Anda di halaman 1dari 6

KEPEMIMPINAN

PENGERTIAN KEPEMIMPINAN

Menurut A.A.Gede Muninjaya, 2004 adalah :

 Suatu inisiatif untuk bertindak yang menghasilkan suatu pola yang


konsisen alam rangka mencari jalan pemecahan dari suatu persoalan
bersama

Menurut George R.Terry, adalah :

 Aktifitas untuk mempengaruhi orang-orang agar diarahkan mencapai


tujuan

Menurut Moejiono, 2002 adalah :

 Sebagai akibat pengaruh satu arah, karena pemimpin mungkin memiliki


kualitas-kualitas tertentu yang membedakan dirinya dengan pengikutnya

Menurut Young (dalam Kartono, 2003) adalah :

 Bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup


mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang
berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian
khusus yang tepat bagi situasi yang khusus.

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa, Kepemimpinan


merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok,
kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki
kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan oleh
kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok.
TEORI KEPEMIMPINAN

Menurut A.A.Muninjaya, 2004 teori kepemimpinan ada tiga tingkat,


yaitu:

1. Tingkat I : teori orang-orang besar dan sifat-sifat pemimpin

2. Tingkat II : teori situasi dan interaksi

3. Tingkat III : teori yang dikaitkan dengan tujuan organisasi dan langkah-
langkah untuk mencapainya

Teori Kepemimpinan Tingkat I

a) Teori orang-orang besar


Filosofi Aristoteles menjelaskan bahwa ada orang tertentu yang memang
dilahirkan untuk menjadi pemimpin, sedangkan sebagian orang lain akan
menjadi pengikut.
b) Teori sifat-sifat kepemimpinan (trait)
Sifat-sifat kepemimpinan orang-orang besar dapat dipelajari dan disusun
dalam sebuah daftar. Begitu seorang calon pemimpin yang potensial
sudah diidentifikasi, ia kemudian dipersiapkan untuk dapat mempelajari
sifat-sifat pemimpin dan mengembangkannya sendiri melalui berbagai
pengalaman praktis. Contoh: kerajaan, kesultanan, kekaisaran (sistem
monarki)

c) Kelebihan : Perintah pemimpin diterima secara lugas sepanjang perintah


ini datang dari seorang pewaris pimpinan, pucuk kepemimpinan
diberikan tanggung jawab untuk melestarikan sistem monarki, tidak ada
kontroversi tentang yang terpilih.
d) Kekurangan : calon pewaris tahta belum tentu memiliki kecakapan,
pengetahuan, dan keterampilan dalam melakukan kepemimpinan.

Teori Kepemimpinan Tingkat II

a) Teori Situasi : Pemimpin adalah yang berani melakukan perubahan


drastis apabila situasi memberikan peluang
b) Teori Interaksi : Pemimpin tidak hanya dipengaruhi oleh faktor situasi
tetapi juga faktor kepribadian/sifat/trait, kepribadian seseorang
(pemimpin) dan interaksinya dengan kelompok menunjukkan efektifitas
kepemimpinan.

Teori Kepemimpinan Tingkat III

a) Teori manajerial : Adanya penerapan fungsi manajemen POAC


(Planning, Organising, Actuating, Controlling)
b) Teori eksekutif : Pemimpin berperan menjaga keseimbangan kehidupan
organisasi, mediator, inovasi
c) Teori X dan Y (Mc Gregor, 1960) : Berdasarkan pada teori motivasi yaitu
X (manusia malas) maka pemimpin memaksa sifatnya, sedangkan Y
(manusia suka bekerja) maka pemimpin menciptakan kondisi agar staf
menyelesaikan tugas dengan optimal
d) Teori MBO (Management By Objective, Peter Drucker, 1973) : Gaya
kepemimpinan yang menyatukan tujuan organisasi dengan upaya
mensejahterakan dan pengembangan pribadi staf
e) Teori Z (Ouchi, 1981) : Menekankan pengambilan keputusan bersama,
keterlibatan anggota menghasilkan produk bermutu, komitmen jangka
panjang & saling percaya pada organisasi
f) Teori Path Goal (Evans, 1970) : Motivasi, kepuasan,penghargaan anggota
tercapai apabila pemimpin memberikan perhatian terutama dalam hal
langkah yang diambil untuk mencapai tujuan
g) Teori kontigensi (Fiedler, 1967) : gaya kepemimpinan berdasarkan situasi
hubungan dengan staf, struktur tugas, posisi dan kekuasaan pemimpin
h) Teori Tiga Dimensi (Harsey Blanchard, 1988) :
 Telling: Instruksi tugas, hubungan interpersonal kurang,
pengawasan ketat,staf dianggap belum siap melaksanakan tugas
 Selling: mulai membuka hubungan interpersonal, penjelasan
tentang keputusan yang diambil, staf diberi kesempatan bertanya
 Participating: curah pendapat dengan staf, memfasilitasi
pengambiln keputusan, staf dianggap lebih siap melaksanakan
tugas, pemimpin dan anggota organisasi bersama melakukan
evaluasi
 Delegating: pemimpin menyerahkan sepenuhnya tanggung jawab,
mampu mengambil keputusan, pemimpin mengurangi hubungan
interpersonal.
i) Manajerial Grid (Blake, Mouton, 1985): terdapat 5 gaya kepemimpinan
yaitu:
 Perhatian produk tinggi pada manusia rendah
 Perhatian produk rendah pada manusia tinggi
 Perhatian roduk & manusia rendah
 Perhatian produk & manusia tidak dikembangkan
 Perhatian produk & manusia tinggi

