Anda di halaman 1dari 16

Tugas Ujian Akhir Semester

Kepemimpinan Dalam Bisnis

Belajar Dari Kepemimpinan Susi Pudjiastuti

Johannes Richard Liamri


3121004

FAKULTAS BISNIS & EKONOMIKA


UNIVERSITAS SURABAYA
2014/2015

BAB 1
PENDAHULUAN

Pudjiastuti
2

Kepemimpinan Dalam Bisnis

1.1 Latar Belakang


Kepemimpinan merupakan sebuah topik bahasan yang sudah sangat
klasik, namun masih tetap menarik untuk dibicarakan hingga saat ini.
Kepemimpinan menjadi faktor penentu apakah sebuah perusahaan atau
organisasi dapat berjalan dengan baik dan efektif. Kepemimpinan tidak lepas
dari yang namanya tanggung jawab, sehingga seorang pemimpin yang baik
salah satu cirinya adalah bertanggung jawab.
Pada jaman sekarang ini, moral dan mental seseorang sudah semakin
buruk adanya. Dibutuhkan seseorang yang memiliki karakter, kepribadian,
moral serta mental yang baik untuk membawa perubahan. Pemimpin yang
berkarakter, bertanggung jawab dan memiliki kepedulian yang dapat
membawa perubahan terhadap dunia ini. Salah satu contoh pemimpin tersebut
adalah Ibu Susi Pudjiastuti, yang saat ini menjabat sebagai Menteri Kelautan
dan Perikanan dalam Kabinet Kerja 2014-2019 di Indonesia.
Sepak terjang Ibu Susi Pudjiastuti sangatlah fenomenal di Indonesia. Ibu
Susi menerima banyak penghargaan selama hidupnya dan juga tidak jarang
menuai kritik yang pedas dari masyarakat Indonesia. Penghargaan yang
diterima mulai dari Pelopor Wisata tahun 2004; Young Entrepreneur of the
Year 2005; Inspiring Woman 2005; Metro TV Award for Economics pada
tahun 2006; Tokoh Wanita Inspiratif Penggerak Pembangunan pada tahun
2008; dan Award for Innovative Achievements, Extraordinary Leadership and
Significant Contributions to the Economy (APEC) pada tahun 2011.
1.2 Rumusan Masalah
1. Deskripsikan latar belakang karier Susi Pudjiastuti! Apa yang menjadi
poin kritis dalam kariernya?
2. Apa karakteristik kepemimpinan Susi Pudjiastuti?
3. Apa kekuatan dan kelemahan Susi Pudjiastuti di dalam menyelesaikan
masalah?
4. Refleksikan kekuatan dan kelemahan Susi Pudjiastuti terhadap dirimu!
Apakah pelajaran yang yang dapat dipelajari dari dia? Perbaikan seperti
apa yang harus dilakukan pada dirimu?
5. Deskripsikan rencana pengembangan diri untuk menjadi seorang
pemimpin yang efektif!
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Kepemimpinan

Pudjiastuti
3

Kepemimpinan Dalam Bisnis

Berikut adalah definisi kepemimpinan berdasarkan pendapat dari beberapa


ahli :
1. George R. Terry (yang dikutip dari Sutarto, 1998 : 17)
Kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri seseorang atau
pemimpin, mempengaruhi orang lain untuk bekerja secara sadar dalam
hubungan tugas untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
2. Ordway Tead (1929)
Kepemimpinan sebagai perpaduan perangai yang memungkinkan
seseorang mampu mendorong pihak lain menyelesaikan tugasnya.
3. William G. Scott (1962)
Kepemimpinan adalah sebagai proses mempengaruhi kegiatan yang
diorganisir dalam kelompok di dalam usahanya mencapai suatu tujuan
yang telah ditentukan.
4. Stephen J.Carrol & Henry L.Tosj (1977)
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang-orang lain untuk
melakukan apa yang kamu inginkan dari mereka untuk mengerjakannya.
Masih banyak definisi kepemimpinan lainnya menurut masing-masing ahli,
namun dari semua definisi itu, dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan
adalah sebuah kemampuan untuk memimpin serta memberikan pengaruh
kepada orang-orang yang dipimpin untuk dapat mengikuti tujuan, visi ataupun
misi dari seorang pemimpin.
2.2 Tipe Kekuasaan
Menurut Yukl, ada 5 tipe kekuasaan yang mungkin dimiliki oleh seorang
pemimpin, antara lain :
1. Reward Power
Reward Power adalah suatu kekuasaan yang didapatkan dari pemberian
pujian, pendapatan, dan bentuk penghargaan lainnya dari pemimpin
kepada bawahan. Pemimpin memiliki kekuasaan karena dapat
memberikan penghargaaan kepada bawahannya.
2. Coercive Power
Coercive Power adalah suatu kekuasaan yang didapatkan karena adanya
tekanan dan pemaksaan dari pemimpin kepada bawahannya. Di sini
pemimpin memiliki kekuasaan karena bawahan merasa takut akan
menerima hukuman apabila tidak melaksanakan perintah pemimpin.
3. Legitimate Power
Legitimate Power adalah suatu kekuasaan yang didapatkan karena
pemimpin memang secara sah memiliki hak untuk memimpin secara
hierarki organisasi.
4. Expert Power
Expert Power adalah suatu kekuasaan yang didapatkan karena pemimpin
dipercaya oleh para bawahan memiliki keahilan dan pengetahuan yang

