Anda di halaman 1dari 8

KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA BROKEN HOME SERTA

IMPLIKASINYA DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING

Emeliya Hardi, M.Pd


Dosen Tetap Bimbingan dan Konseling, IAIN Batusangkar
Email: adek_mem@yahoo.com

Abstract: The purpose of this research was aimed at describing the self-concept and
learning motivation of the students growing in a broken home family. In addition, the
correlation between learning motivation and self-concept of the broken home students
was also tested. This was a descriptive correlational research which used quantitative
method. This research was conducted to the students in class X, XI and XII of SMA
Pertiwi 1 in academic year 2013/2014. The data of the research was collected through
closed-ended questionnaire which applied Likert scale model. The data gained was
analyzed by using percentage technique. The result of the research indicated that: (1)
the level of the respondent’ response on the self-concept of the broken home students
was 76,3% or on medium level, (2) the level of the respondent’ response on the
learning motivation of the broken home students was 70% or on medium level, (3) the
coefficient correlation of the self-concept and learning motivation of the broken home
students was 0,572 signifying that there was a significant correlation between self-
concept and learning motivation of the broken home students.

Keywords: Self Concept, Learning Motivation, Broken home students

PENDAHULUAN
menentukan, terutama dalam
Keluarga merupakan tempat pertama mengembangkan potensi yang dimiliki oleh
bagi anak mendapatkan pengalaman peserta didik serta mempunyai konsep diri
langsung yang akan digunakan sebagai yang positif terhadap dirinya.
bekal hidupnya dikemudian hari. Seperti Individu yang konsep dirinya
yang diungkapkan oleh William (2007:16) berkembang dengan baik akan tumbuh rasa
keluarga adalah satu-satunya lembaga sosial percaya diri, berani, bergairah dalam
yang diberi tanggungjawab untuk mengubah melakukan aktivitas termasuk dalam belajar,
suatu organisme biologis menjadi manusia, memiliki keyakinan diri, berani bergaul,
pada saat sebuah lembaga mulai sering menampilkan diri, aktif belajar,
membentuk kepribadian seseorang dalam menjadi pribadi yang mandiri dan memiliki
hal-hal penting, keluarganya tentu banyak pandangan positif terhadap dirinya.
berperan dalam persoalan perubahan itu, Konsep diri akan mempengaruhi banyak hal
dengan mengajarinya kemampuan berbicara dalam kehidupan individu. Salah satunya
dan menjalankan banyak fungsi sosial. konsep diri mempengaruhi motivasi belajar
Keberhasilan siswa dalam menguasai siswa. Hubungan konsep diri dengan
berbagai kompetensi dalam belajar motivasi belajar sangat erat kaitannya,
dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti dimana semakin positif konsep diri maka
faktor internal dan eksternal. Faktor internal semakin tinggi motivasi berprestasi yang
meliputi: daya tahan tubuh, intelegensi, dimiliki siswa, begitu juga sebaliknya.
perhatian/ minat, bakat, motivasi, Sementara itu Sardiman (2007:24)
kematangan konsep diri dan faktor menyatakan bahwa belajar akan lebih
kepribadian. Sedangkan yang termasuk ke mantap dan efektif, bila didorong dengan
dalam faktor eksternal menurut Sagala motivasi, terutama motivasi dari dalam diri/
(2003:24) yaitu, keluarga (meliputi: kondisi dasar kebutuhan atau kesadaran atau
ekonomi keluarga, hubungan emosional intrinsic motivation. Siswa yang memiliki
orangtua dan anak, cara mendidik anak), motivasi belajar tinggi akan sukses dalam
sekolah dan faktor lingkungan lainnya. pendidikannya dan kecil kemungkinannya
Untuk membentuk pribadi yang mandiri, memiliki masalah di sekolah.
seorang guru memiliki peran yang cukup
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) pada indikator ketekunan dalam belajar
mendeskripsikan konsep diri siswa broken berada pada kategori sedang, skor
home, (2) mendesripsikan motivasi belajar responden pada keuletan menghadapi
siswa broken home, (3) menentukan kesulitan berada pada kategori sedang, skor
besarnya hubungan konsep diri dengan responden pada menunjukkan ketertarikan
motivasi belajar siswa broken home. dalam belajar berada pada kategori sedang,
METODOLOGI dan skor responden pada kemandirian
Penelitian ini menggunakan dalam belajar berada pada kategori sedang.
pendekatan kuantitatif jenis deskriptif Pengujian hipotesis dilakukan dengan
korelasional. Subjek dalam penelitian ini menggunakan teknik analisa data Pearson
adalah siswa yang mengalami broken home, Correlation. Uji hipotesis dilakukan setelah
yang berjumlah 42 orang. Instrumen yang persyaratan analisis data terpenuhi. Hasil
digunakan untuk mengukur konsep diri dan pengujian analisis terhadap data
motivasi belajar adalah angket. Dalam menunjukkan bahwa distribusi frekuensi
penelitian ini angket yang dibuat adalah data yang kita uji adalah normal dan linier.
angket yang bertujuan untuk memperoleh Adapun hipotesis yang dikemukakan pada
data tentang konsep diri dan motivasi penelitian ini yaitu terdapat hubungan yang
belajar siswa yang mengalami masalah signifikan antara konsep diri (X) dan
broken home. Deskripsi data tentang motivasi belajar (Y) siswa broken home.
persepsi siswa tentang konsep diri dan Perhitungan koefisien korelasi
motivasi belajar siswa broken home dengan teknik analisa data Pearson
dianalisis dengan menggunakan rumus Correlation dilakukan dengan
persentase. memanfaatkan program SPSS 18.00. Hasil
perhitungan koefisien korelasi dapat
diketahui bahwa koefisien korelasi antara
HASIL konsep diri dan motivasi belajar sebesar
Berdasarkan hasil pengolahan angket 0.572 (rxy = 0.572) dengan tingkat
konsep diri, dapat dijelaskan deskripsi kepercayaan 95%. Apabila dibandingkan
mengenai konsep diri secara keseluruhan dengan r tabel, yang mana r tabel adalah
skor ideal adalah sebesar 130, skor tertinggi 0.300 maka dapat disimpulkan bahwa
111, skor terendah 77, skor total 4006, rata- terdapat hubungan yang signifikan dan
rata skor 95.3 dengan tingkat capaian positif antara konsep diri siswa broken
responden sebesar 76.3% dan standar home dan motivasi belajar siswa broken
deviasi sebesar 9.05. Dengan demikian skor home.
capaian responden untuk variabel konsep
diri siswa broken home berada pada
kategori sedang. Kemudian dapat juga PEMBAHASAN
diketahui bahwa skor pada aspek fisik Berdasarkan hasil pengujian yang
berada pada kategori tinggi, skor pada aspek telah dilakukan dapat dibuktikan bahwa
sosial berada pada kategori tinggi, skor pada terdapat hubungan yang signifikan dan
aspek moral berada pada kategori tinggi, positif antara konsep diri dan motivasi
dan skor pada aspek kognitif berada pada belajar siswa broken home. Pada bagian
kategori sedang. berikut akan dijelaskan pembahasan untuk
Hasil pengolahan angket motivasi masing-masing variabel yang dikaji dalam
belajar, dijelaskan deskripsi mengenai penelitian.
motrivasi belajar dapat diketahui bahwa 1. Konsep Diri Siswa Broken Home
secara keseluruhan skor ideal adalah sebesar Hasil analisis deskriptif
90, skor tertinggi 80, skor terendah 29, skor menunjukkan bahwa secara keseluruhan
total 2646, rata-rata skor 63 dengan tingkat gambaran konsep diri siswa broken
capaian responden sebesar 70.0% dan home berada pada kategori sedang.
