Anda di halaman 1dari 11

METODE PENELITIAN 40

TUGAS 3
Tutor: Try Nesia Nurhemy, S.Pd., M.Pd.

TUGAS 3
IDIK4007 / Metode Penelitian
Nur asiah
Nim 857140562

Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)


Sarjana (s-1) universitas terbuka
Jakarta
Tahun 2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Sesungguhnya tidak ada yang berhak
disembah, selain Dia. Sholawat serta salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW,
pembawa risalah kebenaran dan penutup utusan Tuhan. Tugas 3 (tiga) ini disusun sebagai tugas mata
kuliah “Metode Penelitian” yang diajarkan oleh Ibu Try Nesia Nurhemy, M.Pd.
Ucapan terimakasih kami ucapkan kepada Ibu Try Nesia Nurhemy, M.Pd. yang telah
mengajarkan berbagai pengetahuan tentang mata kuliah “Metode penelitian”. Penulis
senantiasa membuka diri untuk menerima berbagai saran dan kritikan yang membangun guna
menambah serta meningkatkan kualitas Ilmu pengetahuan khususnya yang berkaitan dengan
tugas 3 (tiga) ini.
Dalam mengerjakan tugas 3 ini saya mendapat banyak kendala akan tetapi dengan
kesabaran dan ketelitian sehingga dapat menyelesaikannya dengan baik dan tepat pada
waktunya.

Jakarta, 27 November 2023

Nur Asiah
TUGAS TUTORIAL 3

Kode Mata Kuliah : IDIK4007


Nama Mata Kuliah : Metode Penelitian
Jumlah sks : 2 sks
Nama Pengembang : Try Nesia Nurhemy, M.Pd.

Kunjungi Jurnal Pendidikan pada link berikut:


https://jurnal.ut.ac.id/index.php/jp/issue/archive
Kemudian unduhlah:
(1) dua buah artikel yang menggunakan metode analisis data kuantitatif, dan
(2) dua buah artikel yang menggunakan metode analisis data kualitatif.
Dari masing-masing artikel yang telah diunduh, tentukan hasil analisis data yang terdapat
pada artikel tersebut.
Penjelasan:
Metode analisis data kuantitatif
1. Artikel tentang “Analisis Faktor-Faktor Kesiapan Kerja di Bidang Kuliner pada Siswa
Sekolah Menengah Kejuruan”
A. Deskripsi Data
Deskripsi data variabel faktor-faktor kesiapan kerja di bidang kuliner pada siswa kelas
XI Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 4 YogyakartaTahun Pelajaran 2020/2021
dapat dilihat pada Tabel 1.

Rangkuman hasil perhitungan kategori variabel faktor-faktor kesiapan kerja di


bidang kuliner selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 menjelaskan bahwa 13 responden dalam kategori tinggi dengan frekuensi
relatif 20,63%;38 responden dalam kategori cukup dengan frekuensi relatif
60,32%; dan 12 responden dalam kategori rendah dengan frekuensi 19,05%.
Berdasarkan analisis data di atas, dapat dijelaskan bahwa faktor-faktor kesiapan
kerja di bidang kuliner dalam kategori cukup dengan frekuensi relatif 60,32%.
Kategori faktor-faktor kesiapan kerja di bidang kuliner dijelaskan kembali melalui
histogram pada Gambar 1.

Variabel faktor-faktor kesiapan kerja di bidang kuliner memiliki tujuh indiaktor, yaitu
faktor internal dan faktor eksternal dengan penjelasan sebagai berikut.
B. FaktorInternal
Hasil kategori faktor internal kesiapan kerja di bidang kuliner selengkapnya dapat dilihat
pada Tabel 2.

Berdasarkan Tabel 2, 11 responden dalam kategori tinggi dengan frekuensi relatif 17,46%;42
responden termasuk dalam kategori cukup dengan frekuensi relatif 66,67%; dan 10 respon
dan termasuk dalam kategori rendah dengan frekuensi relatif 15,87%. Berdasarkan
analisis data di atas, faktor internal kategori cukup dengan frekuensi relatif 66,67%. Tabel
kategori faktor internaldijelaskan melalui histogram pada Gambar 2.
C. Faktor Eksternal
Hasil kategori faktor eksternal kesiapan kerja di bidang kuliner selengkapnya dapat
dilihat pada Tabel 3.

