PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sesuai Peraturan Rektor Universitas Negeri Medan No. 004 untuk Penilaian Hasil
Belajar di Universitas Negeri Medan, dinyatakan bahwa kelulusan program magister dan
diploma dapat diberikan berdasarkan kriteria sebagai berikut: a). Para siswa menyatakan bahwa
mereka akan puas jika mereka mencapai indeks kumulatif curah hujan (IPK) dari 2,76 (dua
komas pencacahan) menjadi 3,00 (tiga nol nol) b). Para mahasiswa menyatakan bahwa prediksi
tersebut cukup akurat jika melebihi kisaran Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yaitu 3,01 (tiga
hipotek per nol) hingga 3,50 (tiga hipotek per nol). (c). Para siswa disuruh berhenti berbicara
ketika Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mencapai level yang lebih tinggi dari 3,50 (tiga dari
lima noel). d). Master menyatakan bahwa jika pelajaran selesai tepat waktu, itu adalah Magna
Cumlaude. melampaui Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) lebih dari 3,50–3,60 (tiga koma nol
dan tidak pernah gagal memenuhi kuliah ujian. e). Siswa menyatakan akan menyerahkan
Summa Cumlaude jika selesai tepat waktu, mencapai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) minimal
3,50–3,60 (tiga sampai lima nol) dan tidak pernah gagal dalam tes ujian.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada bulan Oktober, penulis meneliti data hasil
belajar mahasiswa di Jurusan Ekonomi program Studi Bisnis Universitas Negeri Medan.
Program ini terdiri dari dua kelompok: kelas A, yang memiliki 33 siswa, dan kelas B, yang
memiliki 30 siswa. Jumlah total siswa dalam program ini adalah 63. Harapan belajar dapat
dipahami dari hasil Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang terdapat dalam Kartu Hasil Studi
(KHS).
(Marpaung, 2015) Prestasi Belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal
maupun eksternal, baik dari dalam maupun luar tubuh pembelajar. Salah satu faktor internal
tersebut adalah: 1. Faktor jasmaniah (fisiologis) yang baik yang dapat disebabkan oleh
beberapa faktor seperti struktur tubuh, penglihatan, pendengaran, dan sebagainya. 2. Faktor
psikologis yang baik yang luas dan berasal dari hal-hal berikut: (a) faktor intelektual yang
memperhitungkan potensi, seperti bakat dan kecerdasan, serta nyata, atau prestasi yang
diperoleh sebelumnya. (b) Faktor non-intelektual, yaitu, subset dari populasi target seperti
stereotip, bias, gaya belajar, kecenderungan, kebutuhan, emosi, dan agresi diri 3. Faktor stres
fisik dan psikologis. Faktor eksternal adalah: (a) Faktor sosial, yang meliputi unsur-unsur
berikut: komunitas, sekolah, komunitas, dan lingkungan kelompok sebaya. (b) Aspek
masyarakat modern seperti pengetahuan, bakat teknologi, dan keyakinan agama. (c) Faktor
Lingkungan Fisik terdiri dari tempat tinggal, fasilitas pendidikan, dan kesehatan. (4) Faktor
Spiritual atau Keamanan Lingkungan. Pada penjelasan di atas lingkungan belajar adalah salah
satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. lingkungan belajar adalah tempat terjadinya
saling proses belajar mengajar. Lingkungan belajar dapat mempengaruhi keberhasilan dari
suatu proses pembelajaran. Lingkungan belajar bukan hanya benda mati yang ada di sekitar
tempat belajar, tetapi orang-orang yang ada di tempat tersebut juga terlibat langsung termasuk
lingkungan belajar.(Hsb, 2018).
Menurut (Aminah, n.d.) Lingkungan belajar adalah lingkungan belajar yang memiliki
keterkaitan dengan hasil belajar mahasiswa pascasarjana. Tingkat penerimaan yang tinggi
adalah kondisi yang diharapkan dipenuhi oleh setiap siswa. Namun, seperti yang dinyatakan,
tidak setiap siswa dapat mencapai kondisi yang diharapkan. Ini karena ada banyak faktor yang
berdampak negatif terhadap kemampuan belajar siswa, termasuk: motivasi belajar, lingkungan
belajar, dukungan orang tua, dan kinerja belajar. Penting peranan lingkungan belajar untuk
perkembangan belajar siswanta. Lingkungan ini mencakup kondisi fisik sekolah, seperti sarana
dan prasarana yang tersedia, sumber belajar, dan media pembelajaran. Lingkungan sekolah
juga mencakup lingkungan akademik, yang meliputi pengajaran di kelas dan banyak kegiatan
ekstrakurikuler. Berdasarkan definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Lingkungan
belajar adalah seluruh kondisi yang ada di lembaga pendidikan formal yang secara sistematis
melaksanakan program Bimbingan, pengajaran, dan latihan dalam rangka membantu siswa
agar mampu mengembangkan potensinya.
(JURNAL ZENI 2 Pdr, n.d.) Qualitas lingkungan belajar memiliki potensi untuk secara
signifikan mempengaruhi hasil belajar siswa. Beberapa lingkungan belajar berkualitas tinggi
yang dapat meningkatkan kinerja siswa di kelas termasuk ruang belajar yang tenang dan
nyaman, akses internet yang stabil dan cepat, dan peralatan audiovisual yang berfungsi dengan
baik. Lingkungan ini juga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dan meningkatkan
pemahaman mereka tentang materi pelajaran.Lingkungan sekolah memiliki kekuatan untuk
membentuk dan membentuk perilaku siswa yang merugikan kinerja akademik mereka. Untuk
itu, lingkungan sekolah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas
pembelajaran siswa sekolah menengah. Kampus lingkungan dapat diukur melalui indikator
lingkungan yang mempertaklukannya serta informasi, prasarana, dan interaksi.
Dari data 40 mahasiswa Prodi Pendidikan Bisnis pada observasi awal yang dilakukan
oleh peneliti diperoleh data sebagai berikut:
Pernyataan Ya % Tida %
k
Sarana dikelas anda mendukung proses KBM dalam 24 60 % 16 40 %
pembelajaran
Anda merasa nyaman belajar di ruang kelas gedung 16 40 % 24 60 %
Fakultas Ekonomi
Anda bekerjasama dengan teman kelas dalam mengerjakan 14 35 % 26 65 %
tugas
Teman-teman anda mempunyai peran besar terhadap 18 45 % 22 55 %
motivasi belajar anda
Berdasarkan tabel 1.3 diatas dapat dilihat bahwa dari 40 mahasiswa terdapat 24 orang
mahasiswa dengan persentase 60% merasa tidak nyaman belajar di ruang kelas gedung
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan, 22 orang mahasiswa dengan persentase 55%
memberikan jawaban tidak pada pernyataan teman-teman anda mempunyai peran besar
terhadap motivasi belajar anda. Dari data yang didapat melalui penyebaran angket, bahwa
fasilitas kelas seperti AC, kipas dan proyektor yang tersedia di beberapa ruang belajar Fakultas
Ekonomi tidak berfungsi dengan baik. Selain itu kursi di beberapa ruang belajar rusak sehingga
mengganggu kenyamanan mahasiswa saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Koneksi
jaringan internet yang buruk di Gedung Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan juga
menjadi penghambat dalam kegiatan belajar mahasiswa.