standar deviasi sebesar 9.8. Dengan Konsep diri pada aspek fisik berada pada
demikian skor capaian responden untuk kategori tinggi, aspek sosial berada pada
variabel motivasi belajar siswa broken home kategori tinggi, aspek moral berada pada
berada pada kategori sedang. Kemudian kategori tinggi dan aspek kognitif berada
dapat juga diketahui bahwa skor responden pada kategori sedang.xz
Hasil penelitian ini erat kaitannya dikemukakan oleh Rahkmat
dengan pendapat Calhoun & Acocella (2001:100) bahwa konsep diri bukan
(1995:73) yang menyatakan bahwa dasar hanya sekedar gambaran deskriptif,
dari konsep diri positif bukanlah tapi juga penilaian diri anda tentang
kebanggaan besar tentang diri tetapi diri anda.
lebih berupa penerimaan diri. Seseorang Berdasarkan temuan penelitian
yang mempunyai konsep diri positif mengungkapkan bahwa konsep diri
akan menjadi individu yang mampu siswa broken home tinggi. Konsep
memandang dirinya secara positif, berani diri seseorang dianggap positif
mencoba dan mengambil resiko, selalu apabila ia memiliki pandangan yang
optimis, dan percaya diri. positif terhadap kondisi fisiknya,
Selanjutnya, siswa yang penampilan, kesehatan, tampan atau
mempunyai konsep diri yang sangat cantik, serta ukuran tubuh yang ideal.
tinggi akan menggunakan segala potensi Sebaliknya dianggap sebagai konsep
dan kemampuannya seoptimal mungkin diri yang negatif apabila ia
dengan jalan mengikuti proses belajar memandang rendah kondisi yang ada
mengajar dengan baik, mengadakan pada fisiknya, penampilan, tampan
hubungan baik dengan teman sekelasnya atau cantiknya, serta ukuran tubuh
yang dapat mempengaruhi kegiatan yang ideal.
belajar. Seseorang dengan konsep diri Pada masa remaja, baik anak
yang positif akan terlihat optimis, penuh laki-laki maupun anak perempuan
percaya diri dan selalu bersikap positif amat peka terhadap keadaan tubuh
terhadap segala sesuatu. Sebaliknya, mereka yang tidak sesuai dengan
siswa yang mempunyai konsep diri gambaran masyarakat tentang tubuh
rendah, akan meyakini dan memandang ideal. Hal ini tidak mengherankan
bahwa dirinya lemah, tidak karena pada masa remaja itu terjadi
berkompeten, tidak akan menggunakan perubahan fisik yang pesat. Sejalan
potensi yang dimilikinya secara optimal, dengan hal tersebut, hasil penelitian
sehingga menimbulkan perasaan rendah ini sangat erat hubungannya dengan
diri, merasa ragu, kurang percaya diri tugas-tugas perkembangan yang
dan sengaja mencari perhatian. Keadaan harus dicapai oleh remaja yaitu
ini sesuai dengan realita di lapangan menerima keadaan fisik dan
konsep diri siswa broken home. mempergunakannya secara efektif,
Degan demikian konsep diri positif mampu atau tidaknya siswa
merupakan penerimaan terhadap diri menerima keadaan fisiknya ditandai
sendiri. Seorang yang mempunyai dengan tercapainya tugas-tugas
konsep diri positif akan menjadi individu perkembangan itu.
yang mampu memandang dirinya secara Jika siswa tidak menerima
positif, berani mencoba dan mengambil keadaan fisiknya maka hal ini akan
resiko, selalu optimis, dan percaya diri. mempengaruhi konsep diri yang
a. Konsep diri berkaitan dengan berkaitan dengan aspek fisik. Anak
aspek fisik yang mempunyai tubuh yang ideal,
Setiap individu tidak dilahirkan kuat, gagah dan cantik akan
dengan konsep diri. Konsep diri menimbulkan penerimaan yang baik
berasal dan berakar pada pengalaman oleh orang lain dan juga oleh dirinya
masa kanak-kanak dan berkembang, sendiri dan peran teman sebaya
terutama sebagai akibat dari sangat mempengaruhi perkembangan
hubungan individu dengan individu konsep diri. Hal ini sesuai dengan
yang lain. Pengalaman hubungan pernyataan Burns (1993:196) bahwa
seseorang dengan orang lain konsep diri yang tinggi berhubungan
memperlakukan kita, kita menangkap kuat dengan sikap penerimaan atas
pantulan tentang diri kita, dan bentuk tubuh seseorang.
membentuk gagasan dalam diri kita Untuk mencapai konsep diri
seperti apakah kita ini sebagai yang kokoh pada diri anak secara
pribadi. Sebagaimana yang fisik, maka orang yang berhubungan
dengan anak, seperti orangtua, guru pada dirinya. Konsep diri sosial
dan keluarga lainnya agar diperoleh melalui interaksi sosial
menghindarkan celaan-celaan yang dengan orang lain. Positif atau negatif
bersifat fisik dan menjaga kondisi konsep diri ini tergantung dari
fisik anak berada dalam keadaan perlakuan kelompok pada individu.
sehat. Semakin sehat kondisi fisik Konsep diri sosial merupakan awal
seorang anak semakin berkembang mula pembentukan dasar individu
kemampuan intelektual, bakat, minat dalam menjalin hubungan sosial
yang disalurkan memberikan dengan orang lain. Hurlock (1992:86)
pengaruh positif terhadap konsep diri menyatakan bahwa ”Pengalaman
anak. sosial yang dini merupakan peranan
Hardy dan Steve (1998:139) yang penting dalam menentukan
mengemukakan bahwa ”Seorang hubungan sosial di masa depan dan
anak sangat dipengaruhi oleh pola perilaku terhadap orang lain”.
pandangan orangtuanya sendiri Hubungan sosial merupakan
terhadap dirinya sebagai orang yang salah satu hubungan yang harus
pandai, nakal, pendiam, gemuk, kuat dicapai, karena erat kaitannya dengan
dan sebagainya”. Konsep diri sangat tugas-tugas perkembangan remaja,
tergantung kepada cara lingkungan salah satu tugas perkembangan
menerima kehadirannya. Apabila remaja menurut Havighurst (dalam
lingkungan menerima individu Hurlock, 1992:10) adalah mencapai
dengan baik, akan terbentuk konsep hubungan sosial yang lebih matang
diri yang positif dan menilai dirinya dengan teman sebaya pria dan wanita.
sangat berarti. Sebaliknya jika Hal ini mengandung makna bahwa
lingkungan menolak, akan terbentuk dalam hubungan sosial setiap
kosep diri yang negatif dan menilai individu menyadari tentang
dirinya tidak dibutuhkan. kehadirannya di samping individu
Dari uraian di atas dapat lain. Khususnya manusia sebagai
diambil kesimpulan bahwa konsep makhluk sosial merupakan bentuk
diri terhadap aspek fisik berada pada dari berbagai pergaulan sosial yang
kategori tinggi, hal ini berhubungan menjadi bukti betapa manusia
erat dengan sikap penerimaan atas membutuhkan kebersamaan dengan
bentuk tubuh seseorang. Semakin orang lain.
sempurna kondisi fisik seseorang Selanjutnya Elida (2006:86)
maka akan berpengaruh positif mengemukakan bahwa konsep diri
terhadap konsep dirinya. remaja mempengaruhi tingkah laku
sosialnya karena kesan tentang diri
b. Konsep diri berkaitan dengan sendiri akan diproyeksikan dalam
aspek sosial tingkah lakunya terhadap orang lain.
Temuan penelitian Remaja yang memiliki konsep diri
mengungkapkan bahwa konsep diri yang positif, cenderung menampilkan
aspek sosial siswa yang mengalami tingkah laku sosial yang positif dalam
broken home berada pada kategori arti menghormati, menghargai, dan
tinggi. Konsep diri sosial diperoleh mengasihi orang lain.
melalui interaksi sosial dengan orang Untuk mengembangkan konsep
lain dan perasaan tentang kualitas diri sosial remaja perlu diciptakan
hubungan sosial. Positif atau tidaknya iklim sosial emosional yang
konsep diri tergantung positif atau menyenangkan, nyaman,
tidaknya perlakuan orang dan teman menciptakan situasi yang
sebaya kepada siswa tersebut. memungkinkan siswa merasa sukses
Konsep diri sosial timbul melalui pengalaman belajar.
