Anda di halaman 1dari 49

BAKTERIOLOGI DASAR

 A. TAKSONOMI DAN KLASIFIKASI BAKTER


 B. MOORFOLOGI DAN STRUKTUR BAKTERI
 C. FISIOLOGI DAN METABOLISME BAKTERI
 D. MEDIA PERTUMBUHAN
A. TAKSONOMI DAN KLASIFIKASI BAKTER

Taksonomi berasal dari


kata “taksis” artinya aturan atau penjabaran
kata “nomos” artinya aturan atau hukum.
Taksonomi adalah ilmu mengenai klasifikasi atau penataan sistematis
organisme kedalam kelompok atau kategori yang disebut taksa (tunggal
= takson).

Klasifikasi berarti penyusunan organisme kedalam grup taksonomi (taksa)


dengan berdasarkan kemiripan atau hubungannya.
Tata nama adalah penamaan suatu organisme melalui aturan internasional
menurut ciri khasnya.
Secara keseluruhan, yakni tentang pengklasifikasian, penamaan dan
pengidentifikasian mikroorganisme, disebut sebagai sistematika mikroba.
Untuk klasifikasi dan determinasi bakteri dipakai buku : Bergey’s Manual of
Determinative Bacteriology yang menggambarkan sifat-sifat bakteri
secara terperinci.
Sel organisme terdiri atas dua golongan
utama, yaitu
sel prokariotik
sel eukariotik.
Kelompok organisme berdasarkan golongan
prokariotik dan eukariotik dapat dilihat pada
tabel 1.1 sebagai berikut :
1. Klasifikasi Bakteri
1. Klasifikasi Bakteri Bakteri umumnya berbentuk 1-sel atau sel
tunggal atau uniseluler, tidak mempunyai klorofil berkembangbiak
dengan pembelahan sel atau biner. Karena tidak mempunyai
klorofil, bakteri hidup sebagai jasad yang saprofitik ataupun sebagai
jasad yang parasitik.
 Tempat hidupnya tersebar di mana-mana, yaitu di udara, di dalam

tanah, didalam air, pada bahan-bahan, pada tanaman ataupun pada


tubuh manusia atau hewan.
 Klasifikasi bakteri dapat didasarkan pada beberapa jenis

penggolongan, dalam 4 divisi utama, berdasarkan ciri khas dinding


selnya yaitu :
I. Gracilicutes : Bakteri Gram Negatif
II. Firmicutes : Bakteri Gram Positif
III. Tenericutes : Bakteri tanpa dinding sel
IV. Archaebacteria
 Klasifikasi Berdasarkan Genetika
Perkembangan-perkembangan dalam biologi
molekuler mengenai kekerabatan organisme-
organisme pada tingkat genetic berdasarkan :
I. Komposisi basa DNA
II. Homologi sekuens DNA dan RNA Ribosoma
III. Pola-pola metabolism stabil yang
dikontrol oleh gen
IV. Polimer-polimer pada sel V. Struktur
organel dan pola regulasinya
 Klasifikasi Berdasarkan Ekspresi Fenotipe :
I. Morfologi Sel
II. Morfologi Koloni
III. Sifat terhadap pewarnaan
IV. Reaksi pertumbuhan
V. Sifat pertumbuhan
 Klasifikasi Berdasarkan Bentuk Sel :
I. Bentuk bulat (coccus)
II. Bentuk batang
III. Bentuk spiral
IV. Bentuk vibrio
 Klasifikasi Terhadap Sifat Pewarnaan :

I. Pewarnaan sederhana
II. Pewarnaan diferensial
III. Pewarnaan khusus
 Klasifikasi berdasarkan Sifat Pertumbuhan :
I. Aerob
II. Anaerob
III. Mikroaerofilik
 Klasifikasi berdasarkan metabolisme :

I. Bakteri Autotrophic
II. Bakteri Heterotrophic
2. Nomenklatur Bakteri
 Seperti halnya tanaman, bakteri juga menggunakan
2 nama yaitu nama binomial (binomial name), yang
diajukan oleh Linnaeus pada tahun 1753 untuk
penamaan tanaman.
 Kaidah penulisan nama bakteri pada tingkat spesies

ditulis dengan cara nama genus mendahului nama


spesiesnya.

