Anda di halaman 1dari 20

BAB IV

HASIL ANALISIS

A. Gambaran Umum Sekolah

1. Profil SMA PGRI 1 Jombang

SMA PGRI 1 Jombang didirikan pada tahun 1977 oleh "YAYASAN USAHA

SOSIAL PGRI " Cabang Jombang, yang beralamatkan di Jalan Cipto

Mangunkusumo No. 6 Jombang. Kemudian nama yayasan tersebut ganti nama

menjadi "YPLP-PGRI Propinsi Jawa Timur di Jombang, dan sekarang menjadi

"PPLP DASMEN PGRI" Kabupaten Jombang, yang beralamatkan di Jalan Dr.

Wahidin Sudiro Husodo No. 4 Jombang.

2. Perkembangan SMA PGRI 1 Jombang

1. Pada tahun pertama SMA PGRI 1 Jombang menempati gedung SMPP Negeri

Jombang (sekarang SMA Negeri 2 Jombang), pada tahun tersebut siswa kelas

1 sebanyak 3 kelas (masuk siang).

2. Pada tahun ke dua, di samping menempati gedung SMPP Negeri Jombang,

SMA PGRI 1 Jombang juga menempati gedung SD Negeri Sengon Jombang.

Siswa kelas 1 sebanyak 3 kelas bertempat di SMPP Negeri Jombang dan

siswa kelas 2 sebanyak 3 kelas bertempat di SD Negeri Sengon Jombang

(masuk siang).

3. Pada tahun ketiga, siswa kelas 1 bertempat di SMPP Negeri Jombang, kelas 2

dan kelas 3 bertempat di SD Negeri Sengon Jombang (masuk siang).

43
44

4. Pada tahun ke lima, SMA PGRI 1 Jombang sudah tidak menempati gedung

SMPP Negeri Jombang, jadi kelas 1, 2, dan 3 semua bertempat di SDN

Sengon Jombang (masuk siang).

5. Pada tahun pelajaran 1984/1985, SMA PGRI 1 Jombang mulai membangun

gedung sendiri yang beralamatkan di Jalan Pattimura V/73 Jombang, walau

hanya beberapa kelas saja.

6. Pada tahun pelajaran 1985/1986 siswa kelas 3 menempati gedung sendiri

(masuk pagi), siswa kelas 1 dan 2 masih tetap bertempat di SDN Sengon

(masuk siang).

7. Pada tahun pelajaran 1990/1991 semua siswa menempati gedung sendiri,

siswa kelas 3 masuk pagi sedangkan siswa kelas 1 dan 2 masuk siang.

8. Mulai tahun pelajaran 2004/2005, siswa kelas X, XI dan XII masuk pagi

semua dengan jumlah sebanyak 22 rombongan belajar.

3. Visi dan Misi SMA PGRI 1 Jombang

Upaya SMA PGRI 1 Jombang dalam meningkatkan kualitas pendidikan,

tidak terlepas dari berbagai macam pengalaman dan kerjasama antara guru dan

para karyawan dan staf. Upaya ini dapat terwujud dengan berpedoman pada visi

dan misi SMA PGRI 1 Jombang yang senantiasa dilaksanakan dengan konsekuen.

Adapun visi dan misi SMA PGRI 1 Jombang yaitu:

a. VISI: Membekali siswa agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa dan

berprestasi.

b. MISI:

1. Menghasilkan peserta didik yang cerdas spiritual, memiliki bekal

iman dan taqwa yang baik.


45

2. Menghasilkan peserta didik yang cerdas intelektual, mampu

menguasai IPTEK, unggul dalam memasuki jenjang perguruan tinggi.

B. Analisis Data Deskriptif

Deskripsi data deskriptif meliputi pertemanan sebaya dilingkungan

sekolah, hasil belajar mata pelajaran ekonomi dan minat siswa untukmelanjutkan

pendidikan di bidang ekonomi. Masing-masing variabel akan dideskripsikan

sebagai berikut.

1. Teman Sebaya Di Lingkungan Sekolah

Data variabel pertemanan sebaya di lingkungan sekolah sebagai faktor

yang mempengaruhi minat siswa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih

tinggi di bidang ekonomi diperoleh dari angket yang diberikan kepada peserta

didik. Angket dibuat berdasar 4 indikator cara belajar. Dari indikator-indikator

tersebut dibuat menjadi 18 item pernyataan

Hasil penyebaran angket yang yang telah dilakukan penskoran, kemudian

dianalisis menggunakan SPSS 16.00 for Windows. Guna memudahkan penentuan

klasifikasi kondisi maka ditentukan panjang kelas interval dengan perhitungan

sebagai berikut.

Panjang kelas interval = (skor maksimal – skor minimal)

jumlah kategori

Panjang kelas interval = 89– 43 = 9,2 = 9

5
46

Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan nilai terendah 43 dan nilai

tertinggi yaitu 89. Dengan demikian nilai rentang (range) didapat dari nilai

terbesar dikurangi terendah yaitu 89-43= 46. Sehingga panjang kelas interval

sebesar 36:5 = 9,2 = 9.

Sebagian besar peserta didik SMA PGRI 1 Jombang mempunyai

pertemanan sebaya yang erat dan solit yang mampu berpengaruh pada tindakan

sehari-hari, dan sebagian lagi belum memiliki hubungan dalam pertemanan

sebaya yang mampu mempengaruhi dalam berbuat sesuatu . Untuk lebih jelasnya

gambaran tentang pertemana sebaya dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut.

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Mengenai Variabel teman sebaya di

lingkungan sekolah (X1)

No. Interval Kriteria Frekuensi Persentase


1. 83-92 sangat baik 5 6,85%
2 73-82 baik 21 28,77%
3 63-72 cukup 37 50,68%
4 53-62 tidak baik 8 10,96%
5 sangat tidak 2,74%
43-52 baik 2
73 100%
Sumber: Data yang diolah penulis (2014)

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa sebanyak 63 responden atau

sebanyak 86,3% sudah mempunyai pertemanan sebaya yang erat dan solit yang

mampu berpengaruh pada tindakan sehari dan sebanyak 10 responden atau 13,7%

belum belum memiliki hubungan dalam pertemanan sebaya yang mampu

mempengaruhi tindakan sehari-hari. Hasil tersebut dapat membuktikan bahwa

pertemanan sebaya dik kelas XII IPS di SMA PGRI 1 Jombang secara umum

tergolong solit dan erat dengan jumlah 63 peserta didik (86,3%). Hasil tersebut
47

dapat digambarkan grafiknya seperti pada gambar 4.1 sebagai berikut.

Teman Sebaya
1. 81-88 sangat baik 2 73-80 baik 3 65-72 cukup
4 57-64 tidak baik 5 49-56 sangat tidak baik
8% 6%
15%

33%
38%

Gambar 4.1 Grafik Distribusi Frekuensi Variabel Teman Sebaya.


Sumber : Lampiran

2. Hasil belajar peserta didik

Pada penelitian ini hasil belajar peserta didik diukur dengan menggunakan

nilai UTS Semester Gasal peserta didik kelas XII IPS di SMA PGRI 1 Jombang.

Berdasarkan hasil data nilai rapot sisipan yang diperoleh dari SMA PGRI 1

Jombang dan berpedoman peraturan SMA PGRI 1 Jombang mengenai SKM

menyebutkan bahwa jika nilai kurang dari 75 dinyatakan kurang baik, dan jika

nilai siswa 93-100 dinyatakan sangat baik. Hasil belajar tertinggi sebesar 96,

terendah sebesar 40 dan kemudian di buat tabel dengan sedemikian rupa

kemudian menghasilkan mean sebesar 79. 5890

Berpedoman pada data tersebut dapat disusun daftar distribusi frekuensi

prestasi belajar siswa pada tabel 4.3 dibawah ini :


48

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar

No. Interval Kriteria Frekuensi Persentase


1. 93-100 sangat baik 7 9,59%
2 84-92 baik 23 31,51%
3 75-83 cukup 26 35,62%
4 66-74 tidak baik 7 9,59%
5 sangat tidak 13,70%
< 65 baik 10
73 100%
Sumber: Data Primer (2014)

Wawancara dengan Ibu Wiwik (Waka Kurikulum SMA PGRI 1 Jombang)

Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat diketahui bahwa peserta didik kelas XII

IPS SMA PGRI 1 Jombang keseluruhan yang memiliki nilai dengan kategori

sangat tidak baik (13,70 %), tidak baik ( 9,59%) dan untuk sisnya berada dala

kategori cukup baik sampai sangat baik dengan total (76,72 %).. Hasil tersebut

dapat digambarkan grafiknya seperti pada gambar 4.3 sebagai berikut.

Hasil Belajar
93-100 sangat baik 84-92 baik
75-83 cukup 66-74 tidak baik
< 65 sangat tidak baik
14% 9%
10% 31%

36%

Gambar 4.2 Grafik Distribusi Frekuensi Hasil Belajar.

Sumber : lampiran

3. Minat siswa untuk melanjutkan pendidikan

Deskripsi data tentang intensitas minat siswa untukmelanjutkan

pendidikan sebagai variabel dependent. Pada penelitian ini, angket dibuat


49

berdasarkan 3 indikator yang dikembangkan penulis. Indikator-indikator tersebut

dibuat menjadi 12 item pernyataan instrumen penelitian ini.

Hasil penyebaran angket, kemudian dilakukan dianalisis menggunakan

SPSS 16.00 for Windows. Guna memudahkan penentuan klasifikasi kondisi maka

ditentukan panjang kelas interval, dengan perhitungan sebagai berikut.

Panjang kelas interval = (skor maksimal – skor minimal)

jumlah kategori

Panjang kelas interval = 56– 25 = 6,2 dan dibulatkan 6

Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan nilai terendah 25 dan nilai

tertinggi yaitu 56. Dengan demikian nilai rentang (range) didapat dari nilai

terbesar dikurangi terendah yaitu 56 - 25 = 15 . Sehingga panjang kelas interval

sebesar 6,2 dan kemudian dibulatkan menjadi 6.

Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut.

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Mengenai Variabel Minat Siswa
Melanjutkan Pendidikan.
No. Interval Kriteria Frekuensi Persentase
1. 52-58 sangat baik 3 4,11%
2 46-52 baik 17 23,29%
3 39-45 cukup 34 46,58%
4 32-38 tidak baik 16 21,92%
5 sangat tidak 4,11%
25-31 baik 3
73 100%
Sumber: Data diolah penulis (2014)

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa sebanyak 54 responden atau

sebanyak73,98 % memiliki minat yang tinggi dalam melanjutkan pendidikan ke


50

jenjang yang lebih tinggi dan sebanyak 19 responden atau 26,02% tidak memiliki

minat yang kurang. Hasil tersebut membuktikan bahwa minat siswa untuk

melanjutkan pendidikan sudah tergolong baik yakni sebesar 73,98 %. Hasil

tersebut dapat digambarkan grafiknya seperti pada gambar 4.3 sebagai berikut.

Minat siswa melanjutkan pendidikan


1. 52-58 sangat baik 2 46-52 baik 3 39-45 cukup
4 32-38 tidak baik 5 25-31 sangat tidak baik
4% 4%
22% 23%

47%

Gambar 4.3 Grafik Distribusi Frekuensi Variabel Minat isiwa untuk melanjutkan
pendidikan.
Sumber : Lampiran

C. Uji Normalitas Data

Uji normalitas ditunjukkan untuk mengetahui apakah dalam sebuah regresi

variabel bebas, variabel terikat atau kedua variabel tersebut memiliki distribusi

normal atau tidak. Uji normalitas data dalam penelitian ini mennggunakan Normal

P-P Plot of Regression Standardized Residual dengan bantuan software program

SPSS 16.00 for Windows. Hasil uji normalitas data dapat dilihat dalam gambar 4.4

berikut
51

Gambar 4.4 Hasil Uji Normalitas grafik P-P Plot

Sumber : Lampiran

Berdasarkan uji normalitas menggunakan SPSS 16.0 for Windows, gambar

grafik di atas dapat dilihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal serta

penyebarannya mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi

asumsi normalitas. Dari gambar tersebut dapat membuktikan bahwa data dapat

berdistribusi secara normal.

D. Regresi Linier Berganda

Pengujian regresi berganda menggunakan bantuan program SPSS 16.00 for

Widows, secara ringkas hasil uji regresi berganda disajikan dalam tabel 4.4

berikut.
52

Tabel 4.4 Hasil Regresi berganda (coefficients)

a
Coefficients

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Correlations

Model B Std. Error Beta t Sig. Zero-order Partial Part

1 (Constant) -9.695 2.323 -4.174 .000

temansabaya .674 .031 .909 22.011 .000 .938 .935 .873

hasilbelajar .051 .020 .102 2.480 .016 .359 .284 .098

a. Dependent Variable: minatsiswa

Sumber : lampiran
Dari tabel 4.4 di atas dapat dibuat persamaan garis persamaan regresi

sebagai berikut.

