Anda di halaman 1dari 4

Manajemen Konflik 

Alkitabiah
Posted by: Ps Bobby on: Juli 3, 2008

 In: Masalah-masalah kehidupan


 Comment!

Manajemen Konflik Alkitabiah

(Mengatasi Konflik dgn menggunakan prinsip Firman Tuhan)

Penulis: Ps Bobby MTh

Pendahuluan

Dalam kehidupan ini kerap terdengar bagaimana individu, keluarga, tim, perusahaan, bahkan
gereja mengalami kerusakan dan kehancuran karena berbagai masalah dan konflik. Orang-orang
yang tadinya saling mengasihi, membantu dan mendukung satu sama lain kini menjadi musuh,
saling membenci bahkan tidak jarang berakhir di pengadilan. Dari pengamatan, diketahui bahwa
sebagian besar konflik terjadi karena orang-orang gagal menangani konflik yang terjadi.
Kegagalan itu mengakibatkan hidup banyak orang menjadi tidak nyaman dan kehilangan damai.

Definisi
Berkaitan dengan konflik, ada beberapa kata yang perlu didefinisikan agar dapat diketahui
pemahaman yang sebenarnya.
Masalah adalah sesuatu yang harus diselesaikan
Konflik berarti percekcokan; perselisihan; pertentangan
Dari arti tersebut dapat disimpulkan bahwa konflik merupakan sesuatu yang membuat keadaan
menjadi tidak nyaman, menimbulkan friksi antara dua pihak atau lebih.
Arti Konflik
Konflik menjadi bagian yang memberi warna tersendiri dalam kehidupan setiap orang.
Sesungguhnya konflik dapat memberi efek positif yakni, jika konflik tersebut dapat diselesaikan
dengan baik. Pengaruhnya pada tiap-tiap cukup pribadi baik, selain memberi pengalaman dalam
mengatasi berbagai konflik yang ada, dapat juga meningkatkan kepercayaan diri dalam
menghadapi situasi bermasalah. Akan tetapi, di sisi lain, ia dapat memberi efek negatif apabila
tidak diselesaikan dengan baik. Sebab akan menghasilkan terganggunya hubungan dengan
sesama, menimbulkan kebencian dan sikap permusuhan, bahkan bisa menimbulkan gangguan
baik secara mental maupun fisik.
Oleh sebab itu, penanganan terhadap konflik merupakan sesuatu yang harus menjadi prioritas.
Itu sebabnya, konflik perlu dipahami, dipelajari dan dicarikan solusinya. Sebab, selain akan
bermanfaat untuk menolong diri sendiri tatkala menghadapi konflik, juga akan berguna untuk
menolong orang lain di sekitar kita yang sedang mengalami berbagai macam konflik.

Penyebab Konflik

Konflik dapat disebabkan oleh beberapa hal, sebagai berikut:

1. Terjadinya perubahan
Dunia berputar dengan cepat, zaman pun berganti. Begitu cepatnya perubahan yang terjadi
sehingga makna kehidupan ini mengalami pergesaran dan pemaknaan baru. Hal-hal yang dulu
dianggap “tabu”, kini telah menjadi pemandangan yang biasa di mata kita. Tidak heran, konflik
sering terjadi antara orang tua dengan anak-anak dalam memandang setiap segi kehidupan.
Karena mereka hidup dalam zaman dan budaya yang berbeda. Perubahan zaman membuat
terjadinya pergesekan tata nilai. Budaya orang tua cenderung dianggap “old fashioned” oleh
generasi muda.

2. Adanya keragaman
Dalam konteks Indonesia, negeri ini memiliki beragam suku, budaya, agama dan pandangan
hidup. Dalam satu sisi, pluralisme itu merupakan hal yang baik dan dianggap sebagai kekayaan
bangsa ini. Namun di sisi lain, tidak dapat dipungkiri menjadi sumber konflik bagi golongan
tertentu yang berpikiran radikal. Berbagai masalah keagamaan, seperti perusakan dan pemboman
gereja telah merenggut banyak nyawa sebagai akibat dari radikalisme agama. Perang antar suku
Dayak dengan Madura di Kalimantan juga dapat disebutkan sebagai contoh lain dari konflik
yang terjadi sebagai akibat rasa kesukuan yang fanatik.

3. Pergeseran menuju pemberdayaan (Struktur Organisasi)


Setiap organisasi, baik itu perusahaan, instansi pemerintah, gereja dan macam organisasi lainnya
akan selalu berusaha mengadakan pembenahan ke arah yang lebih baik. Dalam konteks ini,
biasanya ditandai dengan adanya pergeseran jabatan atau posisi-posisi tertentu dalam organisasi.
Meskipun hal itu merupakan proses yang alamiah, namun tidak dapat disangkal bahwa konflik
antar individu kerap terjadi diantara orang-orang yang digeser maupun yang mendapat promosi
jabatan.

4. Psikologis manusia
Ketidakmatangan emosi akan menimbulkan berbagai macam konflik dalam hubungan dengan
orang lain. Sikap dan perilaku tidak dewasa, kurang berpikir panjang, emosional, kekanak-
kanakan (childish), merupakan sebab-sebab yang kerap memicu konflik antar pribadi.
Sebaliknya kematangan emosi akan membuat suatu pribadi menjadi lebih bijaksana dalam
menanggapi masalah maupun konflik yang terjadi. Kematangan emosi dipengaruhi oleh berbagai
macam hal, diantaranya pendidikan, pelatihan, pengalaman hidup yang terjadi dalam diri
seseorang. Semakin banyak pengalaman yang dilalui dan dirasakan seseorang akan turut
membentuk kepribadiannya.
Hanya saja pengalaman seperti apa yang dialami dan dirasakan, seperti apakah pengalaman
tersebut lebih banyak ketakutan, kekuatiran, rasa tidak aman, dikhianati, kepahitan, kesedihan,
penderitaan atau sebaliknya perasaan tenang, aman, berkecukupan, kebahagiaan dan sebagainya
akan sangat menentukan kepribadian dan tingkat emosi seseorang. Itu sebabnya, latar belakang
seseorang akan sangat menentukan bagaimana ia bersikap, menilai sesuatu dan bertingkah laku.

5. Komunikasi
Seperti salah pengertian berkenaan dengan bahasa atau kalimat yang digunakan, bahasa yang
sulit dimengerti, informasi yang tidak lengkap maupun gaya pimpinan yang tidak konsisten.

6. Hubungan Pribadi
Meliputi ketidaksesuaian antara tujuan-tujuan organisasi dan nilai-nilai sosial pribadi, serta
adanya perbedaan dalam nilai-nilai atau persepsi.

7. Konflik yang disengaja


Ada juga konflik yang memang disengaja. Biasanya hal ini dilakukan oleh pimpinan untuk
“mengokohkan” posisi kepemimpinannya. Mereka sengaja memicu perseteruan diantara
bawahan, membuat terjadinya perasaan tidak nyaman dalam organisasi, saling mencurigai dan
sebagainya. Hal-hal itu biasanya membuat semua orang pada akhirnya berharap pada sang
pemimpin sebagai “peace maker” (pembuat kedamaian). Di satu sisi, hal itu akan
melanggengkan posisi kepemimpinan seseorang, namun di pihak lain akan menghancurkan
jalinan hubungan antara bawahan. Organisasi tidak lagi dipandang sebagai tempat berbagi
pikiran, perasaan dan potensi diri. Salah seorang pemimpin yang terkenal dengan strategi
manajemen konfliknya adalah mantan presiden RI, Soeharto (alm).

Jenis-Jenis Konflik

1. Konflik dalam diri pribadi (individu).


2. Konflik antar individu.
3. Konflik antara individu dan kelompok.
4. Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama.
5. Konflik antar organisasi

Langkah-Langkah Keliru Dalam Penyelesaian Konflik


1. Menekan
2. Sekedar memohon
3. Menjadi penentu/memilih satu pihak
4. Menunda-nunda
5. Menyuap
Landasan Alkitab Untuk Penyelesaian Konflik
1. Tawarkan perdamaian (Imamat 9:7; Ulangan 20:10).
2. Ada mediator yang bersedia mendamaikan (Matius 5:9; 1 Timotius 3:2-3).
3. Kita harus berinisiatif untuk berdamai dengan pihak lain (Matius 5:23-25; Lukas 12:57-58).
4. Agar tidak terjadi konflik, masing-masing pihak harus mengendalikan diri.

Ayat-ayat Alkitab berkenaan dengan konflik:


1. Mazmur 34:15
2. Markus 9:50
3. Roma 12:18
4. Kolose 3:13
5. 1 Tesalonika 5:13, 15
6. Ibrani 12:14

Solusi Konflik
1. Libatkan diri pada semua pihak sebagai pimpinan yang netral (bila dlm kapasitas sbg leader).

2. Bersikap bijaksana.

3. Jadilah pendengar yang baik.

4. Jelaskan solusi kepada pihak yang berkonflik. Dalam hal ini, diupayakan terjadi win-win
solution.

5. Pantaulah kesepakatan yang telah dicapai.

Anda mungkin juga menyukai