Definisi:
Perselisihan internal maupun eksternal akibat adanya
perbedaan gagasan, nilai atau perasaan antar 2 orang
atau lebih. (Marquis dan Huston, 2010)
Konflik merupakan perasaan-perasaan diabakan,
dipandang tidak penting, kurang dihargai, diperlakukan
tidak adil yang berlebihan (Swanburg, 2000)
Konflik merupakan perselisihan antara sikap
bermusuhan atau kelompok penentang atau ide-ide.
(Gillies, 1989)
Riwayat Manajemen Konflik
Awal abad 20 konflik dianggap sebagai indikasi
menejemen yang buruk, destruktif dan dihindari
dengan semua cara.
Pertengahan abad 20: kepuasan pekerja dan umpan
balik merupakan hal yang penting shg konflik
merupakan hal yang normal dan diperkirakan akan
terjadi.
Konflik terjadi secara alami dan merupakan
fenomena yang diperkirakan akan terjadi
Teori interaksional (1970): Konflik tidak baik dan tidak
buruk dan konflik dapat meningkatkan pertumbuhan
maupun kerusakan tergantung bagaimana konflik dikelola.
2. Konflik interpersonal:
Konflik yang terjadi antara 2 orang atau lebih, dengan nilai, tujuan dan
keyakinan yang berbeda.
Dapat menimbulkan pertentangan dalam komunikasi ke atas, bawah,
horizontal dan diagonal
3. Konflik interkelompok.
Konflik yang terjadi antara 2 atau lebih kelompok orang, departemen,
atau organisasi
PROSES KONFLIK
Mengkaji tahap konflik:
a. Konflik laten:
Kaji kondisi yang bisa menyebabkan konflik, al: kekurangan tenaga
perawat, perubahan yang terlalu cepat.
Bila dibiarkan akan menjadi konflik
b. Konflik yang dipersepsikan :
Konflik intelektual dan sering melibatkan isu serta peran .
Konflik dikenal secara logis dan tidak melibatkan perasaan orang yang
terlibat konflik.
Konflik dapat diatasi sebelum diinternalisasi atau dirasakan.
c. Konflik yang dirasakan/ konflik afektif:
Konflik sudah melibatkan emosi, al:
Perasaan bermusuhan, tidak percaya dan marah.
Konflik , mungkin juga dipersepsikan bukan dirasakan ( orang dapat merasakan
konflik tetapi tidak tau masalahnya).
d. Konflik yang dimanifestasikan/ jelas:
Diperlukan tindakan:
Menarik diri, berdebat, bersaing, atau mencari penyelesaian konflik.
Pada tahap ini sulit mencari penyelesaian konflik tanpa penggunaan sumber lain.
Penyelesaian konflik membutuhkan ketrampilan
e. Akibat konflik
Bisa berdampak positif amupun negatif tergantung pengelolaan yang dilakukan.
Proses Konflik
Konflik laten
Konflik yang
dimanifestasikan
Akibat konflik
MANAJEMEN KONFLIK
Tujuan:
Manajemen konflik membantu menemukan jalan tengah, alternatif untuk
masalah dan implementasi gagasan . Masalah harus ditangani pada waktu
yang tepat untuk mencegah konflik dan efek buruknyayang muncul pada
tahap selanjutnya
Menciptakan menang-menang (win-win solution) untuk semua pihak
terkait.
Strategi masalah yang umum digunakan:
Berkompromi
Berkompetisi
Bekerja sama-mengakomodasi
Smootiong (melancarkan)
Menghindar
Berkolaborasi
Berkompromi:
Setiap pihak melepaskan salah satu tuntutannya.
Penyelesaian menang-menang.
Berkompetisi:
Satu pihak memaksakan kehendak walaupun mengorbankan orang lain.
Penyelesaian tipe pemaksaan
Strategi penyelesaian menang kalah
Pihak yang kalah menjadi marah, frustasi dan ingin balas dendam
Digunakan ketika memerlukan keputusan yang cepat atau salah satu pihak
mempunyai pengetahuan yang lebih dari pada pihak lain.
Bekerja sama:
Lawan dari berkompetisi.
Salah satu pihak mengorbankan keyakinan dan keinginannya sehingga pihak
lain dapat menang.
Mengakomodasi:
Strategi politik yang tepat jika konflik tidak terlalu bernilai tinggi bagi
orang yang mengakomodasi.
Smooting:
Digunakan untuk mengatur situasi konflik
Menggunakan pendeketan emosi/ kelembutan dalam konflik.
Digunakan agar seseorang mau mengakomodasi atau bekerjasama dengan
pihak lain.
Fokus pada persamaan, bukan perbedaan.
Tepat digunakan untuk perselisian kecil.
Menghindar:
Digunakan ketika pihak yang terlibat menyadari adanya konflik tetapi memilih
untuk tidak mengakui atau berupaya menyelesaikannya.
Menghindar lakukan ketika kerugian yang ditimbulkan dari menyelesaikan
konflik melebihi manfaatnya.
Ketika satu pihak lebih berkuasa dari pihak lain, dan ketika masalah akan
selesai dengan sendirinya.
Berkolaborasi:
Cara penyelesaian masalah yang asertif dan kooperatif menghasilkan
penyelesaian masing-masing.
Semua pihak mengesampingkan tujuan awal dan bekerja sama
untukmenentukan tujuan umum prioritas atau supra ordinat.
TOPIK
01 Pra Konflik
02 Konflik
03 Post Konflik
STRATEGI PENYELESAIAN KONFLIK
1. Kolaborasi &
Asertif Training Negosiasi Rekonsiliasi
2. Mediasi
02 04 06
Menyampaikan harapan
Mendengar keluhan lawan dalam merubah Mempertahankan
bicara dg baik perilaku tidak asertif komunikasi asertif
• Asesmen diri
• Asessment
• Komunikasi non verbal
• Tanggapan verbal
• Evaluasi : manfaat pendengar aktif
• Perilaku asertif
• Menyampaikan harapan
01 03 05
02 04 06
Menguraikan perasaan atas Memahami sudut pandangMencapai kesepakatan
keinginan/ konflik pihak lain yang bijaksana
SESI 1: MENDESKRIPSIKAN KEINGINAN ATAU KEPENTINGAN
• Memberi pujian
SESI 4 : MEMAHAMI SUDUT PANDANG ORANG LAIN
Rekonsiliasi
MEDIASI
DEFINISI
• Usaha pemulihan hubungan persahabatan pada
keadaan semula
02 04
Asesmen persamaan &
perbedaan dengan pihak Berdamai
kedua
SESI 1 : ASESMEN PERSAMAAN DAN PERBEDAAN DENGAN
PIHAK PERTAMA
02 04
Kesediaan
Redefinisi membangun
identitas sosial hubungan baru
Rekonsiliasi berhasil
(Pada saat ini mediator dapat mengundurkan diri)
THANKS
!