KERANGKA KONSEP
A. SECTIO CAESAREA
1. Pengertian
1) Sectio caesarea Merupakan prosedur bedah untuk pelahiran janin dengan insisi
2) Sectio caesarea Adalah suatu persalinan buatan, dimana janin dilahirkan melalui
suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan sayatan rahim dalam
keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gram (Sarwono, 2005, hal. 133).
dan uterus (hiskotomi) untuk mengeluarkan satu bayi atau lebih (Dewi Y, 2007,
hal. 1-2). Sehingga penulis dapat menyimpulkan bahwa sectio caesarea adalah
suatu tindakan operasi yang bertujuan untuk melahirkan bayi dengan jalan
2. Klasifikasi
Sectio Caesarea Ada dua jenis sayatan operasi yang dikenal yaitu :
1) Sayatan melintang
melintang dimulai dari ujung atau pinggir selangkangan (simphysisis) di atas batas
rambut kemaluan sepanjang sekitar 10-14 cm. keuntunganya adalah parut pada
rahim kuat sehingga cukup kecil resiko menderita rupture uteri (robek rahim) di
kemudian hari. Hal ini karna pada masa nifas, segmen bawah rahim tidak banyak
6
mengalami kontraksi sehingga luka operasi dapat sembuh lebih sempurna (Kasdu,
suatu ruang yang lebih besar untuk mengeluarkan bayi. Namun, jenis ini kini
jarang dilakukan karena jenis ini labil, rentan terhadap komplikasi (Dewi Y, 2007,
hal .4).
Para ahli kandungan atau para penyaji perawatan yang lain menganjurkan
sectio caesareaapabila kelahiran melalui vagina mungkin membawa resiko pada ibu
1. Power
mempengaruhi tenaga.
2. Passanger
Diantaranya, anak terlalu besar, anak “mahal” dengan kelainan letak lintang,
primi gravida diatas 35 tahun dengan letak sungsang, anak tertekan terlalu
lama pada pintu atas panggul, dan anak menderita fetal distress syndrome
3. Passage
Kelainan ini merupakan panggul sempit, trauma persalinan serius pada jalan
lahir atau pada anak, adanya infeksi pada jalan lahir yang diduga bisa menular
7
(kondiloma sifilitik yang lebar dan pipih),condyloma acuminata(penyakit
infeksi yang menimbulkan massa mirip kembang kol di kulit luar kelamin
a) Usia
Ibu yang melahirkan untuk pertama kali pada usia sekitar 35 tahun, memiliki
resiko melahirkan dengan operasi. Apalagi pada wanita dengan usia 40 tahun
ke atas. Pada usia ini, biasanya seseorang memiliki penyakit yang beresiko,
b) Tulang Panggul
sesuai dengan ukuran lingkar kepala janin yang dapat menyebabkan ibu tidak
proses persalinan.
selanjutnya harus berlangsung secara operasi atau tidak. Apabila memang ada
terlalu besar, panggul terlalu sempit, atau jalan lahir yang tidak mau membuka,
8
d) Faktor Hambatan Jalan Lahir
Adanya gangguan pada jalan lahir, misalnya jalan lahir yang kaku
bawaan pada jalan lahir, tali pusat pendek, dan ibu sulit bernafas.
action) atau tidak elastisnya leher rahim sehingga tidak dapat melebar pada
bayi harus segera dilahirkan. Kondisi ini membuat air ketuban merembes ke
mengalami proses rasa sakit, yaitu berupa rasa mulas disertai rasa sakit di
tersebut karena keadaan yang pernah atau baru melahirkan merasa ketakutan,
khawatir, dan cemas menjalaninya. Hal ini bisa karena alasan secara
9
3) Indikasi berasal dari Janin
Utara)
c. Letak Sungsang
dengan arah jalan lahir. Pada keadaan ini, letak kepala pada posisi yang satu
a. Faktor Plasenta .
1. Plasenta previa
Posisi plasenta terletak dibawah rahim dan menutupi sebagian atau selruh
jalan lahir.
