Anda di halaman 1dari 44

CRITICAL BOOK RIVIEW

Dosen Pengampu: AURORA ELISE PUTRIKU, SE., M.Si.

DISUSUN OLEH:

NAMA : VIRLY AMALIYA PUTRI SIMBOLON

NIM : 7213343002

MATKUL : PEMASARAN GLOBAL

PRODI : PENDIDIKAN BISNIS [A]

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN BISNIS

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MARET, 2023

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CBR


Critical Book Review secara singkat dapat diartikan sebagai evaluasi terhadap suatu buku
atau artikel yang akan di riview. CBR bukan hanya merupakan laporan atau tulisan
tentang isi suatu buku atau artikel, tetapi lebih kepada evaluasi, seperti mengulas atau
mereview, menginterpretasi serta menganalisis dan bukan merupakan pembuktian benar
atau salah suatu artikel atau buku.
Critical Book Review bukan sekedar laporan atau tulisan tentang isi buku atau artikel,
tetapi lebih menitikberatkan pada evaluasi mengenai keunggulan dan kelemahan buku
atau artikel tersebut, apa yang menarik dari artikel tersebut, bagaimana isi artikel tersebut
bisa mempengaruhi cara berfikir pembaca dan menambah wawasan pembaca terhadap
suatu kajian bidang tertentu.
Dengan kata lain, melalui CBR pembaca menguji pikiran pengarang/penulis berdasarkan
sudut pandang pembaca berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki. Selain
itu, dengan adanya CBR ini dapat mengasah kemampuan menulis sebuah karya ilmiah
akademik yang merupakan tuntutan yang harus dipenuhi oleh setiap mahasiswa.

B. Identitas Buku
 Buku Utama
Judul : PRINSIP PRINSIP PEMASARAN
Pengarang : Ari Setiyaningrum, Jusuf Udaya, Efendi
Editor : Maya
Penerbit : Andi
Kota Terbit : Yogyakarta
Tahun Terbit : 2015
Halaman : 418 Halaman
ISBN : 978-979-29-5280-3

2
 Buku Pembanding
Judul : PEMASARAN GLOBAL
Pengarang : Dr. Syafrida Hafni Sahir, S.E., M. SI.
Editor : Mochammad Fahlevi,M.M.,M.A.,M,Ud.,AWP.
Penerbit : Penerbit KBM Indonesia
Kota Terbit : Yogyakarta
Tahun Terbit : 2020
Halaman : 113 Halaman
ISBN :-

3
BAB II

RINGKASAN ISI BUKU

 BUKU UTAMA
BAB I PEMASARAN: SEBUAH PENGENALAN

DEFENISI PEMASARAN

Pemasaran adalah kegiatan yang menimpa para pelanggan perusahaan dengan maksud
memuaskan kebutuhan dan keinginan para kelompok pelanggan yang terpilih untuk
memperoleh laba.

KONSEP PEMASARAN
1. Konsep Produksi (Production Concept)
Hingga tahun 1930-an, perusahaan-perusahaan mengejar konsep produksi (production
concept). Perusahaan akan memproduksi dan mendistribusikan produk-produk yang
dapat dibuat paling efisien (murah) dan mengasumsikan bahwa memang terdapat pasar
untuk produk-produk tersebut. Saat itu ekonomi berpandangan bahwa penawaran
(supply) akan menciptakan permintaan (demand) sendiri.
2.Konsep Produk (Product Concept)
Konsep Produk (Product Concept) Konsep ini mengatakan bahwa konsumen akan
membeli produk bahw yang paling berkualitas dalam kinerja dan mempunyai fitur yang
menarik. Orang hanya akan membeli produk tersebut jika memenuhi keinginannya, tanpa
terlalu menghiraukan masalah harga.
3. Konsep Penjualan (Selling Concept) Konsep penjualan menekankan pada usaha untuk
menjual produk sebanyak-banyaknya tanpa memerhatikan produk tersebut akan
memuaskan konsumen atau tidak. Dalam usaha ini, pemasar akan menggunakan segala
upaya untuk meyakinkan konsumen bahwa produknya terbaik dan pantas untuk dibeli.

4
PEMASARAN TERINTEGRASI( INTEGRATED MARKETING)
Dengan makin berorientasinya perusahaan pada pemenuhan kebutuhan dan keinginan
konsumen, orientasi terhadap para konsumen mengakibatkan pimpinan perusahaan harus
mengorientasikan kembali manajemen pemasarannya. Sebelum ada konsep integrasi ini,
berbagai departemen di dalam perusahaan seolah-olah berdiri sendiri mengerjakan tugas
departemennya tanpa memedulikan hal yang dikerjakan oleh bagian lainnya. Masing-
masing bagian hanya bertujuan melaksanakan tugasnya untuk menghasilkan sesuatu,
seperti yang diharapkan oleh atasan dengan sebaik-baiknya.

ETIKA DALAM PEMASARAN


Dalam ilmu pemasaran, etika merupakan sebuah topik yang sulit untuk menghasilkan
sebuah kesepakatan. Hal ini disebabkan tidak ada kesepakatan mengenai hal yang
dimaksud dengan melaksanakan usaha pemasaran yang etis atau tidak etis. Etika dapat
berbeda pengertiannya antara suatu masyarakat dengan masyarakat lainnya. Misalnya,
sogok-menyogok dalam kebanyakan masyarakat dianggap tidak etis, tetapi dalam
masyarakat tertentu dianggap sah-sah saja. Bahkan, sering kali dianggap aspek perilaku
bisnis. Perbedaan- perbedaan pendapat inilah yang menyulitkan untuk membentuk suatu
definisi yang jelas dan dapat diterima oleh seluruh masyarakat dunia.

PEMASARAN INTERNASIONAL
Pemasaran internasional adalah pemasaran barang dan jasa di negara-negara asing.
Pemasaran ini terdiri atas ekspor, yaitu bila sebuah perusahaan, pemerintah, seseorang
atau beberapa individu dari sebuah negara menjual produk kepada sebuah perusahaan,
pemerintah, atau individu/beberapa individu di negara lain, dan impor, yaitu bila sebuah
perusahaan, pemerintah, atau individu dari sebuah negara membeli produk dari sebuah
perusahaan, pemerintah, atau seorang individu di negara lain. Dengan makin banyak dan
eratnya hubungan antarnegara di dunia saat ini, makin erat pula kegiatan pertukaran
antarproduk dan jasa, atau disebut hubungan dagang di antara negara-negara tersebut.

5
BAB II PASAR DAN LINGKUNGAN PASAR

PASAR
Pasar dapat dilihat dari berbagai sisi. Bagi pedagang, pasar adalah sebuah tempat di
dalam kota untuk menerima, memilah, kemudian menjual produk. Bagi manajer
penjualan, pasar adalah sebuah unit geografis, seperti sebuah kota, sebuah daerah tempat
putusan mengenai distributor yang akan dipilih, iklan yang akan digunakan, jumlah
tenaga penjualan yang direkrut dan cara penentuan harganya.

PASAR DOMESTIK
Data kependudukan merupakan data pertama yang harus dipunyai seorang pemasar,
karena dengan data tersebut ia dapat memilih dan menentukan segmen pasar yang akan
dilayani serta yang terkait dengan hal itu, juga sub-sub segmennya, seperti mereka yang
berpendapatan menengah (dari sudut penghasilan), segmen wanita, pria atau anak-anak
dalam batasan umur tertentu (dari sudut kependudukan), sehingga dapat ditentukan pasar
sasaran (target market) yang akan dilayani. Setelah pasar sasaran ditentukan, ditetapkan
posisi pasar (positioning) dan dilanjutkan dengan strategi bauran pemasaran (marketing
mix) serta strategi pemasaran lainnya.

PEMANTAUAN LINGKUNGAN
Sebagai tindakan pertama, pemasar harus melakukan analisis lingkungan atau disebut
juga pemantauan lingkungan (environmental scanning), yaitu suatu proses untuk
memperoleh informasi tentang lingkungan pasar eksternal untuk mengidentifikasi dan
menginterpretasi kecenderungan-kecenderungan yang potensial, yang terdiri atas
kegiatan untuk mengetahui lingkungan eksternalnya, kemudian lingkungan dekatnya, dan
terakhir organisasinya sendiri. Tujuan analisis lingkungan perusahaan, baik eksternal
maupun internal untuk melihat peluang-peluang di dalam lingkungan perusahaan yang
dapat dimanfaatkan untuk kemajuan dan perkembangan perusahaan.

6
LINGKUNGAN BERSAING
Pemantauan lingkungan (environmental scanning) menimbulkan pengertian mengenai
lingkungan bersaing (competitive environment) pindah Dalam usaha memuaskan
kebutuhan dan keinginan pelanggan terseb perusahaan menghadapi persaingan dengan
perusahaan sejen yang menjual barang-barang sejenis, sehingga timbul persaingan sukarn
antarperusahaan untuk merebut pembeli sebanyak-banyaknya produk Keadaan ini
menimbulkan keadaan baru yang disebut lingkunga keadaa bersaing.

STRUKTUR PASAR
Struktur pasar atau struktur industri menunjukkan bagaimana pasar atau industri dari
produk tertentu dikelompokkan dalam kelompok- kelompok industri sesuai dengan ciri
tertentu. Struktur pasar terdiri atas beberapa bentuk, yaitu monopoli, oligopoli,
persaingan monopolistik (monopolistic competition), dan persaingan murni (pure
competition). Pada umumnya, yang dihadapi perusahaan atau para pemasar adalah tiga
struktur, yaitu monopoli, oligopoli, dan persaingan monopolistik.

PELUANG PASAR
Para manajer pemasaran dalam memantau lingkungan berperan menjawab pertanyaan-
pertanyaan seputar sifat industri yang dihadapi oleh perusahaan: apakah industrinya
inovatif, teknologinya canggih, dan apakah ditemukan hambatan-hambatan legal dalam
kegiatannya? Apakah perusahaan cukup dominan dalam industrinya atau merupakan
perusahaan yang berkedudukan lemah dalam industrinya, artinya hanya dapat mengikuti
apa yang dilakukan perusahaan-perusahaan lainnya? Bagaimana keadaan lingkungannya?
Berapa banyak kekacauan yang ada? Apakah lingkungannya dinamis, tidak dapat
diprediksi, berfluktuasi, atau berkembang? Bagaimana kompleksitas teknologinya?
Semua pertanyaan tersebut harus dijawab oleh manajer pemasaran untuk menentukan
situasi lingkungan yang dihadapinya.

