Anda di halaman 1dari 4

1.

Sebutkan dan jelaskan mitos yang terjadi mengenai konflik hubungan antarpribadi menurut
DeVito (2016)!
Jawaban:
MITOS TENTANG KONFLIKANTARPRIBADI
Mitos muncul jika kita kurang paham atau kurang mengerti tentang suatu hal. Salah satu
masalah yang dihadapi banyak orang dalam menghadapi konflikt adalah memiliki asumsi
palsu tentang konfliktan apa artinya. Mitos dapat mempengaruhi kita dalam menghadapi
konfliktikut ini beberapa mitos tentang konfliktenurut DeVito (2016: 292).
1) Konfliktebaiknya dihindari. Waktu biasanya dapat memecahkan semua masalah,
sebagian besar kesulitan akan menghilang seiring berjalannya waktu.
2) Konflik merupakan pertanda adanya hubungan yang bermasalah. Jika ada dua orang
yang mengalami konfliktalam hubungan mereka, maka itu berarti hubungan mereka
sedang dalam masalah.
3) Konflik merusak hubungan interpersonal. Konflik dapat merusak hubungan, karena
saat terjadi konfliktita mengungkapkan diri negatif kita, kelicikan kita, kebutuhan kita
untuk memegang kendali, dan harapan kita yang tidak masuk akal.
4) Dalam konflik apa pun, harus ada yang menang dan ada yang kalah. Karena konfli
berarti adanya hubungan yang tidak selaras, maka harus ada pihak yang menang dan
yang kalah.
Semua pernyataan di atas tidaklah benar. Mitos-mitos tersebut dapat dengan mudah
mempengaruhi cara kita dalam memandang dan menghadapi konflik secara efektif. Beberapa
cara kita dalam memandang dan menghadap konflik bisa mengatasi kesulitan atau perbedaan
yang sedang kita alami dan sebenarnya bisa memperbaiki suatu hubungan.
2. dalam menangani konflik. menangani konflik ini disebut juga dengan respon terhadap
konflik. Sebutkan dan jelaskan cara merespon konflik menurut Wood (2016:260)!
Jawaban:
MACAM – MACAM RESPONS TERHADAP KONFLIK
Respons terhadap konflik dapat bersifat aktif atau pasif, tergantung kepada seberapa
terbukanya pihak yang berkonflik mengungkapkan permasalahan. Respons juga dapat
berefek konstruktif atau destruktif sesuai dengan kemampuan seseorang dalam menangani
konflikterapa studi mengidentifikasikan empat cara berbeda dalam menghadapi konfliktd,
2016:260) :
1) The Exit Response (Respons Meninggalkan)
Pada jenis respons ini, individu yang terlibat konflik secara fisik keluar dari situasi
konflik misalnya, menolak membicarakan masalah penyebab konflik mengakhiri
hubungan dan memilih pergi ketika konflik terjadi Respons ini bersifat destruktif
karena tidak menyelesaikan masalah. Exit Respons melihat konfli tsebagai situasi
kalah-menang, mereka tidak melihat adanya keuntungan dengan berargumentasi saat
konflik terjadi.
2) The Neglect Response (Respons Mengabaikan)
Perilaku pada respons ini cenderung menyangkal atau meminimalisir masalah,
perselisihan ketegangan dan hal lain yang dapat memperparah konflik orang yang
melakukan respons mengabaikan ini biasanya berkata "Saya tidak terlalu setuju" atau
"Kamu bereaksi berlebihan" dan respons lainnya yang tidak memberikan solusi.
Respons ini pada dasarnya juga bersifat destruktif karena tidak meredakan
ketegangan dan perselisihan. Respons ini bersifat pasif karena menghindari
pertengkaran. Pada beberapa situasi, pengabaian dapat menjadi solusi efektif dalam
merespons konfliktalnya, jika masalah tidak begitu penting untuk didiskusikan lebih
lanjut dan malah akan membahayakan hubungan, maka respons ini dianggap tepat.
3) The Loyalty Response
Individu yang merespons dengan cara ini, berkomitmen untuk tetap hubungan
meskipun terdapat perbedaan dan konflik loyalitas merupakan pilihan tepat jika
mentoleransi perbedaan tidak merugikan. Namun, pada beberapa kasus,