Kondisi ini merupakan keadaan plasenta yang lepas lebih cepat dari
3. Plasentaaccreta
dialami ibu yang mengalami persalinan yang berulang kali, ibu berusia
rawan untuk hamil (di atas 35 tahun), dan ibu yang pernah operasi
10
b. Kelainan Tali Pusat
Keadaan penyembulan sebagian atau seluruh tali pusat. Pada keadaan ini,
tali pusat berada di depan atau di samping atau tali pusat sudah berada di
Lilitan tali pusat ke tubuh janin tidak selalu berbahaya. Selama tali pusat
tidak terjepit atau terpelintir maka aliran oksigen dan nutrisi dari plasenta ke
a. Izin Keluarga, Pihak rumah sakit memberikan surat yang harus ditanda tangani
b. Pembiusan, Pembiusan dilkakukan dengan bius epidural atau spinal. Dengan cara
ini ibu akan tetap sadar tetapi ibu tidak dapat melihat proses operasi karena
terhalang tirai.
c. Disterilkan Bagian perut yang akan dibedah, disterilkan sehingga diharapkan tidak
e. Pembedahan, Setelah semua siap, dokter akan melakukan sayatan demi sayatan
plasenta.
11
g. Menjahit Langkah terakhir adalah menjahit sayatan selapis demi selapis sehingga
5. Fase Pembedahan
ketika keputusan untuk intervensi bedah dibuat dan berakhirketika pasien dikirim ke
kebagian atau departemen bedah dan berakhir saat pasien dipindahkan ke ruang
pemulihan dan berakhir dengan evaluasi tindak lanjut pada tatanan klinik atau rumah
12
B. FETAL DISTRESS
1. Pengertian
Fetal Distress (Gawat janin) adalah gangguan pada janin dapat terjadi pada
masa antepartum atau intrapartum. Kegawatan janin antepartum menjadi nyata dalam
Gawat janin terjadi bila janin tidak menerima Oksigen cukup, sehingga
mengalami hipoksia. (Abdul Bari Saifuddin dkk.2002 ). Secara luas istilah gawat
janin telah banyak dipergunakan, tapi didefinisi istilah ini sangat miskin. Istilah ini
yang kemudian berakhir dengan seksio secarea atau persalinan buatan lainnya.
Keadaan janin biasanya dinilai dengan menghitung denyut jantung janin (DJJ). Dan
DJJ yang abnormal, terutama bila ditemukan mekonium, menandakan hipoksia dan
asidosis. Akan tetapi, hal tersebut sering kali tidak benarkan . Misalnya, takikardi
janin dapat disebabkan bukan hanya oleh hipoksia dan asidosis, tapi juga oleh
asidosis.sebaliknya, bila DJJ normal, adanya mekonium dalam cairan amnion tidak
perlu ditetapkan criteria apa yang dimaksud dengan gawat janin. Disebut gawat janin
bila ditemukan bila denyut jantung janin diatas 160 / menit atau dibawah 100 / menit,
denyut jantung tidak teratur , atau keluarnya mekonium yang kental pada awal
persalinan.
13
2. Klasifikasi
Gawat janin iatrogenik adalah gawat janin yang timbul akibat tindakan medik
Dapat timbul setelah periode yang panjang selama periode antenatal bila
3. Etiologi
waktu singkat) :
14
Aktivitas uterus yang berlebihan, hipertonik uterus, dapat dihubungkan dengan
pemberian oksitosin.
Solusio plasenta.
waktu lama) :
- Penyakit hipertensi
- Diabetes mellitus
1. Oligihidramnion
15
4. Patofisiologi
Ada beberapa proses atau tahapan terjadinya peristiwa Fetal Distress, antara lain
Terjadi beberapa perubahan cairan amnion, plasenta dan janin pada kehamilan
persalinan postterm.
amnion mencapai puncak pada usia kehamilan 38 minggu sekitar 1000 ml dan
berlangsung terus menjadi sekitar 480 ml , 250 ml, 160 ml pada usia kehamilan
42 dan 43 minggu.
pula perubahan komposisi cairan amnion menjadi kental dan keruh. Hal ini
kompresi tali pusat. Keadaan ini menyebabkan fetal distress intra partum pada
persalinan postterm.
