Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENGANTAR AKUNTANSI
(AKUNTANSI KONVENSIONAL DAN AKUNTASI SYARIAH)

DOSEN PENGAMPU
Bekti Widyaningsih, S.Kom., ME

DISUSUN OLEH
Umi Latifah
NIM 2005140402

UNIVERSITAS KH. A. WAHAB HASBULLAH TAMBAKBERAS JOMBANG


FAKULTAS EKONOMI
MANAJEMEN
2020/2021

PENGANTAR AKUNTANSI
Akuntansi atau accounting memiliki arti menghitung. Secara umum, akuntansi
merupakan proses mencatat, mengklasifikasi, meringkas, mengolah, dan menyajikan data
transaksi yang berkaitan dengan keuangan.

1. Akuntasi Konvensional
Akuntansi konvensional secara umum adalah suatu metode mengolah informasi
keuangan dan menyajikannya agar dapat digunakan oleh pihak yang berkepentingan terhadap
hasil laporan tersebut. Akuntansi model konvensional ini bisa dibilang adalah sistem
akuntansi yang paling banyak digunakan oleh masyarakat umum. Sejarah akuntansi
menunjukkan bahwa fungsi utama akuntansi adalah memenuhi kebutuhan pengguna.
Tujuan akuntansi berdasarkan teori konvensional adalah berfokus pada pelaksanaan kerja
manajer dalam menjaga investasi yang dipercayakan oleh pemilik dan kreditor kepadanya.
Definisi lain akuntansi konvensional adalah penggunaan historical cost untuk menilai aset-
aset nonmoneter, seperti asset tetap. Historical cost merupakan biaya mendapatkan aset
sesuai dengan riwayatnya.
Akuntansi konventional dipengaruhi oleh berbagai macam ideologi, akan tetapi dapat
dilihat bahwa ideologi yang paling dominan mempengaruhinya adalah ideologi kapitalisme.
Hal ini terlihat dari beberapa pendapat ahli akuntansi yang menjelaskan mengenai hal
tersebut. Diantaranya, Harahap pada tahun 2001 menyatakan bahwa ilmu akuntansi yang
berkembang saat ini dilandasi jiwa capitalism dan sebaliknya perkembangan ekonomi
capitalism sangat dipengaruhi oleh perkem bangan ekonomi konvensional. Bahkan Tri
Wuyono pada tahun 2001 mengatakan bahwa akuntansi saat ini sudah bukan berbau kapitalis
lagi tetapi ia (akuntansi) adalah kapiltalisme murni.
Sistem kapitalisme didasari oleh individualism yang kuat, hal ini dapat dilihat dari
pendapat Adam Smith dalam bukunya The Wealth Of Nations, yang mengatakan yang
mengatakan bahwa sistem ekonomi yang efisien dan harmonis dapat diciptakan pada saat
pasar menjalankan fungsinya tanpa intervensi dari pemerintah dan apabila pemerintah
mampu menjamin hak milik individu. Ia menyatakan bahwa dengan memberikan kebebasan
yang mutlak kepada indivudu untuk memenuhi kebutuhan pribadinya, kesejahteraan social
akan terwujud.

Pengertian Sistem Akuntansi Konvensional Menurut Beberapa Ahli

 “Sistem Akuntansi Konvensional (Tradisional) adalah sistem kalkulasi biaya yang


menghitung biaya overhead pabrik berdasarkan jumlah unit yang dihasilkan dan diukur
dalam jam kerja langsung, jam kerja mesin atau dalam jumlah rupiah tertentu”.
( Supriono, 1997 : 221 )
 “Metode Akuntansi Konvensional (Tradisional) didasarkan pada produksi massal dari
suatu produk yang matang dengan karakteristik yang dikenal dari suatu teknologi yang
stabil”. ( Amin Widjaya Tunggal, 2000 : 11 )

 “Metode Akuntansi Konvensional (Tradisional) menghitung suatu harga pokok produksi


perunit  dengan cara  pengumpulan seluruh  biaya produksi untuk setiap pesanan”.
( Mas’ud Machfoedz, 1996 : 176 )

