BATIK
Oleh :
Sabrina Putri Aprilaj
NIM : 221471005
Dosen Pengampu :
1. Sri Marwati, S.Sn., M.Sn
2. Arfiati Nurul Komariah, S.Sn., M.Sn
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah
ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Ujian Akhir Semester 3 mata kuliah batik yang diampu oleh Ibu Sri Marwati,
S.Sn., M.Sn dan Ibu Arfiati Nurul Komariah, S.Sn., M.Sn
Selain itu, tujuan makalah yang lain adalah untuk menambah wawasan
bagi pembaca serta penulis. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Sri
Marwati, S.Sn., M.Sn dan Ibu Arfiati Nurul Komariah, S.Sn., M.Sn yang telah
memberikan tugas ini sehingga mampu menambah wawasan dan pengetahuan
dalam mata kuliah batik.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna baik
dalam penulisan, bahasa, maupun isinya. Maka dari itu, penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membantu dari pihak pembaca guna menjadi
pedoman bagi penulis kedepannya.
ii
DAFTAR ISI
COVER......................................................................................................................
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Perumusan Tema/Topik................................................................................3
D. Tujuan Kekaryaan.........................................................................................4
BAB II......................................................................................................................5
PERANCANGAN MAKRAME..............................................................................5
BAB III..................................................................................................................11
PERWUJUDAN KARYA.....................................................................................11
BAB IV..................................................................................................................39
PENUTUP..............................................................................................................39
A. Kesimpulan.................................................................................................39
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................42
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesias (Balai Pustaka, 2007), batik
dijelaskan sebagai kain bergambar yang dibuat secara khusus dengan menuliskan
atau menerakan malam (lilin) pada kain, kemudian pengolahannya diproses dengan
cara tertentu, atau bisa dikenal dengan kakin batik.
Kata yang berkaitan dengan batik adalah “membatik” yaitu membuat corak atau
gambar (terutama dengan tangan) dengan menerakan malam pada kain, membuat
batik atau menulis dengan ccara seperti membuat batik (sangat perlahan-lahan dan
berhati-hati sekali).
Hiasan dinding adalah komponen yang digunakan untuk mempercantik interior
hunian, sehingga membuat tampilan dinding lebih menarik. Hiasan dinding mengikuti
lukisan, foto, dan hiasan makrame. Hiasan dinding juga mulai berkembang mengikuti
zaman, tidak menutup kemungkinan mereka menggunakan hiasan dinding yang
bentuknya sedikit unik sesuai selera dan kreativitas.
Batik sangat identik dengan suatu Teknik (proses) dari mulai penggambaran
motif hingga pelorodan. Salah satu ciri khas batik adalah cara penggambaran motif
pada kain yang menggunakan proses pemalaman , yaitu menggoreskan malam (lilin)
yang ditempatkan pada wadah yang Bernama canting dan cap. Pada masa lampau
batik hanya digunakan oleh orang-orang Jawa terlebih golongan ningrat Keraton saja
dengan aturan yang cukup ketat. Aturan yang diterapkan seperti penggunaan motif
yang tidak boleh sembarangan bagi khalayak luas. Namun seiring perkembangan
jaman, batik mulai memnjadi pakaian nasional Indonesia yang dapat dipakai seluruh
masyarakat Indonesia. Batik banyak dijumpai pada kain selendang, jarik dan pakaian.
1
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dam menurut para ahli Bahasa,
selendang adalah kain Panjang penutup leher (bahu, kepala) atau untuk menari, kain
untuk menggendong. Dalam masyarakat Jawa, kain selendang biasanya bermotif batik
yang digunakan untuk menari, menggendong, membawa bakul serta dijadikan
selendang jarik. Jarik sendiri biasanya digunakan oleh orang tua (nenek-nenek) yang
dipadu padankan dengan atasan kutu baru serta setagen. Namun tren pakaian tersebut
kembali muncul pada generasi masa kini. Dengan itu, pada tuugas pertama penulis
terinspirasi untuk membuat kain selendang dengan motif yang lebih pas digunakan
oleh anak muda.
Pada tugas kedua, prnulis membuat betik Lukis yang dapat digunakan sebagai
hiasan dinding. Batik lukis adalah batik yang bercorak bebas tidak mempunyai ikatan
tertentu seperti batik tradisional. Pewarnaan pada batik lukis juga bebas, beraneka
ragam, tidak terikat pada warna biru wedel dan coklat soga. Kreasi pewarnaan
menurut gaya baru akan menghasilkan warna-warna dengan susunan yang indah dan
dinamis serta membutuhkan daya seni. Gambar-gambar lukisan dilakukan dengan
memakai kuas atau kombinasi kuas dan canting (Soedjono, 1989:9).
1. Karya I : Harmoni
Melalui karya pertama, penulis membuat karya berupa selendang batik
yang berjudul “Harmoni”. Penulis memilih judul tersebut untuk menunjukkan
keharmonisan dan keseimbangan melalui motif-motif yang penulis buat. Motif
kupu-kupu, tanaman dan awan megamendung melambangkan keterkaitan
antar makhluk, dengan begitu dapat menciptakan keseimbangan bagi alam.
2. Karya II : Listuhayu
2
B. Perumusan Tema/Topik
3
C. Alasan Pemilihan Tema/Topik
Penulis memilih tema ini karena selain bulu burung merak yang cantik,
merak juga dijadikan sebagai simbol keberuntungan. Batik lukis dengan
motif merak juga memiliki nilai estetis tersendiri. Penulis juga menambah
aksen bunga mawar karena penulis menyukai bunga dan agar lebih terkesan
manis dan cantik.
D. Tujuan Kekaryaan
4
BAB II
PERANCANGAN BATIK
5
2. Inspirasi gambar kajian perancangan karya 2
6
B. Desain Alternatif Karya I
7
Gambar 9 : desain inspirasi karya 2
Foto : Sabrina Putri Aprilaj
8
D. Desain terpilih Karya I : Harmoni
9
E. Desain terpilih Karya II : Listuhayu
10
BAB III
PERWUJUDAN KARYA
Kain adalah produk yang terbuat dari serat alami atau buatan yang dikerjakan atau
ditenun dengan berbagai cara dan kemudian dapat diwarnai, didekorasi, dicap atau disulam
dengan unsur dan gaya tak terbatas untuk menghasilkan jenis kain yang unik dan eksklusif.
Kain yang digunakan berukuran 200x50cm.
11
Gambar 13 : canting
Foto : Sabrina Putri Aprilaj
Canting berasal dari bahasa Jawa yang berarti alat untuk melukis batik tulis. Canting
batik terdiri dari tiga bagian yaitu cucuk, nyamplung dan pegangan. Cucuk atau carat
fungsinya seperti mata pena sebagai ujung keluarnya cairan malam (lilin). Nyamplung
fungsinya sebagai tempat untuk memasukkan malam panas. Cucuk dan nyamplung terbuat
dari tembaga, karena tembaga merupakan material yang baik sebagai penghantar panas.
Bagian canting batik yang ketiga adalah pegangan canting batik yang terbuat dari bambu
atau kayu (Susanto: 1984. 26). Penulis menggunakan jenis cantik kuningan (cecek, isen,
klowong, tembok) dan canting angsal (cecek).
12
Gambar 14 : malam (lilin)
Foto : Sabrina Putri Aprilaj
Malam merupakan bahan yang digunakan untuk membuat motif dan untuk lepah
kain mori setelah motifnya jadi dan jika akan memberikan warna pada kain.
Kompor Listrik adalah kompor yang cara penggunaannya dengan menggunakan aliran
Listrik. Kompor digunakan untuk melelrhkan malam yang akan digunakan untuk
mencanting batik.
13
Gambar 16 : kulit kayu mahoni
Foto : Sabrina Putri Aprilaj
Menurut Febriana (2016) kulit kayu mahoni mengandung flavonoid, tanin, dan
kuinon yang semuanya merupakan senyawa pewarna. Arah warna yang dihasilkan
adalah cokelat kemerahan.
TRO (Turkish Red Oil) digunakan untuk memudahkan penyerapan warna pada serat kain.
14
Gambar 18 : soda ASH
Foto : Sabrina Putri Aprilaj
Natrium karbonat (Na2CO3) atau yang biasa dikenal dengan soda ash merupakan
komoditi yang digunakan sebagai bahan baku industri gelas kaca, industri sabun dan
detergen, industri kertas, industri tekstil, industri metalurgi, industri keramik dan lain-lain.