GAYA (STYLE) KEPEMIMPINAN

Teori continuum leadership yang dikembangkan oleh Tannenbaum, Weschter


dan Massarik tahun 1961 menyebutkan bahwa gaya yang dikembangkan oleh
seorang pemimpin dipengaruhi oleh tiga faktor (kekuatan) utama, yaitu :

1. Faktor kekuatan yang bersumber pada dirinya sendiri sebagai pemimpin


2. Faktor kekuatan yang bersumber pada kelompok yang dipimpin
3. Faktor kekuatan yang tergantung pada situasi

Kurt Lewin, Lippit dan White (1930) membedakan ketiga gaya kepemimpinan
sebagai berikut :

1. Gaya Kepemimpinan yang autocratic (autoritarian, restrictive, directive)


Pemimpin menentukan semua kebijakan, kemudian memberikan petunjuk
untuk penerapannya. Memberikan kebebasan kepada staf sesuai dengan
batas-batas kebijakannya yang cukup ketat.
2. Gaya democratic (participative, egalitarian)
Pemimpin menyarankan kepada anggota kelompok untuk
mengembangkan keputusannya sendiri. Pemimpin memberikan wawasan
kepada anggota kelompok tentang tugas-tugas kelompok yang harus
dikerjakan dan langkah-langkah yang perlu diambil sebelum kelompok
mulai melaksanakan tugasnya.
3. Gaya laissez-faire (permissive, free rein)
Gaya kepemimpinan ini memberikan kebebasan penuh kepada kelompok.
Dukungan fasilitas dan sumber daya sudah tersedia dan anggota diminta
bekerja secara optimal. Pemimpin hanya bertugas memberikan tanggapan
jika ada pertanyaan yang diajukan kepadanya.
Kombinasi ketiga gaya tersebut akan menghasilkan gaya kepemimpinan
multikratic, yaitu serangkaian perilaku pemimpin yang berkembang untuk
menghadapi berbagai jenis situasi (O’Donnovan, 1975)

ETIKA KEPEMIMPINAN

Etika kepemimpinan adalah sejumlah sifat-sifat utama yang harus dimiliki seorang


pemimpin agar kepemimpinannya dapat efektif dan efisien untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan.
Etika kepemimpinan adalah perilaku berstandar normatif berupa nilai-
nilai moral, norma-norma, dan hal-hal yang baik-baik.
Adapun etika dalam kepemimpinan yakni :
 Menjaga perasaan orang lain,
 Memecahan masalah dengan rendah hati,
 Menghindari pemaksaan kehendak tetapi menghargai pendapat orang lain,
 Mengutamakan proses dialogis dalam memecahkan masalah,
 Menanggapi suatu masalah dengan cepat, dan sesuai dengan keahlian,
Menyadari kesalahan dan berusaha untuk memperbaiki serta mengedepankan
sikap jujur, disiplin, dan dapat dipercaya.

Ada beberapa saran yang di adaptasi dari Blanchard dan Peale (1998) berikut ini:
a. berperilaku sedemikian rupa sejalan dengan tujuan anda
b. berperilaku sedemikian rupa sehingga anda secara pribadi merasa bangga akan
prilaku anda
c. berperilaku dengan sabardan penuh keyakinan akan keputusan anda dan diri
anda sendiri
d. berperilaku dengan teguh
e. berperilaku secara konsisten dengan apa yg benar-benar penting

SIFAT KEPEMIMINAN IDEAL


Beberapa sifat kepemimpinan yang ideal untuk menjalankanfungsi manajemen
mempunyai ciri-ciri, sebagai berikut:
1. Fisik
Fisik yang menyenangkan dan sempurna
2. Berguna dan mampu mengarahkan
Berguna bagi orang lain dan mampu mengarahkan kepada orang lain
untuk mengikuti sarannya.
3. Antusias
Bersemangat dalam segala situasi dan kondisi, sehingga orang-orang di
sekitar ikut semangat.
4. Berpengaruh
Berpikiran positif pada semua orang dan memberikan pengaruh positif.
5. Integritas
Menjaga setiap langkah hidupnya menjadi seorang yang berkelakuan baik,
jujur, mengerjakan segala sesuatu sesuai aturan yang di tetapkan.
6. Mempunyai keahlian
Banyak belajar dan meningkatkan kemampuan wawasan di segala bidang
dan mampu menyelesaikan setiap tugas.
7. Kemampuan mengambil keputusan
Mampu membuat keputusan secara tepat dan cepat
8. Cerdas
Bekerja secara cerdas
9. Mampu membimbing
Kesabaran dalam membimbing tidak hanya mampu memerintah
10. Damai
Nyaman dan tenang apabila berdekatan dengan pemimpin.

REFRENSI

http://www.cicikresticonsultant.com/etika-kepemimpinan/

Susatyo Herlambang, SE, MM. & Arita Murwani, S.Kep, M.Kes., Cara Mudah Memahami
“Manajemen Kesehatan dan Rumah Sakit”, Gosyen Publishing, Yogyakarta, 2012.

Eka Wilda Faida, SKM, M.Kes., Buku Ajar “ Dasar Organisasi & Manajemen (MUK I), STIKES
Yayasan Rumah Sakit Dr.Soetomo, Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai