Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MK.MANAJEMEN
MAKALAH MSDM SUMBER DAYA MANUSIA
S1 PENDIDIKAN BISNIS

Skor Nilai :

DOSEN PENGAMPU : AINUL MARDHIYAH, S.P., M.Si.

“PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)”

KELOMPOK 11 :

RICKE TRIYANI PURBA (7213343017)

VIRLY AMALIYA PUTRI SIMBOLON (7213343002)

SERINA BESTELA TARIGAN (7213343024)

PUTRI WULANDARI (7213343012)

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN BISNIS FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

SUMATERA UTARA

MEI 2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
perlindungannyasehingga penulis dapat menyelesaikan salah satu Tugas dari mata kuliah
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA, dengan baik dan tepat pada waktunya. Tujuan
penulisan Makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen
pengampu mata kuliah Manajemen sumber daya manusia. Selain itu dapat menambah
wawasan dan pengetahuan sesuai denganbidang studi yang ditekuni. Penulis juga
mengucapkan banyak terima kasih kepada IbuAINUL MARDHIYAH, S.P., M.Si, Yang
telah memberikan tugas ini, bahkan memberikan saran sehingga Makalah ini dapat
diselesaikan. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam Makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan baik dari segisistematika penulisan maupun penguasaan dan pemaparan
materinya untuk itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan baik dari ibu
dosen maupun pihak yang membacanya. Walaupun demikian semoga Makalah ini dapat
bermanfaat bagi yang memerlukannya.

Medan, Mei 2023

Kelompok 11

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI..................................................................................................................................... 3
BAB l ................................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 4
A. LATAR BELAKANG ........................................................................................................... 4
B. RUMUS MASALAH ............................................................................................................. 4
C. TUJUAN ............................................................................................................................... 4
BAB ll ............................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ............................................................................................................................... 5
A. JENIS – JENIS PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK) ............................................... 5
B. PENGERTIAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA .......................................................... 7
C. FAKTOR – FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA
(PHK)............................................................................................................................................ 8
D. PROSEDUR DAN TATA CARA PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK) ................... 9
BAB lll............................................................................................................................................ 11
PENUTUP ...................................................................................................................................... 11
A. KESIMPULAN ................................................................................................................... 11
B. SARAN ............................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................... 12

3
BAB l

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pemutusan hubungan kerja (PHK) atau pengakhiran kontrak kerja merupakan suatu
kejadian yang umum terjadi di dunia kerja. Hal ini bisa terjadi karena berbagai sebab,
seperti adanya restrukturisasi perusahaan, penurunan ekonomi, perubahan kebijakan,
atau kinerja buruk dari pekerja yang bersangkutan.Di sisi lain, PHK juga bisa
disebabkan oleh sejumlah faktor yang terkait dengan hubungan kerja antara karyawan
dan perusahaan. Misalnya, ketidaksesuaian antara keterampilan karyawan dan
tuntutan pekerjaan, pelanggaran etika atau disiplin kerja, atau adanya perselisihan
antara karyawan dengan atasan atau rekan kerja.Namun, PHK bukanlah hal yang
mudah dan harus dilakukan dengan hati-hati. Di banyak negara, ada undang-undang
dan peraturan yang mengatur cara dan alasan PHK dapat dilakukan. Selain itu, ada
juga aspek sosial dan psikologis yang perlu dipertimbangkan ketika melakukan PHK,
seperti dampaknya terhadap karyawan dan keluarga mereka, serta citra perusahaan di
mata publik.

B. RUMUS MASALAH
 Apa saja jenis jenis pemutusan hubungan kerja (PHK)?
 Apa pengertian pemutusan hubungan kerja?
 Apa saja faktor-faktor penyebab terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK)?
 Bagaimana prosedur dan tata cara pemutusan hubungan kerja (PHK)?