TEORI AKUNTANSI
CONVENTIONAL
ACCOUNTING
Perkembangan Akuntansi
Konvensional
Sejarah mulanya akuntansi
dikaitkan dengan hasil karya
seorang ahli matematika
Italia pada zaman renaisance
yaitu Luca Pacioli (1494), dalam
bukunya yang berjudul
“Summa de Arithmatica
Geometria Propotione et
Propotionalite”, terdapat sebuah
bab
yang menjelaskan tentang
“Double Entry Accounting
System”. Selanjutnya bab
tersebut
dijadikan acuan bagi ilmu
akuntansi konvensional. Namun
belakangan setelah dilakukan
berbagai penelitian sejarah
dan arkeologi, ternyata banyak
data yang membuktikan
bahwa jauh sebelum Pacioli
sudah dikenal akuntansi
(Harahap, 2001:34). Ada indikasi
bahwa terdapat kesenjangan
kalangan tertentu di Barat
menyembunyikan sumbangan
dari
beberapa peradaban terutama
Islam terhadap kemajuan
tersebut. Dalam hubungannya
dengan sejarah perkembangan
ilmu akuntansi, double
entry bookkeeping system
merupakan titik tolaknya. Hal
ini didasarkan pada
pertimbangan bahwa
akuntansi yang berkembang saat
ini didasarkan kepada system
tersebut.
TEORI AKUNTANSI
CONVENTIONAL
ACCOUNTING
Perkembangan Akuntansi
Konvensional
Sejarah mulanya akuntansi
dikaitkan dengan hasil karya
seorang ahli matematika
Italia pada zaman renaisance
yaitu Luca Pacioli (1494), dalam
bukunya yang berjudul
“Summa de Arithmatica
Geometria Propotione et
Propotionalite”, terdapat sebuah
bab
yang menjelaskan tentang
“Double Entry Accounting
System”. Selanjutnya bab
tersebut
dijadikan acuan bagi ilmu
akuntansi konvensional. Namun
belakangan setelah dilakukan
berbagai penelitian sejarah
dan arkeologi, ternyata banyak
data yang membuktikan
bahwa jauh sebelum Pacioli
sudah dikenal akuntansi
(Harahap, 2001:34). Ada indikasi
bahwa terdapat kesenjangan
kalangan tertentu di Barat
menyembunyikan sumbangan
dari
beberapa peradaban terutama
Islam terhadap kemajuan
tersebut. Dalam hubungannya
dengan sejarah perkembangan
ilmu akuntansi, double
entry bookkeeping system
merupakan titik tolaknya. Hal
ini didasarkan pada
pertimbangan bahwa
akuntansi yang berkembang saat
ini didasarkan kepada system
tersebut.
Perkembangan Akuntansi Konvensional
Sejarah mulanya akuntansi dikaitkan dengan hasil karya seorang ahli matematika Italia
pada zaman renaisance yaitu Luca Pacioli (1494), dalam bukunya yang berjudul “Summa de
Arithmatica Geometria Propotione et Propotionalite”, terdapat sebuah bab yang
menjelaskan tentang “Double Entry Accounting System”. Selanjutnya bab tersebut dijadikan
acuan bagi ilmu akuntansi konvensional. Namun belakangan setelah dilakukan berbagai
penelitian sejarah dan arkeologi ternyata banyak data yang membuktikan bahwa jauh
sebelum Pacioli sudah dikenal akuntansi (Harahap, 2001). Ada indikasi bahwa terdapat
kesenjangan kalangan tertentu di Barat menyembunyikan sumbangan dari beberapa
peradaban terutama Islam terhadap kemajuan tersebut. Dalam hubungannya dengan sejarah
perkembangan ilmu akuntansi, double entry bookkeeping system merupakan titik tolaknya
Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa akuntansi yang berkembang saat ini didasarkan
kepada system tersebut.

Landasan Berpikir Akuntansi Konvensional


Akuntansi kapitalis dibangun berdasarkan landasan pikir sekuler terkonstruksi sebagai
ilmu yang bebas nilai ( Value Free ), sehingga satu-satunya landasannya adalah rasional
tanpa memiliki dimensi teologis ketauhidan serta moral. Akuntansi yang dibangun pada
ranah peradaban ekonomi kapitalis lahir sebagai perangkat konstruktif peradaban tersebut.
Seluruh dimensi penyajian laporan keuangan selalu mencerminkan kebutuhan dan
kepentingan stockholder sesuai dengan filosofi induk yang melahirkannya. Hal ini sesuai
dengan apa yang dikatakan Karl Max bahwa akuntansi kapitalis hanya merupakan legalisasi
kaum kapitalis untuk tetap eksis.