Huruf awal nama Genus ditulis dengan huruf besar


dan nama spesies ditulis dengan huruf kecil.
Keseluruhan nama ditulis dengan dicetak miring.
Contohnya : Staphylococcus aureus.
3. Sel Prokariotik dan Sel Eukariotik
Sel organisme terdiri atas dua golongan utama, yaitu
1. sel prokariotik
2. sel eukariotik.
Kedua tipe sel secara kimiawi adalah serupa, yakni sama-
sama memiliki asam nukleat, protein, lipid, dan
karbohidrat.
Kedua tipe sel tersebut juga menggunakan reaksi kimia yang
sama untuk memetabolisme makanan, membentuk
protein, dan menyimpan energi.
Perbedaan sel prokariotik dari sel eukariotik adalah
struktur dinding sel, membran sel, serta tidak adanya
organel, yaitu struktur seluler yang terspesialisasi yang
memiliki fungsi-fungsi spesifik.
a. Sel Prokariotik
Sel prokariotik secara struktural lebih sederhana dan hanya ditemukan pada
organisme bersel satu dan berkoloni, yaitu bakteri dan archaea.
Dapat dikatakan sel prokariotik sebagai suatu molekul yang dikelilingi oleh membran
dan dinding sel karena tidak mempunyai organel sel, tetapi mempunyai sistem
membran dalam dinding selnya.
Suatu sel prokariotik terdiri atas DNA, sitoplasma, dan suatu struktur permukaan
termasuk membran plasma dan komponen dinding sel, kapsul, dan lapisan lendir
(slime layer).
Ciri-ciri sel prokariotik adalah:
1) sitoplasma sel prokariotik bersifat difuse dan bergranular karena adanya
ribosom yang melayang di sitoplasma sel;
2) membran plasma yang berbentuk dua lapis fosfolipid yang memisahkan
bagian dalam sel dari lingkungannya dan berperan sebagai filter dan komunikasi
sel;
3) tidak memiliki organel yang dikelilingi membran;
4) memiliki dinding sel kecuali mycoplasma dan thermoplasma;
5) kromosom umumnya sirkuler. Sel prokariotik tidak memiliki inti sejati karena
DNA tidak terselubung oleh membran;
6) dapat membawa elemen DNA ekstrakromosom yang disebut plasmid, yang
umumnya sirkuler (bulat). Plasmid umumnya membawa fungsi tambahan, misalnya
resistensi antibiotik;
7) beberapa prokariotik memiliki flagela yang berfungsi sebagai alat gerak;
8) umumnya memperbanyak diri dengan pembelahan biner.
b. Sel Eukariotik
Sel eukariotik mengandung organel seperti nukleus, mitokondria,
kloroplas, retikulum endoplasma (RE), badan golgi, lisosom, vakuola,
peroksisom, dan lain-lain.
Organel dan komponen lain berada pada sitosol, yang bersama dengan
nukleus disebut protoplasma.
Ciri-ciri sel eukariotik adalah:
1) Sitoplasma sel eukariotik tidak tampak berbutir-butir (bergranular),
karena ribosom terikat pada retikulum endoplasma;
2) Memiliki sejumlah organel yang dikelilingi oleh membran, termasuk
mitokondria, retikulum endoplasma, badan golgi, lisosom, dan kadang
terdapat pula kloroplas;
3) DNA eukariotik terikat oleh protein kromosomal (histon dan non
histon). Struktur kromosom bersama protein kromosomal disebut
kromosom. Seluruh DNA Kromosom tersimpan dalam inti sel; dan
4) Sel eukariotik bergerak dengan menggunakan silia atau flagela yang
secara struktural lebih komplek dibandingkan silia atau flagela pada
sel prokariotik.
B. MORFOLOGI DAN STRUKTUR
BAKTERI
1. Morfologi Bakteri
Arti kata morfologi adalah pengetahuan tentang bentuk (morphos).
Morfologi dalam cabang ilmu biologi adalah ilmu tentang bentuk organisme,
terutama hewan dan tumbuhan dan mencakup bagian-bagiannya.

Morfologi bakteri dapat dibedakan menjadi dua yaitu morfologi


makroskopik (morfologi koloni) dan morfologi mikroskopik (morfologi seluler).

a. Morfologi makroskopis
Morfologi makroskopis yaitu bentuk bakteri dengan mengamati karakteristik
koloninya pada lempeng agar. Karakteristik koloni dibedakan atas dasar bentuk
koloni, ukuran koloni, pinggiran (margin koloni), peninggian (elevasi), warna
koloni, permukaan koloni,konsistensi dan pigmen yang dihasilkan koloni.
Populasi bakteri tumbuh sangat cepat ketika mereka ditambahkan dan
disesuaikan dengan gizi dan kondisi lingkungan yang memungkinkan mereka
untuk berkembang. Melalui pertumbuhan ini, berbagai jenis bakteri kadang
memberi penampilan yang khas. Beberapa koloni mungkin akan berwarna, ada
yang berbentuk lingkaran, sementara ada yang bentuknya tidak teratur.
Menurut Pradhika (2008), koloni bakteri mempunyai ciri yang berbeda-beda
tergantung jenisnya dan mediumnya.
 Ukuran Koloni Jika dilihat pertumbuhan di
petri dish, ukuran koloni bakteri ada yang
berbentuk : titik (pinpoint/punctiform), kecil
(small), sedang (moderat) dan besar (large)
 Pigmentasi Mikroorganisme kromogenik
sering memproduksi pigmen intraseluler,
beberapa jenis lain memproduksi pigmen
ekstraseluler yang dapat terlarut dalam
media. Warna pigmen yang dihasilkan dapat
putih, kuning, merah, ungu dan sebagainya.
 Bentuk, Pinggiran dan Peninggian (Elevasi) koloni bakteri

Bentuk koloni bakteri ada yang sirkuler (bulat bertepi)


ireguler (tidak beraturan, bertepi) dan yang rhizoid
(berbentuk seperti akar dan pertumbuhannya menyebar.
Pinggiran, koloni bakteri ada yang memiliki tepi yang rata
(entire), tepi yang berlekuk (lobate). Tepi yang
bergelombang (undulate), tepi yang bergerigi (serrate) dan
tepi yang menyerupai benang (filamentous).
Elevasi atau ketinggian pertumbuhan koloni bakteri, maka
bentuk koloni dapat dibedakan menjadi : Koloni flat, jika
ketinggian tidak terukur, nyaris rata dengan medium, raised
: ketinggian nyata terlihat, namun rata pada seluruh
permukaan, convex, peninggian koloni berbentuk cembung
seperti tetesan air dan umbonate jika peninggian koloni
berbentuk cembung dibagian tengah lebih menonjol.
b. Morfologi mikroskopik
adalah karakteristik bakteri yang dilihat melalui pengamatan dibawah
mikroskop.
Bentuk bakteri sangat bervariasi, tetapi secara umum Bentuk
bulat/kokus, bentuk batang/basil dan bentuk spiral/ Bentuk bulat

Bentuk kokus (coccus = sferis / tidak bulat betul) dapat di bedakan lagi
menjadi beberapa formasi, yaitu :
1. Micrococcus : berbentuk bulat, satu
2. Diplococcus : berbentuk bulat, bergandengan dua pneumoniae
3. Staphylococcus : berbentuk bulat, tersusun seperti untaian buah
anggur. Contohnya Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis,
Staphylococcus saprofiticus.
4. Streptococccus : berbentuk bulat, berganden pembelahan sel kesatu
atau dua arah dalam satu garis. Contohnya Streptococcus faecalis,
Streptococcus lactis, dan lain
5. Sarcina : berbentuk bulat, terdiri dari 8 sel yang tersusun da hasil
pembelahan sel ke 3 arah. Contohnya : Thiosarcina rosea
6. Tetracoccus / gaffkya : berbentuk bulat tersusun dari 4 sel berbentuk
bujur sangkar, sebagai hasil pembelahan sel kedua arah. Contohnya
Pediococcus
 Bentuk Batang Bakteri bentuk batang dapat
dibedakan ke dalam bentuk
batang panjang
batang pendek, dengan ujung datar atau
lengkung. Bentuk batang batang yang
mempunyai garis tengah sama atau tidak
sama di seluruh bagian panjangnya. Bakteri
bentuk batang dapat membentuk formasi :
1. Sel tunggal (monobasil), contohnya :
Escherichia coli 2. Bergandengan dua-dua (
3. Rantai (streptobacil), atau sebagai jaringan
tiang (palisade), contohnya: Bacillus anthraxis
 Bentuk lengkung / spiral
Bentuk lengkung /spiral pada pokoknya
dapat dibagi menjadi :
1. Bentuk Koma (vibrio) jika lengkun Vibrio
cholera, penyebab penyakit kolera.
2. Bentuk Spiral jika lengkungny minor yang
menyebabkan demam dengan perantara
gigitan tikus atau hewan pengera lainnya.
3. Bentuk Spirochaeta : berupa spiral yang
halus dan lentur, lebih berkelok dengan
ujung lebih runcing. Contohnya Treponema
pallidum, penyebab penyakit sifilis.
 Bentuk tubuh bakteri dipengaruhi oleh
keadaan lingkungan, medium dan usia.
Oleh karena itu untuk membandingkan
bentuk serta ukuran bakteri, kondisinya
harus sama.
Pada umumnya bakteri yang usianya lebih
muda ukurannya relatif lebih besar daripada
yang sudah tua.
2. Struktur bakteri
terbagi menjadi dua yaitu struktur dasar dan struktur tambahan.

