93
Konflik dapat juga terjadi di tempat kerja, yang perlu diperhatikan adalah
bagaimana reaksi para karyawan terhadap konflik? Dan bagaimana
organisasi (perusahaan) dapat membuat konflik memperbaiki pekerjaan atau
terlebih pada misi organisasi.
1. Konflik Pribadi
Konflik yang terjadi dalam diri seseorang, dikenal juga sebagi konflik
batin, terjadi bila seseorang dihadapkan pada dua pilihan.
94
Ada 3 jenis konflik batin:
a. Approach-approach (angguk-angguk) terjadi bila seseorang
dihadapkan pada dua hal yang sama-sama menyenangkan (positif)
tetapi harus memilih salah satu.
b. Avoidance-avoidance (geleng-geleng) terjadi bila seseorang
dihadapkan dua hal yang sama-sama tidak menyenangkan (negative)
dan harus memilih salah satu.
c. Approach-avoidance (angguk-geleng) terjadi bila seseorang
dihadapkan dua hal yang satu menyenangkan (positif) dan yang satu
tidak menyenangkan (negatif).
Contoh : konflik approach-aproach, seorang karyawan dihadapkan
pada dua pilihan mutasi untuk promosi jabatan atau pengembangan
karier (studi lanjut)
Contoh konflik avoidance-avoidance, seorang karyawan dihadapkan
pada pilihan-pilihan diturunkan pangkat atau skorsing sebagai sanksi.
Contoh konflik approach-avoidance, seorang karyawan pindah
(mutasi) naik pangkat tapi jauh dari keluarga.
95
Konflik antar pribadi terjadi jika dua orang atau lebih berinteraksi satu
sama lain dalam melaksanakan pekerjaan, dan mereka itu mempunyai
pandangan-pandangan yang tidak bisa disatukan, orang-orang yang tidak
bertoleransi dari sesuatu yang bermakna ganda, dan seseorang yang
dengan cepatnya menarik suatu konklusi.
Dalam istilah yang sederhana, diri (self) dapat diartikan sebagai “aku”
dan orang lain dapat pula diartikan sebagai “kamu” dalam interaksi
antara dua orang. Ada hal-hal tertentu yang diketahui seorang tentang
dirinya dan hal-hal tertentu tidak diketahui. Ada pula hal-hal tertentu
yang diketahui seseorang tentang orang lain dan hal-hal tertentu yang
tidak diketahui mengenai orang lain tersebut. Berikut ini ringkasan
empat bagian dari Johari window.
(1) Membuka diri (Open Self). Dalam bentuk interaksi ini seseorang
mengetahui tentang dirinya dan tentang diri orang lain. Dalam hal ini
pada umumnya terdapat keterbukaan, kerja sama dan sedikit alasan
untuk menjadi bertahan. Bentuk hubungan antar pribadi seperti ini
akan cenderung menyebabkan sedikit (kalau ada) konflik antar
pribadi.
(2) Menutup diri (Hidden Self). Dalam situasi seperti ini seseorang
mengerti dan memahami dirinya sendiri akan tetapi tidak mengetahui
tentang diri orang lain. Hasilnya ialah seseorang tersebut akan
tertutup dari orang lain, karena ras takut bagaimana kalau orang lain
96
itu bereaksi. Seseorang akan menutup sikapnya secara rahasia dan
tidak akan membukanya kepada orang lain. Hal semacam ini
merupakan potensi timbulnya situasi konflik antar pribadi.
(3) Membutakan diri (Blind Self). Dalam situasi seperti ini seseorang
mengetahui diri orang lain tetapi tidak mengetahui dirinya sendiri.
Orang ini kemudian tidak berniat menyakiti orang lain, dan
sebenarnya orang lain dapat memberitahukan kepadanya akan tetapi
takut kalau menyinggung perasaannya. Sebagaimana diri yang
tertutup diatas, maka situasi seperti ini merupakan potensi timbulnya
situasi konflik antar pribadi.
(4) Tidak menemukan diri (Undiscovered Self). Situasi seperti ini
merupakan potensi yang paling ekplosif. Seseorang tidak mengetahui
dirinya dan juga tidak mengetahui orang lain. Dengan kata lain selalu
terdapat salah pengertian (misunderstanding), dan konflik antar
pribadi sudah hampir dipastikan akan merupakan hasil interaksinya.
97
tentang dirinya
98
Strategi ini adalah suatu cara yang bisa dipergunakan untuk memecahkan
konflik dimasyarakat Amerika. Dalam suatu kebudayaan yang bersaing,
sebagaimana yang terjadi di Amerika, satu pihak yang sedang dalam
situasi konflik akan berusaha untuk memaksakan kekuatannya untuk
menang, dan mengalahkan pihak lain. Berikut ini adalah ringkasan ciri-
ciri dari situasi kalah-menang.
(1) Terdapat perbedan yang jelas antara “kami” dan “mereka” diantara
pihak-pihak yang konflik.
(2) Pihak-pihak yang konflik langsung saling mengerahkan energinya
untuk menciptakan suasana kemenangan dan kekalahan.
(3) Pihak-pihak yang konflik melihat persoalan dari pandangannya
masing-masing.
(4) Penekanan yang diutamakan ialah pada pemecahan persoalan,
bukannya untuk pencapaian tujuan, cita-cita, atau haluan.
(5) Konflik bersifat pribadi dan penilaian (personaliazed and
judgemental).
(6) Tidak terdapat perbedaan dari proses kegiatan pemecahan konflik
dari kelompok lainnya, maupun kegiatan-kegiatan dari suatu sekuen
yang terencana.
(7) Pihak-pihak yang konflik seringkali menggunakan pandangan jalan
pintas dari persoalan-persoalan yang ada.
Suatu contoh tentang kalah menang ini dapat dijumpai dalam hubungan
atasan-bawahan, perselisihan antara pejabat dan staf situasi konflik yang
terjadi pada organisasi-organisasi jaman sekarang. Strategi kalah menang
ini dapat mempunyai akibat-akibat yang bersifat fungsional maupun yang
tidak fungsional. Dikatakan fungsional karena menciptakan suatu
dorongan yang bersaing untuk menang, dan yang akan mengakibatkan
terjadinya kesetiakawanan dan semangat korp diantara orang-orang yang
berselisih. Adapun dikatakan tidak fungsional karena strategi kalah
menang ini tidak mempedulikan pemecahan-pemecahan lainnya seperti
99
misalnya kerja sama, menyetujui akan sesuatu hal yang dapat mencapai
kesepakatan bersama. Selain itu terdapat pula suatu tekanan untuk
kesesuaian terhadap persoalan yang dipermasalahkan, dan hubungan
kekuasaan yang sangat berstruktur cenderung dengan cepat akan timbul.
Persoalan yang amat besar dari strategi ini adalah seseorang selalu
mendapatkan kekalahan. Orang-orang yang menderita kekalahan ini
mungkin mereka akan mempelajari sesuatu yang terjadi dalam proses
kalah menang tadi, dan pihak yang merasa kalah tersebut mempunyai
rasa dendam dan ingin membalas dendamnya. Suatu strategi yang
barang kali amat sehat ialah memberi kemungkinan kedua pihak tersebut
untuk menang.
Menang-menang (win-win)
Strategi pemecahan konflik menang-menang ini barangkali sesuai dengan
keinginan-keinginan manusia dan organisasi. Energi dan kreativitas
lebih banyak ditujukan untuk memecahkan masalah-masalah
dibandingkan dengan untuk mengalahkan pihak lain. Strategi ini banyak
mengambil aspek-aspek kebaikan dari strategi kalah menang yang
fungsional, dan membuang aspek yang negatif dari yang tidak
berfungsional. Kedua pihak yang berkonflik bisa diketemukan dalam
satu titik musyawarah, dan keduanyapun menerima suatu penghargaan
yang sama. Alan C. Filley menyatakan bahwa strategi keputusan menang
– kalah ini dihubungkan dengan pertimbangan-pertimbangan yang lebih
baik, pengalaman-pengalaman organisasi yang menguntungkan, dan
lebih banyak menawarkan cara musyawarah yang menyenangkan.
100
hitam (Hajar Aswad) ketempatnya semula. Semua kepala-kepala suku
itu berhak untuk memindahkan. Perselisihan ini mencapai suatu
puncaknya, hampir saja terjadi peperangan diantara suku-suku tersebut,
untung peperangan itu bisa dicegah, dengan dimintainya Muhammad
seorang pemuda tepercaya (Al Amien) untuk mengatasi konflik tersebut.
Cara yang dilakukan Muhammad ialah membeberkan surbannya,
kemudian semua kepala-kepala suku tersebut diminta untuk memegang
tepi kain surban tersebut. Setelah itu Muhammad menaruh batu tersebut
diatas surban. Sesampai ditempat batu hitam tersebut diambil oleh
Muhammad dan ditaruhkan olehnya. Sampai disini perselisihan dan
konflik diantara suku-suku tersebut hilang. Mereka merasa sama-sama
menang, dapat memindahkan batu tersebut ketempatnya.
3. Konflik Organisasi
Konflik organisasi ini sebenarnya adalah konflik antar pribadi dan
konflik dalam pribadi yang mengambil tempat dalam suatu organisasi
tertentu. Namun demikian konflik ini akan mencoba melihat dalam
hubungannya dengan tatanan organisasi yang bersendikan orang-orang
yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan bersama.
101
dengan formulanya, tetapi para staf menyatakan buku tersebut tidak bisa
dikerjakan. Demikian seterusnya banyak contoh terjadi dalam organisasi
yang menunjukkan adanya sumber-sumber yang potensial untuk
timbulnya konflik.
Secara konseptual, ada empat sumber dari konflik organisasi itu, yakni:
(1) Suatu situasi yang tidak menunjukkan keseimbangan tujuan-tujuan
yang ingin dicapai.
(2) Terdapatnya sarana-sarana yang tidak seimbang atau timbulnya
proses alokasi sumber-sumber yang tidak seimbang.
(3) Terdapatnya suatu persoalan status yang tidak selaras.
(4) Timbulnya persepsi yang berbeda.
Dalam teori organisasi klasik terdapat empat struktur yang sering kali
menjadi tempat terjadinya konflik. Empat struktur itu antara lain:
(1) Konflik Hierarki : Pada berbagai macam tingkat hierarki dalam
organisasi, terdapat kemungkinan timbulnya konflik. Dewan direktur
barangkali bisa konflik dan berselisih paham dengan direktur-direktur
lainnya, pimpinan-pimpinan tingkat tengah, para pengawas, dan atau
dengan kepala bagian kepegawaian. Demikian pula ada
kemungkinan timbulnya konflik secara umum antara pimpinan dan
karyawannya.
(2) Konflik Fungsional: Terdapat kemungkinan terjadi konflik
fungsional diantara berbagai bagian organisasi yang mempunyai
fungsi-fungsi tertentu. Konflik diantara bagian produksi dengan
bagian pemasaran merupakan contoh klasik dari konflik fungsional
ini.
(3) Konflik Lini-Staf : Terjadi kemungkinan pula konflik antara pejabat-
pejabat lini dan staf. Konflik semacam ini timbul ketika pejabat-
pejabat staf tidak memiliki otoritas formal atas pejabat-pejabat lini.
102
(4) Konflik Formal-Informal : Terdapat pula kemungkinan konflik
antara satuan-satuan organisasi formal dan informal. Suatu contoh
bila terjadi pelaksanaan ketentuan-ketentuan organisasi yang formal.
103
Kalau asumsi-asumsi tersebut diterima, maka cara mengatasi konflik
dalam suatu organisasi dapat didasarkan atas asumsi-asumsi tersebut.
Kalau konflik secara pasti dapat dihindair, maka kita akan yakin bahwa
apapun bentuk, wujud, dan gaya konflik tersebut pastilah akan ada jalan
untuk mengatasinya. Dengan demikian tidak ada konflik organisasi yang
tajam, berlarut-larut, dan berkepanjangan dibawa sampai kiamat. Bangsa
Indonesia mempunyai prinsip “musyawarah” mengapa tidak dipakai
untuk mengatasi konflik. Dengan musyawarah konflik yang betapapun
beratnya akan terselesaikan. Asalkan kedua pihak menyadari asumsi
pertama diatas.
104
Atau dengan kata lain pendekatan organisasi tidak lagi menekankan pada
impersonal relationship, melainkan diutamakan personal relationship.
105
seperti ini ialah mengganti aturan-aturan birokrasi yang impersonal
dengan cara-cara kontrol yang personal.
106
(1) Ciptakan batas diantara pihak-pihak yang konflik. Contoh yang
klasik dari strategi ini terjadi di restoran antara juru masak dengan
pelayan. Untuk mengurangi konflik antara keduanya, maka
ditetapkan adanya pembatas yakni semua pelayan diminta
memberikan slip pesanan dari pembeli kepada kepala juru masak.
Slip pesanan tersebut diletakkan pada tempat tertentu dengan urut.
Pesanan itu kemudian disampaikan oleh kepala juru masak kepada
para juru masak. Dengan cara tersebut ternyata bisa mengurangi
konflik yang timbul antara pelayan yang mengantarkan pesanan
kepada pembeli, dengan juru masak yang memasak makanan yang
dipesan, tempat tertentu untuk meletakkan kartu atau slip pesanan
tersebut dinamakan pembatas.
(2) Membantu pihak-pihak yang konflik untuk mengembangkan suatu
cara yang lebih baik dengan melihat kedalam diri masing-masing
dan bagaimana dirinya dapat mempengaruhi orang lain. Dengan
demikian kalau dirasakan bahwa dengan konflik dapat
mengakibatkan kesusahan pada pihak lain, mengapa harus
memperpanjang konflik tersebut.
(3) Menata kembali struktur organisasi, sehingga konflik bisa
dihindarkan. Strategi ini dipergunakan kalau struktur. Yang ada
sebagai sumber terjadinya konflik. Misalnya struktur yang ada
menyebabkan prosedur kerja terlalu berlarut-larut sehingga
menyulitkan pihak-pihak lain. Ketiakpuasan pihak lain ini akan
memudahkan timbulnya konflik.
107
atau baik, tetapi ia seharusnya dievaluasi dalam hubungannya dengan
fungsi-fungsi individu dalam organisasi. Secara umum memang konflik
dapat menimbulkan tekanan, akan tetapi kadang-kadang konflik dapat
mengakibatkan inovasi dan perubahan. Konflik dapat menambah
semangat orang-orang untuk beraktivitas. Oleh karenanya konflik
sebaiknya diselesaikan secara baik, bukannya dilawan.
108
ketegangan sangat rendah tidak memotivasi secara tepat untuk hal-hal
yang berkaitan dengan konflik.
109
preventif dari sekarang agar tidak muncul sehingga tidak perlu
dipecahkan lagi.
Kedua proses itu berkaitan erat, suatu keputusan akan selalu dibutuhkan
dalam menentukan cara pemecahan masalah. Dalam banyak hal, pemecahan
masalah adalah pengambilan keputusan. Adapun langkah-langkah proses
pemecahan masalah sebagai berikut:
1. Rumuskan masalah secara jelas.
Penentuan masalah hindari pernyataan-pernyataan yang bersifat umum
seperti “kita menghadapi masalah mutu”, sebaiknya persempit
pernyataan, contoh “sejak awal bulan sampai dengan hari ini, jumlah
produk yang diapkir menurut hasil pemeriksaan terakhir berjumlah 32
buah padahal standarnya adalah 15 buah.
2. Kumpulkan semua informasi yang berkaitan dengan masalah.
Informasi yang dikumpulkan jangan terlalu banyak, kumpulkan saja data
yang berkaitan dengan perubahan.
3. Kumpulkan (susun) sebanyak mungkin penyebab masalah.
pasti ada sesuatu yang menyebabkan timbulnya masalah, terutama sekali
pasti ada sesuatu yang telah berubah.
4. Pilih penyebab yang tampak paling mungkin.
Lakukan hal ini melalui proses eliminasi, mengetes suatu penyebab untuk
mengetahui apakah itu memang benar-benar penyebab.
5. Sarankan alternatif pemecahan.
Inilah saat yang tepat untuk mengadakan “brainstorming” pada umumnya
tidak hanya satu cara untuk memecahkan suatu masalah.
110
6. Evaluasi alternatif.
Evaluasi baik—buruknya setiap pemecahan yang diajukan, sebagian
pemecahan lebih baik dari sebagian lainnya.
7. Pilih pemecahan yang terbaik.
Langkah ini dan langkah 6 adalah langkah pengambilan keputusan dari
proses pemecahan masalah, harus menimbang-nimbang antara peluang
sukses dengan resiko gagal dari setiap pemecahan.
8. Uraikan rencana pelaksanaan pemecahan yang anda pilih.
Keputusan harus ditindaklanjuti, tetapkan apa yang akan dilakukan,
bagaimana caranya, siapa yang melaksanakannya.
111
Agar seorang pimpinan dapat mengendalikan kelompok, perlu memahami
perilaku individu dalam kelompoknya, besarnya pengaruh anggota kelompok
terhadap anggota kelompok maupun atasan kelompok.
