I. Pewarnaan sederhana
II. Pewarnaan diferensial
III. Pewarnaan khusus
Klasifikasi berdasarkan Sifat Pertumbuhan :
I. Aerob
II. Anaerob
III. Mikroaerofilik
Klasifikasi berdasarkan metabolisme :
I. Bakteri Autotrophic
II. Bakteri Heterotrophic
2. Nomenklatur Bakteri
Seperti halnya tanaman, bakteri juga menggunakan
2 nama yaitu nama binomial (binomial name), yang
diajukan oleh Linnaeus pada tahun 1753 untuk
penamaan tanaman.
Kaidah penulisan nama bakteri pada tingkat spesies
a. Morfologi makroskopis
Morfologi makroskopis yaitu bentuk bakteri dengan mengamati karakteristik
koloninya pada lempeng agar. Karakteristik koloni dibedakan atas dasar bentuk
koloni, ukuran koloni, pinggiran (margin koloni), peninggian (elevasi), warna
koloni, permukaan koloni,konsistensi dan pigmen yang dihasilkan koloni.
Populasi bakteri tumbuh sangat cepat ketika mereka ditambahkan dan
disesuaikan dengan gizi dan kondisi lingkungan yang memungkinkan mereka
untuk berkembang. Melalui pertumbuhan ini, berbagai jenis bakteri kadang
memberi penampilan yang khas. Beberapa koloni mungkin akan berwarna, ada
yang berbentuk lingkaran, sementara ada yang bentuknya tidak teratur.
Menurut Pradhika (2008), koloni bakteri mempunyai ciri yang berbeda-beda
tergantung jenisnya dan mediumnya.
Ukuran Koloni Jika dilihat pertumbuhan di
petri dish, ukuran koloni bakteri ada yang
berbentuk : titik (pinpoint/punctiform), kecil
(small), sedang (moderat) dan besar (large)
Pigmentasi Mikroorganisme kromogenik
sering memproduksi pigmen intraseluler,
beberapa jenis lain memproduksi pigmen
ekstraseluler yang dapat terlarut dalam
media. Warna pigmen yang dihasilkan dapat
putih, kuning, merah, ungu dan sebagainya.
Bentuk, Pinggiran dan Peninggian (Elevasi) koloni bakteri
Bentuk kokus (coccus = sferis / tidak bulat betul) dapat di bedakan lagi
menjadi beberapa formasi, yaitu :
1. Micrococcus : berbentuk bulat, satu
2. Diplococcus : berbentuk bulat, bergandengan dua pneumoniae
3. Staphylococcus : berbentuk bulat, tersusun seperti untaian buah
anggur. Contohnya Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis,
Staphylococcus saprofiticus.
4. Streptococccus : berbentuk bulat, berganden pembelahan sel kesatu
atau dua arah dalam satu garis. Contohnya Streptococcus faecalis,
Streptococcus lactis, dan lain
5. Sarcina : berbentuk bulat, terdiri dari 8 sel yang tersusun da hasil
pembelahan sel ke 3 arah. Contohnya : Thiosarcina rosea
6. Tetracoccus / gaffkya : berbentuk bulat tersusun dari 4 sel berbentuk
bujur sangkar, sebagai hasil pembelahan sel kedua arah. Contohnya
Pediococcus
Bentuk Batang Bakteri bentuk batang dapat
dibedakan ke dalam bentuk
batang panjang
batang pendek, dengan ujung datar atau
lengkung. Bentuk batang batang yang
mempunyai garis tengah sama atau tidak
sama di seluruh bagian panjangnya. Bakteri
bentuk batang dapat membentuk formasi :
1. Sel tunggal (monobasil), contohnya :
Escherichia coli 2. Bergandengan dua-dua (
3. Rantai (streptobacil), atau sebagai jaringan
tiang (palisade), contohnya: Bacillus anthraxis
Bentuk lengkung / spiral
Bentuk lengkung /spiral pada pokoknya
dapat dibagi menjadi :
1. Bentuk Koma (vibrio) jika lengkun Vibrio
cholera, penyebab penyakit kolera.
2. Bentuk Spiral jika lengkungny minor yang
menyebabkan demam dengan perantara
gigitan tikus atau hewan pengera lainnya.
3. Bentuk Spirochaeta : berupa spiral yang
halus dan lentur, lebih berkelok dengan
ujung lebih runcing. Contohnya Treponema
pallidum, penyebab penyakit sifilis.
Bentuk tubuh bakteri dipengaruhi oleh
keadaan lingkungan, medium dan usia.
Oleh karena itu untuk membandingkan
bentuk serta ukuran bakteri, kondisinya
harus sama.