Kelemahan Akuntansi Konvensional


 Sekuler : Mengklaim sebagai praktik yang bebas nilai (terpisah dari nilai spiritual)
 Materialistik : Informasi yang disajikan melalui laporan-laporan keuangan hanyalah
informasi-informasi dari kegiatan yang memiliki satuan moneter atau bernilai
material
 Egoistik : Praktik akuntansi yang berlaku saat ini hanya berfokus pada pemberian
bagaimana penyajian laporan keuangan akan dapat menyenangkan shareholder atau
menarik investor tanpa memperhatikan kepentingan pihak-pihak lain
 Kuantitatif : Informasi yang diberikan hanya sebatas informasi yang bersifat
kuantitatif, sedangkan informasi yang bersifat kualitatif tidak disampaikan.

Kelebihan Akuntansi Konvensionaltitatif 


 Lebih Mudah Memahami Konsep Modal
Jenis jenis modal dalam akuntansi konvensional terbagi menjadi dua bagian, yaitu modal
tetap (aktiva tetap) dan modal yang beredar (aktiva lancar). Kelebihan akuntansi
konvensional dalam hal ini adalah semua orang akan lebih mudah memahami tentang
hal-hal apa saja yang tergolong dalam modal.
 Melakukan Pencegahan Kerugian
Konsep dasar akuntansi konvensional mempraktikkan teori pencadangan dan ketelitian
untuk menanggung semua kerugian dalam perhitungan serta mengenyampingkan laba
yang mungkin didapatkan. Inilah yang menjadi kelebihan akuntansi konvensional.
 Memperhitungkan Berbagai Jenis Laba
Konsep konvensional menerapkan prinsip laba universal yang mencakup laba dagang,
modal pokok, transaksi, dan uang dari kegiatan perusahaan. Manfaat
akuntansi konvensional lebih rinci dalam perhitungan laba perusahaan
 Lebih Selektif dalam Menentukan Laba
Ruang lingkup akuntansi konvensional menerapkan prinsip laba hanya dihitung sebagai
laba kalau ada kegiatan transaksi seperti jual beli. jual beli menjadi keharusan untuk
menyatakan laba yang tidak boleh dibagi sebelum laba itu benar-benar diterima
 Lebih Rinci dalam Mencatat Keadaan Perusahaan
Akuntansi konvensional memberikan informasi yang diperlukan tentang
perubahan macam macam harta dalam akuntansi dan kewajiban sehingga kondisi
perusahaan bisa terlihat secara gamblang. Pihak yang membutuhkan laporan keuangan
bisa mengambil keputusan dari laporan keuangan yang sudah tersusun secara lengkap.

2. Akuntansi Syariah
Terdapat beberapa pengertian tentang Akuntansi Syariah, antara lain yaitu : secara
etimologi, kata Akuntansi berasal dari bahasa Inggris “accounting”, dalam bahasa Arabnya
disebut “muhasabah” yang bersal dari kata “hasaba, hasiba, muhasabah, atau wazan yang
lain adalah “hasaba, hasban, hisabah” artinya menimbang, menghitungkan, mengkalkulasi,
mendata atau menghisab, yakni menghitung dengan seksama atau teliti yang harus dicatat
dalam pembukuan tertentu. Secara umum Akuntansi Syariah ialah proses akuntansi yang
berdasarkan pada prinsip-prinsip syariah, baik dalam siklus akuntansinya maupun
pencatatannya. Lebih jelasnya ialah suatu proses akuntansi untuk transaksi-transaksi syariah
seperti murabahah, musyrakah, mudharabah dan lainnya.
Akuntansi syariah adalah Akuntansi yang berorientasi sosial. Artinya Akuntansi ini tidak
hanya sebagai alat untuk menterjemahkan fenomena ekonomi dalam bentuk ukuran moneter
tetapi juga sebagai suatu metode yang menjelaskan bagaimana fenomena ekonomi itu
berjalan dalam masyarakat islam.
Pengertian Akuntansi Syariah Menurut Para Ahli
1. Menurut Toshikabu Hayashi
Akuntansi syariah merupakan ilmu akuntansi yang memiliki konsep pada hukum syariah
yang sudah ditetapkan oleh Allah SWT, bukan dari hukum-hukum yang dicipatakan oleh
manusia. Akuntansi syariah menuntut sebuuah lembaga untuk memiliki etika serta
tanggung jawab sosial, bahkan pertanggung jawaban tersebut dapat diajukan di akhirat
kelak.
2. Menurut Napier (2007)
Akuntansi syariah merupakan bidang di dalam ilmu akuntansi yang lebih menekankan
pada dua hal yaitu pelaporan dan akuntabilitas. Yang dimaksudkan dengan akuntabilitas
dapat tercemin melali tauhid, segala sesuatu yang ada di bumi ini tentunya harus berjalan
sesuai dengan aturan-aturan yang telah ditetapkan Allah SWT dan manusia berperan
menjadi khalifah Allah di bumi.
3. Menurut Adnan M Akhyar (Akuntansi Syariah: Arah, Prospek dan Tantangannya 2005)
Akuntansi syariah merupakan akuntansi yang memiliki tujuan untuk membantu
pencapaian keadilan sosial ekonomi (Al Falah) serta mengenal penuh mengenai
kewajiban-kewajiban kepada Tuhan, masyarakat, serta individu yang terkait di dalam
kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan ekonomi sebagai sarana ibadah.
4. Menurut Karim (Islamic Accounting:1990)
Akuntansi syariah merupakan bidang baru di dalam ilmu akuntansi yang mana
dikembangkan dengan menggunakan landasan-landasan nilai, etika, serta syariah islam.
Sehingga akuntansi syariah sering dikenal dengan nama akuntansi Islam.
5. Menurut Sofyan S.Harahap (Akuntansi Sosial Ekonomi dan Akuntansi Islam)
Akuntansi syariah merupakan penggunaan ilmu akuntansi untuk menjalankan syariah-
syariah agama islam, bahkan penggunaan ini sudah diterapkan pada jaman Nabi
Muhammad SAW, Khulaurrasyidiin serta pemerintahan-pemerintahan Islam lainnya.
6. Menurut Dr Omar Abdullan Zaid (Akuntansi Syariah: Kerangka Dasar dan Sejarah
Keuangan Dalam Masyarakat Islam)
Menurut Dr Omar yang sudah diterjemahkan oleh Syafi’i Antonia serta Sofyan
S.Harahap, Akuntansi syariah atau Muhasabah merupakan aktivitas yang dilakukan
secara teratur dan berkaitan dengan pencatatan transaksi, tindakan, keputusan yang
memang sesuai dengan syariat Islam serta jumlahnya akan dicatat dalam bentuk yang
representatif dan berhubungan dengan pengukuran dengan hasil-hasil keuangan yang
berimplikasi pada transaksi, tindakan, serta keputusan yang digunakan untuk membentuk
pengambilan sebuah keputusan yang tepat.

Prinsip Akuntansi Syariah


 Prinsip pertanggungjawaban
Karena dasar yang digunakan dalam akuntansi syariah ialah ilmu syariah, maka prinsip
pertanggungjawaban merupakan salah satu bentuk implementasi hal tersebut. Dimana
setiap hal yang dilakukan oleh manusia harus dipertanggungjawabkan. Secara kongkret
transaksi yang dilakukan seorang pebisnis harus dipertanggungjawabkan, salah satunya
ialah melalui laporan keuangan atau laporan akuntansi yang telah dibuat oleh akuntan.

 Prinsip Keadilan
Prinsip keadilan dalam akuntansi ini memiliki dua pengertian. Pertama ialah keadilan
yang berkaitan dengan praktik moral, yaitu kejujuran yang merupakan faktor yang sangat
dominan. Tanpa kejujuran ini, informasi akuntansi yang disajikan dalam jurnal dan
laporan keuangan akan menyesatkan dan sangat merugikan masyarakat. Keadilan disini
bersifat lebih fundamental dan tetap berpijak pada nilai-niali etika/syari’ah dan moral,
pengertian inilah yang lebih merupakan sebagai pendorong untuk melakukan upaya-upaya
dekonstruksi terhadap rupa akuntansi modern menuju pada sistem akuntansi “alternatif”
yang lebih baik.

 Prinsip Kebenaran

Berkesinambungan dengan prinsip keadilan, prinsip kebenaran akan menciptakan keadilan


dalam mengakui, mengukur dan melaporkan transaksi-transaksi ekonomi. Contohnya pada
aktivitas pengakuan, pengukuran dan pelaporan yang tentu saja akan berjalan dengan baik
jika dibarengi dengan rasa kebenaran.

