Anda di halaman 1dari 48

DESKRIPSI KARYA

BATIK

Oleh :
Sabrina Putri Aprilaj
NIM : 221471005

Dosen Pengampu :
1. Sri Marwati, S.Sn., M.Sn
2. Arfiati Nurul Komariah, S.Sn., M.Sn

PROGRAM STUDI KRIYA


FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN
INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah
ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Ujian Akhir Semester 3 mata kuliah batik yang diampu oleh Ibu Sri Marwati,
S.Sn., M.Sn dan Ibu Arfiati Nurul Komariah, S.Sn., M.Sn
Selain itu, tujuan makalah yang lain adalah untuk menambah wawasan
bagi pembaca serta penulis. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Sri
Marwati, S.Sn., M.Sn dan Ibu Arfiati Nurul Komariah, S.Sn., M.Sn yang telah
memberikan tugas ini sehingga mampu menambah wawasan dan pengetahuan
dalam mata kuliah batik.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna baik
dalam penulisan, bahasa, maupun isinya. Maka dari itu, penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membantu dari pihak pembaca guna menjadi
pedoman bagi penulis kedepannya.

Surakarta, 2 Januari 2024

Sabrina Putri Aprilaj

ii
DAFTAR ISI

COVER......................................................................................................................

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Perumusan Tema/Topik................................................................................3

C. Alasan Pemilihan Tema/Topik......................................................................4

D. Tujuan Kekaryaan.........................................................................................4

E. Manfaat Pembuatan Karya............................................................................4

BAB II......................................................................................................................5

PERANCANGAN MAKRAME..............................................................................5

A. Kajian Sumber Perancangan.........................................................................5

B. Desain Alternatif Karya I..............................................................................7

C. Desain Alternatif Karya II.........................................................................7

D. Desain Terpilih I : Harmoni......................................................................9

E. Desain Terpilih II : Listuhayu........................................................................10

BAB III..................................................................................................................11

PERWUJUDAN KARYA.....................................................................................11

A. Proses Perwujudan Karya I.........................................................................11

B. Proses Perwujudan Karya II........................................................................24


iv
C. Kalkulasi Biaya Karya I..............................................................................37

D. Kalkulasi Biaya Karya II.............................................................................38

BAB IV..................................................................................................................39

PENUTUP..............................................................................................................39

A. Kesimpulan.................................................................................................39

B. Foto Hasil Karya dan Ulasannya................................................................40

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................42

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesias (Balai Pustaka, 2007), batik
dijelaskan sebagai kain bergambar yang dibuat secara khusus dengan menuliskan
atau menerakan malam (lilin) pada kain, kemudian pengolahannya diproses dengan
cara tertentu, atau bisa dikenal dengan kakin batik.
Kata yang berkaitan dengan batik adalah “membatik” yaitu membuat corak atau
gambar (terutama dengan tangan) dengan menerakan malam pada kain, membuat
batik atau menulis dengan ccara seperti membuat batik (sangat perlahan-lahan dan
berhati-hati sekali).
Hiasan dinding adalah komponen yang digunakan untuk mempercantik interior
hunian, sehingga membuat tampilan dinding lebih menarik. Hiasan dinding mengikuti
lukisan, foto, dan hiasan makrame. Hiasan dinding juga mulai berkembang mengikuti
zaman, tidak menutup kemungkinan mereka menggunakan hiasan dinding yang
bentuknya sedikit unik sesuai selera dan kreativitas.
Batik sangat identik dengan suatu Teknik (proses) dari mulai penggambaran
motif hingga pelorodan. Salah satu ciri khas batik adalah cara penggambaran motif
pada kain yang menggunakan proses pemalaman , yaitu menggoreskan malam (lilin)
yang ditempatkan pada wadah yang Bernama canting dan cap. Pada masa lampau
batik hanya digunakan oleh orang-orang Jawa terlebih golongan ningrat Keraton saja
dengan aturan yang cukup ketat. Aturan yang diterapkan seperti penggunaan motif
yang tidak boleh sembarangan bagi khalayak luas. Namun seiring perkembangan
jaman, batik mulai memnjadi pakaian nasional Indonesia yang dapat dipakai seluruh
masyarakat Indonesia. Batik banyak dijumpai pada kain selendang, jarik dan pakaian.