Pada umumnya bakteri yang usianya lebih
muda ukurannya relatif lebih besar daripada
yang sudah tua.
2. Struktur bakteri
terbagi menjadi dua yaitu struktur dasar dan struktur tambahan.
Struktur dasar dimiliki oleh hampir semua jenis bakteri, meliputi dinding
sel, membran plasma, sitoplasma, ribosom, DNA, dan granula
penyimpanan.
Struktur tambahan hanya dimiliki oleh jenis bakteri tertentu. Struktur
ini meliputi : kapsul, flagellum, pili, fimbria, kromosom, vakuola gas dan
endospore.
fosforlasi.
c. Tempat ekspresi bagi eksoenzim yang hidrolitik.
Mengandung enzim dan molekul-molekul
Fungsi pada biosintesa DNA.
Mengandung reseptor protein untuk system kemotaktik
Mengatur keluar masuknya zat-zat
Berperan dalam proses pembelahan sitoplasma menjadi 2 bagian,
diikuti dengan
pembentukan dinding pemisah.
b. Struktur Tambahan
Struktur tambahan hanya dimiliki oleh jenis bakteri tertentu.
Yang termasuk kedalam struktur tambahan adalah kapsul, flagelum, pilus/pili,
klorosom, vakuola gas dan endospora.
1) Kapsul atau lapisan lendir Kapsul atau lapisan lendir adalah lapisan di luar dinding
sel pada jenis bakteri tertentu. Kebanyakan bakteri mempunyai lapisan lendir yang
menyelubungi dinding sel seluruhnya Jika lapisan lender ini cukup tebal maka
bungkus ini disebut kapsula. Kapsul tersusun atas polisakarida dan air.
Fungsi kapsula :
Melindungi sel terhadap faktor lingkungan (kekeringan)
Sebagai pengikat antar sel. Kapsula memiliki arti penting, karena erat
hubungannya dengan faktor virulensi/keganasan bakteri-bakteri patogen.
2) Flagel
Flagel atau bulu cambuk adalah suatu benang halus yang keluar dari sitoplasma dan
menembus dinding sel yang digunakan bakteri sebagai alat pergerakan.
Banyak spesies bakteri yang bergerak menggunakan flagel.
Hampir semua bakteri yang berbentuk lengkung dan sebagian yang berbentuk
batang ditemukan adanya flagel.
Sedangkan bakteri kokus jarang sekali memiliki flagel.
melengkung yang berfungsi sebagai sendi antara motor pada struktur basal dengan
flagella
Berdasarkan letak dan jumlah flagelnya bakteri
dapat dibagi menjadi 5 golongan, yaitu:
1) Bakteri atrich, yaitu bakteri yang tidak mepunyai flagel,
contohnya : Klebsiella sp dan Shigella sp.
2) Bakteri monotrich yaitu bakteri yang memiliki flagel
tunggal pada salah satu ujungnya. Contoh : Vibrio
cholerae
3) Bakteri lofotrich yaitu bakteri yang mempunyai seberkas
flagel yang terletak pada salah satu ujungnya. Contoh:
Rhodospirillum rubrum.
4) Bakteri amfitrik yaitu bakteri yang mempunyai masing-
masing seberkas flagella atau satu flagel yang terletak
pada kedua ujungnya. Contoh : Pseudomonas aeruginosa
5) Bakteri peritrich yaitu bakteri yang mempunyai flagel
yang terletak diseluruh permukaan sel. Contoh :
Salmonella thyposa
3) Pili
Pili adalah benang-benang halus yang menonjol
keluar dari dinding sel. Pili mirip dengan flagel tetapi
lebih pendek, kaku dan berdiameter lebih kecil dan
tersusun dari protein. Kebanyakan terdapat pada
bakteri gram negative. Panjang pili sekitar 0.5-20
mikron. Pili tersusun melingkari sel, dan mempunyai
jumlah kurang lebih 150 buah tiap sel..
dismutase,
enzim kedua adalah katalase
Bakteri diklasifikasikan menurut
kemampuannya untuk hidup di lingkungan
dengan oksigen yang sedikit ataupun dengan
oksigen bebas
Bakteri diklasifikasikan sebagai berikut :
Bakteri obligat aerob (mutlak aerob),
Bakteri obligat anaerob,
Microaerophilic , yaitu bakteri yang tumbuh
dengan baik pada lingkungan dengan sedikit
oksigen (misalnya Campylobacter fetus).
D. MEDIA PERTUMBUHAN BAKTERI
Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri
atas campuran nutrisi (nutrient) yang digunakan oleh suatu
mikroorganisme untuk tumbuh dan berkembangbiak pada media
tersebut.
Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi pada media berupa molekul-
molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel-nya.
Media pertumbuhan juga bisa digunakan untuk mengisolasi
mikroorganisme, identifikasi dan membuat kultur murni. Komposisi
media pertumbuhan dapat dimanipulasi untuk tujuan isolasi dan
identifikasi mikroorganisme tertentu sesuai dengan tujuan masing-
masing pembuatan suatu media.
Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat hara
(nutrient) yang berguna untuk membiakkan mikroba. Dengan
mempergunakan bermacammacam media dapat dilakukan isolasi,
perbanyakan, pengujian sifat-sifat fisiologis dan perhitungan jumlah
mikroba.
1. Macam-macam Media
Media untuk kultur bakteri dalam mikrobiologi ada banyak jenisnya dan dapat menjadi tiga
kelompok besar berdasarkan bentuk, komposisi/susunannya.
a. Berdasarkan Bentuknya Bentuk media ada tiga macam yang dapat dibedakan dari ada
atau tidaknya bahan tambahan berupa bahan pemadat seperti agar-agar atau gelatin.
Bentuk media tersebut yaitu:
1) Media Padat
Media padat merupakan media yang mengandung banyak agar atau zat pemadat kurang
lebih 15% agar sehingga media menjadi padat. Media ini dapat dibedakan menjadi tiga jenis
menurut bentuk dan wadahnya yaitu, media tegak, media miring, dan media lempeng.
Media padat umumnya dipergunakan untuk bakteri, ragi, jamur dan kadang-kadang juga
mikroalga
2) Media semi padat
Media semi padat atau semi cair merupakan media yang mengandung agar kurang dari
yang seharusnya kurang lebih 0,3% - 0,4% sehingga media menjadi kenyal, tidak padat dan
tidak begitu cair. Umumnya digunakan untuk pertumbuhan mikroba yang banyak
memerlukan air dan hidup anerobik dan untuk melihat pergerakan mikroba. Kalau
penambahan zat pemadat hanya 50% atau kurang dari yang seharusnya. Ini umumnya
diperlukan untuk pertumbuhan mikroba yang banyak memerlukan kandungan air dan hidup
anaerobic atau fakultatif.
3) Media cair Media cair merupakan media yang tidak ditambahi bahan pemadat, umumnya
digunakan untuk pertumbuhan mikroalga. Kalau ke dalam media tidak ditambahkan zat
pemadat, umumnya dipergunakan untuk pembiakkan mikroalge tetapi juga mikroba lain,
terutama bakteri dan ragi.
b. Berdasarkan Komposisi/Susunannya
Berdasarkan komposisinya media di bagi atas :
1. Media alami/non sintetis merupakan media yang
disusun dari bahan-bahan alami dimana komposisinya
yang tidak dapat diketahui secara pasti dan biasanya
langsung diekstrak dari bahan dasarnya seperti: kentang,
tepung, daging, telur, ikan sayur, dsb. Contohnya: Tomato
juice agar.
2. Media semi sintesis merupakan media yang disusun
dari bahan-bahan alami dan bahan-bahan sintesis.
Contohnya: Kaldu nutrisi disusun dari : Pepton 10,0 g,
Ekstrak daging 10,0 g, NaCl 5,0 g, dan Aquadest 1000 ml.
3. Media sintesis, yaitu media yang disusun dari senyawa
kimia yang jenis dan takarannya diketahui secara pasti.
Contohnya : Mac Conkey Agar.
c. Berdasarkan bentuk
Berdasarkan bentuk, media perbenihan dapat
dikelompokkan menjadi :
1) Media alami,
2) Media sintetik yaitu media yang disusun
oleh senyawa kimia.
3) Media semi sintetik yaitu media yang
tersusun oleh campuran bahan-bahan alami
dan bahan-bahan sintetis.
Berikut ini beberapa media yang sering
digunakan secara umum
Nutrient Agar
MRSA merupakan media yang diperkenalkan oleh De Mann, Rogosa, dan Shape (1960) untuk
memperkaya, menumbuhkan, dan mengisolasi jenis Lactobacillus dari seluruh jenis bahan.
MRS agar mengandung polysorbat, asetat, magnesium, dan mangan yang diketahui untuk
beraksi/bertindak sebagai faktor pertumbuhan bagi Lactobacillus, sebaik nutrien diperkaya.
Trypticase Soy Broth (TSB) TSB adalah media broth diperkaya untuk tujuan umum, untuk
isolasi, dan penumbuhan bermacam mikroorganisme. Media ini banyak digunakan untuk
isolasi bakteri dari spesimen laboratorium dan akan mendukung pertumbuhan mayoritas
bakteri patogen. Media TSB mengandung kasein dan pepton kedelai yang menyediakan asam
amino dan substansi nitrogen lainnya yang membuatnya menjadi media bernutrisi untuk
bermacam mikroorganisme.