Selain lingkungan belajar, setiap siswa memiliki gaya belajar yang unik ketika
berpartisipasi dalam proses pendidikan. Ketika mengajar, guru hendaknya memperhatikan
kebutuhan siswa mereka. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa setiap metode pengajaran yang
efektif akan sangat mempengaruhi cara siswa belajar, dengan mempertimbangkan karakteristik
individu dan kapasitas intelektual mereka. Kemampuan belajar Malaysia dapat disimpulkan
dari kecerdasan majemuk mereka, dan setiap mahasiswa memiliki masing-masing kecerdasan
yang lebih dominan. Pentingnya memahami proses pembelajaran untuk semua mata pelajaran
didasarkan pada instruksi kelas yang relatif tidak efektif. (Ophilia Papilaya et al., 2016)
Studi ini menyoroti perbedaan gaya belajar antara siswa master. Setiap individu lebih
tertarik untuk belajar dengan cara yang berbeda, dan kapasitas mereka untuk menyimpan
informasi meningkat secara signifikan ketika mereka mampu bekerja, belajar, dan
mempertahankan ketenangan mereka dalam situasi yang menantang. Penelitian yang dilakukan
lebih dari 25 tahun yang lalu telah menunjukkan bahwa orang dapat mempelajari subjek apa
pun dengan sukses selama metode pengajaran disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing
siswa. Dengan demikian, ketika sifat manusia dihormati dan dihargai selama proses
pembelajaran, hasilnya selalu positif; Peserta didik mengalami kegembiraan, berhasil
menyelesaikan tugas tanpa stres, mengalami peningkatan motivasi, dan secara konsisten
mengelola proses pembelajaran.
Mahasiswa berdampak merugikan karena dosen terhadap gaya belajar. Hal ini akan
mengakibatkan prestasi belajar siswa yang tidak sesuai dengan tingkat kecerdasannya. Karena
alasan ini, guru perlu memahami dan mendiskusikan gaya belajar setiap siswa untuk
memfasilitasi proses pembelajaran. Peran, tugas, dan tanggung jawab dosen singkat penting
dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa,
meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yang meliputi kualitas iman/takwa, akhlak mulia,
dan penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, serta mewujudkan masyarakat
Indonesia yang maju, adil, makmur, dan beradab. Dosen profesional dituntut untuk
melaksanakan fungsi, rencana, dan due diligence yang bersifat sangat strategis. Beberapa
penelitian telah menunjukkan bahwa gaya mengajar memiliki pengaruh yang efektif terhadap
prestasi belajar.(Penelitian Pendidikan Sosial Humaniora et al., 2019).
1. Masih rendah nya gaya belajar mahasiswa Pendidikan Bisnis Stambuk 2021 Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Medan.
2. Fasilitas kelas yang tersedia di Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan tidak berfungsi
dengan baik.
Mengingat luasnya masalah yang akan diteliti dan karena keterbatasan kemampuan
peneliti, maka perlu adanya batasan masalah agar mempermudah penelitian sehingga
memungkinkan tercapainya hasul penelitian yang lebih baik. Adapun yang menjadi batasan
masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Gaya belajar yang diteliti adalah Gaya belajar mahasiswa prodi Pendidikan Bisnis Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Medan.
2. Lingkungan belajar yang diteliti adalah lingkungan kampus, tempat mahasiswa prodi
Pendidikan Bisnis Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan melaksanakan kegiatan
pembelajaran.
3. Prestasi belajar yang di teliti adalah prestasi belajar mahasiswa prodi Pendidikan Bisnis
dalam bentuk nilai IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) yang tertera di Kartu Hasil Studi
Mahasiswa (KHS).
1. Apakah terdapat pengaruh Lingkungan belajar terhadap prestasi belajar pada mahasiswa
prodi Pendidikan Bisnis Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan?
2. Apakah terdapat pengaruh Gaya belajar terhadap prestasi belajar pada mahasiswa prodi
Pendidikan Bisnis Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan?
3. Apakah terdapat pengaruh Lingkungan belajar dan Gaya belajar terhadap prestasi belajar
pada mahasiswa prodi Pendidikan Bisnis Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan?
Berdasarkan rumusan masalah di atas adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan belajar terhadap prestasi belajar pada mahasiswa
prodi Pendidikan Bisnis Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan.
2. Untuk mengetahui pengaruh gaya belajar terhadap prestasi belajar pada mahasiswa prodi
Pendidikan Bisnis Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan.
3. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan belajar dan gaya belajar terhadap prestasi belajar
pada mahasiswa prodi Pendidikan Bisnis Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan.
1. Penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan dan wawasan penulis serta pembaca
tentang pengaruh lingkungan belajar dan gaya belajar terhadap prestasi belajar pada
mahasiswa prodi Pendidikan Bisnis Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan
2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi para mahasiswa untuk
meningkatkan gaya belajarnya sehingga dapat meningkatan prestasi belajar.
3. Sebagai bahan masukan bagi para dosen dan pihak kampus dalam menciptakan lingkungan
belajar yang aman dan nyaman untuk meningkatkan prestasi belajar mahasiswa.
Karena kegiatan belajar adalah proses, hasil belajar berkaitan dengan kegiatan belajar.
Capaian pembelajaran diperoleh dari setiap tes psikologi. Ini adalah hasil dari, atau peredam,
proses belajar dan pengalaman siswa di kelas. (Nabillah & Abadi, 2019) Proses pembelajaran
sangat penting bagi seorang guru untuk memahami tingkat keberhasilan siswa. Entah
bagaimana, kemampuan mahasiswa untuk memahami dan menerima berbagai hal yang telah
dikomunikasikan kepada mereka.
Menurut (Salsabila, 2020) Terdapat 2 faktor utama yang mempengaruhi pencapaian prestasi
belajar siswa yaitu sebagai berikut :
1) Faktor Internal
c) Sikap yaitu suatu kecenderungan untuk mereaksi terhadap suatu hal, orang atau benda
dengan suka, tidak suka, atau acuh tak acuh. Sikap seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor
pengetahuan, kebiasaan dan keyakinan.
d) Minat adalah kecenderungan yang menetap dalam subjek untuk merasa tertarik pada bidang
atau hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu.
e) Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan
pada masa yang akan datang.
f) Motivasi belajar adalah faktor penting karena hal tersebut merupakan keadaan yang
mendorong keadaan peserta didik untuk melakukan belajar.
