sehingga tak ada pihak lain yang menyainginya. Pasar ini menjadi bentuk interaksi antara
permintaan dan penawaran di mana hanya ada satu produsen yang berhadapan dengan banyak
konsumen.
Pasar ini juga disebut tidak memiliki unsur persaingan. Pasalnya, dalam pasar jenis ini, perusahaan
biasanya memproduksi barang atau jasa yang tidak bisa diproduksi oleh perusahaan lain.
Dengan demikian, para pembeli tidak punya pilihan lain untuk menggunakan barang atau
jasa yang diproduksi perusahaan tersebut.
Bagi perusahaan monopoli, iklan dibutuhkan hanya untuk memelihara hubungan baik
dengan masyarakat, bukan untuk menarik pembeli atau meningkatkan penjualan.
FAKTOR=FAKTOR TERBENTUKNYA MONOPOLI
Perusahaan tidak memiliki pesaing karena adanya hambatan bagi perusahaan lain
untuk memasuki industri yang bersangkutan. Dilihat dari penyebabnya, hambatan
masuk dikelompokkan menjadi hambatan teknis dan hambatan legalitas.
a. Hambatan teknis (Technical Barriers to Entry)
Ketidakmampuan bersaing secara teknis menyebabkan perusahaan lain sulit
bersaing dengan perusahaan yang sudah ada. Keunggulan secara teknis ini
disebabkan oleh beberapa hal:
1. Perusahaan memiliki kemampuan dan atau pengetahuan khusus yang
memungkinkan berproduksi sangat efisien.
2. Tingginya tingkat efisiensi memungkinkan perusahaan monopolis
mempunyai kurva biaya yang menurun. Makin besar skala produksi, biaya
marjinal makin menurun, sehingga biaya produksi per unit makin rendah.
3. Perusahaan memiliki kemampuan kontrol sumber faktor produksi, baik
berupa sumber daya alam, sumber daya manusia maupun lokasi
produksi. Kelompok konglomerat di Indonesia mempunyai kemampuan
monopoli secara teknis, karena mampu mengontrol faktor produksi
berupa bahan baku (misalnya batu kapur untuk pabrik semen). Selain
bahan baku, faktor produksi yang dimonopoli konglomerat adalah Sumber
Daya Manusia yang berkualitas. Lokasi produksi yang khusus juga
menyebabkan perusahaan memiliki kemampuan teknis (biaya transportasi
sangat rendah) yang menyebabkan daya monopoli.
Perusahaan mencapai keseimbangan dalam jangka pendek dan panjang. Dalam jangka pendek
perusahaan dapat menikmati laba supernormal. Adapun dalam jangka panjang perusahaan hanya
Menikmati laba normal. Keseimbangan jangka pendek tercapai bila MR=MC, karena memiliki daya
monopoli walau terbatas. Kondisi keseimbangan perusahaan yang bergerak dalam pasar persaingan
monopolistik sama dengan perusahaan yang bergerak dalam pasar monopoli. Pada saat MR=MC di titik
E, sama halnya dengan perusahaan monopolis, harga jual lebih besar dari biaya marginal (P>MC). Tetapi
kemampuan eksploitasi laba relatif terbatas, karena kurva permintaan yang di hadapi sangat landai.