Struktur dasar dimiliki oleh hampir semua jenis bakteri, meliputi dinding
sel, membran plasma, sitoplasma, ribosom, DNA, dan granula
penyimpanan.
Struktur tambahan hanya dimiliki oleh jenis bakteri tertentu. Struktur
ini meliputi : kapsul, flagellum, pili, fimbria, kromosom, vakuola gas dan
endospore.

a. Struktur dasar Dinding sel


Kebanyakan bakteri mempunyai dinding sel. Dinding sel tersebut terdiri
dari berbagai bentuk dan ukuran tertentu pada sel bakteri. Dinding sel
bersifat elastik dan terletak diantara kapsula dan membran sitoplasma.
Susunan kimia dinding sel sangat kompleks dan dapat terdiri dari
beberapa macam bentuk seperti selulosa, hemiselulose, khitin
(karbohidrat, protein, lemak yang mengandung unsur N) tergantung dari
spesies bakteri. Dinding sel ditemukan pada semua bakteri hidup bebas
kecuali pada Mycoplasma.
 Fungsi dinding sel adalah :
a. Memberi perlindungan terhadap protoplasma

b. Berperan penting dalam perkembangbiakan


sel
c. Mengatur pertukaran zat dari luar sel dan
oleh karena itu dinding sel mempengaruhi
kegiatan metabolisme dan melindungi
protoplasma dari pengaruh zat-zat racun
d.Sebagai pertahanan bakteri agar dapat
bertahan hidup dalam lingkungannya
e.Mempertahankan tekanan osmotik bakteri.
Tekanan osmotik di dalam bakteri berkisar
antara 5-20 atmosfir.
b. Membran Plasma
Membran sel merupakan bungkus dari protoplasma.
Membran sel terletak didalam dinding sel dan tidak terikat dengan
dinding sel. Berdasarkan pengujian sitokimia, membrane sel
menunjukkan adanya protein lipida dan asam-asam nukleat. Membran sel
menyerap cat-cat basa lebih kuat dari pada sitoplasma. Membran yang
menyelubungi sitoplasma ini tersusun atas lapisan fosfolipid dan protein.
Fungsi membran sel antara lain :
Transpor bahan makanan secara selektif.

Pada spesies aerob merupakan tempat transport elektron dan oksidasi-

fosforlasi.
c. Tempat ekspresi bagi eksoenzim yang hidrolitik.
Mengandung enzim dan molekul-molekul
Fungsi pada biosintesa DNA.
 Mengandung reseptor protein untuk system kemotaktik
 Mengatur keluar masuknya zat-zat
 Berperan dalam proses pembelahan sitoplasma menjadi 2 bagian,
diikuti dengan
 pembentukan dinding pemisah.
b. Struktur Tambahan
Struktur tambahan hanya dimiliki oleh jenis bakteri tertentu.
Yang termasuk kedalam struktur tambahan adalah kapsul, flagelum, pilus/pili,
klorosom, vakuola gas dan endospora.

1) Kapsul atau lapisan lendir Kapsul atau lapisan lendir adalah lapisan di luar dinding
sel pada jenis bakteri tertentu. Kebanyakan bakteri mempunyai lapisan lendir yang
menyelubungi dinding sel seluruhnya Jika lapisan lender ini cukup tebal maka
bungkus ini disebut kapsula. Kapsul tersusun atas polisakarida dan air.
Fungsi kapsula :
 Melindungi sel terhadap faktor lingkungan (kekeringan)
 Sebagai pengikat antar sel. Kapsula memiliki arti penting, karena erat
hubungannya dengan faktor virulensi/keganasan bakteri-bakteri patogen.

2) Flagel
Flagel atau bulu cambuk adalah suatu benang halus yang keluar dari sitoplasma dan
menembus dinding sel yang digunakan bakteri sebagai alat pergerakan.
Banyak spesies bakteri yang bergerak menggunakan flagel.
Hampir semua bakteri yang berbentuk lengkung dan sebagian yang berbentuk
batang ditemukan adanya flagel.
Sedangkan bakteri kokus jarang sekali memiliki flagel.
melengkung yang berfungsi sebagai sendi antara motor pada struktur basal dengan
flagella
 Berdasarkan letak dan jumlah flagelnya bakteri
dapat dibagi menjadi 5 golongan, yaitu:
1) Bakteri atrich, yaitu bakteri yang tidak mepunyai flagel,
contohnya : Klebsiella sp dan Shigella sp.
2) Bakteri monotrich yaitu bakteri yang memiliki flagel
tunggal pada salah satu ujungnya. Contoh : Vibrio
cholerae
3) Bakteri lofotrich yaitu bakteri yang mempunyai seberkas
flagel yang terletak pada salah satu ujungnya. Contoh:
Rhodospirillum rubrum.
4) Bakteri amfitrik yaitu bakteri yang mempunyai masing-
masing seberkas flagella atau satu flagel yang terletak
pada kedua ujungnya. Contoh : Pseudomonas aeruginosa
5) Bakteri peritrich yaitu bakteri yang mempunyai flagel
yang terletak diseluruh permukaan sel. Contoh :
Salmonella thyposa
3) Pili
Pili adalah benang-benang halus yang menonjol
keluar dari dinding sel. Pili mirip dengan flagel tetapi
lebih pendek, kaku dan berdiameter lebih kecil dan
tersusun dari protein. Kebanyakan terdapat pada
bakteri gram negative. Panjang pili sekitar 0.5-20
mikron. Pili tersusun melingkari sel, dan mempunyai
jumlah kurang lebih 150 buah tiap sel..