Dengan memahami permasalahan dalam kelompok, seorang pimpinan akan
mudah melakukan pendekatan, guna menjaga keserasian hubungan kerja
dalam kelompoknya.
Mengenali Kelompok
1. Pengertian
Dinamika kelompok digunakan untuk menunjukkan bahwa didalam
kelompok kerja terdapat kekuatan, dimana kekuatan tersebut dapat
mempengaruhi para anggota kelompok maupun kelompoknya sendiri.
Perubahan yang ada dalam kelompok kerja dapat berakibat sesuatu yang
tidak diharapkan. Interaksi antara anggota kelompok yang satu dengan
yang lain, dan menjadikan adanya perubahan, itulah yang disebut dengan
dinamika kelompok.
2. Tipe-tipe kelompok
Dalam perusahaan umumnya dikenal adanya kelompok formal dan
kelompok informal.
a. Kelompok formal
Kelompok ini mencakup perintah dan kelompok tugas.
Kelompok formal berada atas dasar keputusan pihak manajemen
dalam organisasi. Organisasi dapat dipandang sebagai jaringan
kelompok yang saling berhubungan. Dalam merencanakan organisasi
112
harus tetap diingat pentingnya kesadaran tentang adanya kelompok
formal, serta bahasa dan keuntungannya.
Kelompok perintah
Kelompok perintah ini terdiri dari atasan dan bawahannya, sesuai
adanya hirarki organisasi yang dimiliki. Seluruh organisasi tersusun
oleh beberapa kelompok perintah yang saling kait mengait. Setiap
individu, dalam perusahaan, kecuali pada tingkat tertinggi dan
terendah, menjadi penyelia dalam kelompok perintahnya sendiri,
sekaligus menjadi bawahan dalam kelompok perintah atasannya.
Kelompok tugas
Kelompok tugas sangat erat hubungannya dengan kelompok perintah,
meskipun keduanya tidak mutlak sesuai. Kelompok tugas terdiri para
anggota organisasi yang secara formil ditugaskan melaksanakan
fungsi khusus.
113
- Kelompok yang kompak akan menunjukkan kerjasama yang lebih besar.
- Anggota kelompok akan memperoleh kepuasan sosial yang lebih besar
dalam kerjasama.
- Semangat kerja akan lebih tinggi.
- Tingkat pemberhentian karyawan dan kemangkiran lebih rendah.
- Kemungkinan untuk mengawasi akan lebih mudah.
Segi negatif:
Kerjasama yang terlalu erat dapat menimbulkan segi negatif antara lain:
- Kelompok akan segan menerima karyawan baru sebagai anggota baru.
- Kelompok memandang bahwa kelompok lain merupakan musuh, mereka
cenderung tidak mengetahui kelemahannya sendiri.
- Mudah timbul perasaan permusuhan diantara kelompok yang bersaing.
114
- Memungkinkan penempatan orang-orang sedemikian rupa untuk
menghindarkan subkelompok yang saling bersaing.
- Memudahkan menciptakan suasana yang membantu karyawan
memperlancar pelaksanaan.
Persaingan antar kelompok di dalam satu perusahaan sangat berbahaya dan
akan membawa akibat yang negatif.
DIRI SENDIRI
A. B.
Diketahui oleh orang DAERAH AKTIVITAS DAERAH BUTA
lain BEBAS MENGENAL DIRI
ORANG LAIN
C. D.
Tidak diketahui oleh DAERAH DAERAH AKTIVITAS
orang lain MENGHINDARI YANG TIDAK
DIKETAHUI
115
1. Jendela A
Pada jendela A yang disebut Arena atau Panggung, merupakan bagian
dari perilaku seseorang yang diketahui oleh dirinya sendiri, maupun
diketahui oleh orang lain dengan mereka bergaul. Jendela ini mencakup
informasi seperti nama, penampilan fisik, hubungan keluarga, hubungan
organisasi. Daerah ini merupakan tempat tukar menukar keterangan
secara bebas dan terbuka. Tindak tanduk dalam jendela ini merupakan
gejala umum dan terdapat pada setiap individu. Bilamana kepercayaan
antar individu atau individu terhadap kelompok bertambah, maka daerah
atau arena ini akan bertambah luas.
