Anda di halaman 1dari 28

MENGELOLA KONFLIK

DENGAN EFEKTIF
FILIPI 4:2-7
FILIPI 4:2-7
Konflik yang tajam antara Euodia dan Sintikhe yang
dapat membawa perpecahan di dalam gereja.
Mereka berdua adalah dua orang Kristen dan dalam
pelayanan. Mereka membutuhkan Sunsugos.
Respon: Berdukacita; baik hati; tidak kuatir; dan
berdoa dengan ucapan syukur.
PENDAHULUAN
Konflik dan relasi selalu berjalan ber-iringan.
Semakin erat relasi yg terjadi semakin banyak
kemungkinan konflik.
Relasi yang paling erat di dalam dunia ini adalah
relasi dalam keluarga. Jadi tidaklah mengherankan
jika selalu ada & pasti terjadi konflik dalam keluarga
yang paling harmonis sekalipun.
KONFLIK
◦Konflik (pertentangan) bukan masalah yang
membahayakan bagi hidup kita.
◦Alkitab mencatat banyak konflik. Konflik antara
Adam & Hawa (Kej 3:12, 13); Kain & Habil (Kej 4:1-
9); pertengkaran murid-murid Tuhan Yesus (Luk
22:24); Paulus & Barnabas (Kis 15:36-40); & konflik
di dalam jemaat Korintus (2 Kor 12:20).
LANJUTAN
◦Konflik seringkali terjadi karena relasi yang terjalin
memunculkan sikap saling bergantung & saling
mempengaruhi (walau dengan porsi yang berbeda).
◦Pada saat yang sama, mereka cenderung
“membawa” perspektif (sistem nilai diri), tujuan,
kebutuhan dan cara berkomunikasi yang unik yang
berpotensi terjadi konflik.
PENYEBAB KONFLIK
Dua faktor dasar penyebab konflik adalah
◦Keunikan setiap pribadi yang berdampak pada cara
memberi respon pada orang lain.
◦Prinsip/filosofi hidup (yang berkait juga dengan
kepentingan) seseorang.
Kedua faktor ini dapat dijabarkan menjadi 5
perbedaan yang muncul dalam konflik secara umum,
yaitu sebagai berikut,
5 PERBEDAAN DALAM KONFLIK
1. Perbedaan cara mengkomunikasikan diri dan pendapat -
tergantung dengan kualitas keterampilan berkomunikasi.
2. Perbedaan perspektif (sistem nilai, mis. Apa yang paling
berharga buatku?).
3. Perbedaan kebutuhan (kepentingan diri & orientasi
hidup).
4. Perbedaan tujuan/ kepentingan.
5. Perbedaan prinsip/ filosofi hidup/ keyakinan iman.
LANJUTAN
Seringkali konflik terjadi bukan karena “isi berita,” tapi lebih
karena sikap atau cara mengkomunikasi-kan-nya.
Hal ini terjadi, karena sikap dan cara orang dapat ditafsirkan
apa saja tergantung dari persepsi si penerima berita.
misalakan, sikap menghina, melecehkan, tidak menghargai
dan menyalahkan.
Jika hal ini terjadi, maka konflik yang ”dirasakan” dapat
segera diselesaikan dengan meluruskan persepsi yang salah
karena konflik tersebut bukan konflik yang sesungguhnya.
DAMPAK TERJADINYA KONFLIK
◦Sebagian besar dari kita menganggap bahwa semua
konflik yang terjadi akan berakibat buruk. Oleh
sebab itu, banyak orang menghindarinya &
mengecam bila hal itu mulai terjadi.
◦Sebenarnya, konflik itu sendiri bersifat netral, yang
menjadikan konflik tersebut berdampak buruk atau
baik adalah cara pandang kita terhadap konflik.
DAMPAK NEGATIF
Konflik yang tidak dapat dikelola dengan baik, akan
berdampak:
1. Luka hati dan dendam yang dapat mengganggu
fungsi hidup.
2. Mengalami kesulitan membangun kembali relasi
yang ada.
DAMPAK POSITIF
Melalui konflik akan memunculkan:
◦Saling mengenal lebih dalam – “ketahuan aslinya”
◦Memperjelas tujuan, kebutuhan dan perspektif
lawan konflik, sehingga saling mengenal kondisi,
perasaan masing-masing yang unik.
Hal-hal ini memungkinkan relasi yang terjadi makin
“clear” dan sehat.
DUA SIKAP MENGHADAPI KONFLIK
1. Hadapi
◦Selesaikan dengan segera.
◦Selesaikan, tapi menunggu sampai menemukan
waktu dan cara yang tepat (kalau perlu, mencari
orang ke-tiga yang tepat).
Hambatannya, lawan konflik tidak memiliki kemauan
untuk menyelesaikan masalah. Bila hal ini terjadi,
segala keterpaksaan kita harus menahan diri.
LANJUTAN
2. Hindari.
◦Pura-pura tidak tahu (tidak ingin membicarakan).
◦Tahu, mengalah dan menuruti keinginan orang lain.
◦Tahu, simpan, lupakan, maafkan, dan doakan. Dan
jangan sekali-kali mengungkitnya.
5 TIPE MENGHADAPI KONFLIK
1. The turtle – kura-kura (withdrawing).
2. The shark – ikan hiu (forcing).
3. The teddy bear - beruang (smoothing = halus)
4. The fox – rubah (compromising).
5. The owl – burung hantu (negotiating)
Biasanya, dipengaruhi kepribadian & tujuan tertentu.
THE TURTLE – KURA-KURA (WITHDRAWING)
◦Individu dengan tipe ini atau memilih
tipe ini, akan cenderung menghindari
konflik. Ia tidak lagi memperjuangkan
apa yang ia inginkan. Ia akan
menghadapi konflik jika lawan
konfliknya sudah tenang dan ia
sendiri dapat menguasai
perasaan.
THE SHARK – IKAN HIU (FORCING)
Tipe kedua, cenderung secara agresif memperju-
angkan tujuannya berapapun “harga” yang harus ia
bayar, walaupun harus mengabaikan relasi. Ia
menuntut orang lain mengikuti caranya. Cara ini
perlu digunakan bila dianggap
tujuan lebih penting daripada
relasi.
THE TEDDY BEAR - BERUANG
(SMOOTHING)
Individu yang menggunakan tipe ketiga cenderung
mengabaikan tujuan & mementingkan relasi.
Biasanya ia seorang yang humoris & mudah
mengatakan “I’m sorry,”
bukan karena ia mengaku
salah, tapi karena konflik
yang terjadi. Tipe ini tepat
guna bila tujuan tidak
dianggap penting.
THE FOX – RUBAH (COMPROMISING)
Individu dengan tipe ini, cenderung
mengabaikan sebagian tujuan &
mengorbankan sebagian kepenting-
an relasi untuk mencapai
kesepakatan. Bila tujuan & relasi
tidak terlalu penting, maka cara
ini tepat digunakan.
THE OWL – BURUNG HANTU
(NEGOTIATING)
◦Individu yang menggunakan tipe
ini, cenderung meyakinkan orang
lain bahwa tujuan dan relasi
diantara mereka sangat penting
bagi mereka kedua-belah pihak. Ia
akan berusaha kepentingan
kedua belah pihak tercapai.
DISKUSI 1
Semua tipe menghadapi konflik ini tepat guna sesuai
dengan jenis kasus & subyek pelaku konflik.
Menurut Anda,
Tipe mana yang paling sering anda gunakan? Mengapa?
Tipe yang mana yang seharusnya sering anda gunakan
ketika berelasi dengan pimpinan/rekan kerja/bawahan/
pasangan/anak/orang tua/mertua/ipar? Mengapa?
DISKUSI 2
Menurut Anda, tipe konflik yang mana yang tepat guna, jika
menghadapi :
1. Orang tua atau figur otoritas
2. Tetangga yang tidak seiman
3. Teman KTB
4. Kakak KTB
yang sedang berkonflik dengan kita?
LATIHAN MENYELESAIKAN KONFLIK
Walaupun hampir setiap hari kita menghadapi konflik, -
dengan kadar yang berbeda, tidak semua orang memiliki
keterampilan untuk berespon dan mengelola konflik secara
efektif. Oleh sebab itu, setiap orang perlu berlatih untuk
meningkatkan keterampilan ini.
Latihan dimulai dengan latihan mengkomunikasikan diri
dan ide-ide kita. – ”beres dengan diri sendiri”
Komunikasi yang efektif akan mengurangi salah paham.
7 LANGKAH DALAM MENGELOLA KONFLIK
1. Berdiam diri & merumuskan konflik yang terjadi
berdasarkan ’data’ obyektif.
2. Mencari waktu untuk bertemu & duduk bersama
(saling mengkonfirmasi) sehingga kedua pihak
memiliki pengertian yang sama terhadap masalah
yang dihadapi.
3. Menemukan tipe mengelola konflik yang tepat
sesuai dengan ”kepentingan”.
4. Masing-masing pihak mengungkapkan (secara
assertive) apa yang mereka inginkan, bagaimana
perasaan mereka, dan kedua pihak mendengarkan.
5. Memahami cara pandang orang lain dengan sikap
empati.
6. Mengajukan usulan untuk mencapai kesepakatan.
7. Mencapai persetujuan yang bijak & Menerapkan
apa yang sudah disepakati.
TIPS 10 PRINSIP MENGATASI KONFLIK
1. Jangan hindari konflik dengan mendiamkannya.
2. Jangan mengoleksi “perangko emosi”
3. Jika mungkin, tetapkan aturan main
4. Serang masalahnya, bukan saling menyerang
orangnya.
5. Dukung tuduhan dengan fakta
6. Ingatlah untuk melupakan
7. Jangan membawa-bawa orang lain yang tidak
bersangkaut paut dengan permasalahan.
8. Jangan membawa-bawa penampilan.
9. Jangan mendramatisir.
10.Jangan melampiaskan perasaan seperti membidik
burung dan ingin menembaknya.
Catatan saat penyelesaikan konflik:
 Tetaplah pada pokok pembicaraan
 Tawarkan jalan keluar dengan sikap kritis
 Jangan katakan, “kamu tidak pernah . . . “ &
turunkah nada suara
 Jangan melebih-lebihkan.
 Jangan katakan “semua salah saya.”
 Bersikaplah rendah hati, karena semua bisa salah.
PENUTUP

TUHAN YESUS MEMBERKATI

Anda mungkin juga menyukai