Disusun Oleh :
Npm : 1721010128
Selayang Pandang,
Keluarga adalah unit sosial terkecil dalam masyarakat yang berperan dan berpengaruh
sangat besar terhadap perkembangan sosial dan perkembangan kepribadian setiap anggota
keluarga. Keluarga memerlukan organisasi tersendiri dan perlu kepala rumah tangga sebagai
tokoh penting yang memimpin keluarga disamping beberapa anggota keluarga lainnya. Anggota
keluarga terdiri dari Ayah, ibu, dan anak merupakan sebuah satu kesatuan yang memiliki
hubungan yang sangat baik. Hubungan baik ini ditandai dengan adanya keserasian dalam
hubungan timbal balik antar semua anggota/individu dalam keluarga. Sebuah keluarga disebut
harmonis apabila seluruh anggota keluarga merasa bahagia yang ditandai dengan tidak adanya
konflik, ketegangan, kekecewaan dan kepuasan terhadap keadaan (fisik, mental, emosi dan
sosial) seluruh anggota keluarga. Keluarga disebut disharmonis apabila terjadi sebaliknya.
Ketegangan maupun konflik antara suami dan istri maupun orang tua dengan anak
merupakan hal yang wajar dalam sebuah keluarga atau rumah tangga. Tidak ada rumah tangga
yang berjalan tanpa konflik namun konflik dalam rumah tangga bukanlah sesuatu yang
menakutkan. Hampir semua keluarga pernah mengalaminya. Yang mejadi berbeda adalah
bagaimana cara mengatasi dan menyelesaikan hal tersebut.
Setiap keluarga memiliki cara untuk menyelesaikan masalahnya masing-masing. Apabila
masalah diselesaikan secara baik dan sehat maka setiap anggota keluarga akan mendapatkan
pelajaran yang berharga yaitu menyadari dan mengerti perasaan, kepribadian dan pengendalian
emosi tiap anggota keluarga sehingga terwujudlah kebahagiaan dalam keluarga. Penyelesaian
konflik secara sehat terjadi bila masing-masing anggota keluarga tidak mengedepankan
kepentingan pribadi, mencari akar permasalahan dan membuat solusi yang sama-sama
menguntungkan anggota keluarga melalui komunikasi yang baik dan lancar. Disisi lain, apabila
konflik diselesaikan secara tidak sehat maka konflik akan semakin sering terjadi dalam keluarga.
Penyelesaian masalah dilakukan dengan marah yang berlebih-lebihan, hentakan-hentakan
fisik sebagai pelampiasan kemarahan, teriakan dan makian maupun ekspresi wajah
menyeramkan. Terkadang muncul perilaku seperti menyerang, memaksa, mengancam atau
melakukan kekerasan fisik. Perilaku seperti ini dapat dikatakan pada tindakan kekerasan dalam
rumah tangga (KDRT) yang diartikan setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan,
yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis,
dan/atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan,
atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga.
1
Tahniatul Alawiyya , Skripsi :Konflik Terselubung Dalam Keluarga : Studi Kasus Perseteruan Antara Sumai Istri Di D
esa Prasung Tambak Kecamatan Buduran KabupatenSidoarjo. (Surabaya : UIN Sunan Ampel, 2017)
dalam kelompok, membantu kita membentuk persaan tentang identitas pribadi, dan
memahami berbagai hal yang kita hadapdalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana pendapat
Wirawan (2012) fungsikonflik antara lain:
Konflik adalah Suatu proses yang mulai bilamana satu pihak merasakan bahwa pihak
lain telah mempengaruhi secara negatif, sesuatu yang diperhatikan pihak pertama, segala
macam interaksi pertentangan atau antagonistik antara dua pihak atau lebih. Konflik tidak
dapat dihindari oleh organisasi. Organisasi tidak harus menghilangkan semua konflik hanya
konflik yang merugikan yang harus dihilangkan.
Sebenarnya konflik itu sendiri pada hakekatnya merupakan proses dinamis, dapat
dilihat, dapat di uraikan dan dapat dianalisis. Konflik mempunyai konotasi positif maupun
negatif, memandang pada cara memilah hakekat konflik dan pengaruhnya terhadap
efektivitas pencapaian tujuan organisasi.
Berikut ini pendapat dari beberapa orang mengenai konflik antara lain:
Menurut Nardjana (1994) Konflik yaitu akibat situasi dimana keinginan atau kehendak
yang berbeda atau berlawanan antara satu dengan yang lain, sehingga salah satu atau
keduanya saling terganggu.
2
Sri lestari.Psikologi sosial,(Jakarta: Kencana Prenada Media Group 2012), Hlm.99
Menurut Killman dan Thomas (1978), konflik adalah kondisi terjadinya ketidakcocokan
antar nilai atau tujuan-tujuan yang ingin dicapai, baik yang ada dalam diri individu
maupun dalam hubungannya dengan orang lain. Kondisi yang telah dikemukakan
tersebut dapat mengganggu bahkan menghambat tercapainya emosi atau stres yang
mempengaruhi efisiensi dan produktivitas kerja (Wijono,1993, p.4)
Menurut Wood, Walace, Zeffane, Schermerhorn, Hunt, dan Osborn (1998:580) yang
dimaksud dengan konflik (dalam ruang lingkup organisasi) yaitu : Conflict is a situation
which two or more people disagree over issues of organisational substance and/or
experience some emotional antagonism with one another, yang kurang lebih
artinya konflik adalah suatu situasi dimana dua atau banyak orang saling tidak setuju
terhadap suatu permasalahan yang menyangkut kepentingan organisasi dan/atau dengan
timbulnya perasaan permusuhan satu dengan yang lainnya.
1. Mediasi
Contoh :
Akhir-akhir ini dampak daripada virus corona sangat dirasakan asep dan istri hingga ke
sector ekonomi keluarga tersebut, akhirnya sang istri yang merasa kebutuhan terus bertambah
namun pemasukan tidak ada timbulah konflik yang membuat mereka bertikai, akhirnya
mereka mengambl jalan tengah dengan menemui seorang anggota keluarga sebagai mediator
untuk meredamkan emosi mereka dengan mengambil jalan tengah.
2. Negoisasi
3
Sri Lestari, 2012.Psikologi Keluarga. Jakarta: Kencana Perdana Media Group (DikutipDalam Jurnal Ilmiah Nur
Faizah Laela,Bimbingan Konseling Keluarga Dan Remaja (UIN SunanAmpel Press : Surabaya, 2015))
Merupakan kepentingan utama terjadi antara kedua belah pihak.
Semua pihak merasa bahwa negosiasi akan menghasilkan hasil yang lebih baik.
Semua pihak ingin bekerja sama, daripada memulai situasi konflik yang akan sangat
merugikan.
Contoh :
3. Reframing
Contoh :
Ketika seorang ibu merasa bahwa anaknya sangat kurus, kemudian dengan menggunakan
teknik reraming seseorang dapat mengganti kalimat negative tersebut menjadi hal positif,
seperti contohnya “bukankah kurus memudahkannya untuk bergerak, lincah dan gesit?”
4
Binatang Jalang : Reframing Mengubah Sudut Pandang. (dikutip dari
http://belajar-hipnosis.blogspot.com/2013/05/reframing-mengubah-sudut-pandang.html) pada 02 april 2020
pukul 22:10 WIB