Pudjiastuti
4

Kepemimpinan Dalam Bisnis

relevan. Di sini pemimpin mendapatkan kekuasaan karena kemampuan,


keahlian, dan pengetahuan yang dimilikinya.
5. Referent Power
Referent Power adalah suatu kekuasaan yang didapatkan karena bawahan
merasa mencitai dan kagum pada pemimpin sehingga mereka dengan rela
mengikuti pemimpin tersebut. Jenis kekuasaan ini biasanya dimiliki oleh
pemimpin yang karismatik.
2.3 Taktik Mempengaruhi
Yukl (2001) membedakan taktik mempengaruhi menjadi dua kategori
yaitu primary influence dan secondary influence. Penggunaan taktik ini dapat
disesuaikan berdasarkan daya terima bawahan dan kemampuan pemimpin itu
sendiri.
1. Rational : menggunakan pendapat yang logis dan rasional untuk
mendapatkan hasil yang diinginkan.
2. Inspirational : meminta ide yang dapat membangkitkan antusiasme orang
yang ingin dipengaruhi dengan berdasarkan pada nilai yang mereka
percayai.
3. Consultation : meminta orang yang dituju untuk berpartisipasi aktif
dalam aktivitas atau hal lain yang kita inginkan, misalnya meminta saran
atau ide. Di sini pemimpin bersikap sebagai seorang mentor.
4. Personal : berusaha mempengaruhi orang yang dituju dengan adanya
landasan kesamaan tertentu.
5. Coalition : berusaha mempengaruhi orang yang dituju karena adanya
kesamaan tujuan.
6. Apprising : mempengaruhi dengan menjelaskan manfaat-manfaat yang
akan diterima oleh orang yang dituju.
7. Exchange : memberikan penawaran yang dirasa akan menarik bagi orang
yang dituju agar bertindak sesuai dengan keinginan.
8. Ingratiation : memberikan pengaruh melalui pujian-pujian kepada orang
yang dituju.
9. Legitimating : memberikan pengaruh melalui kekuasaan legitimasi yang
dimiliki.
10. Pressure : mempengaruhi dengan menunjukkan hukuman atau akibat
yang dapat diterima jika tidak berlaku dengan keinginan pemimpin.
2.4 Tipe Kepemimpinan
1. Ethical
Ethical merupakan tipe kepemimpinan di mana pemimpin dapat bersikap
etis dengan menghargai hak dan kepentingan orang lain. Hal ini juga
berhubungan dengan bagaimana pemimpin dapat mempengaruhi bawahan
dan orang lain agar berperilaku etis juga (mempengaruhi perilaku etis
orang lain).