berdasarkan cara seseorang Pelayanan bimbingan dan konseling
mempercayai persepsi orang lain di bidang bimbingan sosial bertujuan
tentang dirinya. Tergantung dari untuk membantu siswa memahami
perkataan atau perbuatan orang lain diri dalam kaitannya dengan
lingkungan dan etika pergaulan sosial mengenai diri sendiri (dapat
yang dilandasi dengan budi pekerti memahami dan menerima sejumlah
luhur dan tanggung jawab sosial fakta yang sangat bermacam-macam
dalam mengembangkan konsep tentang dirinya) membuat seseorang
dirinya. merancang, tujuan-tujuan
Jadi dapat diketahui bahwa pengharapan yang sesuai dan realita
pengalaman sosial, pola perilaku sehingga evaluasi (penilaian) tentang
terhadap orang lain, mempunyai dirinya sendiri menjadi positif.
peranan yang penting dalam Hal ini menggambarkan bahwa
membentuk konsep diri seseorang. keberhasilan seseorang dalam
akademis salah satunya bergantung
c. Konsep diri berkaitan dengan pada konsep diri yang dimilikinya.
aspek moral Apabila pengetahuan, pengharapan
Temuan penelitian dan penilaian tentang dirinya positif
mengungkapkan bahwa secara umum maka seseorang akan mudah untuk
aspek moral siswa yang mengalami mencapai keberhasilan dalam
broken home pada kategori tinggi. akademis. Konsep diri positif akan
Konsep diri yang menyangkut moral meminimalisasi munculnya kesulitan
adalah pandangan seseorang tentang belajar dalam diri siswa.
dirinya bahwa ia jujur, bersih, Berkurangnya kesulitan belajar
penyayang dan taat beragama Elida memungkinkan siswa untuk
(2006:122). Misalnya, saya adalah mendapatkan penguasaan akademik
orang yang jujur. Selanjutnya Burns yang lebih baik.
(1993:273) mengungkapkan bahwa Sebaliknya apabila
bagian moral dari konsep diri adalah pengetahuan, pengharapan, dan
sangat penting karena aspek moral ini penilaian tentang dirinya negatif
merefleksikan penerimaan terhadap maka seseorang akan mengalami
nilai-nilai dari masyarakat. Konsep kesulitan dalam mencapai
diri moral berkembang karena keberhasilan. Sebagaimana yang
kebutuhan untuk mendapatkan diungkapkan Burns (1993:362)
persetujuan dan menghindari bahwa siswa-siswa yang memiliki
penolakan dari masyarakat. konsep diri positif mampu untuk
Dari penjelasan di atas dapat membuat penilaian-penialian yang
disimpulkan bahwa konsep diri moral lebih positif dan yang lebih baik
merupakan hal yang sangat penting mengenai kemampuan mereka untuk
karena melalui moral dapat berprestasi di lingkungan sekolah dan
merefleksikan penerimaan terhadap sesungguhnya memberikan hasil
nilai-nilai yang berlaku di dalam studi akademis mereka yang
masyarakat. Konsep diri moral dapat superior dibandingkan dengan hasil
berkembang seiring dengan yang diperoleh siswa yang
kebutuhan untuk mendapatkan mempunyai perasaan-perasaan
penerimaan dan menghindari tentang diri mereka yang lebih tidak
penolakan di lingkungan masyarakat. menentu dan negatif.
Kondisi konsep diri siswa
d. Konsep diri berkaitan dengan sebagaimana diuraikan di atas, akan
aspek psikis membawa dampak yang besar bagi
Berdasarkan temuan penelitian siswa berupa berbagai permasalahan
bahwa konsep diri pada aspek psikis yang timbul dan menghambat siswa
berada pada kategori sedang. dalam memahami dirinya sendiri.
Pengetahuan, pengharapan dan Kondisi demikian, menuntut peran
penilaian merupakan suatu kesatuan yang besar dari berbagai pihak
atau suatu lingkaran yang akan terkait. Pihak-pihak terkait tersebut
mempengaruhi satu sama lain. salah satunya adalah guru BK.
Menurut Colhoun & Acocella Layanan yang dapat diberikan guru
(1995:75) pengetahuan yang utuh BK berkenaan dengan masalah yang
dialami siswa, masalah konsep diri bertindak dan berbuat sesuai dengan
dapat diwujudkan dalam berbagai norma yang ada, serta bertanggung
bidang (bidang bimbingan pribadi, jawab terhadap hasilnya.
sosial, belajar dan karir) dan jenis Pada aspek menunjukkan
layanan. Seperti layanan informasi, ketertarikan dalam belajar, hasil
konseling individual dan layanan penenlitian mengungkapkan bahwa
bimbingan kelompok dengan siswa yang menunjukkan ketertarikan
membahas topik yang berkaitan dalam belajar meliputi, penuh perhatian
dengan pemahaman siswa terhadap dalam mengikuti pelajaran dan
dirinya dalam pencapaian prestasi bersemangat dalam mengikuti proses
yang lebih baik. belajar di kelas tergolong sedang dengan
Dengan demikaian dapat persentase 73.6%. Menurut Sardiman
disimpulkan bahwa konsep diri pada (2008:920) salah satu indikator siswa
aspek psikis dapat mempengaruhi memiliki motivasi belajar, yakni
keberhasilan seseorang dalam belajar, memiliki hasrat untuk belajar sebagai
karena orang memiliki konsep diri contohnya siswa melaksanakan tanggung
yang positif dapat menyesuaikan diri jawab belajarnya sebagai seorang
dalam belajar untuk semua situasi pelajar. Hasrat belajar sangat dibutuhkan
sehingga dapat menanggulangi oleh siswa agar sukses dalam bidang
hambatan-hambatan dalam belajar. akademik yang akan menentukan arah
masa depan mereka kelak.
2. Motivasi Belajar Siswa Broken Home Pada aspek kemandirian dalam
Temuan penelitian mengungkapkan belajar, hasil penelitian mengungkapkan
bahwa motivasi belajar siswa yang bahwa siswa yang memiliki kemandirian
mengalami broken home dapat dalam belajar meliputi penyelesaian
dikategorikan sedang, dengan persentase tugas/ PR sendiri dan belajar atas
keseluruhan 70.0 %. Dilihat dari aspek keinginan sendiri diluar jam pelajaran
ketekunan siswa dalam belajar, meliputi tergolong sedang dengan persentase
kehadiran dan mengikuti proses belajar 63.7%. Menurut Hamalik (2001:161)
di kelas dengan sungguh-sungguh, serta salah satu fungsi motivasi yaitu
penuh perhatian tergolong sedang. Hal mendorong timbulnya kelakuan atau
ini dapat dilihat dari skor persentase suatu perbuatan, tanpa motivasi tidak
yaitu 70.0%. menurut Ahmadi akan timbul perbuatan seperti mengulang
(2007:178) faktor kebutuhan (need) pelajaran yang dilakukan oleh siswa,
individu terhadap sesuatu dapat mengerjakan tugas yang diberikan oleh
membangkitkan motivasinya untuk guru dan kegiatan belajar lainnya yang
melakukan suatu aktifitas. Kebutuhan- bisa dilakukan oleh siswa. Menurut
kebutuhan yang dimiliki oleh siswa Prashing Barbara (2007:229) salah satu
terhadap belajar berpengaruh terhadap syarat sekolah berkualitas adalah siswa
bagaimana perasaan/ keinginan, diminta kembali untuk mengevaliasi
dorongan dan harapan yang dimilikinya kegiatan belajar mereka kemudian
terhadap belajar tersebut. meningkatkannya. Salah satu bentuk
Pada aspek keuletan menghadapi evaluasi tersebut siswa melihat kembali
kesulitan, yang meliputi tidak putus asa tugas-tugas yang telah mereka kerjakan.
dalam menghadapi kesulitan dan Banyak hal yang mempengaruhi
berusaha mengatasi kesulitan tergolong motivasi belajar siswa, diantaranya
pada kategori sedang dengan persentase adalah faktor keadaan keluarga siswa.
73.6%. menurut Mukhtar dkk (2005:28) Dalam suatu keluarga yang utuh, dalam
salah satu sifat dan sikap remaja adalah arti masih lengkap strukturnya (ayah dan
bertanggung jawab, seorang remaja tidak ibu masih hidup), tidak bercerai dan
hanya berani dan bisa untuk berbuat tidak sering cekcok, perhatian orang tua
sesuatu, akan tetapi merekapun harus terhadap kegiatan belajar anak akan
bertanggung jawab terhadap hal-hal yang lebih banyak kesempatannya. Interaksi
mereka lakukan. Menanamkan jiwa sosial yang harmonis dan kesepahaman
perwira dan kesatria yang berani mengenai norma-norma pada diri ayah
dan ibu akan berpengaruh pula terhadap dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin
kemajuan belajar anak. Sebaliknya tinggi konsep diri siswa maka semakin
dalam suatu keluarga, jika salah satu tinggi pula motivasi belajarnya,
atau kedua orang tua meninggal, bercerai sebaliknya semakin rendah konsep diri
atau meninggalkan keluarga, jelas tidak siswa maka semakin rendah pula
dapat memperhatikan anak-anak dengan motivasi belajarnya.
baik. Anak kurang mendapatkan kasih Konsep diri dan motivasi belajar
sayang yang selanjutnya akan merupakan dua hal yang mempengaruhi
berdampak pada motivasi dan hasil perilaku individu. Secara logis dapat
belajarnya di sekolah. dipahami seseorang yang memiliki
Wirowidjojo (dalam Slameto, konsep diri yang tinggi (positif)
2010:61) menyatakan bahwa keluarga cenderung juga memiliki motivasi
adalah lembaga pendidikan yang belajar yang tinggi. Pada siswa broken
pertama dan utama. Keluarga yang sehat home mereka cenderung memiliki
besar artinya untuk pendidikan dalam konsep diri yang sedang dan motivasi
ukuran kecil, tetapi bersifat menentukan belajar yang sedang juga. Konsep diri
untuk pendidikan dalam ukuran besar yang tinggi biasanya diiringi oleh
yaitu pendidikan bangsa, negara dan keyakinan pada diri bahwa ia akan bisa
dunia. Melihat pernyataan diatas, dan atau berhasil.
dapatlah dipahami betapa pentingnya Woth (dalam Ahmadi, 2004:180)
peranan keluarga di dalam pendidikan mengemukakan dua faktor yang dapat
anaknya. Cara orangtua mendidik anak- mempengaruhi motivasi individu, yaitu:
anaknya akan berpengaruh terhadap (1) keadaan di dalam diri jasmani
belajarnya. seseorang, dan (2) hubungan antara
Siswa yang tinggal bersama individu dan lingkungannya (orang dan
orangtua akan mengalami hambatan benda). Hubungan antara individu dan
dalam belajar, apabila tidak adanya lingkungan (orang dan benda), juga
kekompakan dan kesepakatan diantara mempengaruhi motivasi. Motivasi
kedua orangtuanya. Perselisihan, timbul karena terjadinya interaksi antara
pertengkaran, perceraian, dan tidak individu dengan individu lain.
adanya tanggung jawab antara kedua Wahjusumidjo (1994:172)
orangtua akan menimbulkan keadaan mengemukakan bahwa motivasi
yang tidak diinginkan terhadap diri siswa merupakan proses psikologis yang
dan akan menghambat proses belajar dan mencerminkan interaksi antara sikap,
berpengaruh terhadap motivasi belajar. kebutuhan, persepsi dan aspek-aspek
Dengan demikian dapat psikologis lainnya. Interaksi antara siswa
disimpulkan bahwa seseorang dikatakan dan orangtua, dapat meningkatkan atau
memiliki motivasi belajar tinggi apabila menurunkan motivasi siswa untuk
ia memiliki hasrat atau keinginan yang belajar. Interaksi yang baik dapat
kuat untuk belajar. Adapun faktor yang dimunculkan karena terdapatnya konsep
mempengaruhi motivasi belajar diri positif siswa tentang belajar.
seseorang diantaranya adalah keadaan/ Dengan demikian dapat
kondisi keluarga. Siswa yang berada di dikemukakan bahwa orang yang
lingkungan keluarga yang kondusif akan memiliki konsep diri yang positif akan
memiliki motivasi belajar yang tinggi, meningkatkan motivasi belajarnya.
begitu pula sebaliknya.