1
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dam menurut para ahli Bahasa,
selendang adalah kain Panjang penutup leher (bahu, kepala) atau untuk menari, kain
untuk menggendong. Dalam masyarakat Jawa, kain selendang biasanya bermotif batik
yang digunakan untuk menari, menggendong, membawa bakul serta dijadikan
selendang jarik. Jarik sendiri biasanya digunakan oleh orang tua (nenek-nenek) yang
dipadu padankan dengan atasan kutu baru serta setagen. Namun tren pakaian tersebut
kembali muncul pada generasi masa kini. Dengan itu, pada tuugas pertama penulis
terinspirasi untuk membuat kain selendang dengan motif yang lebih pas digunakan
oleh anak muda.
Pada tugas kedua, prnulis membuat betik Lukis yang dapat digunakan sebagai
hiasan dinding. Batik lukis adalah batik yang bercorak bebas tidak mempunyai ikatan
tertentu seperti batik tradisional. Pewarnaan pada batik lukis juga bebas, beraneka
ragam, tidak terikat pada warna biru wedel dan coklat soga. Kreasi pewarnaan
menurut gaya baru akan menghasilkan warna-warna dengan susunan yang indah dan
dinamis serta membutuhkan daya seni. Gambar-gambar lukisan dilakukan dengan
memakai kuas atau kombinasi kuas dan canting (Soedjono, 1989:9).

1. Karya I : Harmoni
Melalui karya pertama, penulis membuat karya berupa selendang batik
yang berjudul “Harmoni”. Penulis memilih judul tersebut untuk menunjukkan
keharmonisan dan keseimbangan melalui motif-motif yang penulis buat. Motif
kupu-kupu, tanaman dan awan megamendung melambangkan keterkaitan
antar makhluk, dengan begitu dapat menciptakan keseimbangan bagi alam.

2. Karya II : Listuhayu

Pada karya kedua penulis membuat batik lukis yang berjudul


“Listuhayu” yang dapat diartikan cantik nan ayu. Burung merak yang
anggun dan kipas yang melambangkan keindahan burung merak saat
mengangkat bulunya. Menurut penulis, dengan adanya bunga mawar yang
mekar disekitar burung merak karya terlihat lebih cantik dan manis.
Pemilihan warna terang membuat kesan lebih apik.

2
B. Perumusan Tema/Topik

1. Karya I : Harmoni (selendang bartik)

Pada karya pertama penulis membuat selendang dengan judul Harmoni.


Harmoni disini dapat juga berarti keselarasan. Motif kupu-kupu dengan
bunga serta awan mega mendung yang bermakna kesejukan yang tersusun
secara repetisi dan terlihat selaras.

2. Karya II : Listuhayu (batik lukis)


Untuk karya kedua penulis membuat batik lukis dengan judul Listuhayu.
Listuhayu dapat diartikan cantik nan ayu. Kecantikan pada bulu merak membuat
penulis terinspirasi untuk membuat batik lukis listuhayu. Pada saat merak mengangkat
bulunya akan terlihat seperti kipas, maka dari itu penulis menambahkan kipas pada
belakang tubuh merak. Penulis juga menambahkan motif kupu-kupu dan bunga
mawar mekar agar lebih terlihat apik.

3
C. Alasan Pemilihan Tema/Topik

1. Karya I : Harmoni (selendang batik)

Penulis memilih tema ini karena susunan yang penulis buat


menggambarkan kesan keharmonisan dan keselarasan. Terdapat
keharmonisan antara makhluk hidup satu dengan lainnya.

2. Karya II : Listuhayu (batik lukis)

Penulis memilih tema ini karena selain bulu burung merak yang cantik,
merak juga dijadikan sebagai simbol keberuntungan. Batik lukis dengan
motif merak juga memiliki nilai estetis tersendiri. Penulis juga menambah
aksen bunga mawar karena penulis menyukai bunga dan agar lebih terkesan
manis dan cantik.

D. Tujuan Kekaryaan

Adapun tujuan kekaryaan ini antara lain:

1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah batik pada semester 3.