Pudjiastuti
5

Kepemimpinan Dalam Bisnis

2. Servant
Servant membantu bawahan untuk mencapai tujuan bersama dengan
memfasilitasi pengembangan individu, pemberdayaan dan kerjasama
bawahan.
3. Spiritual
Spiritual merupakan tipe kepemimpinan di mana pemimpin membangun
kesadaran dari bawahan mengenai pentingnya arti spiritual dalam
pekerjaan. Hal ini selanjutnya akan meningkatkan motivasi intrinsik yang
dapat berpengaruh terhadap kinerja karyawan itu sendiri dan komitmen
dalam organisasi.
4. Authentic
Authentic merupakan tipe kepemimpinan yang digambarkan sebagai
pemimpin yang ideal di mana pemimpin memiliki nilai-nilai yang dianut
dan dapat konsisten dalam memegang dan mengamalkan nilai-nilai
tersebut. Hal ini akan menimbulkan kepercayaan dari para bawahan bahwa
pemimpin terus teguh memegang nilai tersebut bersama dengan mereka.
2.5 Gaya Kepemimpinan
Robinss (2006) mengidentfikasi empat jenis gaya kepemimpinan antara lain :
1. Gaya Kepemimpinan Kharismatik
Para pengikut terpacu kemampuan kepemimpinan yang heroik atau
yang luar biasa ketika mereka mengamati perilaku-perilaku tertentu
pemimpin mereka. Terdapat lima karakteristik pokok pemimpin
kharismatik :
a. Visi dan artikulasi
Dia memiliki visi yang ditujukan dengan sasaran ideal yang berharap
masa depan lebih baik daripada status quo, dan mampu
mengklarifikasi pentingnya visi yang dapat dipahami orang lain.
b. Rasio Personal
Pemimpin kharismatik bersedia menempuh risiko personal tinggi,
menanggung biaya besar, dan terlibat ke dalam pengorbanan diri untuk
meraih visi.
c. Peka terhadap lingkungan
Mereka mampu menilai secara realistis kendala lingkungan dan
sumber daya yang dibutuhkan untuk membuat perubahan.
d. Kepekaan terhadap kebutuhan pengikut
Pemimpin kharismatik perseptif (sangat pengertian) terhadap
kemampuan orang lain dan responsif terhadap kebutuhan dan perasaan
mereka.
e. Perilaku tidak konvensional
Pemimpin kharismatik terlibat dalam perilaku yang dianggap baru dan
berlawanan dengan norma.

Pudjiastuti
6

Kepemimpinan Dalam Bisnis

2. Gaya Kepemimpinan Transaksional


Pemimpin transaksional merupakan pemimpin yang memandu atau
memotivasi para pengikut mereka menuju sasaran yang ditetapkan dengan
memperjelas persyaratan peran dan tugas. Gaya kepemimpinan
transaksional lebih berfokus pada hubungan pemimpin-bawahan tanpa
adanya usaha untuk menciptakan perubahan bagi bawahannya. Terdapat
empat karakteristik pemimpin transaksional:
a. Imbalan kontingen, kontrak pertukaran imbalan atas upaya yang
dilakukan, menjanjikan imbalan atas kinerja baik, mengakui
pencapaian.
b. Manajemen berdasar pengecualian (aktif), melihat dan mencari
penyimpangan dari aturan dan standar, menempuh tindakan perbaikan.
c. Manajemen berdasar pengecualian (pasif), mengintervensi hanya jika
standar tidak dipenuhi.
d. Laissez-Faire, melepas tanggung jawab, menghindari pembuatan
keputusan.
3. Gaya Kepemimpinan Transformasional
Pemimpin transformasional mencurahkan perhatian pada hal-hal dan
kebutuhan pengembangan dari masing-masing pengikut. Pemimpin
transformasional mengubah kesadaran para pengikut akan persoalanpersoalan dengan membantu mereka memandang masalah lama dengan
cara-cara baru, dan mereka mampu menggairahkan, membangkitkan, dan
mengilhami para pengikut untuk mengeluarkan upaya ekstra demi
mencapai sasaran kelompok. Terdapat empat karakteristik pemimpin
transformasional :
a. Kharisma, memberikan visi dan rasa atas misi, menanamkan
kebanggaan, meraih penghormatan dan kepercayaan.
b. Inspirasi, mengkomunikasikan harapan tinggi, menggunakan simbol
untuk memfokuskan pada usaha, menggambarkan maksud penting
secara sederhana.
c. Stimulasi intelektual, mendorong intelegensia, rasionalitas, dan
pemecahan masalah secara hati-hati.
d. Pertimbangan individual, memberikan perhatian pribadi, melayani
karyawan secara pribadi, melatih dan menasehati.
4. Gaya Kepemimpinan Visioner
Kemampuan menciptakan dan mengartikulasikan visi yang
realistis, kredibel, dan menarik mengenai masa depan organisasi atau unit
organisasi yang tengah tumbuh dan membaik dibanding saat ini. Visi ini
jika diseleksi dan diimplementasikan secara tepat, mempunyai kekuatan
besar sehingga bisa mengakibatkan terjadinya lompatan awal ke masa