2. Jendela B
Dalam jendela B atau disebut darah buta, merupakan daerah yang oleh
orang lain diketahui, tetapi justru tidak diketahui oleh dirinya sendiri.
Seseorang yang mungkin mempunyai perangai dan tak disadari, bagi
orang lain menjengkelkan atau sebaliknya menyenangkan, namun oleh
dirinya sendiri tidak disadari.
Sebagai contoh, seorang anggota kelompok, pada suatu saat memberitahu
kepada saya, bahwa setiap kali saya diminta untuk memberi komentar
tentang persoalan pribadi atau persoalan lain, saya selalu batuk-batuk
sebelum menjawab.
3. Jendela C
Bidang tertutup atau closed, dimana menyangkut apa yang diketahui oleh
diri sendiri, tetapi tidak diketahui oleh orang lain. Hal-hal dalam bidang
ini adalah rahasia. Misalnya seorang bawahan mungkin jengkel jika
supervisornya tidak memintanya untuk duduk dalam suatu pertemuan,
tetapi bawahanpun tidak memberitahu supervisornya , bahwa bawahan
116
tersebut sebetulnya jengkel. Supervisor mungkin berpendapat, bawahan
tersebut tidak berkeberatan untuk berdiri.
Kebanyakan orang mempunyai banyak perasaan seperti dalam contoh
berikut. Salah satu alasan mengapa saya menyimpan keterangan ini,
mengingat bahwa saya tidak melihat hal-hal yang membantu kelompok.
Misalnya bila saya mulai menyatakan perasaan, pikiran ataupun reaksi,
mungkin anggota kelompok akan menilai saya secara negatif. Namun hal
ini belum diuji, dan hanya merupakan dugaan-dugaan.
4. Jendela D
Bidang yang keempat adalah dark atau gelap. Bidang ini tidak dapat
dimasuki, baik oleh diri saya sendiri maupun oleh orang lain. Jadi dalam
hal ini, saya tidak mengetahui tentang diri saya, demikian pula kelompok
juga tak mengetahui diri saya.
Bidang gelap ini tidak dikendalikan atau dirubah secara sadar, sehingga
tidak dapat dipertimbangkan dalam pembicaraan tentang efektivitas
pribadi.
117
semakin sadar akan dirinya sendiri, dan garis vertikal akan bergerak ke
kanan.
2. Untuk kelompok
Dengan kelompok banyak mengetahui tentang diri saya yang semula
saya rahasiakan, maka kelompok tidak perlu menerka-nerka atau
menafsirkan hal-hal yang sebenarnya tidak perlu.
Hal ini dapat dilakukan dengan:
- Memberikan umpan balik kepada kelompok.
- Makin membuka diri kepada kelompok.
Dengan makin saya membuka diri dan banyak saya memberikan umpan
balik kepada kelompok, garis horizontal akan semakin ke bawah.
Dalam hal ini sedikit sekali diperlukan terkaan-terkaan untuk mengerti apa
yang seseorang sedang coba lakukan atau sampaikan bilamana pengaruh
timbal baliknya terbuka, baik dalam hal meminta atau memberi umpan balik.
118
Yang perlu diingat adalah, bagaimanapun juga tidak perlu mempunyai arena
yang luas terhadap semua orang. Perlu diingat pula bahwa dalam kelompok
atau dengan beberapa orang yang penting hubungannya, bahwa bilamana
sebagian perasaan, penglihatan dan pendapat menjadi milik umum, tak
seorangpun dari kedua belah pihak harus ikut serta dalam permainan tingkah
laku ini.
8.5 Rangkuman
Konflik dapat terjadi mulai dari konflik pribadi, konflik antar pribadi, hingga
konflik organisasi. Konflik juga dapat dihindari, konflik tidak selalu
berakibat negatif, buruk yakni dengan mengatur intensitas konflik secara
tepat dapat memberikan sumbangan-sumbangan fungsional. Konflik dapat
membawa perubahan pada organisasi, meningkatkan keeratan dalam
kelompok, memperbaiki efektivitas organisasi.
Latihan Soal
1. Jelaskan pengertian konflik
2. Jelaskan strategi mengatasi konflik antar pribadi!
3. Jelaskan jenis-jenis konflik yang terjadi dalam organisasi!
119
4. Jelaskan kaitan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan!
5. Jelaskan peran pemahaman dinamika kelompok dalam mengatasi konflik!
120