2) Faktor Eksternal
a) Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan pertama dan utama karena dalam
keluarga inilah pertama-tama mendapatkan pendidikan dan bimbingan, sedangkan tugas utama
dalam keluarga bagi pendidikan adalah sebagai peletak dasar akhlak dan keagamaan.
b) Lingkungan perguruan tinggi, lingkungan perguruan tinggi yang baik dapat mendorong
mahasiswa untuk belajar lebih giat. Lingkungan perguruan tinggi ini meliputi cara penyajian
pelajaran, hubungan dosen dengan mahasiswa, alat-alat pelajaran dan kurikulum. Hubungan
dosen dengan mahasiswa yang kurang baik akan mempengaruhi hasil belajarnya.
Menurut (Aminah, n.d.) Lingkungan belajar adalah lingkungan belajar yang berkaitan
dengan hasil belajar siswa. Harapan yang tinggi untuk belajar adalah kondisi yang diharapkan
dapat dipenuhi oleh setiap siswa. Namun, seperti yang dikatakan, tidak setiap siswa dapat
mencapai kondisi yang diharapkan. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor yang mempengaruhi
hasil belajar siswa, termasuk: lingkungan belajar, hubungan interpersonal, motivasi, dan
prestasi belajar.
Lingkungan belajar yang menyenangkan dan kondusif membantu siswa menjadi lebih
sadar. Mahasiswa akan mendapatkan hasil lebih baik dan dapat menikmati proses belajar yang
dilakukan dengan mempersiapkan lingkungan yang tepat. Lingkungan belajar yang dihasilkan
tergantung pada seberapa baik siswa dapat memahami dan merefleksikan dirinya ketika berada
di lingkungan belajar. Lingkungan belajar sangat penting dalam mengembangkan kemampuan
berpikir kritis siswa dan mempunyai dampak sosial negatif yang signifikan terhadap proses
pembelajaran. Lingkungan belajar dapat meningkatkan keaktifan siswa dan efektifitas belajar.
Lingkungan belajar tidak hanya secara bertahap menurunkan hasil pembelajaran; mereka juga
dapat mempengaruhi ranah kognitif atau pribadi seseorang.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
lingkungan belajar adalah segala sesuatu yang berasal dari internal dan eksternal peserta didik
(mahasiswa) yang dapat menunjang kegiatan belajar, sehingga lingkungan belajar dapat
diciptakan sedemikian rupa agar mampu memfasilitasi sarana dan prasarana mahasiswa untuk
melaksanakan kegiatan belajar. Lingkungan belajar mempengaruhi hasil belajar dapat
digolongkan menjadi dua macam yaitu: lingkungan sosial dan lingkungan non sosial baik
dilingkungan kampus maupun dilingkungan tempat tinggal. Lingkungan sosial yang
mempengaruhi proses belajar mahasiswa terdiri dari dosen, teman sekelas, teman sepermainan,
masyarakat, tetangga, orang tua dan keluarga. Sedangkan lingkungan non sosial terdiri dari
tempat belajar, sarana dan prasarana, suasana belajar dan pergaulan.
2.1.2.2 Indikator Lingkungan Kampus
a. Lingkungan Fisik
Lingkungan fisik kampus dapat ditemui baik di dalam kampus maupun di luar kampus.
Lingkungan fisik merupakan semua sarana dan prasarana fisik kampus yang dapat menunjang
kelancaran proses pendidikan dalam perkuliahan. Lingkungan fisik kampus juga diatur dalam
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 49 Tahun 2014 bagian ketujuh yang merupakan
kriteria minimal tentang sarana dan prasarana sesuai dengan kebutuhan isi dan proses
pembelajaran dalam rangka pemenuhan capaian pembelajaran lulusan. Standar prasarana
pembelajaran paling sedikit terdiri atas: lahan, ruang kelas, perpustakaan,
aboratorium/studio/bengkel kerja/unit produksi, tempat berolahraga, ruang untuk berkesenian,
ruang unit kegiatan mahasiswa, ruang pimpinan perguruan tinggi, ruang dosen, ruang tata
usaha; dan fasilitas umum. Sedangkan standar sarana pembelajaran paling sedikit terdiri atas:
perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku, buku elektronik, dan repository, sarana
teknologi informasi dan komunikasi, instrumentasi eksperimen, sarana olahraga, sarana
berkesenian, sarana fasilitas umum, dan sarana pemeliharaan, keselamatan, dan keamanan.
b. Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial kampus adalah semua orang atau manusia lain yang dapat
mempengaruhi manusia lain dalam lingkungan kampus. Pengaruh lingkungan sosial itu ada
yang diterima secara langsung dan ada yang tidak langsung.
ada tiga pola kumunikasi yang dapat digunakan untuk mengembangkan interaksi
dinamis antara dosen dengan mahasiswa, yaitu sebagai berikut:
Pada komunikasi ini dosen berperan sebagai pemberi aksi dan mahasiswa sebagai penerima
aksi. Komunikasi jenis ini kurang banyak menghidupkan kegiatan mahasiswa belajar.
Pada komunikasi ini dosen dan mahasiswa dapat berperan sama, yakni pemberi aksi dan
penerima aksi. Keduanya dapat saling memberi dan menerima. Komunikasi ini lebih baik dari
pada yang pertama, sebab kegiatan dosen dan kegiatan mahasiswa relatif sama.
Yakni komunikasi yang tidak hanya melibatkan interaksi aksi dinamis antara dosen dan
mahasiswa tetapi juga melibatkan interaksi dinamis antara mahasiswa yang satu dengan
mahasiswa lainnya.
Menurut (Ophilia Papilaya et al., 2016) Gaya belajar adalah karakteristik pribadi yang
membuat pembelajaran efektif untuk beberapa siswa dan tidak efektif untuk orang lain. Ada
tiga gaya belajar: kinestetik, auditori, dan visual. Visual adalah yang paling mudah dipahami
dan digambarkan. Auditorial adalah cara paling mudah untuk belajar dan berkomunikasi.
Kinestetik adalah tangkap sekecil mungkin dengan gerakan fisik (bengkok dan lentur).
1. Setiap siswa belajar dengan menggunakan metode pembelajaran mandiri. Demikian juga
memiliki kemampuan menjadi guru yang baik.
2. Dengan instrumen yang tepat, siswa dapat memahami gaya belajar tersebut.
Informasi tentang gaya belajar yang berbeda berdampak pada kurikulum dan proses
belajar-mengajar. Situasi ini cukup kompleks, sulit, memakan waktu, biaya kecil, dan membuat
frustrasi. Sesuai dengan tips dan nasehat di atas, learning by doing merupakan suatu metode
yang secara konsisten menuntut siswa untuk melakukan refleksi dan menggunakan berbagai
strategi untuk mengidentifikasi dan kemudian memanipulasi serta mengorganisasikan
informasi selama proses pembelajaran.
Pembelajar yang visual dalam pendekatan mereka (pelajar visual) cenderung lebih
perseptif. Dengan demikian, tujuan tertentu perlu dipertimbangkan secara lebih menyeluruh
agar dapat dipahami. Belajar melalui permainan seperti ini mempromosikan pengamatan atau
pemeriksaan dekat objek sehingga nantinya dapat menilainya. Ada beberapa sifat yang khas
dari mereka yang menikmati jenis pembelajaran visual ini. Yang pertama adalah kebutuhan
untuk melihat sesuatu (informasi atau pendidikan) dengan jelas untuk memahami atau
memahaminya; yang kedua dan ketiga memiliki persepsi visual yang kuat tentang subjek; yang
keempat memiliki pemahaman yang tajam tentang subjek artistik; yang kelima mengalami
kesulitan berkomunikasi secara diam-diam; yang keenam selalu reaktif terhadap subjek; yang
ketujuh sering salah menafsirkan kata atau frasa.
1. Cenderung melihat sikap, gerakan, dan bibir dosen yang sedang mengajar
3. Saat mendapat petunjuk untuk melakukan sesuatu, biasanya akan melihat teman-teman
lainnya baru kemudian dia sendiri yang bertindak.
4. Tak suka bicara didepan kelompok dan tak suka pula mendengarkan orang lain. Terlihat
pasif dalam kegiatan diskusi.
7. Dapat duduk tenang di tengah situasi yang ribut dan ramai tanpa terganggu.
Pembelajar auditori, juga dikenal sebagai pembelajar auditori, sangat bergantung pada
pendengaran mereka untuk memahami dan memahaminya. Ciri model pembelajaran seperti ini
secara akurat mengidentifikasi pendengaran sebagai alat utama untuk mentransfer pengetahuan
atau informasi. Seperti yang telah disebutkan, kita harus terlebih dahulu memahami
informasinya sebelum kita dapat melanjutkan untuk berdiskusi dan memahaminya. Ciri-ciri
pertama dari mereka yang memiliki gaya belajar ini adalah semua informasi hanya dapat
diperoleh melalui pendengaran; yang kedua tidak mampu memperoleh informasi dalam bentuk
dokumen tertulis secara diam-diam; dan yang ketiga memiliki ketidakmampuan membaca atau
bahkan memahami.
1. Mampu mengingat dengan baik penjelasan dosen di depan kelas atau materi yang
didiskusikan dalam kelompok/kelas.
4. Tak suka membaca dan umumnya memang bukan pembaca yang baik karena kurang dapat
mengingat dengan baik apa yang baru saja dibacanya.
7. Kurang tertarik memperhatikan hal-hal baru dilingkungan sekitarnya, seperti hadirnya anak
baru, adanya papan pengumuman di pojok kelas, dan lain-lain.
3. Mengerjakan segala sesuatu yang memungkinkan tangannya aktif. Contoh: saat dosen
menerangkan materi perkuliahan, dia mendengarkan sambil tangannya asyik menggambar.
Prestasi Belajar merupakan hasil proses belajar; Oleh karena itu, untuk mencapai hasil yang
memuaskan diperlukan pembelajaran. Setiap siswa mempunyai cara belajar yang unik, dan
setiap gaya belajar mempunyai aspek positif dan negatif, belum lagi bagaimana pengaruh dan
dampaknya terhadap orang yang mempelajarinya. Siswa yang tidak memahami materi dengan
baik akan menghasilkan hasil belajar yang buruk. Selain itu, metode pengajaran yang efektif
juga mempengaruhi gaya belajar siswa, terutama jika menyangkut lingkungan sekitar. Namun
motivasi siswa yang kuat dalam mengembangkan gaya belajarnya sangat merugikan
kemampuannya dalam mencapai tujuan pembelajaran. Artinya setiap orang mempunyai gaya
belajar yang berbeda-beda. Pengenalan seseorang terhadap dirinya, kesesuaian gaya mengajar
dan gaya belajar, potensinya dan konsekuensi yang ditimbulkannya harus berdasarkan
keberhasilan pembelajaran. Hampir semua siswa yang menunjukkan ketahanan adalah mereka
yang berprestasi rendah adalah siswa yang gaya belajarnya tidak cocok dengan gaya mengajar
guru di sekolah.
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu merupakan komponen penting dalam proses penelitian. Ini dapat
memberikan pendalaman materi yang lebih baik mengenai topik penelitian, mengidentifikasi
kesenjangan pengetahuan, mencegah duplikasi penelitian, dan menyediakan dasar teoritis.
Dengan memahami penelitian terdahulu, peneliti dapat menghasilkan penelitian yang lebih
baik dan berkontribusi pada perkembangan pengetahuan dalam bidang yang relevan.
Berdasarkan hasil pencarian pada penelitian sebelumnya, peneliti menemukan
sejumlah penelitian relevan yang berkaitan dengan penelitian saat ini. Meskipun terdapat
keterkaitan dengan penelitian sebelumnya,penelitian ini akan cukup berbeda dengan penelitian
yang sudah ada sebelumnya.
Kerangka berpikir penelitian ini terdiri dari tiga variabel, dua variabel bebas dan satu
variabel terikat. Lingkungan Belajar dan Gaya belajar sebagai variabel bebas dan prestasi
belajar sebagai variabel terikat. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa prodi
Pendidikan Bisnis Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan. Penelitian ini mengasumsikan
bahwa kedua variabel bebas (Lingkungan Belajar dan Gaya Belajar) diduga dapat
mempengaruhi variabel terikat (prestasi belajar).
Lingkungan belajar yang menyenangkan dan kondusif membantu siswa menjadi lebih
sadar. Mahasiswa akan mendapatkan hasil lebih baik dan dapat menikmati proses belajar yang
dilakukan dengan mempersiapkan lingkungan yang tepat. Lingkungan belajar yang dihasilkan
tergantung pada seberapa baik siswa dapat memahami dan merefleksikan dirinya ketika berada
di lingkungan belajar. Lingkungan belajar sangat penting dalam mengembangkan kemampuan
berpikir kritis siswa dan mempunyai dampak sosial negatif yang signifikan terhadap proses
pembelajaran. Lingkungan belajar dapat meningkatkan keaktifan siswa dan efektifitas belajar.
Lingkungan belajar tidak hanya secara bertahap menurunkan hasil pembelajaran; mereka juga
dapat mempengaruhi ranah kognitif atau pribadi seseorang.
Gaya belajar adalah karakteristik pribadi yang membuat pembelajaran efektif untuk
beberapa siswa dan tidak efektif untuk orang lain. Ada tiga gaya belajar: kinestetik, auditori,
dan visual. Visual adalah yang paling mudah dipahami dan digambarkan. Auditorial adalah
cara paling mudah untuk belajar dan berkomunikasi. Kinestetik adalah tangkap sekecil
mungkin dengan gerakan fisik (bengkok dan lentur).
Prestasi belajar merupakan hasil kegiatan belajar. Berdasarkan hasil analisis,
teridentifikasi 16 variabel yang mempunyai pengaruh terhadap hasil belajar. Variabel-variabel
tersebut antara lain tujuan pembelajaran, bahan pembelajaran, motivator pembelajaran,
metode, sumber, evaluasi, siswa, dosen, interaksi siswa dengan materi yang digunakan,
interaksi siswa dengan siswa, lingkungan, kesehatan, kecerdasan, dan bakat.
LINGKUNGAN
BELAJAR
PRESTASI
BELAJAR
GAYA BELAJAR
2.4 Hipotesis
Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalah penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Hipotesis akan diuji di
dalam penelitian dengan uji statistik selanjutnya yang akan membenarkan atau menolaknya.
Untuk menguji kebenaran penelitian maka diajukan hipotesis sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan Lingkungan belajar terhadap prestasi belajar pada
mahasiswa prodi Pendidikan Bisnis Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan.
2. Terdapat pengaruh positif dan signifikan Gaya belajar terhadap prestasi belajar pada
mahasiswa prodi Pendidikan Bisnis Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan.
3. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Lingkungan belajar dan Gaya belajar
terhadap prestasi belajar pada mahasiswa prodi Pendidikan Bisnis Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Medan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Populasi Penelitian
3.3.2 Sampel
Populasi yang besar tidak memungkinkan peneliti untuk meneliti semua yang
termasuk dalam populasi, sehingga peneliti dapat menggunakan sampel. Sampel adalah
bagian dari populasi dengan karakteristik yang mewakili populasi (Sugiyono, 2013).
Teknik pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini untuk menentukan ukuran
sampel dari populasi adalah tabel penarikan sampel oleh Isaac & Michael (Sugiyono,
2013). Sampel dalam penelitian ini adalah 35 orang mahasiswa pendidikan bisnis A
stambuk 2021 Universitas Negeri Medan
Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
N = Jumlah sampel atau responden
∑xy = Jumlah skor butir dan skor total
∑x = Jumlah standar distribusi skor butir
∑y = Jumlah standar distribusi skor butir
∑x2 = Jumlah kuadrat masing-masing skor butir
∑y2 = Jumlah kuadrat masing-masing skor butir
Dengan taraf signifikansi 5% apabila dari hasil perhitungan di dapat r hitung >
rtabel,maka dikatakan butir soal nomor itu telah signifikan atau telah valid. Sedangkan
apabila rhitung < rtabel, maka dikatakan butir soal itu tidak signifikan atau tidak valid.
2. Uji Realibilitas Angket
Reliabilitas diartikan sebagai konsistensi hasil ukur, yaitu seberapa tinggi
kecermatan pengukuran. Pengukuran dikatakan reliabel apabila skor yang diperoleh
relatif sama dari pengukuran terhadap kelompok yang sama pada waktu berbeda.
Artinya, alat ukur yang digunakan tetap konsisten dan dapat diandalkan apabila
dilakukan pengukuran berulang. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini
menggunakan pendekatan konsistensi internal yaitu Cronbarch's Alpha Coefficent
dengan bantuan SPSS version 25 for Windows.
Menurut Arikunto (2010:221) “reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian
bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan untuk digunakan
sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik”. Untuk uji
reliabilitas angket maka digunakan rumus cronbach alpha, yaitu:
𝑘 ∑𝜎 𝑏2
𝑟11 = ( ) (1 − 2 )
𝑘 − 1 𝜎 𝑡
Keterangan
Bila rhitung > rtabel pada tarafsignifikansi 95% dan ( α = 5 % ) maka dapat di katakan
angket tersebut reliabel dan jika rhitung < rtabel , maka angket tersebut di anggap tidak reliabel.
a) Jika nilai tolerance lebih besar dadri 0,1 maka artinya tidak terjadi
Multikolinearitas, sebaiknya jika terjadi tolerance lebih kecil dari 0,1
artinya terjadi Multikolinearitas terhadap data yang di uji.
b) Jika nilai VIF lebih kecil dari 10 maka artinya tidak terjadi
Multikolinearitas, sebaliknya jika nilai VIF lebih besar dari 10 maka
artinya terjadi Multikolinearitas terhadap data yang di uji.
3.8 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data digunakan untuk mengetahui hubungan seluruh variabel
secara simultan dan mengetahui hubungan variabel secara tarsial. Adapun Teknik
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji regresi linear berganda.
Dalam penelitian ini, perhitungan uji regresi linear berganda menggunakan bantuan
program SPSS versi 29 for windows.
Y = α + β1X1 + β2X2 + e
Keterangan :
Y = Prestasi Belajar
α = nilai konstanta
X1 = Kemandirian belajar
e = eror term
untuk menghitung β1,β2 pada persamaan regresi dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut :
Keterangan :
Sbi = Standar eror atau kesalahan standar koefisien regresi variabel (bi)
Hasil t hitung dikonsultasikan dengan t table dengan taraf signifikansi 95% atau alpha
5%. Jika thitung > ttabel maka lingkungan belajar dan gaya belajar berpengaruh terhadap
prestasi belajar. Jika t hitung < ttabel maka lingkungan belajar dan gaya belajar tidak
berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa.
Santoso slamet (dalam Lestari 2020) menyatakan bahwa koefisien determinasi atau (R 2)
digunakan untuk menentukan seberapa besar variasi yang terjadi pada variabel
dependen(Y) yang dapat dijelaskan oleh variabel independen(X). Jika R2 semakin besar,
maka persentase pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terkait (Y) semakin
tinggi. Jika R2 semakin kecil maka persentase pengaruh variabel bebas (X) terhadap
variabel terkait (Y) semakin rendah. Dalam penelitian ini, perhitungan uji f menggunakan
bantuan program SPSS versi 29 for windows.
BAB IV
Sebelum pengumpulan data mengenai lingkungan belajar dan gaya belajar, terlebih
dahulu instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini diuji cobakan kepada mahasiswa
yang termasuk sampel penelitian yaitu mahasiswa Pendidikan Bisnis Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Medan Stambuk 2021. Uji coba dilakukan untuk mengetahui validitas dan
reliabilitas instrumen tersebut. Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan sebanyak 15
item angket yang disebarkan kepada 32 mahasiswa. 15 item angket ini terdiri dari 5 item angket
lingkungan belajar (X1) dan 5 item angket lingkungan belajar (X2).
Uji validitas angket Lingkungan Belajar yang meliputi sebanyak 5 item dan dilakukan kepada
32 responden dengan menggunakan SPSS Versi 29, menunjukkan bahwa 5 item pernyataan
dinyatakan “VALID” dengan memenuhi persyaratan r hitung > rtabel. Dengan demikian, 5 item
digunakan dalam pengumpulan informasi untuk tujuan studi.
Validitas item angket pada variabel Lingkungan Belajar (X1) dapat dilihat pada tabel 4.1
berikut.
Tabel 4.1
Sementara itu, rumus Cronbach Alpha dilakukan untuk menganalisis reliabilitas kuesioner
dengan 5 item kuesioner yang valid, memberikan temuan sebagai berikut:
Tabel 4.2
Reliability
Statistics
Cronbach’s N of
Alpha Items
.786 6
Nilai Cronbach Alpha sebesar 0,786 diperoleh dari perhitungan reliabilitas pada tabel 4.2 di
atas. Nilai ini lebih besar dari nilai rtabel sebesar 0,349 pada taraf signifikan = 5% n = 32.