Fungsi pelekatan sel ini penting pada peristiwa


konjugasi. Konjugasi adalah peristiwa
penggabungan sel-sel jantan dengan betina. Sel-sel
bakteri jantan dilengkapi dengan Pili khusus yang
disebut Pili sex.
4) Klorosom
Klorosom adalah struktur yang berada tepat dibawah
membran plasma dan mengandung pigmen klorofil dan
pigmen lainnya untuk proses fotosintesis. Klorosom hanya
terdapat pada bakteri yang melakukan fotosintesis.
5) Vakuola gas
Vakuola gas terdapat pada bakteri yang hidup di air dan
berfotosintesis. Dengan mengatur jumlah gas dalam
vakuola gasnya, bakteri dapat meningkatkan atau
mengurangi kepadatan sel mereka secara keseluruhan dan
bergerak ke atas atau bawah dalam air.
6) Spora (Endospora)
Beberapa bakteri dapat membentuk endospora (spora).
Endospora yaitu struktur berbentuk bulat atau bulat
lonjong, bersifat Sangat membias cahaya, sukar dicat dan
sangat resisten terhadap faktor-faktor luar yang buruk.
3. Penggolongan Bakteri Berdasarkan
Struktur Dinding Sel
 Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah salah satu
teknik pewarnaan yang paling penting dan luas yang
digunakan untuk mengidentifikasi bakteri.
Dalam proses ini, olesan bakteri yang sudah terfiksasi
dikenai larutan-larutan berikut : zat pewarna kristal violet,
larutan yodium, larutan alkohol (bahan pemucat), dan zat
pewarna tandingannya berupa zat warna safranin atau air
fuchsin.

Bakteri yang terwarnai dengan metode ini dibagi menjadi


dua kelompok, yaitu bakteri Gram Positif dan Bakteri Gram
Negatif.
 Bakteri Gram positif akan mempertahankan
zat pewarna kristal violet dan karenanya akan
tampak berwarna ungu tua di bawah
mikroskop
 Bakteri gram negatif akan kehilangan zat

pewarna kristal violet setelah dicuci dengan


alkohol, dan sewaktu diberi zat pewarna
tandingannya yaitu dengan zat pewarna air
fuchsin atau safranin akan tampak berwarna
merah.
Perbedaan warna ini disebabkan oleh
perbedaan dalam struktur kimiawi dinding
selnya.
 Karakteristik yang membedakan bakteri Gram
positif adalah komposisi dinding selnya –
beberapa lapisan peptidoglikan bergabung
bersama membentuk struktur tebal dan kaku.
 Komponen khusus dinding sel Bakteri Gram

negatif terdiri dari Lipoprotein dan selaput


Luar. Selaput luar mempunyai saluran khusus
yang mengandung molekul protein yang
disebut porin yang memudahkan difusi pasif
senyawa hidrofil dengan berat molekul
rendah
 Bakteri yang termasuk gram negatif adalah
Enterobactericeae, Salmonella sp, Shigella sp,
E. Coli dan sebagainya. Sedangkan bakteri
gram positif adalah Staphylococci,
Streptococci, Enterococci, Clostridium,
Bacillus.
C. FISIOLOGI DAN METABOLISME
BAKTERI
1. Pertumbuhan Bakteri,
seperti halnya semua mahluk hidup, membutuhkan makanan
untuk dapat bermetabolisme dan untuk dapat melakukan
pembelahan sel, dan tumbuh secara optimal dilingkungan
yang menyediakan kebutuhan-kebutuhannya.
Secara kimiawi, bakteri terbentuk oleh unsur-unsur
polisakarida, protein, lipid, asam nukleat dan peptidoglikan,
yang keseluruhannya harus dibentuk untuk mencapai
pertumbuhan yang baik. Kebutuhan Nutrisi Oksigen dan
Hidrogen Oksigen dan Hidrogen didapat dari air; dengan
demikian air sangat diperlukan untuk pertumbuhan bakteri.
Kadar oksigen yang tepat sangat dibutuhkan untuk
keseimbangan pertumbuhan.
2 Reproduksi Bakteri melakukan reproduksi
melalui suatu proses yang disebut
pembelahan biner, dimana sel induk
membelah menjadi dua sel dan seterusnya.

