Anda di halaman 1dari 65

CONFLICT,

FAMILY CRISES, AND CRISIS


MANAGEMENT
Asniyati Nur Muhalimah
Hernik Suherni
Yahdiyani Ma’isyatul H
• Konflik dan perselisihan adalah hal
yang normal untuk setiap hubungan.
• Hasilnya: luka, marah, atau perselisihan
secara terang-terangan.

Potensi konflik selalu ada. Beberapa pasangan


memiliki konflik yang lebih banyak daripada
pasangan lain, dan beberapa pasangan dapat
menyelesaikannya dibanding yang lain.
Bagaimana mengelola konflik, dan
bukannya berapa banyak konflik yang
terjadi, adalah yang membedakan kepuasan
suatu pasangan (E. Jones dan Gallois,
Konflik
1989).
menghilangkan tegangan,
menjernihkan udara, dan
meruntuhkan cinta
menjadikan dua orang lebih dekat
bahkan lebih dari sebelumnya.

Tergantung pada keadaan secara


keseluruhan, fokus konflik, cara konflik
diatasi, dan hasil akhir.
KONFLIK DAN
ANAK
Lingkungan Keluarga

Dicirikan dengan pengaruh


positif –cinta, kehangatan, Dicirikan dengan amarah
percaya, perhatian, dan dan konflik
empati

anak akan tumbuh dengan anak berkembang dengan


baik. resiko masalah perilaku dan
emosional
Konflik Antar OrangTua
• Konflik semakin kacau
• Pertengkaran yang secara langsung
berkaitan dengan anak
• Agresi
• Berlangsung lama

Hilang kepercayaan

Menarik diri
Masalah Emosi
Kecemasan
Masalah perilaku
Menyalahkan diri
Menduplikasi konflik
Older Konflik intens antara orang tua
Children sering dihubungkan dengan
and ketidakmampuan menyesuaikan
Adolescents diri anak remaja, seperti perilaku
negatif, emosi meledak-ledak,
dan buruknya performa
akademik.

Salah satu investigasi


menunjukkan bahwa konflik
keluarga yang penuh ketegangan
dapat meningkatkan ide remaja
Personal
Sources

Physical
Source
SUMBER
KONFLIK
Interpersonal
Source

Situational or
Environmental
Sources
Personal Sources
>>> konflik yang muncul dalam diri individu ketika
rangsangan, naluri, dan nilai dalam diri saling bertentangan
satu sama lain.
individu menjadi bertentangan dengan situasi
Akibat
yang meningkatkan tegangan itu.

• Ketakutan dan kecemasan yang tidak rasional


• kebutuhan neurotis
Sebab
• Emotional illness
• Depresi sebelum menikah
Penyebab dasar dari konflik personal berada jauh di dalam
jiwa individu yang bersangkutan. Biasanya asal-usulnya
pada pengalaman masa kanak-kanak dan hubungan
keluarga sebelumnya.
Physical Sources
Ketegangan batin bermula dari fisik.
kelelahan fisik menyebabkan cepat
marah, emosi yang naik
lapar
turun, tidak sabaran,
terlalu banyak bekerja banyak alasan, dan
gula darah rendah toleransi yang rendah
terhadap kekecewaan.
Interpersonal Sources
adalah hal-hal yang terjadi dalam hubungan antara
manusia

Tidak Bahagia

mengeluh akan pengabaian dan


kekurangan cinta, kasih sayang,
kepuasan seksual, pemahaman,
apresiasi, dan persahabatan
Bahagia

+
Kurangnya komunikasi, ketidakmampuan untuk menyelesaikan
perbedaan, dan saling menarik diri satu sama lain.
• Adalah sumber konflik yang paling berat.
• Pasangan mulai merasa terluka, benci/marah, dan kecewa
ketika kebutuhan sosiopsikologi satu sama lain tidak
bertemu =>> tidak puas
• Hubungan dengan sanak famili, masyarakat, atau orang
luar lainnya tidak mempengaruhi pasangan tersebut
sebanyak hubungan mereka satu sama lain.
Situational or Environmental Sources

o kondisi tempat tinggal


o tekanan masyarakat terhadap anggota keluarga
o ketegangan budaya di antara kelompok minoritas
o kejadian tak terduga yang mengganggu
keberfungsian keluarga –seperti pengangguran,
perubahan pekerjaan, bencana, penyakit, kehamilan,
dan kematian.

Pasangan yang secara emosional tidak aman atau tidak


stabil biasanya jauh lebih sulit dalam coping daripada
pasangan lainnya.
METODE DEALING DENGAN KONFLIK
Menghindar (Avoidance)
Yaitu mencoba mencegah konflik
dengan menghindari orang, situasi,
dan persoalan-persoalan yang
dapat memicu konflik tersebut.
Contoh, “Istri saya sangat sensitif
dengan rambut keritingnya, jadi
saya tidak pernah mengatakan
apapun.”

Kurang Hilangnya
Menarik timbal keintiman
Menghind
diri satu Kesepian balik dlm dan
ar penyelesai
sama lain penuruna
an masalah n interaksi
Ventilation dan Katarsis

Ventilation artinya mengekspresikan emosi


dan perasaan negatif.
- (dalam psikoterapi, yaitu mendorong
orang yang sedang marah untuk mengatakan atau
mengeluarkan perasaan mereka sehingga menjadi terbuka;
maka individu dapat meneliti perasaan mereka,
memahaminya, dan menyalurkannya ke arah yang tidak
destruktif.)

Katarsis yaitu mengalirkan emosi dan perasaan negatif


sehingga dapat diganti dengan emosi yang positif.
Lebih baik untuk mengeluarkan agresi secara berkala
dengan konfrontasi minor daripada membiarkan
perasaan negatif menumpuk sampai menjadi bom yang
potensial bagi hubungan dengan pasangan.

Mengekspresikan di
rumah
≠ Psikoterapi

Mengatakan kepada terapis “I hate my spouse” jauh


berbeda dengan mengatakan pada pasangan “I hate
you.”
Mengekspresikan permusuhan dan kekerasan cenderung
akan menghasilkan level agresi dan kekerasan yang lebih
besar (Tavris, 1982).

• Keluarga adalah kelompok yang intim hampir tanpa


batasan, akan lebih mudah merasa marah, terluka, atau
salah paham
• Anggota keluarga tidak dapat lepas dari sumber
perselisihan tanpa berpisah dengan keluarga
Agresi verbal berbeda-
beda. Tetapi yang pasti,
agresi verbal menjadi
berlebihan atau
keterlaluan jika
mengarah pada agresi
fisik.

Satu penelitian menghasilkan bahwa agresi cenderung


menurun sejalan dengan usia dan dengan bertambahnya
anak dalam keluarga, dan meningkat dengan
penyalahgunaan alcohol dan penggunaan obat-obatan
lainnya (Straus and Sweet, 1992).
Pasangan dapat menggunakan pendekatan penyelesaian masalah
yang lebih intelek. Bukti menunjukkan bahwa keluarga yang
pembawaannya tenang, rasional, intelektual, dan menahan
emosi memiliki kekerasan fisik yang lebih rendah. Pendekatan
intelektual yang mengedepankan “kesopanan” dan “etiket”
dalam hubungan interpersonal lebih terbantu dalam membangun
hubungan yang harmonis, stabil, dan dalam penyelesaian konflik.
Constructive Conflicts

• Argumen yang konstruktif adalah yang menyerang


permasalahan, tetap pada pokok permasalahan, dan
mengarah pada pemahaman secara penuh dan mufakat,
kompromi, atau solusi yang dapat diterima lainnya
terkait permasalahan.
• Meminimalkan emosi negatif, mengedepankan untuk
saling menghormati dan saling percaya, dan menjadikan
pasangan semakin dekat.
• Melibatkan respon verbal negatif dengan tingkatan
rendah.
Destructive Conflicts

• Argumen yang destruktif adalah yang menyerang orang


lain dan bukannya permasalahannya.
• Memilih untuk mempermalukan, mengucilkan, atau
menghukum orang lain dengan menyebut nama atau
mengeluarkan isu-isu sensitif dalam semangat sakit hati,
rasa benci, balas dendam, atau rasa jijik.
• Mengandalkan kritikan dan komentar negatif orang
dalam usaha mempengaruhi orang lain.
• Kurangnya komunikasi yang jujur dan dengan kecurigaan
• Argumen yang dikeluarkan merembet pada isu-isu lain.
Argumen yang destruktif menaikkan level tegangan;
meningkatkan kemarahan dan permusuhan pada pasangan;
meruntuhkan kepercayaan, pertemanan, dan perasaan sayang;
mengakibatkan kehilangan persahabatan; dan menimbulkan
pengasingan yang lebih besar.
FAMILY CRISES
 Crisis didefinisikan sebagai sebuah perubahan drastis dalam
rangkaian kejadian; ini adalah titik balik yang
mempengaruhi kejadian-kejadian yang akan datang.
 Saat krisis adalah saat yang tidak stabil, membutuhkan
keputusan-kepututsan dan penyesuaian.
 Krisis dapat terjadi karena kejadian dari luar keluarga atau
karena dari dalam sistem keluarga.

Broderick mengatakan “Bahkan kejadian kecil yang bila


muncul sendiri tidak cukup untuk menyebabkan stress,
dapat memakan korban ketika kejadian-kejadian tersebut
datang satu demi satu.” Situasi ini disebut Broderick
sebagai crisis overload.
Tahapan Krisis Keluarga

Onse Reorganizat New


t ion Level of
Organiza
Disorganiza tion
tion
On
set
• Permulaan krisis dan meningkatnya kesadaran bahwa
krisis sedang mulai terjadi.
• Reaksi awal dapat seperti ketidakpercayaan.
• Anggota keluarga dapat mengartikan suatu situasi
secara berbeda; apa yang seseorang anggap sebagai
krisis besar bisa jadi tidak untuk orang yang lain.

Untuk menegaskan suatu masalah dan secara bertahap


menerima bahwa krisis itu sedang terjadi
On
set
Dampak dari krisis ini tergantung pada
- sifat dari peristiwa pemicunya
- interpretasi dan persepsi kognitif tentang peristiwa
tersebut
- derajat kesukaran dan tekanan yang dihasilkan
- sumber-sumber yang tersedia untuk menangani
masalah tersebut.
On Disorgani
set zation
• Sulit berpikir jernih.
• “I don’t know what I’m going to do”.
• Dapat berakhir pada beberapa jam, atau bahkan
beberapa hari atau minggu.
• Selama periode ini, fungsi normal keluarga akan
terganggu.
• Tempers are short, loyalties are strained, tension fills the
air, friction increases, and family moral declines.
Suatu penelitian menunjukkan
bahwa penggunaan alkohol dan
obat-obatan meningkat secara
tajam pada waktu stres dan
dapat membawa kepada level
disorganisasi yang lebih dalam
lagi atau merugikan kapasitas
individu dan keluarga untuk
bangkit kembali dari krisis
(Anisman and Merali, 1999; J.
Miller, Turner, and Kimall,
1981).
On Disorgani Reorganiz
•set zation
Tahap dimana ation
anggota keluarga mencoba untuk
melakukan perbaikan.
• Sekali keluarga mencapai titik terendah, hal-hal akan
mulai meningkat.
• Setelah periode yang mungkin dari beberapa hari sampai
beberapa bulan, keluarga reorganize pada level baru.
• Terkadang level yang baru tidak sememuaskan seperti
dahulu; terkadang juga level yang baru lebih baik dari
sebelum krisis.
KRISIS PERSELINGKUHAN
KRISIS PERSELINGKUHAN
Alasan-Alasan Perselingkuhan
Kebutuhan emosional
• Perselingkuhan merupakan upaya untuk
memenuhi kebutuhan emosional.
• Bentuk ekspresi dari permasalahan
kepribadian.
• Perselingkuhan mungkin akibat dari
ketakutan tentang harga diri atau daya
tarik seksual seseorang.
• Upaya untuk merasa lebih baik tentang
diri sendiri.
• Gejala dari kesulitan emosional dalam
individu.
Masalah perkawinan yang tak
terselesaikan.

• Masalah-masalah tersebut
terbentuk dari tahun ke tahun dan
tak berhasil diatasi.
• Berselingkuh mendorong
pasangan untuk mengalihkan
energi dari hubungan suami istri
(Pittman, 1993).
• Masalah yang tak terselesaikan
bisa termasuk karena kurangnya
komunikasi, satu orang yang
berusaha mendominasi yang lain,
gagal dalam menunjukan afeksi,
kurangnya kehidupan sosial dan
persahabatan.
Ambivalensi tentang pernikahan.

• Para lajang yang ambivalen


tentang menikah mencari
pasangan seksual yang sudah
menikah karena merasa "lebih
aman" mengetahui bahwa
mereka tidak harus membuat
komitmen.
• Mereka melarikan diri dari
tanggung jawab menjadi
pasangan tetapi mendapatkan
manfaat dari memiliki seorang
kekasih.
Kesenangan dan kegembiraan.
• Beberapa orang berselingkuh hanya karena mereka ingin
kegembiraan variasi seksual.
• Memberikan kegembiraan dan kebebasan dari tanggung jawab
komitmen emosional.

Nilai permisif.
• Beberapa individu tidak benar-benar melihat sesuatu yang
salah dengan hubungan sex saat perselingkuhan-selama
pasangan mereka tidak mencari tahu atau tidak menyakiti
siapapun.
• Beberapa orang memiliki banyak partner sebelum menikah dan
terus melakukannya karena sikap permisif merupakan bagian
dari sistem nilai mereka.
PERSELINGKUHAN SEBAGAI KRISIS BAGI
ORANG-ORANG YANG SUDAH MENIKAH
• Baik pria maupun wanita yang memiliki affairs, pernikahan tidak
akan pernah sama lagi.
• Rasa pengkhianatan dan ketidakpercayaan yang timbul berikutnya.
Seorang wanita berkata :
"Saya tidak tahu apakah saya bisa mempercayai dia lagi. Setiap
kali dia keluar kota saya bertanya-tanya apa yang dia lakukan dan
dengan siapa dia."
Seorang perempuan lain berkata:
"Yang bisa saya pikirkan adalah bahwa ia melakukan hal ini
(berselingkuh) dengan wanita lain."
• Dalam kasus tersebut, perselingkuhan bisa menjadi faktor utama
dalam mempercepat perceraian.
Affair yang paling mengancam pernikahan adalah meliputi
keterlibatan emosional, serta hubungan seksual.
Wanita lebih melibatkan emosional dibandingkan laki-laki
dalam suatu hubungan. Orang-orang yang telah jatuh cinta
tidak ingin lepas dalam affair, yang tampak lebih bermakna
dan berkesan.
Seseorang yang terlibat dalam affair mengatakan :
"Saya tidak merasa seperti ini selama bertahun-tahun.
Saya tidak bisa menyerah akan sesuatu yang membuat
saya merasa hidup kembali".
KRISIS
KESULITAN
EKONOMI
Jenis-jenis Kesulitan Ekonomi
• Ketidakstabilan Kerja
• Ketidakpastian Kerja
• Setengah pengangguran
• Penurunan Pendapatan
Efek pada Hubungan Individu dan Keluarga
• Pengangguran dan ketidakpastian pekerjaan dikaitkan
dengan depresi, kecemasan, dan stres psikofisiologis.
• Pengangguran laki-laki berhubungan dengan
peningkatan tekanan psikologis bagi pasangan mereka.
Bahkan, wanita menunjukkan lebih banyak kecemasan
dan depresi ketika pasangan mereka menganggur
daripada ketika mereka menganggur sendiri.
• Dalam sebuah penelitian, D.R. Johnson dan Booth (1990)
menemukan bahwa kesulitan ekonomi sangat terkait
dengan pemikiran tentang perceraian.
i ta n
Ksul
e
i ka n
le s a m i
nye o n o •
Me Ek Sebuah pendekatan yang lebih
positif adalah dengan mengurangi
pengeluaran sedapat mungkin dan
menunda pembelian besar.
• Menjual properti atau harta
kadang-kadang diperlukan.
• Mencari pekerjaan paruh waktu
juga bisa atau memulai usaha kecil
di rumah.
• Kemampuan seperti menjahit atau
pertukangan dapat menghasilkan
pendapatan tambahan.
i ta n
Ksul
e
i ka n
le s a m i
nye o n o •
Me Ek Keluarga dapat beralih ke kerabat,
teman, rekan kerja, tetangga,
kelompok swadaya, profesional
pelayanan manusia, atau
membantu beberapa agensi.
• Ada juga banyak jenis program
sosial dan pemerintah yang
dirancang untuk membantu
orang-orang yang dalam kesulitan
keuangan.
• Dukungan eksternal dapat
mengurangi stres individu.
bu se
a n d A
le n ce
of V io
C r isis
Th e
V i ol en c e
Fa mil y

umumnya mengacu pada semua kekasaran


fisik atau agresi atau kekerasan verbal yang
dilakukan oleh satu anggota keluarga
terhadap anggota keluarga lainnya.
Di Swedia, orang tua dapat
dipenjara selama sebulan
untuk kasus penyerangan
terhadap anak

Americans percaya bahwa


memukul anak itu perlu,
bahkan merupakan suatu hal
yang baik
“Aku hanya mendorongnya
sedikit, tapi aku benar-
benar tidak melukainya!”

SPOUSE BEATERS
Kekerasan terhadap pasangan dan pelecehan anak
merupakan istilah yang lebih terbatas dan spesifik;
biasanya mengacu pada tindakan kekerasan yang memiliki
probabilitas tinggi melukai korban.
Faktor-faktor yang Berhubungan dengan
Kekerasan

Stres yang tak terkendali


Kehamilan yang tidak
direncanakan dan kehamilan
pranikah >> keterbatasan
sumber keuangan
Masalah keuangan,
pengangguran, atau
ketidakpuasan kerja pada
laki-laki
Isolasi sosial
Spouse Abuse

Pelaku kekerasan
terhadap pasangan
digambarkan
memiliki kepribadian
Jekyll-and-Hyde.
Pasa
Ins ngan
pasif Bull
ecu dan y
re patu
h
Beberapa penelitian
menyebutkan bahwa wanita,
terlebih yang lebih muda,
melakukan agresi verbal dan
fisik yang lebih sering
dibandingkan pria.
Bagaimana dengan Seperti apa
mereka yang mereka?
disiksa?

Mengapa mereka
membiarkan dirinya
diperlakukan
dengan tidak baik?
Child Abuse

Studi awal mencoba untuk menunjukkan bahwa


orang tua yang kasar menderita penyakit mental atau
emosional, karena mereka menderita pyschoses,
neurosis, atau masalah psychopatic lainnya.
Kesulitan keuangan atau
kurangnya keterampilan
orangtua mengakibatkan
tingkat stres yang tinggi,
dengan anak menjadi
sasaran frustrasi orangtua
(Kugler and Hanson, 1988).
Anak-anak dengan karakteristik tertentu memiliki potensi
yang lebih besar untuk menjadi penerima pelecehan orangtua
daripada orang lain.

• Paling sulit dirawat dan suka memprovokasi orang tua


• Bayi prematur
• Anak dengan berat badan lahir yang rendah
• Gelisah dan rewel
• Anak cacat fisik
• Anak yang perkembangannya tertunda
Pelecehan Seksual pada Anak

Gangguan suasana hati


Korban pelecehan
(depresi, rasa bersalah,
seksual memiliki tingkat
dan rendah diri) sering
kecemasan dan depresi,
terjadi. Mereka bisa
kecenderungan bunuh
menderita serangan
diri, dan kesulitan
kecemasan dan fobia
dengan hubungan
dan pengalaman tidur
intim.
dan gangguan nafsu
makan.
Pelecehan seksual yang biasa terjadi
pada anak adalah pedophilia, incest
(brother-sister dan father-daughter).
KRISIS
KEMATIAN
DAN
KEHILANGAN
• Kematian, terutama kematian
pasangan, anak, atau teman
dekat adalah kejadian yang
paling membuat stres dalam
hidup.
• Berduka dapat dinyatakan secara
emosional, fisik, dan psikologis.
• Mati rasa, tidak percaya,
penolakan, kemarahan,
kebingungan, shock, sedih,
kerinduan, penghinaan, putus
asa, dan rasa bersalah adalah
bagian dari proses.
Hiltz (1998) : Tiga tahap kesedihan

Terguncang dan
tidak percaya

Terobsesi dengan
kenangan orang yang
sudah meninggal

Pemecaha
n
Pria dan wanita dapat merespon secara
berbeda terhadap berkabung.

• Pria merasa lebih sulit untuk


mengungkapkan kesedihan, tetapi
mereka dapat menerima kenyataan
kematian lebih cepat.
• Wanita lebih mampu terus bekerja
selama berkabung daripada laki-laki.
• Setelah kematian pasangan, laki-laki
lebih menggambarkan kehilangan
mereka sebagai bagian kehilangan
dari diri mereka; wanita merasa
kerugian mereka dalam hal kesepian,
ditinggalkan, dan dibiarkan berjuang
sendiri.
Kematian orangtua adalah Kematian orang tua dapat
transisi kehidupan yang menempatkan banyak
umum dan bisa menjadi ketegangan pada hubungan
prediktor signifikan dari perkawinan.
perubahan dalam kualitas
perkawinan. Periode setelah kematian
orang tua ialah saat
individu membutuhkan
dukungan khusus dari
pasangan mereka.
Kegagalan pasangan mereka untuk
memberikan dukungan dapat menyebabkan
penurunan kualitas perkawinan untuk orang
yang baru berduka.

Anda mungkin juga menyukai