Apabila nilai rhitung>rtabel (0,786 > 0,349), instrumen kuisioner lingkungan belajar terbukti
reliabel.
4.2.2 Uji Validitas Gaya Belajar (x2)
Dari hasil uji validitas pada angket lingkungan belajar sebanyak 5 item kepada 32 orang
responden, diperoleh sebanyak 5 item dinyatakan “VALID” yang memenuhi ketentuan r hitung
> rtabel. Validitas kuesioner variabel lingkungan belajar (X2), ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 4.3
Sementara itu, rumus Cronbach Alpha dilakukan untuk menganalisis reliabilitas kuesioner
dengan 5 item kuesioner yang valid, memberikan temuan sebagai berikut:
Tabel 4.4
Reliability Statistics
Cronbach’s Alpha N of items
.784 6
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS versi 29
Nilai Cronbach Alpha sebesar 0,784 diperoleh dari perhitungan reliabilitas pada tabel 4.3 di
atas. Nilai ini lebih besar dari nilai rtabel sebesar 0,349 pada taraf signifikan = 5% n = 32.
Apabila nilai rhitung>rtabel (0,784 > 0,349), instrumen kuisioner gaya belajar terbukti reliabel.
4.3 Analisis Deskriptif
Sebelum melakukan uji prasyarat dan melakukan pengujian terhadap hipotesis yang
diajukan, deskripsi angket penelitian akan terlebih dahulu dipaparkan. Hal ini dimaksudkan
untuk memberikan gambaran mengenai data yang diperoleh pada setiap variabel. Berdasarkan
jawaban angket lingkungan belajar dan gaya belajar yang disebarkan pada 32 responden, maka
peneliti membuat daftar distribusi frekuensi atas jawaban responden. Dimana daftar koefisien
tabulasi lingkungan belajar (X1) dan gaya belajar (X2) merupakan daftar yang diperoleh dari
hasil jawaban angket. Karena skor tertinggi dari setiap item angket adalah 4 dan skor terendah
1, maka dapat dihitung:
4−1
Interval = 4
Interval = 0,75
Pengukuran penelitian ini menggunakan skala likert dengan alternatif jawaban yaitu,
sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS), setuju (S), sangat setuju (SS). Berdasarkan hasil
pertimbangan di atas, maka diperoleh batas interval yaitu sebesar 0,75 dan dapat dikategorikan
sebagai berikut :
Tabel 4.5
Interval Kategori
Kriteria ini hanya digunakan untuk setiap variabel independen yaitu untuk variabel
Lingkungan Belajar (X1) dan Gaya Belajar (X2). Sedan gkan untuk variabel prestasi belajar
mahasiswa digunakan kategori penilaian sebagai berikut:
Tabel 4.6
IPK Kategori
Tabel 4.7
Tabel 4.8
Alternatif Jawaban
F SC F SC F SC F SC F SC
2 7 28 22 66 2 4 1 1 32 99 3,09 Baik
F = Frekuensi jawaban
Berdasarkan data yang diperoleh diatas dapat disimpulkan bahwa lingkungan belajar
mahasiswa pendidikan bisnis stambuk 2021 dikategorikan “Baik” dengan total rata ratanya
adalah sebesar 3,29. Untuk mengidentifikasi tingkat kecenderungan lingkungan belajar (X 1)
digunakan rata rata ideal (Mi) dengan standar deviasi (Sdi). Berdasarkan data hasil penelitian
variabel lingkungan belajar diperoleh skor rata rata 16,44 dengan skor tertinggi yang dapat
dicapai responden adalah 20 sedangkan skor terendah 14. Maka berdasarkan data tersebut
ditentukan Mi dan Sdi sebagai berikut :
Tabel 4.9
Gambar 4.1
LINGKUNGAN BELAJAR
16% 13%
28%
43%
Variebel gaya belajar diukur menggunakan angket dimana angket disusun berdasarkan
bagian yang diambil dari teori para ahli. Data pada variabel gaya belajar didapat dari instrumen
yang diisi oleh 32 responden dan memiliki 5 butir pertanyaan. Skor tertinggi yang dapat diraih
pada setiap butir adalah 4 dan skor terendah adalah 1. Berdasarkan skor tersebut maksimal skor
variabel gaya belajar adalah 5 x 4 = 20 dan skor minimum adalah 5 x 1 = 5. Adapun distribusi
frekuensi data variabel gaya belajar dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.10
Alternatif Jawaban
F SC F SC F SC F SC F SC
Keterangan :
F = Frekuensi jawaban
Berdasarkan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa gaya belajar mahasiswa
Pendidikan bisnis stambuk 2021 dikategorikan baik dengan total rata-ratanya sebesar 3,35.
Untuk mengidentifikasi Tingkat kecenderungan gaya belajar (X 2) digunakan rata-rata ideal
(Mi) dengan standar deviasi (Sdi). Berdasarkan data hasil penelitian variabel gaya belajar
diperoleh skor rata-rata 16,76 dengan skor tertinggi yang dicapai responden adalah 20
sedangkan skor terendah 13. Maka berdasarkan data tersebut ditentukan Mi dan Sdi sebagai
berikut :
Tabel 4.11
Berdasarkan tabel 4.11 di atas menunjukan Tingkat persentase frekuensi variabel gaya
belajar mahasiswa prodi Pendidikan bisnis stambuk 2021 Fakultas Ekonomi Universitas
Negeri Medan. Dari hasil perhitungan di peroleh rata rata 16% pada kategori sangat
baik,16%pada kategori baik,53% pada kategori cukup, 19% pada kategori kurang. Dan
presentasi Penyajiannya dalam bentuk diagram gambar adalah sebagai berikut:
Gambar 4.2
Gaya belajar
16% 13%
28%
43%
Setelah di lakukan pengolahan data pada angket total skor masing masing
responden,maka dimasukan ke dalam perhitungan pengkategorian sebagai berikut :
Tabel 4.12
Prestasi belajar
16% 13%
sangat baik
28% baik
43% cukup
kurang
Berdasarkan Tabel 4.13 Di atas menunjukan bahwa data dalam penelitian ini
berdistribusi Normal. Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan uji kolmograv Smirnov
diperoleh nilai Asymp.Sig 0,034. Nilai ini lebih besar dari 0,05 (0,034>0,05) sehingga
dapat disimpulkan bahwa data yang di uji berdistribusi Normal. Selain itu, peneliti juga
melihat gambar grafik P.P Plot sebagai berikut
4.4.2 Hasil Uji Linearitas
Uji linearitas digunakan untuk melihat apakah variabel lingkungan belajar dan gaya
belajar memiliki hubungan linear , terhadap prestasi belajar atau tidak.
1. Variabel bebas dan variabel terikat memiliki hubungan linear yang kuat jika nilai
signifikannya lebih besar dari 0,05
2. Jika nilai F hitung lebih kecil dari F tabel maka hasilnya adalah terdapat hubungan
linear secara signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen.
