susu formula dan makanan lain nya
autoimun.
2. Diabetes Tipe 2
Penyeybab dari diabetes tipe 2 ini adalah insulin tidak dapat direspons
dengan baik oleh sel sel tubuh. Sel sel tubuh ini tidak mau menerima
meningkat.
usia kehamilan sudah diatas 18 minggu. Kadar gula darah nya pun akan
sel beta pankreas yang berfungsi memproduksi insulin. Oleh karena itu,
mutlak Ini berarti bahwa tubuh tidak mampu memproduksi insulin yang
resistensi insulin dan glukosa tinggi pada ibu yang terkait dengan
ADA, 2014).
Komplikasi DM dapat dibedakan menjadi dua yaitu komplikasi akut dan kronik.
1. Komplikasi Akut
a) komplikasi vascular
b) Non-Vaskular.
a) Gaya hidup
saji,
olahraga tidak teratur dan minuman bersoda adalah salah
(ADA, 2009).
c) Obesitas
IMT = BB(kg)/TB(m2)
23 – 24,9 Kelebihan
≥25,0 Obesitas
a) Usia
sebesar 3,4 kali lipat lebih tinggi dan 3,5 kali lipat lebih
tinggi jika memiliki ayah penderita DM. Apabila kedua
2009).
1. Pengelolaan makan
lemak, rendah lemak jenuh, diet tinggi serat. Diet ini dianjurkan
2. Aktifitas fisik
Kegiatan jasmani sehari hari dan latihan jasmani secara
teratur (3-4 kali seminggu selama kurang lebih 30 menit terdiri dari
(PERKENI, 2011).
3. Kontrol Kesehatan
tanda dan gejala dari diabetes melitus yang mungkin timbul, sehingga
mereka mampu mengubah tingkah laku sehari-hari supaya terhindar
4. Intervensi Farmakologis
sehat). Terapi farmakologis terdiri dari obat oral dan bentuk suntikan
(Perkeni, 2015).
2.2 Konsep Tidur
2.2.1 Defenisi
Tidur merupakan suatu fungsi biologis dasar dari seorang individu yang
berperan pada fungsi fisik, mental, dan kesejahteraan emosional, dimana semua
penyakit kronis seperti diabetes mellitus akan mengundang reaksi emosional yang
akan menyebabkan kualitas tidur yang buruk (Iyer, 2012). Tidur diyakini sebagai
dari hidup mereka untuk tidur. Tidur menjadi sangat penting sebagai kebutuhan
dasar manusia melalui sebuah proses biologis yang umum pada semua orang.
Namun demikian, tidur tidak selalu sempurna karena diyakini bahwa akan banyak
perubahan status selama durasi tidur baik itu perubahan terhadap persepsi ataupun
reaksi terhadap lingkungan tidur yang akan mengalami penurunan fungsi tidur
kesadaran yang terjadi selama periode tertentu. Beberapa ahli berpendapat bahwa
tidur diyakini dapat memulihkan tenaga karena tidur memberikan waktu untuk
dkk, 2014)
.
2.2.2 Fungsi Tidur
Tidur menggunakan kedua efek psikologis pada jaringan otak dan organ-
aktivitas tingkatan normal dan aktivitas normal pada jaringan otak.Sehingga tidur
memperbaiki kondisi yang sedang sakit, tubuh menyimpan energy selama tidur
(Harsono,2010).
berelaksasi secara progresif dan tidak adanya kontraksi otot menyimpan energi
kimia untuk proses seluler. Penurunan laju metabolik basal lebih jauh menyimpan
persediaan energi tubuh. Tidur REM penting untuk pemulihan kognitif. Tidur
tidur, otak menyaring informasi yang disimpan tentang aktivitas hari tersebut
Kegunaan tidur pada perilaku sering kali tidak diketahui sampai seorang
mengalami suatu masalah akibat deprivasi tidur. Kurangnya tidur REM dapat
mengarah pada perasaan bingung dan curiga. Berbagai fungsi tubuh (mis :
Tidur merupkan aktivitas yang melibatkan sistem saraf pusat, saraf perifer,
tidur tergantungg dari hubungan antara dua mekanisme serebral yang secara
bergantian mengaktifkan dan menekan pusat otak untuk tidur dan bangun. Reticular
Activating System (RAS) di batang otak diyakini mempunyai sel khusus dalam
dan metabolism otak meningkat sampai 20%. Pada fase ini orang yang
2010).
lambat dari pada gelombang alpha dan beta pada orang yang sadar
atau tidak dalam keadaan tidur. Tanda tidur NREM adalah mimpi yang
turun, metabolism turun dan gerakan mata lambat (Kaplan dkk, 2010).
Biasanya tidur pada malam hari itu adalah tidur NREM. Tidur saat ini
(Faraguna, 2013).
lambat. Terakhir tahap IV, merupakan tahap tidur dalam, yang ditandai
dengan predominasi gelombang delta yang melambat. Kecepatan
Perubahan fisiologis yang terjadi selama periode tidur antara lain adalah
adanya penurunan suhu tubuh, sekresi urine meningkat, irama pernafasan dan
fisiologis yang terjadi selam periode REM adalah adanya peningkatan aliran
darah ke otak, irama pernafasan tidak teratur, perubahan denyut jantung dan
kartisol dan ACTH terjadi pada akhir periode tidur ( Vanes, 2009 ) . perubahan
a. Kardiovaskuler
NREM .
c. Pernafasan
tidur REM.
e. Ginjal
f. Endokrin
periode sleep wave slow (SWS). Sekresi hormon tiroid terjadi pada
oleh integrasi tinggi aktifitas sistem saraf pusat yang berhubungan dengan
Kualitas tidur merujuk pada kemampuan seseorang untuk dapat tidur dan
mendapatkan tidur REM dan NREM yang tepat. Kualitas tidur adalah jumlah
a. Lingkungan
b. Kelelahan
c. Penyakit
Sakit menyebabkan nyeri dapat menimbulkan masalah tidur.
dari keadaan normal. Sering sekali pada orang sakit pola tidurnya juga
oleh luka.
d. Gaya hidup
mengatur kegiatan agar dapat tidur pada waktu yang tepat. Keadaan
f. Merokok
makan malam orang biasanya akan tidur lebih baik Banyak perokok
merokok.
2.2.7 Hubungan Tidur Dengan Kadar glukosa
terjadi selama periode tidur malam dan saat tidur siang. Selama tidur juga
sistem sarah simpatis. Aktivitas HPA dan sistem sarah simpatis dapat
aktivitas sistem sarah simpatis. Selain hal tersebut tidur juga mempengaruhi
produksi efinefrin dan norepinefrin serta pengeluaran melatonin ( Carlson,
Periode tidur terdiri dari tidur REM dan tidur NREM ditandai
dengan adanya tidur yang dalam. Periode tidur NREM dapat mempengaruhi
insulin sekitar 25% dan merupakan salah satu faktor resiko timbulnya DM
.