2. Karya batik pertama ini dapat dipakai sendiri oleh penulis dan karya kedua dapat
dijadikan hiasan ruang tamu serta tambahan pemasukan apabila dijual.

E. Manfaat Pembuatan Karya


Manfaat pembuatan karya ini untuk memperkenalkan batik kepada mahasiswa.
Pada mata kuliah batik memperkenalkan alat dan bahan yang digunakan untuk
membuat sebuah batik. Kemudian pada saat membuat karya I maupun II, mahasiswa
dapat belajar mengenal nama-nama alat dan bahan yang digunakan dan belajar
mengenai proses pembuatan batik mulai dari pencantingan, pelorodan serta pewarnaan.
Hasil karya I maupun karya II ini memiliki nilai ekonomis apabila dijual.

4
BAB II
PERANCANGAN BATIK

A. Kajian Sumber Perancangan

Untuk kajian sumber perancangan karya sendiri, penulis mendapat


inspirasi dari aplikasi pinterest dan tiktok. Pertama penulis membuat list motif
apa saja yang akan digunakan. Kemudian, penulis memilih beberapa motif
yang akan digunakan. Terakhir penulis mulai menggabungkan dan membuat
karya yang sudah dipilih.
Berikut beberapa inspirasi gambar kajian perancangan :

1. Inspirasi gambar kajian perancangan karya 1

Gambar 1 : inspirasi karya 1 Gambar 2 : inspirasi karya 1


Foto : pinterest Foto : tiktok

5
2. Inspirasi gambar kajian perancangan karya 2

Gambar 3 : inspirasi karya 2 Gambar 4 : inspirasi karya 2


Foto : pinterest Foto : Sabrina Putri Aprilaj

Gambar 5 : inspirasi karya 2 Gambar 6 : inspirasi karya 2


Foto : pinterest Foto : pinterest

6
B. Desain Alternatif Karya I

C. Desain Alternatif Karya II

Gambar 7 : desain alternatif karya 2 Gambar 8 : desain alternatif karya 2


Foto : Sabrina Putri Aprilaj Foto : Sabrina Putri Aprilaj

7
Gambar 9 : desain inspirasi karya 2
Foto : Sabrina Putri Aprilaj

8
D. Desain terpilih Karya I : Harmoni

Gambar 10 : desain terpilih karya 1 Gambar 11 : desain terpilih


Foto : Sabrina Putri Aprilaj karya 1
Foto : Sabrina Putri Aprilaj

9
E. Desain terpilih Karya II : Listuhayu

Gambar 11 : desain terpilih karya 2


Foto : Sabrina Putri Aprilaj

10
BAB III
PERWUJUDAN KARYA

A. Proses Perwujudan Karya I

1. Persiapan Bahan dan Alat

Gambar 12 : kain primisima


Foto : Sabrina Putri Aprilaj

Kain adalah produk yang terbuat dari serat alami atau buatan yang dikerjakan atau
ditenun dengan berbagai cara dan kemudian dapat diwarnai, didekorasi, dicap atau disulam
dengan unsur dan gaya tak terbatas untuk menghasilkan jenis kain yang unik dan eksklusif.
Kain yang digunakan berukuran 200x50cm.

11
Gambar 13 : canting
Foto : Sabrina Putri Aprilaj

Canting berasal dari bahasa Jawa yang berarti alat untuk melukis batik tulis. Canting
batik terdiri dari tiga bagian yaitu cucuk, nyamplung dan pegangan. Cucuk atau carat
fungsinya seperti mata pena sebagai ujung keluarnya cairan malam (lilin). Nyamplung
fungsinya sebagai tempat untuk memasukkan malam panas. Cucuk dan nyamplung terbuat
dari tembaga, karena tembaga merupakan material yang baik sebagai penghantar panas.
Bagian canting batik yang ketiga adalah pegangan canting batik yang terbuat dari bambu
atau kayu (Susanto: 1984. 26). Penulis menggunakan jenis cantik kuningan (cecek, isen,
klowong, tembok) dan canting angsal (cecek).

12
Gambar 14 : malam (lilin)
Foto : Sabrina Putri Aprilaj

Malam merupakan bahan yang digunakan untuk membuat motif dan untuk lepah
kain mori setelah motifnya jadi dan jika akan memberikan warna pada kain.

Gambar 15 : kompor Listrik


Foto : Sabrina Putri Aprilaj

Kompor Listrik adalah kompor yang cara penggunaannya dengan menggunakan aliran
Listrik. Kompor digunakan untuk melelrhkan malam yang akan digunakan untuk
mencanting batik.

13
Gambar 16 : kulit kayu mahoni
Foto : Sabrina Putri Aprilaj

Menurut Febriana (2016) kulit kayu mahoni mengandung flavonoid, tanin, dan
kuinon yang semuanya merupakan senyawa pewarna. Arah warna yang dihasilkan
adalah cokelat kemerahan.

Gambar 17 : bubuk TRO


Foto : Sabrina Putri Aprilaj

TRO (Turkish Red Oil) digunakan untuk memudahkan penyerapan warna pada serat kain.

14
Gambar 18 : soda ASH
Foto : Sabrina Putri Aprilaj

Natrium karbonat (Na2CO3) atau yang biasa dikenal dengan soda ash merupakan
komoditi yang digunakan sebagai bahan baku industri gelas kaca, industri sabun dan
detergen, industri kertas, industri tekstil, industri metalurgi, industri keramik dan lain-lain.

Gambar 19 : tunjung
Foto : Sabrina Putri Aprilaj

Tunjung digunakan sebagai zat untuk fiksasi pada kain batik sebelum proses
pelorodan. Tunjung digunakan untuk menghasilkan warna yang lebih pekat pada
kain.

15
Gambar 20 : panci dan kompor
Foto : Sabrina Putri Aprilaj

Panci adalah alat yang dipakai untuk merebus. Kompor digunakan untuk
memanaskan air yang berada didalam panci. Pada gambar, panci digunakan untuk
merebus kain untuk melorotkan malam yang masih menempel pada kain.

Gambar 21 : ember dan saringan


Foto : Sabrina Putri Aprilaj

Ember digunakan untuk meletakkan pewarna alam yang sudah direbus. Sebelum
menuang kedalam ember, pewarna disaring terlebih dahulu menggunakan saringan
serta gayung untung mengambil pewarna.

16
Gambar 22 : sarung tangan latex

Foto : internet

Sarung tangan latex digunakan untuk melindungi tangan. Sarung tangan


trsebut digunakan saat proses fiksasi agar tangan tidak bersentuhan langsung
dengan bahan fiksasi.

17
2. Proses Pengerjaan Karya I

A. Pembuatan sketsa

Gambar 23 : pembuatan sketsa


Foto : Sabrina Putri Aprilaj
Penulis membuat beberapa sketsa untuk tugas karya 1. Penulis
menggambar beberapa motif sebagai option untuk penciptaan tugas pertama.
Disini penulis menggambar kupu-kupu, bunga, tanaman, merak dan motif
isin-isen. Penulis menggambar di salah satu tempat yang sedang hitz di Solo
yaitu Kopi Bahagia Bersama. Setelah proses konsultasai pada dosen, motif
kupu-kupu terpilih sebagai motif utama yang akan digunakan pada karya 1.

18
B. Pembesaran sketsa dan pemindahan sketsa pada kain

Gambar 24 : pembesaran sketsa Gambar 25 : pemindahan aketsa


Foto : Sabrina Putri Aprilaj Foto : Sabrina Putri Aprilaj

Gambar 26 : pemindahan sketsa


Foto : Sabrina Putri Aprilaj
Langkah yang dilakukan setelah pembuatan sketsa adalah pembesaran sketsa,
karena sketsa yang penulis buat masih menggunakan skala 1:5 jadi harus di fotocopy
19
perbesar terlebih dahulu. Penulis melakukan pembesaran sketsa di percetakan modern.
Setelah sketsa diperbesar, penulis mengblat sketsa diatas kain yang hendak dicanting.

20
C. Pencelupan TRO dan pencantingan kain

Gambar 27 : pencantingan kain


Foto : Sabrina Putri Aprilaj

Proses selanjutnya adalah pencelupan kain dan pencantingan. Pencelupan kain


dilakukan pada campuran air dan bubuk TRO agar proses pencantingan lebih mudah
dan warna mudah meresap pada kain. Pada proses pencantingan dibutuhkan kompor,
malam dan juga canting. Penulis menggunakan 4 canting kuningan dan 1 canting
angsal. Malam yang dibutuhkan pada tugas pertama sedikit lebih banyak dibandingkan
karya kedua. Untuk melelehkan malam, penulis menggunakan kompor Listrik. Penulis
menyanting sesuai dengan sketsa yang sudah penulis buat sebelumnya.

21
D. Pewarnaan

Gambar 28 : perebusan warna Gambar 29 : penyaringan warna


Foto : Sabrina Putri Aprilaj Foto : Sabrina Putri Aprilaj

Gambar 30 : pencelupan warna


Foto : Sabrina Putri Aprilaj

Kemudian adalah proses pewarnaan. Disini penulis menggunakan pewarna alam


mahoni, karena menggunakan pewarna alam penulis harus merebusnya terlebih dahulu.
Proses perebusan dimulai dari merebus air hingga mendidih kemudian baru dimasukkan
pewarna alam, proses perebusan membutuhkan waktu yang cukup lama. Setelah selesai
perebusan, tunggu pewarna hingga setengah dingin kemudian pindahkan dalam ember
dengan melalui proses penyaringan sebanyak 3 kali agar tidak meninggalkan sisa-sisa serat
mahoni. Setelah pewarna benar-benar dingin, kain yang sudah dicanting bisa dicelupkan
dalam ember berisi pewarna. Penulis melakukan pencelupan sebanyak 8 kali.

22
E. Penjemuran

Gambar 31 : penjemuran
Foto : Sabrina Putri Aprilaj

Proses setelah pewarnaan adalah penjemuran. Kain yang sudah dicelupkan pada
pewarna sebaiknya dijemur tidak dibawah sinar matahari langsung atau hanya
diangin-anginkan saja. Hal tersebut dilakukan agar malam yang sudah menempel pada
kain tidak meleleh pada saat dijemur.

F. Pelorodan malam

Gambar 32 : pelorodan malam


Foto : Sabrina Putri Aprilaj

23
Setelah proses pewarnaan dan penjemuran adalah proses pelorodan malam. Proses
ini dimulai dengan perebusan air yang dicampur dengan soda ash kemudian tunggu
hingga mendidih. Setelah mendidih kemudian kain dimasukkan kedalam panci dan
dicelup-celupkan dengan menggunakan tongkat kayu. Setelah itu dimasukkan pada
ember yang berisi air dingin sambil di usap-usap agar sisa malam yang menempel bisa
terlepas. Jika dirasa kain sudah bersih kemudian di jemur kembali.

G. Finishing

Gambar 33 : pencelupan fiksasi Gambar 34 : finishing


Foto : Sabrina Putri Aprilaj Foto : Sabrina Putri Aprilaj

Proses yang terakhir adalah fiksasi. Penulis melakukan fiksasi dengan


menggunakan tunjung agar warna kain lebih pekat. Tunjung dicampurkan dengan air
lalu dibiarkan semalaman agar endapannya turun, kemudian kain dicelupkan satu kali
saja. Pada saat pencelupan, penulis menggunakan sarung tangan latex agar tangan
tidak gatal-gatal terkena larutan tunjung. Setelah itu kain dijemur hingga kering.

24
B. Proses Perwujudan Karya II

1. Persiapan Bahan dan Alat

Gambar 35 : kain primisima


Foto : Sabrina Putri Aprilaj

Kain adalah produk yang terbuat dari serat alami atau buatan yang dikerjakan atau
ditenun dengan berbagai cara dan kemudian dapat diwarnai, didekorasi, dicap atau disulam
dengan unsur dan gaya tak terbatas untuk menghasilkan jenis kain yang unik dan eksklusif.
Kain yang digunakan untuk tugas kedua berukuran 150x50cm.

