Anda di halaman 1dari 2

Nama : Shoffiyah Salsabila

NIM : 15000122120053
Kelas : 7

Kuliah Dosen Tamu Mata Kuliah Psikologi Keluarga


“Kualitas Relasi Perkawinan dalam Membangun Ketahanan Keluarga”
(Dr. Siti Rohmah Nur Hayati, S.Psi., M.Si)

● Masalah, tantangan, dan kompleksitas keluarga


- Angka perceraian di Indonesia tergolong tinggi
- Kasus KDRT di Indonesia masih banyak terjadi
- Hampir setiap keluarga mengalami krisis. Krisis adalah situasi yang menandai
titik balik dalam sebuah keluarga ketika sesuatu tidak berjalan seperti biasa.
Contoh krisis :
➔ Kejadian yang datang secara tiba-tiba (kematian, anggota keluarga
sakit, terkena bencana, kehilangan pekerjaan, menang undian)
➔ Krisis perkembangan (menikah, memiliki anak, anak mulai sekolah,
dan lainnya)
➔ Krisis struktural (keluarga menolak perubahan)
- Kompleksitas keluarga : struktur keluarga yang bervariasi, peran dan
hubungan gender yang bervariasi, keberagaman budaya, kesenjangan sosial
ekonomi, variasi perjalanan hidup keluarga, peristiwa krisis dan tekanan.
Tetapi, keluarga dapat memupuk ketahanan keluarga dengan menahan
stres, membangun kekuatan, dan adaptasi positif.

● Ketahanan keluarga
Ketahanan keluarga adalah suatu kondisi dinamis yang memiliki ketangguhan fisik,
material, dan mental untuk bertahan dan beradaptasi terhadap berbagai kondisi yang
senantiasa berubah.
➔ Dimensi ketahan keluarga : (1) landasan legalitas dan keutuhan keluarga, (2)
ketahanan fisik, (3) ketahanan ekonomi, (4) ketahanan sosial dan psikologi,
(5) ketahanan sosial budaya.
➔ Kunci ketahanan : belief system (bagaimana keluarga memandang masalah),
organizational processes, communication processes.

● Kualitas perkawinan
Dapat dibedakan menjadi 2 dimensi, yaitu kualitas relasi dan kualitas kesejahteraan.
Kualitas relasi diindikasi dengan kedekatan dan kehangatan hubungan
(konektivitas, gairah, saling percaya, saling melengkapi), respek (saling menghargai,
saling mendukung, saling menerima), dan kerjasama (berbagi peran, menjalankan
peran, memecahkan masalah). Kualitas kepercayaan diindikasi dengan kesejahteraan
(sosial dan psikologis, harmonis, tenteram, dan bahagia).
➔ Faktor yang mempengaruhi kualitas keluarga : karakteristik pribadi,
komitmen, dan kesamaan (agama, tujuan, nilai).
➔ Meningkatkan kualitas relasi perkawinan = Membangun ketahan Keluarga
● Bagaimana membangun kualitas keluarga yang baik?
- Berbagi perasaan, namun manusia cenderung menyembunyikan perasaannya
dari orang lain
- Saling memahami, anggota keluarga perlu saling berbicara dan saling
mendengarkan
- Saling membantu
- Saling sabar
- Saling memaafkan
- Saling menerima, dapat menerima segala kelebihan sakaligus kekurangan
- Saling percaya, percaya bahwa pasangan tidak akan membuka informasi yang
sifatnya pribadi
- Menghadapi masalah bersama-sama, masa sulit tidak hanya membawa
kesulitan tapi juga kesempatan
- Berbagi peran secara fleksibel

Anda mungkin juga menyukai