Anda di halaman 1dari 5

John Maxwell mengatakan bahwa “leadership is influence, nothing more nothing less"

Kepemimpinan bukanlah sebuah posisi.


Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi.
Seorang atasan yang memiliki posisi structural belum tentu bisa mempengaruhi anggota timnya.
Sebaliknya, seorang karyawan yang tidak memiliki posisi structural bisa saja lebih didengarkan oleh
anggota tim kerja yang lain daripada atasannya yang memiliki posisi structural.
Jadi, tanpa kemampuan mempengaruhi seorang atasan hanyalah atasan belaka, bukanlah pemimpin.

Peter Drucker juga mengatakan bahwa "the only definition of leader is who has followers"
Tanpa ada orang lain yang bersedia untuk mengikuti, maka seseorang bukanlah pemimpin, tetapi
hanyalah orang yang berjalan sendirian.

Menurut Hadari Nawawi, fungsi kepemimpinan ada 5.


1. Fungsi instruktif yaitu pemimpin sebagai komunikator yang menentukan apa (isi perintah), bagaimana
(cara mengerjakan perintah), bilamana (waktu memulai, melaksanakan, dan melaporkan hasilnya), dan
di mana (tempat mengerjakan perintah), sehingga keputusan dapat diwujudkan secara efektif. Maka
dari itu, fungsi orang yang dipimpin hanyalah melaksanakan suatu perintah.

2. pemimpin menggunakan fungsi konsultatif sebagai bentuk dari komunikasi dua arah untuk usaha
menetapkan keputusan yang membutuhkan pertimbangan dan konsultasi dengan orang yang
dipimpinnya.

3. Dalam Fungsi partisipasi pemimpin dapat mengaktifkan anggotanya dalam pengambilan keputusan
maupun dalam melaksanakannya.

4. dalam Fungsi delegasi, pemimpin memberikan pelimpahan wewenang yang membuat atau sampai
dengan menetapkan keputusan. Fungsi delegasi merupakan kepercayaan seorang pemimpin kepada
seorang yang diberikan pelimpahan wewenang untuk bertanggung jawab.
5. dalam Fungsi pengendalian pemimpin dapat membimbing, mengarahkan, mengoordinasi, dan
mengawasi setiap aktivitas anggotanya.
Etika kepemimpinan dapat diartikan sebagai suatu kaidah atau peraturan tidak tertulis yang harus
dipahami oleh seorang pemipin agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik, dilandasi oleh beberapa
kriteria sebagai berikut :
4. Memiliki sifat dewasa dan Susila sehingga dapat bertanggung jawab secara etis, maupun
membedakan hal yang baik dan buruk serta meiliki tanggung jawab sosial yang tinggi.
5. Memiliki kemampuan mengendalikan diri yaitu mengendalikan pikiran, emosi, keinginan, dan segenap
perbuatan yang disesuaikan dengan norma-norma / kaidah-kaidah kebaikan. Hal ini terpencar sebagai
sikap moral yang baik dan bertanggung jawab

Dengan perkataan lain, “etika kepemimpinan” memberikan landasan kepada setiap pemimpin untuk
senantiasa bersikap krtis, rasional, berani karena benar, sopan, tegas, penuh rasa tanggung jawab dalam
segala tindakan. Kunci seorang peimimpin yang baik dan efektif adalah selalu memberikan contoh dan
bukan perintah.