7
BAB III SEGMENTASI DAN PASAR SASARAN

SEGMENTASI PASAR
Segmentasi pasar adalah sebuah proses untuk membagi keseluruhan pasar (total market)
dari barang dan jasa dalam kelompok-kelompok yang lebih kecil dan yang secara internal
lebih homogen. Inti dari segementasi pasar adalah para anggota dari setiap kelompok
sama dalam kaitannya dengan faktor-faktor yang memengaruhi permintaan. Salah satu
elemen penting kesuksesan sebuah perusahaan adalah kemampuannya menyegmentasi
pasar secara efektif. Kotler dan Keller (2012) mendefinisikan segmentasi adalah
membagi pasar dalam segmen-segmen yang lebih kecil dan mempunyai kebutuhan,
karakteristik, atau perilaku yang berbeda serta mungkin membutuhkan strategi-strategi
pemasaran atau bauran pemasaran yang berlainan.

SEGMENTASI PASAR BISNIS


Pada umumnya, pasar bisnis terdiri atas empat segmen besar, yaitu produsen, penjual
ulang (resellers), pemerintah, dan lembaga (institution). Bergantung pada sejauh mana
pemasar berfokus pada satu, beberapa, atau semua segmen tersebut, mereka akan
menemukan berbagai keanekaragaman di antara para pelanggan potensialnya.

STRATEGI MEMILIH PASAR SASARAN(TARGET MARKET)

Sasaran yang Tidak Didiferensiasi


Sebuah perusahaan yang menggunakan strategi tidak didiferensiasi, pada dasarnya
menggunakan falsafah pasar massal (mass-market). Pasar massal melihat sebuah pasar
yang besar tanpa segmen-segmen individual. Sebuah perusahaan yang menggunakan
sebuah strategi tidak didiferensiasi, mengasumsikan bahwa konsumen individual
mempunyai kebutuhan-kebutuhan sama yang dapat dipenuhi oleh hanya sebuah bauran
pemasaran yang umum.
Sasaran yang Terkonsentrasi
Dikatakan strategi sasaran terkonsentrasi ketika suatu perusahaan memilih sebuah ceruk
(niche) atau sebuah segmen dari satu pasar untuk dijadikan sasaran pemasaran produk.

8
Hanya dengan memasuki sebuah segmen, perusahaan dapat berkonsentrasi untuk
mengetahui kebutuhan, motif, dan kepuasan para anggota segmen tersebut, serta
mengembangkan dan mempertahankan sebuah bauran pemasaran (marketing mix) yang
sangat terspesialisasi.
Strategi Memilih Sasaran

Perusahaan harus mempertimbangkan beberapa faktor dalam memilih strategi pasar


sasaran. Strategi yang terbaik bergantung pada sumber daya perusahaan. Misalnya,
sumber daya perusahaan terbatas, pemasaran yang terkonsentrasi adalah yang terbaik.
Pemasaran yang tidak didiferensiasi lebih cocok untuk produk-produk yang seragam,
seperti besi dan baja atau beras. Produk-produk yang mempunyai berbagai desain, seperti
komputer dan mobil, sebaiknya menggunakan strategi diferensiasi.

MEMOSISIKAN PRODUK(PRODUCT POSITIONING)


Memosisikan diri (positioning) adalah cara sebuah produk didefinisikan oleh konsumen
berdasarkan atribut-atribut penting atau di mana produk ditempatkan dalam benak
konsumen dibandingkan produk- produk saingan. Saat ini para konsumen telah
diinformasikan mengenai produk dan jasa yang berlebihan. Mereka tidak dapat
mengevaluasi kembali produk-produk secara sesaat. Mereka harus melakukan
pengambilan putusan mengenai pembelian. Untuk menyederhanakan proses pembelian,
konsumen mengorganisasi produk, jasa, dan perusahaan ke dalam berbagai kategori dan
memosisikan hal- hal tersebut dalam pikiran mereka. Sebuah posisi produk adalah sebuah
kompleks persepsi, impresi, dan perasaan yang dipunyai oleh konsumen terhadap produk
tersebut dibandingkan dengan produk saingannya.

STRATEGI MEREPOSISIKAN PRODUK


Sebuah produk kadang kala memerlukan pemosisian (repositioning) kembali produknya
di mata konsumen. Hal ini terjadi ketika masuk pesaing baru yang diposisikan di sebelah
merek yang sudah ada n pasa dan menciptakan dampak negatif terhadap merek yang
sudah jual a ada, preferensi konsumen berubah, preferensi konsumen baru emudia yang
berpotensi diketemukan, terjadi kesalahan pada positioning rbentuk original. Tentunya

9
melakukan reposisi membawa risiko. Jika haus salah, akan membawa risiko sangat besar
bagi perusahaan. Untuk maha mengurangi kekurangan tersebut, digunakan teknik
perceptual gi jika mapping (pemetaan perceptual). Teknik tersebut digunakan sebelum
perusahaan memutuskan bagaimana akan memosisikan diri kembali. Melalui teknik ini,
perusahaan dapat melihat secara umum atau menurut persepsinya tentang kedudukan
perusahaan dibandingkan dengan kedudukan para pesaingnya.

BAB IV STRATEGI PRODUK

DEFENISI PRODUK DAN JASA


Produk adalah suatu kumpulan atribut fisik, psikis, jasa, dan simbolik yang dibuat untuk
memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Sebuah produk terdiri atas atribut-
atribut, baik yang berwujud (tangible) maupun tidak berwujud (intangible), termasuk
kemasan, warna, harga, kualitas, dan merek ditambah jasa layanan dari penjual dan
reputasi. Dengan demikian, sebuah produk dapat berbentuk barang, tempat, orang, atau
gagasan. Yang termasuk dalam produk adalah jasa, peristiwa (events), orang, tempat,
organisasi, gagasan (idea), atau campuran dari semua ini. Pada dasarnya, konsumen
bukan hanya membeli sejumlah atribut ketika membeli sebuah produk.

KONSEP PRODUK
Dalam ruang lingkup pemasaran, pengertian produk dapat dikaitkan dengan produk fisik,
seperti mobil, pakaian, sepatu, televisi, komputer, anjungan minyak, tetapi juga
organisasi, seperti perusahaan dan universitas. Namun, produk dapat juga dilihat sebagai
gagasan, misalnya untuk menghilangkan kebiasaan membuang sampah di sungai dalam
rangka membersihkan kota Jakarta dan kegiatan kemasyarakatan lainnya. Dengan
demikian, produk dapat dilihat dari berbagai sudut pandang.

KLASIFIKASI PRODUK KONSUMEN


Barang (produk) dapat diklasifikasi dalam barang bisnis (barang industri) atau barang
konsumsi, bergantung pada intensi pembeli. Perbedaan utama kedua jenis barang tersebut

10
terdapat pada tujuan pemakaiannya. Bila penggunaannya untuk tujuan bisnis, barang
tersebut diklasifikasi barang bisnis atau barang industri (industrial product). Barang
bisnis digunakan untuk memproduksi produk atau jasa lain, memudahkan operasi
organisasi atau menjual lebih lanjut kepada konsumen lain. Sebuah barang konsumsi
dibeli untuk memuaskan keinginan seseorang. Kadang-kadang barang yang sama dapat
diklasifikasi, baik sebagai barang bisnis maupun barang konsumsi, bergantung pada
tujuan penggunaannya, seperti lampu penerangan, pensil, kertas, dan komputer.

KLASIFIKASI BARANG BISNIS(BARANG INDUSTRI)


Barang Instalasi

Barang-barang spesial yang dibuat untuk pasar bisnis (industri) disebut barang instalasi
(installations). Investasi modal utama untuk mendirikan pabrik baru serta mesin-mesin
berat dan sistem-sistem telekomunikasi termasuk dalam klasifikasi ini. Pembelian
pesawat Boeing 737 untuk maskapai penerbangan Garuda serta lokomotif dari General
Electic untuk PNKA termasuk barang instalasi.
sering

Peralatan Aksesori (Accessory Equipment)


Pada umumnya hanya beberapa orang yang dapat berpartisipasi dalam pembelian
peralatan askesori, yaitu barang-barang modal yang secara khas berbiaya lebih rendah
dan bertahan untuk periode yang lebih pendek daripada barang instalasi. Meskipun
peralatan aksesori berkualitas dan berpengaruh penting pada pembelian, harga dapat
memengaruhi secara signifikan putusan-putusan tersebut.

Barang Pendukung (Supplies)


Jika barang instalasi merupakan produk spesial dari pasar bisnis, barang pendukung
operasional adalah produk konsumennya. Barang pendukung adalah semua pengeluaran
reguler yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk kegiatan sehari-hari. Pengeluaran
tersebut tidak secara langsung menjadi bagian produk akhir dari pembeli.

11
Layanan Bisnis [Business Service]
Produk yang termasuk dalam kategori layanan bisnis adalah produk-produk yang tidak
berwujud, dibeli oleh perusahaan untuk memudahkan produksi dan proses operasinya.
Contoh kategori ini adalah layanan finansial, seperti leasing, layanan sewa (rental
service) yang menyuplai peralatan dan kendaraan, asuransi, keamanan, penasihat legal,
dan konsultasi.

RINCIAN PRODUK, LINI PRODUK, DAN BAURAN PRODUK


Rincian Produk
Jarang sekali sebuah perusahaan (khususnya perusahaan besar) menjual hanya satu
produk. Kebanyakan perusahaan menjual berbagai macam produk.

Lini Produk
Kumpulan dari rincian produk (product item) yang saling berhubungan erat disebut lini
produk (product line). Dengan mengembangkan lini- lini produk yang komprehensif,
sebagai kebalikan dari konsentrasi hanya pada satu produk, perusahaan mempunyai
beberapa keuntungan. Keinginan untuk memasarkan sebuah lini produk, termasuk di
dalamnya keinginan untuk tumbuh, penggunaan sumber daya perusahaan secara optimal,
dan peningkatan posisi perusahaan dalam pasar.

Bauran Produk (Product Mix)


Bauran produk dapat dilakukan bilamana sebuah perusahaan mempunyai sejumlah lini
produk dan item. Disebut juga portofolio produk (product portfolio) atau lebar produk
(product width). Untuk meningkatkan penjualan dan keuntungan, perusahaan menyebar
risiko ke dalam beberapa lini produk, bukan menggantungkan diri hanya pada satu atau
dua produk.

DAUR HIDUP PRODUK(PRODUCT LIFE CYCLE)


Konsep daur hidup produk berlaku bagi produk atau kategori produk sebuah industri.
Sebuah produk kadang-kadang mempunyai daur hidup yang panjang atau pendek.

12
Misalnya, produk kategori minuman anggur sudah berabad-abad berada pada tahap
dewasa (mature), tetapi merek atau label mungkin sudah berkali-kali punah atau
dihidupkan kembali melalui nama baru, lalu memulai tahapan daur hidup yang baru pula.