25
Gambar 36 : canting
Foto : Sabrina Putri Aprilaj

Canting berasal dari bahasa Jawa yang berarti alat untuk melukis batik tulis. Canting
batik terdiri dari tiga bagian yaitu cucuk, nyamplung dan pegangan. Cucuk atau carat
fungsinya seperti mata pena sebagai ujung keluarnya cairan malam (lilin). Nyamplung
fungsinya sebagai tempat untuk memasukkan malam panas. Cucuk dan nyamplung terbuat
dari tembaga, karena tembaga merupakan material yang baik sebagai penghantar panas.
Bagian canting batik yang ketiga adalah pegangan canting batik yang terbuat dari bambu
atau kayu (Susanto: 1984. 26). Penulis menggunakan jenis cantik kuningan (cecek, isen,
klowong, tembok) dan canting angsal (cecek).

26
Gambar 37 : malam (lilin)
Foto : Sabrina Putri Aprilaj

Malam merupakan bahan yang digunakan untuk membuat motif dan untuk lepah
kain mori setelah motifnya jadi dan jika akan memberikan warna pada kain.
Malam yang dapat digunakan untuk membatik biasanya harus di lelehkan terlebih dahulu
diatas wajan panas.

Gambar 38 : kompor listrik


Foto : Sabrina Putri Aprilaj

Kompor Listrik adalah kompor yang cara penggunaannya dengan menggunakan


aliran Listrik. Kompor digunakan untuk melelrhkan malam yang akan digunakan untuk
mencanting batik.

27
Gambar 39 : warna violet Gambar 40 : warna Gambar 41 : warna red B
Foto : Sabrina Putri Aprilaj yellow GC Foto : Sabrina Putri
Foto : Sabrina Putri Aprilaj
Aprilaj

Gambar 42 : warna biru Gambar 43 : yellow FG


Foto : Sabrina Putri Aprilaj Foto : Sabrina Putri Aprilaj

Kemudian adalah pewarna. Penulis menggunakan dua jenis pewarna tekstil yaitu
remasol dan naptol. Pewarna remasol terdiri dari warna brill blue, violet, red B, yellow
FG dan turqis sedangkan naphtol yang digunakan adalah ASD dengan garam yellow
GC. Pewarna remasol penulis gunakan untuk mewarnai objek pada kain, sedangkan
pewaerna naptol digunakan untuk mewarnai background.

28
Gambar 44 : waterglass
Foto : Sabrina Putri Aprilaj

Waterglass adalah larutan yang digunakan untuk mengikat warna pada pewarnaan
remasol. Penulis menggunakan waterglass sebanyak 1kg.

Gambar 45 : TRO Gambar 46 : kostik


Foto : Sabrina Putri Aprilaj Foto : Sabrina Putri Aprilaj

Kostik dan TRO adalah bahan yang digunakan sebagai pengunci warna pada
pewarnaan naptol. Kostik dan TRO dicampur dan dilarutkan dengan air. Penulis
menggunakan 25g kostik dan TRO secukupnya untuk mengunci pewarna pada kain.

29
Gambar 47 : kuas
Foto : Sabrina Putri Aprilaj
Kuas adalah alat yang dilakukan untuk mencolet pewarna pada kain. Penulis
menggunakan 2 kuas yang berukuran sedang dengan bentuk lancip dan ceper. Penulis
menggunakan kuas dengan merk Faber Castell dan V-Tec.

Gambar 48 : spons
Foto : Sabrina Putri Aprilaj

Spons digunakan untuk pencoletan pada background kain. Spons digunakan dengan
cara mencelupkannya pada pewarna dan mengoleskan pada kain.

30
2. Proses Pengerjaan Karya II

A. Pembuatan sketsa

Gambar 49 : pembuatan sketsa


Foto : Sabrina Putri Aprilaj

Pada karya kedua ini, penulis membuat sketsa secara digital dengan
menggunakan aplikasi ibisPaint x agar lebih cepat dan rapih.

31
B. Pemindahan sketsa pada kain

Gambar 50 : pemindahan sketsa


Foto : Sabrina Putri Aprilaj

Pemindahan sketsa pada kain dilakukan dengan cara pengeblatan sketsa.


Sketsa yang sudah di fotocopy kemudian diletakkan dibawah kain kemudian
penulis dapat menggambar sketsa.

