Salwa Zaida
e-mail: salwa.21007@mhs.unesa.ac.id
Imam Hadi Prayitno
e-mail: imam.21025@mhs.unesa.ac.id
Abstrak
Artikel ini membahas tentang konflik dalam keluarga. Pembahasan yang terdiri dari pengertian konflik yang di tinjau dari berbagai bidang keilmuan dan dari para ahli, karakteristik konflik
keluarga dan macam-macam konflik keluarga. Fenomena yang umum terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Konflik keluarga dapat berakar dari berbagai sumber, seperti perbedaan nilai,
komunikasi yang buruk, atau masalah keuangan. Artikel ini menggali pengertian konflik, karakteristik konflik keluarga, macam-macam konflik keluarga beserta penyebabnya. Melalui
pemahaman yang lebih dalam tentang konflik keluarga, diharapkan dapat mendorong keluarga untuk membangun hubungan yang lebih sehat dan harmonis. Artikel ini disusun dengan
menggunakan metode studi kepustakaan dengan mengandalkan membaca, mengumpulkan dan menganalisis dari berbagai sumber yang tersedia.
Kata kunci: Keluarga, Konflik, Karakteristik
Abstrac
This article discusses conflict within the family. The discussion consists of the definition of conflict which is reviewed from various scientific fields and from experts, the characteristics of family conflict and
various types of family conflict. A common phenomenon that occurs in everyday life. Family conflict can stem from various sources, such as differences in values, poor communication, or financial problems.
This article explores the meaning of conflict, characteristics of family conflict, various types of family conflict and their causes. Through a deeper understanding of family conflict, it is hoped that it can
encourage families to build healthier and more harmonious relationships. This article was prepared using the literature study method by relying on reading, collecting and analyzing various available
sources.
dimengerti sebagai bentuk dorongan yang muncul dari dalam diri individu
perpecahan dalam keluarga itu sendiri. Oleh karena hal tersebut penting bagi
terhadap terhadap lingkungan sekitar hidupnya. Menurut ilmu psikologi sendiri,
kita untuk mengetahui jenis-jenis maupun bentuk konflik dalam keluarga
konflik memiliki pengertian sebagi bentuk penolakan secara interpersonal yang
sehingga kita mampu memahami dan mengerti sebab maupun akibat dari diakibatkan oleh perilaku individu lain. Pengertian dan pemahaman mengenai
pasangan, orang tua-anak, atau sesama saudara memiliki kedudukan tertinggi komunikasi yang digunakan ialah komunikasi interpersonal, oleh karena itu
dalam hal kelekatan, afeksi dan komitmen. Perasaan positif yang selama ini komunikasi merupakan hal dasar tetapi kita sering berbeda pendapat dengan
telah dibentuk secara mendalam dapat berubah secara langsung menjadi satu sama lain yang menyebabkan ketegangan atau bahkan konflik dan pada
perasaan negatif yang mendalam juga saat masalah yang serius muncul dalam saat seperti ini biasanya kita baru menyadari pentingnya pengetahuan untuk
hubungan keluarga tersebut. Adanya pengkhianatan terhadap rasa kasih sayang berkomunikasi secara positif dan efektif.[2]
yang telah dibangun yang terwujud dengan berbagai masalah dapat 2. Konflik OrangTua Dengan Anak
menimbulkan kebencian yang mendalam, bahkan sama dalamnya dengan rasa Seperti yang kita ketahui Anak merupakan bagian paling penting
cinta yang ada sebelum penghianatan muncul. dalam kehidupan orangtua karena hal tersebut lah orangtua akan selalu
Hubungan keluarga adalah suatu hubungan yang bersifat kekal. Orang berusaha untuk memberikan kebahagiaan dan kesejahteraan untuk anaknya.
tua akan selalu menjadi orang tua, seorang kakak atau adik akan selalu menjadi Dengan perspektif seperti itu seharusnya tidak akan ada konflik antara orangtua
kakak dan adik, saudara akan selalu menjadi saudara. Status tersebut tidak dan anak karena orang tua rela berkorban untuk kebahagiaan anaknya. Namun
dapat diganti menjadi mantan keluarga, tidak ada istilah mantan orang tua atau kenyataannya dalam hubungan orangtua dengan anak sering mengandung
mantan saudara. Maka dari itu, dampak yang ditimbulkan oleh konflik yang perspektif kekuasaan dan kewenangan. Orangtua Selain memiliki ketangapan
terjadi dalam keluarga memiliki sifat jangka panjang. Meskipun jalan keluar dalam merespon kebutuhan anak juga sering memberikan tuntutan yang
dari konflik tersebut adalah sebuah perpisahan, seperti perceraian atau lari dari mencerminkan harapan mereka atas sikap dan perilaku anak sehingga hubungan
rumah maka bekas dari dampak psikologis konflik tetap membekas dan sulit orangtua dan anak pun terdapat berbagai konflik, selain itu konflik yang terjadi
dihilangkan. ini biasanya muncul karena ketidak cocokan perspektif anak
Sifat konflik yang normatif yang artinya tidak bisa dielakkan, maka dengan orangtuanya. Konflik orangtua dengan anak sendiri terjadi pada dua
hubungan dalam keluarga bergantung pada respon yang ditampilkan oleh masa yaitu:
masing-masing anggota terhadap konflik. Kualitas hubungan dapat dinilai dari a. Konflik Pada Masa Kanak-kanak
dari konflik yang terjadi, artinya pada hubungan keluarga yang berkualitas Konflik pada masa kanak-kanak merupakan konflik yang dimulai Ketika anak
memiliki frekuensi konflik yang rendah. Bagaimana cara membingkai atau telah dilahirkan dan mengalami perkembangan, sebagai salah satu permulaan
menyikapi persoalan konflik tergantung pada hubungan yang terjalin antar konflik tersebut ialah Ketika sang anak berada di fase penyapihan (masa dimana
individu. Keluarga dengan interaksi yang hangat menggunakan cara yang anak tidak diberi ASI lagi). Pada fase tersebut anak masih menginginkan
konstruktif dalam pemecahan masalahnya, sedangkan keluarga yang orangtua-nya untuk mengambil bagian terhadap dirinya. Besar kecil konflik
interaksinya bermusuhan menggunakan pemecahan masalah yang destruktif. yang terjadi pada fase ini sangat dipengaruhi oleh kedekatan, kelekatan dan
C. Macam-Macam Konflik Keluarga tempramen anak. Konflik yang terjadi dapat berupa perbedaan dan penolakan
1. Permasalahan Komunikasi orang tua dengan si anak atas suatu fakta-fakta tertentu, konflik orang tua dan
Komunikasi merupakan sebuah aktivitas yang mana akan selalu anak juga dapat muncul karena keterbatasan orang tua untuk memenuhi dan
terjadi dan pasti ada di dalam kehidupan kita baik itu secara verbal maupun menuruti keinginan si anak.[3]
nonverbal terutama di dalam keluarga di mana kita akan saling bertemu dengan b. Konflik Pada Masa Remaja
anggota keluarga yang satu dengan anggota keluarga yang lain. Komunikasi Masa remaja sering di sebut sebagai masa-masa dimana kenakalan anak berada
dalam keluarga sendiri merupakan sebagai salah satu cara pengorganisasian di puncaknya dalam tahap perkembangan. Pada masa ini psikolog melabelinya
dengan sebuah tindakan berupa kata-kata, sikap tubuh atau gesture, intonasi sebagai masa storm and stress atau masa dimana seorang anak menghadapi
suara maupun tindakan lainnya untuk menciptakan harapan atau suatu image gejolak dan tekanan. Istilah storm and stress sendiri berasal dari seorang
Selain itu komunikasi dalam keluarga dapat berguna sebagai sarana psikolog di Amerika yaitu Stanley Hall ia mengangap bahwa keadaan tersebut
mengungkapkan perasaan maupun saling membagi pengertian Anggota satu merupakan sebuah peristiwa atau fenomena universal yang bersifat normatif
dengan anggota yang lainnya. Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan pada anak-anak di masa remaja. Fenomena ini terjadi karena adanya transisi
bahwa komunikasi di dalam keluarga itu dapat berupa kata-kata sikap tubuh dari remaja menuju masa dewasa dimana pada masa ini juga terdapat
intonasi suara maupun tindakan-tindakan yang mengandung maksud atau tujuan pertentangan antara id (Hasrat untuk memenuhi kebutuhan seksual) dengan
untuk mengajarkan mempengaruhi dan memberikan pengertian. super ego. Menurut Gayo, kenakalan remaja biasanya terjadi pada rentang usia
Untuk anak sendiri komunikasi dalam keluarga merupakan sebuah 12-20 tahun dimana pada rentang tersebut terdapat tiga fase:
pengalaman yang akan akan menjadi bekal bagi dirinya untuk memposisikan a) Adolensi Dini
maupun menempatkan diri di masyarakat. Di sini orangtua menjadi figur bagi
Adolensi Dini merupakan fenomena yang terjadi pada rentang usia adanya pengertian dan sikap bijaksana suatu pasangan dalam
12- 15 tahun di mana pada rentang usia tersebut remaja akan mengalami hal menghadapi hal tersebut
yang namanya preokupesi atau permasalahan lingkungan di mana asal seksual 4. Perasaan Superior
akan meninggi dan tidak jarang juga pada saat rentang ini akan menurunkan Masalah berikutnya yang sering menjadi konflik dalam suatu
daya kreatif maupun ketekunan anak Selain itu pada fase ini akan ada keluarga ialah adanya perasaan superior antara satu sama lain ( suami-istri )
permasalahan seperti mulai renggangnya hubungan dengan orang tua dan si dimana mereka merasa tidak membutuhkan satu sama lain, tidak mengakui
anak akan membentuk kelompok dengan teman maupun Sahabat karib Selain kelebihan dan selalu mencari kekurangan salah satu pihak dan juga terkadang
itu tingkah laku yang ditunjukkan dengan anak kadang kurang dapat ada yang merasa bahwa dirinya memiliki peran yang lebih penting dari yang
dipertanggungjawabkan seperti melakukan perilaku di luar kebiasaan. [4] satunya. Di saat kondisi tersebut muncul maka tentu pihak yang satunya akan
b) Adolensi Menengah merasa memiliki andil lebih sedangkan yang satunya akan merasa termaginal,
Adonansi menengah merupakan fenomena yang terjadi pada terpinggirkan dan tidak dihargai sehingga menimbulkan sikap disparitas juga
rentang usia 15-18 tahun di mana Fase ini ditandai dengan ciri-ciri umum apatis.
seperti meningkatnya hubungan dengan lawan jenis memiliki fantasi dan Salah satu penyebab keadaan di atas adalah adanya "adanya
fanatisme yang tinggi terhadap berbagai aliran baik itu mistik musik maupun perasaan ingin dihargai, adanya perasaan lebih berpengalaman, memiliki usia
hal lainnya. pada fase ini anak akan menduduki tempat yang kuat dalam yang lebih tua, memiliki gaji lebih besar, perasaan ingin mengontrol dan lain
prioritasnya baik itu politik dan kebudayaan yang mana hal tersebut akan mulai sebagainya" sehingga ketika hal itu muncul maka sikap untuk saling
menyita perhatiannya sehingga mereka akan melontarkan kritik kepada menghargai dan menghormati akan menjadi sulit dilakukan. Hal inilah
keluarga maupun masyarakat yang mereka anggap salah dan tidak benar pada penyebab dalam suatu rumah tangga terkadang tidak harmonis.[6]
fase ini juga seksualitas mulai terlihat dalam ruang maupun skala identifikasi
5. Perselingkuhan
dan disploritas lebih terarah untuk meminta suatu bantuan.
Perselingkuhan merupakan sebuah hubungan yang terjadi antara
c) Adolensi Akhir
laki-laki dengan perempuan yang sudah memiliki status menikah maupun
Adolensi akhir merupakan fase terakhir dari konflik orang tua dengan anak di
belum terhadap orang lain yang bukan pasangannya. Namun pengertian
mana pada fase ini masa remaja akan lebih luas mantap dan anak akan menjadi
"berselingkuh" tentu berbeda tergantung negara maupun budaya masing-
lebih dewasa di dalam lingkup penghayatannya anak akan lebih bisa menerima
masing. Perselingkuhan juga dapat digunakan untuk mengacu pada tindakan
dan mengerti untuk menghargai sikap orang maupun pihak lain yang mungkin
ketidaksetiaan sesorang terhadap pasangannya. Menurut Vaughan (2003)
sebelumnya dia tolak karena bertolak belakang dengan dirinya. Selain itu pada
menjelaskan bahwa, perselingkuhan adalah keterlibatan seksual dengan orang
fase ini anak akan mempunyai karir dan sikap kedudukan, kultur, politik
lain yang bukan merupakan pasangan resminya. Perselingkuhan biasanya
ataupun etika yang lebih mendekati orang tua. Pada fase ini anak memerlukan
terjadi karena berbagai faktor namun untuk lebih jelasnya beberapa ahli telah
bimbingan yang baik dan positif dari orang-orang sekitarnya karena bila pada
menyebutkan faktor-faktor penyebab perselingkuhan sebagai berikut:
fase ini si anak memiliki kondisi yang kurang menyenangkan maupun
Menurut Allan Pease dan Barbara Pease (2010) terdapat sepuluh alasan yang
menguntungkan maka hal ini dapat mempengaruhi tahap
dapat dikemukakan bagi perempuan yang melakukan perselingkuhan:
kesulitan pada jiwanya.[5]
Ekonomi merupakan sebuah permasalahan dalam rumah tangga b. Ketidakmampuan untuk berkomunikasi dengan pasangan mengenai
berbagai masalah
yang sering kali terjadi di Indonesia baik itu untuk pasangan yang baru menikah
c. Tidak merasa cukup diinginkan oleh pasangannya
maupun sudah lama berumah tangga. Permasalahan-permasalahan yang timbul
d. Kurangnya penghargaan dari suami;
dalam rumah tangga tak jarang selalu terkait permasalahan ekonomi sehingga
e. Suami terlalu sibuk dengan dirinya sendiri
hal ini tentu tak boleh di angap sebagai hal sepele karena permasalahan
f. Kurangnya asmara dan kegairahan di ranjang
ekonomi ini sangat rentan dan juga memiliki potensi besar untuk menjadi g. Perlu melarikan diri dari rutinitas kehidupan
permasalahan lainnya seperti percekcokan bahkan perceraian. Masalah ekonomi h. Ingin merasa memiliki kekuatan dalam kehidupan pribadi seperti juga
ini rentan dialami oleh pasangan dengan taraf ekonomi menengah ke bawah yang dirasakan dalam pekerjaan
i. Bosan dengan rutinitas
walaupun permasalahan tersebut bukan satu-satunya permasalahan krusial
j. Kesempatan yang hadir di saat yang tepat.
dalam kehidupan berumah tangga namun tidak dipungkiri permasalahan
tersebut dapat menjadi penyebab keretakan dan hancurnya keluarga bila tidak
Adapun menurut Alfonso (2011) penyebab seorang wanita berselingkuh dilatari c. Melepaskan diri dari kekerasan