Gambar 19 : tunjung
Foto : Sabrina Putri Aprilaj
Tunjung digunakan sebagai zat untuk fiksasi pada kain batik sebelum proses
pelorodan. Tunjung digunakan untuk menghasilkan warna yang lebih pekat pada
kain.
15
Gambar 20 : panci dan kompor
Foto : Sabrina Putri Aprilaj
Panci adalah alat yang dipakai untuk merebus. Kompor digunakan untuk
memanaskan air yang berada didalam panci. Pada gambar, panci digunakan untuk
merebus kain untuk melorotkan malam yang masih menempel pada kain.
Ember digunakan untuk meletakkan pewarna alam yang sudah direbus. Sebelum
menuang kedalam ember, pewarna disaring terlebih dahulu menggunakan saringan
serta gayung untung mengambil pewarna.
16
Gambar 22 : sarung tangan latex
Foto : internet
17
2. Proses Pengerjaan Karya I
A. Pembuatan sketsa
18
B. Pembesaran sketsa dan pemindahan sketsa pada kain
20
C. Pencelupan TRO dan pencantingan kain
21
D. Pewarnaan
22
E. Penjemuran
Gambar 31 : penjemuran
Foto : Sabrina Putri Aprilaj
Proses setelah pewarnaan adalah penjemuran. Kain yang sudah dicelupkan pada
pewarna sebaiknya dijemur tidak dibawah sinar matahari langsung atau hanya
diangin-anginkan saja. Hal tersebut dilakukan agar malam yang sudah menempel pada
kain tidak meleleh pada saat dijemur.
F. Pelorodan malam
23
Setelah proses pewarnaan dan penjemuran adalah proses pelorodan malam. Proses
ini dimulai dengan perebusan air yang dicampur dengan soda ash kemudian tunggu
hingga mendidih. Setelah mendidih kemudian kain dimasukkan kedalam panci dan
dicelup-celupkan dengan menggunakan tongkat kayu. Setelah itu dimasukkan pada
ember yang berisi air dingin sambil di usap-usap agar sisa malam yang menempel bisa
terlepas. Jika dirasa kain sudah bersih kemudian di jemur kembali.
G. Finishing
24
B. Proses Perwujudan Karya II
Kain adalah produk yang terbuat dari serat alami atau buatan yang dikerjakan atau
ditenun dengan berbagai cara dan kemudian dapat diwarnai, didekorasi, dicap atau disulam
dengan unsur dan gaya tak terbatas untuk menghasilkan jenis kain yang unik dan eksklusif.
Kain yang digunakan untuk tugas kedua berukuran 150x50cm.
25
Gambar 36 : canting
Foto : Sabrina Putri Aprilaj
Canting berasal dari bahasa Jawa yang berarti alat untuk melukis batik tulis. Canting
batik terdiri dari tiga bagian yaitu cucuk, nyamplung dan pegangan. Cucuk atau carat
fungsinya seperti mata pena sebagai ujung keluarnya cairan malam (lilin). Nyamplung
fungsinya sebagai tempat untuk memasukkan malam panas. Cucuk dan nyamplung terbuat
dari tembaga, karena tembaga merupakan material yang baik sebagai penghantar panas.
Bagian canting batik yang ketiga adalah pegangan canting batik yang terbuat dari bambu
atau kayu (Susanto: 1984. 26). Penulis menggunakan jenis cantik kuningan (cecek, isen,
klowong, tembok) dan canting angsal (cecek).
26
Gambar 37 : malam (lilin)
Foto : Sabrina Putri Aprilaj
Malam merupakan bahan yang digunakan untuk membuat motif dan untuk lepah
kain mori setelah motifnya jadi dan jika akan memberikan warna pada kain.
Malam yang dapat digunakan untuk membatik biasanya harus di lelehkan terlebih dahulu
diatas wajan panas.
27
Gambar 39 : warna violet Gambar 40 : warna Gambar 41 : warna red B
Foto : Sabrina Putri Aprilaj yellow GC Foto : Sabrina Putri
Foto : Sabrina Putri Aprilaj
Aprilaj
Kemudian adalah pewarna. Penulis menggunakan dua jenis pewarna tekstil yaitu
remasol dan naptol. Pewarna remasol terdiri dari warna brill blue, violet, red B, yellow
FG dan turqis sedangkan naphtol yang digunakan adalah ASD dengan garam yellow
GC. Pewarna remasol penulis gunakan untuk mewarnai objek pada kain, sedangkan
pewaerna naptol digunakan untuk mewarnai background.
28
Gambar 44 : waterglass
Foto : Sabrina Putri Aprilaj
Waterglass adalah larutan yang digunakan untuk mengikat warna pada pewarnaan
remasol. Penulis menggunakan waterglass sebanyak 1kg.
Kostik dan TRO adalah bahan yang digunakan sebagai pengunci warna pada
pewarnaan naptol. Kostik dan TRO dicampur dan dilarutkan dengan air. Penulis
menggunakan 25g kostik dan TRO secukupnya untuk mengunci pewarna pada kain.
29
Gambar 47 : kuas
Foto : Sabrina Putri Aprilaj
Kuas adalah alat yang dilakukan untuk mencolet pewarna pada kain. Penulis
menggunakan 2 kuas yang berukuran sedang dengan bentuk lancip dan ceper. Penulis
menggunakan kuas dengan merk Faber Castell dan V-Tec.
Gambar 48 : spons
Foto : Sabrina Putri Aprilaj
Spons digunakan untuk pencoletan pada background kain. Spons digunakan dengan
cara mencelupkannya pada pewarna dan mengoleskan pada kain.
30
2. Proses Pengerjaan Karya II
A. Pembuatan sketsa
Pada karya kedua ini, penulis membuat sketsa secara digital dengan
menggunakan aplikasi ibisPaint x agar lebih cepat dan rapih.
31
B. Pemindahan sketsa pada kain
32
C. Pencelupan TRO dan pencantingan
Gambar 51 : pencantingan
Foto : Sabrina Putri Aprilaj
33
D. Pencoletan Remasol
Pencoletan warna dilakukan dengan menggunakan kuas. Pada tugas kedua ini,
pencoletan menggunakan pewarna remasol. Sebelum melakukan pencoletan, kain
dibentangkan menggunakan tali dan peniti agar lebih mudah dalam proses pencoletan.
34
E. Fiksasi waterglass
35
F. Pencoletan Naphtol
Pencoletan kedua dilakukan dengan menggunakan spons dan kuas. Pewarna yang
digunakan adalah naphtol ASD dan garam yellow GC. Pewarna tersebut dicampur dengan
kostik dan TRO. Setelah pencoletan selesai kemudian dikeringkan dan dibilas dan
dikeringkan kembali.
36
G. Finishing
Proses yang terakhir adalah proses finishing. Setelah kain dikeringkan, kemudian
kain dibentang pada biingkai kayu kemudian di stepless (biasanya disebut dengan spanram).
Jika sudah, kain dapat dijadikan hiasan ruangan.
37
C. Kalkulasi Biaya Karya I
38
D. Kalkulasi Biaya Karya II
1 Waterglass 1 kg Rp 8.000
2
.
Rp 202.000
40
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
41
B. Foto Hasil Karya dan Ulasannya
a. Foto Karya
42
b. Foto Karya 2
43
DAFTAR PUSTAKA
https://artikbbi.com/selendang/#:~:text=Berikut%20ini%20adalah%20Arti
%2C%20Makna%2C%20Pengertian%2C%20Definisi%20dan,atau
%20untuk%20menari%3B%202%20kain%20untuk%20menggendong
%20dsb%3 diakses pada 18 Desember 2023 pukul 08.44
AMRULLOH, R. N. F. (2018). Batik Lukis Karya Guntur Sasono di Desa
Carat Kecamatan Kauman Kabupaten Ponorogo Periode 2008-2016
(Doctoral dissertation, State University of Surabaya).
https://core.ac.uk/download/pdf/230661621.pdf diakses pada 18
Desember 2023 pukul 08.49
Apa-Itu.Net. (2022, November 11).Definisi Kain.
Definisi Kain – Pengertian.Apa-itu.NET diakses 20 Desember 2023 pukul
10.36
https://jurnal.isbi.ac.id/index.php/atrat/article/viewFile/372/318 diakses
pada 20 Desember pukul 10.46
kumparan. ( 2022, November 2) Apa Itu Soda ASH dan Manfaatnya di
Berbagai Bidang Industri.
https://kumparan.com/berita-hari-ini/apa-itu-soda-ash-dan-manfaatnya-di-
berbagai-bidang-industri-1zAEinamOJu/1 diakses pada 24 Desember pukul
05.57
44