Anda di halaman 1dari 7

JUBIKOPS: Jurnal Bimbingan Konseling dan Psikologi

Volume 3 Nomor 1, Maret 2023, Hal. 55 – 61

PERENCANAAN KARIR SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1


KEDUNGWUNI

Azzah Putri Oktafiani1*, Yovitha2, Argo Widiharto3


1,2,3
Universitas PGRI Semarang, Indonesia

*Email: azzahputri2610@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini merupakan penelitian perencenanaan karir siswa kelas XI IPS


di SMA Negeri 1 Kedungwuni. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Perencanaan karir siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Kedungwuni.
Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner yang akan diisi oleh
siswa disana. Metode yang digunakan untuk menganalisis data adalah
dengan teknik kuantitatif yang diungkapkan dalam distribusi skor dan
kategori skala penilaian yang telah ditentukan. Hasil Penelitian ini adalah 34
siswa (3,04%) siswa belum memahami program studi yang ada di
perguruan tinggi, siswa masih ragu dengan pilihan atau karir di masa depan
sebanyak 31 siswa (2,77%), siswa belum mengetahui tentang seleksi masuk
perguruan tinggi sebanyak 24 siswa (2,14%), siswa merasa belum banyak
tahu tentang jenis-jenis profesi/pekerjaan di masyarakat sebanyak 22 siswa
(1,96%), siswa masih memiliki keraguan dengan pilihan cita-cita atau karir
masa depan. Dapat disimpulkan bahwa masih banyak siswa dan siswi yang
masih bingung akan pengambilan keputusan karirnya di masa depan.

Kata kunci: karir, perencanaan karir, siswa SMA

PENDAHULUAN
Seiring dengan pekermbangan ekonomi dan teknologi di Indonesia, ketersediaan
lapangan pekerjaan sesuai dengan permintaan pasar menjadi masalah dan tantangan
tersendiri bagi masyarakat Indonesia. Setiap individu dituntut untuk bisa memahami dan
melakukan banyak hal untuk bisa mendapatkan pekerjaan yang diingin dan di cita-
citakan. Setiap individu diharapkan mampu bersaing satu sama lain untuk mendapatkan
suatu pekerjaan yang diidam-idamkan.
Pekerjaan sering kali diartikan sama dengan karir namun pada dasarnya pekerjaan
dan karir merupakan dua hal yang berbeda. Isaacson (dalam Adipura 2015: 45)
menjelaskan bahwa pekerjaan berasal dari kata work, job, employment yang mengarah

Oktafiani, Yovitha, & Widiharto | 55


pada setiap kegiatan yang menghasilakan barang atau jasa, sedangkan karir menurut
Mardiyati (2015: 33) merupakan suatu serangkaian kegiatan yang terjadi disepanjang
hidup seseorang, yang mana di dalamnya terdapat berbagai macam jenis pekerjaan dan
peran yang dimiliki oleh seseorang tersebut. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa
pekerjaan dan karir merupakan suatu hal yang berbeda, untuk mendapatkan suatu
pekerjaan seseorang perlu melalui sebuah perencanaan karir untuk masa depan.
Wakhinuddin (2020: 204) menjelaskan perencanaan karir sebagai sebuah proses
yang digunakan oleh seseorang guna memilih suatu tujuan karir dan jalur
karir.Harapannya setiap individu yang melakukan perencanaan karir mampu
mengevaluasi kemampuan, bakat dan minatnya, serta mempertimbangkan peluang karir
dan alternatifnya. Karir sendiri sangat penting bagi individu untuk menuntut persiapan
yang terbaik sehingga individu tidak mengalami kesulitan, dalam masalah ini
pengetahuan akan karir yang akan diambil juga sangat penting dan berarti.
Harapanya lainnya pada usia remaja ini peserta didik sudah mampu mengenali
akan bakat dan minat serta potensi yang dimiliki serta memiliki dan memahami
berbagai informasi mengenai langkah-langkah dari keinginan cita-cita peserta didik agar
dalam merencanakan dan menjalankan suatu pekerjaan nantinya peserta didik dapat
dengan mudah mempersiapkan diri dan mudah beradaptasi dengan lingkungan yang
dicita-citakan. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Pio (2017: 210) dalam
penelitiannya yang menjelaskan bahwa langkah pertama yang harus dilakukan oleh
individu dalam merencanakan suatu karir adalah dengan belajar memahami sebanyak
mungkin tentang minat, kecerdasan dan ketrampilan yang dimiliki oleh diri sendiri,
karena banyak dari remaja yang memasuki masa perkembangan perencanaan karir
belum memiliki pemahaman akan kemampuan dan minat yang dimiliki.
Berdasarkan hasil penelitian Aminnurrohim, dkk., (2014:60) menyatakan bahwa
hambatan perencanaan karir di SMK Se-kota Pekalongan adalah pada faktor psikologis
dan keahlian diri sendiri, bakat dan minat yang dimiliki oleh peserta didik. Hal tersebut
juga di sebabkan karena kurangnya kepercayaan dalam diri peserta didik sehingga
mengakibatkan munculnya keraguan dalam diri sendiri dengan rata-rata 74%. Dan
faktor eksternal yang menghambat perencanaan karir siswa adalah faktor kondisi
keluarga, sekolah, teman sebaya, dan masyarakat dengan rata-rata 66%. Hal tersebut
juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Agustin (2022: 4490) yang
menunjukan bahwa terdapat kematangan karir yang rendah yang dialami oleh siswa
dengan total 80% siswa mengalami kebingungan akan rencana yang akan dilakukan
dimasa depan, dan 25% siswa dengan keluhan tidak tahu sama sekali dengan apa yang
harus dilakukan setelah lulus SMA nanti. Hal ini menunjukan bahwa masalah
perencanaan karir di sekolah menengah atas masih menjadi masalah yang dirasakan
oleh banyak siswa, maka dari itu perlu adanya kesadaran dan pemahaman yang
mendalam bagi siswa akan pentingnya perencanaan karir.
Hal tersebut juga dijelaskan oleh guru BK Kelas XI IPS SMA Negeri 1
Kedungwuni pada tangga l8 November 2022 kemarin. Informasi dari guru BK
mengatakan bahwa masih banyak siswa dan siswi yang bingung akan kelanjutan setelah

Oktafiani, Yovitha, & Widiharto | 56


lulus nanti, masih banyak yang hanya ikut-ikutan temannya untuk masalah karirnya,
beberapa siswa juga masih ragu dan tidak yakin dengan minat dan bakatnya, dan tidak
sedikit juga siswa dan siswi yang merasa takut apabila tidak diterima di perguruan
tinggi. Karena masalah pemilihan dan persiapan karier merupakan salah satu tugas
perkembangan yang penting dan dapat mempengaruhi keseluruhan masa depan siswa.
Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Perencanaan karir siswa kelas XI IPS
SMA Negeri 1 Kedungwuni. Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat kepada
siswa untuk membantu dalam menetuka perencanaan karirnya.

TINJAUAN PUSTAKA
a. Pengertian Perencanaan Karir
Perencanaan karir merupakan salah satu aspek terpenting dalam tahap
perkembangan karir siswa. Atmaja (2014: 63) menyebutkan perencanaan karir sebagai
seuatu proses pemilihan kelanjutan karir yang meliputi cara ataupun tahapan untuk
mecapai karir yang diminati sesuai dengan potensi yang dimiliki, adapun potensi yang
dimaksud adalah bakat, minat, kepribadian serta kemampuan yang dimiliki oleh
individu. Hal tersebut juga sejalan dengan pendapat Adityawarman(2020: 169) juga
menjelaskan bahwa perencanaan karir merupakan sebuah proses yang dilalui oleh
individu dalam memilih karir, jalur dan langkah-langkah yang dilakukan oleh individu
dalam mencapai sasaran karir yang diinginkan. Harapannya individu yang melakukan
perencanaan karir dapat mencapai kesuksesan dimasa yang akan datang sesuai dengan
yang diinginkan.
Menurut Masturina (2018: 199) perencanaan karir merupakan sebuah proses
kesadaran diri mengenai kekuatan dan kelebihan serta kesadaran dalam menerima
kekuatan diri sendari, kesadaran akan menentukan pilihan-pilihan juga konsekuensi
serta dampak dari pilihan yang diambil. Karir dianggap sangat penting bagi seseorang
untuk menuntut perpsiapan yang terbaik sehingga individu tidak mengalami kesulitan,
dalam masalah ini pengetahuan akan karir yang akan diambil juga sangat penting dan
berarti.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa perencanaan karir
merupakan sebuah proses pemilihan kelanjutan karir dimasa depan berdasarkan
pemahaman dan kesadaran diri akan potensi, kekuatan dan kelebihan, minat dan bakat,
serta kecerdasan intelektual yang dimiliki oleh individu. Tak hanya itu dalam
perencanaan karir tersebut individu juga perlu memahami akan pengetahuan seputar
karir yang akan dihadapi dan penyesuaian diri dengan dunia kerja.

b. Aspek Perencanaan Karir


Perencanaan karir memiliki beberapa aspek-aspek yan penting dalam prosesnya.
Komara dkk (2016: 28) menyebutkan bahwa aspek dalam perencanaan karir dapat
disebut juga dengan tugas perkembangan karir pada remaja. Adapun beberapa aspek
tersebut adalah: (1) pemahaman mengenai karir (2) mencari informasi (3) sikap (4)

Oktafiani, Yovitha, & Widiharto | 57


tanggung jawab terhadap keputusan karir. (5) mampu membuat dan merencanakan karir
dan (6) memiliki potensi yang berkaitan dengan karir yang diinginkan.
Adipura (2015: 46) juga menjelaskan bahwa terdapat kesamaan antara prinsip
perkembangan manusia dengan perkembangan karir yang pada akhirnya mengarah pada
tingkat kematangan karir dan kemudian disebut dengan aspek dalam perencanaan karir.
Adapun aspek-aspek dalam perencanaan karir yang dijelaskan adalah sebagai berikut.
1) kemampuan memahami lingkungan sekitar
2) kemampuan mengidentifikasi hambatan yang berasal dari diri sendiri maupun dari
luar serta mengatasinya hingga menjadi sebuah peluang.
3) kemampuan merencanakan masa depan secara baik dan tepat sesuai dengan karir
yang diinginkan.
Pendapat lain juga dijelaskan oleh Nisa dkk (2013: 14) bahwa perencanaan karir
memiliki beberapa aspek yaitu:
1) Memiliki pemahaman dan pengetahuan akan kemampuan diri sendiri seperti bakat
minta, kelebihan dan kekurangan diri sendiri serta memiliki pemahaman seputar
dunia kerja.
2) Menetapkan pilihan karir yang diinginkan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki,
dan memiliki alternatif karir serta yakin akan pilihan karir yang diambil.
3) Memiliki tujuan yang jelas akan karir yang diinginkan baik dalam jangka pendek
maupun dalam jangka panjang.
4) Terlibat dalam berbagai kegiatan perencanaan karir seperti: memahami informasi
tentang karir, berkonsultasi dengan orang dewasa mengenani karir, mengikuti
kursus, mengikuti ekstrakulikuler atau kerja paruh waktu, serta mengikuti suatu
pelatihan
Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa aspek dalam
perencanana karir adalah sebagai berikut.
1) Memahami diri sendiri akan pontensi, minat bakat serta peluang karir yang
diinginkan.
2) Memahami serta mencari informasi mengenai kelanjutan karir yang diinginkan.
3) Memilih serta mengidentifikasi hambatan dan tujuan baik dalam jangka panjang
maupun jangka pendek.
4) Terlibat dalam perencanaan karir.

c. Faktor yang mempengaruhi perencanaan karir


Nasution (2019: 6) menyebutkan faktor yang mempengaruhi perencanaan karir
adalah kemampuan (abilities), minat (interest) dan prestasi (achievment). Nasution
menjelaskan beberapa hal tersebut yang mendorong perencanaan karir suatu individu,
adapun kemampuan yang dimaksud adalah dapat berupa keyakinan dalam diri sendiri
atas potensi yang dimiliki sehingga seseorang tersebut mampu melaksanakan serta
bertanggung jawab atas suatu kegiatan dengan sebaik mungkin.
Adityawarman, dkk., (2020: 169) juga menjeskan bahwa faktor yang
mempengaruhi perencanaan karir berasal dari diri sendiri (internal) dan faktor yang

Oktafiani, Yovitha, & Widiharto | 58


berasal dari luar (eksternal). Faktor internal yang dimaksud meliputu norma-norma
dalam kehiduapan, tingkat intelgensi kemampuan yang dimiliki, bakat dan minat serta
sifat, pengetahunan dan kesahatan jasmani. sedangkan fakto eksternal yang dimaksud
adalah masyarakat, keadaan sosial dan ekonomi, keluarga, pendidikan dan teman sebaya
serta tuntutan jabatan. Hal tersebut juga sejalan dengan pendapat Widiyanti & Makin
(2019: 358) dalam penelitiannya yang menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi
perencanaan karir adalah pengaruh orang tua, teman sebaya, keluarga, dan pengaruh
dari kehidupan sosial seperti dari tetangga dan masyarakat.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa faktor yang
mempengaruhi perencanaan karir adalah 1) Kemampuan kepribadian individu, 2) minat
dan bakat, 3) Pengetahuan serta prestasi 4) Dukungan sosial dari orang tua, teman dan
masyarakat 5 ) Keadaan ekonomi keluarga.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Negeri 1 Kedungwuni yang melibatkan
sejumlah siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Kedungwuni, dan dilaksanakan pada tahun
ajaran genap 2022/2023. Jenis pendekatan yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah menggunakan penelitian kuantitatif.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kedungwuni.
Populasi sendiri menurut Soegeng (2017: 99) adalah keseluruhan dari sasaran
penelitian yang akan diteliti. Populasi juga biasa disebut dengan tujuan generalisasi atau
arah yang artinya bahwa kepada apa atau siapa hasil dari suatu penelitian tersebut
ditujukan atau untuk siapa temuan-temuan tersebut ditujukan, maka dari itu berdasarkan
pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwan populasi dalam penelitian ini ialah siswa
kelas XI SMA Negeri 1 Kedungwuni.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pegumpulan data menggunakan
teknik kuesioner atau angket dengan cara menyebarkan google form yang disebarkan
oleh peneliti melalui guru BK di SMA Negeri 1 Kedungwuni lalu diberikan kepada
siswa melalui WA grup kelas masing-masing.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kedungwuni
sejumlah 140 siswa. Siyoto (2015: 64) sampel merupakan sebagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut atau bagian kecil dari anggota
populasi yang diambil menurut prosedur sehingga dapat mewakili populasinya.
Pada penelitian ini, teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data ialah
dengan Angket / Kuesioner / Skala. Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang
dilaksanakan dengan cara memberikan pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk di jawab. Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang efektif
ketika peneliti tahu persis apa yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari
responden. Penelitian ini menggunakan skala Likert, menurut Sugiyono skala likert

Oktafiani, Yovitha, & Widiharto | 59


digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok
orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2010).
Berdasarkan hasil assesmen pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kedungwuni
yang peneliti lakukan kepada siswa untuk diisi pada tanggal 19 November 2022
menunjukkan bahwa 34 siswa (3,04%) siswa belum memahami program studi yang ada
di perguruan tinggi, siswa masih ragu dengan pilihan atau karir di masa depan
sebanyak 31 siswa (2,77%), siswa belum mengetahui tentang seleksi masuk perguruan
tinggi sebanyak 24 siswa (2,14%), siswa merasa belum banyak tahu tentang jenis-jenis
profesi/pekerjaan di masyarakat sebanyak 22 siswa (1,96%), siswa masih memiliki
keraguan dengan pilihan cita-cita atau karir masa depan. Dapat disimpulkan bahwa
masih banyak siswa dan siswi yang masih bingung akan pengambilan keputusan
karirnya di masa depan.

SIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa 34
siswa belum memahami program studi yang ada di perguruan tinggi, siswa masih ragu
dengan pilihan atau karir di masa depan sebanyak 31 siswa belum mengetahui tentang
seleksi masuk perguruan tinggi sebanyak 24 siswa merasa belum banyak tahu tentang
jenis-jenis profesi/pekerjaan di masyarakat sebanyak 22 siswa masih memiliki keraguan
dengan pilihan cita-cita atau karir masa depan. Dapat disimpulkan bahwa masih banyak
siswa dan siswi yang masih bingung akan pengambilan keputusan karirnya di masa
depan.

SARAN
Diharapkan siswa mampu mempertahankan tingkat perencanaan karir.

UCAPAN TERIMA KASIH


Alhamdulillah, dengan izin Allah SWT, kami bisa menyelesaikan penelitian ini.
Kami juga berterimakasih kepada para peserta yang telah berpartisipasi dalam penelitian
ini dan tim redaksi jurnal yang telah menerbitkan hasil penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA
Abadiah, S., Nashruddin, N., & Taufik, T. (2022). HUBUNGAN PENERAPAN
KEDISIPLINAN DENGAN PENUMBUHAN MINAT BELAJAR SISWA DI
UPTD SMP NEGERI 27 BARRU. Jurnal Bimbingan Konseling dan
Psikologi, 2(2), 73-81
Adiputra, S. (2015). Penggunaan teknik modeling terhadap perencanaan karir
siswa. Jurnal Fokus Konseling 1(1).

Agustin, N. S. (2022). Analisis Kematangan Karir Siswa Kelas XII MA Negeri 2 Kutai
Kartanegara dengan Asesmen MBTI. Jurnal Pendidikan Tambusai, 6(1), 4487-
4491.

Oktafiani, Yovitha, & Widiharto | 60


Aminurrohim, A. W., Saraswati, S., & Kurniawan, K. (2014). Survei faktor-faktor
penghambat perencanaan karir siswa. Indonesian Journal of Guidanceand
Counseling: Theory and Application, 3(2)

Atmaja, T. T. (2014). Upaya meningkatkan perencanaan karir siswa melalui bimbingan


karir dengan penggunaan media modul. Psikopedagogia, 3(2), 58-68.
Hartinah, G., & Wibowo, M. E. (2015). Pengembangan model layanan informasi karir
berbasis life skills untuk meningkatkan pemahaman dalam perencanaan karir
siswa sma. Jurnal Bimbingan Konseling, 4(1).
Hardianti, S., Jannah, N., &Solihin, M. (2021). Perencanaan karir siswa dalam
menghadapi masyarakat ekonomi (MEA). Psikodidaktika: Jurnal Ilmu
Pendidikan, Psikologi, Bimbingan dan Konseling, 6(2), 249-260.
Jatisunda, M. G. (20170. Hubungan self-efficacy siswa SMP dengan kemampuan
pemecahan masalah matematis. Jurnal THEOREMS (The Original Research of
Mathematics), 1(2), 24-30.

Komara, I. B. (2016). Hubungan antara kepercayaan diri dengan prestasi belajar dan
perencanaan karir siswa. Jurnal Psikopedagogia, 5(1), 33-42.
Padil, P., & Nashruddin, N. (2021). Implementasi layanan bimbingan kelompok dalam
meningkatkan kedisiplinan belajar siswa di sekolah. Jurnal Bimbingan Konseling
dan Psikologi, 1(1), 25-36.
Pio, Riane Johnly. (2017). Perencanaan dan pengembangan karir. In Seminar Nasional
TIK Dan Ilmu Sosial (SocioTech), vol. 7, no. 2, pp. 207-215.
Rawi, dkk, (2022). Manajemen Karir Toeri dan Praktik. Jakarta: Cipta Media
Nusantara.
Santoso, S. (2017). Statistik Multivariat. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Sitompul, L. (2018). Meningkatkan pemahaman perencanaan karir melalui layanan
bimbingan karir di sekolah dengan menggunakan media gambar pada siswa kelas
IX-1 SMP Negeri 1 Gebang tahun 2017-2018. TABULARASA, 15(3), 316-327.
Suharsono, Y. (2014). Validitas dan reliabilitas skala self-efficacy. Jurnal Ilmiah
Psikologi Terapan, 2(1), 144-151.
Utami, Y. G. D. (2013). Self efficacy dengan kesiapan kerja siswa sekolah menengah
kejuruan. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan, 1(1), 40-52.
Winarsu, T. (2017). Statistik Dalam Penelitian Psikologi dan
Pendidikan. Malang: UMM Press.

Oktafiani, Yovitha, & Widiharto | 61

Anda mungkin juga menyukai