Pudjiastuti
7

Kepemimpinan Dalam Bisnis

depan dengan membangkitkan keterampilan, bakat, dan sumber daya


untuk mewujudkannya.
2.6 Pengembangan Kepemimpinan
Meningkatkan kompetisi bisnis membuat para pemimpin perlu menyadari
akan pentingnya pengembangan kepemimpinan. Dengan semakin
kompetitifnya persaingan bisnis, pemimpin akan memerlukan pengetahuan
dan keterampilan yang diasah secara berkelanjutan sehingga dapat terus
bersaing dan memiliki nilai tambah. Kompetensi kepemimpinan dapat
dikembangkan dengan berbagai cara, antara lain:
1. Pelatihan Formal
Pelatihan yang biasanya dilakukan dalam periode tertentu ini dilakukan
dengan bantuan professional, misalnya lokakarya, seminar, atau kursus.
2. Kegiatan Pengembangan
Biasanya ditanamkan melalui tugas operasional yang memberikan
tantangan baru dan menciptakan kesempatan untuk mempelajari
keterampilan.
3. Kegiatan Self-help
Dilakukan secara individu dengan membaca buku, melihat video, dan hal
lain yang dirasa dapat menambah kompetensinya.

BAB 3
PEMBAHASAN
3.1 Latar Belakang Karier Susi Pudjiastuti
Ibu Susi Pudjiastuti dilahirkan di Pangandaran, Jawa Barat pada tanggal
15 Januari 1965 dari pasangan Haji Ahmad Karlan dan Hajjah Suwuh
Lasminah. Orang tua ibu Susi berasal dari Jawa Tengah, namun sudah
menetap di Pangandaran. Ketika selesai menyelesaikan bangku SMP, beliau
meneruskan pendidikan ke SMAN 1 Yogyakarta, namun ketika kelas 2, beliau
dikeluarkan dari sekolah karena aktif dalam gerakan golput pada masa itu.
Setelah tidak bersekolah lagi, ia mencoba untuk berbisnis dengan menjual
perhiasan dengan hanya bermodalkan Rp 750.000. Pada tahun 1983, Susi
memulai profesi sebagai pengepul ikan di Pangandaran. Pada tahun 1996 dia
mendirikan pabrik pengolahan ikan PT ASI Pudjiastuti Marine Product dengan
produk unggulan berupa lobster dengan merek Susi Brand. Ketika bisnis
pengolahan ikannya meluas dengan pasar hingga ke Asia dan Amerika, Susi

Pudjiastuti
8

Kepemimpinan Dalam Bisnis

memerlukan sarana transportasi udara yang dapat dengan cepat mengangkut


lobster, ikan, dan hasil laut lain kepada pembeli dalam keadaan masih segar.
Pada tahun 2004 ia mendirikan Susi Air. Ia membeli sebuah pesawat
Cessna Caravan seharga Rp 20 miliar menggunakan pinjaman bank. Susi Air
awalnya didirikan untuk mengantarkan muatan perikanan PT ASI Pudjiastuti,
namun ketika terjadi bencana tsunami yang menimpa Aceh pada 26 Desember
2004, Cessna Susi menjadi pesawat pertama yang berhasil mencapai lokasi
bencana untuk mendistribusikan bantuan kepada korban bencana itu. Peristiwa
ini mengubah pandangan serta arah bisnis Ibu Susi. Ibu Susi menggunakan
pesawat-pesawatnya untuk misi kemanusiaan.
Susi Pudjiastuti diangkat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan dalam
Kabinet Kerja Joko Widodo-Jusuf Kalla pada 26 Oktober 2014. Susi lantas
melepaskan semua posisi di perusahaan untuk lebih fokus di tugas barunya
dan menghindari konflik kepentingan antara fungsi regulator dan pelaku
bisnis. Ibu Susi akan bekerja maksimal membantu Jokowi dan Jusuf Kalla
dalam menjalankan pemerintahan. Secara khusus di bidang kelautan dan
perikanan yang dipercayakan pada Ibu Susi.
3.2 Poin Penting atau Poin Kritis dalam Karier
Yang menjadi poin penting atau poin kritis dalam kariernya adalah ketika
dia dikeluarkan dari sekolahnya, dikarenakan beliau aktif dalam gerakan
golput yang saat itu dilarang. Itu bukanlah akhir dari kehidupan Ibu Susi,
melainkan beliau tetap berjuang dengan mencoba berbagai usaha. Ibu Susi
tidak terpuruk, melainkan dapat bangkit. Ibu Susi mencoba melakukan
berbagai bisnis mulai dari menjual perhiasan, menjadi pengepul ikan, hingga
membuka sebuah jasa penerbangan Susi Air yang berdampak banyak bagi
negara.
Poin penting kedua adalah ketika Ibu Susi telah memiliki Susi Air dengan
tujuan untuk mengangkut hasil olahan ikan miliknya dan dikirim ke berbagai
daerah maupun negara, namun ketika terjadi bencana alam tsunami yang
menimpa Aceh, pesawat Ibu Susi adalah pesawat pertama yang mengirimkan
bantuan kepada korban bencana di Aceh tersebut. Sejak peristiwa itu terjadi,
arah serta pandangan bisnis dari Ibu Susi mulai berubah, dari tujuan semula
untuk menggunakan pesawat sebagai alat transportasi untuk mengangkut hasil
olahan ikannya, berubah menjadi misi kemanusiaan untuk menolong orangorang yang membutuhkan.
Kemudian, poin penting ketiga adalah ketika Ibu Susi dipilih menjadi
Menteri Kelautan dan Perikanan dalam pemerintahan Jokowi. Ibu Susi

Pudjiastuti
9

Kepemimpinan Dalam Bisnis

bersedia melepas semua jabatan yang selama ini dipegangnya di sejumlah


perusahaan miliknya. Bukanlah sebuah hal yang mudah untuk melepas jabatan
yang dimiliki, apalagi dengan jabatan yang sudah sangat tinggi dan memiliki
kenyamanan dalam bekerja. Dapat kita lihat pengorbanan yang dilakukan oleh
Ibu Susi, dengan tujuan untuk dapat bekerja secara maksimal di pemerintahan
Jokowi sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan. Ibu Susi tidak
mementingkan dirinya sendiri, tetapi ia rela berkorban dan menjalankan tugas
dan tanggung jawab yang telah diberikan padanya.
3.3 Karakteristik Kepemimpinan Susi Pudjiastuti
Gayanya yang eksentrik, bicaranya yang ceplas-ceplos serta nada suara
yang berat menjadi ciri khas dari Ibu Susi Pudjiastuti. Ia telah melewati jalur
hidup yang cukup keras melihat dari gambar tato di beberapa bagian serta
kerut di wajah Ibu Susi. Jalur hidup yang keras dan penuh liku itu membentuk
Ibu Susi menjadi seorang pribadi yang tangguh dan membuatnya menjadi
seorang pemimpin.
Dari jejak karier Ibu Susi, ia adalah seorang pekerja keras yang tangguh
karena ia memulai dan merintis usahanya dari nol. Ibu Susi adalah seorang
pemimpin yang transformasional. Hal itu dibuktikan ketika Ibu Susi
mengubah arah dan pandangan bisnisnya menjadi misi kemanusiaan. Ia
menjadikan tujuan bisnisnya untuk menolong orang yang membutuhkan dan
tidak hanya profit-oriented.
Ibu Susi juga adalah seorang pemimpin yang transaksional, terbukti ketika
menghadapi kasus penangkapan ikan ilegal oleh negara-negara asing. Ibu Susi
mengatakan bahwa dia akan memberikan imbalan bagi siapa saja yang
menangkap nelayan asing yang tidak memiliki ijin. Ada reward yang akan
diberikan oleh Ibu Susi kepada orang yang berhasil melakukan apa yang ia
inginkan. Selain reward, tentu saja ada punishment yang akan diberikan
kepada siapa saja yang melanggar, seperti pada kasus penangkapan ikan ilegal
yang terjadi di Indonesia, di mana Ibu Susi memberikan punishment dengan
menenggelamkan kapal milik asing tersebut.
Jika dilihat dari sisi gender, maka Ibu Susi dapat dikatakan sebagai
seorang pemimpin yang sangat dominan maskulin. Hal ini dapat dilihat dari
cara Ibu Susi dalam membuat keputusan. Ia adalah orang yang sangat tegas.
Sebagai contoh, ketika terjadi penangkapan ikan ilegal, Ibu Susi dengan tegas
melakukan penenggelaman kapal asing yang menangkap ikan di Indonesia
secara ilegal, untuk menimbulkan efek jera kepada pelaku.
3.4 Kekuatan dan Kelemahan Susi Pudjiastuti

Pudjiastuti
10

Kepemimpinan Dalam Bisnis

Kepemimpinan Ibu Susi merupakan teladan yang luar biasa. Dalam


menghadapi kasus atau permasalahan, Ibu Susi memiliki kekuatan ketika
membuat suatu keputusan atau tindakan, namun tidak lepas dari yang
namanya kelemahan. Tidak jarang Ibu Susi menuai kritik yang pedas dari
setiap keputusan dan tindakan yang ia lakukan.
Beberapa waktu yang lalu Ibu Susi menghadapi sebuah kasus yang cukup
rumit. Ibu Susi mengalami perseteruan sengit dengan Pemilik Kapal MV Hai
Fa yang bahkan sudah menyeret Menteri Susi ke ranah hukum. Semua
berawal dari aksi nyentrik Ibu Susi membuat terobosan menenggelamkan
kapal asing yang tertangkap mencuri ikan. Ibu Susi melakukan tindakan itu
karena ia mengikuti perintah dari Presiden Joko Widodo, yaitu kapal asing
yang ditangkap untuk segera ditenggelamkan.
Ibu Susi tidak sekedar berbicara saja, tetapi ia membuktikan ucapannya
dengan menangkap 22 kapal China yang berlayar ilegal di laut Arafuru. Tak
hanya itu, Ibu Susi juga berusaha mengungkapkan modus yang dilakukan oleh
kapal MV Hai Fa berbendera Panama yang ditangkap di pelabuhan Wanam,
Kabupaten Merauke. Awalnya MV Hai Fa tersebut berbendera China
(Tiongkok), namun setelah melakukan pelayaran ke perairan Indonesia
menggunakan bendera Merah Putih. Setelah menggerus hasil alam laut
Indonesia, kapal tersebut kemudian mengganti benderanya kembali menjadi
bendera Panama.
Dengan bermodal bukti tersebut, Ibu Susi mulai mengincar perusahaan
pemilik Kapal MV Hai Fa tersebut. Kapal tidak layak operasi ini telah berhasil
mengangkut ikan sebesar 900,7 ton yang terdiri dari berbagai jenis biota laut.
Terdiri dari ikan beku dan udang beku. Di mana ikan beku sebanyak 800.658
kg dan udang beku sebanyak 100.044 kg. Ibu Susi menyebutkan bahwa
pencurian tersebut menyebabkan negara rugi kira-kira sebesar Rp 70 miliar.
Peristiwa terus bergulir hingga akhirnya MV Hai Fa dituntut Pengadilan
Negeri Ambon denda sebesar Rp 200 juta, namun bagi Ibu Susi hukuman ini
tidak setimpal dengan kerugian yang diderita negara.
Ibu Susi merasa kecewa dengan hasil tuntutan jaksa penuntut umum (JPU)
dengan memberikan denda sebesar Rp 200 juta kepada Kapal MV Hai Fa.
Menurut Ibu Susi, dengan adanya tuntutan JPU yang tidak sesuai, maka sama
halnya seperti menganggap kedaulatan bangsa sebagai hal yang kecil dan
tidak penting. Belum berhenti sampai di situ. Pada 9 April 2015 pemilik kapal
MV Hai Fa, Chankid, didampingi kuasa hukumnya Made Rahman Marasebis
melaporkan Menteri Susi ke Bareskrim Mabes Polri. Susi Pudjiastuti

Pudjiastuti
11

Kepemimpinan Dalam Bisnis

dilaporkan terkait dugaan pencemaran nama baik karena menuding Kapal MV


Hai Fa ilegal dan mencuri ikan dari perairan wilayah Indonesia dengan hasil
curian mencapai bobot sebesar 900,702 ton.
Dari kasus yang terjadi, dapat dianalisa kekuatan dan kelemahan dari Ibu
Susi, yaitu sebagai berikut :
Kekuatan
Ibu Susi adalah seorang yang tegas

Kelemahan
Kurang mendapat dukungan dari
lembaga hukum Indonesia

Memiliki integritas
Berani mengambil risiko
Menjunjung tinggi kedaulatan negara
Sedikit berbicara, banyak kerja
Taat pada peraturan atau kebijakan
Bertanggung jawab
3.5 Refleksi dan Pembelajaran
Setelah melihat sosok dan teladan yang ditunjukkan oleh Ibu Susi
Pudjiastuti, banyak hal yang dapat saya pelajari dan refleksikan terhadap diri
saya. Ibu Susi merupakan sosok pemimpin yang memiliki ketegasan yang
sangat tinggi, sedangkan saya adalah seorang pemuda yang cukup fleksibel,
sehingga ketika teman atau kerabat saya melakukan sebuah kesalahan, saya
lebih sering untuk bertoleransi dengan kesalahan mereka. Di sini saya belajar
untuk menjadi seorang yang meskipun masih muda untuk memiliki ketegasan
terhadap hal-hal yang memang salah dan perlu dilakukan pembenaran.
Kemudian, yang dapat saya pelajari adalah Ibu Susi adalah sosok
pemimpin yang berani mengambil risiko. Saya belajar bahwa seorang
pemimpin memang seharusnya memiliki karakter seperti ini, tetapi tentunya
mengambil risiko dengan pertimbangan yang matang sebelumnya. Saya
merefleksikan ke diri saya sendiri, dan saya menyadari bahwa saya bukanlah
seorang pribadi yang berani mengambil risiko seperti Ibu Susi, saya adalah
pribadi yang suka bermain aman. Melalui keteladanan Ibu Susi, saya belajar
bahwa saya tidak selamanya boleh bermain aman, di suatu kondisi saya harus
belajar untuk mengambil risiko dengan mempertimbangkan secara matang
sebelumnya untuk dapat maju dan berkembang.
Ibu Susi juga adalah seorang yang sedikit berbicara, tetapi banyak bekerja.
Hal ini yang saya akan tanamkan juga ke dalam diri saya. Saya termasuk
orang yang tidak banyak bicara, tetapi banyak bekerja. Saya termasuk ke
dalam golongan orang yang memiliki komitmen tinggi dalam bekerja, dan ini
yang akan terus saya pegang sebagai prinsip saya ketika bekerja atau

Pudjiastuti
12

Kepemimpinan Dalam Bisnis

berorganisasi. Selain itu Ibu Susi adalah pemimpin yang memiliki integritas
yang artinya bahwa apa yang diucapkan oleh Ibu Susi, hal itu jugalah yang
dilakukannya. Saya termasuk orang yang memiliki integritas. Saya menyadari
bahwa apa yang saya katakan, harus sejalan dengan tindakan saya, agar orang
dapat percaya atas apa yang kita ucapkan.
Selain itu, Ibu Susi juga adalah seorang pemimpin yang bertanggung
jawab dan sangat taat pada peraturan, terbukti ketika ia melaksanakan
tugasnya sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan di mana ia mengikuti
kebijakan yang mengharuskan dia menghukum para pelaku illegal fishing.
Saya merefleksikan hal tersebut ke diri saya sendiri, dan saya mendapati
bahwa saya masih kurang bertanggung jawab dalam melaksanakan setiap
tugas dan tanggung jawab saya secara khusus sebagai seorang mahasiswa.
Ketika di dalam kelas di mana saya seharusnya belajar dengan sungguhsungguh, terkadang saya merasa malas dan hanya melakukannya sebagai
rutinitas saja.
Kemudian, saya merefleksikan diri saya mengenai ketaatan pada
peraturan, saya mendapati bahwa saya masih kurang taat. Sebagai contoh,
ketika saya seharusnya masuk kelas pukul 13.00, saya terkadang mengalami
keterlambatan, yang berarti saya sudah melanggar peraturan yang ada. Melalui
keteladanan Ibu Susi, saya belajar untuk menjadi pribadi yang lebih
bertanggung jawab ketika melakukan tugas dan menjadi pribadi yang lebih
taat pada peraturan di lingkungan tempat saya berada.
3.6 Rencana Pengembangan Diri
Melalui proses pembelajaran selama satu semester ini, banyak hal yang
bisa saya dapat dan bisa saya terapkan dalam kehidupan saya sehari-hari.
Secara khusus, melalui mata kuliah kepemimpinan dalam bisnis saya banyak
belajar dan mengubah cara pandang serta pola pikir saya dalam melihat segala
sesuatu. Saya dituntut untuk melihat segala sesuatu dari sudut pandang yang
berbeda, dan mencoba menggali suatu hal secara lebih mendalam. Saya diajar
untuk menjadi pribadi yang lebih bertanggung jawab dan mampu menjadi
integritas di dalam kehidupan sehari-hari saya.
Saya menyadari bahwa ke depannya akan semakin banyak tantangantantangan yang berat secara khusus dalam lingkungan pekerjaan. Setelah lulus
dari Universitas Surabaya, saya ingin bekerja dan mencari pengalaman
terlebih dahulu selama 3-5 tahun, kemudian saya memiliki rencana untuk
membuka usaha sendiri di bidang desain visual dan fotografi. Oleh karena itu,
mulai sejak dini saya ingin membuat perencanaan untuk mengembangkan diri

Pudjiastuti
13

Kepemimpinan Dalam Bisnis

saya secara pribadi maupun secara kelompok dengan komunitas di mana saya
berada yang saya cantumkan dalam bentuk tabel di bawah ini.
Pengembangan Pribadi
Mengikuti pelatihan Leadership
Melatih diri untuk berbicara di depan
umum
Tetap menjaga integritas dan
tanggung jawab
Mengasah softskill di bidang musik
Melatih diri untuk disiplin dengan
cara membuat time table
Melatih diri untuk menjadi pribadi
yang memiliki inisiatif
Menjaga sikap jujur dan tegas
Menghargai pola pikir serta
pandangan yang berbeda dari orang
lain
Melatih softskill di bidang desain
visual dan fotografi

Pengembangan Kelompok
Melatih diri di dalam
kepanitiaan/organisasi
Belajar bekerja sama dalam sebuah
kelompok (kampus)
Mengikuti KTB (Kelompok Tumbuh
Bersama) di gereja
Belajar menjadi seorang koordinator
dari sebuah kepanitiaan
Mengikuti training secara kelompok
dalam bidang desain

Seluruh perencanaan pengembangan diri ini adalah rencana manusia yang


belum tentu sesuai dengan kehendak Tuhan, oleh karena itu saya menyerahkan
seluruh perencanaan saya ini ke dalam tangan Tuhan Yang Maha Esa, dan saya
akan berusaha untuk melakukan yang terbaik sesuai dengan apa yang saya
telah rencanakan. Berikut adalah Time Schedule dari pengembangan diri saya :

Rencana
Lulus sarjana Strata 1
Bekerja di perusahaan
Membuka usaha sendiri

22

23

Usia
24 25 26

27

28

Pudjiastuti
14

Kepemimpinan Dalam Bisnis

BAB 4
KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan dan analisa di atas, dapat disimpulkan karakteristik
kepemimpinan dari Ibu Susi Pudjiastuti, yaitu sebagai berikut :
1. Gaya kepemimpinan Ibu Susi adalah transaksional dan transformasional
2. Ibu Susi adalah seorang pemimpin yang rela berkorban
3. Ibu Susi merupakan sosok pemimpin yang sedikit berbicara, tetapi banyak
bekerja
4. Dari sisi gender, Ibu Susi termasuk ke dalam golongan pemimpin yang
maskulin
5. Ibu Susi adalah seorang pemimpin yang tegas, bertanggung jawab, dan
taat pada peraturan
6. Ibu Susi memiliki rasa kepedulian yang tinggi terhadap kondisi dan situasi
yang terjadi di sekitarnya
7. Ibu Susi adalah pemimpin yang berani mengambil risiko dalam setiap
pengambilan keputusannya
Ibu Susi adalah sosok pemimpin yang luar biasa dan sangat berdampak bagi
Indonesia, namun Ibu Susi juga tidak lepas dari yang namanya kekurangan.
Ibu Susi tidak menunjukkan etika yang baik dalam beberapa hal. Pertama
adalah Ibu Susi adalah seorang perokok yang memberikan kesan yang buruk
kepadanya. Ibu Susi juga memiliki tato di badannya yang juga memberikan
kesan yang kurang baik. Tetapi, Ibu Susi tetap menjadi dirinya sendiri, apa
adanya, tetapi tetap melaksanakan setiap tugas dan tanggung jawabnya dengan
baik.

Pudjiastuti
15

Kepemimpinan Dalam Bisnis

DAFTAR PUSTAKA
Yukl, Gary A. 2002. Leadership in Organizations 5th edition. Upper Saddle
River, NJ: Prentice-Hall.
WDI. 2014. Susi Pudjiastuti
http://news.okezone.com/read/2014/12/09/17/1076725/susi-pudjiastuti
Widianto, Willy. 2014. Profil Menteri Kelautan dan Perikanan Susi
Pudjiastuti
http://www.tribunnews.com/nasional/2014/10/26/profil-menteri-kelautan-danperikanan-susi-pudjiastuti
Malau, Srihandriatmo. 2014. Susi Pudjiastuti Langsung Lengser Dari
Jabatan Dirut Susi Air
http://www.tribunnews.com/nasional/2014/10/26/susi-pudjiastuti-langsunglengser-dari-jabatan-dirut-susi-air
Gunawan, Hendra. 2014. Gaya Eksentrik Susi Pudjiastuti dan Bisnisnya
http://www.tribunnews.com/bisnis/2014/10/27/gaya-eksentrik-susi-pudjiastutidan-bisnisnya

Pudjiastuti
16

Kepemimpinan Dalam Bisnis

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai