Pasar monopoli dan lebih lazim disebut monopoli dapat didefinisikan sebagai
struktur pasar atau industry dimana terdapat hanya seorang penjual saja. Di samping sifat
ini, pasar monopoli mempunyai beberapa ciri-ciri lain.
Ciri-ciri suatu pasar monopoli adalah seperti yang di uraikan di bawah ini.
Hal ini rasanya tidak perlu diterangkan lagi.Sifat ini sudah secara jelas dilihat
dari definisi diatas, yaitu hanya ada satu saja perusahaan dalam industri tersebut.
Dengan demikian barang atau jasa yang dihasilkannya tidak dapat dibeli dari tempat
lain. Para pembeli tidak mempunyai pilihan lain, kalau mereka menginginkan barang
tersebut maka mereka harus membeli dari perusahaan tersebut. Syarat-syarat penjualan
tersebut sepenuhnya di tentukan oleh pengusaha monopoli itu, dan para pembeli tidak
dapat berbuat suatu apapun di dalam menentukan syarat jual beli.
C. Sebab-sebab monopoli
Suatu perusahaan dapat berada pada posisi monopoli untuk suatu produk apabila
perusahaan lain menganggap industry tertentu tidak menguntungkan untuk dimasuki atau
jika mereka melihat tidak ada kemungkinan masuk pasar. Oleh karena itu hambatan untuk
masuk (barrier to entry) menjadi penyebab utama semua kekuatan monopoli. Jika
perusahaan lain dapat masuk pasar, maka menurut definisi bentuk monopoli tidak ada lagi.
Ada dua jenis hambatan yang umum untuk masuk pasar : hambatan teknis dan hambatan
hokum (technical and legal barriers).
D. Macam-macam monopoli
Meskipun selama ini belum ada pembagian yang tegas mengenai macam-macam
monopoli, ada baiknya juga dicoba untuk membedakannya mengingat pada kenyataannya
terdapat beberapa macam monopoli, yaitu:
Monopoli usaha adalah monopoli yang dilakukan oleh perusahaan atau badan
usaha karena menguasai produksi dan penjualan suatu produk atau jasa secara
sendiri/tanpa saingan dalam suatu pasar. Sebagai missal : untuk kasus di Indonesia
sebelum tahun 1997, PT.Bogasari adalah perusahaan monopoli usaha tepung terigu,
PT.Telkom sebelum tahun 2001 untuk penyediaan jasa telepon tetap dan panggilan
interlokal pada tahun 2003-2004.
2. Monopoli Perusahaan
Monopoli yang berasal dari satu kelompok usaha yang terdiri atas beberapa
perusahaan yang menghasilkan produk yang relatif sama atau generik 9fungsi dan
manfaat yang sama). Misalnya Indofood yang menghasilkan dan menjual produk mie
instan di Indonesia terdiri atas beberapa perusahaan yang menghasilkan Supermie,
menghasilkan Indomie, menghasilkan Sarimie, dan lainnya menguasai hampir 95%
untuk mie instan.
Monopoli jenis ini biasanya berasal dari monopoli perusahaan, akan tetapi bila
perusahaan yang bersangkutan telah menguasai pangsa pasar absolute diatas 50% dan
perusahaan tersebut menjadi/merupakan pemimpin harga untuk produk yang sama
dihasilkan dan dijual dipasaran, maka perusahaan tersebut dapat dikatakan sebagai
perusahaan monopoli pangsa pasar.
Contoh:
Selain yang diuraikan diatas, Monopoli juga ditimbulkan oleh beberapa faktor-faktor
lainnya. Diantaranya yaitu :
1. Perusahaan memiliki sumber daya eksklusif (lain dari yang lain). Karena perusahaan
memiliki dan menguasai sumber daya yang perusahaan lain tidak menguasai dan
memilikinya maka berarti hanya perusahaan tersebutlah yang bisa menghasilkan barang
yang dimaksud, sehingga di pasar perusahaan ini saja yang bisa menjual produk
tersebut. Sebelum China dan konsorsium Inggris dan Prancis bisa membuat roket untuk
membawa satelit ke orbitnya, maka NASA – USA monopoli untuk usaha ini.
