Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS KONFLIK DALAM RUMAH TANGGA

Dosen Pengampu : YUFI WIYOS RINI MASKUROH, SAg., M.S.I

Disusun Oleh :

Nama : Rahma Fitrianingsih

Npm : 1721010128

Prodi : Hukum Keluarga

Mata Kuliah : BP4 Kepenghuluan

PROGRAM STUDI AL-AHWAL ASY-SYAKSIYAH

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG


TAHUN 2020

Selayang Pandang,

Keluarga adalah unit sosial terkecil dalam masyarakat yang berperan dan berpengaruh
sangat besar terhadap perkembangan sosial dan perkembangan kepribadian setiap anggota
keluarga. Keluarga memerlukan organisasi tersendiri dan perlu kepala rumah tangga sebagai
tokoh penting yang memimpin keluarga disamping beberapa anggota keluarga lainnya. Anggota
keluarga terdiri dari Ayah, ibu, dan anak merupakan sebuah satu kesatuan yang memiliki
hubungan yang sangat baik. Hubungan baik ini ditandai dengan adanya keserasian dalam
hubungan timbal balik antar semua anggota/individu dalam keluarga. Sebuah keluarga disebut
harmonis apabila seluruh anggota keluarga merasa bahagia yang ditandai dengan tidak adanya
konflik, ketegangan, kekecewaan dan kepuasan terhadap keadaan (fisik, mental, emosi dan
sosial) seluruh anggota keluarga. Keluarga disebut disharmonis apabila terjadi sebaliknya. 
            Ketegangan maupun konflik antara suami dan istri maupun orang tua dengan anak
merupakan hal yang wajar dalam sebuah keluarga atau rumah tangga. Tidak ada rumah tangga
yang berjalan tanpa konflik namun konflik dalam rumah tangga bukanlah sesuatu yang
menakutkan. Hampir semua keluarga pernah mengalaminya. Yang mejadi berbeda adalah
bagaimana cara mengatasi dan menyelesaikan hal tersebut.
Setiap keluarga memiliki cara untuk menyelesaikan masalahnya masing-masing. Apabila
masalah diselesaikan secara baik dan sehat maka setiap anggota keluarga akan mendapatkan
pelajaran yang berharga yaitu menyadari dan mengerti perasaan, kepribadian dan pengendalian
emosi tiap anggota keluarga sehingga terwujudlah kebahagiaan dalam keluarga. Penyelesaian
konflik secara sehat terjadi bila masing-masing anggota keluarga tidak mengedepankan
kepentingan pribadi, mencari akar permasalahan dan membuat solusi yang sama-sama
menguntungkan anggota keluarga melalui komunikasi yang baik dan lancar. Disisi lain, apabila
konflik diselesaikan secara tidak sehat maka konflik akan semakin sering terjadi dalam keluarga.
Penyelesaian masalah dilakukan dengan marah yang berlebih-lebihan, hentakan-hentakan
fisik sebagai pelampiasan kemarahan, teriakan dan makian maupun ekspresi wajah
menyeramkan. Terkadang muncul perilaku seperti menyerang, memaksa, mengancam atau
melakukan kekerasan fisik. Perilaku seperti ini dapat dikatakan pada tindakan kekerasan dalam
rumah tangga (KDRT) yang diartikan  setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan,
yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis,
dan/atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan,
atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga.

A. Analisis Dampak Daripada Konflik Keluarga

1. Mengapa konflik bisa terjadi ?

Konflik dapat berupa perselisihan (disagreement), adanya ketegangan(the presence of


tension), atau munculnya kesulitan-kesulitan lain di antaradua pihak atau lebih. Konflik
sering menimbulkan sikap oposisi antara
kedua belah pihak, sampai kepada tahap di mana pihak-pihak yang terlibatmemandang satu
sama lain sebagai penghalang dan pengganggu tercapainyakebutuhan dan tujuan masing-
masing.1

Secara bahasa konflik identic dengan percocokan, perselisihan,


dan pertengkaran. Adapun dalam bahasa inggris conflict sebagai noun berarti aserious
disagreement or argument, sedangkan sebagai verb berarti beincompatible or clash.
Walaupun demikian, sebagai kajian
menunjukkan bahwa keberadaan konflik tidak selalu berakibat buruk.