Tabel 4.14
Berdasarkan hasil yang di peroleh dari perhitungan SPSS diketahui nilai sig deviation
from linearity Untuk variabel Lingkungan belajar (x1) Terhadap prestasi belajar sebesar
0,52 > 0,05 . maka dapat di simpulkan terdapat pengaruh yang linear antara Lingkungan
belajar (X1) Terhadap prestasi belajar Mahasiswa (Y). Untuk uji linearitas variabel gaya
belajar (X2) Dapat di lihat dari tabel berikut ini :
Tabel 4.15
ANOVA Table
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Y Between (Combined) 245.704 7 35.101 1.105 .392
X2 Groups Linearity 23.848 1 23.848 .751 .395
Deviation from 221.857 6 36.976 1.164 .358
Linearity
Within Groups 762.514 24 31.771
Total 1008.219 31
Sumber data : Pengolahan Data SPSS versi 29
Berdasarkan Hasil yang di peroleh dari perhitungan SPSS di ketahui nilai sig deviation
from linearity untuk variabel gaya belajar (X2) terhadap prestasi belajar mahasiswa (Y) sebesar
0,358>0,05. Maka dapat di simpulkan terdapat pengaruh yang linear antara gaya belajar (X2)
terhadap prestasi belajar mahasiswa (Y).
Dari analisis regrensi berganda , uji multikolinearitas di terapkan untuk menunjukan adanya
asumsi. Variabel bebas harus bersih dari gejala multikolinearitas, sesuai dengan asumsi
multikolinearitas. Jika terdapat gejala multikolinearitas , maka keterkaitan antara variabel
penelitian akan terganggu sehingga menyebabkan model regresi yang tidak valid. Untuk
mendeteksi ada tidaknya multikolineritas di dalam model regresi adalah dengan melihat nilai
toleransi dan variance inflation factor (VIF). Apabila nilai tolerance >0,1 dan nilai VIF < 10
maka dapat di simpulkan tidak ada multikolineritas antara variabel bebas dalam model regresi.
Berdasarkan hasil pengujian dengan SPSS versi 29, di peroleh hasil sebagai berikut :
Tabel 4.16
Coefficientsa
Coefficientsa
Standardized
a. Dependent Variable:
Dari tabel di atas dapat di lihat dari nilai tolerance sebesar 0,399 dimana 0,399 > 0,10.
Menunjukan bahwa kedua variabel bebas tidak menampilkan multikolinearitas. Selain itu ,
hasil nilai VIF sebesar 2,509 dimana 2,509 < 10 menunjukan bahwa tidak terjadi
multikolinearitas . maka dapat di simpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas dalam penelitian
ini
Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh antara dua atau
lebih variabel bebas (independent ) terhadap satu variabel terkait ( dependen) . dengan analisis
regresi linear berganda akan di ketahui seberapa besar pengaruh lingkungan belajar , gaya
belajar terhadap prestasi belajar .
Berdasarkan hasil tabel pengujian yang di lakukan dengan program SPSS, hasil analisis
regresi linear berganda adalah sebagai berikut :
Tabel 4.17
Conffcientsa
Sus
Berdasarkan tabel di atas, model persamaan regrensi berganda yang di gunakan dalam
penelitian ini yakni :
Y = α + β1X1 + β2X2 + e
Dimana :
Y = Prestasi Belajar
X1 = Kemandirian Belajar
X2 = Lingkungan Belajar
1. Nilai konstan 76.724 artinya jika lingkungan belajar X1 dan gaya belajar X2 sebesar 0,
maka perolehan prestasi belajar atau (Y) mahasiswa Pendidikan bisnis akan bernilai
76,724.
2. Nilai koefisien lingkungan belajar (b1) adalah sebesar 0,87 artinya apabila lingkungan
belajar (X1) mengalami kenaikan sebesar 1% maka prestasi belajar (Y) akan
mengalami peningkatan sebesar 0,87, sebaliknya jika lingkungan belajar (X1) turun 1%
maka prestasi belajar (Y) akan mengalami penurunan sebesar 0,87 dengan syarat
variabel bebas lainnya bernilai tetap.
3. Nilai koefisien gaya belajar X2 (b2) adalah sebesar 0,400 artinya apabila gaya belajar
(X2) mengalami kenaikan sebesar 1%, maka prestasi belajar akan mengalami
peningkatan sebesar 0,400, sebaliknya jika gaya belajar (X2) turun 1%, maka prestasi
belajar (Y) akan mengalami penurunan sebesar 0,400 dengan syarat variabel bebas
lainnya bernilai tetap.
Tabel 4.18
Hasil Uji Parsial (uji t)
Coefficientsa
Standardize
Unstandardized d
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 76.724 9.754 7.866 <.001
LINGKUNGAN .087 .850 .030 .102 .919
BELAJAR
GAYA BELAJAR .400 .888 .131 .450 .656
a. Dependent Variable: Y
Sumber data : Pengolahan data SPSS Versi 29
Pada tabel diatas dapat diketahui uji t lingkungan belajar (X1) dan gaya belajar (X2) :
1. Berdasarkan output coefficients di peroleh nilai t hitung sebesar -102<t tabel 1,699 dan
nilai signifikan (Sig) 0.919 > 0,05, maka dapat di simpulkan bahwa H0 di terima dan
H1 di tolak, yang artinya “ lingkungan belajar ”(X1) tidak berpengaruh signifikan
Terhadap prestasi ( Y )
2. Berdasarkan hasil analisis regresi di peroleh nilai t hitung sebesar 0.450< t tabel 1,699
dan nilai signifikan (Sig) 0,656> 0,05 , maka dapat di simpulkan bahwa H0 di terima
dan HI di tolak , yang artinya “ gaya belajar” (X2) tidak berpengaruh signifikan
terhadap prestasi (Y)
Dalam penelitian ini, uji simultan (uji F) dilakukan untuk melihat apakah kedua factor
independent memiliki pengaruh yang berarti terhadap variabel dependen. Hipotesis
diterima jika Fhitung > Ftabel atau nilai signifikansinya < 0,05, dan di tolak jika Fhitung > Ftabel
atau nilai signifikansinya > 0,05. Rumus df (Derajat Kebebasan) = n (Jumlah responden) –
k (Jumlah Variabel Penelitian) digunakan dalam penelitian ini, mendapatkan 3,15 dengan
menggunakan hasil Ftabel, Dimana df = n – k = 32 – 3 = 29 dan pembilang df = k – 1 = 3 -
1= 2. Tabel hasil uji simultan (Uji F) :
TABEL 4.19
ANOVAa
Sum of Mean
Model Squares Df Square F Sig.
1 Regression 24.200 2 12.100 .357 .703b
Residual 984.018 29 33.932
Total 1008.219 31
a. Dependent Variable: PRESTASI BELAJAR
b. Predictors: (Constant), GAYA BELAJAR, LINGKUNGAN BELAJAR
Sumber data: Pengolahan Data SPSS Versi 29
Analisis data hipotesis dengan uji F menunjukkan angka Fhitung = .357 dengan
signifikansi .703, kemudian nilai ini dibandingkan dengan Ftabel pada taraf signifikansi 95%
atau (α=0,05). Tabel diatas menunjukkan Fhitung > Ftabel (.357 > 3,15) dan nilai signifikansi
lebih kecil dari 0,05 (.703 < 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis ketiga diterima.