Y= a + b1X1 +b2X2 + ....+ei

Y= 9.695+ 0, 674 X1 + 0, 051X2

Persamaan garis linear tersebut dapat diintrepretasikan sebagai berikut.

1. Constanta (a =9.695)

Nilai konstanta ini menunjukan bahwa jika tidak ada variabel bebas teman

sebaya(X1), hasil belajar (X2) maka besarnya variabel terikat hasil belajar peserta

didik (Y) adalah sebesar 9.695.

2. Variabel X1 ( b1 = 0, 674)

Nilai koefisien regresi b1 ini menunjukkan bahwa setiap ada

penambahan variabel teman sebaya (X1) sebesar 1 satuan, maka akan menambah

besarnya variabel minat siswa (Y) sebesar 0, 674 dengan asumsi variabel lain

tetap.
53

3. Variabel X2 ( b2 0, 051)

Nilai koefisien regresi b1 ini menunjukkan bahwa setiap ada

penambahan variabel hasil belajar (X2) sebesar 1 satuan, maka akan menambah

besarnya variabel minat siwa (Y) sebesar 0, 051dengan asumsi variabel lain tetap.

E. Uji Asumsi Klasik

Pada bagian ini akan dibahas tentang asumsi klasik yang menyertai analisis

regresi berganda ada dua uji asumsi klasik yang dilakukan terhadap suatu model

regresi tersebut yaitu, uji multikolinieritas dan uji heterokedastisitas.

1. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas digunakan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik

adalah tidak terjadi korelasi antara variabel independen. Untuk mendeteksi adanya

multikolinearitas adalah dari besarnya VIF (Variance Inflating Factor) dan

tolerance. Pedoman suatu model regresi yang bebas multikolinearitas adalah

sebagai berikut:

(1) Mempunyai nilai VIF hitung kurang dari 10

(2) Mempunyai angka tolerance hitung lebih dari 0,1

Hasil uji Multikolinieritas dibantu dengan menggunakan program SPSS

16.00 for Widows yang dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut.
54

Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolinieritas

a
Coefficients

Correlations Collinearity Statistics

Model Zero-order Partial Part Tolerance VIF

1 (Constant)

temansabaya .938 .935 .873 .921 1.086

hasilbelajar .359 .284 .098 .921 1.086

a. Dependent Variable: minatsiswa


Sumber : lampiran

Berdasarkan data yang diperoleh dalam tabel 4.7 diatas menunjukkan

bahwa nilai tolerance untuk teman sebaya sebesar 0.921 dan hasil belajar 0.921.

Karena nilai tolerance lebih besar dari 0,1 maka variabel tersebut bebas dari

multikolinieritas. Suatu variabel dikatakan adanya multikolinieritas apabila

VIF > 10 sehingga dapat dinyatakan bahwa dalam variabel tersebut mempunyai

persoalan multikolinieritas dengan variabel bebasnya. Berpedoman hal tersebut,

VIF dalam penelitian ini sebesar 1,086 dan lebih kecil dari 10, maka dapat

dikatakan bahwa model regresi ini tidak terdapat adanya multikolinieritas.

2. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dimaksudkan untuk menguji apakah varian dari

kesalahan penganggu tidak konsisten untuk semua variabel dependen. Model

regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada

tidaknya heteroskedastisitas dalam model regresi bisa dilihat dari pola yang

terbentuk pada titik-titik yang terdapat pada grafik scaterplot. Dasar pengambilan

keputusan adalah sebagai berikut:


55

(1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik (point-point) yang ada membentuk

suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian

menyempit) maka telah terjadi heteroskedastisitas.

(2) Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah

angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Uji heteroskedastisitas dapat dilihat melalui hasil analisis Scatter-plot

Gambar 4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas

Dari gambar Scatter-plot diatas terlihat adanya titik-titik penyebaran

secara acak, tidak berbentuk sebuah pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik

diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi

heteroskedastisitas pada model regresi ini.


56

F. Uji Hipotesis

1. Hasil Uji t ( menguji pengaruh secara parsial)

Uji t digunakan untuk menguji signifikansi konstanta dan masing-masing

variabel independen yang terdiri dari variabel teman sebaya (X1), dan hasilbelajar

(X2) apakah secara parsial berpengaruh terhadap variabel minat siswa untuk

melanjutkan pendidikan (Y).