2. Adanya skala ekonomis/Monopoli Alamiah. Suatu usaha yang akan dimasuki oleh
perusahaan tentu saja memperhatikan keuntungan yang bakal didapatnya dari
operasionalnya, sehingga bila kesempatan terbuka dan peluang untuk ada maka para
pengusaha akan membuka usahanya dibidang yang dimaksud.
Akan tetapi meskipun kesempatan terbuka lebar untuk berusaha, selain
perusahaan yang sudah ada, kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan dalam
jangka waktu tertentu relatif sangat kecil bahkan mungkin tidak ada karena peluang
pasar yang sempit, biaya investasi yang besar dan biaya-biaya tak terduga lainnya.
Umumnya kegiatan usaha ini berada pada pesektor pengolahan baja (industri baja) dan
industri berat lainnya.
Di Indonesia perusahaan yang monopoli karena faktor ini misalnya adalah PT.
Krakatau Steel di Cilegon Jawa Barat (sebelum tahun 2000).Kebijakan penentuan harga
dan pemasarannya berada pada perusahaan itu sendiri.
3. Kebijakan Pemerintah/Hak Exclusive. Pemerintah bisa saja memberikan hak
monopoli kepada pengusaha untuk menghasilkan produk tertentu yang dianggap
penting bagi pemasukan negara dan mendukung pasokan pangan bagi masyarakat atau
dalam rangka melindungi industri dalam negri. Dan untuk ini pemerintah memberikan
jaminan dalam bentuk peraturan dengan tenggang waktu yang relatif sangat lama.
Artinya selama masa pemberian hak monopoli itu, hanya perusahaan yang
ditunjuk saja dapat menghasilkan, menyediakan dan mengadakan produk yang
dimaksud. Contohnya adalah PT. Bogasari yang ditunjuk untuk monopoli tepung terigu
(Import), Dolog monopoli beras dan gula, Indocement monopoli semen (sekerang tidak)
dan lain sebagainya. Bagi perusahaan ini kebijakan penentuan harga ada pada
pemerintah sedangkan pemasarannya diserahkan pada perusahaan.
4. Amanat UUD. Untuk kasus Indonesia dalam UUD 1945 pasal 33 diamanatkan bahwa
negara menguasai segala hal yang menyangkut hajat hidup orang banyak dan
mengelolahnya agar dapat didistribusikan keseluruh lapisan masyarakat. Negara
menguasai dalam bentuk/melalui perusahaan negara yang ditunjuk untuk
mengelolahnya, dengan ketentuan harga dan kebijakan pemasaran berada ditangan
pemerintah. Contoh perusahaan ini di Indonesia misalnya adalah PT. PLN.
Pada perusahaan monopoli, umumnya penetapan harga berasal dari perusahaan itu
sendiri dan berapa banyak barang yang dihasilkan juga tergantung dari kebijakan
perusahaan.Bila perusahaan ingin mendapatkan keuntungan yang banyak maka dapat saja
perusahaan menghasilkan barang dalam jumlah sedikit sehingga harganya relatif tinggi, atau
menjualnya dengan harga murah tapi menghasilkannya dalam jumlah yang banyak. Akan
tetapimengingat biaya produksi yang relatif tinggi maka perusahaan akan cenderung
menghasilkan barang dalam jumlah yang paling efisien sehubungan dengan harga yang
mampu dibayar oleh konsumen.
Pada kenyataannya, meskipun suatu perusahaan monopoli pada suatu pasar, akan
tetapiberdasarkan kepentingan dan latar belakang monopolinya, perusahaan monopoli dapat
saja memberlakukan perbedaan harga dari suatu produk yang mempunyai ciri dan fungsi
yang sama kepada konsumen. Hal ini dilakukan biasanya atas pertimbangan sosial dan rasa
keadilan kepada masyarakat yang memerlukan tapi dengan pengahsilan terbatas. Karena
pertimbangan tertentu, suatu perusahaan monopoli bisa saja mengalami kerugian dalam
operasionalnya karena perusahaan ini melakukan kegiatannya sehubungan dengan
penyediaan kebutuhan masyarakat banyak dengan harga yang relatif rendah/terjangkau
( umumnya perusahaan monopoli ini adalah milik pemerintah yang memang diperuntukkan
mengelola sumber daya tidak semata untuk mencari keuntungan. Dulu di Indonesia terdapat
perusahaan jawatan kereta api dan pegadaian yang menjalankan misi ini, terakhir
perusahaan yang berstatus jawatan di Indonesia adalah TVRI-Januari 2002). Agar
perusahaan ini dapat terus beroperasi maka ia mendapatkan subsidi dari pemerintah. Dalam
bentuk usaha yang bersifat komersial dan dimiliki swasta murni (atau campuran dengan
pemerintah), maka perusahaan monopoli akan melakukan subsidi silang melalui penjualan
produknya dipasar. Artinya perusahaan menghasilkan produk dengan ciri dan fungsi yang
sama akan tetapi dengan harga yang berbeda. Perbedaan harga ini bisa dilakukan dengan
syarat :
1. Barang/Jasa tersebut relatif tidak dapat dipindahkan dari satu pasar kepasar
lainnya. Artinya produsen hanya akan memberikan harga murah pada suatu produk
untuk tempat-tempat tertentu yang dianggap sesuai dengan daya beli masyarakatnya
dan umumnya sangat jauh dari barang yang sama yang dijual dengan harga yang lebih
tinggi.
2. Barang/Jasa itu memang memungkinkan untuk diberlakukannya perbedaan
harga. Untuk produk yang sifatnya subjektif dan merupakan kebutuhan masal, seperti
misalnya layanan kesehatan dari rumah sakit, PLN, dan makanan atau bahan baku.
3. Perbedaan nilai derajat elastisitas produk tersebut. Untuk daerah yang
permintaannya lebih elastis dibandingkan dengan daerah lainnya maka harga dapat
ditetapkan lebih rendah pada daerah yang dimaksud, sebaliknya pada daerah yang nilai
derajat elastisitasnya lebih tinggi dibandingkan dengan daerah lainnya, sebaiknya harga
jualnya juga lebih tinggi.
4. Apresiasi Masyarakat. Perusahaan dapat saja melakukan perbedaan harga untuk suatu
produk yang sama dengan cara membedakan pelayanan penjualannya maupun
kemasannya. Dan masyarakat menyadari hal ini sebagai suatu yang wajar. Masyarakat
yang penghasilan rendah akan merasa berterima kasih dan menyadari mengapa harga
produk yang dibelinya lebih murah dibandingkan dengan yang dibeli oleh konsumen
lain yang berpenghasilan tinggi untuk produk yang sama dengan harga yang mahal.
Misalnya saja mentega atau minyak goreng kiloan tanpa kemasan/dalam kemasan
seadanya dan dijual di pasar tradisional sangat lebih murah dibandingkan dengan
mentega dan minyak goreng yang dikemas dan dijual di supermarket.
1. Perusahaan monopoli mempunyai suatu sumber daya tertentu yang unik dan tidak
dimiliki oleh perusahaan lain. Satu contoh yang jelas dalam hal ini adalah “suara
emas”dari seorang penyanyi terkenal atau kemampuan bermain yang sangat luar biasa
oleh seorang pemain sepak bola. Hanya merekalah yang mempunyai kepandaian
tersebut dan harus dibayar lebih mahal dari biasa apabila masyarakat ingin
menikmatinya.
2. Perusahaan monopoli pada umumnya dapat menikmati skala ekonomi (economic of
scale) hingga ke tingkat produksi yang sangat tinggi. Di dalam abad perkembangan
teknologi berlaku sangat pesat sekali. Di berbagai kegiatan ekonomi tingkat teknologi
adalah sedemikian modernnya sehingga produksi yang efisien hanya dapat dilakukan
apabila jumlah produksinya sangat besar dan meliputi hampir seluruh produksi yang
diperlukan dalam pasar. Keadaan seperti ini berarti suatu perusahaan hanya akan
menikmati skala ekonomi yang maksimum apabila tingkat produksinya adalah sangat
besar jumlahnya. Pada waktu perusahaan mencapai keadaan dimana biaya produksi
mencapai minimum, jumlah produksi adalah hampir menyamai jumlah permintaan
wujud di pasar. Dengan demikian, sebagai akibat dari skala ekonomi yang demikian
sifatnya, perusahaan dapat menurunkan harga barangnya apabila produksi semakin
tinggi. Pada tingkat produksi yang sangat tinggi, harga adalah sedemikian rendahnya
sehingga perusahaan-perusahaan baru tidak akan sanggup bersaing dengan perusahaan
yang terlebih dahulu berkembang. Keadaan ini mewujudkan pasar monopoli.
Hak cipta atau copy right merupakan bentuk lain dari hak paten, yaitu ia
merupakan suatu jaminan hukum untuk menghidari penjiplakan. Tetapi hak cipta
khusus diberikan kepada penulis buku dan penggubah labu.Dengan adanya hak
cipta tersebut hanya penulis atau penggubah lagu saja yang mempunyai hak ke atas
penerbitan buku yang ditulis dan lagu yang digubah.
b. Hak usaha eksklusif. Apabila skala ekonomi hanya dioeroleh perusahaan setelah
perusahaan itu mencapai tingkat produksi yang sangat tinggi, kepentingan khalayak
ramai akan dimaksimumkan apabila perusahaan diberi kesempatan untuk
menikmati skala ekonomi itu, dan pada waktu yang sama diharuskan menjual
produksinya dengan harga yang rendah. Tanpa adanya hak eksklusif untuk
berusaha sebagai perusahaan monopoli akan timbul halangan untuk menikmati
skala ekonomi secara maksimum. Sebagai akibatnya setiap perusahaan akan
menetapkan harga/tariff yang tinggi ke atas barang/jasa yang dihasilkannya.
Keadaan seperti ini menimbulkan kerugian kepada masyarakat, karena mereka
harus membayar produksi perusahaan itu dengan harga yang tinggi. Hak eksklusif
yang menjamin adanya perusahaan tunggal dalam pasar belum menjamin bahwa
harga ditetapkan pada tingkat yang rendah. Untuk menghindari agar perusahaan
tidak mengambil tindakan yang seperti itu, pemerintah di samping memberikan hak
monopoli, akan menetapkan harga/tarif penjualan dari barang/jasa yang disediakan
perusahaan tersebut.
Telah dinyatakan bahwa dalam monopoli hanya ada satu perusahaan dalam pasar. Oleh
karenanya permintaan dalam industri adalah juga permintaan ke atas produksi perusahaan
monopoli tersebut. Suatu monopoli akan dapat memperoleh harga penjualan yang tinggi apabila
produksinya sedikit, dan harga penjualan semakin rendah apabila produksi semakin banyak.
Permintaan yang dihadapi oleh monopoli adalah berbeda dengan yang dihadapi oleh suatu
perusahaan dalam persaingan sempurna. Sebagai akibatnya dalam monopoli, harga selalu lebih
tinggi dan hasil penjualan marjinal.
Contoh Angka:
Untuk lebih memahami sifat hubungan di antara jumlah produksi, harga, hasil penjualan total,
dan hasil penjualan marjinal, di dalam tabel 12.1 dikemukakan suatu contoh hipotetis mengenai
hal tersebut.
Ber
dasarkan tabel diatas, dapat dibuat dua kesimpulan penting. Apabila harga barang menjadi
semakin menurun pada waktu jumlah produksi semakin meningkat, maka:
1. Hasil penjualan total akan mengalami pertambahan, tetapi pertambahan itu semakin
berkurang apabial produksi bertambah banyak. Setelah mencapai satu tingkat produksi
tertentu pertambahannya akan menjadi negatif.
2. Pada umumnya hasil penjualan marjinal lainnya adalah lebih rendah daripada harga.
Hanya pada waktu produksi mencapai satu unit hasil penjualan marjinal=harga.
Sifat-sifat biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan monopoli di dalam jangka pendek
tidak berbeda dengan sifat-sifat biaya produksi jangka pendek yang telah dibahas sebelumnya.
Telah dijelaskan sifat permintaan, harga, hasil penjualan total dan hasil penjualan marjinal dari
suatu perusahaan monopoli. Dengan demikian sekarang telah dapat dikumpulkan informasi yang
cukup untuk menerangkan tentang prinsip penentuan tingkat produksi yang akan
memaksimumkan keuntungan dalam perusahaan monopoli.
i. Biaya tetap total adalah Rp. 4000. Berdasarkan pemisalan ini maka apabila perusahaan
tidak beroperasi, yang berarti jumlah produksi adalah 0, biaya total adalah Rp. 4000
ii. Sehingga produksi 4 unit hukum hasil lebih yang semakin berkurang belum berlaku.