Faktor lain yang mempengaruhi waktu


pembelahan antara lain: jumlah nutrient,
suhu dan pH lingkungan.
3. Siklus Pertumbuhan Bakteri Siklus pertumbuhan bakteri
mengalami 4 fase yaitu :
a. Fase Lag: dapat berlangsung selama 5 menit sampai
beberapa jam karena bakteri tidak akan segera membelah
diri tetapi mengalami periode adaptasi, dengan sejumlah
aktivitas metabolic
b. Fase Log (Logaritme, eksponensial): pada saat ini terjadi
pembelahan sel yang amat cepat, yang ditentukan oleh
kondisi lingkungan.
c. Fase Stasioner : fase ini dialami ketika jumlah nutrisi
menurun dengan cepat atau terbentuknya produk-produk
racun yang dapat menyebabkan pertumbuhan melambat
hingga jumlah sel baru yang dihasilkan seimbang dengan
jumlah sel yang mati. Pada saat ini bakteri mencapai
kepadatan sel maksimal.
d. Fase Penurunan atau Fase kematian : yang ditandai
dengan menurunnya jumlah bakteri hidup.
4. Regulasi Pertumbuhan Bakteri Pertumbuhan
bakteri sangat dipengaruhi oleh nutrisi di
lingkungannya. Meskipun demikian, kondisi-
kondisi intrasel dan ekstraselnya dapat
memodifikasi laju pertumbuhannya. Faktor-
faktor intraseluler meliputi : Produk akhir
yang menghambat tumbuh : enzim pertama
pada jalur metabolic dihambat oleh produk
akhir dari jalur tersebut.  Penekanan oleh
katabolit : sintesa enzim dihambat oleh
produk-produk katabolit
Faktor-faktor ekstrasel yang memodifikasi pertumbuhan bakteri
adalah : a) Suhu: suhu optimal dibutuhkan untuk kerja enzim bakteri
yang efektif, meskipun bakteri dapat tumbuh pada rentang suhu yang
sangat lebar. Berdasarkan kemampuan tumbuh pada suhu lingkungan,
bakteri dapat diklasifikasikan sebagai :
 Bakteri Mesofil, yaitu bakteri yang dapat tumbuh baik pada suhu
250 – 400C. Termasuk dalam golongan ini adalah bakteri-bakteri yang
penting secara medis (yang tumbuh baik pada temperatur badan)
 Bakteri Thermofil, bakteri yang dapat tumbuh baik pada suhu 550 –
800C (Thermus aquaticus misalnya, tumbuh pada daerah bersuhu
tinggi, dan enzimnya seperti Taq-polimerase, adalah enzim yang
tahan panas).
 Bakteri Psikrofil, yang tumbuh pada suhu dibawah 200C b)
pH :konsentrasi ion Hidrogen pada lingkungannya seharusnya antara
pH 7,2-7,4 ( misalnya pH fisiologis) untuk pertumbuhan bakteri yang
optimal. Meskipun demikian, beberapa bakteri ( misalnya Lactobacillus
sp) dapat mempengaruhi lingkungan ekologisnya, misalnya
menyebabkan proses karies gigi dimana pH dapat diturunkan sampai
5,0.
5. Pertumbuhan Aerob dan Anaerob Suplai
Oksigen yang baik meningkatkan
metabolisme dan pertumbuhan sebagian
besar bakteri. Oksigen bertindak sebagai
akseptor Hidrogen pada tahap akhir produksi
energy dan menghasilkan 2 molekul,
hydrogen peroksida (H2O2) dan radikal bebas
superoksida (O2).
Ada dua enzim yang digunakan oleh bakteri
untuk menghancurkan molekul tersebut:
 enzim pertama yaitu superoksida

dismutase,
 enzim kedua adalah katalase
 Bakteri diklasifikasikan menurut
kemampuannya untuk hidup di lingkungan
dengan oksigen yang sedikit ataupun dengan
oksigen bebas
Bakteri diklasifikasikan sebagai berikut :
 Bakteri obligat aerob (mutlak aerob),
 Bakteri obligat anaerob,
 Microaerophilic , yaitu bakteri yang tumbuh
dengan baik pada lingkungan dengan sedikit
oksigen (misalnya Campylobacter fetus).
D. MEDIA PERTUMBUHAN BAKTERI
Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri
atas campuran nutrisi (nutrient) yang digunakan oleh suatu
mikroorganisme untuk tumbuh dan berkembangbiak pada media
tersebut.
Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi pada media berupa molekul-
molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel-nya.
Media pertumbuhan juga bisa digunakan untuk mengisolasi
mikroorganisme, identifikasi dan membuat kultur murni. Komposisi
media pertumbuhan dapat dimanipulasi untuk tujuan isolasi dan
identifikasi mikroorganisme tertentu sesuai dengan tujuan masing-
masing pembuatan suatu media.
Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat hara
(nutrient) yang berguna untuk membiakkan mikroba. Dengan
mempergunakan bermacammacam media dapat dilakukan isolasi,
perbanyakan, pengujian sifat-sifat fisiologis dan perhitungan jumlah
mikroba.
 1. Macam-macam Media

