DAN
KELOMPOK 5
RESOLUSI
KONFLIK
Kelompok 5
Kelompok 5
Nama Anggota
Cahyaningtyas Iftitah R.
17/412937/PS/07392 2
Couple Strength and
01 Issues in Conflict
Resolution
03
Intimacy and
Conflict
04
Approach to Conflict
Resolution
Overview Materi 3
Couple Strength and Issues in
Conflict Resolution
Hasil Penelitian oleh Olson,
Olson-Sigg, & Larson (2008)
5
6
Conflict and
Anger: An
Overview
7
The Hierarchy of
Conflict
8
Anger and Conflict Taboos
• Emosi negatif (marah, iri, dengki, jijik, benci) cukup ditakuti oleh sebagian besar
pasangan karena kesulitan untuk mencari cara meredam emosi negatif tersebut.
• Terdapat 2 alasan manusia menahan emosi negatif: alasan fisiologis dan psikologis.
• Pengekspresian kemarahan menjadi hal yang dianggap tabu dan dilarang untuk dilakukan
karena menimbulkan efek destruktif.
• Perasaan marah yang selalu ditahan dapat meningkatkan stress pada individu.
9
Mitos, Teori, dan Fakta tentang
Kemarahan
10
- Namun terkadang
kemarahan bisa membuat
orang merasa senang,merasa
bersalah, dan kurang positif
tentnag diri mereka sendiri..
- Kemarahan bisa
menghasilakn perasaan kuat
dan berkuasa. Namun
sebenarnya mereka hanya
memperburuk keadaan.
11
Intimacy and Conflict
12
Intimacy and
Conflict
A. Intimacy Breeds Conflict
Semakin mengenal maka kemungkinan akan ketidakselarasan semakin
besar.
Setiap perbedaan perlu diselesaikan untuk mempertahankan hubungan.
Menurut Bach & Wayden (1969), pasangan yang bertengkar akan tetap
bersama asalkan tahu cara bertengkar yang benar.
13
B. Love and Anger in Balance
- Pasangan perlu menjaga “keseimbangan yang
nyaman”.
- Terlalu banyak togetherness menjadikan pernikahan
seperti perbudakan.
- Terlalu banyak separateness menjadikan hubungan mati
karena kurang perhatian.
14
C. The Dance of Anger
5 gaya untuk
menyelesaikan
- Harriet Goldhor masalah:
Lerner menggambarkan - Pursuers
beberapa gaya untuk - Distancers
menyelesaikan suatu - Overfunctioners
masalah. - Underfunctioners
- Blamer
15
Konflik dan Supportiveness dalam Pasangan
Heteroseksual, Gay, dan Lesbian
16
Approach to
Conflict
Resolution
A. Fighting Fairly
9. Never use sex to smooth over a
disagreement
1. Menurut
Negotiate fromCrosby (1991) terdapat 1610.
adult position aturan dasar
Repeat the message you think out
2. Avoid ultimatums dalam fair fighting received
3. If one loses, both lose 11. Refuse to fight dirty
4. Say what you really mean 12. Resist giving the silent treatment
5. Avoid accusations and attack 13. Focus on the issue and focus on the
6. Own your feeling first present
7. Always check out your 14. Call “time-ot” and “foul”
perceptions 15. Use humor and comic relief
8. State your wishes and requests 16. Always go for closure
clearly and directly
Pendekatan B. Constructive and Destructive Approach
Destruktif
21
b. Collaborative style
- Gaya kolaboratif cenderung memiliki tujuan yang kuat, akan tetapi
tetap menaruh perhatian yang besar kepada orang lain.
- Ketika mereka menghadapi suatu konflik dengan seseorang, mereka
mencoba untuk tetap bekerja sama dengan orang tersebut sembari
menemukan opsi baru untuk menyelesaikan konflik yang ada.
- Namun malah cenderung menguras banyak energi dalam menyelesaikan
konflik. Terkadang, mereka juga menggunakan kekuatan mereka untuk
memanipulasi orang lain.
22
c. Compromise style
23
d. Avoidance style
- Ciri khas dari gaya ini adalah adanya perilaku yang pasif.
- Seseorang dengan gaya ini cenderung menghindari konflik yang ada
dengan cara mengubah topik pembicaraan atau menarik diri dari
konflik.
24
Sisi positifnya adalah dengan
menghindar dari konflik dapat
memberikan waktu kepada orang
tersebut apakah konflik perlu
dilanjutkan atau tidak, serta dapat
mengelola situasi dengan lebih baik.
Sisi negatifnya adalah cenderung
dipersepsikan bahwa orang tersebut
tidak peduli dengan konflik yang ada
serta memperkuat gagasan bahwa
konflik itu buruk dan harus dihindari
25
d. Accomodating Style
- Ciri khas dari gaya akomodasi adalah “perilaku yang tegas tetapi
kooperatif”.
- Pihak yang mengakomodasi merespon konflik dengan “menyerah atau
mengalah”..
- Gaya ini juga meminimalkan kerugian serta kehilangan.
- Adapun kelemahan dari gaya ini adalah cenderung mengurangi sikap
kreatif karena kurangnya dialog dan diskusi di antara dua pihak.
26
D. Resolving
Conflict: Six Basic
Steps
1 2 3
27
D. Resolving
Conflict: Six Basic
Steps
Meninjau dan
Memutuskan cara menegosiasikan
bernegosiasi Memantapkan kembali
perjanjian
4 5 6
Olson, D. H., Defrain, J., Skogrand, L. (2011). Marriages and Families: Intimacy, Diversity,
and Strengths (7th edition). New York: McGraw-Hill.
29
T H A N K S
Ada pertanyaan?
30