Berdasarkan Tabel 3, 22 responden dalam kategori tinggi dengan frekuensi relatif


34,92%;33 respondentermasuk dalam kategori cukup dengan frekuensi relatif 52,38%;dan
8 responden termasuk dalam kategori rendah dengan frekuensi relatif 12,70%.
Berdasarkan analisis data di atas,faktor eksternal dalam kategori cukup dengan
frekuensi relatif 52,38%. Tabel kategori faktor eksternal dijelaskan melalui histogram
pada Gambar 3.
Berdasarkan hasil analisis data, dapat dijelaskan bahwa faktor-faktor kesiapan kerja di
bidang kulinerdalam kategori cukup dengan frekuensi relatif 60,32%. Kesiapan kerja di
bidang kulier dalam kategori cukup dikarenakan siswa memiliki kesiapan dari segi
pengetahuan dan keterampilan siswa itu sendiri dalam pelayanan boga di bidang
pelayanan dasar kuliner khususnyapemenuhan kebutuhan dasar manusia. Sekolah
Menengah Kejuruan Negeri 4 Yogyakarta memiliki jurusan Kuliner yang membantu
siswa mempelajari teknik penyajian makanan dengan memperhatikan kualitas,
rasa, estetika, dan kebutuhan gizi. Siswa belajar mengolah berbagai hidangan dari
daerah dan negara. Misalnya masakan Barat, masakan Timur Tengah, masakan Italia,
dan masakan Nusantara. Siswa tidak hanya belajar tentang mengolah makanan, tapi
siswa juga belajar berbagai macam hal lainnya sepertisanitasi hygiene, ilmu gizi,
kewirausahaan, tata hidang dan masihbanyakmata pelajaran yang lainnya. Kesiapan kerja
siswa sangat ditentukan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi langkah siswa untuk
bekerja di bidang kuliner. Faktor yang mempengaruhi kesiapan kerja yaitu faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi minat, motivasi, sikap, dan
kepribadian. Faktor eksternal meliputi bimbingan dari orang tua, keadaan teman
sebaya, dan keadaan masyarakat sekitar. Faktor internal dan faktoreksternal tersebut
sangat menentukan kesiapan kerja siswa di bidang kuliner.
2. Artikel tentang “Pengaruh Parenting Self-Efficacy, Keterlibatan Orang Tua Dalam
Pembelajaran Onlinedan Tingkat Pendidikan Orang Tua Terhadap Hasil Belajar Siswa”.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh dari variabel parenting self-efficacy,
keterlibatan orang tua dalam pembelajaran online, dan tingkat pendidikan orang tua
terhadap hasil belajar siswa. Pengolahan data secara statistik memberikan hasil
sebagai berikut:

Tabel Karakteristik Responden di atas menunjukkan bahwa ada 47% responden


adalah ibu rumah tangga yang tentunya lebih banyak waktu bersama anak-anak saat
kegiatan pembelajaran di rumah sementara yang lainnya bekerja di luar rumah sebanyak
49% dan ada 4 ibu (4%) memilih pekerjaan lain-lain yang tidak memberitahukan
jenis kegiatan/pekerjaannya. Kemudian untuk tingkat pendidikan ada 75,3%ibu
yang berpendidikan tinggi mulai dari diploma sampai sarjana strata 1 dan 2 dan yang
lainnya berpendidikan hanya sampai tingkat SD sampai SMU. Berdasarkan tabel di
atas nyata bahwa sebagian besar responden mengeyam tingkat pendidikan tinggi
dan oleh karenanya tidaklah mengherankan bahwa mayoritas (49%) memiliki
pekerjaan/profesi sebagai konsekuensi dari keterdidikan para responden.
Tabel 3. Hasil ujit-Studentvariabel PSE, Keterlibatan Orang Tua dalam pembelajaran
Online, dan Tingkat Pendidikan Orang Tua terhadap variabel Hasil Belajar Siswa.
Setelah dilakukan uji regresi berganda dari 3 variabel bebas terhadap variabel
terikat, maka dihasilkan variabel PSE dan Keterlibatan tidak signifikan berpengaruh
terhadap variabel Y hasil belajar. PSE memiliki nilai signifikansi
.420>0,05.dan Keterlibatan memiliki nilai .118>0,05. Hanya Tingkat Pendidikan
yang signifikan berpengaruh terhadap Hasil Belajar yakni .001<0,05. Untuk
mendapatkan kebermaknaan variabel-variabel tersebut, maka dilakukan pengujian
ulang regresi berganda dengan metode Backwardmaka didapatkan hasil variabel
Keterlibatan menjadi signifikan .039<0,05. Dua variabel Keterlibatan dan Tingkat
Pendidikan signifikan terhadap hasil belajar. Perlu diketahui bahwa perhitungan
dengan SPSS di atas menggunakan metode Backward (Backward Stepwise
Regression, atau Regresi Eliminasi Mundur). Dalam perhitungan ini apabila ada
variabel yang tidak berarti kontribusinya maka variabel tersebut dihilangkan
(dieliminasi) dalam model kemudian dihitung kembali model regresi baru yang tidak
memuat variabel yang telah dibuang. Hal ini lazim digunakan ketika ada variabel yang
tidak signifikan. (Basuki Wibawa, Mahdiyah, Jarnawi Afgani, 2016).