Media untuk kultur bakteri dalam mikrobiologi ada banyak jenisnya dan dapat menjadi tiga
kelompok besar berdasarkan bentuk, komposisi/susunannya.
a. Berdasarkan Bentuknya Bentuk media ada tiga macam yang dapat dibedakan dari ada
atau tidaknya bahan tambahan berupa bahan pemadat seperti agar-agar atau gelatin.
Bentuk media tersebut yaitu:
1) Media Padat
Media padat merupakan media yang mengandung banyak agar atau zat pemadat kurang
lebih 15% agar sehingga media menjadi padat. Media ini dapat dibedakan menjadi tiga jenis
menurut bentuk dan wadahnya yaitu, media tegak, media miring, dan media lempeng.
Media padat umumnya dipergunakan untuk bakteri, ragi, jamur dan kadang-kadang juga
mikroalga
2) Media semi padat
Media semi padat atau semi cair merupakan media yang mengandung agar kurang dari
yang seharusnya kurang lebih 0,3% - 0,4% sehingga media menjadi kenyal, tidak padat dan
tidak begitu cair. Umumnya digunakan untuk pertumbuhan mikroba yang banyak
memerlukan air dan hidup anerobik dan untuk melihat pergerakan mikroba. Kalau
penambahan zat pemadat hanya 50% atau kurang dari yang seharusnya. Ini umumnya
diperlukan untuk pertumbuhan mikroba yang banyak memerlukan kandungan air dan hidup
anaerobic atau fakultatif.
3) Media cair Media cair merupakan media yang tidak ditambahi bahan pemadat, umumnya
digunakan untuk pertumbuhan mikroalga. Kalau ke dalam media tidak ditambahkan zat
pemadat, umumnya dipergunakan untuk pembiakkan mikroalge tetapi juga mikroba lain,
terutama bakteri dan ragi.
b. Berdasarkan Komposisi/Susunannya
Berdasarkan komposisinya media di bagi atas :
1. Media alami/non sintetis merupakan media yang
disusun dari bahan-bahan alami dimana komposisinya
yang tidak dapat diketahui secara pasti dan biasanya
langsung diekstrak dari bahan dasarnya seperti: kentang,
tepung, daging, telur, ikan sayur, dsb. Contohnya: Tomato
juice agar.
2. Media semi sintesis merupakan media yang disusun
dari bahan-bahan alami dan bahan-bahan sintesis.
Contohnya: Kaldu nutrisi disusun dari : Pepton 10,0 g,
Ekstrak daging 10,0 g, NaCl 5,0 g, dan Aquadest 1000 ml.
3. Media sintesis, yaitu media yang disusun dari senyawa
kimia yang jenis dan takarannya diketahui secara pasti.
Contohnya : Mac Conkey Agar.
c. Berdasarkan bentuk
Berdasarkan bentuk, media perbenihan dapat
dikelompokkan menjadi :
1) Media alami,
2) Media sintetik yaitu media yang disusun
oleh senyawa kimia.
3) Media semi sintetik yaitu media yang
tersusun oleh campuran bahan-bahan alami
dan bahan-bahan sintetis.
Berikut ini beberapa media yang sering
digunakan secara umum
 Nutrient Agar

Nutrien agar adalah medium umum untuk uji


air dan produk dairy.
 MRSA (de Mann Rogosa Sharpe Agar)

MRSA merupakan media yang diperkenalkan oleh De Mann, Rogosa, dan Shape (1960) untuk
memperkaya, menumbuhkan, dan mengisolasi jenis Lactobacillus dari seluruh jenis bahan.
MRS agar mengandung polysorbat, asetat, magnesium, dan mangan yang diketahui untuk
beraksi/bertindak sebagai faktor pertumbuhan bagi Lactobacillus, sebaik nutrien diperkaya.

 Trypticase Soy Broth (TSB) TSB adalah media broth diperkaya untuk tujuan umum, untuk
isolasi, dan penumbuhan bermacam mikroorganisme. Media ini banyak digunakan untuk
isolasi bakteri dari spesimen laboratorium dan akan mendukung pertumbuhan mayoritas
bakteri patogen. Media TSB mengandung kasein dan pepton kedelai yang menyediakan asam
amino dan substansi nitrogen lainnya yang membuatnya menjadi media bernutrisi untuk
bermacam mikroorganisme.

 Plate Count Agar (PCA) PCA digunakan sebagai medium untuk mikroba aerobik dengan
inokulasi di atas permukaan. Media PCA ini baik untuk pertumbuhan total mikroba (semua
jenis mikroba) karena di dalamnya mengandung komposisi casein enzymic hydrolisate yang
menyediakan asam amino dan substansi nitrogen kompleks lainnya serta ekstrak yeast
mensuplai vitamin B kompleks. Potato Dextrose Agar (PDA) PDA digunakan untuk
menumbuhkan atau mengidentifikasi ragi dan kapang. Dapat juga digunakan untuk
enumerasi ragi dan kapang dalam suatu sampel atau produk makanan. PDA cocok untuk
pertumbuhan jamur. PDA mengandung sumber karbohidrat dalam jumlah cukup yaitu terdiri
dari 20% ekstrak kentang dan 2% glukosa sehingga baik untuk pertumbuhan kapang dan
khamir tetapi kurang baik untuk pertumbuhan bakteri.
 2. Jenis-Jenis Media
Berdasarkan Fungsinya Berdasarkan fungsinya,
media dapat dibedakan menjadi enam yaitu:
a.Media Basal (media dasar) adalah media yang
digunakan sebagai bahan dasar untuk membuat
media lain yang lebih kompleks. Media ini dapat
mendukung pertumbuhan hampir semua jenis
mikrobia, contohnya adalah nutrient broth,
kaldu pepton, dsb.
b.Media Diferensial adalah media yang bila
ditumbuhi oleh mikroba yang berbeda, mikroba
tersebut akan tumbuh dengan ciri khusus
sehingga dapat dibedakan. dengan jenis lainnya.
 C. Media selektif adalah media yang memungkinkan suatu jenis mikroba
tumbuh dengan pesat, sementara jenis mikroba yang lain terhambat.
Contohnya: Media Salmonella Shigella Agar (SSA), Thiosulphate Citrate Bile
Salt (TCBS), dan sebagainya. Media selektif merupakan media yang
ditambahkan bahan-bahan tertentu yang akan menghambat pertumbuhan
mikroba yang tidak diinginkan yang ada dalam suatu spesimen. Inhibitor
yang digunakan berupa antibiotik, garam dan bahan-bahan kimia lainnya.
 d. Media diperkaya (enrichment) adalah media yang dirancang untuk
mendukung pertumbuhan mikroorganisme. Media tersebut memiliki
konstituen nutrisi yang mendorong pertumbuhan mikroba tertentu.
Contohnya: kaldu selenit, atau kaldu tetrationat untuk memisahkan bakteri
Salmonella thyposa dari tinja. Pada media diperkaya (enrichment media)
ditambahkan bahan-bahan tertentu untuk menstimulasi pertumbuhan
mikroba yang diinginkan. Hal ini dilakukan untuk menstimulasi pertumbuhan
mikroba yang jumlahnya sedikit dalam suatu campuran berbagai mikroba
contoh Chocolate media dan Yeast-Extract-poptasium Nitrat Agar.
 e. Media pengkayaan adalah media yang mengandung bahan-bahan tertentu
yang di satu pihak dapat menghambat pertumbuhan bakteri tertentu, tetapi
di lain pihak sebaliknya dapat menunjang pertumbuhan bakteri tertentu
lainnya. Misalnya media Muller-Kauffman mengandung natrium tetrationat
yang menunjang pertumbuhan Salmonella tetapi menghambat pertumbuhan
Escherichia.
 f. Media uji (identifikasi) adalah media yang digunakan untuk
identifikasi mikroba, misalnya Medium Litmus Milk umumnya
ditambah dengan substansi tertentu yang bisa menjadi indicator.
 g. Medium umum, media yang ditambahkan bahan-bahan yang
bertujuan menstimulasi pertumbuhan mikroba secara umum. Contoh
Nutrien Agar (NA) untuk menstimulasi pertumbuhan bakteri, Potato
Dextose Agar (PDA) untuk menstimulir pertumbuhan fungi.
 h. Medium khusus (spesifik), merupakan medium untuk menentukan
tipe pertumbuhan mikroba dan kemampuannya untuk mengadakan
perubahan-perubahan kimia tertentu misalnya, medium tetes tebu
untuk Saccharomyces cerevisiae.
 i. Medium penguji (Assay medium), yaitu medium dengan susunan
tertentu yang digunakan untuk pengujian senyawa-senyawa tertentu
dengan bantuan bakteri misalnya medium untuk menguji vitamin-
vitamin, antibiotika dan lain-lain.

 j. Medium perhitungan jumlah mikroba yaitu medium spesifik yang


digunakan untuk menghitung jumlah mikroba dalam suatu bahan,
misalnya medium untuk menghitung jumlah bakteri E. coli air sumur.
 TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai