Anda di halaman 1dari 5

Manajemen Konflik Keluarga

I
Pendahuluan
Kita semua sudah pernah melihat orang atau kelompok orang terlibat konflik. Dari antara kita
bukan saja pernah melihat tetapi juga mengalami konflik itu sendiri. Dalam fenomena interaksi dan
interelasi sosial antar individu maupun antar kelompok, terjadinya konflik sebenarnya merupakan hal
yang wajar. Adanya konflik terjadi akibat komunikasi yang tidak lancar, tidak adanya kepercayaan
serta tidak adanya sifat keterbukaan dari pihak-pihak yang saling berhubungan.
Keluarga merupakan ikatan yang paling mendasar yang menjadi pondasi dalam Hidup sosial
masyarakat. Tanpa keluarga namapaknya akan sulit untuk menciptakan Masyarakat yang seimbang.
Peran yang dimiliki keluarga sangat signifikan terhadap Perubahan sosial yang terjadi dalam
masyarakat. Oleh sebab itu, jika terjadi persoalan atau konflik dalam keluarga akan sangat
berpengaruh terhadap situasi yang terjadi dalam Masyarakat. Menurut teori kebutuhan manusia,
konflik bisa terjadi jika ada kebutuhan yang Tidak terpenuhi. Termaksud akan kebutuhan dasar yang
dibutuhkan setiap pribadi. Konflik harus dimanagemen dengan baik. Sehingga konflik menghasilkan
Sesuatu yang positif yang membangun keluarga menjadi lebih baik dari pada sebelumnya. Karena
bagaimanapun juga konflik tidak bisa dihindari. Jalan yang terbaik ialah Mengorganisir konflik atau
biasa dikenal dengan istilah manajemen konflik.

II
Keluarga
A. Definisi Keluarga
Menurut kamus besar bahasa Indonesia keluarga adalah bapak, ibu, anak dan seisi Rumah.
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas Kepala Keluarga dan Beberapa orang
yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah suatu atap dalam Keadaan saling
ketergantungan. Keluarga adalah suatu kelompok yang terdiri dari dua orang Atau lebih yang direkat
oleh ikatan darah, perkawinan atau adopsi serta tinggal bersama.
B. Ciri-ciri Keluarga
1. Harmonis
Keharmonisan menurut kamus bahasa Indonesia adalah keadaan yang selaras atau serasi dalam rumah
tangga perlu dijaga. Dari pengertian keharmonisan dan pengertian keluarga maka keharmonisan
dalam kehidupan keluarga adalah bilamana seluruh anggota keluarga merasa bahagia yang ditandai
oleh berkurangnya ketegangan, kekecewaan dan puas terhadap seluruh keadaan dan keberadaan
dirinya (eksistensi dan aktualisasi diri) yang meliputi aspek fisik, mental, emosi dan sosial.
Ciri-ciri keluarga yang harmonis adalah sebagai berikut :
a. Tercipta suasana keimanan di dalam keluarga.
b. Mengadakan pertemuan antar anggota keluarga.
c. Sopan santun antar anggota keluarga.
2. Sejahtera
Ciri-ciri keluarga sejahtera sebagai berikut:
a. Adanya ketenangan jiwa yang dilandasi oleh ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Hubungan yang harmonis antara individu yang satu dengan individu yang lain dalam keluarga dan
masyarakat.
c. Terjamin kesehatan jasmani, rohani dan sosial.
d. Cukup sandang, pangan dan papan.
e. Adanya jaminan hukum terutama hak asasi manusia.
f. Tersedianya pelayanan pendidikan yang wajar.
g. Ada jaminan dihari tua, sehingga tidak perlu khawatir terlantar dimasa tua.

C. Fungsi Keluarga
Salah satu pendekatan melihat keluarga secara pragmatis. Karenanya keluarga dilihat dari
peran atau fungsinya, yaitu sebagai (a) tempat atau lokasi, (b) proses, (c) sasaran, dan (d) norma.
Peran keluarga sebagai suatu tempat sering dicampur dengan pengertian rumah tangga. Pengertian
rumah tangga pada umumnya mengacu pada kategori spasial di mana sekelompok orang terikat dalam
satu tempat yang disebut rumah. Di sini tidak harus ada ikatan keluarga baik perkawinan maupun
keturunan. Keluarga dapat berbentuk rumah tangga, namun rumah tangga tidak harus berbentuk
keluarga. Perbedaan ini dapat untuk menjelaskan pergeseran fungsi keluarga seperti yang sekarang
dialami. Meskipun keluarga memiliki fungsi tempat seperti perlindungan bagi orang tua dan anak-
anak, tetapi sekarang banyak keluarga yang lebih mirip berbentuk rumah tangga.
Struktur dan fungsi merupakan hal yang berhubungan erat dan terus berinteraksi satu sama
lain. Struktur didasarkan pada organisasi, yaitu anggota keluarga dan pola hubungan dalam keluarga.
Hubungan yang bersifat kompleks, misalnya seorang wanita bisa sebagai istri, sebagai ibu menantu,
dll yang semua itu mempunyai kebutuhan, peran dan harapan yang Pola hubungan itu akan
membentuk kekuatan dan struktur peran dalam Struktur keluarga dapat diperluas dan dipersempit
tergantung dari kemamkeluarga tersebut untuk merespon stressor yang ada dalam keluarga. Struktur
yang sangat kaku atau sangat fleksibel dapat mengganggu atau merupakan keluarga.
Fungsi keluarga yang berhubungan dengan struktur:
a. Struktur egalisasi : masing-masing keluarga mempunyai hak yang sama menyampaikan pendapat
(demokrasi)
b. Struktur yang hangat, menerima dan toleransi
c. Struktur yang terbuka, dan anggota yang terbuka : mendorong kejalan
kebenaran (honesty and authenticity)
d. Struktur yang kaku : suka melawan dan tergantung pada peraturan
e. Struktur yang bebas : tidak adanya aturan yang memaksakan
f. Struktur yang kasar : abuse (menyiksa, kejam dan kasar)
g. Suasana emosi yang dingin (isolasi, sukar berteman)
h. Disorganisasi keluarga (disfungsi individu, stress emosional)

III
Konflik
A. Definisi Konflik
Konflik dapat berupa perselisihan (disagreement), adanya ketegangan (the presence of tension), atau
munculnya kesulitan-kesulitan lain di antara dua pihak atau lebih. Konflik sering menimbulkan sikap
oposisi antara kedua belah pihak, sampai kepada tahap di mana pihak-pihak yang terlibat memandang
satu sama lain sebagai penghalang dan pengganggu tercapainya kebutuhan dan tujuan masing-masing

B. Ciri-ciri dan Faktor Penyebab Konflik


Konflik merupakan situasi yang wajar dalam masyarakat bahkan dalam keluarga tanpa disadari juga
mengalami konflik. Konflik sering dilatar belakangi oleh perbedaan ciriciri yang dibawa individu
dalam suatu interaksi. Dalam berorganisasi, ini sangat mungkin untuk terjadi adanya konflik baik
individu ataupun kelompok. Ciri-ciri terjadinya konflik adalah sebagai berikut:
1. Paling tidak ada dua pihak secara perorangan maupun kelompok terlibat
dalam suatu interaksi yang saling berlawanan.
2. Saling adanya pertentangan dalam mencapai tujuan.
3. Adanya tindakan yang saling berhadap-hadapan akibat pertentangan.
4. Akibat ketidak seimbangan.

C. Akibat Konflik
1. Akibat negatif :
Menghambat komunikasi.
Menghambat perkembangan
Mengganggu kohesi (keeratan hubungan).
Mengganggu kerjasama atau “team work”.
Individu atau personil mengalami tekanan (stress), mengganggu
konsentrasi, menimbulkan kecemasan, mangkir, menarik diri, frustrasi,
dan apatisme.
2. Akibat Positif :
Membuat organisasi tetap hidup dan harmonis.
Berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Melakukan adaptasi, sehingga dapat terjadi perubahan dan perbaikan
dalam sistem dan prosedur, mekanisme, program, bahkan tujuan
organisasi.
Memunculkan keputusan-keputusan yang bersifat inovatif.
Memunculkan persepsi yang lebih kritis terhadap perbedaan pendapat.

D. Pengelolaan Konflik
Mengatasi dan menyelesaikan suatu konflik bukanlah suatu yang sederhana. Cepat tidaknya suatu
konflik dapat diatasi tergantung pada kesediaan dan keterbukaan pihak-pihak yang bersengketa untuk
menyelesaikan konflik, berat ringannya bobot atau tingkat konflik tersebut. Langkah langkah yang
harus dilakukan sebelum menyelesaikan konflik adalah sebagai berikut:
1. Usahakan memperoleh semua fakta mengenai keluhan itu,
2. Usahakan memperoleh dai kedua belah pihak,
3. Selesaikan problema itu secepat mungkin

IV
Manajemen Konflik dalam Keluarga
A. Pengertian Manajemen Konflik
Istilah manajemen berasal dari bahasa Italia Maneggiare yang berarti melatih kuda-kuda atau
secara harfiah to handle yang berarti mengendalikan, sedangkan dalam kamus Inggris Indonesia
Echols dan Shadily management berarti pengelolaan dan istilah manager berarti tindakan
membimbing atau memimpin. Menurut kamus besar bahasa Indonesia manajemen adalah proses
penggunaan sumber daya secara efektif dan efisien untuk mencapaiSpiritual tujuan. 17 Manajemen
merupakan proses penting yang menggerakkan organisasi karena tanpa manajemen yang efektif tidak
akan ada usaha yang berhasil cukup lama. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan
bahwa manajemen sebuah tindakan yang berhubungan dengan usaha tertentu dan penggunaan sumber
daya secara efektif untuk mencaSpiritual tujuan. Setelah memahami pengertian manajemen,
selanjutnya adalah pengertian konflik. Menurut kamus bahasa Indonesia konflik berati percekcokan,
Dalam keluarga sangat rentan dengan konflik. Kapan saja bisa terjadi konflik yang bisa
menyebabkan keluarga rapuh atau pecah. Disini manajeman konflik dalam keluarga sangatlah
diperlukan. Mengapa sangatlah penting? Dalam keluarga telah terikat janji perkawinan yang dalam
perspektif Katolik tidak terceraikan. Konflik suami-istri biasanya disebabkan oleh kurangnya rasa”
saling” antara keduanya,:
1. Kurangnya saling pengertian terhadap kelebihan dan kekuranganmasing-masing
2. Kurangnya saling percaya
3. Kurangnya saling terbuka
4. Kurang komunikasi yang efektif
Dalam kehidupan berkeluarga, kepala keluarga memiliki peran yang sangat penting dalam
pengelolaan konflik ini (Manajemen Konflik). Peran kepala keluarga disini sebagai manajer yang
koordinir atau yang memimpin keluarga.
B. Gaya Menajemen Konflik
Ada beberapa pendekatan dalam menajeman konflik atau yang biasa dikenal dengan gaya yang bisa
digunakan dalam manajeman konflik dalam keluarga antara lain;
(1) Mengikuti kemauan orang lain adalah gaya yang menilai orang lain lebih tinggi dibandingkan
dengan diri sendiri.
(2) Mendominasi (Menonjolkan kemauan sendiri) adalah gaya yang menitikberatkan pada
kepentingan priadi.
(3) Menghindari, gaya ini bersifat negatif karena melemparkan persoalan kepada orang lain.

Anda mungkin juga menyukai