Anda di halaman 1dari 9

TEORI KEPEMIMPINAN

Mata Kuliah: Kepemimpinan


Dosen Pengampu: Anggiat P. Simbolon, S.E., M.Si.

Oleh :
Manajemen Bisnis 6C
Kelompok 3

Alya Zhafirah (2005171035)


Dhafa Fadhillah (2005171059)
Raisa Atthiyah Arin (2005171009)
Salman Alfaridzi (2005171078)
Siti Anisawati (2005171065)

Program Studi Manajemen Bisnis


Jurusan Administrasi Niaga
Politeknik Negeri Medan
2022/2023
TUGAS:
Bacalah berbagai macam jenis teori kepemiminan lalu buat ringkasan teori
teori tersebut dan analisislah teori kepemimpinan tersebut dari sisi kebaikan dan
klemahannya. Presentasikan di depan kelas bersama kelompok anda

PENYELESAIAN:

1. Teori Great Man


Great Man Theory atau dikenal sebagai teori orang hebat, membuat asumsi, bahwa
sifat kepemimpinan dan bakat-bakat kepemimpinan, dibawa seseorang semenjak
orang tersebut dilahirkan. Teori ini berkembang sejak abad ke-19. Meski tidak dapat
diidentifikasi dengan suatu kajian ilmiah mengenai karakteristik dan kombinasi
manusia seperti apa yang dapat dikatakan sebagai pemimpin hebat, tetapi banyak
orang mengakui bahwa hanya satu orang diantara banyaknya individu, pasti memiliki
ciri khas sebagai pemimpin yang hebat.

 Dua Asumsi Dasar Great Man Theory:


Orang-orang yang mendukung teori ini percaya bahwa orang-orang yang
termasuk dalam Great Man Ini adalah karena orang-orang dari status sosial yang
lebih tinggi memiliki lebih banyak kesempatan untuk berlatih dan mencapai peran
kepemimpinan, sehingga muncul gagasan bahwa kepemimpinan adalah
kemampuan yang melekat. Terdapat 2 asumsi dasar yang membangun teori ini,
yakni
1) Pemimpin hebat dilahirkan dengan memiliki sifat tertentu yang
memungkinkan mereka untuk bangkit dan memimpin.
2) Para pemimpin yang hebat dapat muncul ketika dunia dalam keadaan sangat
membutuhkan.

 Kelebihan Teori Great Man:


Keunggulan teori kepemimpinan orang hebat ini adalah memberikan
penjelasan tentang kelebihan karakteristik bawaan individu yang menjadikanya
sebagai pemimpin. Teori kepemimpinan orang hebat menyarankan bahwa
kepemimpinan adalah sesuatu yang terlahir dengan karakteristik kepemimpinan
dari proses pewarisan. Individu yang terlahir dari keluarga yang “hebat” dianggap
mewarisi keterampilan dan karakteristik seorang pemimpin, dan memang beberapa
individu yang dilahirkan dalam keluarga yang ‘tepat’ mencapai hal-hal besar dan
mengubah rangkaian sejarah manusia.
 Kekurangan Teori Great Man:
Herbert Spencer, seorang filsuf, sosiolog, ahli biologi, dan ahli teori politik
terkemuka dari era Victoria, menyatakan bahwa Great Man Theory tidak ilmiah.
Salah satu masalah utama dalam teori ini adalah, bahwa tidak semua orang yang
memiliki apa yang disebut kualitas kepemimpinan alami benar-benar menjadi
pemimpin yang hebat.
Jika kepemimpinan hanyalah kualitas bawaan, semua orang yang memiliki
sifat-sifat pemimpin akhirnya akan menemukan diri mereka dalam peran
kepemimpinan, tapi ternyata tidak begitu. Teori ini tidak bisa lagi ditemukan
karena tidak ada pemimpin karismatik tunggal yang menggunakan kekuatannya
sendiri untuk memimpin orang lain. Kepemimpinan adalah proses yang kompleks
dan membutuhkan kerja sama individu dan lingkungan, sehingga pemimpin yang
hebat dibentuk oleh waktu karena sifat-sifat yang diperlukan untuk memimpin
dipelajari dan diasah.