PENUTUP
3. Hubungan Konsep Diri dan Motivasi Berdasarkan temuan dan pembahasan
Belajar Siswa Broken Home hasil penelitian, maka dapat dikemukakan
Berdasarkan hasil analisis data yang kesimpulan-kesimpulan : (1) secara umum
dilakukan menunjukkan bahwa terdapat gambaran konsep diri siswa broken home
hubungan yang signifikan dan positif tergolong pada kategori sedang, (2) secara
antara konsep diri dan motivasi belajar umum gambaran motivasi belajar siswa
siswa broken home dengan koefisien broken home berada pada kategori sedang,
korelasi sebesar 0.572. Berdasarkan data (3) terdapat hubungan yang signifikan
antara konsep diri dengan motivasi belajar Elida Prayitno. 2006. Psikologi
siswa broken home. Berdasarkan Perkembangan. Padang: FIP.
kesimpulan yang telah dikemukakan, ada Goode, W J. 2007. Sosiologi Keluarga.
beberapa saran yang dapat diajukan sebagai Jakarta: PT Bumi Aksara.
tindak lanjut penelitian ini: 1) guru BK Hurlock, E B. 1992. Psikologi
diharapkan dapat memberikan layanan Perkembangan Suatu Pendekatan
sesuai dengan permasalahan yang dialami Sepanjang Rentang Kehidupan.
siswa, terutama siswa yang mengalami (terjemahan Oleh Istiwidayanti dan
broken home. Layanan yang dapat diberikan Soedjarwo). 1999. Erlangga.
diantaranya: a) layanan informasi dengan Oemar Hamalik. 2001. Psikologi Belajar
materi: konsep diri positif adalah kunci dan Mengajar. Bandung: Sinar
keberhasilan hidup, peranan konsep diri Baru Grasindo.
dalam menentukan perilaku, tips Prashing Barbara. 2007. The Power Of
meningkatkan motivasi belajar, dan Learning Styles; Memacu Anak
memusatkan perhatian dalam proses belajar; Melejitkan Prestasi dengan
b) layanan penguasaan konten dengan Mengenali Gaya Belajarnya.
materi: kiat mencatat yang kreatif dengan Bandung: Kaifa
peta konsep, kiat dan meringkas buku Rahkmat, D. 2001. Psikologi Komunikasi.
bacaan; c) layanan konseling individual dan Bandung: Remaja Rsdakarya.
d) layanan bimbingan kelompok. 2) kepala Sagala Syaiful. 2003. Konsep dan Makna
sekolah agar lebih memperhatikan dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
memberikan kebijakan kepada guru BK dan Sardiman, AM. 2008. Interaksi dan
guru mata pelajaran dalam pelaksanaan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:
program BK di sekolah terutama berkenaan Grafindo Persada.
dengan konsep diri dan meningkatkan Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor
motivasi belajar siswa sehingga siswa yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
berhasil dalam proses belajarnya dan Cipta.
mendapatkan hasil belajar yang optimal. 3)
Guru mata pelajaran dan wali kelas
diharapkan mampu mengembangkan
konsep diri di bidang akademis (kognitif),
bisa dengan cara menghargai kemampuan,
kebaikan dan kelebihan siswa sekecil
apapun. Dengan cara mengapresiasi
keberadaannya dapat melatih sikap perilaku
asertif siswa, sehingga akan tumbuh rasa
percaya diri yang positif dan mendorong
mewujudkan potensi secara optimal.

DAFTAR RUJUKAN

Abu Ahmadi & Widodo Supriyono. 2004.


Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka
Cipta.
Burns, R B. 1993. Konsep Diri (Teori,
Pengukuran, Perkembangan dan
Perilaku). (alih Bahasa Eddy).
Jakarta: Arcan.
Calhoun, J F & Acocella, J R. 1995.
Psikologi tentang Penyesuaian dan
Hubungan Kemanusiaan. (alih
bahasa R.S Satmoko). Semarang:
IKIP Semarang Press.

Anda mungkin juga menyukai