Konsep Dasar Akuntasi Syariah


 Entitas Bisnis
Entitas atau yang dikenal dengan kesatuan bisnis merupakan lembaga yang dianggap
sebagai entitas ekonomi serta hukum yang terpisah dari pihak yang memiliki kepentingan
atau pihak pemilik pribadi.
 Kesinambungan
Akitivitas-aktivitas yang dianggap akan berjalan terus menerus.
 Stabilitas Daya Beli Unit Moneter
Merupakan uang atau alat tukar yang penggunaannya harus tetap dan stabil. Bentuk uang
yang mungkin saja digunakan dalam hal ini adalah yang berbahan dasar emas, sehingga
nilai uang tersebut dapat setara dengan benda.
 Periode Akuntansi
Tujuan dari adanya akuntansi syariah adalah dapat digunakan dalam perhitungan zakar.
Seperti yang anda ketahui, zakat merupakan hal wajib yang harus dilakukan seseorang
ketika harta benda yang dimilikinya mencapai nishob dan haul. Periode akuntansi syariah
akan mengikuti haul pada zakat yaitu satu tahun dan perhitungannya akan dilakukan pada
akhir tahun.

3. Perbedaan Akuntansi Konvensional Dan Akuntansi Syariah


 Sesuai Prinsip

Akuntansi syariah itu sendiri memiliki kegiatan ekonomi harus sesuai prinsip kaidah dan
syariah Islam yang menjadi kehidupan masyarakat muslim secara umum.

Akuntansi konvensional memiliki prinsip peerhitungan pada logika manusia yang bisa
berubah tergantung kebutuhan dan keinginan masyarakat dan pebisnis.

 Sesuai Kebenaran

Akuntansi syariah harus sesuai dengan keadilan, kebenaran, dan pertanggungjawaban ini
juga harus sesuai dengan ajaran Islam.

Akuntansi konvensional, nilai keadilan, kebenaran, dan pertanggungjawaban tentu juga


berlaku tetapi sangat tergantung pada nilai yang dianut pada masing-masing atau
perusahaan.

 Mematuhi Peraturan

Akuntansi syariah dilarang untuk melakukan pencatatan transaksi ekonomi yang


mengandung riba, judi, penipuan, barang tidak halal seperti minuman keras, prostitusi,
dan sebagainya.

Akuntansi konvensional lebih bersifat bebas tergantung perusahaannya.

 Memakai Penilaian

Akuntansi konvensional akan menyimpan modal pokoknya, sehingga yang dimaksud dari
modal pokok itu sendiri masih belum ditentukan oleh kebijakan perusahaan.

Akuntansi syariah nilai modal didasarkan pada nilai tukar yang berlaku saat ini.

 Konsep Modalnya

Perhitungan akuntansi konvensional, konsep modal dikenal dalam dua bagian, seperti
aset tetap dan aset lancar.

Pada akuntansi syariah dimana modal pokok dibagi dalam dua hal misalnya seperti uang
tunai atau cash dan harta barang atau stock.

 Mendapatkan Keuntungan

Akuntansi konvensional yaitu keuntungan didapat pada saat kegiatan jual beli dilakukan
oleh suatu perusahaan.
Akuntansi syariah, keuntungan akan diterima  dan dicatat pada saat penjualan dan
pertambahan nilai barang, tidak peduli barang tersebut terjual atau belum terjual.

 Klasifikasi Laba

Akuntansi konvensional klasifikasi laba mencakup laba dagang, modal pokok, transaksi,
dan uang dari sumber lainnya.

Akuntansi syariah klasifikasi akan dibedakan menjadi dua yaitu laba  dari aktivitas pokok
dan modal pokok serta laba yang berasal dari transaksi.

 Transaksi Tunai

Akuntansi konvensional merupakan transaksi yang diterima dari mata uang seperti emas,
perak, dan barang lain.

Pada konsep akuntansi syariah benda berharga tersebut bukan modal dari aset
perusahaan. Sebagai mata uang emas, perak, dan lainnya hanyalah cadangan penilaian
harta untuk pengukuran dan penentuan nilai dan harga.

Anda mungkin juga menyukai