2. Teori Big Bang


Teori Big Bang ini mengintegrasikan antara situasi dan pengikut anggota
organisasi sebagai jalan yang dapat mengantarkan seseorang menjadi pemimpin.
Situasi yang dimaksud adalah peristiwa-peristiwa atau kejadian- kejadian besar seperti
revolusi, kekacauan/kerusuhan, pemberontakan, reformasi dan lain-lain.

 Poin- poin penting Teori Big Bang:


1) Suatu peristiwa besar bisa menciptakan seseorang menjadi pemimpin.
2) Seorang pemimpin mampu mengintegrasikan antara situasi dan pengikut.
3) Situasi merupakan peristiwa besar seperti revolusi, kekacauan/kerusuhan,
pemberontakan, reformasi, dan lain-lain.
4) Pemimpin dalam teori ini terlahir dalam situasi yang membutuhkan suatu
perubahan besar, hal ini yangmenjadi motivasi lahirnya teori ini.

 Kelebihan Teori Big Bang:


Pemimpin dalam teori ini dikenal memiliki sifat aktif, kritis, dan memiliki daya
juang yang tinggi karena terlahir dalam situasi yang cenderung tidak baik
yangmenjadi motvasi dari lahirnya teori kepemimpinan

 Kekurangan Teori Big Bang:


Pemimpin yang lahir secara situasional tidak menjamin keberhasilan saat
kepemimpinannya. Karena Tindakan yang dilakukan hanya untuk membuat suatu
perubahan yang berdasarkan situasi saat itu.
3. Teori Sifat atau Karakteristik Kepribadian (Trait Theory)
Trait Theory atau yang sering kita sebut sebagai teori sifat kepribadian ini
meyakini bahwa orang yang dilahirkan atau dilatih dengan kepribadian tertentu, akan
menjadikan mereka unggul dalam peran kepemimpinan. Hal ini dapat diartikan
sebagai, kualitas kepribadian tertentu seperti keberanian, kecerdasan, pengetahuan,
kecakapan, daya tanggap, imajinasi, fisik, kreativitas, rasa tanggung jawab, disiplin
dan nilai-nilainya lainnya dapat membuat seseorang menjadi pemimpin yang baik.
Teori kepemimpinan ini fokus terhadap analisis karakteristik mental, fisik dan sosial
guna mendapatkan lebih banyak pemahaman dan pengetahuan tentang karakteristik
dan kombinasi karakteristik yang umum di antara para pemimpin.

 Penekanan Trait Theory:


1) Sifat dapat memprediksi kepemimpinan.
2) Ciri-ciri melakukan pekerjaan yang lebih baik dalam memprediksi
kemunculan pemimpin dan penampilan kepemimpinan daripada benar-
benar membedakannya pemimpin yang efektif dan tidak efektif.

 Contoh dari Trait Theory:


Memiliki sifat berwibawa, berani mengambil resiko, jujur, adil, mempunyai
kemampuan untuk mempengaruhi orang lain, memperhatikan kepentingan
bawahan, mempunyai visi yang realistis dan sebagainya.

 Kelebihan Trait Theories:


Bahwa teori ini cukup dimengerti dan mudah. Akibatnya, teori ini dapat
diimplementasikan dengan mudah, dan sudah digunakan selama bertahun-tahun.
Teori Trait ini biasanya bergantung pada data, atau analisis statistic. Banyak
psikoanalisis melibatkan interpretasi pribadi dari faktor subjektif, dan sebagai
hasilnya dapat dipengaruhi oleh kecenderungan analis. Dan penekanan karakter-
karakter yang dimiliki oleh seorang pemimpin dari teori ini merupakan karakter-
karakter yang baik dari seorang pemimpin yang akan membawa keberhasilan
dalam memimpin.

 Kekurangan Trait Theories:


Gagal memunjukkan karakter pemimpin yang efektif. Hal itu disebabkan
karena situasi yang berbeda dikarenakan terlampau banyak sifat-sifat yang harus
dimiliki seorang pemimpin
1) Memfokuskan pada kepemilikan karakter yang dimiliki pemimpin.
Tetapi masih gagal dalam membedakan antara karakter yang dimiliki
seorang pemimpin dan yang bukan pemimpin.
2) Mengabaikan unsur Follower dan Situasi serta pengaruhnya terhadap
efektivitas pemimpin
3) Tidak semua ciri cocok untuk segala situasi