C. TUJUAN
 Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah manajemen sumber daya
manusia
 Memahami jenis- jenis pemutusan hubungan kerja (PHK)
 Mengetahui dan memahami pengertian pemutusan hubungan kerja

4
 Mengetahui dan memahami faktor - faktor penyebab terjadinya pemutusan
hubungan kerja (PHK)
 Mengetahui dan memahami prosedur dan tata cara pemutusan hubungan kerja
(PHK)

BAB ll

PEMBAHASAN

A. JENIS – JENIS PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)


 PHK dengan kesepakatan bersama atau mutual agreement
PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) dengan kesepakatan bersama atau mutual
agreement adalah sebuah bentuk pengakhiran hubungan kerja antara
perusahaan dan karyawan yang dilakukan secara sukarela dan atas persetujuan
kedua belah pihak. Dalam hal ini, perusahaan dan karyawan sepakat untuk
mengakhiri kontrak kerja mereka tanpa adanya konflik atau perselisihan yang
berpotensi memicu tindakan hukum. Biasanya, PHK dengan kesepakatan
bersama dilakukan ketika perusahaan ingin melakukan penyesuaian organisasi
atau restrukturisasi yang dapat menyebabkan adanya pemutusan hubungan
kerja. Dalam kasus ini, perusahaan dapat menawarkan program incentiv atau
insentif pemutusan hubungan kerja kepada karyawan yang memilih untuk
mengundurkan diri secara sukarela. Program insentif tersebut bisa berupa uang
tunai, asuransi kesehatan, pensiun, atau paket kompensasi lainnya.
 PHK karena pemutusan kontrak atau non-renewal contract
Pemutusan kontrak atau non-renewal contract terjadi ketika perusahaan
memilih untuk tidak memperpanjang kontrak kerja karyawan setelah masa
kontrak habis. Biasanya, kontrak kerja memiliki jangka waktu tertentu, dan
jika tidak diperpanjang, maka karyawan akan dianggap telah di-PHK.
Pemutusan hubungan kerja dapat dilakukan oleh perusahaan atau karyawan,
tergantung pada kondisi dan situasi yang terjadi. Biasanya, proses PHK akan
melibatkan proses musyawarah antara perusahaan dan karyawan untuk
menyelesaikan kontrak kerja dan mengatur hak dan kewajiban kedua belah
pihak. Dalam hal pemutusan kontrak atau non-renewal contract, perusahaan
biasanya memberikan pemberitahuan kepada karyawan dalam jangka waktu

5
tertentu sebelum kontrak berakhir. Hal ini memberikan kesempatan bagi
karyawan untuk mencari pekerjaan baru dan menyiapkan diri untuk
menghadapi masa depan setelah PHK.

 PHK karena alasan ekonomi atau pengurangan tenaga kerja


PHK karena alasan ekonomi biasanya terjadi ketika perusahaan mengalami
kesulitan finansial yang serius dan perlu melakukan pemangkasan biaya agar
dapat bertahan. Sebagai bagian dari strategi penghematan biaya, perusahaan
mungkin perlu mengurangi jumlah karyawan atau menutup beberapa divisi
yang tidak menguntungkan. Dalam situasi ini, PHK dapat dianggap sebagai
pilihan terakhir setelah upaya-upaya lain untuk mempertahankan pekerjaan
tidak berhasil. Sementara itu, PHK karena pengurangan tenaga kerja bisa
terjadi ketika perusahaan ingin menyesuaikan ukuran tenaga kerja dengan
kebutuhan bisnis yang berubah-ubah. Perusahaan mungkin memutuskan untuk
menghapus posisi yang dianggap tidak lagi dibutuhkan atau mengganti
pekerjaan tertentu dengan teknologi otomatisasi atau robotik.
 PHK karena pelanggaran disiplin atau kinerja
Pelanggaran disiplin adalah perilaku yang tidak sesuai dengan peraturan atau
kebijakan perusahaan, misalnya sering terlambat datang ke kantor,
meninggalkan pekerjaan tanpa izin, atau melakukan tindakan diskriminatif
terhadap rekan kerja. Pelanggaran disiplin yang serius bisa menjadi dasar bagi
pengusaha untuk melakukan PHK. Sementara itu, kinerja buruk biasanya
merujuk pada ketidakmampuan karyawan untuk memenuhi standar kerja yang
ditetapkan oleh perusahaan, seperti tidak mampu menyelesaikan tugas dengan
baik, sering membuat kesalahan yang berdampak buruk pada bisnis, atau tidak
mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungan kerja. Kinerja buruk juga
bisa menjadi alasan pengusaha untuk melakukan PHK. Namun, sebelum
melakukan PHK, pengusaha harus memastikan bahwa tindakan tersebut
dilakukan sesuai dengan peraturan perusahaan dan undang-undang
ketenagakerjaan yang berlaku di negara tempat bisnis dijalankan. Selain itu,
pengusaha sebaiknya juga memberikan kesempatan kepada karyawan untuk
memperbaiki kinerja atau perilaku mereka terlebih dahulu sebelum
memutuskan untuk melakukan PHK.