32
C. Pencelupan TRO dan pencantingan

Gambar 51 : pencantingan
Foto : Sabrina Putri Aprilaj

Proses selanjutnya adalah pencelupan kain dan pencantingan. Pencelupan kain


dilakukan pada campuran air dan bubuk TRO agar proses pencantingan lebih mudah
dan warna mudah meresap pada kain. Pada proses pencantingan dibutuhkan kompor,
malam dan juga canting. Penulis menggunakan canting angsal dan canting kuningan
berukuran 2. Malam yang dibutuhkan pada tugas kedua lebih sedikit dibandingkan
karya pertama. Untuk melelehkan malam, penulis menggunakan kompor listrik.
Penulis menyanting sesuai dengan sketsa yang sudah penulis buat sebelumnya.

33
D. Pencoletan Remasol

Gambar 52 : pencoletan remasol


Foto : Sabrina Putri Aprilaj

Pencoletan warna dilakukan dengan menggunakan kuas. Pada tugas kedua ini,
pencoletan menggunakan pewarna remasol. Sebelum melakukan pencoletan, kain
dibentangkan menggunakan tali dan peniti agar lebih mudah dalam proses pencoletan.

34
E. Fiksasi waterglass

Gambar 53 : proses waterglass


Foto : Sabrina Putri Aprilaj

Proses waterglass dilakukan saat proses pencoletan sudah selesai dan


kering. Waterglass dilakukan dengan cara mengoleskan dengan menggunakan
kuas. Penulis menggunakan kuas yang lebih besar daripada yang digunakan untuk
menyolet pewarna. Setelah waterglass kering kemudian kain dapat dibilas lalu
dikeringkan.

35
F. Pencoletan Naphtol

Gambar 54 : pencoletan naphtol pertama Gambar 55 : pencoletan naphtol


Foto : Sabrina Putri Aprilaj kedua
Foto : Sabrina Putri Aprilaj

Pencoletan kedua dilakukan dengan menggunakan spons dan kuas. Pewarna yang
digunakan adalah naphtol ASD dan garam yellow GC. Pewarna tersebut dicampur dengan
kostik dan TRO. Setelah pencoletan selesai kemudian dikeringkan dan dibilas dan
dikeringkan kembali.

36
G. Finishing

Proses yang terakhir adalah proses finishing. Setelah kain dikeringkan, kemudian
kain dibentang pada biingkai kayu kemudian di stepless (biasanya disebut dengan spanram).
Jika sudah, kain dapat dijadikan hiasan ruangan.

37
C. Kalkulasi Biaya Karya I

Tabel 1: Kalkulasi Biaya Karya I (Harmoni)

N NAMA BARANG JUMLAH BIAYA


O

1. Kain primisima 200x50 cm Rp 0

2. canting 5 buah Rp 20.000

3. Malam (lilin) 500 gram Rp 20.000

4. Pewarna alam (mahoni) 3 kg Rp 36.000

5. TRO 25 gram Rp 1.500

6. Soda ASH 25 gram Rp 1.500

7. Tunjung 150 gram Rp 5.000


Rp 84.000

38
D. Kalkulasi Biaya Karya II

Tabel 2: Kalkulasi Biaya Karya II (Listuhayu)

N NAMA BARANG JUMLAH BIAYA


O

1 Kain primisima 2 meter Rp 46.000


.

2 Canting 2 buah Rp 8.000


.

3 Malam (lilin) 500 gram Rp 20.000


.

4 Kuas 2 buah Rp 37.000


.

5 TRO 25 gram Rp 1.500


.

6 Remasol (biru) 25 gram Rp 25.000


.

7 Remasol (violet) 25 gram Rp 10.000


.

8 Remasol (merah) 25 gram Rp 10.000


.

9 Remasol (kuning) 25 gram Rp 10.000


39
.

1 Naphthol ASD 25 gram Rp 10.000


0
.

1 Garam yellow GC 25 gram Rp 10.000


1
.

1 Waterglass 1 kg Rp 8.000
2
.

1 Kostik 25 gram Rp 5.000


3
.

1 Soda ASH 25 gram Rp 1.500


4
.