16
Untuk memperkirakan jumlah cairan amnion dapat di ukur dengan
mengukur diameter vertikal dari kantung paling besar pada setiap kuadran. Hasil
penjumlahan 4 kuadran disebut Amniotic Fluid Index ( AFI ). Bila AFI kurang
polihidramnion.
Plasenta sebagai perantara untuk suplai makanan dan tempat pertukaran gas
antara maternal dan fetal. Dengan bertambahnya umur kehamilan, maka terjadi
dan panjang villi chorialis. Perubahan ini secara bersamaan atau di dahului
plasenta sebagai suplai makanan dan pertukaran gas. Hal ini menyebabkan
17
Dengan pemeriksaan ultrasonografi dapat diketahui tingkat kematangan
1. Piring korion : lekukan garis batas piring korion mencapai daerah basal.
satu kotiledon ( ada darah dengan densitas gema tinggi dari proses
3. Lapisan basal : daerah basal dengan gema kuat dan memberikan gambaran
terus berlanjut tumbuh dalam uterus. Ini terjadi bila plasenta belum
dapat terjadi berat lebih dari 4000 g. keadaan ini sering disebut janin besar.
persalinan traumatik.
kulit menjadi keriput dan vernik kaseosa hilang. Hal ini menyebabkan kulit
18
5. Komplikasi
1. Pada Kehamilan
2. Pada persalinan
dikeluarkan
saesarea (SC)
6. Diagnosa
Diagnosis gawat janin saat persalinan didasarkan pada denyut jantung janin
yang abnormal. Diagnosis lebih pasti jika disertai air ketuban hijau dan kental/
sedikit. Gawat janin dapat terjadi dalam persalinan karena partus lama, Infuse
oksitosin, perdarahan, infeksi, insufisiensi plasenta, ibu diabetes, kehamilan pre dan
posterm atau prolapsus tali pusat. Hal ini harus segera dideteksi dan perlu
penanganan segera.
7. Penatalaksanaan
a. Penanganan umum:
19
3. Hentikan infuse oksitosin jika sedang diberikan infuse oksitosin, karena
5. Jika sebab dari ibu tidak diketahui dan denyut jantung janin tetap abnormal
persalinan.
b. Penatalaksanaan Khusus
kompresi aortokaval dan memperbaiki aliran darah balik, curah jantung dan
2. Oksigen diberikan melalui masker muka 6 liter permenit sebagai usaha untuk
20
4. Hipotensi dikoreksi dengan infus intravena dekstrose 5 % berbanding larutan
perjalanan persalinan.
6. Pengisapan mekonium dari jalan napas bayi baru lahir mengurangi risiko
aspirasi mekoneum. Segera setelah kepala bayi lahir, hidung dan mulut
a. Prinsip Umum :
b. Penatalaksanaan Khusus:
21
4. Hipotensi dikoreksi dengan infus intravena dekstrose 5 % dalam
hemoragik.
c. Pengelolaan Antepartum
Secara teori pemeriksaan profil biofisik janin lebih baik. Selain NST
juga menilai volume cairan amnion, gerakan nafas janin, tonus janin dan
22
gerakan janin. Pemeriksaan lain yaituOxytocin Challenge Test (OCT)
mekonium.
matang dengan Bishop score kurang dari 7. Ditemukan 40% dari 3047
Sakit Parkland. Pada wanita dengan serviks tidak dilatasi, dua kali
d. Pengelolaan Intrapartum
23
tanda adanya fetal compromise. Bila tidak ada kelainan kehamilan 41
deselerasi, satu atau lebih deselerasi yang panjang maka seksio cesarea
disfungsi paru berat dan kematian janin. Keadaan ini dapat dikurangi
faring setelah kepala lahir dan sebelum dada lahir. Jika didapatkan
24