Hipotesis untuk variabel teman sebaya (X1) dalam pengujian ini adalah

sebagai berikut.

a. H0 = Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan teman sebaya

dilingkungan seolah(X1), terhadap minat siswa untukmelanjutkan pendidikan

(Y) kelas XII IPS di SMA PGRI 1 Tumpang secara parsial.

b. H1 = Terdapat pengaruh positif dan signifikan teman sebaya dilingkungan

sekolah (X1), terhadap minat siswa untukmelanjutkan pendidikan(Y) kelas

XII IPS di SMA PGRI 1 Jombang secara parsial.

Hipotesis untuk variabel hasilbelajar (X2) dalam pengujian ini adalah

sebagai berikut.

a. H0 = Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan hasil belajar (X2)

terhadap minat siswa untukmelanjutkan pendidikan (Y) kelas XII IPS di

SMA PGRI 1 Jombang secara parsial.

b. H1 = Terdapat pengaruh positif dan signifikan hasil belajar (X2) terhadap

minat siswa untukmelanjutkan pendidikan (Y) kelas XII IPS di SMA PGRI 1

Jombang secara parsial.


57

Tabel 4.5 Uji t


a
Coefficients

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) -9.695 2.323 -4.174 .000

temansabaya .674 .031 .909 22.011 .000

hasilbelajar .051 .020 .102 2.480 .016

a. Dependent Variable: minatsiswa


Sumber : lampiran

Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa signifikansi t untuk teman sebaya di

lingkungan sekolah (X1) sebesar (0,000) lebih kecil pada tingkat signifikansi

alpha (0,05) sehingga hipotesis nol (H0) ditolak dan H1 tidak ditolak. Hal ini

berarti dapat membuktikan bahwa variabel independen (teman sebaya)

berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependen (minat siswa).

Sedangkan signifikansi t untuk variabel hasil belajar (X2) sebesar (0,016)

lebih kecil dari alpha (0,05) sehingga hipotesis nol (H0) ditolak dan H1 tidak

ditolak. Hal ini berarti dapat dibuktikan bahwa variabel independen (hasil belajar)

tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel independen (minat

siswa).

2. Hasil Uji F (menguji pengaruh secara simultan)

Uji F digunakan untuk menguji apakah variabel teman sebaya

dilingkungan sekolah (X1) dan hasil belajar (X2) berpengaruh secara simultan

terhadap minat siswauntukmelanjutkan pendidikan (Y). Hipotesis dalam

pengujian ini adalah sebagai berikut.


58

a. H0 = Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan antara variabel teman

sebaya dilingkungan sekolah (X1) dan hasil belajar (X2) terhadap minat siswa

untuk melanjutkan pendidikan(Y) kelas XII IPS di SMA PGRI 1 Jombang

secara simultan.

b. H1 = Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara variabel teman sebaya

dilingkungan sekolah (X1) dan hasil belajar (X2) terhadap minat siswa untuk

melanjutkan pendidikan(Y) kelas XII IPS di SMA PGRI 1 Jombang secara

simultan.

Untuk menguji hipotesis yang tersebut penulis menggunakan SPSS 16.00

for Windows dengan hasil sebagai berikut.

Tabel 4.6 Hasil Uji F

b
ANOVA

Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
a
1 Regression 2537.025 2 1268.513 283.146 .000

Residual 313.605 70 4.480

Total 2850.630 72

a. Predictors: (Constant), hasilbelajar, temansabaya

b. Dependent Variable: minatsiswa


Sumber : lampiran

Berdasarkan tabel 4.6 diketahui nilai signifikansi F sebesar 0.000 pada tingkat

signifikansi alpha sebesar 0,05 maka hipotesis nol (H0) ditolak dan H1 tidak

ditolak. Hal ini berarti dapat membuktikan bahwa seluruh variabel independen

(teman sebaya di lingkungan sekolah dan hasil belajar) berpengaruh positif dan

signifikan secara simultan terhadap variabel dependen (minat siswa untuk

melanjutkan pendidikan).
59

G. Sumbangsih Efektif Dari Masing-Masing Variabel

1. Sumbangsih Efektif

Untuk mengetahui seberapa besar sumbangan yang diberikan masing-

masing prediktor terhadap kriterium Y, dengan rumus adalah sebagai berikut.

Tabel 4.8 Uji Sumbangan Efektif

a
Coefficients

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Correlations

Model B Std. Error Beta Zero-order Partial Part

1 (Constant) -9.695 2.323

temansabaya .674 .031 .909 .938 .935 .873

hasilbelajar .051 .020 .102 .359 .284 .098

a. Dependent Variable: minatsiswa


Sumber : lampiran

Mencari sumbangan efektif X1 terhadap Y

SE = Zero order X1 x Beta

= 0,938 x 0,909 = 0,853

Mencari sumbangan efektif X2 terhadap Y

SE = Zero order X2 x Beta

= 0,359 x 0,102 = 0,037


+
2
SE X1 + SE X2 = R = 0,890
60

H. Uji Determinasi R2

Tabel 4.9 Uji determinasi (R square)

b
Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate
a
1 .943 .890 .887 2.11662

a. Predictors: (Constant), hasilbelajar, temansabaya

b. Dependent Variable: minatsiswa


Sumber : lampiran

Berdasarkan pada tabel 4.9 diatas dapat di ketahui bahwa R Square sebesar

0.890 atau 89% . Hal ini menunjukkan bahwa 89% dari variabel minat siswa

melanjutkan pendidikan (Y) dipengaruhi oleh variabel teman sebaya (X1), dan

hasil belajar (X2). Sedangkan sisanya sebesar 11% dipengaruhi variabel lain yang

tidak diteliti dalam model analisis ini.

Variabel lain yang tidak dimaksukan dalam rancangan penelitian ini

meliputi Faktor Jasmaniah (kesehatan), Faktor psikologis (intelegensi, perhatian,

minat, bakat), Faktor dari sekolah ( cara mengajar guru, fasilitas belajar di

sekolah, kurikulum, relasi antara pendidik dan peserta didik), Faktor Keluarga

(cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah dan

keadaan ekonomi keluarga), Faktor dari masyarakat dan mungkin faktor lain yang

tidak di sebutkan oleh penulis.


61

I. Pengujian Hipotesis Penelitian

Tabel 4.10 Pengujian Hipotesis Penelitian

No. Hipotesis Penelitian Hasil Analisis Pengujian Kesimpulan/ Hasil

Hipotesis Penelitian

Penelitian

1 Terdapat pengaruh Dari hasil uji t Hipotesis Terdapat pengaruh

teman sebaya terhadap diketahui penelitian teman sebaya terhadap

minat siswa signifikansi t diterima pada minat siswa

melanjutkan pendidikan (sig 0.000 < Sig = 0,000 melanjutkan

ke jenjang yang lebh 0.05) maka pendidikan ke jenjang

tinggi di bidang H0 ditolak yang lebh tinggi di

ekonomi kelas XII IPS dan H1 tidak bidang ekonomi kelas

di SMA PGRI 1 ditolak. Pada XII IPS di SMA PGRI

Jombang. taraf 1 Jombang.

alpha 5 %

2 Terdapat pengaruh hasil Dari hasil uji t Hipotesis Terdapat pengaruh

belajar mata pelajaran diketahui penelitian hasil belajar mata

ekonomi terhadap signifikansi t diterima pada pelajaran ekonomi

minat siswa (sig 0.016 < Sig = 0.016 terhadap minat siswa

melanjutkan pendidikan 0.05) maka melanjutkan

ke jenjang yang lebh H0 ditolak pendidikan ke jenjang

tinggi di bidang dan H1tidak yang lebh tinggi di

ekonomi kelas XII IPS ditolak. Pada bidang ekonomi kelas


62

di SMA PGRI 1 taraf alpha XII IPS di SMA PGRI

Jombang 5% 1 Jombang

3 Terdapat pengaruh Dari hasil uji Hipotesis Terdapat pengaruh

antara teman sebaya F diketahui Penelitian antara teman sebaya

dan hasil belajar mata signifikansi F diterima pada dan hasil belajar mata

pelajaran ekonomi (sig 0.000 < Sig = 0.000 pelajaran ekonomi

terhadap minat siswa 0.05) maha terhadap minat siswa

melanjutkan pendidikan H0 ditolak melanjutkan

ke jenjang yang lebh dan H1 tidak pendidikan ke jenjang

tinggi di bidang ditolak. Pada yang lebh tinggi di

ekonomi kelas XII IPS taraf alpha bidang ekonomi kelas

di SMA PGRI 1 5% XII IPS di SMA PGRI

Jombang . 1 Jombang

Sumber: Data yang diolah penulis (2014)

Anda mungkin juga menyukai