PENENTUAN MEREK(BRANDING)
Tujuan lain dari branding adalah mempermudah penjual produk baru. Dengan merek,
produk yang sudah dikenal atau sudah populer akan lebih mudah digunakan untuk
memperkenalkan produk baru bagi perusahaan dibandingkan perusahaan yang sama
sekali belum dikenal konsumen. Branding biasanya merujuk pada kualitas yang konsisten
dan merupakan indikator yang lebih baik tentang kualitas daripada harga sebuah produk.

KEMASAN(PACKAGING)
Pemasar makin mengakui pentingnya kemasan sebuah produk. Pada umumnya, sebuah
kemasan dianggap wadah (container) berbentuk botol, kotak, kaleng, bungkusan, dan
sebagainya dengan kemampuan untuk memproteksi sebuah produk. Namun, saat ini para
pemasar mengakui adanya aspek promosi untuk sebuah kemasan dan kemampuan
kemasan untuk meningkatkan penjualan.

MEMBERI ETIKET(LABELING)
Etiket yang tepat dapat memainkan peran penting dalam menarik perhatian konsumen
dan mendorong pembeli. Pemberian etiket (labeling) biasanya mempunyai dua bentuk,
yaitu persuasive labeling dan informational labeling. Persuasive labeling berfokus pada
sebuah tema promosi atau disebut logo, sedangkan informasi konsumen adalah fokus
yang kedua.

UNIVERSAL PRODUCT CODES


Universal Product Codes (UPCS) yang terlihat pada kebanyakan barang di supermarket
dan toko-toko yang mempunyai volume penjualan yang besar mulai dipakai pada tahun
1974. Kode numeralia disebut juga dengan barcodes, karena terlihat sebagai sebuah seri
dari garis- garis vertikal yang tebal dan tipis. Garis-garis tersebut dibaca oleh sebuah

13
computerized optical scanners yang menyesuaikan kode- ode tersebut dengan merek,
besaran kemasan, dan harga.
GARANSI DAN LAYANAN PURNAJAL
Sebuah garansi adalah sebuah pernyataan tertulis mengenai hal yang akan dilakukan oleh
penjual bila produk tersebut ternyata cacat atau tidak berfungsi sebagaimana dijanjikan
pada waktu periode tertentu setelah penjualan terjadi.

BAB V PENETAPAN HARGA (PRICING)

DEFENISI HARGA
Kotler dan Armstrong (2011), mendefinisikan harga sebagai sejumlah uang yang diminta
untuk suatu produk atau suatu jasa. Secara lebih luas dapat dikatakan bahwa harga ialah
jumlah semua nilai yang diberikan oleh konsumen untuk memperoleh keuntungan
(benefit) atas kepemilikan atau penggunaan suatu produk atau jasa. Secara historis, harga
menjadi faktor utama yang memengaruhi pilihan seorang pembeli. Namun, pada dekade
ini faktor-faktor nonharga dinilai penting. Meskipun demikian, harga masih merupakan
salah satu elemen terpenting yang menentukan pangsa pasar dan tingkat keuntungan
perusahaan.

SASARAN PENETAPAN HARGA


Penetapan harga dibagi dalam beberapa sasaran, tetapi di sini sasaran penetapan harga
dipilih sebagai berikut: sasaran untuk mendapatkan keuntungan (profitability objectives),
sasaran untuk memperoleh volume yang besar (volume objectives), sasaran untuk
menghadapi persaingan (meeting competition objectives), dan sasaran prestise (prestige
objectives) (Boone & Kurtz, 2005). Dalam sasaran untuk mendapatkan keuntungan,
pemimpin perusahaan harus menentukan harga untuk memperoleh keuntungan. Dalam
pasar selalu ada kecenderungan orang memasang harga yang terlalu tinggi dan yang
lainnya meminta harga yang terlalu rendah. Bagi konsumen, yang penting adalah
mendapatkan barang sesuai dengan harga yang dianggapnya adil, dalam arti
mendapatkan barang sesuai dengan nilai sebenarnya.

14
STRATEGI PENETAPAN HARGA UNTUK PRODUK BARU
Perusahaan dapat menggunakan pilihan strategi penetapan harga market skimming atau
penetapan harga penetrasi pasar ketika menentukan harga untuk produk baru yang
ditawarkannya ke pasar (Kotler dan Armstrong, 2011). Berikut penjelasan masing-
masing strategi penetapan harga tersebut.

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENETAPAN HARGA


1. Beberapa Aturan Strategi Penetapan Harga
Di Amerika Serikat dan beberapa negara maju lainnya, pemerintah turut serta
menentukan kebijakan penetapan harga produk yang dijual, khususnya hal yang tidak
diperkenankan dalam menentukan strategi harga yang disebut praktik tidak jujur dalam
perdagangan (unfair trade practices).
2. Penetapan Harga Bersama (Price Fixing)
Penetapan harga bersama merupakan persetujuan antara dua perusahaan atau lebih
mengenai harga yang diminta untuk suatu produk. Misalnya, dua orang eksekutif atau
lebih pada perusahaan yang bersaing bersama menetapkan harga yang akan diminta
untuk produk tertentu atau untuk memutuskan siapa di antara mereka yang akan memberi
penawaran terendah terhadap sebuah kontrak.
3. Diskriminasi Harga
Diskriminasi harga terjadi jika perusahaan menetapkan harga berbeda- beda untuk
pembeli yang berbeda-beda pula. Perbedaan harga dapat diterapkan pada pembeli dan
penyalur yang berbeda dengan alasan tertentu, misalnya karena pembeli di daerah
tertentu berpenghasilan lebih besar.

STRATEGI PENETAPAN HARGA BERDASARKAN PERSEPSI PELANGGAN


MENGENAI NILAI
1. Penetapan Harga Berdasarkan Nilai Konsumen [Customer Value-Based Pricing)
Penetapan harga berdasarkan nilai konsumen menggunakan persepsi pembeli mengenai
nilai, bukan biaya dari penjual, sebagai kunci dalam penetapan harga. Pendekatan
tersebut menanggapi apakah harga produk yang dijual tepat atau tidak, sesuai atau tidak

15
dengan nilainya? Ketika membeli sebuah produk, pelanggan pada dasarnya menukar
sesuatu yang bernilai (harga) dengan sesuatu yang bernilai.
2. Penetapan Harga Berdasarkan Biaya (Cost-Based Pricing)
Penetapan harga melalui proses ini termasuk populer dan relatif mudah diterapkan.
Penetapan harga berdasarkan biaya menyangkut penetapan harga berdasarkan biaya
untuk menghasilkan, mendistribusi, dan menjual produk ditambah dengan tingkat
pengembalian yang masuk akal untuk usaha dan risiko yang harus ditanggung.
3. Jenis Biaya
Pada dasarnya perusahaan mempunyai dua pilihan biaya, yaitu biaya tetap dan biaya
variabel. Biaya tetap tidak akan berubah sesuai dengan jumlah produksi atau dengan
tingkat penjualan, misalnya sewa bulanan kantor, sewa listrik, dan gaji pegawai. Biaya
variabel dapat berubah secara langsung sesuai dengan tingkat produksi. Biaya tersebut
berbeda menurut jumlah unit yang diproduksi.

KEBIJAKAN PENETAPAN HARGA DAN STRUKTUR HARGA


Dalam kerangka pedoman yang ditentukan oleh sasaran penetapan harga, sebuah
perusahaan harus mengembangkan kebijakan harga (pricing policy), yang merupakan
pendekatan terhadap penetapan harga untuk jangka panjang. Misalnya, perusahaan
menetapkan kebijakan tidak akan pernah mendiskon produk-produk yang dijualnya. Di
samping itu, perusahaan juga harus menetapkan kebijakan kuotasi (quotation) harga
dalam kaitannya dengan kelonggaran (allowances), serta memasukkan biaya pengiriman.
Ketiga penetapan tersebut disebut struktur harga. Terdapat dua kebijakan umum tentang
kebijakan penetapan harga, yaitu tingkat harga dibandingkan dengan harga umum pasar
dan tingkat fleksibilitas harga.

STRATEGI PENETAPAN HARGA BAURAN PRODUK


1. Harga Lini Produk (Product Line Pricing)
Bilamana seorang penjual menetapkan berbagai harga untuk suatu jenis barang, ia
menciptakan sebuah harga lini. Lini harga atau disebut juga penetapan harga berdasarkan
lini produk (product line pricing), jalah praktik menawarkan sebuah lini produk beberapa
item dengan harga tertentu. Misalnya, Linea, produsen funitur menawarkan empat

16
macam meja tulis, masing-masing Rp100.000,00, Rp200.000,00, Rp300.000,00, dan
Rp400.000,00. Tidak ada harga rentang di antara harga-harga tersebut.
2. Penetapan Harga Melalui Produk Tambahan
[Optional Product Pricing) Banyak perusahaan menjual produk tambahan (optional)
bersama- sama dengan produk utamanya. Misalnya, membeli sebuah mobil dengan
tambahan sebuah radio beserta compact disk (CD). Jika membeli sebuah komputer, Anda
akan ditawarkan segala macam produk tambahan, servis, bermacam-macam proses, dan
sebagainya. Perusahaan harus menentukan item mana yang akan ditambahkan.
3. Captive Product Pricing
Captive product pricing ialah menetapkan harga produk yang harus digunakan bersama
dengan produk utama, misalnya alat cukur beserta pisaunya. Harga alat cukur tanpa pisau
dapat ditentukan dengan harga rendah, tetapi pisaunya diberi harga lebih tinggi, jika
dikombinasikan, keuntungannya besar. Hal itu dapat dilakukan karena tanpa pisau, alat
cukur tersebut tidak berguna.
4. Product Pricing
product pricing adalah strategi menetapkan harga untuk produk ngan tujuan membuat
harga produk utama lebih kompetitif. rategi ini menggambarkan produk yang memiliki
sedikit nilai atau dak memiliki nilai yang dihasilkan dari produk utama.
5. Harga Buntalan (Bundle Pricing)
Bundle pricing ialah memasarkan dua produk atau lebih dalam satu paket dengan harga
khusus.

PENETAPAN HARGA SAAT KEADAAN EKONOMI SULIT

1. Taktik Berorientasi pada Biaya


Salah satu taktik berorientasi pada biaya adalah memisahkan (culling) produk dengan
margin keuntungan yang rendah dari lini produk yang ada. Namun, harus diperhatikan
bahwa taktik itu dapat menghasilkan kebalikan dari yang diinginkan berdasarkan tiga
alasan berikut. Pertama, sebuah volume penjualan yang tinggi dari sebuah item dengan
margin keuntungan rendah dapat membuat item tersebut mendapatkan keuntungan yang
tinggi.

