PEMBAHASAN
Pada penelitian ini terdapat satu (1) hipotesis mayor dan lima (5) hipotesis
minor. Hipotesis mayor yakni model teoritik prestasi akademik siswa SMPN se-
Hasil analisa data terhadap analisis jalur menunjukkan bahwa konsep diri
empiris. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Greene
& Zirkel dalam (Waschull, 2005), Fink dalam Burns (1993), John & Grieneeks
dalam Burns (1993), Shavelson et al dalam Skoe & Lippe (2005), Tan & Yates
(2007).
Analisis ini menerangkan bahwa konsep diri yang baik maka pencapaian
akademis juga akan tinggi (Fink dalam Burns, 1993). Konsep diri antara siswa
laki-laki dan perempuan tidak banyak berbeda. Dengan kata lain jenis kelamin
tidak turut membentuk sebuah konsep diri (John & Grieneeks dalam Burns,
1993).
Hasil penelitian Bloom, Byrne, Hansford & Hattie, Marsh & Wilie dalam
Hamachek (1995) menyatakan bahwa konsep diri siswa sebagai salah satu faktor
lebih bersosialisasi dan mencapai prestasi yang lebih baik (Dayakisni & Yuniardi,
2008).
empiris. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Rozhkova (2011) dalam
perbedaan itu tidak jauh berbeda, dari hasil tersebut diperoleh kontribusi motivasi
intrinsik terhadap hasil belajar adalah 0,89. Motivasi berprestasi merupakan faktor
akan berpengaruh terhadap tingkat prestasi akademik yang akan dicapai oleh
siswa. Artinya, apabila motivasi berprestasi siswa tinggi, maka prestasi akademik
siswa akan tinggi pula, dalam pemahaman bahwa terdapat pengaruh motivasi
prestasi akademik yang baik, dibandingkan dengan prestasi akademik yang diraih
oleh siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah. Motivasi berprestasi yang
tinggi berhubungan secara positif dengan prestasi akademik. Menurut Glover &
Burning (1990), siswa yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi akan selalu
ingin bekerja keras agar berhasil tanpa mengharapkan mendapat imbalan atau
pujian. Siswa seperti ini memiliki kecenderungan yang kuat untuk melakukan
Motivasi sebagai faktor yang berpengaruh dan menjadi dorongan langsung pada
faktor-faktor tingkah laku lain seperti: minat, kebutuhan nilai, sikap, aspirasi dan
Prestasi Akademik
anak untuk membentuk hubungan suportif dengan orang lain, yang berarti
isyarat sosial, menginterpretasi isyarat sosial dengan cara yang tepat dan
perspektif dari orang lain yang dilakukan oleh Weil (2011) terbukti
yang lebih baik dari proses yang terlibat dalam membangun hubungan
mengambil perspektif dari orang lain bagi anak untuk membantu anak
perspektif dari orang lain mempunyai penyesuaian diri yang lebih baik,
membantu anak memahami apa yang diinginkan dan diharapkan oleh guru
di sekolah.
4. Pengaruh Kemampuan Berpikir Lateral terhadap Prestasi Akademik
independen diterima secara empiris. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian
persoalan yang dialami oleh siswa. Lebih lanjut, siswa yang berprestasi
tinggi mampu menciptakan ide yang berbeda atau tidak biasa dan mampu
dimensi lain seperti aspek akademik dan aspek sosial. Banyak sekali
yang besar dalam diri mereka. Konsep diri siswa sebagai salah faktor yang
diri, dan motivasi diri untuk lebih bersosialisasi dan mencapai prestasi
Dweek, 2005), (Shavelson & Bolus dalam Marsh & Hau, 2004), (Schunk
kelebihan apa saja yang ada dalam dirinya akan lebih terkelola dengan
baik terutama apabila siswa tersebut memiliki konsep diri yang lebih baik.
Siswa yang memiliki konsep diri positif akan memandang diri mereka
konsep diri akademik tinggi dan 6 (1,5%) siswa memiliki konsep diri
dengan percaya diri dalam bidang akademik yang tinggi serta usaha
konsep diri mayor, yang di dalamnya terdapat berbagai macam konsep diri
spesifik. Konsep diri yang spesifik yang menjadi titik perhatian dalam
pekerjaan yang baik, dan konsep diri spesifik yang berkaitan dengan
kemampuan untuk memperoleh nilai yang lebih baik (Brookover, dalam
Cohen, 1976).
terjadi sebagai wujud interaksi antara perilaku dan sistem sosial yang
sesuai dengan kepentingan yang dimiliki oleh diri sendiri, artinya mampu
sederhana dan mampu memahami sudut pandang yang dimiliki oleh orang
ditunjukkan oleh orang lain serta mampu menafsirkan konflik yang terjadi
oleh orang lain dapat berpengaruh terhadap perilaku individu dengan cara
berkaitan dengan tugas maupun antar individu) dari sudut pandang yang
interaksi antara perilaku dan sistem sosial yang bergantung pada kerangka
3. Motivasi Berprestasi
dipertimbangkan sebagai salah satu faktor yang berasal dari diri siswa
menciptakan ide-ide baru, produk baru, proses baru, dan layanan baru
secara kreatif. Proses kegiatan berpikir siswa berarti siswa siswa berpikir
ada untuk menentukan hasil akhir yang diinginkan dan secara kreatif
berpikir lateral dari siswa tersebut dapat dilihat dari cara siswa menjawab
berpikir lateral, akan memiliki pola pandang yang luas dalam menyikapi
3. Koefisien jalur dari konsep diri akademik terhadap prestasi akademik sebesar
prestasi akademik sebesar 0,001 < 0,05, sehingga hipotesis Ha4 diterima.
5. Koefisien jalur dari konsep diri kademik terhadap prestasi akademik melalui
motivasi berprestasi sebesar 0,000 < 0,05, sehingga hipotesis Ha5 diterima.
tolok ukur keberhasilan atau kegagalan siswa di bidang akademik dan juga
sejauh mana konsep diri akademik siswa yang akan diberikan layanan.