Hasil analisa statistik regresi berganda pada tabel Anova diatas menunjukkan 3
variabel bebas (PSE, Keterlibatan Orangtua, dan Tingkat PendidikanOrangtua)
mendapatkan F hitung 5.822 dan nilai signifikansi 0,001. F hitung ini
dikonsultasikan dengan tabel F (3; 102) diperoleh F tabel sebesar 2,69. Maka F hit
> F tabelpada taraf signifikansi 0.05. Untuk itu disimpulkan Parenting self-efficacy,
Keterlibatan orangtua terhadap pembelajaran online, dan Tingkatpendidikanorangtua
secara bersama sama memiliki pengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa.
Tabel 5 dan tabel 6 di atas merupakan keluaran ikutan dari uji regresi berganda
IBM SPSS 16. Pada tabel 5 dapat dilihat bahwa koefisien determinasi yg diperoleh
dari penelitian ini sebesar .147. Hal ini mengindikasikan bahwa 14,7% hasil belajar siswa
di masa pandemic dipengaruhi oleh kombinasi variabel PSE, Keterlibatan Orangtua
dalam pembelajaran online, dan Tingkat Pendidikan Orangtua (Ibu). Kemudian pada
tabel 6 dapat dilihat nilai korelasi masing-masing variabel bebas terhadap variabel
terikat (variabel PSE .170, variabel Keterlibatan .208, variabel Tingkat Pendidikan
.324). Dari Tabel 5 dan Tabel 6, dilakukan perhitungan Sumbangan Efektif dan
Sumbangan Relatif dengan rumus:

Sumbangan Relatif adalah persentase perbandingan relatif yang diberikan


(disumbangkan) satu variabel bebas kepada variabel terikat dengan variabel bebas
lain yang diteliti. Sumbangan Efektif adalah persentase perbandingan efektif yang
diberikan (disumbangkan) satu variabel bebas kepada variabel terikat dengan variabel
bebas lain yang diteliti maupun yang tidak diteliti. Dari Tabel 7 dapat dilihat
bahwa dalam penelitian ini Hasil Belajar Siswa ditentukan oleh tiga variabel bebas yang
diteliti sebesar 14,7%. Sedangkan sisanya sebesar 85,3% Hasil Belajar Siswa
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti. Kemudian, dari ketiga variabel bebas
yang diteliti, didapati bahwa variabel yang memiliki pengaruh paling besar adalah
Tingkat Pendidikan, diikuti oleh variabel Keterlibatan OT dan PSE.
Metode analisis data kualitatif:
1. Artikel tentang “Menumbuhkan Kesadaran dan Keterlibatan Sosial Mahasiswa: Best
Practice Dalam Perkuliahan Mata Kuliah Filantropi Pendidikan”.
Berdasarkan kegiatan mini research yang telah dilaksanakan mahasiswa di lembaga
filantropi pendidikan dapat dipahami dalam Tabel 2. Beasiswa tahfidz merupakan
program pemberian beasiswa berupa uang yang diberikan kepada siswa SD dan SMP
khususnya dari lembaga pendidikan MA’arif NU karena memiliki hubungan kerja sama
dengan NU Care-LazisNU DIY. Adapun yang mendapatkan beasiswa ditujukan untuk
peserta didik yang mempunyai hafalan Al-Qur’an. Pihak NU Care Laziz-NU DIY sendiri
tidak memberikan batas minimal hafalan yang harus dimiliki karena bagi NU Care-
LazizNU DIY siswa yang mau menghafalkan Al-Qur’an saja sudah bagus namun rata-rata
siswa yang mendapatkan beasiswa ini memiliki hafalan 1 juz yaitu juz 30 dan berpotensi
untuk terus melanjutkan hafalannya. Santunan Biaya Pendidikan Mahasiswa merupakan
program yang pemberian biaya pendidikan untuk mahasiswa yang sudah bekerja sama
dengan lembaga NU Care-LazizNU DIY dan mahasiswa yang mengajukan beasiswa. Untuk
mahasiswa penerima bantuan ini akan diminta untuk mengabdi dilembaga NU Care-
LazizNU terdekat seperti mahasiswa STAINU Gunung Kidul. Program santunan SPP dan
biaya pendidikan Lainnya merupakan program pemberian santunan biaya pendidikan bagi
masyarakat yang kurang mampu yang memiliki tunggakan pembayaran seperti dilembaga
pendidikan tempat mereka belajar. Program ini dilaksanakan berdasarkan adanya
pengajuan dari masyarakat.
Tabel 2.Hasil Penelitian
No No Prodi MPI B (Tema) Hasil Penelitian
1 Praktik Filantropi 1. Berupa praktik-praktik filantropi pendidikan di NU
Pendidikan NU Care- Care-LazizNU seperti bantuan keuangan dan bantuan
LazizNU berupa barang.
2. Bantuan keuangan seperti beasiswa tahfidz.
3. Bantuan keuangan seperti beasiswa tahfidz.
4. Santunan SPP dan biaya pendidikan lainnya.
2 Tahap pelaksanaan 1. perencanaan yaitu dengan proses pemetaan dan
kegiatan filantropi penjaringan para calon muzaki, munfik dan
donator.
2. 2.tahap fundraisingyaitu upaya penghimpunan zakat,
infaq, sedekah dan wakaf dari para muzaki, munfik,
donatur dan sumber lainnya yang mana mereka
tidak harus orang NU, tetapi dalam
penyalurannya diutamakan orang NU, kecuali dari
pihak muzaki atau donatur tersebut sudah
menginginkan untuk disalurkan kepada orang
tertentu, misalnya si A yang Muhammadiyah
menginginkan untuk disalurkan untuk sebuah
lembaga.
3. 3.penyaluran, penyaluran dilakukan dengan
berorientasi pada dua hal yaitu penerima manfaat yang
sudah ditentukan oleh pihak NUCare-LazisNu
DIY atau pengajuan dari masyarakat yang mana
keduanya telah melalui proses seleksi yang
prosedurnya telah ditentukan oleh pihak NU Care-
LazisNU DIY.
4. 4.tahap pelaporan, tahap pelaporannya disampaikan
kepada para muzaki, munfik serta kepada NU Care-
LazisNU ditingkat atasanya untuk dicatat dan
pertinggalan arsip. Laporan ini disampaikan
ketika rapat evaluasi tahunan yang kemudian
disusun dalam sebuah paper dan laporan real
timeyang selalu update di aplikasi Kita Bisa

Beasiswa tahfidz merupakan program pemberian beasiswa berupa uang yang diberikan
kepada siswa SD dan SMP khususnya dari lembaga pendidikan MA’arif NU karena
memiliki hubungan kerja sama dengan NUCare-LazisNU DIY. Adapun yang
mendapatkan beasiswa ditujukan untuk peserta didik yang mempunyai hafalan Al-
Qur’an. Pihak NU Care Laziz-NU DIY sendiri tidak memberikan batas minimal hafalan
yang harus dimiliki karena bagi NU Care-LazizNU DIY siswa yang mau menghafalkan Al-
Qur’an saja sudah bagus namun rata-rata siswa yang mendapatkan beasiswa ini memiliki
hafalan 1 juz yaitu juz 30 dan berpotensi untuk terus melanjutkan hafalannya. Santunan Biaya
Pendidikan Mahasiswa merupakan program yang pemberian biaya pendidikan untuk
mahasiswa yang sudah bekerja sama dengan lembaga NU Care-LazizNU DIY dan
mahasiswa yang mengajukan beasiswa. Untuk mahasiswa penerima bantuan ini akan
diminta untuk mengabdi dilembaga NU Care-LazizNU terdekat seperti mahasiswa
STAINU Gunung Kidul. Program santunan SPP dan biaya pendidikan Lainnya merupakan
program pemberiansantunan biaya pendidikan bagi masyarakat yang kurang mampu yang
memiliki tunggakan pembayaran seperti dilembaga pendidikan tempat mereka belajar.
Program ini dilaksanakan berdasarkan adanya pengajuan dari masyarakat. Madrasah diniyyah
difabel merupakan program pemberian bantuan dana kepada Yayasan atau Lembaga
Pendidikan Islam seperti TPQ di mana para peserta didiknya berasal darikalangan anak-
anak difabel atau berkebutuhan khusus. Program ini telah dilaksanakan di Taman
Pendidikan Al-Qur’an Luar Biasa (TPQLB) Yayasan Spirit Dakwah Indonesia yang memang
pada awal berdirinya sudah bersinergi dengan NU Care-LAZISNU DI Yogyakarta dan GP
Ansor Gamping. Program bagimu guru honorer merupakan program pemberian insentif
kepada guru honorer di Lembaga pendidikan khususnya LP Ma’arif. Biasanya NU Care-
LazisNU DIY akan meminta orang-orang yang memiliki kredibilitas mengajar seperti
kyai kampung kemudian NU Care-LazisNU DIY membantu memberikan insentif atau
bisyarah kepada mereka.

2. Artikel tentang “Tantangan Pembelajaran Tematik DaringDengan Model Website


Berbasis Youtube di Sekolah Dasar”.
Untuk mengurangi semakin menyebarnya Covid-19 pada lingkungan SD/MI, SD IT
Baitul Muslim Way Jepara melaksanakan pembelajaran online dengan menerapkan
model website melalui Youtube sebagai solusi dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam
penelitian ini, penulis menemukan bahwasanya pendidik dan peserta didik memiliki
tantangan dalam merealisasikan pembelajaran model website berbasis youtube. Pembelajaran
online efektif untuk memperkecil risiko tertularnya Covid-19, namun pembelajaran online
tetap memiliki tantangan bagi guru dan peserta didik di SD IT Baitul Muslim Way
Jepara dalam pelaksanaan pembelajaran. Adapun tantangan pembelajaran model website
berbasis youtube yang dirasakan yaitu: (1) Kualitas jaringan internet yang tidak stabil,
(2) harga dan penggunaan kuota, (3) fasilitas sarana prasaran kurang mendukung, (4)
pemadaman listrik yang mengganggu kualitas jaringan internet,dan(5) Sulitnya pemantaun
saat proses pembelajaran dilakukan. Beberapa solusi yang mungkin bisa mengurangi
tantangan tersebut ialah subsidi kuota internet ke pendidik dan peserta didik dengan
cara bekerja sama dengan pihak provider, youtube digunakan untuk menyampaikan
materi saja, untuk penugasan bisa melalui Whatsapp atau Google Classroom saja, dan solusi
yang terakhir jika tidak ingin ada tantangan-tantangan seperti halnya yang sudah
dijelaskan maka lebih baik terapkan PTMT (pertemuan tatap muka terbatas). Batasan dalam
penelitian hanya berfokus pada tantangan tantangan yang timbul pada pembelajaran di
kelas IV PAI. Penlitian ini berfokus dengan media pembelajaran berbasis website
menggunakan youtube. Kelas yang digunakan untuk penelitian adalah kelas IV SD IT
Baitul Muslim Way jepara. Dengan tambahan narasumber wali kelas IV yaitu
Bapak F.A, Bapak A.M dan Ibu A.S. Penelitian lebih lanjut mengenai tantangan dalam
pembelajaran daring diharapkan bisa dilaksanakan dengan model pembelajaran yang lain,
serta diharapakan menjadi rujukan terbaru yang belum pernah dilakukan penelitian.

Anda mungkin juga menyukai