Anda di halaman 1dari 57

“ PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR DAN GAYA BELAJAR TERHADAP

PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN BISNIS FAKULTAS


EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN”

Dosen Pengampu: Muhammad Fitri Rahmadana, SE.,M.Si.,

DISUSUN OLEH: KELOMPOK 6

VIRLY AMALIYA PUTRI SIMBOLON 7213343002


DOLSE MARIA HUTAPEA 7211143001
REBEKAH ROSE SHARON SARAGIH 7213143002
RICKE TRIYANI PURBA 7213343017
THOMAS ALPA RICH SIMANJUNTAK 7213343011

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN BISNIS

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

SUMATERA UTARA, 2023


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perguruan tinggi merupakan salah satu lembaga yang menyelenggarakan proses


pendidikan dengan tujuan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang mempunyai
kemampuan kompetitif di era yang semakin kompetitif. Pada jenjang pendidikan tinggi,
mahasiswa harus lulus dari suatu lembaga pendidikan dalam jangka waktu maksimal yang
ditentukan. Salah satu upaya untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan meningkatkan
prestasi akademik mahasiswa. Berhasil tidaknya suatu kelas dapat dilihat atau diukur dari
prestasi akademik itu sendiri. (Marpaung, 2015) Prestasi akademik adalah hasil usaha belajar
seseorang, yang dinyatakan sebagai kemampuan seseorang dalam memperoleh pengetahuan,
sikap dan keterampilan dalam belajar, memahami dan melaksanakan tugas yang diberikan, dan
dinyatakan dalam bentuk nilai dan angka.

Prestasi akademik adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan mata pelajaran,


biasanya dinyatakan dalam nilai ujian atau angka yang diberikan oleh guru. (Lestari & Djuhan,
2021) Penilaian kinerja belajar siswa merupakan penilaian kognitif terhadap pengetahuan atau
kemampuan siswa dalam mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan
mengevaluasi. Bukti membaiknya prestasi akademik siswa ditunjukkan melalui nilai atau skor
dari penilaian guru terhadap pekerjaan siswa dan tes atau ujian yang mereka ikuti. Berdasarkan
pengertian kinerja pembelajaran di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja pembelajaran
merupakan hasil evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan, suatu
bentuk yang pada akhirnya dirumuskan oleh staf pengajar (yaitu dosen) untuk memahami
pembelajaran. tujuan dari hasil. Tingkat kemampuan seorang siswa dinyatakan dalam bentuk
simbol, angka, huruf, dan kalimat yang mencerminkan hasil yang dicapai. Tentunya dalam
bidang pendidikan, Universitas Negeri Medan akan berupaya untuk mencetak mahasiswa
dengan hasil yang dapat diandalkan untuk mencapai indeks kinerja kumulatif (IPK) pada
kategori predikat sangat memuaskan yang menjadi cita-cita seluruh mahasiswa.

Sesuai Peraturan Rektor Universitas Negeri Medan No. 004 untuk Penilaian Hasil
Belajar di Universitas Negeri Medan, dinyatakan bahwa kelulusan program magister dan
diploma dapat diberikan berdasarkan kriteria sebagai berikut: a). Para siswa menyatakan bahwa
mereka akan puas jika mereka mencapai indeks kumulatif curah hujan (IPK) dari 2,76 (dua
komas pencacahan) menjadi 3,00 (tiga nol nol) b). Para mahasiswa menyatakan bahwa prediksi
tersebut cukup akurat jika melebihi kisaran Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yaitu 3,01 (tiga
hipotek per nol) hingga 3,50 (tiga hipotek per nol). (c). Para siswa disuruh berhenti berbicara
ketika Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mencapai level yang lebih tinggi dari 3,50 (tiga dari
lima noel). d). Master menyatakan bahwa jika pelajaran selesai tepat waktu, itu adalah Magna
Cumlaude. melampaui Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) lebih dari 3,50–3,60 (tiga koma nol
dan tidak pernah gagal memenuhi kuliah ujian. e). Siswa menyatakan akan menyerahkan
Summa Cumlaude jika selesai tepat waktu, mencapai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) minimal
3,50–3,60 (tiga sampai lima nol) dan tidak pernah gagal dalam tes ujian.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada bulan Oktober, penulis meneliti data hasil
belajar mahasiswa di Jurusan Ekonomi program Studi Bisnis Universitas Negeri Medan.
Program ini terdiri dari dua kelompok: kelas A, yang memiliki 33 siswa, dan kelas B, yang
memiliki 30 siswa. Jumlah total siswa dalam program ini adalah 63. Harapan belajar dapat
dipahami dari hasil Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang terdapat dalam Kartu Hasil Studi
(KHS).

Tabel 1.1 Observasi Awal Variabel (Y) Prestasi Belajar

Indeks Kelas % Kelas % Jumlah Persent


Prestasi A B Mahasisw ase
Kumulatif a %
3,20 – 3 9% 2 7% 5 8%
3,25
3,26 – 18 55 % 17 56 % 35 56 %
3,50
3,51 – 10 30 % 9 30 % 19 30 %
3,75
3,76 – 2 6% 2 7% 4 6%
3,90
Berdasarkan Tabel 1.1 di atas diketahui bahwa sebanyak 35 mahasiswa dengan persentase 55%
memperoleh nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dengan interval antara 3,26 sampai 3,50.
Nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dengan interval 3,51 sampai 3,75 diperoleh sebanyak 19
mahasiswa dengan persentase sebesar 30%, yang terbagi atas 10 orang mahasiswa berasal dari
kelas A dan 9 orang mahasiswa dari kelas B. Jumlah mahasiswa dengan nilai Indeks Prestasi
Kumulatif (IPK) kategori pujian interval 3,51sampai 4,00 hanya diperoleh sebanyak 23
mahasiswa dengan persentase 39% dari total 64 mahasiswa, yang terbagi atas 12 orang berasal
dari kelas A dan 11 orang berasal dari kelas B. Berdasarkan data di atas rata-rata prestasi belajar
mahasiswa sudah dalam kategori tinggi, namun jumlah mahasiswa yang mampu meraih Indeks
Prestasi Kumulatif (IPK) tertinggi dari masing-masing kelas masih perlu dioptimalkan.

(Marpaung, 2015) Prestasi Belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal
maupun eksternal, baik dari dalam maupun luar tubuh pembelajar. Salah satu faktor internal
tersebut adalah: 1. Faktor jasmaniah (fisiologis) yang baik yang dapat disebabkan oleh
beberapa faktor seperti struktur tubuh, penglihatan, pendengaran, dan sebagainya. 2. Faktor
psikologis yang baik yang luas dan berasal dari hal-hal berikut: (a) faktor intelektual yang
memperhitungkan potensi, seperti bakat dan kecerdasan, serta nyata, atau prestasi yang
diperoleh sebelumnya. (b) Faktor non-intelektual, yaitu, subset dari populasi target seperti
stereotip, bias, gaya belajar, kecenderungan, kebutuhan, emosi, dan agresi diri 3. Faktor stres
fisik dan psikologis. Faktor eksternal adalah: (a) Faktor sosial, yang meliputi unsur-unsur
berikut: komunitas, sekolah, komunitas, dan lingkungan kelompok sebaya. (b) Aspek
masyarakat modern seperti pengetahuan, bakat teknologi, dan keyakinan agama. (c) Faktor
Lingkungan Fisik terdiri dari tempat tinggal, fasilitas pendidikan, dan kesehatan. (4) Faktor
Spiritual atau Keamanan Lingkungan. Pada penjelasan di atas lingkungan belajar adalah salah
satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. lingkungan belajar adalah tempat terjadinya
saling proses belajar mengajar. Lingkungan belajar dapat mempengaruhi keberhasilan dari
suatu proses pembelajaran. Lingkungan belajar bukan hanya benda mati yang ada di sekitar
tempat belajar, tetapi orang-orang yang ada di tempat tersebut juga terlibat langsung termasuk
lingkungan belajar.(Hsb, 2018).

Menurut (Aminah, n.d.) Lingkungan belajar adalah lingkungan belajar yang memiliki
keterkaitan dengan hasil belajar mahasiswa pascasarjana. Tingkat penerimaan yang tinggi
adalah kondisi yang diharapkan dipenuhi oleh setiap siswa. Namun, seperti yang dinyatakan,
tidak setiap siswa dapat mencapai kondisi yang diharapkan. Ini karena ada banyak faktor yang
berdampak negatif terhadap kemampuan belajar siswa, termasuk: motivasi belajar, lingkungan
belajar, dukungan orang tua, dan kinerja belajar. Penting peranan lingkungan belajar untuk
perkembangan belajar siswanta. Lingkungan ini mencakup kondisi fisik sekolah, seperti sarana
dan prasarana yang tersedia, sumber belajar, dan media pembelajaran. Lingkungan sekolah
juga mencakup lingkungan akademik, yang meliputi pengajaran di kelas dan banyak kegiatan
ekstrakurikuler. Berdasarkan definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Lingkungan
belajar adalah seluruh kondisi yang ada di lembaga pendidikan formal yang secara sistematis
melaksanakan program Bimbingan, pengajaran, dan latihan dalam rangka membantu siswa
agar mampu mengembangkan potensinya.

(JURNAL ZENI 2 Pdr, n.d.) Qualitas lingkungan belajar memiliki potensi untuk secara
signifikan mempengaruhi hasil belajar siswa. Beberapa lingkungan belajar berkualitas tinggi
yang dapat meningkatkan kinerja siswa di kelas termasuk ruang belajar yang tenang dan
nyaman, akses internet yang stabil dan cepat, dan peralatan audiovisual yang berfungsi dengan
baik. Lingkungan ini juga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dan meningkatkan
pemahaman mereka tentang materi pelajaran.Lingkungan sekolah memiliki kekuatan untuk
membentuk dan membentuk perilaku siswa yang merugikan kinerja akademik mereka. Untuk
itu, lingkungan sekolah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas
pembelajaran siswa sekolah menengah. Kampus lingkungan dapat diukur melalui indikator
lingkungan yang mempertaklukannya serta informasi, prasarana, dan interaksi.

Dari data 40 mahasiswa Prodi Pendidikan Bisnis pada observasi awal yang dilakukan
oleh peneliti diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 1.3 Observasi Awal Variabel X1 (Lingkungan Belajar)

Pernyataan Ya % Tida %
k
Sarana dikelas anda mendukung proses KBM dalam 24 60 % 16 40 %
pembelajaran
Anda merasa nyaman belajar di ruang kelas gedung 16 40 % 24 60 %
Fakultas Ekonomi
Anda bekerjasama dengan teman kelas dalam mengerjakan 14 35 % 26 65 %
tugas
Teman-teman anda mempunyai peran besar terhadap 18 45 % 22 55 %
motivasi belajar anda

Berdasarkan tabel 1.3 diatas dapat dilihat bahwa dari 40 mahasiswa terdapat 24 orang
mahasiswa dengan persentase 60% merasa tidak nyaman belajar di ruang kelas gedung
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan, 22 orang mahasiswa dengan persentase 55%
memberikan jawaban tidak pada pernyataan teman-teman anda mempunyai peran besar
terhadap motivasi belajar anda. Dari data yang didapat melalui penyebaran angket, bahwa
fasilitas kelas seperti AC, kipas dan proyektor yang tersedia di beberapa ruang belajar Fakultas
Ekonomi tidak berfungsi dengan baik. Selain itu kursi di beberapa ruang belajar rusak sehingga
mengganggu kenyamanan mahasiswa saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Koneksi
jaringan internet yang buruk di Gedung Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan juga
menjadi penghambat dalam kegiatan belajar mahasiswa.

Selain lingkungan belajar, setiap siswa memiliki gaya belajar yang unik ketika
berpartisipasi dalam proses pendidikan. Ketika mengajar, guru hendaknya memperhatikan
kebutuhan siswa mereka. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa setiap metode pengajaran yang
efektif akan sangat mempengaruhi cara siswa belajar, dengan mempertimbangkan karakteristik
individu dan kapasitas intelektual mereka. Kemampuan belajar Malaysia dapat disimpulkan
dari kecerdasan majemuk mereka, dan setiap mahasiswa memiliki masing-masing kecerdasan
yang lebih dominan. Pentingnya memahami proses pembelajaran untuk semua mata pelajaran
didasarkan pada instruksi kelas yang relatif tidak efektif. (Ophilia Papilaya et al., 2016)

Studi ini menyoroti perbedaan gaya belajar antara siswa master. Setiap individu lebih
tertarik untuk belajar dengan cara yang berbeda, dan kapasitas mereka untuk menyimpan
informasi meningkat secara signifikan ketika mereka mampu bekerja, belajar, dan
mempertahankan ketenangan mereka dalam situasi yang menantang. Penelitian yang dilakukan
lebih dari 25 tahun yang lalu telah menunjukkan bahwa orang dapat mempelajari subjek apa
pun dengan sukses selama metode pengajaran disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing
siswa. Dengan demikian, ketika sifat manusia dihormati dan dihargai selama proses
pembelajaran, hasilnya selalu positif; Peserta didik mengalami kegembiraan, berhasil
menyelesaikan tugas tanpa stres, mengalami peningkatan motivasi, dan secara konsisten
mengelola proses pembelajaran.

Mahasiswa berdampak merugikan karena dosen terhadap gaya belajar. Hal ini akan
mengakibatkan prestasi belajar siswa yang tidak sesuai dengan tingkat kecerdasannya. Karena
alasan ini, guru perlu memahami dan mendiskusikan gaya belajar setiap siswa untuk
memfasilitasi proses pembelajaran. Peran, tugas, dan tanggung jawab dosen singkat penting
dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa,
meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yang meliputi kualitas iman/takwa, akhlak mulia,
dan penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, serta mewujudkan masyarakat
Indonesia yang maju, adil, makmur, dan beradab. Dosen profesional dituntut untuk
melaksanakan fungsi, rencana, dan due diligence yang bersifat sangat strategis. Beberapa
penelitian telah menunjukkan bahwa gaya mengajar memiliki pengaruh yang efektif terhadap
prestasi belajar.(Penelitian Pendidikan Sosial Humaniora et al., 2019).

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, peneliti tertarik untuk melakukan


penelititian yang berjudul “Pengaruh Lingkungan Belajar dan Gaya Belajar Terhadap
Prestasi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bisnis Fakultas Ekonomi Universitas
Negeri Medan”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis mengidentifikasi masalah


dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:

1. Masih rendah nya gaya belajar mahasiswa Pendidikan Bisnis Stambuk 2021 Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Medan.

2. Fasilitas kelas yang tersedia di Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan tidak berfungsi
dengan baik.

3. Rendahnya jumlah mahasiswa Pendidikan Bisnis Fakultas Ekonomi Universitas Negeri


Medan yang mampu memperoleh Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang tinggi.

4. Kekurang pahaman dosen terhadap gaya belajar mahasiswa Pendidikan Bisnis.

1.3 Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya masalah yang akan diteliti dan karena keterbatasan kemampuan
peneliti, maka perlu adanya batasan masalah agar mempermudah penelitian sehingga
memungkinkan tercapainya hasul penelitian yang lebih baik. Adapun yang menjadi batasan
masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Gaya belajar yang diteliti adalah Gaya belajar mahasiswa prodi Pendidikan Bisnis Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Medan.

2. Lingkungan belajar yang diteliti adalah lingkungan kampus, tempat mahasiswa prodi
Pendidikan Bisnis Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan melaksanakan kegiatan
pembelajaran.
3. Prestasi belajar yang di teliti adalah prestasi belajar mahasiswa prodi Pendidikan Bisnis
dalam bentuk nilai IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) yang tertera di Kartu Hasil Studi
Mahasiswa (KHS).

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah dijelaskan, penulis


merumuskan beberapa rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh Lingkungan belajar terhadap prestasi belajar pada mahasiswa
prodi Pendidikan Bisnis Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan?

2. Apakah terdapat pengaruh Gaya belajar terhadap prestasi belajar pada mahasiswa prodi
Pendidikan Bisnis Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan?

3. Apakah terdapat pengaruh Lingkungan belajar dan Gaya belajar terhadap prestasi belajar
pada mahasiswa prodi Pendidikan Bisnis Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan belajar terhadap prestasi belajar pada mahasiswa
prodi Pendidikan Bisnis Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan.

2. Untuk mengetahui pengaruh gaya belajar terhadap prestasi belajar pada mahasiswa prodi
Pendidikan Bisnis Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan.

3. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan belajar dan gaya belajar terhadap prestasi belajar
pada mahasiswa prodi Pendidikan Bisnis Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan.

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:

1. Penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan dan wawasan penulis serta pembaca
tentang pengaruh lingkungan belajar dan gaya belajar terhadap prestasi belajar pada
mahasiswa prodi Pendidikan Bisnis Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan

2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi para mahasiswa untuk
meningkatkan gaya belajarnya sehingga dapat meningkatan prestasi belajar.
3. Sebagai bahan masukan bagi para dosen dan pihak kampus dalam menciptakan lingkungan
belajar yang aman dan nyaman untuk meningkatkan prestasi belajar mahasiswa.

4. Diharapkan bermanfaat sebagai acuan penelitian selanjutnya terutama yang berkaitan


dengan pengaruh Lingkungan belajar dan Gaya belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa
dengan menambah variabel lain yang dapat mempengaruhi prestasi belajar seperti motivasi,
persepsi, disiplin diri dan lain-lain.
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Kajian Teoritis

2.1.1 Prestasi Belajar

2.1.1.1 Pengertian Prestasi Belajar

Karena kegiatan belajar adalah proses, hasil belajar berkaitan dengan kegiatan belajar.
Capaian pembelajaran diperoleh dari setiap tes psikologi. Ini adalah hasil dari, atau peredam,
proses belajar dan pengalaman siswa di kelas. (Nabillah & Abadi, 2019) Proses pembelajaran
sangat penting bagi seorang guru untuk memahami tingkat keberhasilan siswa. Entah
bagaimana, kemampuan mahasiswa untuk memahami dan menerima berbagai hal yang telah
dikomunikasikan kepada mereka.

Prestasi belajar merupakan hasil kegiatan belajar. Berdasarkan hasil analisis,


teridentifikasi 16 variabel yang mempunyai pengaruh terhadap hasil belajar. Variabel-variabel
tersebut antara lain tujuan pembelajaran, bahan pembelajaran, motivator pembelajaran,
metode, sumber, evaluasi, siswa, dosen, interaksi siswa dengan materi yang digunakan,
interaksi siswa dengan siswa, lingkungan, kesehatan, kecerdasan, dan bakat. Selain itu, terdapat
13 variabel yang diketahui berdampak terhadap hasil belajar, antara lain tujuan pembelajaran,
bahan yang digunakan, motivator, metode, sumber, evaluasi, siswa, dan interaksi siswa dengan
siswa, lingkungan, kesehatan, dan bakat. (Riyani et al., n.d.) Berdasarkan beberapa capaian
pembelajaran yang dibahas di atas, dapat disimpulkan bahwa capaian belajar adalah hasil dari
kegiatan belajar yang telah selesai dan merupakan jenis penilaian akhir yang diberikan oleh
staf pengajar untuk mengetahui tingkat kemahiran siswa yang dinyatakan dalam bentuk simbol,
angka, huruf, atau angka yang dapat digunakan untuk mengevaluasi tugas yang telah
diselesaikan sebelumnya.

2.1.1.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Menurut (Salsabila, 2020) Terdapat 2 faktor utama yang mempengaruhi pencapaian prestasi
belajar siswa yaitu sebagai berikut :

1) Faktor Internal

a) Kecerdasan (intelegensi) adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan


diri dengan keadaan yang dihadapinya.
b) Jasmaniah (pancaindra) atau fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap
kemampuan belajar seseorang.

c) Sikap yaitu suatu kecenderungan untuk mereaksi terhadap suatu hal, orang atau benda
dengan suka, tidak suka, atau acuh tak acuh. Sikap seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor
pengetahuan, kebiasaan dan keyakinan.

d) Minat adalah kecenderungan yang menetap dalam subjek untuk merasa tertarik pada bidang
atau hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu.

e) Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan
pada masa yang akan datang.

f) Motivasi belajar adalah faktor penting karena hal tersebut merupakan keadaan yang
mendorong keadaan peserta didik untuk melakukan belajar.

2) Faktor Eksternal

a) Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan pertama dan utama karena dalam
keluarga inilah pertama-tama mendapatkan pendidikan dan bimbingan, sedangkan tugas utama
dalam keluarga bagi pendidikan adalah sebagai peletak dasar akhlak dan keagamaan.

b) Lingkungan perguruan tinggi, lingkungan perguruan tinggi yang baik dapat mendorong
mahasiswa untuk belajar lebih giat. Lingkungan perguruan tinggi ini meliputi cara penyajian
pelajaran, hubungan dosen dengan mahasiswa, alat-alat pelajaran dan kurikulum. Hubungan
dosen dengan mahasiswa yang kurang baik akan mempengaruhi hasil belajarnya.

c) Lingkungan masyarakat membentuk kepribadian karena dalam pergaulan seharihari, akan


selalu menyesuaikan dirinya dengan kebiasaan-kebiasaan lingkungannya. Bila peserta didik
tinggal di lingkungan yang temannya rajin belajar, kemungkinan besar akan berpengaruh pada
dirinya sehingga ia akan turut belajar sebagaimana temannya.

2.1.2 Lingkungan Belajar

2.1.2.1 Pengertian Lingkungan Belajar

Menurut (Aminah, n.d.) Lingkungan belajar adalah lingkungan belajar yang berkaitan
dengan hasil belajar siswa. Harapan yang tinggi untuk belajar adalah kondisi yang diharapkan
dapat dipenuhi oleh setiap siswa. Namun, seperti yang dikatakan, tidak setiap siswa dapat
mencapai kondisi yang diharapkan. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor yang mempengaruhi
hasil belajar siswa, termasuk: lingkungan belajar, hubungan interpersonal, motivasi, dan
prestasi belajar.

Lingkungan belajar yang menyenangkan dan kondusif membantu siswa menjadi lebih
sadar. Mahasiswa akan mendapatkan hasil lebih baik dan dapat menikmati proses belajar yang
dilakukan dengan mempersiapkan lingkungan yang tepat. Lingkungan belajar yang dihasilkan
tergantung pada seberapa baik siswa dapat memahami dan merefleksikan dirinya ketika berada
di lingkungan belajar. Lingkungan belajar sangat penting dalam mengembangkan kemampuan
berpikir kritis siswa dan mempunyai dampak sosial negatif yang signifikan terhadap proses
pembelajaran. Lingkungan belajar dapat meningkatkan keaktifan siswa dan efektifitas belajar.
Lingkungan belajar tidak hanya secara bertahap menurunkan hasil pembelajaran; mereka juga
dapat mempengaruhi ranah kognitif atau pribadi seseorang.

Dalam proses pengajaran, lingkungan merupakan sumber belajar yang berdampak


negatif baik terhadap proses belajar maupun tumbuh kembang anak. Tempat dimana kegiatan
belajar berlangsung yang mendapatkan pengaruh dari luar terhadap keberlangsungan kegiatan
tersebut. Lingkungan yang merupakan sumber belajar mempunyai dampak terhadap proses
pembelajaran. Hasil kelas yang positif kemungkinan besar akan terjadi ketika interaksi antara
dosen dan siswa terjadi di dalam kelas. Dalam interaksi tersebut akan terbuka peluang
terjadinya pembelajaran kooperatif, tolong menolong, tenggang rasa antara siswa pandai dan
kurang pandai, antara siswa kaya dan kurang mampu, norma-norma pergaulan hidup dan tata
tertib kelas maupun kampus dipatuhi dengan fasilitas yang terbuka.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
lingkungan belajar adalah segala sesuatu yang berasal dari internal dan eksternal peserta didik
(mahasiswa) yang dapat menunjang kegiatan belajar, sehingga lingkungan belajar dapat
diciptakan sedemikian rupa agar mampu memfasilitasi sarana dan prasarana mahasiswa untuk
melaksanakan kegiatan belajar. Lingkungan belajar mempengaruhi hasil belajar dapat
digolongkan menjadi dua macam yaitu: lingkungan sosial dan lingkungan non sosial baik
dilingkungan kampus maupun dilingkungan tempat tinggal. Lingkungan sosial yang
mempengaruhi proses belajar mahasiswa terdiri dari dosen, teman sekelas, teman sepermainan,
masyarakat, tetangga, orang tua dan keluarga. Sedangkan lingkungan non sosial terdiri dari
tempat belajar, sarana dan prasarana, suasana belajar dan pergaulan.
2.1.2.2 Indikator Lingkungan Kampus

Lingkungan Perguruan Tinggi/Kampus adalah Lembaga Pendidikan formal yang juga


merupakan tempat pendidikan bagi mahasiswa setelah keluarga, karena disinilah seseorang
meningkatkan pengetahuan dan mengembangkan bakat yang dimilikinya . Perguruan tinggi
yang telah memberikan lingkungan yang menunjang kesuksesan pendidikan maka perguruan
tinggi itu secara langsung dan tidak langsung memberikan sentuhan perlakuan kepada
mahasiswa. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan kampus yaitu, metode
mengajar dosen, kurikulum, komunikasi sosial antara dosen dengan mahasiswa, mahasiswa
dengan mahasiswa (teman sejawat), disiplin perguruan tinggi, sarana dan prasarana, keadaan
perguruan tinggi, dan metode belajar mahasiswa. Curahman (2020) mengatakan bahwa
lingkungan kampus dibedakan menjadi dua golongan, yaitu lingkungan fisik dan lingkungan
sosial.

a. Lingkungan Fisik

Lingkungan fisik kampus dapat ditemui baik di dalam kampus maupun di luar kampus.
Lingkungan fisik merupakan semua sarana dan prasarana fisik kampus yang dapat menunjang
kelancaran proses pendidikan dalam perkuliahan. Lingkungan fisik kampus juga diatur dalam
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 49 Tahun 2014 bagian ketujuh yang merupakan
kriteria minimal tentang sarana dan prasarana sesuai dengan kebutuhan isi dan proses
pembelajaran dalam rangka pemenuhan capaian pembelajaran lulusan. Standar prasarana
pembelajaran paling sedikit terdiri atas: lahan, ruang kelas, perpustakaan,
aboratorium/studio/bengkel kerja/unit produksi, tempat berolahraga, ruang untuk berkesenian,
ruang unit kegiatan mahasiswa, ruang pimpinan perguruan tinggi, ruang dosen, ruang tata
usaha; dan fasilitas umum. Sedangkan standar sarana pembelajaran paling sedikit terdiri atas:
perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku, buku elektronik, dan repository, sarana
teknologi informasi dan komunikasi, instrumentasi eksperimen, sarana olahraga, sarana
berkesenian, sarana fasilitas umum, dan sarana pemeliharaan, keselamatan, dan keamanan.

b. Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial kampus adalah semua orang atau manusia lain yang dapat
mempengaruhi manusia lain dalam lingkungan kampus. Pengaruh lingkungan sosial itu ada
yang diterima secara langsung dan ada yang tidak langsung.
ada tiga pola kumunikasi yang dapat digunakan untuk mengembangkan interaksi
dinamis antara dosen dengan mahasiswa, yaitu sebagai berikut:

1) Komunikasi sebagai aksi atau komunikasi satu arah

Pada komunikasi ini dosen berperan sebagai pemberi aksi dan mahasiswa sebagai penerima
aksi. Komunikasi jenis ini kurang banyak menghidupkan kegiatan mahasiswa belajar.

2) Komunikasi sebagai interaksi atau komunikasi dua arah

Pada komunikasi ini dosen dan mahasiswa dapat berperan sama, yakni pemberi aksi dan
penerima aksi. Keduanya dapat saling memberi dan menerima. Komunikasi ini lebih baik dari
pada yang pertama, sebab kegiatan dosen dan kegiatan mahasiswa relatif sama.

3) Komunikasi banyak arah atau komunikasi sebagai transaksi

Yakni komunikasi yang tidak hanya melibatkan interaksi aksi dinamis antara dosen dan
mahasiswa tetapi juga melibatkan interaksi dinamis antara mahasiswa yang satu dengan
mahasiswa lainnya.

2.1.3 Gaya Belajar

2.1.3.1 Pengertian Gaya Belajar

Menurut (Ophilia Papilaya et al., 2016) Gaya belajar adalah karakteristik pribadi yang
membuat pembelajaran efektif untuk beberapa siswa dan tidak efektif untuk orang lain. Ada
tiga gaya belajar: kinestetik, auditori, dan visual. Visual adalah yang paling mudah dipahami
dan digambarkan. Auditorial adalah cara paling mudah untuk belajar dan berkomunikasi.
Kinestetik adalah tangkap sekecil mungkin dengan gerakan fisik (bengkok dan lentur).

Memahami manfaat pembelajaran siswa-guru sangat banyak, termasuk kemampuan


menciptakan pengalaman belajar yang menarik, memicu motivasi siswa, dan mengurangi
konflik yang timbul akibat pembelajaran. Untuk mengembangkan potensi (kemampuan) siswa
dasar, perlu adanya bantuan dari seorang mentor untuk membantu siswa mengembangkan
potensinya sehingga dapat menjadi manusia yang dewasa. Pendidikan ideal yang diberikan
kepada siswa dapat membantu mereka mengatasi kesulitannya, namun dalam praktiknya
banyak faktor yang berdampak negatif terhadap kemajuan siswa. Salah satu faktor yang
menghambatnya adalah perbedaan individu antar siswa dalam menilai proses pendidikan yang
diberikan guru.
Peneliti mengamati berbagai gaya belajar di kalangan siswa yang dapat diikuti berdasarkan
kategori tertentu. Hasilnya, mereka menyebutkan hal berikut.

1. Setiap siswa belajar dengan menggunakan metode pembelajaran mandiri. Demikian juga
memiliki kemampuan menjadi guru yang baik.

2. Dengan instrumen yang tepat, siswa dapat memahami gaya belajar tersebut.

3. Penyelarasan metode pengajaran dengan gaya belajar meningkatkan efektivitas pengajaran.

Informasi tentang gaya belajar yang berbeda berdampak pada kurikulum dan proses
belajar-mengajar. Situasi ini cukup kompleks, sulit, memakan waktu, biaya kecil, dan membuat
frustrasi. Sesuai dengan tips dan nasehat di atas, learning by doing merupakan suatu metode
yang secara konsisten menuntut siswa untuk melakukan refleksi dan menggunakan berbagai
strategi untuk mengidentifikasi dan kemudian memanipulasi serta mengorganisasikan
informasi selama proses pembelajaran.

2.1.3.2 Macam Macam Gaya Belajar

1. Visual (Visual Learners)

Pembelajar yang visual dalam pendekatan mereka (pelajar visual) cenderung lebih
perseptif. Dengan demikian, tujuan tertentu perlu dipertimbangkan secara lebih menyeluruh
agar dapat dipahami. Belajar melalui permainan seperti ini mempromosikan pengamatan atau
pemeriksaan dekat objek sehingga nantinya dapat menilainya. Ada beberapa sifat yang khas
dari mereka yang menikmati jenis pembelajaran visual ini. Yang pertama adalah kebutuhan
untuk melihat sesuatu (informasi atau pendidikan) dengan jelas untuk memahami atau
memahaminya; yang kedua dan ketiga memiliki persepsi visual yang kuat tentang subjek; yang
keempat memiliki pemahaman yang tajam tentang subjek artistik; yang kelima mengalami
kesulitan berkomunikasi secara diam-diam; yang keenam selalu reaktif terhadap subjek; yang
ketujuh sering salah menafsirkan kata atau frasa.

Ciri-Ciri Gaya Belajar Visual

1. Cenderung melihat sikap, gerakan, dan bibir dosen yang sedang mengajar

2. Bukan pendengar yang baik saat berkomunikasi.

3. Saat mendapat petunjuk untuk melakukan sesuatu, biasanya akan melihat teman-teman
lainnya baru kemudian dia sendiri yang bertindak.
4. Tak suka bicara didepan kelompok dan tak suka pula mendengarkan orang lain. Terlihat
pasif dalam kegiatan diskusi.

5. Kurang mampu mengingat informasi yang diberikan secara lisan.

6. Lebih suka peragaan daripada penjelasan lisan.

7. Dapat duduk tenang di tengah situasi yang ribut dan ramai tanpa terganggu.

2. Auditori (Auditory Learners )

Pembelajar auditori, juga dikenal sebagai pembelajar auditori, sangat bergantung pada
pendengaran mereka untuk memahami dan memahaminya. Ciri model pembelajaran seperti ini
secara akurat mengidentifikasi pendengaran sebagai alat utama untuk mentransfer pengetahuan
atau informasi. Seperti yang telah disebutkan, kita harus terlebih dahulu memahami
informasinya sebelum kita dapat melanjutkan untuk berdiskusi dan memahaminya. Ciri-ciri
pertama dari mereka yang memiliki gaya belajar ini adalah semua informasi hanya dapat
diperoleh melalui pendengaran; yang kedua tidak mampu memperoleh informasi dalam bentuk
dokumen tertulis secara diam-diam; dan yang ketiga memiliki ketidakmampuan membaca atau
bahkan memahami.

Ciri-ciri Gaya Belajar Auditori

1. Mampu mengingat dengan baik penjelasan dosen di depan kelas atau materi yang
didiskusikan dalam kelompok/kelas.

2. Pendengar ulung: anak mudah menguasai materi iklan/lagu di televisi/radio.

3. Cenderung banyak omong.

4. Tak suka membaca dan umumnya memang bukan pembaca yang baik karena kurang dapat
mengingat dengan baik apa yang baru saja dibacanya.

5. Kurang cakap dalam mengerjakan tugas mengarang/menulis.

6. Senang berdiskusi dan berkomunikasi dengan orang lain.

7. Kurang tertarik memperhatikan hal-hal baru dilingkungan sekitarnya, seperti hadirnya anak
baru, adanya papan pengumuman di pojok kelas, dan lain-lain.

3. Kinestetik (Kinesthetic Learners)


Pembelajar kinestetik, atau mereka yang memiliki keinginan kuat untuk mempelajari
sesuatu dengan cara melakukannya, dituntut untuk memperhatikan detail yang memberikan
informasi yang relevan sehingga mereka dapat memahaminya. Namun ada beberapa ciri model
pembelajaran jenis ini yang tidak dapat dimanfaatkan oleh semua orang. Ciri yang pertama
adalah menggunakan lidah sebagai alat utama memperoleh informasi sehingga dapat terus
menerus diinterpretasikan. Hanya dengan memegangnya, orang gaya ini bisa memberi
informasi secara opas tanpa membaca penjelasannya.

Ciri-ciri Gaya Belajar Kinestetik

1. Menyentuh segala sesuatu yang dijumapinya, termasuk saat belajar.

2. Sulit berdiam diri atau duduk manis, selalu ingin bergerak.

3. Mengerjakan segala sesuatu yang memungkinkan tangannya aktif. Contoh: saat dosen
menerangkan materi perkuliahan, dia mendengarkan sambil tangannya asyik menggambar.

4. Suka menggunakan objek nyata sebagai alat bantu belajar.

5. Sulit menguasai hal-hal abstrak seperti peta, simbol atau lambang.

2.1.3.3 Pengaruh Gaya Belajar Terhadap Prestasi Belajar

Prestasi Belajar merupakan hasil proses belajar; Oleh karena itu, untuk mencapai hasil yang
memuaskan diperlukan pembelajaran. Setiap siswa mempunyai cara belajar yang unik, dan
setiap gaya belajar mempunyai aspek positif dan negatif, belum lagi bagaimana pengaruh dan
dampaknya terhadap orang yang mempelajarinya. Siswa yang tidak memahami materi dengan
baik akan menghasilkan hasil belajar yang buruk. Selain itu, metode pengajaran yang efektif
juga mempengaruhi gaya belajar siswa, terutama jika menyangkut lingkungan sekitar. Namun
motivasi siswa yang kuat dalam mengembangkan gaya belajarnya sangat merugikan
kemampuannya dalam mencapai tujuan pembelajaran. Artinya setiap orang mempunyai gaya
belajar yang berbeda-beda. Pengenalan seseorang terhadap dirinya, kesesuaian gaya mengajar
dan gaya belajar, potensinya dan konsekuensi yang ditimbulkannya harus berdasarkan
keberhasilan pembelajaran. Hampir semua siswa yang menunjukkan ketahanan adalah mereka
yang berprestasi rendah adalah siswa yang gaya belajarnya tidak cocok dengan gaya mengajar
guru di sekolah.
2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu merupakan komponen penting dalam proses penelitian. Ini dapat
memberikan pendalaman materi yang lebih baik mengenai topik penelitian, mengidentifikasi
kesenjangan pengetahuan, mencegah duplikasi penelitian, dan menyediakan dasar teoritis.
Dengan memahami penelitian terdahulu, peneliti dapat menghasilkan penelitian yang lebih
baik dan berkontribusi pada perkembangan pengetahuan dalam bidang yang relevan.
Berdasarkan hasil pencarian pada penelitian sebelumnya, peneliti menemukan
sejumlah penelitian relevan yang berkaitan dengan penelitian saat ini. Meskipun terdapat
keterkaitan dengan penelitian sebelumnya,penelitian ini akan cukup berbeda dengan penelitian
yang sudah ada sebelumnya.

Beberapa penelitian terdahulu yang telah diobservasi, peneliti mengambil beberapa


diantaranya :

Nama Judul Tahun Metode Hasil

(Krisna et al., Pengaruh gaya belajar dan Kausal Berdasarkan hasil


2019) lingkungan teman sebaya 2019 penelitian
terhadap hasil belajar menunjukkan bahwa
mahasiswa di jurusan terdapat pengaruh
pendidikan ekonomi yang signifikan antara
universitas pendidikan gaya belajar terhadap
Ganesha hasil belajar
ditunjukkan dari nilai
sig < 0.05
(0.000<0.05),
terdapat pengaruh
yang signifikan antara
lingkungan teman
sebaya terhadap hasil
belajar ditunjukkan
dari nilai sig < 0.05
(0.017<0.05),
terdapat pengaruh
yang signifikan antara
gaya belajar dan
lingkungan teman
sebaya secara
simultan berpengaruh
terhadap hasil belajar
ditunjukkan dengan
nilai Fhitung>Ftabel
(28.653>0.361)
(Mubarak et al., PENGARUH 2019 Data Hasil Temuan
2019) LINGKUNGAN BELAJAR Sekunde penelitian
TERHADAP HASIL r menunjukkan bahwa
BELAJAR MAHASISWA tidak terdapat
DALAM MATAKULIAH perbedaan yang
AKUNTANSI signifikan terhadap
PEMERINTAH hasil belajar atau
kemahiran siswa pada
kurikulum Akuntansi
Pemerintahan I antara
kelas A dan B.
Perbedaan lingkungan
pada saat
pembelajaran
matematika pada
Akuntansi
Pemerintahan I di
setiap kelas tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
hasil. dari pelajaran
matematika.
(Fatmawati, MAHASISWA BELAJAR 2015 Kuantita Hassil Temuan
n.d.) PRESTASI, tif penelitian ini meliputi
LINGKUNGAN, GAYA variabel-variabel
BELAJAR DAN berikut: pengasuhan
MOTIVASI TERHADAP orang tua,
POLA ASUH ORANG lingkungan, gaya
TUA. belajar, dan motivasi
yang berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap kemampuan
belajar siswa baik
sendiri maupun
kolaboratif. Variabel
yang paling
signifikan
mempengaruhi
kinerja belajar adalah
gaya belajar;
selanjutnya adalah
lingkungan dan
motivasi; dan variabel
yang paling kecil
pengaruhnya terhadap
prestasi belajar adalah
penampilan diri.
Binsar Tison Pengaruh gaya belajar dan 2022 kuantitat Berdasarkan hasil
Gultom2 lingkungan belajar terhadap if analisis berganda
hasil belajar ekonomi linier diperoleh Y =
11,977 + 0,534X1 +
0,400X2 dengan
penjelasan sebagai
berikut: Pertama,
hasil uji analisis
analisis regresi linier
berganda
menunjukkan
Konstanta
mempunyai nilai
sebesar 11,977 .
Selanjutnya koefisien
determinasi variabel
hasil belajar (X1)
menunjukkan bahwa
jika mengalami
pertumbuhan satu
sampel maka hasil
belajar siswa (Y)
akan meningkat
sebesar 0,534 satur.
Ketiga, koefisien
lingkungan belajar
(X2) mengalami
penurunan sebesar 1
standar deviasi,
artinya hasil belajar
siswa (Y) akan
meningkat sekitar
0,400 standar deviasi.
Ramadhan Pengaruh Gaya Belajar 2017 analisis Hasil Dari 239
Abdillah Terhadap Prestasi kompara kuesioner, 55
Mahasiswa Tahun Pertama tif kuesioner tidak
Fakultas Kedokteran memenuhi kriteria
Universitas Sebelas Maret inklusi dan eksklusi
Surakarta sebanyak sehingga
menghasilkan186
kuesioner yang
memenuhi
permintaan
penelitian. Dari 186
responden tersebut,
laki-laki sebanyak
responden (55) dan
responden perempuan
sebanyak
131. Proporsi
responden sebanyak
77.8%

2.3 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir penelitian ini terdiri dari tiga variabel, dua variabel bebas dan satu
variabel terikat. Lingkungan Belajar dan Gaya belajar sebagai variabel bebas dan prestasi
belajar sebagai variabel terikat. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa prodi
Pendidikan Bisnis Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan. Penelitian ini mengasumsikan
bahwa kedua variabel bebas (Lingkungan Belajar dan Gaya Belajar) diduga dapat
mempengaruhi variabel terikat (prestasi belajar).

Lingkungan belajar yang menyenangkan dan kondusif membantu siswa menjadi lebih
sadar. Mahasiswa akan mendapatkan hasil lebih baik dan dapat menikmati proses belajar yang
dilakukan dengan mempersiapkan lingkungan yang tepat. Lingkungan belajar yang dihasilkan
tergantung pada seberapa baik siswa dapat memahami dan merefleksikan dirinya ketika berada
di lingkungan belajar. Lingkungan belajar sangat penting dalam mengembangkan kemampuan
berpikir kritis siswa dan mempunyai dampak sosial negatif yang signifikan terhadap proses
pembelajaran. Lingkungan belajar dapat meningkatkan keaktifan siswa dan efektifitas belajar.
Lingkungan belajar tidak hanya secara bertahap menurunkan hasil pembelajaran; mereka juga
dapat mempengaruhi ranah kognitif atau pribadi seseorang.

Gaya belajar adalah karakteristik pribadi yang membuat pembelajaran efektif untuk
beberapa siswa dan tidak efektif untuk orang lain. Ada tiga gaya belajar: kinestetik, auditori,
dan visual. Visual adalah yang paling mudah dipahami dan digambarkan. Auditorial adalah
cara paling mudah untuk belajar dan berkomunikasi. Kinestetik adalah tangkap sekecil
mungkin dengan gerakan fisik (bengkok dan lentur).
Prestasi belajar merupakan hasil kegiatan belajar. Berdasarkan hasil analisis,
teridentifikasi 16 variabel yang mempunyai pengaruh terhadap hasil belajar. Variabel-variabel
tersebut antara lain tujuan pembelajaran, bahan pembelajaran, motivator pembelajaran,
metode, sumber, evaluasi, siswa, dosen, interaksi siswa dengan materi yang digunakan,
interaksi siswa dengan siswa, lingkungan, kesehatan, kecerdasan, dan bakat.

Untuk menjawab permasalahan penelitian, maka dibuatlah kerangka pemikiran


berdasarkan penjelasan teoritis dan kajian dari penelitian sebelumnya, seperti terlihat pada
gambar berikut.

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Konseptual

LINGKUNGAN
BELAJAR

PRESTASI
BELAJAR

GAYA BELAJAR

2.4 Hipotesis

Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalah penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Hipotesis akan diuji di
dalam penelitian dengan uji statistik selanjutnya yang akan membenarkan atau menolaknya.
Untuk menguji kebenaran penelitian maka diajukan hipotesis sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan Lingkungan belajar terhadap prestasi belajar pada
mahasiswa prodi Pendidikan Bisnis Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan.

2. Terdapat pengaruh positif dan signifikan Gaya belajar terhadap prestasi belajar pada
mahasiswa prodi Pendidikan Bisnis Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan.

3. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Lingkungan belajar dan Gaya belajar
terhadap prestasi belajar pada mahasiswa prodi Pendidikan Bisnis Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Medan.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian


Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Menurut Azwar
(2013), penelitian kuantitatif adalah penelitian yang analisa datanya ditekankan pada
angka-angka (numerikal) yang kemudian diolah menggunakan prosedur statistika. Jenis
penelitian kuantitatif yang digunakan adalah penelitian eksplanasi yang bertujuan untuk
menjelaskan hubungan antar variabel. Penelitian eksplanasi menjelaskan hubungan
antara 2 variabel atau lebih, dimana perubahan pada variabel yang satu berkaitan dengan
perubahan pada variabel lain (Creswell, 2012). Dalam hal ini, penelitian dimaksudkan
untuk mengetahui pengaruh lingkungan belajar dan gaya belajar terhadap prestasi belajar
mahasiswa pendidikan bisnis fakultas ekonomi universitas negeri medan.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Universitas Negeri Medan (UNIMED), yang
beralamat di Jln. Willem Iskandar pasar V Medan Estate, Kecamatan Medan Tembung,
Sumatra Utara, tepatnya pada Program Studi Pendidikan Bisnis Angkatan 2021 Fakultas
Ekonomi. Penelitian dilaksanakan pada semester genap Tahun Ajaran 2022/2023,
tepatnya yang dimana pra-penelitian dilaksanakan pada awal Agustus dan untuk
penelitian akan dilaksanakan pada bulan November 2023.
3.3. Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek atau subjek dengan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk diteliti dan kemudian ditarik kesimpulannya
(Sugiyono, 2013). Populasi adalah sekumpulan individu yang memiliki karakteristik
yang sama (Creswell, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa
pendidikan bisnis A stambuk 2021 fakultas ekonomi Universitas Negeri Medan .
Tabel 3.1

Populasi Penelitian

No Kelas Jumlah siswa


1 A 32
Jumlah 32
Sumber : Hasil Observasi Awal Mahasiswa Pendidikan Bisnis Stambuk 2021

3.3.2 Sampel

Populasi yang besar tidak memungkinkan peneliti untuk meneliti semua yang
termasuk dalam populasi, sehingga peneliti dapat menggunakan sampel. Sampel adalah
bagian dari populasi dengan karakteristik yang mewakili populasi (Sugiyono, 2013).
Teknik pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini untuk menentukan ukuran
sampel dari populasi adalah tabel penarikan sampel oleh Isaac & Michael (Sugiyono,
2013). Sampel dalam penelitian ini adalah 35 orang mahasiswa pendidikan bisnis A
stambuk 2021 Universitas Negeri Medan

3.4. Variabel Penelitian dan Definisi


3.4.1 Variabel Penelitian
Variable Penelitian adalah suatu atribut, sifat, atau nilai dari orang, objek, atau kegiatan
yang memiliki variasi tertentu yang ditetapkan peneliti untuk diteliti dan diperoleh
kesimpulannya (Sugiyono, 2013). Variabel- variabel yang akan diteliti dalam penelitian
ini yaitu:
1. Variabel terikat (Y) : Prestasi Belajar
2. Variabel Bebas (X1) : Lingkungan Belajar
3. Variabel Bebas (X2) : Gaya Belajar

3.4.2 Definisi Operasional


Definisi operasional variabel-variabel dalam penelitian ini yaitu:
1. Prestasi Belajar
Prestasi belajar diukur berdasarkan kemampuan siswa dalam ranah kognitif,
afektif, dan psikomotor. Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah
mendapatkan materi atau pembelajaran dari guru yang dapat diketahui dari
perubahan tingkah laku dari interaksi yang dilakukan siswa selama pembelajaran.
Prestasi belajar adalah hasil belajar dari suatu aktivitas belajar yang dilakukan
berdasarkan pengukuran dan penilaian terhadap hasil kegiatan belajar dalam bidang
akademik yang diwujudkan berupa angka-angka.
2. Lingkungan Belajar
Lingkungan belajar adalah sarana dan prasarana yang mendukung terlaksananya
aktivitas belajar meliputi alat-alat, buku, sumber belajar, ruangan, gedung dan
lapangan sehingga mampu memfasilitasi peserta didik untuk melaksanakan kegiatan
belajar. Lingkungan belajar merupakan data primer yang diukur dengan
menggunakan skala likert yang mencerminkan indikator meliputi sarana dan
prasarana serta sub indikator alat, buku, sumber belajar, ruangan, gedung, dan
lapangan. Lingkungan belajar merupakan tempat/ situasi yang digunakan anak untuk
mendukung kegiatan belajar agar tujuan pembelajaran tersebut dapat berhasil
dicapai.
3. Gaya Belajar
Gaya belajar merupakan kunci untuk mengembangkan kinerja dalam belajar.
Setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda. Terdapat tiga macam gaya belajar
di antaranya gaya belajar visual, auditori dan kinestetik. Adanya ketiga macam gaya
belajar tersebut, maka perlu untuk seorang guru mengetahui gaya belajar setiap siswa.
3.5. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah sebagai berikut:
a. Pengamatan (Observasi)
Obsevasi dapat diartikan sebagai metode pengumpulan data melalui
pengamatan. Observasi merupakan pengamatan dan pencatatan secara sistematik
terhadap gejala-gejala yang ada pada objek penelitian.
b. Angket/Kuisioner
Kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau
hal-hal yang ia ketahui. Jenis angket yang digunakan bersifat tertutup yaitu
pertanyaan-pertanyaan yang telah disediakan jawabannya sehingga responden
tinggal memilih jawabannya.
Pada setiap item kuisioner terdiri dari empat pilihan jawaban, yaitu dengan
skor/bobot masing-masing sebagai berikut:
1) Sangat Setuju : Diberi skor 4
2) Setuju : Diberi skor 3
3) Tidak Setuju : Diberi skor 2
4) Sangat Tidak Setuju : Diberi skor 1

3.6. Uji Instrumen Penelitian


1. Validitas Alat Ukur
Validitas Alat Ukur digunakan untuk menunjukkan sejauh mana alat ukur
mampu mengukur apa yang ingin diukur. Pengujian validitas alat ukur diperlukan
untuk mengetahui apakah suatu skala dapat menghasilkan data yang akurat sesuai
dengan tujuan ukurnya. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
validitas isi (content validity) untuk menilai relevansi aitem dengan indikator
perilaku dan tujuan alat ukur. Validitas isi memerlukan penilaian dari penilai yang
kompeten (Azwar, 2012). Dalam penelitian ini, pengujian validitas isi dilakukan
dengan menggunakan SPSS. Untuk mengetahui validitas setiap butir item angket atau
alat pengukur data penulis menggunakan teknik korelasi product moment dari
pearson.
N∑XY−(∑X)(∑𝑌)
rxy = Ariakunto (2013:213)
√{𝑁∑𝑋 2 )}−(∑𝑋 2 )} {𝑁∑𝑌 2 −(∑𝑌 2)}

Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
N = Jumlah sampel atau responden
∑xy = Jumlah skor butir dan skor total
∑x = Jumlah standar distribusi skor butir
∑y = Jumlah standar distribusi skor butir
∑x2 = Jumlah kuadrat masing-masing skor butir
∑y2 = Jumlah kuadrat masing-masing skor butir

Dengan taraf signifikansi 5% apabila dari hasil perhitungan di dapat r hitung >
rtabel,maka dikatakan butir soal nomor itu telah signifikan atau telah valid. Sedangkan
apabila rhitung < rtabel, maka dikatakan butir soal itu tidak signifikan atau tidak valid.
2. Uji Realibilitas Angket
Reliabilitas diartikan sebagai konsistensi hasil ukur, yaitu seberapa tinggi
kecermatan pengukuran. Pengukuran dikatakan reliabel apabila skor yang diperoleh
relatif sama dari pengukuran terhadap kelompok yang sama pada waktu berbeda.
Artinya, alat ukur yang digunakan tetap konsisten dan dapat diandalkan apabila
dilakukan pengukuran berulang. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini
menggunakan pendekatan konsistensi internal yaitu Cronbarch's Alpha Coefficent
dengan bantuan SPSS version 25 for Windows.
Menurut Arikunto (2010:221) “reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian
bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan untuk digunakan
sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik”. Untuk uji
reliabilitas angket maka digunakan rumus cronbach alpha, yaitu:

𝑘 ∑𝜎 𝑏2
𝑟11 = ( ) (1 − 2 )
𝑘 − 1 𝜎 𝑡

Keterangan

𝑟11 : Realibilitas Instrumen

k : Banyaknya butir pertanyaan ( banyaknya soal )

∑𝜎 𝑏2 : Jumlah varians butir

𝜎𝑡2 : Varians total

Bila rhitung > rtabel pada tarafsignifikansi 95% dan ( α = 5 % ) maka dapat di katakan
angket tersebut reliabel dan jika rhitung < rtabel , maka angket tersebut di anggap tidak reliabel.

3.7. Uji Asumsi Klasik


Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui ada tidaknya normalitas
residual, multikolinearitas, autokorelasi, dan heteroskedastis pada model regresi.
Pengujian asumsi klasik menjadi penting dilakukan agar diperoleh model yang bersifat
BLUE (Best Linear Unbiased Estimate). Uji asumsi klasik pada penelitian ini terdiri dari
uji normalitas, uji linearitas, dan uji multikolinearitas menggunakan bantuan program
SPSS versi 29 for windows.
3.7.1 Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang didapat berasal
dari populasi yang terdistribusi normal sehingga dapat digeneralisasikan pada
populasi. Pengukuran normalitas pada penelitian ini menggunakan uji statistik
Kolmogrov-Smirnov dengan bantuan version 25 for Windows Data berdistribusi
normal apabila nilai signifikannya >0.05 (Ghozali, 2016).
3.7.2 Uji Linearitas
Uji linearitas digunakan untuk mengetahui apakah dua variabel memiliki
hubungan linier yang signifikan atau tidak. Data yang baik seharusnya terdapat
hubungan yang linier antara variabel bebas dengan variabel terikat. Apabila nilai
signifikansi deviation from linearity >0,05 maka kesimpulannya terdapat hubungan
linier antara variabel lingkungan belajar, variabel gaya belajar dengan variabel
prestasi belajar (Ghozali, 2016).
3.7.3 Uji Multikolinearitas
Menurut Dahlan (2019:39), uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji
model regresi apakah terdapat atau ada korelasi antara sesame variable bebas
(independent), sebab jika variabel bebas saling berkolerasi (berhubungan)
dinyatakan tidak baik. Sebaliknya jika terbebas dari Multikolinearitas maka model
regresi linier dinyatakan baik. Salah satu cara mendeteksi adanya Multikolinearitas
dalam model regresi adalah dengan melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor).
Dengan rumus sebagai berikut
1
𝑉𝐼𝐹 =
1 − 𝑅2

Dasar pengambilan Keputusan pada uji Multikolinearitas dapat dilakukan


dengan:

a) Jika nilai tolerance lebih besar dadri 0,1 maka artinya tidak terjadi
Multikolinearitas, sebaiknya jika terjadi tolerance lebih kecil dari 0,1
artinya terjadi Multikolinearitas terhadap data yang di uji.
b) Jika nilai VIF lebih kecil dari 10 maka artinya tidak terjadi
Multikolinearitas, sebaliknya jika nilai VIF lebih besar dari 10 maka
artinya terjadi Multikolinearitas terhadap data yang di uji.
3.8 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data digunakan untuk mengetahui hubungan seluruh variabel
secara simultan dan mengetahui hubungan variabel secara tarsial. Adapun Teknik
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji regresi linear berganda.
Dalam penelitian ini, perhitungan uji regresi linear berganda menggunakan bantuan
program SPSS versi 29 for windows.

3.8.1 Uji Regresi Linear Berganda


Metode yang digunakan dalam penelitian adalah regresi linear dengna metode
kuadrat terkecil biasa atau OLS (Ordinary Least Square) yaitu metode yang
digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh dari suatu variabel independent
terharap variabel dependen.
Untuk melihat pengaruh variabel bebas (X1 dan X2) terhadap variabel terikat (Y)
maka digunakan analisis regresi berganda. Regresi berganda merupakan analisis
yang gunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas yang
jumlahnya lebih dari satu terhadap variabel terikat. Analisis regresi berganda ini
digunakan untuk melihat pengaruh lingkungan belajar (X1) dan gaya belajar (X2)
terhadap prestasi belajar (Y), adapun persamaan regresi berganda tersebut ialah :

Y = α + β1X1 + β2X2 + e

Keterangan :

Y = Prestasi Belajar

α = nilai konstanta

β1 = koefisien regresi kemandirian belajar

X1 = Kemandirian belajar

β2 = koefisien regresi lingkungan belajar

e = eror term

untuk menghitung β1,β2 pada persamaan regresi dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut :

(∑ 𝑋22 )(∑ 𝑋1 𝑌)−(∑ 𝑋1 𝑋2 )(∑ 𝑋2 𝑌)


β1 = (∑ 𝑋12 ) (∑ 𝑋22 ) – (∑ 𝑋1 𝑋2 )2
β (∑X21) (∑ 𝑋2𝑌) − (∑ 𝑋1𝑋2 )(∑𝑋1𝑌)
2=
( ∑ 𝑋2 2
1 ) ( ∑ 𝑋2 ) − ( ∑ 𝑋1 𝑋1 )
2

Untuk mempermudahkan perhitungan, data diolah menggunakan program SPPS.

3.9 Uji Hipotesis


3.9.1 Uji Parsial ( Uji t )
Santoso Slamet (dalam lestari, 2020) menyatakan uji t digunakan untuk menguji
Tingkat signifikan dari pengaruh variabel independent secara parsial terhadap
variabel dependen. Rumus menggunakan uji t adalah sebagai berikut :
𝑡 𝑏 − 𝛽𝑖
𝑟𝑒𝑔𝑟𝑒𝑠𝑖 = 𝑖
𝑆𝑏𝑖

Keterangan :

bi = Koefisien regresi variabel

Sbi = Standar eror atau kesalahan standar koefisien regresi variabel (bi)

𝛽i = Koefisien beta / parameter ke 1 dihipotesiskan

Hasil t hitung dikonsultasikan dengan t table dengan taraf signifikansi 95% atau alpha
5%. Jika thitung > ttabel maka lingkungan belajar dan gaya belajar berpengaruh terhadap
prestasi belajar. Jika t hitung < ttabel maka lingkungan belajar dan gaya belajar tidak
berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa.

3.9.2 Uji Simultan ( Uji f )


Santoso slamet (dalam Lestari 2020) menyatakan bahwa uji f digunakan untuk
menguji Tingkat signifikan dari pengaruh variabel independent secara serempek
terhadap variabel dependen. Untk menguji hipotesis secara simultan digunakan
rumus :
Perhitungan uji F menggunakan rumus:
𝑅2 /𝑘
𝑓ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
(1 − 𝑅 2 )/ (𝑛 − 𝑘 − 1 )
Keterangan :
fhitung = Nilai yang dihitung
R2 = Koefesien determinasi
k = Jumlah variabel bebas
n = Jumlah sempel
Dengan kriteria pengujian sebagai berikut (α = 5%)
a) Jika F hitung > F tabel maka hipotesa diterima, berart isecara bersama-sama variabel
idenpenden berpengaruh secara nyata dan signifikan terhadap variable dependen
b) Jika F hitung < F tabal maka hipotesa ditolak berarti secara bersama-sama variabel
independent tidak berpengaruh secara nyata dan signifikan terhadap variabel dependen.
3.9.3 Uji Koefisien determinasi (R2)

Santoso slamet (dalam Lestari 2020) menyatakan bahwa koefisien determinasi atau (R 2)
digunakan untuk menentukan seberapa besar variasi yang terjadi pada variabel
dependen(Y) yang dapat dijelaskan oleh variabel independen(X). Jika R2 semakin besar,
maka persentase pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terkait (Y) semakin
tinggi. Jika R2 semakin kecil maka persentase pengaruh variabel bebas (X) terhadap
variabel terkait (Y) semakin rendah. Dalam penelitian ini, perhitungan uji f menggunakan
bantuan program SPSS versi 29 for windows.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Negeri Medan


(UNIMED) yang beralamat di Jl. Williem Iskandar, Pasar V Medan Estate. Fakultas Ekonomi
UNIMED merupakan satu dari banyaknya Fakultas yang terdapat di Universitas Negeri
Medan. Yang dimana populasi dalam penelitian ini ialah mahasiswa program studi Pendidikan
Bisnis Angkatan 2021 dengan jumlah sampel sebanyak 32 orang dengan ketentuan
pengambilan sampel adalah total sampling. Yang terdiri dari 1 kelas yaitu Pendidikan Bisnis
A 2021 sebanyak 32 orang.

4.2. Uji Validitas dan Uji Realibilitas

Sebelum pengumpulan data mengenai lingkungan belajar dan gaya belajar, terlebih
dahulu instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini diuji cobakan kepada mahasiswa
yang termasuk sampel penelitian yaitu mahasiswa Pendidikan Bisnis Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Medan Stambuk 2021. Uji coba dilakukan untuk mengetahui validitas dan
reliabilitas instrumen tersebut. Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan sebanyak 15
item angket yang disebarkan kepada 32 mahasiswa. 15 item angket ini terdiri dari 5 item angket
lingkungan belajar (X1) dan 5 item angket lingkungan belajar (X2).

4.2.1 Uji Validitas Lingkungan Belajar (X1)

Uji validitas angket Lingkungan Belajar yang meliputi sebanyak 5 item dan dilakukan kepada
32 responden dengan menggunakan SPSS Versi 29, menunjukkan bahwa 5 item pernyataan
dinyatakan “VALID” dengan memenuhi persyaratan r hitung > rtabel. Dengan demikian, 5 item
digunakan dalam pengumpulan informasi untuk tujuan studi.