6
 PHK karena pensiun
Pemutusan hubungan kerja (PHK) karena pensiun terjadi ketika seorang
karyawan mencapai usia pensiun dan memilih untuk pensiun dari
pekerjaannya. Hal ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan, yang menetapkan usia pensiun di Indonesia adalah
56 tahun untuk wanita dan 58 tahun untuk pria. Karyawan yang mencapai usia
pensiun memiliki hak untuk memilih apakah akan melanjutkan bekerja atau
memilih pensiun. Jika mereka memilih untuk pensiun, pengusaha tidak lagi
berkewajiban untuk mempekerjakan mereka. Namun demikian, pengusaha
harus memperhatikan beberapa hal dalam melakukan PHK karena pensiun. Di
antaranya, pengusaha harus memastikan bahwa karyawan yang memilih
pensiun mendapat hak-hak yang dijamin oleh undang-undang, seperti uang
pesangon, uang penggantian hak, uang penghargaan masa kerja, dan hak-hak
lain yang mungkin berlaku.

B. PENGERTIAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA


Pemutusan Hubungan Kerja merupakan suatu hal yang pada beberapa tahun yang lalu
merupakan suatu kegiatan yang sangat ditakuti oleh karyawan yang masih aktif
bekerja. Hal ini dikarenakan kondisi kehidupan politik yang goyah, kemudian disusul
dengan carut marutnya kondisi perekonomian yang berdampak pada banyak industri
yang harus gulung tikar, dan tentu saja berdampak pada pemutusan hubungan kerja
yang dilakukan dengan sangat tidak terencana. Kondisi inilah yang menyebabkan
orang yang bekerja pada waktu itu selalu dibayangi kekhawatiran dan kecemasan,
kapan giliran dirinya diberhentian dari pekerjaan yang menjadi penopang hidup
keluarganya.Maka dengan ini dapat disimpulkan bahwa Pemutusan Hubungan kerja
(PHK) yang juga dapat disebut dengan pemberhentian, separation atau pemisahan
memiliki pengertian sebagai sebuah pengakhiran hubungan kerja dengan alasan
tertentu yang mengakibatkan berakhir hak dan kewajiban pekerja dan perusahaan