Rp 202.000

40
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Penulis mendapat wawasan dan pengetahuan baru tentang membatik juga


mengenal alat dan bahan yang dibutuhkan serta digunakan dalam pembuatan
batik.
Penulis dapat memanfaatkan karya I sebagai selendang. Untuk karya II
penulis dapat memanfaatkan sebagai hiasan dinding untuk memperindah
interior rumah.
Dalam proses pembuatan Karya I maupun Karya II, penulis mengalami
sedikit kesulitan seperti malam yang sering menetes pada saat proses
pencantingan, sisa malam yang sulit dibersihkan pada saat proses pelorodan serta
proses perebusan pewarna alam yang memerlukan waktu cukup lama.

41
B. Foto Hasil Karya dan Ulasannya

a. Foto Karya

Ulasan : Pada karya pertama penulis


menggunakan warna cokelat
menggambarkan kehangatan yang
dipadupadankan dengan
keharmonisan susunan motif pada
kain. Penulis memakai motif tumpal
pada bagian kepala kain. Motif
tumpal yang penulis buat
menggabungkan motif kelopak
bunga dan daun. Pada bawah bagian
tumpal juga terdapat motif isen-isen
cecek telu. Keharmonisan motif yang
penulis buat terlihat cantik dan
tersusun.
Gambar 57 : hasil karya tugas 1
Foto : Sabrina Putri Aprilaj

42
b. Foto Karya 2

Ulasan : Pada karya kedua penulis


memakai warna biru, tosca, ungu,
merah, hijau dan orange sebagai
backgroundnya. Penulis
menggunakan warna tersebut agar
lebih terlihat menyala dan lebih
cantik. Pada proses finishing
penulis memasangkan karya pada
bingkai kayu (spanram) agar dapat
dijadikan hiasan ruagan. Warna
background yang tidak merata
dimaksudkan agar background tak
terlihat kosong dan seperti ada
motif sapuan abstrak.

Gambar 58 :hasil karya tugas 2


Foto : Sabrina Putri Aprilaj

43
DAFTAR PUSTAKA

Wulandari, A. (2022). Batik Nusantara: Makna filosofis, cara pembuatan, dan


industri batik. Penerbit Andi.
https://books.google.co.id/books?id=mm13EAAAQBAJ&lpg=PR5&dq=sejarah
%20batik&lr&hl=id&pg=PA2#v=onepage&q=sejarah%20batik&f=false diakses
pada 17 Desember 2023 pukul 02.05

APA ITU SELENDANG? MAKNA, PENGERTIAN, DEFINISI DAN


CONTOH.

https://artikbbi.com/selendang/#:~:text=Berikut%20ini%20adalah%20Arti
%2C%20Makna%2C%20Pengertian%2C%20Definisi%20dan,atau
%20untuk%20menari%3B%202%20kain%20untuk%20menggendong
%20dsb%3 diakses pada 18 Desember 2023 pukul 08.44
AMRULLOH, R. N. F. (2018). Batik Lukis Karya Guntur Sasono di Desa
Carat Kecamatan Kauman Kabupaten Ponorogo Periode 2008-2016
(Doctoral dissertation, State University of Surabaya).
https://core.ac.uk/download/pdf/230661621.pdf diakses pada 18
Desember 2023 pukul 08.49
Apa-Itu.Net. (2022, November 11).Definisi Kain.
Definisi Kain – Pengertian.Apa-itu.NET diakses 20 Desember 2023 pukul
10.36

Hariyanto, Isbandono. "Canting: seni dan teknologi dalam proses


batik." ATRAT: Jurnal Seni Rupa 3.3 (2015).

https://jurnal.isbi.ac.id/index.php/atrat/article/viewFile/372/318 diakses
pada 20 Desember pukul 10.46
kumparan. ( 2022, November 2) Apa Itu Soda ASH dan Manfaatnya di
Berbagai Bidang Industri.
https://kumparan.com/berita-hari-ini/apa-itu-soda-ash-dan-manfaatnya-di-
berbagai-bidang-industri-1zAEinamOJu/1 diakses pada 24 Desember pukul
05.57

44

Anda mungkin juga menyukai