17
2. Taktik Berorientasi pada Permintaan
Taktik penetapan harga berorientasi pada permintaan menggunakan harga untuk
merefleksi pola-pola perubahan dari permintaan, disebabkan oleh inflasi atau oleh tingkat
suku bunga yang tinggi. Perubahan pada biaya diperhatikan, tetapi kebanyakan dalam
konteks bagaimana harga akan memengaruhi permintaan.
3. Harga Bayangan (Price Shading) Harga bayangan ialah pemotongan harga (discount)
oleh penjual untuk meningkatkan permintaan terhadap produk atau lini produk. Sering
kali harga bayangan menjadi kebiasaan yang dilakukan secara rutin tanpa pemikiran
lanjut.
4. Kondisi Resesi
Resesi ialah sebuah periode pengurangan kegiatan ekonomi. Pengurangan permintaan
akan barang dan jasa bersamaan dengan peningkatan pengangguran merupakan salah satu
ciri resesi. Namun, bagi pemasar cerdik, keadaan tersebut justru dimanfaatkan untuk
memperoleh peluang-peluang.

BAB VI SALURAN DISTRIBUSI

DEFENISI SALURAN DISTRIBUSI


Saluran distribusi atau saluran pemasaran adalah sebuah struktur bisnis yang terdiri atas
organisasi-organisasi yang saling berkaitan, dimulai dari tempat asal mula produk dibuat
sampai penjual terakhir dengan maksud memindahkan produk serta kepemilikan ke
pemaka terakhir, yaitu konsumen pribadi atau pengguna bisnis (Bowersox dan Cooper,
1992).

MENGAPA KITA MEMERLUKAN PERANTARA?


untuk menyalurkan produk sampai kepada konsumen akhir dan secara teoretis barang-
barang konsumen tersebut dapat secara langsung dijual kepada para konsumen, dalam
praktiknya hal tersebut sukar dilaksanakan, kecuali untuk produk-produk tertentu seperti

18
yang telah dikemukakan sebelumnya. Meskipun konsumen mengira bahwa para perantara
tersebut tidak dibutuhkan, mereka perlu menghubungkan para penjual dan para pembeli.

ORGANISASI DARI SEBUAH SALURAN DISTRIBUSI


Berbeda dengan barang konsumsi, umumnya barang industri mempunyai saluran
distribusi yang pendek. Barang industri, seperti telah dikemukakan sebelumnya, dijual
langsung dari produsen ke konsumen akhir. Contoh barang industri adalah pesawat
terbang, alat-alat pesenjataan, lokomotif, dan turbin untuk pembuatan listrik. Meskipun
demikian, untuk produk-produk industri lainnya, produsen juga menggunakan jasa
perantara, seperti perwakilan produsen atau agen dan distributor bisnis.

MEMILIH SALURAN DISTRIBUSI


Memilih saluran distribusi yang tepat merupakan hal penting bagi sebuah perusahaan jika
ingin memperoleh hasil setinggi-tingginya Memilih saluran distribusi menyangkut
pertanyaan mengapa produsen makanan di dalam kaleng memilih sebuah saluran
distribusi yang panjang dari produsen, melalui pedagang besar dan pedagang eceran?
Mengapa produsen mobil menyalurkan produknya secara langsung ke para pengecer atau
retailer? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, para pemasar harus
mempertimbangkan beberapa isu untuk menghindari pemilihan saluran distribusi yang
keliru atau yang tidak efektif dan efisien.

INTENSITAS SALURAN DISTRIBUSI


Intensitas saluran distribusi mengacu pada jumlah perantara melalui siapa produsen
menyalurkan produknya. Pencakupan pasar bergantung pada tujuan perusahaan, jenis
produk yang disalurkan, dan segmen konsumen dari pasar sasaran. Namun, umumnya
intensitas distribusi berbeda pada suatu rangkaian yang terdiri atas tiga kategori, yaitu
distribusi intensif, distribusi selektif, dan distribusi eksklusif.

19
KONFLIK DAN KERJA SAMA DALAM SALURAN DISTRIBUSI
1. Konflik yang terjadi karena produsen melewati perantara dengan menjual secara
langsung kepada para konsumen pemakai produk dan juga melalui perantara disebut dual
distribution.
2. Konflik yang terjadi karena produsen telah mengangkat terlalu banyak perantara di
daerah tertentu akan meningkatkan persaingan antarperantara. Kemungkinannya adalah
penjualan para perantara tersebut juga akan berkurang, demikian pula keuntungannya.
3. Konflik karena produsen telah memberikan margin penjualan yang berbeda-beda di
antara perantara terjadi bilamana produsen menganggap perantara tertentu telah mampu
menjual produk dalam jumlah sangat besar. Sebagai bonus, produsen memberikan margin
yang lebih besar pula kepada perantara tersebut. Jika hal itu terjadi, sebaiknya produsen
membuat ketentuan bagaimana perantara dapat memperoleh bonus atas usaha-usahanya
menjual produk.

SISTEM PEMASARAN VERTIKAL


Sistem yang diadministrasi merupakan sistem pemasaran vertikal yang mengoordinasikan
tahap-tahap produksi dan distribusi secara berurutan, tidak melalui kepemilikan bersama
atau ikatan kontrak, tetapi melalui ukuran dan kekuatan dari salah satu anggota. Dalam
sistem ini, kepemimpinan saluran ditentukan berdasarkan ukuran dan kekuatan dari satu
atau beberapa anggota saluran yang mendominasi. Perusahaan manufaktur dari top brand
dapat memperoleh kerja sama dan dukungan perdagangan yang kuat dari reseller melalui
sistem ini.

BAB VII PEDAGANG ECERAN DAN PEDAGANG BESAR ( RETAILING AND


WHOLESALING )

PENGECERAN(RETALING)
Pengeceran memengaruhi konsumen, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Dilihat dari sudut pasar kerja, pengeceran mungkin merupakan salah satu industri yang
menampung sebagian besar bahkan mungkin terbesar, seluruh komponen pekerja di

20
Indonesia. Para pengecer dapat juga berperan sebagai pemberi arus balik informasi
penting tentang produk-produk yang dijualnya kepada produsen dan perantara lain,
karena lokasi kegiatan mereka umumnya strategis. Mereka memperoleh informasi dari
pelanggan dan meneruskan informasi tersebut kepada produsen.

BEBERAPA TEORI TENTANG PERUBAHAN PADA LEMBAGA PENGECERAN


Pada tahap kedewasaan, persaingan harga sangat mendalam, tingkat pertumbuhan
melemah, dan perhatian perusahaan difokuskan pada pencapaian efisiensi operasi yang
tinggi untuk mengurangi biaya produksi. Pada tahap penurunan, beberapa pesaing akan
keluar dari pasar, tingkat keuntungan merendah, dan tingkat penjualan sangat melambat,
bahkan menjadi negatif dan dapat berakhir dengan penutupan kegiatan perusahaan,
kecuali bila perusahaan mampu mengembangkan dan menghasilkan produk- produk baru
yang lebih inovatif, sehingga daur produk tersebut dihidupkan dan dimulai kembali.

KLASIFIKASI PENGECER
Para pengecer dapat diklasifikasikan menurut kepemilikan, tingkat pelayanan (service),
asortimen produk, dan harga. Dengan menggunakan keempat variabel tersebut, para
pengecer memosisikan diri dalam pasar bersaing yang mereka hadapi. Seperti diketahui,
memosisikan diri (positioning) adalah sebuah strategi yang digunakan untuk
memengaruhi bagaimana konsumen akan memandang dan merasakan suatu produk
dibandingkan dengan produk pesaing yang ada. Keempat variabel tersebut dapat
dikombinasi dengan berbagai cara untuk menciptakan kegiatan pengeceran yang berbeda.

PENGECERAN BUKAN TOKO


Hingga kini telah dibicarakan pengeceran melalui toko, yaitu para pembeli harus datang
sendiri ke toko untuk membeli barang kebutuhannya. Namun, di samping barang-barang
yang harus dibeli sendiri di toko, baik toko konvenien maupun toko spesialis, ada juga
cara pembelian lain yang sudah ada sejak tahun dua ribuan, yaitu pembelian secara online
menggunakan internet. Cara pengeceran ini makin populer, terutama di negara-negara
maju, perlahan- perlahan menggeser pengeceran melalui toko. Bentuk-bentuk utama

21
pengeceran tanpa toko, misalnya mesin penjualan otomatis (automatic vending
machines), pengeceran langsung (direct retailing), pemasaran.

PERDAGANGAN BESAR(WHOLESALING)
Menurut Michael J. Etzel, Bruce J. Walker, dan William J. Stanton (2011), perdagangan
besar ialah semua kegiatan yang secara langsung berhubungan dengan penjualan barang
dan jasa kepada pebisnis serta organisasi lain untuk menjual kembali (resale),
memproduksi barang dan jasa lain, atau mengoperasikan sebuah organisasi. Jika sebuah
perusahaan menjual pakaian atau barang lain kepada toko pakaian atau toko barang lain
untuk dijual kembali kepada konsumen akhir, hal itu disebut perdagangan besar
(wholesaling). Misalnya, jika suatu perusahaan tepung terigu menjual terigu kepada toko
roti (bakery) untuk pembuatan roti dan kue yang dijual kepada pemakai akhir, ini disebut
perdagangan besar yang dilakukan oleh perusahaan atau pedagang besar (wholesaler).

KLASIFIKASI PEDAGANG BESAR


Pedagang besar dapat dikategorikan dalam tiga kelompok utama, yaitu merchant
wholesalers, agent dan broker, serta cabang penjualan dan kantornya. Merchant
wholesalers merupakan kelompok terbesar dari pedagang besar dan terdiri atas full-
service wholesalers dan limited service wholesalers (pedagang besar dengan pelayanan
penuh dan dengan pelayanan terbatas). Full service wholesalers memberi layanan jasa
secara penuh, sedangkan limited-service wholesalers menawarkan jasa lebih terbatas
kepada para pemasok dan pelanggannya.

22
BAB VIII PROMOSI

TUJUAN DAN TUGAS PROMOSI


1. Menginformasikan (Informing)
Promosi yang informatif berusaha mengubah kebutuhan yang sudah ada menjadi
keinginan atau memberi stimulasi minat pada sebuah produk baru. Hal ini terutama
terjadi pada tahap dini dari daur hidup sebuah produk. Orang secara khas tidak akan
membeli sebuah produk atau jasa atau mendukung sebuah organisasi nirlaba sebelum
diketahui maksud dan keuntungannya bagi mereka. Khususnya kabar yang informatif
penting untuk mempromosikan produk-produk teknis dan kompleks, seperti mobil,
komputer, dan jasa-jasa investasi.
2. Membujuk (Persuading)
Promosi dibuat dengan cara membujuk orang untuk masuk menjadi anggota Tentara
Nasional Indonesia (TNI), melalui poster-poster promosi yang menggambarkan semangat
membela tanah air dan mengabdi kepada masyarakat atau menggunakan komputer merek
Lenovo, bukan membeli komputer merek HP/Compact. Persuasi biasanya menjadi tujuan
promosi utama bila produk memasuki tahap pertumbuhan dari daur produknya.
3. Mengingatkan [Reminding)
Promosi digunakan juga untuk mempertahankan merek dalam benak orang. Bentuk
promosi ini terutama dilakukan pada tahap kedewasaan daur hidup produk. Asumsinya
adalah pasar tujuan telah diyakinkan mengenai kebaikan barang yang ditawarkan.

KONSEP AIDA
1.Hasrat (Desire). Pelanggan potensial mempunyai minat terhadap konsep produk baru,
tetapi tidak merasa bahwa produk tersebut lebih baik daripada produk sejenis yang telah
berada di pasar terlebih dahulu. Oleh karena itu, perusahaan harus menciptakan
preferensi terhadap merek dari produknya dengan melakukan perubahan dan perbaikan,
serta perkenalan ciri-ciri lainnya terhadap produk yang ingin dipasarkan.
2.Tindakan (Action). Beberapa pelanggan dari pasar yang ditargetkan mungkin telah
diyakinkan untuk membeli produk tersebut. Agar memotivasi mereka untuk melakukan
tindakan, perusahaan harus meneruskan iklan secara lebih efektif dengan

23
mengomunikasikan ciri-ciri dan keuntungan produk tersebut, di samping menggunakan
promosi serta diskon harga.

BAURAN PROMOSI
Promosi penjualan (sales promotion): Kegiatan-kegiatan pemasaran, selain penjualan
pribadi, iklan, dan publikasi yang menstimulasi pembelian konsumen serta efektivitas
penyalur, seperti display, pertunjukan dan pameran, demonstrasi, kupon, kontes, dan
usaha-usaha penjualan tidak rutin lainnya. Hal ini biasanya merupakan kegiatan jangka
pendek.

Hubungan masyarakat (public relations): Menyangkut sejumlah usaha berkomunikasi


untuk mendukung sikap dan opini publik terhadap organisasi serta produknya. Bentuk
promosi tidak secara spesifik menyampaikan berita mengenai penjualan produk
perusahaan. Usaha pemasar dalam hal ini lebih seolah- olah menyampaikan berita
daripada melaksanakan komunikasi penjualan langsung kepada pelanggan. Public
relations atau biasa disebut PR dapat dilakukan dengan menyampaikan secara berlebihan
informasi mengenai perusahaan atau produk. Jika dilaksanakan dengan tepat, bentuk ini
dapat mendukung secara efektif penjualan produk.

Publikasi: Menciptakan sikap dan opini yang baik terhadap perusahaan serta produknya,
dengan mengembangkan berita komersial yang signifikan dalam media massa mengenai
perusahaan dan produknya atau dengan memperoleh presentasi yang menguntungkan di
radio, televisi, atau sebuah pertunjukan. Tidak seperti iklan, biaya media promosi ini
tidak dibayar oleh sponsor

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BAURAN PROMOSI


Terdapat empat faktor yang harus dipertimbangkan untuk menetapkan bauran promosi,
yaitu pasar tujuan (target market), sifat produk (nature of the product), tahap daur hidup
produk (stages of the product's life cycle), dan jumlah uang yang tersedia untuk pasar
tertentu.

24
STRATEGI BAURAN PROMOSI
Strategi Mendorong (Push) dan Menarik (Pull Kotler dan Armstrong (2013),
mengemukakan bahwa pemasar dape menggunakan pilihan strategi mendorong (push)
atau strategi menar (pull) dalam merancang bauran promosi. Strategi mendorong ialah
sebuah strategi yang mendorong/mengantar produk melalui s saluran mengatur promos
pemasaran ke pembeli akhir. Produsen dalam hal ini akan kegiatan pemasaran, khususnya
penjualan perseorangan dan penjualan kepada anggota saluran distribusinya, supaya
mereka menyediakan produk dan mempromosikannya kepada pemakai akhir.
Pada strategi menarik (pull), produsen akan mengarahkan kegiatan pemasarannya
(terutama iklan dan promosi) kepada pembeli akhir. Bi kegiatan promosi perusahaan
berhasil, konsumen akan mencari da meminta produk tersebut dari pengecer, kemudian
meneruskannya kepada pengusaha menengah atau langsung kepada produsen. Dengan
demikian, permintaan dari konsumen menarik produk tersebut ke saluran pemasaran yang
ada.

BEBERAPA PENDEKATAN PEMBUATAN ANGGARAN PROMOSI


perusahaan perlu membuat anggaran yang tepat, agar kegiatan promosi dapat berjalan
dengan baik, efektif, dan efisien. Menyusun anggaran bukanlah pekerjaan yang mudah.
Tidaklah mudah bagi perusahaan untuk menetapkan alokasi pengeluaran bagi setiap
kegiatan promosi, karena biasanya tidak ada standar untuk menentukan pengeluaran
tersebut. Misalnya, perusahaan menyediakan 100 juta rupiah untuk kegiatan promosi,
tetapi perusahaan tidak mungkin menentukan dengan tepat berapa hasil yang akan
dicapai dari masing-masing orponen promosi tersebut.

25
BAB 9 PEMASARAN GLOBAL

EVOLUSI PEMASARAN GLOBAL

Pertama-tama, harus dibedakan antara pengertian perdagangan internasional dengan


bisnis internasional. Perdagangan internasional terdiri atas ekspor dan impor seperti
antara Eropa dengan Indonesia. Jika jumlah impor Indonesia lebih banyak daripada
ekspor, Indonesia mengalami defisit perdagangan. Bisnis internasional merupakan sebuah
konsep yang lebih luas, termasuk di dalamnya perdagangan internasional dan produksi di
luar negeri.

ORGANISASI-ORGANISASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL

Sebelum memutuskan untuk berpartisipasi dalam perdagangan internasional atau global,


perusahaan seyogyanya memahami sistem perdagangan internasional yang saat ini
berlaku. Pengetahuan tersebut dibutuhkan karena dalam melakukan kegiatan
perdagangan internasional, perusahaan akan menemukan berbagai macam sistem dan
peraturan yang menghambat kegiatan perusahaan dalam kancah Internasional.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERUSAHAAN MELAKUKAN


PEMASARAN GLOBAL

Jika perusahaan ingin melakukan pemasaran global, diperlukan pengetahuan mengenai


lingkungan yang akan dihadapinya di berbagai negara. Lingkungan yang dihadapi para
pemasar di berbagai negara akan berbeda antara satu negara dengan negara lain.
Lingkungan yang menjadi perhatian pemasar adalah lingkungan ekonomi, politik, sosial
budaya, hukum, dan tingkat teknologi dari negara-negara tersebut.

CARA MEMASUKI PASAR LUAR NEGERI (PASAR GLOBAL) Setelah mempelajari


aspek-aspek lingkungan ekonomi, politik, hukum, budaya, dan teknologi, saatnya
perusahaan menentukan cara memasuki pasar global. Pertama, perusahaan harus

26
menentukan pasar sasaran, disusul dengan memilih cara memasuki pasar, dan akhirnya
memilih beberapa kemungkinan untuk memasuki pasar secara global.

BAB X PEMASARAN JASA

ASAL MULA DAN PERKEMBANGAN BIDANG PEMASARAN JASA


Disiplin pemasaran jasa muncul dari pemasaran secara umum, karena kebutuhan industri
yang berkembang. Sejak pertengahan 1940-an, perekonomian Amerika telah didominasi
oleh sektor jasa. Namun, penelitian di bidang pemasaran jasa baru mulai bermunculan
pada era 1960-an. Jadi, penelitian di bidang pemasaran jasa dapat dikatakan terlambat
dibandingkan dengan perkembangan dalam dunia bisnis. Bahkan, pada tahun 1977, Lynn
Shostack, vice president Citibank menulis sebuah artikel berjudul "Breaking Free From
Product Marketing" yang berisi kritikan bahwa disiplin pemasaran belum mampu
memberikan paradigma yang relevan untuk sektor jasa. Kritikan tersebut makin menusuk
setelah mengetahui sumber kritikan tersebut datang dari seorang praktisi bisnis (vice
president Citibank) dan ditujukan kepada para akademisi (Fisk, Brown dan Bitner, 1993).

KARAKTERISTIK KHUSUS JASA

1. Intangible
Jasa bersifat tidak berwujud. Sebuah barang tersusun dari materi berwujud, sedangkan
jasa merupakan kinerja yang tidak memiliki wujud yang solid. Jasa tidak dapat dilihat,
disentuh, dan dicium.
2. Inseparability Sebagian jasa memiliki sifat tidak terpisahkan antara produksi dan
konsumsi jasa. Jasa dikonsumsi saat jasa tersebut diproduksi. Jasa dikonsumsi secara live,
seperti sebuah konser musik. Ketika penyedia jasa memainkan musik, saat itu pula
konsumen mengonsumsi atau menikmati musik. Karena bersifat inseparable, ada empat
faktor yang dapat memengaruhi kualitas jasa, yaitu personel jasa, lingkungan jasa
(servicescape), konsumen itu sendiri, dan konsumen lain.
3. Variability

27
Kualitas jasa lebih bervariasi dibandingkan dengan barang. Karena
bersifat inseparable dan live performance, berbagai faktor dapat menyebabkan kualitas
jasa bervariasi. Personel jasa yang berbeda, outlet jasa yang berbeda, dan waktu
pemakaian yang berbeda dapat menyebabkan variasi dalam kualitas.
4. Perishability Jasa bersifat tidak dapat disimpan. Kapasitas jasa yang tersedia bersifat
sensitif terhadap perubahan waktu. Dengan berlalunya waktu, kapasitas jasa yang tidak
terpakai akan hilang. Sebagai contoh, kursi sebuah pesawat yang hanya terisi setengah
dan berangkat dari Jakarta menuju Yogyakarta akan hilang begitu saja tidak dapat
dimanfaatkan lagi pada masa depan. 5. Difficult to Understand
Jasa cenderung sulit dipahami. Beberapa jasa melalui tahapan- tahapan yang rumit dan
tidak mudah dimengerti. Tindakan operasi, penyusunan laporan keuangan, dan
hypnotherapy

JENIS JENIS JASA


Terdapat beberapa faktor yang digunakan untuk membagi jasa. Kotler dan Keller (2013),
membagi jasa berdasarkan sejauh mana sebuah jasa lebih banyak mengandung unsur
tangible atau intangible. Menurut mereka, jasa terbagi menjadi berbagai jenis, dari barang
murni (bukan merupakan jasa) sampai jasa murni. Namun, pembagian jasa ini kurang
bermakna, sebab tidak memberikan banyak petunjuk kepada pengelola jasa tentang cara
memberikan kinerja jasa yang baik pada konsumen.

PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN JASA


Dalam pemasaran jasa, proses pengambilan putusan konsumen terdiri atas beberapa
tahapan, yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, pengevaluasian alternatif,
pembelian dan pengalaman konsumen, dan pengevaluasian setelah pengalaman
(Zeithaml, Bitner, dan Gremler, 2009).

STRATEGIC MANAGEMENT TRAP


Dalam perusahaan jasa, efisiensi internal umumnya ditempu dengan mengambil putusan
strategis terkait dengan personel jasa seperti mengurangi jumlah personel jasa,
menghentikan penempatan personel jasa baru, dan menggantikan personel jasa dengan

28
mesin Konsumsi jasa merupakan konsumsi proses (process consumption) efisiensi yang
berefek pada pengurangan kualitas layanan oleh personel jasa akan menciptakan
ketidakpuasan konsumen, sehingga berdampak pada munculnya strategic management
trap.

SERVICE TRIANGLE
Terdapat tiga jenis pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan jasa, yaitu pemasaran
eksternal, internal, dan interaktif. Pertama, pemasaran eksternal adalah pemasaran yang
umum dilakukan oleh semua perusahaan. Pemasaran eksternal dilakukan oleh perusahaan
untuk menyampaikan "unique selling proposition" mereka kepada konsumen. Jenis
komunikasi ini dilakukan, baik melalui aktivitas komunikasi yang konvensional, seperti
iklan, promosi penjualan, dan humas, maupun komunikasi yang bersifat implisit, seperti
melalui kualitas lingkungan fisik yang diberikan dan penampilan (appearance) personel
jasa.

SERVICE DOMINANT LOGIC


Konsep service dominant logic beranggapan bahwa semua penawaran pasar pada
dasarnya dikonsumsi oleh konsumen sebagai jasa (Gronroos dan Ravald, 2011; Vargo
dan Lusch, 2004). Apa pun penawaran pasar yang ditawarkan oleh pemasar, seperti
barang, jasa, dan ide, semua dikonsumsi sebagai manfaat yang menjawab keinginan dan
kebutuhan konsumen, sehingga disebut jasa. Perlu ditekankan bahwa jasa adalah sesuatu
yang bersifat intangible, yang cenderung lebih dekat dengan sifat dari manfaat produk
yang bersifat abstrak. Dalam konsep ini, terjadi integrasi paradigma barang dan jasa.

KOMPONEN KOMPONEN BAURAN PEMASARAN UNTUK JASA

1.Produk

Produk adalah sarana pemuas kebutuhan konsumen. Secara umum, produk terdiri atas
barang dan jasa. Barang memiliki bentuk, sedangkan jasa tidak berbentuk. Jasa tersusun
dari kumpulan manfaat yang memberikan pemuasan bagi kebutuhan konsumen. Menurut

29
Lovelock dan Wirtz (2011), produk jasa dibagi menjadi jasa inti dan jasa pelengkap, yang
terdiri atas jasa yang memfasilitasi jasa inti dan jasa yang meningkatkan manfaat jasa inti.
2. Harga

Harga merupakan komponen bauran pemasaran yang terkait erat dengan jumlah
pendapatan yang akan diterima oleh perusahaan, Setelah menetapkan harga jual untuk
jasa yang dipasarkan, perusahaan sekaligus juga menetapkan pendapatan yang akan
diterima. adalah hasil jumlah penjualan dikali dengan harga jual jasa. Namun, penentuan
harga bukan merupakan kebijakan yang steril. Artinya, penentuan harga dapat
berpengaruh pada tingkat permintaan konsumen.
3. Tempat

Tempat sebaiknya dapat memberikan kenyamanan dan kemudahan, sehingga konsumen


berminat datang. Kemudahan di sini berarti tempat tersebut mudah dijangkau oleh
konsumen. Dalam terminologi pemasaran jasa, tempat disebut servicescape, yang
diterjemahkan lingkungan jasa.
4. Promosi
Promosi dalam penggunaan perangkat-perangkat yang dengan perusahaan manufaktur.
Penyedia jasa dapat menggunakan sama perangkat iklan, promosi penjualan, pemasaran
langsung, penjualan perseorangan, humas, even, dan pengalaman.
5. Manusia

Dimensi manusia memiliki peran besar dalam penyampaian jasa yang merupakan aksi,
kinerja, dan pengalaman. Pembawaan atau penampilan dan keahlian personel jasa
memengaruhi jasa yang diterima oleh konsumen. Penyedia jasa yang berkompeten akan
mampu mengelola personel jasa yang konsisten dalam pembawaan dan keahlian,
sehingga jasa yang diberikan pun menawarkan kinerja.

30
BAB XI PEMASARAN HIJAU (GREEN MARKETING)

EVOLUSI DAN PERKEMBANGAN KONSEP PEMASARAN HIJAU


Pemasaran hijau pada intinya menggambarkan pemasaran suatu produk yang didasarkan
pada kinerja lingkungan. Secara konseptual, pemasaran hijau didefinisikan sebagai
respons pemasaran terhadap pengaruh lingkungan yang berasal dari perancangan,
produksi, pengemasan, pelabelan, penggunaan, dan pembuangan barang atau jasa (Lampe
dan Gazda, 1995). Pemasaran hijau tumbuh dan berkembang dalam beberapa tahap (Lee,
2008). Tahap pertama, pemasaran hijau dimulai pada dekade akhir tahun 1980-an ketika
konsep pemasaran hijau pertama kali diperkenalkan dan didiskusikan dalam bidang
industri. Pada tahap pertama tersebut, banyak pemasar yang menerapkan berbagai macam
pemasaran hijau untuk mengantisipasi berkembangnya pemasaran hijau.

MENGAPA PERUSAHAAN HARUS GO GREEN?


Perusahaan juga memanfaatkan adanya tekanan untuk menuntun perusahaan ke arah yang
lebih baik, misalnya mengembangkan produk mobil elektrik hibrid generasi selanjutnya.
Dengan menerapkan ini, Toyota berhasil menjadi pemimpin pasar dalam industri dan
Toyota diprediksi akan mengalami pertumbuhan penjualan signifikan pada tahun-tahun
mendatang.

ALAT ALAT PEMASARAN HIJAU


Alat-alat pemasaran hijau tersebut diyakini menjadi sarana yang memudahkan bagi
konsumen mempersepsikan produk hijau, memunculkan kesadaran akan produk hijau,
dan mendorong konsumen untuk membeli produk ramah lingkungan. Penerapan alat- alat
pemasaran hijau ini berperan penting dalam membantu konsumen untuk membedakan
produk hijau dengan produk konvensional dan mengubah perilaku pembelian aktual
konsumen dari yang semula membeli produk konvensional, lalu membeli produk ramah
lingkungan untuk mengurangi dampak negatif produk sintetis pada lingkungan.

STRATEGI PEMASARAN HIJAU

31
Menon dan Menon (1997), yang dikutip Polonsky dan Rosenberger (2001), menyatakan
bahwa aktivitas pemasaran hijau di suatu organisasi dapat diimplementasikan dalam tiga
level, yaitu level strategik (strategic greening), level quasi-strategic (quasi-strategic
greening), dan level taktis (tactical greening). Pada aktivitas pemasaran hijau level
strategik, perubahan mendasar utama terjadi pada filosofi perusahaan. Misalnya,
perusahaan CarLovers dari Australia mendesain proses pencucian mobil ke dalam sistem
air daur ulang yang berputar karena perusahaan menjadikan isu lingkungan sebagai fokus
inti dari aktivitas perusahaan. Pada aktivitas pemasaran hijau level quasi-strategic atau
quasi-strategic greening, perubahan mendasar utama terjadi pada praktik bisnis.
Misalnya, beberapa hotel yang menanyakan kepada para tamu mengenai berapa jumlah
handuk yang dibutuhkan untuk tujuan menghemat penggunaan air untuk mencuci
handuk. Pada aktivitas pemasaran hijau level taktis atau tactical greening, perubahan
mendasar utama terjadi pada aktivitas fungsional, seperti promosi. Misalnya, pada musim
kemarau, dinas PDAM menggunakan kampanye untuk mendorong konsumen bertindak
bijaksana dalam menggunakan air supaya lebih efisien.

IMPLEMENTASI STRATEGI PEMASARAN HIJAU: CONTOH KASUS THE BODY


SHOP
The Body Shop merupakan salah satu perusahaan industri produk kosmetik dan toiletries
yang menerapkan strategi pemasaran hijau. Johri dan Sahasakmontri (1998),
mengidentifikasi beberapa peluang dan ancaman yang dihadapi The Body Shop serta
strategi pemasaran hijau yang diterapkan oleh The Body Shop.

32
BAB XII ENTREPRENEURIAL MARKETING

SEJARAH PERKEMBANGAN KONSEP ENTREPRENEURIAL MARKETING


Istilah entrepreneurial marketing mulai diperkenalkan untuk pertama kalinya pada acara
konferensi yang diselenggarakan oleh sebuah asosiasi profesi dan akademisi di bidang
pemasaran terbesar yang kedua di Amerika setelah American Marketing Association
(AMA), yaitu International Council for Small Business and American Marketing
Association di University of Illinois Chicago pada tahun 1982 (Hills et al., 2010). Namun
pada saat itu, minat akademisi pemasaran di bidang entrepreneurial marketing masih
relatif terbatas. Selanjutnya di tahun 1986, peneliti di bidang pemasaran dan
kewirausahaan bersama dengan American Marketing Association (AMA) mulai
mengorganisasi diadakannya simposium tahunan yang secara khusus membahas topik
mengenai pemasaran dan kewirausahaan di Amerika. Sejak saat itu, minat peneliti di
bidang entrepreneurial marketing mulai berkembang pesat di Amerika.

DEFENISI ENTREPRENEURIAL MARKETING


Entrepreneurial marketing berasal dari perpaduan dua konsep, yaitu pemasaran dan
entrepreneurship. Tabel 12.1 menyajikan perkembangan berbagai definisi mengenai
entrepreneurial marketing yang dikemukakan oleh beberapa penulis.

HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL MARKETING DENGAN TEORI PEMASARAN


Pembahasan paradigma entrepreneurial marketing memunculkan pertanyaan mengenai
bagaimana hubungan entrepreneurial marketing. dengan bidang studi pemasaran. Aliran
utama pemasaran Amerika Serikat didominasi oleh pendidikan dan penelitian pada
bidang studi pemasaran selama beberapa dekade. Minat utama peneliti tersebut adalah
menganalisis hubungan entrepreneurial marketing dengan definisi pemasaran yang
dikemukakan oleh American Marketing Association/AMA (Hills dan Hultman, 2011).
Selama bertahun-tahun, AMA tidak mengubah definisi mengenai pemasaran, tetapi
melakukan revisi dan modikasi definisi pada tahun 1935, 1982, 2004, dan 2007.

33
DIMENSI DIMENSI ENTREPRENEURIAL MARKETING
Morris et al. (2002), mengemukakan bahwa entrepreneurial marketing memiliki tujuh
dimensi inti yang mencakup proaktif, pertimbangan pengambilan risiko, inovasi, fokus
pada peluang, pengungkitan sumber daya, intensitas pelanggan, dan penciptaan nilai.
Dari ketujuh dimensi inti entrepreneurial marketing yang dikemukakan oleh Morris et al.
(2002), lima dimensi pertama berhubungan dengan orientasi entrepreneurial, sedangkan
dua dimensi lainnya berhubungan dengan orientasi pemasaran (Kocak, 2004 dalam
Kurgun et al., 2011). Tujuh dimensi inti entrepreneurial marketing ini telah diujikan
secara empiris melalui analisis kualitatif oleh Kurgun et al. (2011), pada hotel butik
sebagai salah satu contoh perusahaan kecil yang menerapkan entrepreneurial marketing.

PENERAPAN ENTREPRENEURIAL
MARKETING PADA FUNGSI PEMASARAN
Pendekatan entrepreneurial marketing dapat diterapkan pada fungsi pemasaran yang
mencakup bauran pemasaran (4P) yang terdiri atas produk, harga, tempat, dan promosi
(Kraus et al., 2009). Contoh penerapan entrepreneurial marketing yang berfokus pada
elemen produk, khususnya pengembangan produk adalah pengusaha muda dari Selandia
Baru bernama Jeremy Moon yang mendirikan suatu perusahaan bernama Icebreaker.
Moon sejak awal mengetahui bahwa pakaian dalam berbahan dasar wool memiliki citra
yang negatif karena terkesan gatal, berbau tidak sedap, dan memiliki desain yang kuno.
Namun demikian, Moon tetap memutuskan untuk menciptakan lini produk pakaian dalam
berskala global yang terbuat dari bahan dasar Wool, karena Moon yakin bahwa wool
yang panjang dan halus dapat digunakan untuk membuat setelan pakaian dalam berkelas
atas dan akan menjadi best seller.

PENDEKATAN ENTREPRENEURIAL MARKETING PADA BIDANG PROMOSI


Entrepreneurial marketing yang berhubungan dengan elemen promosi didasarkan pada
komunikasi dari mulut ke mulut (WOM) dan rekomendasi untuk membentuk basis
pelanggan (Stokes, 2000). Pendekatan WOM dan pembentukan basis pelanggan terbukti
lebih efisien dari sisi biaya daripada membuat iklan klasik. Entrepreneurial marketing

34
bertujuan untuk membidik kelompok yang sering kali tidak dapat dijangkau melalui
televisi atau media cetak.

BAB XIII ELECTRONIC MARKETING (E-Marketing)

DEFENISI DAN CAKUPAN E-MARKETING


Electronic marketing (e-marketing) dapat dipandang sebagai filosofi baru dan praktik
bisnis modern yang berhubungan dengan barang, jasa, informasi, dan ide-ide melalui
internet dan alat elektronik lainnya (El-Gohary, 2010). Definisi mengenai e-marketing
bervariasi menurut sudut pandang, latar belakang, dan bidang spesialisasi penulis.
Misalnya Smith dan Chaffey (2005), mendefinisikan e-marketing sebagai pencapaian
tujuan pemasaran melalui penerapan teknologi digital.

BAURAN PEMASARAN PADA ELECTRONIC MARKETING


Berdasarkan perspektif pertukaran, relasi, dan interaksi digital pada jaringan, Kalyanam
dan McIntyre (2002), mengidentifikasi 11 fungsi e-marketing yang digambarkan dalam
bentuk elemen bauran pemasaran (e-marketing mix). Sebelas fungsi e-marketing tersebut
adalah product, price, place, promotion, personalization, privacy, customer service, site,
security, sales promotion.

INTERNET MARKETING
Internet menyediakan cara baru bagi pemasar untuk menciptakan nilai bagi pelanggan
dan membangun hubungan dengan pelanggan. Kehadiran web telah mengubah
ide/pikiran pelanggan mengenai kenyamanan, kecepatan, harga, serta informasi produk
dan jasa secara fundamental. Periode April 1995 hingga April 2000 dikenal sebagai
ledakan dot.com. Selama periode lima tahun tersebut, terdapat ratusan perusahaan yang
menggunakan internet sebagai alat utama dalam melakukan transaksi dengan konsumen
(Kalyanam dan McIntyre, 2002). Kesuksesan yang dibawa oleh perusahaan click only
company (dot com) seperti amazon.com atau e-bay.com dalam menerapkan internet
marketing telah menginspirasi banyak perusahaan brick and mortar company (perusahaan

35
yang hanya mengandalkan pemasaran non-online) untuk beralih menjadi click and mortar
company dengan cara melakukan aktivitas pemasarannya secara online dan
menggunakan saluran komunikasi online melalui internet di samping tetap melakukan
aktivitas pemasaran melalui toko fisik yang dimilikinya.

MOBILE MARKETING
Pemasaran melalui telepon seluler (ponsel) atau yang dikenal dengan istilah mobile
marketing menjadi alat pemasaran yang sangat bermanfaat bagi perusahaan untuk
melayani dan menjangkau pelanggan kapan pun dan di mana pun (Persaud dan Azhar,
2012). Ponsel saat ini bukanlah tergolong produk yang mewah, karena hampir setiap
orang umumnya memiliki ponsel. Seiring dengan penyebarluasan pengadopsiannya,
ponsel menciptakan peluang besar bagi pemasar untuk memanfaatkannya dengan tujuan
meningkatkan kesadaran konsumen pada produk serta membangun hubungan antara
perusahaan dan pelanggan.

36
 BUKU PEMBANDING
BAB 1 PEMASARAN GLOBAL

DEFENISI PEMASARAN GLOBAL


Pemasaran sendiri dapat didefinisikan sebagai suatu aktivitas, atau proses untuk
menciptakan, mengkomunikasikan, menyampaikan, serta bertukar penawaran yang dapat
menghasilkan nilai bagi pelanggan, klien, mitra, ataupun masyarakat. Aktivitas
pemasaran sendiri berpusat pada upaya suatu organisasi untuk memuaskan keinginan
serta kebutuhan pelanggan dengan produk dan layanan yang menawarkan nilai
kompetitif. Perbedaan yang paling mendasar antara pemasaran regular dengan pemasaran
global adalah ruang lingkup aktivitasnya. Perusahaan yang bergerak dalam pemasaran
global melakukan aktivitas bisnisnya di luar negara asalnya.

PRINSIP PEMASARAN
Pemasaran dapat diartikan sebagai sekumpulan aktivitas serta proses yang tergabung
bersama dengan manufaktur, logistik transportasi, serta disain produk yang membentuk
rantai nilai perusahaan. Inti pemasaran bagi setiap organisasi sendiri ialah dapat
melampaui persaingan dalam menciptakan nilai bagi pelanggan.
Agar dapat mencapai kesuksesan pasar, suatu produk atau merek harus dapat memenuhi
kualitas yang diharapkan oleh pembeli. Jika suatu perusahaan mampu menawarkan
kombinasi dari produk unggulan, promosi, distribusi, serta harga yang lebih rendah dari
pesaing maka perusahaan tersebut akan mendapatkan keuntungan yang sangat besar.
Contohnya seperti Toyota, Nissan, serta perusahaan pembuat mobil di Jepang lainnya
yang mendapatkan keuntungan besar di pasar Amerika di tahun 1800-an dengan
menawarkan mobil dengan jarak tempuh yang lebih baik, kualitas yang lebih tinggi, serta
harga yang lebih rendah dibandingkan dengan Ford, General Motors, dan Chyrsler.

KEUNGGULAN KOMPETITIF, GLOBALISASI DAN INDUSTRI GLOBAL


Ketika suatu perusahaan berhasil menciptakan nilai yang lebih tinggi dibandingkan
dengan pesaingnya, maka perusahaan tersebut dapat dikatakan menikmati keunggulan
kompetitif dalam suatu industri. Dari sudut pandang pemasaran, globalisasi memberikan

37
peluang menguntungkan serta tantangan bagi para eksekutif untuk menentukan di mana
saja produk serta layanan mereka akan ditawarkan.
Michael Porter mendefinisikan industri global sebagai industri di mana keunggulan
kompetitif dapat diraih dengan cara mengintegrasikan serta meningkatkan operasi dalam
skala dunia. Salah satu cara agar dapat menentukan derajat globalisasi dalam suatu sektor
industri adalah dengan cara menghitung rasio nilai tahunan perdagangan global di sektor
tersebut.Agar dapat mencapai keunggulan kompetitif dalam industri global dibutuhkan
eksekutif serta manajer yang mampu mempertahankan fokus strategis yang baik. Helmut
Maucher, mantan ketua Nestlè mengatakan bahwa “Fokus kami adalah makanan dan
minuman. Kami tidak menjalankan toko sepeda. Bahkan dalam industri makanan pun
kami tidak berada dalam segala bidang. Ada area tertentu yang tidak akan kami sentuh.
Untuk saat ini kami tidak memiliki produk biskuit dan margarin di Eropa dan Amerika
serikat dikarenakan persaingan. Kami juga tidak memiliki produk minuman ringan,
karena saya mengatakan kita akan membeli Coca Cola atau membiarkannya. Ini yang
dinamakan fokus.”
Douglas Daft, mantan ketua serta kepala eksekutif Coca Cola mengatakan bahwa “setiap
merek mempunyai laba atas investasi yang berbeda-beda, memiliki struktur pengelolaan
yang berbeda, dijual secara berbeda, serta diminum karena alasan yang berbeda. Jika
anda mencampurnya, maka anda akan kehilangan fokus anda.
Dalam beberapa tahun terakhir perusahaan seperti Toshiba, McDonald’s, LEGO, Harley-
Davidson, Ford, Danone, Colgate, dan perusahaan lainnya telah berupaya untuk
meningkatkan upaya untuk mempertajam fokus startegis pada bisnis inti serta merek.
Tindakan yang dilakukan selain aliansi, juga dapat mencakup merger, divestasi, akuisisi,
ataupun melipat beberapa bisnis ke divisi perusahaan lain.