Berarti biaya marjinal semakin rendah, apabila produksi ditambah. Keadaan ini di
gambarkan oleh kenaikan biaya total yang semakin sedikit.
(tabel 12.2)
Dengan adanya data mengenai hasil penjualan total dan biaya total seperti diterangkan di atas
sekarang dapat ditentukan tingkat produksi yang akan memaksimumkan keuntungan.
Untuk menerangkan pendekatan ini terlebih dahulu perlu dihitung hasil penjualan
marjinal dan biaya marjinal.
(tabel 12.3)
Data hasil penjualan marjinal yang ditunjukkan dalam kolom (2) diambil dari data yang
sama dalam kolom (4) dari tabel 12.1. data dalam kolom (3) dihitung dengan formula
berikut:MC=TC2 –TC1. Data mengenai dat total (TC) diambil dari tabel 12.2, kolom (4).
Berdasarkan kepada data dalam kolom (2), (3) dan (4) dapat ditunjukkan tambahan keuntungan
pada setiap tingkat produksi. Apabila perusahaan tidak memproduksikan barang, biaya yang
ditanggung perusahaan adalah Rp. 4000 dan ini meliputi biaya tetap yang mempengaruhi
keuntungan. Oleh sebab itu dalam kolom (3) data tersebut dihitung sebagai “biaya marjinal”.
Berdasarkan kolom (4) dalam (5) ditentukan jumlah keuntungan pada berbagai tingkat
produksi. Data dalam kolom (3) jelas menunjukkan bahwa keuntungan maksimum tercapai pada
tingkat produksi 3 atau 4 unit. Namun demikian dalam analisis dikatakan perusahaan itu akan
memproduksi 4 unit untuk memaksimumkan keuntungan karena pada tingkat produksi tersebut
MC=MR,yaitu masing-masing bernilai Rp.6000.
Dalam bagian ini akan diterangkan pemaksimuman keuntungan dalam perusahaan monopoli
dengan menggunakan pendekatan secara grafik.
Kurva Permintaan, Penjualan Total dan Penjualan Marjinal
Gambar 12.1
50
40
30
20
10
0
0 2 4 6 8 10 12
Jumlah Barang
25
Harga (ribu rupiah)
20
15
10
5
Permintaan (D=AR)
0
0 2 4 6 8 10 12 Hasil Penjualan Marjinal (MR)
-5
-10
-15
-20
Jumlah Barang
Kurva hasil penjualan total (TR), kurva hasil penjualan rata-rata (D=AR), dan kurva hasil
penjualan marjinal (MR) dalam gambar 12.1 dibuat berdasarkan data dalam tabel 12.1. Sampai
kepada jumlah produksi sebanyak 5 unit hasil penjualan total terus mengalami kenaikan, dan
kenaikan tersebut adalah pada tingkat yang semakin menurun. Sesudah jumlah produksi
mencapai 6 unit hasil penjualan total semakin berkurang. Pada waktu jumlah produksi adalah 10
unit, hasil penjualan total adalah nol.
Di dalam gambar 12.2 dan gambar 12.3 ditunjukkan cara menentukan keuntungan
maksimum monopoli secara grafik. Di dalam gambar 12.2 keuntungan maksimum ditentukan
dengan menggunakan bantuan kurva hasil penjualan total dan biaya total. Sedangkan dalam
gambar 12.3 keuntungan maksimum tersebut ditentukan dengan menggunakan pertolongan
kurva biaya marjinal dan hasil penjualan marjinal.
Kurva TR dalam Gambar 12.2 menggambarkan hasil penjualan total, dan kurva TC
menggambarkan kurva biaya total. Apabila kurva TC berada di atas kurva TR, maka keadaan ini
berarti biaya total melebihi hasil penjualan total, yaitu kedudukan yang merugikan
perusahaan.keuntungan hanya dapat dinikmati apabila TR-TC > 0, dan ini berlaku antara titik A
dan B.