Validitas item angket pada variabel Lingkungan Belajar (X1) dapat dilihat pada tabel 4.1
berikut.
Tabel 4.1

Uji Validitas Angket Lingkungan Belajar

No Item rhitung rtabel Keterangan

1. 0,821 0,349 VALID

2. 0,689 0,349 VALID

3. 0,884 0,349 VALID

4. 0,857 0,349 VALID

5. 0,025 0,349 VALID

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS versi 29

Sementara itu, rumus Cronbach Alpha dilakukan untuk menganalisis reliabilitas kuesioner
dengan 5 item kuesioner yang valid, memberikan temuan sebagai berikut:

Tabel 4.2

Uji Reliabilitas Angket Lingkungan Belajar (X1)

Reliability
Statistics

Cronbach’s N of

Alpha Items

.786 6

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS versi 29

Nilai Cronbach Alpha sebesar 0,786 diperoleh dari perhitungan reliabilitas pada tabel 4.2 di
atas. Nilai ini lebih besar dari nilai rtabel sebesar 0,349 pada taraf signifikan = 5% n = 32.
Apabila nilai rhitung>rtabel (0,786 > 0,349), instrumen kuisioner lingkungan belajar terbukti
reliabel.
4.2.2 Uji Validitas Gaya Belajar (x2)

Dari hasil uji validitas pada angket lingkungan belajar sebanyak 5 item kepada 32 orang
responden, diperoleh sebanyak 5 item dinyatakan “VALID” yang memenuhi ketentuan r hitung
> rtabel. Validitas kuesioner variabel lingkungan belajar (X2), ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel 4.3

Uji Validitas Angket Gaya Belajar (X2)

No Item rhitung rtabel Keterangan

1. 0,704 0,349 VALID

2. 0,848 0,349 VALID

3. 0,804 0,349 VALID

4. 0,673 0,349 VALID

5. 0,569 0,349 VALID

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS versi 29

Sementara itu, rumus Cronbach Alpha dilakukan untuk menganalisis reliabilitas kuesioner
dengan 5 item kuesioner yang valid, memberikan temuan sebagai berikut:

Tabel 4.4

Uji Reliabilitas Gaya Belajar (X2)

Reliability Statistics
Cronbach’s Alpha N of items
.784 6
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS versi 29

Nilai Cronbach Alpha sebesar 0,784 diperoleh dari perhitungan reliabilitas pada tabel 4.3 di
atas. Nilai ini lebih besar dari nilai rtabel sebesar 0,349 pada taraf signifikan = 5% n = 32.
Apabila nilai rhitung>rtabel (0,784 > 0,349), instrumen kuisioner gaya belajar terbukti reliabel.
4.3 Analisis Deskriptif

Sebelum melakukan uji prasyarat dan melakukan pengujian terhadap hipotesis yang
diajukan, deskripsi angket penelitian akan terlebih dahulu dipaparkan. Hal ini dimaksudkan
untuk memberikan gambaran mengenai data yang diperoleh pada setiap variabel. Berdasarkan
jawaban angket lingkungan belajar dan gaya belajar yang disebarkan pada 32 responden, maka
peneliti membuat daftar distribusi frekuensi atas jawaban responden. Dimana daftar koefisien
tabulasi lingkungan belajar (X1) dan gaya belajar (X2) merupakan daftar yang diperoleh dari
hasil jawaban angket. Karena skor tertinggi dari setiap item angket adalah 4 dan skor terendah
1, maka dapat dihitung:

nilai Tertinggi−nilai terendah


Interval =
jarak interval

4−1
Interval = 4

Interval = 0,75

Pengukuran penelitian ini menggunakan skala likert dengan alternatif jawaban yaitu,
sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS), setuju (S), sangat setuju (SS). Berdasarkan hasil
pertimbangan di atas, maka diperoleh batas interval yaitu sebesar 0,75 dan dapat dikategorikan
sebagai berikut :

Tabel 4.5

Kategori Penilaian Jawaban Angket Penelitian

Interval Kategori

1,00 – 1,75 Kurang Baik

1,76 – 2,50 Cukup Baik

2,51 – 3,25 Baik

3,26 – 4,00 Sangat Baik

Sumber: Heryanto 2018

Kriteria ini hanya digunakan untuk setiap variabel independen yaitu untuk variabel
Lingkungan Belajar (X1) dan Gaya Belajar (X2). Sedan gkan untuk variabel prestasi belajar
mahasiswa digunakan kategori penilaian sebagai berikut:
Tabel 4.6

Kategori Penilaian Prestasi Belajar Mahasiswa (Y)

IPK Kategori

2,00 – 2,75 Memuaskan

2,76 – 3,50 Sangat Memuaskan

3,51 – 4,00 Dengan Pujian

Selanjutnya untuk mengidentifikasi tingkat kecenderungan digunakan nilai rata-rata


ideal (Mi) dan Standar deviasi (Sdi). Perhitungan kecenderungan variabel ini menggunakan
nilai tertinggi dan nilai terendah yang dicapai responden dari jawaban angket variabel
Lingkungan Belajar dan Gaya Belajar sedangkan untuk Prestasi Belajar mahasiswa digunakan
IPK tertinggi dan IPK terendah. Berikut rumus yang digunakan untuk menghitung Mi dan Sdi:

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑇𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ


Mi =
2

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑇𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ


Sdi =
6

Sedangkan untuk interval kelompok kecenderungan untuk setiap variabel dalam


penelitian ini yaitu pergaulan teman sebaya, gaya belajar dan indeks prestasi mahasiswa
menggunakan rumus sebagai berikut

Tabel 4.7

Kategori Kecenderungan Variabel

Rumus Konvensi Kategori

X > Mi + 1,5 Sdi Sangat Baik

Mi > X ≤ Mi + 1,5 Sdi Baik

Mi – 1,5 Sdi ≥ X ≤ Mi Cukup

X < Mi – 1,5 Sdi Kurang

Sumber: Mardapi, 2008:123


Setelah penelitian dilakukan, maka peneliti mendapatkan data mengenai penelitian sebagai
berikut:

4.3.1 Deskripsi Variabel Lingkungan Belajar (X1)

Lingkungan Belajar diukur menggunakan angket dimana angket disusun


berdasarkan bagian yang diambil dari teori para ahli. Data pada variabel Lingkungan Belajar
didapat dari instrumen yang diisi oleh 32 responden dan memiliki 5 butir pernyataan. Skor
tertinggi yang dapat diraih pada setiap butir adalah 4 dan skor terendah yaitu 1. Berdasarkan
skor tersebut maksimal skor variabel Lingkungan Belajar adalah 5 x 4= 20 dan skor minimum
adalah 5 x 1= 5. Adapun distribusi frekuensi data variabel Lingkungan Belajar dapat dilihat
pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.8

Distribusi Frekuensi Jawaban Lingkungan Belajar (X1)

Alternatif Jawaban

No Item SS=4 S=3 TS=2 STS=1 Jumlah Mean Keterangan

F SC F SC F SC F SC F SC

1 7 28 24 72 1 2 0 0 32 102 3,19 Baik

2 7 28 22 66 2 4 1 1 32 99 3,09 Baik

3 8 32 24 72 0 0 0 0 32 104 3,25 Baik

4 10 40 18 54 4 8 0 0 32 102 3,19 Baik

5 23 92 9 27 0 0 0 0 32 119 3,72 Sangat


baik

Jumlah 160 526 16,44


Rata rata 3,29 Baik
Sumber : Angket lingkungan belajar
Keterangan :

F = Frekuensi jawaban

SC = Frekuensi x Nilai jawaban

Berdasarkan data yang diperoleh diatas dapat disimpulkan bahwa lingkungan belajar
mahasiswa pendidikan bisnis stambuk 2021 dikategorikan “Baik” dengan total rata ratanya
adalah sebesar 3,29. Untuk mengidentifikasi tingkat kecenderungan lingkungan belajar (X 1)
digunakan rata rata ideal (Mi) dengan standar deviasi (Sdi). Berdasarkan data hasil penelitian
variabel lingkungan belajar diperoleh skor rata rata 16,44 dengan skor tertinggi yang dapat
dicapai responden adalah 20 sedangkan skor terendah 14. Maka berdasarkan data tersebut
ditentukan Mi dan Sdi sebagai berikut :

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 + 𝑠𝑘𝑜𝑟𝑒 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ 20 + 14 34


Mi = 2
= 2
= 2
= 17

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 − 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ 20 − 14 6


Sdi = = =6=1
6 6

1,5 Sdi = 1,5 (1) = 1,5

Mi + 1,5 Sdi = 17 + 1,5 = 19

Mi – 1,5 Sdi = 17 – 1,5 = 16

Dengan demikian kategori kecenderungan lingkungan belajar mahasiswa pendidikan


bisnis stambuk 2021 Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan sebagai berikut :

Tabel 4.9

Tingkat Kecenderungan Lingkungan Belajar (X1)

Interval Skor Frekuensi Frekuensi relative (%) Kategori


X >19 5 16% Sangat baik
17 > X < 19 2 6% Baik
16 > X < 17 14 44% Cukup
< 16 11 34% Kurang
Jumlah 32 100%
Sumber : Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.9 diatas menunjukkan Tingkat persentase frekuensi variabel
lingkungan belajar mahasiswa prodi Pendidikan bisnis stambuk 2021 Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Medan. Dari hasil perhitungan yang diperoleh rata-rata 16% pada kategori
sangat baik, 6% pada kategori baik, 44% pada kategori cukup dan 34% pada kategori kurang.
Dan presentasi penyajiannya dalam bentuk diagram gambar adalah sebagai berikut :

Gambar 4.1

Diagram Pie Kecenderungan Lingkungan Belajar (X1)

LINGKUNGAN BELAJAR

16% 13%

28%
43%

sangat baik baik cukup kurang

4.3.2 Deskripsi Variabel Gaya Belajar

Variebel gaya belajar diukur menggunakan angket dimana angket disusun berdasarkan
bagian yang diambil dari teori para ahli. Data pada variabel gaya belajar didapat dari instrumen
yang diisi oleh 32 responden dan memiliki 5 butir pertanyaan. Skor tertinggi yang dapat diraih
pada setiap butir adalah 4 dan skor terendah adalah 1. Berdasarkan skor tersebut maksimal skor
variabel gaya belajar adalah 5 x 4 = 20 dan skor minimum adalah 5 x 1 = 5. Adapun distribusi
frekuensi data variabel gaya belajar dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.10

Distribusi Frekuensi Jawaban Gaya Belajar (X2)

Alternatif Jawaban

No Item SS=4 S=3 TS=2 STS=1 Jumlah Mean Keterangan

F SC F SC F SC F SC F SC

1 6 24 25 75 1 2 0 0 32 101 3,16 Baik

2 9 36 20 60 2 4 1 1 32 101 3,16 Baik

3 9 36 23 69 0 0 0 0 32 105 3,28 Baik

4 15 60 17 51 0 0 0 0 32 111 3,47 Baik

5 22 88 10 30 0 0 0 0 32 118 3,69 Sangat


baik

Jumlah 160 536 16,76


Rata rata 3,35 Baik
Sumber : Angket Gaya Belajar

Keterangan :

F = Frekuensi jawaban

SC = Frekuensi x Nilai Jjawaban

Berdasarkan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa gaya belajar mahasiswa
Pendidikan bisnis stambuk 2021 dikategorikan baik dengan total rata-ratanya sebesar 3,35.
Untuk mengidentifikasi Tingkat kecenderungan gaya belajar (X 2) digunakan rata-rata ideal
(Mi) dengan standar deviasi (Sdi). Berdasarkan data hasil penelitian variabel gaya belajar
diperoleh skor rata-rata 16,76 dengan skor tertinggi yang dicapai responden adalah 20
sedangkan skor terendah 13. Maka berdasarkan data tersebut ditentukan Mi dan Sdi sebagai
berikut :

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 + 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ 20 + 13 33


Mi = = = = 17
2 2 2

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 − 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ 20 −13 7


Sdi = = = 6 = 1,16
6 6
1,5 Sdi = 1,5 (1,16) =1,74

Mi + 1,5 Sdi = 16,5 +1,74 =19

Mi – 1,5 Sdi = 16,5 – 1,74 = 15

Dengan demikian kategori kecenderungan gaya belajar mahasiswa prodi Pendidikan


bisnis stambuk 2021 Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan sebagai berikut :

Tabel 4.11

Tingkat Kecenderungan Gaya Belajar (X2)