Selain dapat akibat buruk, konflik juga dapat menumbuhkan hal-hal positif.Konflik


mungkin akan menyebabkan munculnya emosi negativeseperti jengkel, marah, atau takut.
Namun hasil akhir dari keberadaan konflik,apakah akan bersifat deduktif ataukah konstruktif,
sangatb tergantung padastrategi yang digunakan untuk menanganinya.

Dengan pengelolahan yang baik, konflik justru dapat semakin memperkukuh hubungan


dan meningkatkankepaduan dan rasa solidaritas. Konflik seepenuhnya merupakan bagian
darikehidupan bermasyarakat yang harus dianggap oenting yaitu untukmerangsang
pemikiran-pemikiran yang baru, mempromosikan perubahansosial, menegaskan hubungan

1
Tahniatul Alawiyya , Skripsi :Konflik Terselubung Dalam Keluarga : Studi Kasus Perseteruan Antara Sumai Istri Di D
esa Prasung Tambak Kecamatan Buduran KabupatenSidoarjo. (Surabaya : UIN Sunan Ampel, 2017)
dalam kelompok, membantu kita membentuk persaan tentang identitas pribadi, dan
memahami berbagai hal yang kita hadapdalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana pendapat
Wirawan (2012) fungsikonflik antara lain:

(1) sebagai alat untu memelihara solidaritas;


(2) membantu menciptakan ikatan aliansi dengan kelompok lain; dan
(3) mengaktifkan peranindividu yang semula terisolasi.2

2. Makna dan hakikat konflik suami istri

Konflik pada hakekatnya mengandung arti perbedaannya pandangan atau pendapat


yang muncul diantara dua orang atau lebih. Konflik pasti pernah kita alami baik dalam
pergaulan, dalam organisasi atau perusahaan begitu juga dalam dunia pendidikan selama
masih berhubungan atau berinteraksi  dengan manusia. Masalah konflik merupakan fakta
yang tidak bisa dihindarkan tapi harus di kelola dan di selesaikan.

Konflik adalah Suatu proses yang mulai bilamana satu pihak merasakan bahwa pihak
lain telah mempengaruhi secara negatif, sesuatu yang diperhatikan pihak pertama, segala
macam interaksi pertentangan atau antagonistik antara dua pihak atau lebih. Konflik tidak
dapat dihindari oleh organisasi. Organisasi tidak harus menghilangkan semua konflik hanya
konflik yang merugikan yang harus dihilangkan.

Sebenarnya konflik itu sendiri pada hakekatnya merupakan proses dinamis, dapat
dilihat, dapat di uraikan dan dapat dianalisis. Konflik  mempunyai konotasi positif maupun
negatif, memandang pada cara memilah hakekat konflik dan pengaruhnya terhadap
efektivitas pencapaian tujuan organisasi.

Berikut ini pendapat dari beberapa orang mengenai konflik antara lain:
 Menurut Nardjana (1994) Konflik yaitu akibat situasi dimana keinginan atau kehendak
yang berbeda atau berlawanan antara satu dengan yang lain, sehingga salah satu atau
keduanya saling terganggu.

2
Sri lestari.Psikologi sosial,(Jakarta: Kencana Prenada Media Group 2012), Hlm.99
 Menurut Killman dan Thomas (1978), konflik adalah kondisi terjadinya ketidakcocokan
antar nilai atau tujuan-tujuan yang ingin dicapai, baik yang ada dalam diri individu
maupun dalam hubungannya dengan orang lain. Kondisi yang telah dikemukakan
tersebut dapat mengganggu bahkan menghambat tercapainya emosi atau stres yang
mempengaruhi efisiensi dan produktivitas kerja (Wijono,1993, p.4)

 Menurut Wood, Walace, Zeffane, Schermerhorn, Hunt, dan Osborn (1998:580) yang
dimaksud dengan konflik (dalam ruang lingkup organisasi) yaitu : Conflict is a situation
which two or more people disagree over issues of organisational substance and/or
experience some emotional antagonism with one another, yang kurang lebih
artinya konflik adalah suatu situasi dimana dua atau banyak orang saling tidak setuju
terhadap suatu permasalahan yang menyangkut kepentingan organisasi dan/atau dengan
timbulnya perasaan permusuhan satu dengan yang lainnya.

3. Hal-hal yang rawan menyebabkan konflik

 Perasaan Kurang Dihargai


o Perasaan kurang dihargai bisa muncul ketika seorang suami atau istritidak terlalu
diindahkan kata-katanya, keinginannya atau hasil pekerjaannya oleh pasangan.
 Cemburu Berlebihan
o Cemburu dalam hubungan merupakan hal yang wajar. Namun akanmenjadi
masalah ketika seseorang tidak mampu mengontrol perasaancemburu.
 Kurangnya Keterbukaan Dalam Masalah Keuangan
o Bagaimanapun masalah keuangan merupakan suatu yang
sangat penting dalam keluarga, suami seharusnya terbuka tentang penghasilanyan
g diperoleh, dan sebaliknya istri hendaknya memberikan informasikemana uang
itu dimanfaatkan sehingga tidak timbul rasa curiga diantarakeduanya.
 Masalah Hubungan Intim
o Hubungan intim adalah pelekat perjalanan rumah tangga. Ketikaurasan ini
terganggu maka bisa menimbulkan konflik. Masalah hubunganintim bisa terjadi
akibat ketidak pengertian satu belah pihak. Bisa istriyang tidak peduli dengan
keinginan suami, atau sebaliknya suami tidakmampu memenuhi keinginan sang
istri.
 Masalah Privasi Masing-Masing
o Setiap orang mempunyai privasi yang tidak ingin dingangu olehorang lain,
sekalipun dengan pasangannya. Jadi ketika seseorang sedangingin menikmati
privasi, maka hendaknya pasangannya dapat memahami.Privasi bisa berupa Hobi
sejak kecil, atau kebiasaan bersifat positif.Misalnya suami punya kebiasaan
ngumpul sama teman-temannya tentu akan merasa jengkel ketika kebiasaanya
dipermasalahkan oleh sang istri.Atau seorang istri ingin berkumpul dengan
keluarganya dalam waktutertentu akan merasa kesal ketika keinginanya tidak
dituruti suami.
 Kurangnya Toleransi Dalam Pembagian Tugas Di Rumah
o Dalam sebuah rumah tangga, terkadang kita tidak memiliki oranglain yang
mengerjakan tugas rumah. Maka ketika tidak ada toleransi dalammelakukan
pekerjaan di rumah bisa menimbulkan konflik. Makasebaiknya kedua belah pihak
saling membantu untuk meringankan tugasmasing-masing.Misalnya suami
membantu istri memasak, mengasuh anak,atau hanya sekedar menemani, tentu
ada perasaan berbeda
ketika pekerjaan dilakukan bersama. Hingga pekerjaan yang terasa berat akanteras
a ringan.
 Perbedaan agama
o Tak jarang di dalam sebuah keluarga terdiri dari anggota keluargayang memiliki
keyakinan yang berbeda, perbedaan keyakinan tersebutmampu menjadi pemicu
terjadinya sebuah konflik jika masing-masingorang tidak memiliki toleransi satu
sama lain. Memeluk sebuah agamayang diyakini adalah hak asasi tiap-tiap orang,
kita tidak bolehmemaksakan kehendak kita terhadap orang lain, namun dalam
prakteknyamemang tidaklah mudah. Bukanlah kita yang berhak
menghakimiseseorang akan apa yang dia percayai, toleransi adalah satu-satunya
carayang bisa kita andalkan agar dapat terciptanya kerukunan dalam
keluarga,meskipun terdiri dari agama-agama yang berbeda.3

B. Metode Penyelesaian Konflik

1. Mediasi

Mediasi adalah upaya penyelesaian konflik dengan melibatkan pihak ketiga yang


netral, yang tidak memiliki kewenangan mengambil keputusan yang membantu pihak-pihak
yang bersengketa mencapai penyelesaian (solusi) yang diterima oleh kedua belah pihak.

Mediasi disebut emergent mediation apabila mediatornya merupakan anggota dari


sistem sosial pihak-pihak yang bertikai, memiliki hubungan lama dengan pihak-pihak yang
bertikai, berkepentingan dengan hasil perundingan, atau ingin memberikan kesan yang baik
misalnya sebagai teman yang solider.

Contoh :

Akhir-akhir ini dampak daripada virus corona sangat dirasakan asep dan istri hingga ke
sector ekonomi keluarga tersebut, akhirnya sang istri yang merasa kebutuhan terus bertambah
namun pemasukan tidak ada timbulah konflik yang membuat mereka bertikai, akhirnya
mereka mengambl jalan tengah dengan menemui seorang anggota keluarga sebagai mediator
untuk meredamkan emosi mereka dengan mengambil jalan tengah.

2. Negoisasi

Secara umum pengertian Negosiasi adalah sebuah proses tawar menawar antara


negosiator dari dua pihak untuk menemukan solusi yang tepat dan dapat diterima oleh pihak
yang terlibat. Negosiator adalah orang yang melakukan Negosiasi. Ada beberapa kondisi
khusus di mana negosiasi akan mencapai hasil terbaik :

 Saat hanya melibatkan dua pihak yang bernegosiasi.

3
Sri Lestari, 2012.Psikologi Keluarga. Jakarta: Kencana Perdana Media Group (DikutipDalam Jurnal Ilmiah Nur
Faizah Laela,Bimbingan Konseling Keluarga Dan Remaja (UIN SunanAmpel Press : Surabaya, 2015))
 Merupakan kepentingan utama terjadi antara kedua belah pihak.

 Semua pihak merasa bahwa negosiasi akan menghasilkan hasil yang lebih baik.

 Semua pihak ingin bekerja sama, daripada memulai situasi konflik yang akan sangat
merugikan.

Contoh :

Negosiasi untuk memutuskan merenovasi rumah, pemanfaatan keuangan keluarga,


masalah pendidikan anak, keinginan isteri untuk bekerja, dan lain sebagainya.

3. Reframing

Reframing mempunyai arti adalah upaya untuk membingkai ulang sebuah kejadian


dengan mengubah sudut pandang tanpa mengubah kejadian dengan mengubah sudut pandang
tanpa mengubah kejadian itu sendiri. Mengubah sudut pandang merupakan aplikasi yang
dapat kita terapkan di berbagai bidang. Misalnya kita sebagai sales, buruk terhadap produk
tersebut menjadi berubah. Teknik mengubah pandangan juga berlaku bagi seorang terapis.
initinya, apa pun profesi yang dijalankan kemampuan reframing sangat baik untuk
dipelajari.4

Contoh :

Ketika seorang ibu merasa bahwa anaknya sangat kurus, kemudian dengan menggunakan
teknik reraming seseorang dapat mengganti kalimat negative tersebut menjadi hal positif,
seperti contohnya “bukankah kurus memudahkannya untuk bergerak, lincah dan gesit?”

4
Binatang Jalang : Reframing Mengubah Sudut Pandang. (dikutip dari
http://belajar-hipnosis.blogspot.com/2013/05/reframing-mengubah-sudut-pandang.html) pada 02 april 2020
pukul 22:10 WIB

Anda mungkin juga menyukai