Oleh :
Manajemen Bisnis 6C
Kelompok 3
PENYELESAIAN:
3. Trait Theory:
Teori ini mengatakan bahwa jiwa kepemimpinan terlahir pada seseorang
dengan kepribadian atau sifat tertentu. Mereka fokus untuk membangun jiwa yang
baik dan positif untuk dirinya agar bisa menjadi pemimpin yang hebat. Dalam teori
ini seseorang dianggap dapat dengan mudah bisa mengubah kepribadiannya untuk
bisa melakukan hal-hal yang baik agar dapat mencapai keberhasilan dalam
memimpin.
Namun seseorang dengan jiwa kepemimpinan seperti itu pada akhirnnya hanya
membuat orang tersebut terlalu fokus untuk memenuhi banyaknya sifat-sifat yang
baik tanpa memikirkan mana sifat yang baik dan tidak baik untuk menjadi seorang
pemimpin. Orang tersebut akhirnya hanya fokus kepada dirinya sendiri tanpa
memikirkan kebutuhan anggota ataupun orang lain.
4. Behavior Theory:
Teori ini mengatakan bahwa jiwa kepemimpinan muncul pada seseorang
melalui persiapan, pengetahuan serta dorongan dan kemauan yang ada pada diri
sendiri. Orang dengan jiwa pemimpin seperti ini juga tidak hanya fokus terhadap
dirinya sendiri melainkan juga peduli kepada orang lain dan peka terhadap
lingkungan sekitarnya. Orang tersebut juga belajar dari pengalaman, terus
melakukan pembelajaran, memperhatikan kebutuhan bawahan serta menerima
perbedaan perilaku maupun kebutuhan bawahannya dan bahkan ia juga ingin
selalu memuaskan bawahannya dengan terus mendukung agar bisa
mensejahterakan bawahannya.
Namun seseorang dengan jiwa kepemimpinan seperti ini terkadang sulit dalam
melakukan penyesuaian terhadap situasi ataupun kondisi, jadi terkadang pemimpin
dengan teori ini sulit dalam menangani situasi ataupun kondisi yang berbeda pada
biasanya.
5. Teori Kontingensi
Teori ini mengatakan bahwa seorang pemimpin harus memiliki pemahaman
terhadap bagaimana tempat dimana mereka memimpin. Karena disetiap organisasi
ataupun perusahaan memiliki karateristik masing-masing dan cara penyelesaian
masalahnya juga berbeda. Jadi dalam teori ini pemimpin harus memiliki
pandangan bagaimana pemimpin dalam mengelola masalah yang dihadapi sesuai
dengan gaya dan perilaku kepemimpinannya tersendiri, dengan itu seorang
pemimpin akan lebih mudah dalam mengambil sebuah keputusan.
Namun seseorang dengan jiwa kepemimpinan seperti ini terkadang membuat
seorang pemimpin sulit dimengerti oleh bawahannya. Karena si pemimpin
terkadang adanya perbedaan pendekatan antar ke anggota atau bawahan satu
dengan yang lainnya. Jadi terkadang para anggota lainnya membutuhkan waktu
untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan yang tiba-tiba terjadi pada si
pemimpin.