Kelebihan: Menurut saya kelebihan dari bab ini yaitu dimana untuk font yang digunakan
sudah bagus dan penulisan nya sudah rapi.
Kekurangan: Untuk kekurangan yang ada di bab ini hanya saja materi di bab ini sangat
sedikit, sedangkan di buku utama materi yang dijelaskan sangat sudah lengkap

38
BAB 2 LINGKUNGAN GLOBAL

PERUBAHAN EKONOMI DUNIA


Ekonomi dunia telah berubah sangat drastis sejak perang dunia ke dua, perubahan yang
paling besar adalah kemunculan pasar global yang menanggapi peluang baru. Pesaing
global dengan mudah menggantikan atau menyerap pesaing lokal, Bersamaan dengan
Integrasi ekonomi yang meningkat secara signifikan. Integrasi ekonomi pada awal abad
ke dua puluh mencapai 10 persen dan hari ini sekitar 50 persen, integrasi ini sangat
mencolok di Uni Eropa dan area perdagangan bebas Amerika Utara. 70 tahun yang lalu,
dunia jauh lebih tidak terintegrasi dari pada saat ini.
Bukti perubahaan yang telah terjadi saat ini adalah pertimbangan mobil. Mobil dengan
pembuatan di Eropa seperti Renault, Citroen, Peugeot, Morris, Volvo, dan lain lain
sangat berbeda dari mobil Amerika seperti Chevrolet, Ford, atau Plymouth dan juga di
Asia seperti Toyota dan Nissan. Ini semua adalah mobil lokal yang di buat oleh
perusahaan lokal, kebanyakan ditujukan untuk pasar lokal atau daerah. Bahkan saat ini,
perusahaan otomotif tersebut telah mendunia.
Pertumbuhan ekonomi yang diukur PDB mencerminkan peningkatan produktivitas suatu
negara. Sampai krisis ekonomi baru baru ini, lapangan kerja di bidang manufaktur tetap
stabil atau menurun sementara produktivitas terus meningkat. Tingkat pekerjaan menurun
di negara negara di mana bubble economic dari sumber daya yang salah alokasi di
perumahan dan real estat jatuh. Di Amerika Serikat sendiri bagian manufaktur dari PDB
turun dari 19,2 persen pada tahun 1989 menjadi 13 persen di tahun 2009. Pada tahun
2011 lapangan manufaktur menyumbang sekitar 9 persen dari angkatan kerja Amerika
Serikat, pada tahun 1971 angkanya mencapai 26 persen. Selama periode 40 tahun
tersebut, produktivitas meningkat secara dramatis tren serupa juga dapat ditemukan di
ekonomi industri besar lainnya. Di Inggris misalnya, bagian pekerjaan manufaktur hanya
8 persen, dibandingkan dengan 24 persen pada tahun 1980. Satu studi baru-baru ini
terhadap 20 ekonomi besar menemukan bahwa antara 1995 – 2002 lebih dari 22 juta
pekerjaan pabrik dihilangkan. Manufaktur tidak mengalami penurunan lapangan
pekerjaan di sektor manufaktur yang menurun. Menciptakan lapangan pekerjaan baru
adalah salah satu tugas penting yang di hadapi para pembuat kebijakan saat ini.

39
Perubahan besar ketiga adalah seperti kemunculan ekonomi dunia sebagai Uni Ekonomi
yang dominan.

TAHAPAN DALAM PERKEMBANGAN PASAR


Pasar dalam setiap negara memiliki tingkatan yang berbeda- beda terhadap
perkembangan ekonomi. Bank dunia telah mengeluarkan klasifikasi baru, 4 kategori
berdasarkan rata-rata pendapatan nasional bruto. Negara-negara yang diprediksi akan
mengalami pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat antara lain China, India, Indonesia,
Korea Selatan, Brazil, Meksiko, Argentina, Afrika Selatan, Polandia, dan Turki. Dari 10
negara tersebut, dipersempit kembali negara yang memiliki peluang yaitu Brazil, Rusia,
India, China, dan Afrika Selatan dikenal sebagai negara yang memiliki perkembangan
pasar atau ekonomi yang sangat pesat sehingga terbentuklah BRICS (Brazil Rusia India
China South Africa) hanya sebagai persatuan negara dengan pertumbuhan ekonomi yang
begitu pesat.

PELUANG PEMASARAN PADA LDC DAN NEGARA BERKEMBANG


Terlepas dari kondisi ekonomi yang sulit di beberapa bagian negara berkembang seperti
Asia Tenggara, Amerika Latin, Afrika, dan Eropa Timur. Banyak negara di kawasan
tersebut yang menarik, dan dapat ditingkatkan dengan melakukan pemasaran yaitu
memfokuskan sumber daya manusia dalam menciptakan sebuah produk yang paling
sesuai dengan kebutuhan dan pendapatan lokal.
Perdebatan yang menarik dalam pemasaran adalah apakah pemasaran memiliki
keterkaitan dengan proses pembangunan ekonomi. Beberapa orang percaya bahwa
pemasaran hanya berdampak pada negara-negara yang memiliki perindustrian yang maju.
Sehingga hal ini perlu diatasi untuk mengubah pandangan orang yang percaya bahwa
pemasaran hanya berdampak pada negara-negara yang industrinya maju. Mengatasinya
dengan melakukan pemfokusan pada sumber daya atau tenaga kerja yang memproduksi
sebuah produk sehingga output atau hasil produksi meningkat baik dari segi kualitas
maupun kuantitas.

40
TRIAD
Peningkatan perekonomian global telah tercatat oleh banyak pengamat organisasi dalam
beberapa waktu terakhir. Salah satu orang yang ahli adalah Kenichi Ohmae yaitu mantan
ketua McKinsey & Company, Jepang. Ia mengeluarkan buku pada tahun 1985 yaitu
“Triad Power”. Kenichi Ohmae berpendapat bahwa perusahaan global yang sukses harus
setara kuatnya dengan perusahaan di Jepang, Eropa Barat, dan Amerika Serikat. Ketiga
wilayah tersebut merupakan perusahaan yang mendominasi di dunia. Saat ini, kurang
lebih 75% pendapatan dunia yang telah diperhitungkan oleh GNP terletak pada Triad.

NERACA PEMBAYARAN
Neraca pembayaran adalah catatan dari semua transaksi ekonomi antara penduduk suatu
negara dan seluruh dunia. Neraca pembayaran dibagi menjadi akun berjalan dan akun
modal. Neraca berjalan adalah ukuran luas yang mencakup perdagangan barang
dagangan dan perdagangan jasa ditambah kategori tertentu dari transfer keuangan seperti
bantuan kemanusiaan. Sebuah negara bisa mengalami defisit kalau arus keluar uang
melebihi arus masuk uang dan sebaliknya jika mengalami surplus

PERDAGANGAN BARANG DAN JASA


Berkat pencapaian General Agreement on Tariffs and Trade (GATT) dan WTO,
perdagangan dunia tumbuh lebih cepat daripada produksi dunia sejak Perang Dunia II.
Dengan kata lain, pertumbuhan impor dan ekspor telah melampaui laju kenaikan GNI.
Menurut angka yang dihimpun oleh WTO, nilai dolar dari perdagangan barang dagangan
dunia tahun 2009 mencapai $11,8 triliun. Namun saat dunia tahunan melambat menjadi
sekitar 6 persen.
Pada tahun 2003, Jerman melampaui Amerika Serikat sebagai pengekspor utama dunia.
Pabrik Jerman mendapat keuntungan dari pertumbuhan ekonomi global karena mereka
menyediakan motor, mesin, kendaraan, dan barang modal lainnya yang diperlukan untuk
membangun pabrik dan infrastruktur negara, seluruh dunia.

41
TINJAUAN KEUANGAN INTERNASIONAL
Pasar spot adalah pasar untuk pengiriman di masa mendatang disebut pasar berjangka.
Pasar yang sebenarnya domana harga didasarkan pada kombinasi antara penawaran dan
permintaan yang berperan dalam transaksi apapun. Siapa peserta di pasar ini? Pertama,
bank sentral suatu negara dapat melakukan intervensi dipasar mata uang dengan membeli
dan menjual mata uangdalam upaya mempengaruhi nilai pertukaran.

MENGELOLA EKSPOSUR NILAI TUKAR


Selama bertahun-tahun, pencarian cara mengelola arus kas untuk menghilangkan atau
mengurangi risiko nilai tukar telah menghasilkan pengembangan berbagai teknik dan
strategi keuangan. Teknik tersedia untuk mengurangi eksposur transaksi dan
pengoperasiannya. Eksposur nilai tukar melibatkan penetapan posisi mata uang yang
saling mengimbangi sehingga kerugian dan keuntungan dari posisi mata uang.
Nilai tukar atau kurs (exchange rate) merepresentasikan nilai satu mata uang ketika
dikonversi ke mata uang lain. Misalkan nilai tukar IDR/USD saat ini 14.150. USD adalah
mata uang dasar atau base currency (mata uang asing) dan IDR adalah mata uang harga
atauprice currency(mata uang lokal). Kita dapat mengatakan bahwa Rp. 14.150,- dapat
membeli 1 dolar AS atau kita perlu 1 dolar AS untuk mendapatkan Rp.14.150.-

Kelebihan: Untuk di bab 2 ini saya rasa juga sudah baik karena tersedia tabel di bab 2 ini
dan terdapat studi kasus di setiap bab yang ada di buku ini.
Kekurangan: Kekurangan yang ada di bab 2 ini hanya saja materi yang dijelaskan
sangat sedikit di bab ini dan ada penulisan yang salah atau typo.

42
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Secara konten keseluruhan kedua buku ini sudah terlihat sangat baik dalam hal
mendeskripsikan dan menyajikan apa yang ingin disampaikan oleh penulis. Menurut saya
buku yang yang paling tepat untuk dijadikan salah satu referensi penambah wawasan
adalah buku utama, Karena materi mengenai Pemasaran lebih banyak dan kongkrit per
bab nya. Karena pemaparan materi nya yang begitu baik membuat buku utama mudah di
pahami dan dimengerti makna yang terkandung tentang isi buku tersebut secara
keseluruhan. Berbeda dengan buku pembanding yang hanya menyajikan sedikit sekali
materi mengenai Pemasaran.

43
DAFTAR PUSTAKA

Bagla, R. K., & Sancheti, V. (2018). Gaps in customer satisfaction with digital wallets:
challenge for sustainability. Journal of Management Development, 37(6), 442–451.
https://doi. org/10.1108/JMD-04-2017-0144

44

Anda mungkin juga menyukai