7
C. FAKTOR – FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA PEMUTUSAN
HUBUNGAN KERJA (PHK)
 Pekerja melakukan kesalahan berat, Kondisi-kondisi yang termasuk dalam
kategori kesalahan berat, yaitu:
 Pekerja telah melakukan penipuan, pencurian, penggelapan barang
dana tau uang milik perusahaan.
 Pekerja memberikan keterangan palsu atau yang dipalsukan sehingga
merugikan perusahaan.
 Pekerja mabuk, minum-minuman keras, memakai atau mengedarkan
narkotika, psikotropika, dan zat aktif lainnya, di lingkungan kerja.
 Menyerang, menganiaya, mengancam, mengintimidasi, teman sekerja
atau perusahaan di lingkungan kerja.
 Dengan ceroboh atau sengaja merusak atau membiarkan dalam
keadaan bahaya barang milik perusahaan yang menimbulkan kerugian
bagi perusahaa.
 Dengan ceroboh atau sengaja membiarkan teman sekerja atau
perusahaan dalam keadaan bahaya di tempat kerja.
 Membongkar atau membocorkan rahasia perusahaan yang seharusnya
dirahasiakan kecuali untuk kepentingan Negara.
 Melakukan perbuatan lainnya di lingkungan perusahaan yang diancam
hukuman pidana penjara 5 tahun atau lebih.
 Pekerja ditahan pihak yang berwajib, Perusahaan dapat melakukan PHK
terhadap pekerja setelah 6 bulan tidak melakukan pekerjaan yang disebabkan
masih dalam proses pidana. Dalam ketentuan bahwa perusahaan wajib
membayar kepada pekerja atau buruh, maka uang penghargaan masa kerja
sebesar 1 kali ditambah uang pengganti hak. Pada PHK ini dapat dilakukan
tanpa harus ada penetapan dari lembaga Penyelesaian Hubungan Industrial.
Keadaan lain yaitu apabila Pengadilan memutuskan perkara pidana sebelum 6
bulan dan pekerja dinyatakan tidak bersalah, perusahaan wajib
mempekerjakan kembali.
 Perusahaan mengalami kerugian, Apabila perusahaan bangkrut dan ditutup
karena mengalami kerugian secara terus menerus selama 2 tahun, perusahaan
dapat melakukan PHK terhadap pekerja. Syaratnya adalah harus membuktikan
kerugian tersebut dengan laporan keuangan 2 tahun terakhir yang telah diaudit

8
oleh akuntan publik. Selain itu, perusahaan wajib memberikan uang pesangon
1 kali ketentuan dan uang pengganti hak.
 Pekerja mangkir terus menerus, Perusahaan dapat memutuskan hubungan
kerja apabila pekerja tidak masuk selama 5 hariberturut-turut tanpa keterangan
tertulis yang dilengkapi bukti yang sah meskipun telah dipanggil 2 kali secara
patut dan tertulis oleh perusahaan. Pada situasi seperti ini, pekerja dianggap
telah mengundurkan diri. Keterangan dan bukti yang sah yang menunjukkan
alasan pekerja tidak masuk, harus diserahkan paling lambat pada hari pertama
pekerja masuk kerja dan untuk panggilan patut diartikan bahwa panggilan
dengan tenggang waktu paling lama 3 hari kerja.
 Pekerja melakukan pelanggaran, Pelanggaran terhadap perjanjian yang ada
tentunya ada sanksi yang berupa teguran lisan atau surat tertulis. Surat
peringatan tertulis dapat dilakukan sampai 3 kali, dimana masing-masing
berlakunya surat peringatan selama 6 bulan sehingga apabila pekerja sudah
diberi peringatan sampai 3 kali berturut-turut dalam kurun waktu 6 bulan
terhadap pelanggaran yang sama. Maka berdasarkan peraturan yang ada
kecuali ditentukan lain dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan,
perjanjian kerja bersama, maka perusahaan dapat melakukan PHK. Perusahaan
berkewajiban memberikan uang pesangon 1 dari ketentuan, uang penghargaan
masa kerja 1 kali ketentuan dan uang pengganti hak yang besarnya ditentukan
dalam peraturan yang ada.

D. PROSEDUR DAN TATA CARA PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)


Prosedur pemutusan hubungan kerja terbagi menjadi dua, yaitu untuk karyawan
kontrak dan tetap.
 Mekanisme PHK untuk Karyawan Kontrak, Berikut ini adalah tahapan
prosedur PHK untuk karyawan kontrak.
 Menyiapkan data pendukung.
 Memberikan informasi kepada karyawan yang bersangkutan.
 Melakukan musyawarah.
 Melakukan mediasi hukum.
 Menyiapkan kompensasi

9
 Mekanisme PHK untuk Karyawan Tetap, Kemudian, berikut ini adalah
mekanisme pemutusan hubungan kerja untuk karyawan tetap.
 Musyawarah. Musyawarah dilakukan untuk menemukan jalan tengah
antara karyawan dengan perusahaan. Sekaligus menemukan solusi
terbaik dari permasalahan yang dihadapi.
 Mediasi dengan Disnaker. Jika musyawarah tidak membuahkan hasil,
maka akan dibawa untuk mediasi dengan Disnaker. Tujuannya untuk
membantu menyelesaikan masalah.
 Mediasi hukum. Apabila mediasi dengan Disnaker juga menemukan
jalan buntu, ajukan upaya hukum ke pengadilan. Ketika solusinya tetap
PHK, maka diajukan permohonan secara tertulis kepada lembaga
penyelesaian hubungan industrial, disertai alasan pemutusan hubungan
kerja.
 Perjanjian bersama. Perjanjian kerja bersama dapat ditandatangani
setelah persetujuan bipartit disetujui.
 Memberikan uang pesangon. Pesangon wajib diberikan setelah
karyawan resmi di-PHK. Pesangon diberikan sesuai aturan dalam UU
Ketenagakerjaan.

10
BAB lll

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Sebagai manifestasi pensiun yang dilaksanakan pada kondisi tidak normal nampaknya
masih merupakan ancaman yang mencemaskan karyawan. Dunia industri negara maju
yang masih saja mencari upah buruh yang murah, senantiasa berusaha menempatkan
investasinya di negara-negara yang lebih menjanjikan keuntungan yang besar,
walaupun harus menutup dan merelokasi atau memindahkan pabriknya ke negara lain.
Keadaan ini tentu saja berdampak PHK pada karyawan di negara yang ditinggalkan.
Efisiensi yang diberlakukan oleh perusahaan pada dewasa ini, merupakan jawaban
atas penambahan posisi-posisi yang tidak perlu di masa lalu, sehingga jika dilihat
secara struktur organisasi, tampak terjadi penggelembungan yang sangat besar. Ketika
tuntutan efisiensi harus dipenuhi, maka restrukturisasi merupakan jawabannya. Di sini
tentu saja terjadi pemangkasan posisi besar-besaran, sehingga PHK masih belum
dapat dihindarkan. Ketika perekonomian dunia masih belum adil, dan program
efisiensi yang dilakukan oleh para manajer terus digulirkan, maka PHK masih
merupakan fenomena yang sangat mencemaskan, dan harus diantisipasi dengan
penyediaan lapangan kerja dan pelatihan ketrampilan yang sesuai dengan kebutuhan
masyarakat (mantan karyawan).

B. SARAN
Beberapa saran untuk perusahaan yang mempertimbangkan untuk melakukan PHK
antara lain:
 Evaluasi kinerja karyawan secara objektif dan jangan hanya berfokus pada biaya.
 Berkomunikasi dengan karyawan secara terbuka dan jelas mengenai alasan PHK dan
dampak yang mungkin terjadi.
 Memberikan kompensasi dan paket pemutusan yang adil dan transparan.
 Mempertimbangkan alternatif lain sebelum melakukan PHK, seperti perampingan
struktur organisasi atau pengurangan jam kerja.
 Mengetahui dan mematuhi hukum ketenagakerjaan yang berlaku.
 Selain itu, karyawan yang mengalami PHK juga perlu mempersiapkan diri dengan
baik, seperti memperbarui resume dan mencari peluang pekerjaan baru. Mereka juga
dapat memanfaatkan fasilitas outplacement atau konsultan karir untuk mendapatkan
bantuan dalam mencari pekerjaan baru.

11
DAFTAR PUSTAKA

http://digilib.iblam.ac.id/12/5/6%20SKRIPSI-AUDRIC%20WIGENA-BAB%20I_a.pdf
https://osf.io/ve4nh/download

https://bahasan.id/penyebab-perusahaan-dapat-melakukan-pemutusan-hubungan-kerja/
https://gajigesa.com/pemutusan-hubungan-kerja/

12

Anda mungkin juga menyukai