4. Teori Perilaku (Behavior Theory)


Teori perilaku disebut juga dengan teori sosial dan merupakan sanggahan terhadap
teori genetis. Pemimpin itu harus disiapkan, dididik dan dibentuk tidak dilahirkan
begitu saja (leaders are made, not born). Setiap orang bisa menjadi pemimpin, melalui
usaha penyiapan dan pendidikan serta dorongan oleh kemauan sendiri. Teori ini tidak
menekankan pada sifat-sifat atau kualitas yang harus dimiliki seorang pemimpin tetapi
memusatkan pada bagaimana cara aktual pemimpin berperilaku dalam mempengaruhi
orang lain dan hal ini dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan masing-masing.

 Pandangan Behavior Theory Menurut Pandangan Para Ahli:


1) James Owen (1973): Berkeyakinan bahwa perilaku dapat dipelajari. Hal ini
berarti bahwa orang yang dilatih dalam perilaku kepemimpinan yang tepat
akan dapat memimpin secara efektif. Namun demikian hasil penelitian telah
membuktikan bahwa perilaku kepemimpinan yang cocok belum tentu
sesuai dengan situasi yang lain
2) Robert F. Bales (Stoner, 1986): Mengemukakan hasil pemelitian, bahwa
kebanyakan kelompok yang efektif mempunyai bentuk kepemimpinan
terbagi (shared leadership), seumpama satu oramg menjalankan fungsi
tugas dan anggota lainnya melaksanakan fungsi sosial. Pembagian fungsi
ini karena seseorang perhatian akan terfokus pada satu peran.

 Ciri dari Behavior Theory:


1) Konsiderasi dan struktur inisiasi: Perilaku seorang pemimpin yang
cenderung mementingkan bawahan memiliki ciri-ciri ramah tamah, mau
berkonsultasi, mendukung, membela, mendengarkan, menerima usul dan
memikirkan kesejahteraan bawahan serta memperlakukannya setingkat
dirinya. Disamping itu, terdapat kecenderungan perilaku pemimpin yang
lebih mementingkan tugas orientasi
2) Berorientasi kepada bawahan dan produksi: Perilaku pemimpin yang
berorientasi yang berorientasi kepada bawahannya ditandai oleh penekanan
pada hubungan atasan-bawahan, perhatian pribadi pemimpin pada
pemuasan kebutuhan bawahan serta menerima perbedaan kepribadian,
kemampuan dan perilaku bawahan. Sedangkan perilaku pemimpin yang
berorientasi pada produksi memiliki kecenderungan penekanan pada segi
teknis pekerjaan, pengutamaan penyelenggaraan dan penyelesaian tugas
serta pencapaian tujuan.
 Kelebihan Behavior Theory:
Teori ini mampu mematahkan teori sebelum-sebelumnya tentang bagaimana
terbentuknya sebuah jiwa kepemimpin yang berasal dari cara pembelajaran,
observasi, dan pengalaman.

 Kekurangan Behavior Theory:


Teori Kepemimpinan Perilaku belum dilengkapi deangan suatu faktor, yakni
penyesuaian terhadap situasi dan kondisi. Karena situasi dan kondisi tidak akan
sama dan selalu ada cara kepemimpinan yang berbeda untuk menangani situasi
dan kondisi yang berbeda.

5. Teori Kontingensi atau Teori Situasional


Teori kontingensi adalah teori kesesuaian pemimpin yang berarti menyesuaikan
pemimpin dengan kondisi yang tepat. Teori yang dikemukakan oleh fiedler’s ini
berpendapat bahwa, kinerja pemimpin ditentukan dari pemahamannya terhadap situasi
dimana mereka memimpin. Filosofi pola pikir teori kontingensi berdasarkan bahwa
setiap organisasi memiliki karakteristik masing-masing dan menghadapi masalah yang
berbeda. Oleh karena itu, pendekatan ini mempunyai pandangan bahwa situasi yang
berbeda harus dihadapi dengan perilaku kepemimpinan yang berbeda pula, dan setiap
organisasi harus dihadapi dengan gaya kepemimpinan tersendiri.
Inti dari Teori Kontigensi ini pada dasarnya terletak pada pandangannya dalam
melihat hubungan antar organisasi dan hubungan antara organisasi dengan
lingkungannya. Menurut teori ini, hubungan antara satu organisasi dengan lainnya
maupun dengan lingkungannya secara keseluruhan, sangat tergantung pada situasi
(Depens On The Situations). Pandangan yang demikian menuntut baik para ahli teori
organisasi maupun para praktisi atau manajer untuk lebih mengembangkan
kemampuan beradaptasi, lebih luwes dan lebih sederhana dalam proses pengambilan
keputusan yang dibuatnya.