TEORI
1. great man theory ini menjelaskan bahwa kepemimpinan merupakan konsep yang terkait dengan
kehadiran tokoh besar dalam suatu komunitas. Ada tidaknya tokoh besar tersebut sangat menentukan
eksistensi dan perjalanan sejarah dari komunitas tersebut.
Konsep kepemimpinan berdasarkan teori tokoh besar sepenuh nya berpusat pada kiprah tokoh besar
dalam suatu komunitas. Tokoh besar adalah seorang pria yang terlahir dengan karakteristik istimewa.
Kemudian tokoh besar itu mendayagunakan karakter istimewa yang dimiliki untuk memberi pengaruh
positif dan mengarahkan komunitas dalam menjawab tantangan jaman secara efektif. Teori tokoh besar
ini menggunakan paradigma bahwa seorang pemimpin adalah dilahirkan, sehingga kepemimpinan
sepenuhnya merupakan karunia dari Tuhan Yang Maha Esa Kepemimpinan adalah takdir. Orang tertentu
ditakdirkan oleh Tuhan menjadi tokoh besar dan memimpin komunitasnya. Sedangkan orang orang
lainnya ditakdirkan sebagai pengikut. Kepemimpinan adalah hak prerogatif Tuhan Yang Maha Esa, tanpa
ada intervensi manusia di dalamnya.
2. Kebalikan dari great man theory adalah teori kepemimpinan berdasarkan gaya dan perilaku. Menurut
teori yang berbasis gaya dan 8 perilaku ini, lahirnya pemimpin yang hebat adalah dengan cara dibuat.
Menurut teori ini, pemimpin hebat tidak muncul secara otomatis. Tindakan seorang pemimpin adalah
fokus utama dari teori kepemimpinan ini. Bukan pada kualitas pikiran, sifat, atau karakter bawaan
seseorang. Menurut teori gaya dan perilaku, menjadi seorang pemimpin juga dapat dipelajari dan
dipraktikkan.
3. Trait theory ini juga sering disebut sebagai teori kepribadian. Menurut teori ini, seseorang yang
memiliki ciri kepribadian tertentu sejak lahir atau melalui pelatihan akan berhasil dalam peran
kepemimpinan. Dapat diartikan sebagai kualitas tertentu dari kepribadian seseorang. Contoh kualitas
yang menjadikan seorang pemimpin yang baik antara lain kecerdasan, keberanian, keterampilan,
pengetahuan, imajinasi, daya tanggap, kreativitas, fisik, disiplin, rasa tanggung jawab, dan nilai-nilai
lainnya.
4. Teori perilaku atau behavioral theories ini menawarkan pandangan baru tentang kepemimpinan. 9
Pendekatan ini menekankan pada tindakan para pemimpin daripada atribut fisik, mental, dan sosial
mereka. Teori ini juga mengklaim bahwa kesuksesan seorang pemimpin ditentukan oleh tindakannya.
Seperti saat menjalankan fungsi kepemimpinan. Dan bisa dipelajari atau diteliti. Lebih lanjut, teori ini
menyiratkan bahwa kepemimpinan yang sukses dapat dibangun di atas perilaku yang dapat dipelajari
5. Teori kontingensi mengasumsikan bahwa tidak ada satu cara terbaik untuk menyatakan dan
memimpin. Teori ini berasumsi bahwa setiap gaya kepemimpinan harus didasarkan pada kondisi dan
situasi tertentu. Berdasarkan teori kontingensi ini, seseorang mungkin dapat berhasil tampil dan
memimpin, dengan sangat efektif dalam situasi, kondisi, dan tempat tertentu.
6. Menurut teori ini, pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu melayani dan menegakkan
kesehatan fisik dan mental anggota atau pengikutnya. 10 Memenuhi kebutuhan pengikut biasanya
menjadi fokus gaya kepemimpinan ini. Serta membantu mereka dalam mengembangkan kemandirian
dan perspektif yang lebih luas. Menurut teori ini, empati diperlukan untuk kepemimpinan yang efektif.
7. Transaksional berasal dari kata dasar transaksi. Teori ini menggambarkan sebuah gaya
kepemimpinan yang berdasar pada perjanjian atau kesepakatan. Perjanjian atau kesepakatan
tersebut dibuat seseorang dengan orang lain.
Dalam hal ini, tentu yang menjadi pelaksana adalah pemimpin dan staf atau anggotanya.
Perjanjian tersebut dibuat dengan tujuan mendapat pertukaran atau transaksi yang sepadan.
Atau saling menguntungkan di antara pemimpin dan stafnya.
8. Teori ini mengacu pada kata transformasi, kata tersebut memiliki arti umum perubahan. Teori
kepemimpinan transformasional adalah sebuah teori yang mengarahkan pada istilah
“memanusiakan manusia”. Teori ini mengedepankan pendekatan personal pemimpin dengan
bawahannya atau organisasi.
1. Generasi Pertama: "Seperti apakah sang pemimpin itu?"
Generasi ini merupakan generasi awal dalam pembahasan kepemimpinan sebagai sebuah konsep.
Pembahasan lebih banyak mengulas mengenai apa saja yang menjadi ciri atau karakteristik
(sifat, watak karakter, kepribadian, atau kekhasan) yang dapat membedakan sang pemimpin
dengan para pengikut. Teori kepemim pinan generasi pertama ini berupa: Great Man Theory.
Trait Theory, Skill Theory, dan Implicit Leadership. Ada pun Implicit Leadership secara khusus
membahas mengenai karakteristik sang pemimpin dari sudut pandang para pengikutnya.