Gambar 12.3 menunjukkan cara untuk menentukan tingkat produksi dimana keuntungan
maksimumdi capai dengan menggunakan pendekatan hasil MR = MC. Kurva AC, MC, D = AR,
MR dibuat berdasarkan bentuk kurva-kurva tersebut. Seterusnya telah diterangkan bahwa
keuntungan maksimum dapat ditentukandengan melihat pada tingkat produksi yang mana
keadaan MR = MC wujud. Gambar 12.2
50
Hasil Penjualan (ribu rupiah)
40
30
Hasil Penjualan Total (TR)
Biaya Total (TC)
20
10
0
0 2 4 6 8 10 12
Jumlah Barang
Gambar 12.3
Dalam Pasar Monopoli kebanyakan orang berpendapat bahwa keuntungan yang luar
biasa adalah suatu hal yang penting. Ini merupakan pandangan yang kurang tepat. Dalam
Gambar 12.4 ini akan menunjukkan keadaan dimana monopoli tidak mendapat keuntungan
tetapi juga tidak menderita kerugian (untung normal).
Gambar 12.4
Kurva Rugi menunjukan keadaan dimana monopoli mengalami kerugian. Kerugian yang
paling minimum apabila monopoli memproduksikan sebanyak Q1 karena pada tingkat produksi
tersebut MR1=MC1. Biaya total yang dikeluarkan adalah OQ1 X OP1. Dengan demikian
kerugian yang dialami perusahaan monopoli tersebut adalah ditunjukan kotak P1 ABC. Apabila
perusahaan memproduksi lebih tinggi atau lebih rendah dari Q1, kerugian yang akan dialami
akan lebih besar lagi.
Dalam bab sebelumnya, di dalam jangka pendek sebagian dari kurva MC, yaitu terletak
diatas kurva AVC, dapat juga dipandang sebagai kurva penawaran. Bagian dari kurva MC
tersebut, di samping menunjukkan biaya marjinal pada berbagai tingkat produksi, menunjukkan
pula jumlah penawaran perusahaan pada berbagai tingkat harga. Marilah kita ingat kembali
sifat dari kurva penawaran. Kurva penawaran menunjukkan hubungan di antara tingkat harga
dan jumlah barang yang ditawarkan.
Gambar 12.5
Di dalam pasar Monopoli biaya Marjinal tidak menunjukkan sifat kurva penawaran
seperti yang diterangkan diatas. Coba perhatikan gambar 12.5 diatas. Misalnya pada mulanya
permintaan adalah D0D0 dan hasil penjualan marjinal adalah MR1. Sedangkan biaya Marjinal
adalah MC. Maka keuntungan maksimum akan dicapai apabila produksi sebanyak Q. tetapi
sekarang tingkat harga mencapa P1. Dengan demikian sekarang kita mendapati ada dua tingkat
harga (P0 P1) tetapi hanya satu jumlah produksi/penawaran (Q) keadaan ini menyebabkan kurva
penawaran untuk suatu perusahaan monopoli tidak dapat digambarkan atau ditunjukan.
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan : Di dalam perusahaan monopoli, atau
perusahaan dalam pasar lainnya yang kurva permintaan ke atas hasil produksinya bersifat
menurun dari kiri ke kanan bawah, kurva penawarannya tidak dapat ditunjukkan karena tidak
terdapat sifat hubungan yang tetap diantara harga dan jumlah yang ditawarkan/diproduksikan
oleh perusahaan tersebut.
Sekiranya suatu perusahaan monopoli ingin melaksanakan diskriminasi harga, persoalan yang
pertama yang harus dipecahkan adalah harga yang akan ditetapkan ditiap tiap pasar agar
keuntungan dapat di maksimum kan. Misalkan kurva biaya total rata rata (AC) dan biaya
marginal (MC) monopoli adalah seperti yang ditunjukan dalam gambar 12.6. Seterusnya
misalkan pula hasil produksi perusahaan monopoli tersebut dijual dipasar yaitu :
a) Pasar dalam negri, yang kurva permintaan (Dd) dan hasil penjualan marginalnya
(MRd) adalah seperti ditunjukkan dalam grafik (i)
b) Pasar luar negri, yang kurva permintaan (Dw) dan hasil penjualan marginalnya (MRw)
adalah seperti dalam grafik (ii)