Artinya, ada pengaruh positif dann signifikan antara lingkungan belajar X1 dan Gaya Belajar
X2 terhadap Prestasi Belajar mahasiswa prodi Pendidikan bisnis fakultas ekonomi universitas
negeri medan stambuk 2021.
Tabel 4.20
Model Summary
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate
a
1 .155 .024 -.043 5.825
a. Predictors: (Constant), GAYA BELAJAR, LINGKUNGAN
BELAJAR
Koefisien determinasi dalam penelitian ini adalah nilai R square sebesar 0,024, seperti
terlihat pada tabel di atas. Besarnya nilai koefisien 0,024 adalah 0,24%. Nilai tersebut berarti
variabel Lingkungan belajar (X1) dan gaya belajar (X2) memiliki konstribusi pengaruh sebesar
0,24 persen terhadap prestasi belajar (Y) mahasiswa program studi Pendidikan Bisnis stambuk
2021 Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan dengan sisanya 99,76% dipengaruhi oleh
variabel-variabel yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
4.7 Hasil Pembahasan Penelitian
Hasil penelitian tentang lingkungan belajar dan prestasi belajar siswa menunjukkan
adanya korelasi positif antara kondisi lingkungan belajar yang baik dan prestasi belajar yang
tinggi. Faktor-faktor seperti fasilitas, dukungan guru, dan interaksi sosial dapat memengaruhi
prestasi belajar siswa secara signifikan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gaya belajar berpengaruh terhadap Pretasi
belajar mahasiswa pendidikan bisnis fakultas ekonomi universitas negeri medan Berdasarkan
pengujian hipotesis secara parsial, terdapat pengaruh yang positif antara gaya belajar terhadap
Prestasi belajar dengan nilai t hitung > ttabel. (0,450 < 2,045) dan nilai signifikansi sebesar 0,919
> 0,05.
Hasil penelitian mengenai korelasi antara gaya belajar dan prestasi belajar umumnya
menunjukkan bahwa penyesuaian pemahaman dan penerapan gaya belajar personal dapat
meningkatkan pencapaian belajar. Preferensi terhadap gaya belajar visual, auditori, atau
kinestetik dapat berpengaruh pada kemampuan seseorang dalam menangkap informasi dengan
lebih efisien. Signifikansi metode pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar individu juga
dapat meningkatkan retensi dan pemahaman materi pelajaran.
4.7.3 Pengaruh Lingkungan Belajar (X1) dan Gaya Belajar (X2) Terhadap Prestasi
Belajar (Y)
Secara simultan diperoleh Fhitung sebesar 0.357 dengan taraf signifikan 0,703 dengan
nilai Fhitung > Ftabel (0,357 < 3,15). Karena nilai signifikan (0,703 > 0,05) dan Fhitung >
Ftabel artinya ada pengaruh positif dan signifikan antara Lingkungan Belajar (X1), dan Gaya
Belajar (X2) terhadap Prestasi belajar mahasiswa pendidikan bisnis fakultas ekonomi
universitas negeri medan hasil pengujian hipotesis pada pengaruh simultan dari variabel
Lingkungan Belajar (X1), dan Gaya Belajar (X2) terhadap Prestasi belajar (Y) relevan dengan
penelitian terdahulu yang dilakukan.
Kontribusi yang diberikan oleh Lingkungan Belajar (X1), dan Gaya Belajar (X2)
terhadap Prestasi belajar sebesar 0,24 % sedangkan sisanya 99,76% dipengaruhi oleh variabel
lain yang relevan serta mampu mempengaruhi Prestasi belajar. Dengan beberapa keterbatasan
pada saat penelitian seperti jumlah responden serta waktu penelitian yang terbatas menjadi
penyebab model penelitian yang kurang mampu memberikan prediksi yang sangat kuat
terhadap dampak kedua variabel bebas terhadap variabel terikat.
Berdasarkan hasil penelitian yang dikuatkan dengan teori dan juga hasil penelitian
sebelumnya yang relevan di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan antara lingkungan belajar dan gaya belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa prodi
Pendidikan Bisnis Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan Stambuk 2021.
BAB V
PENUTUP
5.1.1 Kesimpulan
1. Terdapat pengaruh yang positif antara Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Belajar
mahasiswa Pendidikan Bisnis Stambuk 2021.
2. Terdapat pengaruh positif Gaya Belajar terhadap Prestasi Belajar mahasiswa
Pendidikan Bisnis Stambuk 2021.
3. Terdapat pengaruh positif secara simultan antara Lingkungan Belajar dan Gaya Belajar
terhadap Prestasi Belajar pada mahasiswa Pendidikan Bisnis Stambuk 2021.
4. Dalam perhitungan determinasi (R2) diperoleh sebesar 0,24%. Hal ini menunjukkan
bahwa sumbangan pengaruh Lingkungan Belajar dan Gaya Belajar terhadap Prestasi
Belajar mahasiswa Pendidikan Bisnis Stambuk 2021 sebesar 0,24%. Sedangkan
sisanya 99,76% dipengaruhi oleh variabel lain yang relevan serta mampu
mempengaruhi Prestasi belajar.
5.1.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan serta penelitian yang dilakukan di Jurusan
Pendidikan Bisnis Universitas Negeri Medan Stambuk 2021
1. Bagi mahasiswa Prodi Pendidikan Bisnis Stambuk 2021 diharapkan mampu percaya
diri dalam mengerjakan tugas individu tanpa bantuan orang lain, mengurangi
penggunaan gadget, memanfaatkan waktu untuk mengerjakan soal soal dan terus
meningkatkan Gaya Belajar, untuk memenuhi prestasi belajarnya tanpa ada paksaan
ataupun bergantung pada orang lain.
2. Bagi Universitas diharapkan pihak Universitas selalu memberi kenyamanan tersendiri
bagi mahasiswa yang belajar di dalamnya dengan terus meningkatkan fasilitas yang
ada, secara khusus jaringan internet yang perlu dioptimalkan serta kelengkapan sarana
dan prasarana sehingga umpan balik yang diterima mahasiswa akan berdampak baik
pula untuk kemajuan prestasi nya.
3. Untuk peneliti selanjutnya, disarankan untuk mengembangkan dan menyempurnakan
penelitian mengenai prestasi belajar mahasiswa dengan melibatkan variabel lain selain
Lingkungan Belajar dan Gaya Belajar yang diperkirakan mampu memberikan
kontribusi lebih besar yang dapat meningkatkan prestasi belajar mahasiswa seperti
factor intern mahasiswa (fisik dan psikis), factor keluarga, factor Masyarakat, dan lain
sebagainya. Peneliti selanjutnya juga diharapkan dapat menggunakan metode yang lain
seperti observasi, wawancara mendalam, dan test pengukuran yang lain.
DAFTAR PUSTAKA