2. Generasi Kedua: "Apa yang dilakukan oleh sang pemimpin?" Generasi ini berkembang sejak era tahun
1940-an dan meman dang kepemimpinan dari perspektif perilaku apa saja yang dilakukan oleh sang
pemimpin terhadap para pengikut Ketika berinteraksi dengan para pengikutnya, perilaku apa saja yang
relevan dilakukan oleh sang pemimpin Teori kepemimpinan generasi kedua ini meliputi : Behavioral
Theory dan Leader-Member Exchange.

3. Generasi Ketiga: "Mengapa pemimpin itu efekif dalam situasi tertentu saja?" Selanjutnya sejak era
tahun 1960-an, teori kepemimpinan berkembang lebih lanjut lagi. Dalam berinteraksi dengan para
pengikut sang pemimpin mengalami kondisi atau situasi yang beragam Tidak ada satu pun perilaku baku
yang dapat diterapkan pada semua kondisi dan menghasilkan efektivitas yang sama. Berbeda kondisi,
berbeda karakteristik para pengikut, maka berbeda pula perilaku yang harus ditampilkan oleh sang
pemimpin. Tidak ada satu perilaku pun yang paling tepat untuk semua kondisi atau situasi Yang ada
hanyalah perilaku yang paling sesuai untuk kondisi atau situasi tertentu yang dihadapi. Teori
kepemimpinan generasi ketiga ini meliputi Contingency Theory dan Situational Leadership. Contingency
Theory.

4. Generasi Keempat: "Bagaimana pemimpin itu berpikir, menilai dan bertindak?" Memasuki era tahun
1980-an, teori kepemimpinan pun berkembang memasuki generasi keempat. Pada generasi ini teori-
teori kepemimpinan 13 lebih membahas mengenai bagaimana sang pemimpin itu berpikir, menilai, dan
bertindak. Secara umum, para pemim pin berpikir, menilai, dan bertindak berdasarkan kepentingan para
pengikut atau kepentingan bersama. Sang pemimpin juga berpikir. menilai, dan bertindak dengan
mempertimbangkan keberlangsungan komunitasnya dalam jangka panjang. Kepemimpinan yang efektif
tidak boleh terkecoh oleh imingiming keuntungan jangka pendek semata. Teori-teori kepemimpinan
generasi keempat ini meliputi: Charismatic Leadership, Servant Leadership Transactional-Trans
formational Leadership dan Authentic Leadership.
5. Generasi Kelima: "Bagaimana pemimpin menghadapi perubahan?" Dan perkembangan paling
mutakhir dari teori kepemimpinan adalah generasi kelima. Memasuki abad ke-21, para pemimpin
dihadapkan pada dunia yang tidak lagi statis. Tetapi dunia yang senantiasa berubah. Dunia yang
dipenuhi dengan ketidakstabilan (volatility), ketidakpastian (uncertainty), kerumitan (complexity). dan
kegamangan (ambiguity). Dalam menghadapi VUCA Word tersebut, sang pemimpin mendayagunakan
beragam kekuatan apa saja untuk dapat menjaga keberlangsungan komunitasnya. Pada generasi kelima
ini, teori-teori kepemimpinan yang ber kembang berupa entrepreneurial Leadership, Distributed
Leadership, Spiritual Leadership, dan Leadership Agility.

Kepemimpinan sangat diperlukan oleh suatu organisasi. Berhasil tidaknya organisasi mencapai

tujuannya akan sangat tergantung pada pemimpinnya. karena organisasi memiliki tujuan yg
harus tercapai .. sehingga memerlukan pemimpin yang dapat membantu dan
membimbing para anggota nya untuk meraih tujuan tsb ... dan pemimpin juga
diperlukan untuk jalannya organisasi agar lebih tertata dan kondusif

Seorang pemimpin yang baik dituntut untuk memiliki keterampilan komunikasi yang efektif, mampu
mendelegasikan pekerjaan, membangun interaksi positif dengan anggota tim, dan menciptakan
lingkungan kerja yang kondusif. Untuk mencapai semua itu, seorang pemimpin perlu meningkatkan
kualitas diri.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa hakikat seorang pemimpin yang dikagumi itu sesungguhnya adalah
pemimpin yang berkarakter dan mampu memotivasi para pengikutnya ke arah nilai-nilai luhur yang
dicita citakan.

Anda mungkin juga menyukai