Plate Count Agar (PCA) PCA digunakan sebagai medium untuk mikroba aerobik dengan
inokulasi di atas permukaan. Media PCA ini baik untuk pertumbuhan total mikroba (semua
jenis mikroba) karena di dalamnya mengandung komposisi casein enzymic hydrolisate yang
menyediakan asam amino dan substansi nitrogen kompleks lainnya serta ekstrak yeast
mensuplai vitamin B kompleks. Potato Dextrose Agar (PDA) PDA digunakan untuk
menumbuhkan atau mengidentifikasi ragi dan kapang. Dapat juga digunakan untuk
enumerasi ragi dan kapang dalam suatu sampel atau produk makanan. PDA cocok untuk
pertumbuhan jamur. PDA mengandung sumber karbohidrat dalam jumlah cukup yaitu terdiri
dari 20% ekstrak kentang dan 2% glukosa sehingga baik untuk pertumbuhan kapang dan
khamir tetapi kurang baik untuk pertumbuhan bakteri.
2. Jenis-Jenis Media
Berdasarkan Fungsinya Berdasarkan fungsinya,
media dapat dibedakan menjadi enam yaitu:
a.Media Basal (media dasar) adalah media yang
digunakan sebagai bahan dasar untuk membuat
media lain yang lebih kompleks. Media ini dapat
mendukung pertumbuhan hampir semua jenis
mikrobia, contohnya adalah nutrient broth,
kaldu pepton, dsb.
b.Media Diferensial adalah media yang bila
ditumbuhi oleh mikroba yang berbeda, mikroba
tersebut akan tumbuh dengan ciri khusus
sehingga dapat dibedakan. dengan jenis lainnya.
C. Media selektif adalah media yang memungkinkan suatu jenis mikroba
tumbuh dengan pesat, sementara jenis mikroba yang lain terhambat.
Contohnya: Media Salmonella Shigella Agar (SSA), Thiosulphate Citrate Bile
Salt (TCBS), dan sebagainya. Media selektif merupakan media yang
ditambahkan bahan-bahan tertentu yang akan menghambat pertumbuhan
mikroba yang tidak diinginkan yang ada dalam suatu spesimen. Inhibitor
yang digunakan berupa antibiotik, garam dan bahan-bahan kimia lainnya.
d. Media diperkaya (enrichment) adalah media yang dirancang untuk
mendukung pertumbuhan mikroorganisme. Media tersebut memiliki
konstituen nutrisi yang mendorong pertumbuhan mikroba tertentu.
Contohnya: kaldu selenit, atau kaldu tetrationat untuk memisahkan bakteri
Salmonella thyposa dari tinja. Pada media diperkaya (enrichment media)
ditambahkan bahan-bahan tertentu untuk menstimulasi pertumbuhan
mikroba yang diinginkan. Hal ini dilakukan untuk menstimulasi pertumbuhan
mikroba yang jumlahnya sedikit dalam suatu campuran berbagai mikroba
contoh Chocolate media dan Yeast-Extract-poptasium Nitrat Agar.
e. Media pengkayaan adalah media yang mengandung bahan-bahan tertentu
yang di satu pihak dapat menghambat pertumbuhan bakteri tertentu, tetapi
di lain pihak sebaliknya dapat menunjang pertumbuhan bakteri tertentu
lainnya. Misalnya media Muller-Kauffman mengandung natrium tetrationat
yang menunjang pertumbuhan Salmonella tetapi menghambat pertumbuhan
Escherichia.
f. Media uji (identifikasi) adalah media yang digunakan untuk
identifikasi mikroba, misalnya Medium Litmus Milk umumnya
ditambah dengan substansi tertentu yang bisa menjadi indicator.
g. Medium umum, media yang ditambahkan bahan-bahan yang
bertujuan menstimulasi pertumbuhan mikroba secara umum. Contoh
Nutrien Agar (NA) untuk menstimulasi pertumbuhan bakteri, Potato
Dextose Agar (PDA) untuk menstimulir pertumbuhan fungi.
h. Medium khusus (spesifik), merupakan medium untuk menentukan
tipe pertumbuhan mikroba dan kemampuannya untuk mengadakan
perubahan-perubahan kimia tertentu misalnya, medium tetes tebu
untuk Saccharomyces cerevisiae.
i. Medium penguji (Assay medium), yaitu medium dengan susunan
tertentu yang digunakan untuk pengujian senyawa-senyawa tertentu
dengan bantuan bakteri misalnya medium untuk menguji vitamin-
vitamin, antibiotika dan lain-lain.