Interval Skor Frekuensi Frekuensi relative (%) Kategori


X >19 5 16% Sangat baik
17 > X < 19 4 13% Baik
15> X < 17 17 53% Cukup
< 15 6 19% Kurang
Jumlah 32 100%
Sumber : Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.11 di atas menunjukan Tingkat persentase frekuensi variabel gaya
belajar mahasiswa prodi Pendidikan bisnis stambuk 2021 Fakultas Ekonomi Universitas
Negeri Medan. Dari hasil perhitungan di peroleh rata rata 16% pada kategori sangat
baik,16%pada kategori baik,53% pada kategori cukup, 19% pada kategori kurang. Dan
presentasi Penyajiannya dalam bentuk diagram gambar adalah sebagai berikut:

Gambar 4.2

Diagram Pie Kecenderungan Gaya Belajar (X2)

Gaya belajar

16% 13%
28%
43%

sangat baik baik cukup kurang


4.3.3 Deskripsi Prestasi Belajar Mahasiswa (Y)

Untuk mengetahui Tingkat kecenderungan variabel prestasi belajar, terlebih dahulu di


lakukan perhitungan mean ideal (Mi) dan standar deviasi (Sdi), Dimana prestasi belajar di
peroleh dari nilai indeks prestasi kumulatif (IPK) mahasiswa prodi Pendidikan bisnis stambuk
2021 Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan yang memiliki nilai tertinggi 98 dan nilai
terendah 75. Adapun cara menghitung Msi dan Sdi digunakan rumus sebagai berikut:

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 + 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ 98 +75 173


Mi = − = = 86,5
2 2 2

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 − 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ 98 −75 23


Sdi = − = = 3,83
6 6 6

I,5 Sdi = 1,5 (3,83) = 5,74

Mi + 1,5 Sdi = 86,5 + 5,74 = 92,24

Mi – 1,5 Sdi = 86,5 – 5,74 = 80,76

Setelah di lakukan pengolahan data pada angket total skor masing masing
responden,maka dimasukan ke dalam perhitungan pengkategorian sebagai berikut :

Tabel 4.12

Tingkat Kecenderungan Prestasi Belajar (Y)

Interval Skor Frekuensi Frekuensi relative (%) Kategori


X >92,24 4 13% Sangat baik
86,5 > X < 92,24 9 28% Baik
80,76> X < 86,5 14 44% Cukup
< 80,76 5 16% Kurang
Jumlah 32 100%
Sumber : Data primer yang di olah

Berdasarkan tabel 4.12 di atas menunjukan Tingkat persentase frekuensi variabel


prestasi belajar mahasiswa Prodi Pendidikan Bisnis stambuk 2021 Fakultas ekonomi
Universitas Negeri Medan. Dari hasil perhitungan diperoleh rata rata 13% pada kategori sangat
baik, 28% pada kategori baik, 44% pada kategori cukup, dan 16% pada kategori kurang. Dan
presentasi penyajiannya dalam bentuk diagram gambar adalah sebagai berikut :
Gambar 4.3

Diagram Pie Kecenderungan Prestasi Belajar

Prestasi belajar

16% 13%
sangat baik
28% baik
43% cukup
kurang

Sumber: SPSS versi 29 for windows

4.4 Hasil Uji Asumsi Klasik


4.4.1 Hasil Uji Normalitas
Data dari masing masing variabel dilakukan analisis normalitas untuk melihat
apakah data terdistribusi secara merata. Tes Kolmogorov Smirnov dapat digunakan untuk
melihat data normal atau tidak. Data residual berdistribusi normal (nilai probabilitas > 0,05)
jika nilai signifikansi uji Kolmogorov Smirnov lebih besar dari 5% (α= 0,05), tetapi tidak
berdistribusi normal jika nilai signifikansinya kurang dari 5% (α= 0,05) maka data residual
bersitribusi tidak normal ( nilai probabilitas<0,05). Berikut hasil uji Kolmogorov Smirnov
dengan menggunakan SPSS versi 29 for windows.
Tabel 4.13
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Kolmogrov -Smirnov Test
One-sample Kolmogrov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 32
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. 1.17840406
Deviation
Most Extreme Absolute .162
Differences Positive .162
Negative -.109
Test Statistic .162
Asymp.sig.(2-tailed)c .032
Monte Carlo Sig. (2- Sig .030
talled)4
99% Confidence Interval lower Bound .025
Upper Bound .034
a. Test distribution is Normal
b. Calcuted From data
c. Lilliefors Significance Correction

Sumber data: Pengolahan Data SPSS Versi 29

Berdasarkan Tabel 4.13 Di atas menunjukan bahwa data dalam penelitian ini
berdistribusi Normal. Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan uji kolmograv Smirnov
diperoleh nilai Asymp.Sig 0,034. Nilai ini lebih besar dari 0,05 (0,034>0,05) sehingga
dapat disimpulkan bahwa data yang di uji berdistribusi Normal. Selain itu, peneliti juga
melihat gambar grafik P.P Plot sebagai berikut
4.4.2 Hasil Uji Linearitas

Uji linearitas digunakan untuk melihat apakah variabel lingkungan belajar dan gaya
belajar memiliki hubungan linear , terhadap prestasi belajar atau tidak.

Berdasarkan alasan Keputusan uji linearitas :

1. Variabel bebas dan variabel terikat memiliki hubungan linear yang kuat jika nilai
signifikannya lebih besar dari 0,05
2. Jika nilai F hitung lebih kecil dari F tabel maka hasilnya adalah terdapat hubungan
linear secara signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen.

Berikut hasil uji linearitas terhadap variabel terikat :

Tabel 4.14

Hasil Uji Linearitas X1 Terhadap Y


Sumber data : Pengelolaan data SPSS 29

Berdasarkan hasil yang di peroleh dari perhitungan SPSS diketahui nilai sig deviation
from linearity Untuk variabel Lingkungan belajar (x1) Terhadap prestasi belajar sebesar
0,52 > 0,05 . maka dapat di simpulkan terdapat pengaruh yang linear antara Lingkungan
belajar (X1) Terhadap prestasi belajar Mahasiswa (Y). Untuk uji linearitas variabel gaya
belajar (X2) Dapat di lihat dari tabel berikut ini :

Tabel 4.15

Hasil Uji Linearitas X2 Terhadap Y

ANOVA Table
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Y Between (Combined) 245.704 7 35.101 1.105 .392
X2 Groups Linearity 23.848 1 23.848 .751 .395
Deviation from 221.857 6 36.976 1.164 .358
Linearity
Within Groups 762.514 24 31.771
Total 1008.219 31
Sumber data : Pengolahan Data SPSS versi 29

Berdasarkan Hasil yang di peroleh dari perhitungan SPSS di ketahui nilai sig deviation
from linearity untuk variabel gaya belajar (X2) terhadap prestasi belajar mahasiswa (Y) sebesar
0,358>0,05. Maka dapat di simpulkan terdapat pengaruh yang linear antara gaya belajar (X2)
terhadap prestasi belajar mahasiswa (Y).

4.4.3 Hasil Uji Multikolinearitas

Dari analisis regrensi berganda , uji multikolinearitas di terapkan untuk menunjukan adanya
asumsi. Variabel bebas harus bersih dari gejala multikolinearitas, sesuai dengan asumsi
multikolinearitas. Jika terdapat gejala multikolinearitas , maka keterkaitan antara variabel
penelitian akan terganggu sehingga menyebabkan model regresi yang tidak valid. Untuk
mendeteksi ada tidaknya multikolineritas di dalam model regresi adalah dengan melihat nilai
toleransi dan variance inflation factor (VIF). Apabila nilai tolerance >0,1 dan nilai VIF < 10
maka dapat di simpulkan tidak ada multikolineritas antara variabel bebas dalam model regresi.
Berdasarkan hasil pengujian dengan SPSS versi 29, di peroleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4.16

Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Coefficientsa

Standardized

Unstandardized Coefficients Coefficients Collinearity Statistics

Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF

1 (Constant) 76.724 9.754 7.866 <.001

LINGKUNGAN BELAJAR .087 .850 .030 .102 .919 .399 2.509

GAYA BELAJAR .400 .888 .131 .450 .656 .399 2.509

a. Dependent Variable:

Sumber data : pengolahan data SPSS versi 29

Dari tabel di atas dapat di lihat dari nilai tolerance sebesar 0,399 dimana 0,399 > 0,10.
Menunjukan bahwa kedua variabel bebas tidak menampilkan multikolinearitas. Selain itu ,
hasil nilai VIF sebesar 2,509 dimana 2,509 < 10 menunjukan bahwa tidak terjadi
multikolinearitas . maka dapat di simpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas dalam penelitian
ini

4.5 Hasil Analisis Data

4.5.1 Hasil Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh antara dua atau
lebih variabel bebas (independent ) terhadap satu variabel terkait ( dependen) . dengan analisis
regresi linear berganda akan di ketahui seberapa besar pengaruh lingkungan belajar , gaya
belajar terhadap prestasi belajar .
Berdasarkan hasil tabel pengujian yang di lakukan dengan program SPSS, hasil analisis
regresi linear berganda adalah sebagai berikut :

Tabel 4.17

Hasil Perhitungan Regresi Linear Berganda

Conffcientsa

Sus

Sumber data : pengolahan data SPSS versi 29

Berdasarkan tabel di atas, model persamaan regrensi berganda yang di gunakan dalam
penelitian ini yakni :

Y = α + β1X1 + β2X2 + e

Y = 76.724 + 0.87X1 + 0,400 X2+ e

Dimana :

Y = Prestasi Belajar

X1 = Kemandirian Belajar

X2 = Lingkungan Belajar

Berikut ini adalah uraian persamaannya :

1. Nilai konstan 76.724 artinya jika lingkungan belajar X1 dan gaya belajar X2 sebesar 0,
maka perolehan prestasi belajar atau (Y) mahasiswa Pendidikan bisnis akan bernilai
76,724.
2. Nilai koefisien lingkungan belajar (b1) adalah sebesar 0,87 artinya apabila lingkungan
belajar (X1) mengalami kenaikan sebesar 1% maka prestasi belajar (Y) akan
mengalami peningkatan sebesar 0,87, sebaliknya jika lingkungan belajar (X1) turun 1%
maka prestasi belajar (Y) akan mengalami penurunan sebesar 0,87 dengan syarat
variabel bebas lainnya bernilai tetap.
3. Nilai koefisien gaya belajar X2 (b2) adalah sebesar 0,400 artinya apabila gaya belajar
(X2) mengalami kenaikan sebesar 1%, maka prestasi belajar akan mengalami
peningkatan sebesar 0,400, sebaliknya jika gaya belajar (X2) turun 1%, maka prestasi
belajar (Y) akan mengalami penurunan sebesar 0,400 dengan syarat variabel bebas
lainnya bernilai tetap.

4.6 Hasil Uji Hipotesis


4.6.1 Hasil Pengujian Hipotesis Parsial (uji t)
Untuk menganalisis pengaruh lingkungan belajar (X1) terhadap prestasi belajar
(Y) dan gaya belajar (X2) terhadap prestasi belajar (Y) digunakan uji statistik parsial
(uji t). Pengujian hipotesis dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t tabel,
dengan hipotesis diterima dan signifikan jika t hitung > tabel para taraf signifikan 95%
(α = 0,05), dan hipotesis ditolak jika t hitung < t tabel pada taraf signifikan 95% (α =
0,05). Rumus df (derajat kebebasan) = n (jumlah responden) – k (jumlah variabel
penelitian) digunakan untuk mencari nilai t tabel. Pada penelitian ini diketahui n = 32
dan k = 3, menghasilkan dk = 32 – 3 = 29 pada Tingkat 5% dari analisis ini diperoleh t
tabel :

Tabel 4.18
Hasil Uji Parsial (uji t)

Coefficientsa
Standardize
Unstandardized d
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 76.724 9.754 7.866 <.001
LINGKUNGAN .087 .850 .030 .102 .919
BELAJAR
GAYA BELAJAR .400 .888 .131 .450 .656
a. Dependent Variable: Y
Sumber data : Pengolahan data SPSS Versi 29
Pada tabel diatas dapat diketahui uji t lingkungan belajar (X1) dan gaya belajar (X2) :

1. Berdasarkan output coefficients di peroleh nilai t hitung sebesar -102<t tabel 1,699 dan
nilai signifikan (Sig) 0.919 > 0,05, maka dapat di simpulkan bahwa H0 di terima dan
H1 di tolak, yang artinya “ lingkungan belajar ”(X1) tidak berpengaruh signifikan
Terhadap prestasi ( Y )
2. Berdasarkan hasil analisis regresi di peroleh nilai t hitung sebesar 0.450< t tabel 1,699
dan nilai signifikan (Sig) 0,656> 0,05 , maka dapat di simpulkan bahwa H0 di terima
dan HI di tolak , yang artinya “ gaya belajar” (X2) tidak berpengaruh signifikan
terhadap prestasi (Y)