meminggirkan kebutuhan dan kebutuhan kita sendiri demi kedamaian hubungan,
merupakan engorbanan yang terlalu besar. Dalam respons ini, terdapat sebuah
kepatuhan tidaksecaraaktif mengutarakan masalah dalam hubungan. Jadi respons
loyalitas termasuk kepada respons pasif. Respons ini dapat bersifat konstruktif
terhadap hubungan dalam jangka pendek. Dalam jangka panjang, pasangan vang
bersifat diam dan selalu setuju, lama kelamaan berpotensi untuk merasa tidak
dihargai.
4) The Voice Response
Respons ini mengutarakan masalah konflik secara jelas dan langsung serta berusaha
memperbaikinya. Individu yang merespons dengan bersuara, berusaha
mengidentifikasi masalah dan ketegangan dengan tujuan untuk mencar solusinya.
Voice response mengindikasikan bahwa seseorang peduli dengan hubungan yang
dimilikinya, menyadari ada sesuatu yang salah dan berusaha meningkatkan kualitas
hubungan. Maka itu, respons ini merupakan yang paling konstruktif untuk menangani
konflik ada hubungan antarpribadi.
3. Dalam mengahdapi konflik yang berkaitan dengan perilaku individu. Sebutkan dan jelaskan
perilaku yang bermasalah selama konflik terjadi menurut Gottman dalam DeVito (2016)!
Jawaban:
a) Kritik
Menurut Gottman, tanda peringatan pertama konflik adalah ketika pihak yang menjalani
suatu hubungan saling menckrink atun mengeluh satu sama lain.
b) Hinaan
Perilaku lain yang menjadi masalah adalah saat pihak yang terlibat konflik saling
menghina dan menyerang satu sama lain. Misalnya dengan memanggil menggunakan
kata-kata yang tidak sopan seperti "Hei, Bodoh!" atau "Dasar, Si Dungu ini" atau
menggunakan sarkasme atau olok-olok untuk menghina orang lain. Bisa juga dengan
menggunakan perilaku nonverbal yang menunjukkan bahwa kita memandang rendah
orang lain, seperti memutar bola mata dan senyum sinis, Menertawakan orang di depan
orang lain dan mendorong orang lain untuk melakukan hal yang sama juga termasuk
bentuk penghinaan. Terlepas dari bentuknya, penghinaan berfungsi untuk menjatuhkan
dan merendahkan orang lain.
c) Sikap Defensif
Perilaku yang ketiga adalah pihak yang terlibat bersikap defensif selama konflik terjadi.
Sikap defensif berarti melihat diri sebagai korban dan menolak bertanggung jawab atas
perilakunya sendiri.
d) Stonewalling. Perilaku yang terakhir adalah stonewalling, atau sikap menarik diri dari
percakapan atau interaksi. Orang yang bersikap stonewall sering bertindak seolah-olah
mereka "mematikan", seperti mereka berhenti memandang partnernya, mereka berhenti
berbicara, dan mereka berhenti merespons apa yang dikatakan partner mereka.

4. Dalam mengembangkan hubungan ada beberapa teori komunikasi antarpribadi yang bisa
membantu kita menganalisa fenomena-fenomena yang ada dis ekitar kita. Teori-teori tersebut
adalah sebagai berikut:
a. teori pengurangan ketidak pastian
teori ini diajukan oleh Charles berger dan Richard pada tahun 1975. Teori ini mereka
susun dengan tujuan untuk menjelaskan bagaimana komunikasi digunakan untuk
mengurangi ketidakpastian di antar orang asing yang satu sama lain terlibat dalam
pembicaraan untuk pertama kali.
Contoh
b. teori penetrasi social
teori penetrasi social dipopulerkan oleh Irwin altman dan dalmas teylor. Menurut teori
ini, hubungan antarpribadi berkembang secara bertahap dan dapat dipridiksi.
c. teori pertukaran social
teori pertukaran social berpandangan bahwa dorongan utama dalam hubungan
interpersonal adalah kepuasan dari kepentingan pribadi dua orang yang terlibat.

Berdasarkan teori di atas, jelaskan salah satu saja berdasarkan pengertian, asumsi, dan contoh
kasus!

Anda mungkin juga menyukai