 Dorongan dari Para Ahli:


1) Joan Woodward: Menunjukkan bahwa berbagai organisasi perusahaan
atau firma yang dibangun atas dasar prinsip-prinsip yang dikemukakan oleh
para ahli teori organisasi kalsik, tidak selalu mengalami keberhasilan dari
sudut pandang komersial.
2) Jay W. Lorsch dan Paul L. Lawrence: Menunjukkan bahwa organisasi-
organisasi yang sukses selalu disusun strukturnya dalam pola yang
konsistem dengan tuntutan lingkungannya. Pola hubungan yang demikian
dibuktikan oleh Lorsch dan Lawrence melalui pengujian terhadap empat
komponen atau variabel dasar:
 Tingkat formalitas dari struktur
 Orientasi tujuan organisasi
 Orientasi waktu
 Orientasi hubungan interpersonal.

 Kelebihan Teori Kontingensi atau Teori Situasional:


1) Menyelaraskan tone kinerja yang umum.
2) Menonjolkan pengaruh multi-arah.
3) Memanfaatkan penugasan yang spesifik sebagai ukuran kinerja ketimbang
menyeragamkan penugasan untuk banyak individu yang berbeda.
4) Memungkinkan pemimpin mendorong perubahan perilaku secara efektif.
5) Mempercepat laju dan kualitas pengembangan karyawan
6) Mengajarkan para pemimpin untuk menafsirkan dan menanggapi
lingkungan mereka secara akurat dan efektif.

 Kekurangan Teori Kontingensi atau Teori Situasional:


1) Menciptakan kebingungan dalam kelompok ketika pemimpin harus
mengubah pendekatannya untuk satu anggota tim, bawahan dapat
mempertanyakan maksud dari pendekatan tersebut.
2) Anggota tim membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri terhadap
perubahan yang tiba-tiba.
3) Dapat mengganggu semangat tim dan hubungan dengan pemimpin.
4) Berpotensi jadi tindakan manipulatif dan koersif jika tidak dilakukan
dengan cermat dan hati-hati oleh pemimpin.

Kesimpulan dari 5 teori di atas, yaitu:


1. Teori Great Man:
Teori ini mengatakan bahwa jiwa kepemimpinan muncul pada seseorang
semenjak ia dilahirkan atau dapat dikatakan bahwa jiwa kepemimpinan lahir dari
warisan atau karateristik bawaan yang dimiliki keluarga. Jadi teori ini
menganggap seseorang bisa menjadi pemimpin yang hebat ketika ia dianggap
terlahir dari keluarga memiliki warisan dan dirinya bisa mengembangkan jiwa
pemimpin itu menjadi suatu hal yang tepat.
Namun hal tersebut dianggap salah, karena tidak semua orang yang memiliki
warisan jiwa pemimpin yang baik serta dapat mengembangkannya. Karena pada
kenyataannya jiwa kepempimpinan bisa muncul karena adanya proses dari dalam
dirinya sendiri.
2. Teori Big Bang:
Teori ini mengatakan bahwa jiwa kepemimpinan pada diri seseorang muncul
ketika ia dihadapkan pada sebuah situasi, peristiwa atau kejadian besar yang pada
akhirnya mengharuskan seseorang untuk bisa memperbaiki atau mengubah
perubahan yang besar. Yang dimana pada akhirnya seseorang tersebut akan
termotivasi dan memiliki daya juang yang tinggi karena berada dalam situasi
seperti itu.
Namun seseorang dengan jiwa kepemimpinan seperti itu pada akhirnya tidak
bisa bertahan lama atau tidak menjamin bahwa ia akan menjadi pemimpin yang
hebat atau berhasil dalam masa kepemimpinannya. Karena jiwa pemimpinnya
muncul berdasarkan situasi yang dapat dikatakan sebagai keadaan keterpaksaan.

3. Trait Theory:
Teori ini mengatakan bahwa jiwa kepemimpinan terlahir pada seseorang
dengan kepribadian atau sifat tertentu. Mereka fokus untuk membangun jiwa yang
baik dan positif untuk dirinya agar bisa menjadi pemimpin yang hebat. Dalam teori
ini seseorang dianggap dapat dengan mudah bisa mengubah kepribadiannya untuk
bisa melakukan hal-hal yang baik agar dapat mencapai keberhasilan dalam
memimpin.
Namun seseorang dengan jiwa kepemimpinan seperti itu pada akhirnnya hanya
membuat orang tersebut terlalu fokus untuk memenuhi banyaknya sifat-sifat yang
baik tanpa memikirkan mana sifat yang baik dan tidak baik untuk menjadi seorang
pemimpin. Orang tersebut akhirnya hanya fokus kepada dirinya sendiri tanpa
memikirkan kebutuhan anggota ataupun orang lain.

4. Behavior Theory:
Teori ini mengatakan bahwa jiwa kepemimpinan muncul pada seseorang
melalui persiapan, pengetahuan serta dorongan dan kemauan yang ada pada diri
sendiri. Orang dengan jiwa pemimpin seperti ini juga tidak hanya fokus terhadap
dirinya sendiri melainkan juga peduli kepada orang lain dan peka terhadap
lingkungan sekitarnya. Orang tersebut juga belajar dari pengalaman, terus
melakukan pembelajaran, memperhatikan kebutuhan bawahan serta menerima
perbedaan perilaku maupun kebutuhan bawahannya dan bahkan ia juga ingin
selalu memuaskan bawahannya dengan terus mendukung agar bisa
mensejahterakan bawahannya.
Namun seseorang dengan jiwa kepemimpinan seperti ini terkadang sulit dalam
melakukan penyesuaian terhadap situasi ataupun kondisi, jadi terkadang pemimpin
dengan teori ini sulit dalam menangani situasi ataupun kondisi yang berbeda pada
biasanya.
5. Teori Kontingensi
Teori ini mengatakan bahwa seorang pemimpin harus memiliki pemahaman
terhadap bagaimana tempat dimana mereka memimpin. Karena disetiap organisasi
ataupun perusahaan memiliki karateristik masing-masing dan cara penyelesaian
masalahnya juga berbeda. Jadi dalam teori ini pemimpin harus memiliki
pandangan bagaimana pemimpin dalam mengelola masalah yang dihadapi sesuai
dengan gaya dan perilaku kepemimpinannya tersendiri, dengan itu seorang
pemimpin akan lebih mudah dalam mengambil sebuah keputusan.
Namun seseorang dengan jiwa kepemimpinan seperti ini terkadang membuat
seorang pemimpin sulit dimengerti oleh bawahannya. Karena si pemimpin
terkadang adanya perbedaan pendekatan antar ke anggota atau bawahan satu
dengan yang lainnya. Jadi terkadang para anggota lainnya membutuhkan waktu
untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan yang tiba-tiba terjadi pada si
pemimpin.

Kesimpulan Dari Kelompok 3:


Jadi, menurut kelompok kami dari ke 5 teori tersebut, teori kepemimpinan
“Behavior Theory (Teori Perilaku)” yang kami anggap paling baik di antara 5 teori
lainnya. Dikarenakan jika dibandingkan dengan ke 4 teori lainnya, behavior theory
merupakan teori yang memiliki karateristik jiwa pemimpin yang paling baik. Dimana
seorang pemimpin dengan jiwa behavior theory ini akan selalu membawa dampak
yang baik bagi para anggota ataupun bawahannya. Karena orang dengan jiwa
kepemimpinan seperti ini tidak hanya focus terhadap dirinya sendiri, namun juga
peduli terhadap lingkungan sekitarnya dan selalu belajar dari pengalaman. Sehingga
hubungan si pemimpin dengan bawahannya akan terus berjalan dengan baik karena si
pemimpin selalu menerima dan mendengarkan kepentingan bersama. Dengan itu
orang dengan jiwa kepemimpinan ini akan menjadi pemimpin yang hebat.
Namun, seorang pemimpin dengan jiwa kepemimpinan seperti ini juga harus terus
belajar untuk dapat menyesuaikan bagaimanapun situasi atau kondisi yang tepat.

Anda mungkin juga menyukai