4.6.2 Hasil Uji Secara Simultan (Uji F)

Dalam penelitian ini, uji simultan (uji F) dilakukan untuk melihat apakah kedua factor
independent memiliki pengaruh yang berarti terhadap variabel dependen. Hipotesis
diterima jika Fhitung > Ftabel atau nilai signifikansinya < 0,05, dan di tolak jika Fhitung > Ftabel
atau nilai signifikansinya > 0,05. Rumus df (Derajat Kebebasan) = n (Jumlah responden) –
k (Jumlah Variabel Penelitian) digunakan dalam penelitian ini, mendapatkan 3,15 dengan
menggunakan hasil Ftabel, Dimana df = n – k = 32 – 3 = 29 dan pembilang df = k – 1 = 3 -
1= 2. Tabel hasil uji simultan (Uji F) :

TABEL 4.19

Hasil Uji Simultan (Uji F)

ANOVAa
Sum of Mean
Model Squares Df Square F Sig.
1 Regression 24.200 2 12.100 .357 .703b
Residual 984.018 29 33.932
Total 1008.219 31
a. Dependent Variable: PRESTASI BELAJAR
b. Predictors: (Constant), GAYA BELAJAR, LINGKUNGAN BELAJAR
Sumber data: Pengolahan Data SPSS Versi 29
Analisis data hipotesis dengan uji F menunjukkan angka Fhitung = .357 dengan
signifikansi .703, kemudian nilai ini dibandingkan dengan Ftabel pada taraf signifikansi 95%
atau (α=0,05). Tabel diatas menunjukkan Fhitung > Ftabel (.357 > 3,15) dan nilai signifikansi
lebih kecil dari 0,05 (.703 < 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis ketiga diterima.
Artinya, ada pengaruh positif dann signifikan antara lingkungan belajar X1 dan Gaya Belajar
X2 terhadap Prestasi Belajar mahasiswa prodi Pendidikan bisnis fakultas ekonomi universitas
negeri medan stambuk 2021.

4.6.3 Hasil Pengujian Koefisien Determinasi (R2)

Pengujian koefisien determinasi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar


sumbangan atau kontribusi variabel bebas Lingkungan Belajar (X1) dan Gaya Belajar (X2)
terhadap Prestasi Belajar (Y) secara Bersama sama.

Perhitungan koefisien determinasi dapat dilihat padatabel berikut ini:

Tabel 4.20

Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi (R2)

Model Summary
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate
a
1 .155 .024 -.043 5.825
a. Predictors: (Constant), GAYA BELAJAR, LINGKUNGAN
BELAJAR
Koefisien determinasi dalam penelitian ini adalah nilai R square sebesar 0,024, seperti
terlihat pada tabel di atas. Besarnya nilai koefisien 0,024 adalah 0,24%. Nilai tersebut berarti
variabel Lingkungan belajar (X1) dan gaya belajar (X2) memiliki konstribusi pengaruh sebesar
0,24 persen terhadap prestasi belajar (Y) mahasiswa program studi Pendidikan Bisnis stambuk
2021 Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan dengan sisanya 99,76% dipengaruhi oleh
variabel-variabel yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
4.7 Hasil Pembahasan Penelitian

4.7.1 Pengaruh Lingkungan Belajar (X1) terhadap Prestasi Belajar (Y)

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Lingkungan Belajar berpengaruh terhadap


Prestasi Belajar mahasiswa Pendidikan bisnis A Universitas Negeri Medan. Berdasarkan
pengujian hipotesis secara parsial, terdapat pengaruh yang positif antara Lingkungan Belajar
terhadap prestasi belajar dengan nilai t hitung > ttabel. (0,102 < 2,045) dan nilai signifikansi sebesar
0,919 < 0,05.

Hasil penelitian tentang lingkungan belajar dan prestasi belajar siswa menunjukkan
adanya korelasi positif antara kondisi lingkungan belajar yang baik dan prestasi belajar yang
tinggi. Faktor-faktor seperti fasilitas, dukungan guru, dan interaksi sosial dapat memengaruhi
prestasi belajar siswa secara signifikan

4.7.2 Pengaruh Gaya Belajar (X2) terhadap Prestasi Belajar (Y)

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gaya belajar berpengaruh terhadap Pretasi
belajar mahasiswa pendidikan bisnis fakultas ekonomi universitas negeri medan Berdasarkan
pengujian hipotesis secara parsial, terdapat pengaruh yang positif antara gaya belajar terhadap
Prestasi belajar dengan nilai t hitung > ttabel. (0,450 < 2,045) dan nilai signifikansi sebesar 0,919
> 0,05.

Hasil penelitian mengenai korelasi antara gaya belajar dan prestasi belajar umumnya
menunjukkan bahwa penyesuaian pemahaman dan penerapan gaya belajar personal dapat
meningkatkan pencapaian belajar. Preferensi terhadap gaya belajar visual, auditori, atau
kinestetik dapat berpengaruh pada kemampuan seseorang dalam menangkap informasi dengan
lebih efisien. Signifikansi metode pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar individu juga
dapat meningkatkan retensi dan pemahaman materi pelajaran.

4.7.3 Pengaruh Lingkungan Belajar (X1) dan Gaya Belajar (X2) Terhadap Prestasi
Belajar (Y)

Secara simultan diperoleh Fhitung sebesar 0.357 dengan taraf signifikan 0,703 dengan
nilai Fhitung > Ftabel (0,357 < 3,15). Karena nilai signifikan (0,703 > 0,05) dan Fhitung >
Ftabel artinya ada pengaruh positif dan signifikan antara Lingkungan Belajar (X1), dan Gaya
Belajar (X2) terhadap Prestasi belajar mahasiswa pendidikan bisnis fakultas ekonomi
universitas negeri medan hasil pengujian hipotesis pada pengaruh simultan dari variabel
Lingkungan Belajar (X1), dan Gaya Belajar (X2) terhadap Prestasi belajar (Y) relevan dengan
penelitian terdahulu yang dilakukan.

Kontribusi yang diberikan oleh Lingkungan Belajar (X1), dan Gaya Belajar (X2)
terhadap Prestasi belajar sebesar 0,24 % sedangkan sisanya 99,76% dipengaruhi oleh variabel
lain yang relevan serta mampu mempengaruhi Prestasi belajar. Dengan beberapa keterbatasan
pada saat penelitian seperti jumlah responden serta waktu penelitian yang terbatas menjadi
penyebab model penelitian yang kurang mampu memberikan prediksi yang sangat kuat
terhadap dampak kedua variabel bebas terhadap variabel terikat.

Berdasarkan hasil penelitian yang dikuatkan dengan teori dan juga hasil penelitian
sebelumnya yang relevan di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan antara lingkungan belajar dan gaya belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa prodi
Pendidikan Bisnis Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan Stambuk 2021.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan dan Saran

5.1.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terhadap hasil penelitian maka


disimpulkan sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh yang positif antara Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Belajar
mahasiswa Pendidikan Bisnis Stambuk 2021.
2. Terdapat pengaruh positif Gaya Belajar terhadap Prestasi Belajar mahasiswa
Pendidikan Bisnis Stambuk 2021.
3. Terdapat pengaruh positif secara simultan antara Lingkungan Belajar dan Gaya Belajar
terhadap Prestasi Belajar pada mahasiswa Pendidikan Bisnis Stambuk 2021.
4. Dalam perhitungan determinasi (R2) diperoleh sebesar 0,24%. Hal ini menunjukkan
bahwa sumbangan pengaruh Lingkungan Belajar dan Gaya Belajar terhadap Prestasi
Belajar mahasiswa Pendidikan Bisnis Stambuk 2021 sebesar 0,24%. Sedangkan
sisanya 99,76% dipengaruhi oleh variabel lain yang relevan serta mampu
mempengaruhi Prestasi belajar.

5.1.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan serta penelitian yang dilakukan di Jurusan
Pendidikan Bisnis Universitas Negeri Medan Stambuk 2021

1. Bagi mahasiswa Prodi Pendidikan Bisnis Stambuk 2021 diharapkan mampu percaya
diri dalam mengerjakan tugas individu tanpa bantuan orang lain, mengurangi
penggunaan gadget, memanfaatkan waktu untuk mengerjakan soal soal dan terus
meningkatkan Gaya Belajar, untuk memenuhi prestasi belajarnya tanpa ada paksaan
ataupun bergantung pada orang lain.
2. Bagi Universitas diharapkan pihak Universitas selalu memberi kenyamanan tersendiri
bagi mahasiswa yang belajar di dalamnya dengan terus meningkatkan fasilitas yang
ada, secara khusus jaringan internet yang perlu dioptimalkan serta kelengkapan sarana
dan prasarana sehingga umpan balik yang diterima mahasiswa akan berdampak baik
pula untuk kemajuan prestasi nya.
3. Untuk peneliti selanjutnya, disarankan untuk mengembangkan dan menyempurnakan
penelitian mengenai prestasi belajar mahasiswa dengan melibatkan variabel lain selain
Lingkungan Belajar dan Gaya Belajar yang diperkirakan mampu memberikan
kontribusi lebih besar yang dapat meningkatkan prestasi belajar mahasiswa seperti
factor intern mahasiswa (fisik dan psikis), factor keluarga, factor Masyarakat, dan lain
sebagainya. Peneliti selanjutnya juga diharapkan dapat menggunakan metode yang lain
seperti observasi, wawancara mendalam, dan test pengukuran yang lain.
DAFTAR PUSTAKA

Aminah, S. (n.d.). PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA


DI SMA NEGERI 2 MUARO JAMBI.
Fatmawati, E. (n.d.). PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, LINGKUNGAN, GAYA BELAJAR
DAN MOTIVASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA.
Hsb, A. A. (2018). KONTRIBUSI LINGKUNGAN BELAJAR DAN PROSES PEMBELAJARAN
TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI SEKOLAH. JURNAL TARBIYAH, 25(2).
https://doi.org/10.30829/tar.v25i2.365
JURNAL ZENI 2 pdr. (n.d.).
Krisna, N. P., Jurusan, M., Ekonomi, P., & Ekonomi, F. (2019). PENGARUH GAYA BELAJAR
DAN LINGKUNGAN TEMAN SEBAYA TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA DI
JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA. In Jurnal
Pendidikan Ekonomi Undiksha (Vol. 11, Issue 1).
Lestari, S., & Djuhan, M. W. (2021). ANALISIS GAYA BELAJAR VISUAL, AUDIOTORI DAN
KINESTETIK DALAM PENGEMBANGAN PRESTASI BELAJAR SISWA. In IIPSI: Jurnal
Ilmiah Ilmu Pengetahuan Sosial Indonesia Nomor (Vol. 1).
Marpaung, J. (2015). Pengaruh Gaya Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa. In Available online at
www.journal.unrika.ac.id Jurnal KOPASTA Jurnal KOPASTA (Vol. 2, Issue 2).
www.journal.unrika.ac.id
Mubarak, H., Krisnanda, K., & Bengkalis, P. N. (2019). PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR
TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA DALAM MATAKULIAH AKUNTANSI
PEMERINTAH. In Jurnal Akuntansi Syariah) Desember (Vol. 3, Issue 2).
https://ejournal.stiesyariahbengkalis.ac.id/index.php/jas
Nabillah, T., & Abadi, A. P. (2019). Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan
Matematika Sesiomadika.
Ophilia Papilaya, J., Huliselan FKIP, N., & Pattimura Kampus -PGSD Unpatti Jl Tamaela Ambon, U.
B. (2016). IDENTIFIKASI GAYA BELAJAR MAHASISWA. In Jurnal Psikologi Undip (Vol.
15, Issue 1).
Penelitian Pendidikan Sosial Humaniora, J., Winata, E., Tinggi Ilmu Manajemen Sukma, S., & Sakti,
J. (2019). PENGARUH GAYA MENGAJAR DOSEN DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP
PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PERGURUAN TINGGI SWASTA KOTA MEDAN (Vol. 4,
Issue 1).
Riyani, Y., Politeknik, J. A., Pontianak, N., Ahmad, J., Pontianak, Y., & Koresponden, A. (n.d.).
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Mahasiswa (Studi pada mahasiswa Jurusan
Akuntansi Politeknik Negeri Pontianak).
Salsabila, A. (2020). FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR
SISWA SEKOLAH DASAR. In Jurnal Pendidikan dan Dakwah (Vol. 2).
https://ejournal.stitpn.ac.id/index.php/pandawa

Anda mungkin juga menyukai