MAKALAH
Diajukan sebagai Tugas Mata Kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia
pada Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Raja Haji
Disusun Oleh :
Kelompok I
Dosen Pengampu/pembimbing:
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berkat
limpahan karunia Nya kami dapat menyelesaikan sebuah makalah yang berjudul
“KOMPENSASI DAN INSENTIF”.
Penyusunan makalah ini bertujuan sebagai penunjang mata kuliah
manajemen sumber daya manusia. Di dalam pembuatan makalah ini ada referensi
yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini, sehingga makalah
ini dapat selesai tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini mungkin banyak
terdapat kesalahan-kesalahan dan masih jauh dari kekurangan. Melalui kata
pengantar ini kami lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman bila
mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang kami buat kurang tepat.
PENYUSUN
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .............................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 2
C. Tujuan Makalah............................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................... 3
A. Pengertian dan Tujuan Manajemen Kompensasi....................... 3
a. Definisi Kompensasi................................................................. 3
b. Tujuan Manajemen Kompensasi........................................... 4
B. Definisi Upah.................................................................................. 5
C. Keadilan dan Kelayakan Dalam Pengupahan............................. 6
D. Tahap-Tahap Utama Dalam Menetapkan Kompensasi............. 7
E. Tantangan yang Dihadapi Dalam Menetapkan Kompensasi.... 8
F. Evaluasi Jabatan (Job Evaluation)............................................... 10
G. Insentif............................................................................................. 16
a. Definisi Insentif........................................................................ 16
b. Jenis-jenis Insentif................................................................... 18
c. Sistem Upah Insentif............................................................... 18
BAB III PENUTUP .................................................................................. 23
A. Kesimpulan .................................................................................... 23
B. Saran................................................................................................ 23
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap pekerjaan yang di lakukan di perusahaan atau pun instansi pasti setiap
pegawai selalu membutuhkan yang namanya kompensasi atau insentif. Karna
setiap pegawai harus merasakan kenyamanan saat bekerja dan meras dilindungi.
Kompenasi merupakan salah satu fungsi yang penting dalam manajemen
sumberdaya manusia, karena kompensasi merupakan salah satu aspek yang paling
sensitif di dalam hubungan kerja. Menurut Handoko (2009:183), yang disebut
Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima oleh karyawan sebagai balas jasa
untuk kerja mereka. Kompensasi dapat diberikan dalam berbagai macam bentuk,
seperti : pemberian uang, material dan fasilitas dan dalam bentuk pemberian
kesempatan berkarier (Singodimedjo, 2009:183). Tujuan dari diberikannya
kompensasi mempertahankan pegawai yang sedang bekerja agar jangan sampai
keluar. Kompensasi berbeda dengan upah sedangkan upah adalah menurut Edwin
B.Flippon Upah adalah harga untuk jasa-jasa yang telah diberikan oleh seseorang
kepada orang lain. Jadi dapat disimpulkan bahwa upah ini pembayaran yang tidak
terikat pada waktu, bisa harian, mingguan, dan bulanan dibayar jika telah
berpestasi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu kompensasi, upah, dan insentif
2. Apakah kompensasi dan insentif sangat berpengaruh terhadap kinerja
pegawai ?
3. Bagaimana cara menetapkan kompensasi yang secara adil ?
4. Apa saja tantangan yang di hadapi dalam menetapkan kompensasi
5. Apa itu Evaluasi jabatan ?
6. Bagaimana cara sistem upah insentif ?
C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh kompensasi dan insentif pada
pegawai
2. Untuk mengetahui bagaimana cara menetapkan kompensasi
BAB II
PEMBAHASAN
a. Pengertian Kompenasi
Setiap pekerja atau karyawan harus diberikan bagian upah atau pun sebuah gaji
yang mana merupakan sebagai imbalan balik untuk mereka yang telah mencapai
sebuah tujuan organisasi atau pun tujuan mereka sendiri. Kompenasi itu berupa
gaji atau pun upah. Di dalam sebuah kompensasi, bisa ditermasuk insentif dan
program kesejahteraan.
Jadi dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa Kompenasi adalah hal yang diterima
oleh pegawai baik berupa uang atau bukan uang sebagai balasa jasa yang
diberikan bagi pegawai (kontribusi pegawai) yang diberikannya untuk organisasi.
Jika kompenasi juga tidak diberikan kepada pegawai ataupun karyawan akan
menurunkan daya ketidakpuasan pegawai terhadap pekerjaan.
Definisi upah menurut Edwin B.Flippon, Prof. Dr. FJHH Van Der Ven dan
Dewan Penelitian Pengupahan Nasional.
a. Edwin B.Flippon
Upah adalah harga untuk jasa-jasa yang telah diberikan oleh seseorang
kepada orang lain.
b. Dr. FJHH Van Der Ven
Upah adalah tujuan objektif kerja ekonomi.
c. Dewan Penelitian Pengupahan Nasional
Upah adalah suatu penerimaan sebagai suatu imbalan dari pemberi kerja
kepada penerima kerja untuk suatu imbalan dari pemberi kerja kepada
penerima kerja untuk suatu pekerjaan atau jasa yang telah dan akan
dilakukan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa upah ini pembayaran yang tidak terikat pada waktu,
bisa harian, mingguan, dan bulanan dibayar jika telah berpestasi.
Ada dua jenis keadilan yaitu external consistency dan internal consistency.
1. External consistency
Pengupahan dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Yaitu menentukan
upah dan gaji, perusahaan perlu memperhatikan perbandingan upah
yang diberikan oleh perusahaan lain untuk suatu jabatan yang sama.
Dasar hukum dalam membandingkan guna menciptakan kelayakan
dalam menciptakan struktur upah yang adil.
2. Internal consistency
Semakin tinggi jabatan yang dipegang dalam perusahaan, maka
semakin tinggi pula upah yang diterima. Untuk jabatan yang sama,
pegawai yang satu harus mendapatkan upah yang sama dengan
pegawai lainnya.
D. Tahap-Tahap Utama dalam Menentukan Tingkat Upah
1. Evaluasi jabatan ialah suatu proses analisis dan penilaian suatu jabatan
tertentu untuk menentukan tingkat harga/balas jasa yang wajar dengan
struktur upah yang adil.
2. Evaluasi jabatan ialah suatu metode yang di gunakan untuk menyusun di
jadikan dasar penentuan upah.
3. Evaluasi jabatan ialah penilaian jabatan guna menentukan jabatan dalam
suatu hirarki jabatan.
Berikut adalah tiga pandangan mengenai evaluasi jabatan , yakni dari segi
karyaan/pegawai,dari segi pemerintah dan dari segi pengusaha.
a. Job rangking
Merupakan metode yang paling sederhana tetapi paling tidak
akurat. Setiap jabatan di rangking subjektif sesuai dengan
kepentingan yang sifatnya relative di hubungkan dengan jabatan –
jabatan lainnya. Sifatnya adalah overall rangking. Oleh karena itu
skala pembayaran berdasarkan rangking yang umum ini lebih
menekankan penting tidaknya suatu jabatan. Semakin penting
jabatan nya semakin tinggi bayarannya.
Metode ini banyak di pakai oleh perusahaan kecil yang di miliki
prosedur dan administrasi yang sederhana. Prosedur evaluasinya
adalah sebagai berikut :
1. Spesifikasi jabatan di pisahkan mana yang berada pada
tingkat atas dan mana yang ada di tingkat bawah, di
pisahkan mana yang paling sulit dan mana yang paling
mudah.
2. Jabatan-jabatan di bandingkan satu dengan lainnya oleh tim
panitia yang menilai hasil perbandingan itu.
3. Dari hasil tersebut di susun rangking dengan maksud untuk
menentukan besarnya upah dari tiap-tiap jabatan
b. Job Grading/job classification
Job grading atau classification merupakan penyempurnaan dari
metode job rangking,meskipun juga tidak terlalu akurat.Cara kerja
nya adalah semua pekerjaan di klasifikasikan berdasarkan satu
ukuran tertentu.Metode job grading menyusun suatu kelompok
jabatan yang di gunakan sebagai standar atau pengukur untuk
jabatan-jabatan yang akan di nilai (hal inilah yang tidak ada
dalam metode job rangking).Proses job evaluation pada metode ini
adalah :
1. di susun kelas jabatan dengan job description yang berdifat umum.
2. Jabatan-jabatan tersebut di nilai,dibandingkan dengan job
description dalam kelas-kelas jabatan.
3. Dengan demikian dapat di ketahui dapat di ketahui suatu
jabatan masuk kelas jabatan mana,kemudian kita
menentukan struktur upahnya.
c. Factor comparison
Metode ini menuntut adanya panitia yang mengevaluasi pekerjaan
– pekerjaan yang kritis secara bertahap.
1. Menetapkan factor-faktor kritis
a. Tanggung jawab
b. Keterampilan
c. Upaya mental
d. Upaya fisik
e. Kondisi kerja
2. Tetapkan jabatan-jabatan kunci
Jabatan-jabatan kunci adalah suatu jabatn-jabatan yang
biasa di temukan di seluruh organisasi yang sejenis dan
dalam labor market di ingini (umum sekali).Seperti
machinist,forklift driver,secretary,janitor dan file clerk.
3. Mendistribusikan gaji-gaji untuk jabatan-jabatan kunci
mengevaluasi dan mendistribusikan gaji-gajiyang ada pada
setiap factor-faktor yang kritis.Proporsi setiap gaji di
rancang untuk dapat membedakan factor mana yang
penting dan mana yang kurang penting.
4. Tempatkan jabatan-jabatan kunci pada factor comparison
5. Begitu tingkatan gaji pada tiap-tiap jabatan kunci telah di
tetapkan dalam factor kritis,informasi tersebut di pindahkan
ke dalam factor comparison chart.
6. Mengevaluasi jabatan – jabatan lainnya.
Di bandingkan dengan metode job rangking dan job
grading,metode factor comparison lebih sistematis dalam
memperbandingkan jabatan-jabatan yang ada dalam
perusahaan.Metode ini lebih mudah di pahami dan
memiliki tingkat akurasi lebih teliti,sedangkan
kelemahannya adalah penilaian masih kasar dan tidak
langsung.
d. Point system
Point system merupakan cara yang sangat popular dalam praktik
sekarang ini,karena sifat-sifat metode ini sendiri di anggap lebih
cermat dalam menentukan suatu jabatan.Berdasarkan suatu
penelitian point system merupakan cara yang banyak di pakai
untuk mengevaluasi jabatan dalam kaitannya dengan penetapan
gaji.Disamping tujuannya kelak untuk menetapkan gaji,dalam
system ini di tetapkan nilai-nilai/poin-poin dari setiap critical
factors,mulai dari minimum sampai maksimum.Walaupun agak
sulit,point system agak lebih tepat karena data dalam critical
factorsnya lebih mendetail dan terperinci.
Point system ini meliputi 6 tahapan dan biasanya di laksanakan
oleh komite pengevaluasi jabatan atau oleh analisis sendiri.
Tahapan-tahapan tersebut adalah
1. Menetapkan factor-faktor kritis
Bedanya dengan factor comparison adalah bahwa setiap
factor-faktor kritis di pecah lagi menjadi bagian-bagian
yang lebih terperinci.Misalnya tanggung jawab di bagi lagi
menjadi keamanan bagi orang,peralatan dan bahan
,membantu orang yang di latih,kualitas produk
/pelayanan.Keterampilan di pecah lagi menjadi pengalaman
dan pendidikan.Usaha di pecah lagi menjadi usaha mental
dan usaha fisik .Kondisi kerja di bagi menjadi kondisi yang
tidak menyenangkan dan resiko.
2. Menetepakan tingkatan dari factor-faktor kritis tersebut.
Makin banyak level,makin membedakan tetapi jika terletak
banyak levelnya akan menyulitkan.
3. Mengalokasikan point pada sub-sub factor
Alokasi ini memungkinkan komite memberikan bobot yang
sangat tepat kepada setiap elemen jabatan.
4. Mengalokasikan bobot/point pada level.
5. Mengembangkan poin manual
Analisis mengembangkan point manual yang mengandung
penjelasan-penjelasan tertulis dari setiap elemen jabatan
seperti yang di tunjukkan dalam penjelasan berikut untuk
tanggung jawab atas peralatan dan bahan,yang mana
tanggung jawab tersebut di bagi atas empat tingkatan atau
level yaitu sebagai berikut :
a. Level 1 : pekerja harus melaporkan peralatan yang tidak
berfungsi atau bahan yang rusak kepada atasannya.
b. Level 2 : pekerja memelihara perlatan atau memesan
bahan dan bertanggung jawab atas keamanan peralatan
dan bahan tersebut.
c. Level 3 : pekerja melaksanakan pemeliharaan preventif
dan perbaikan-perbaikan kecil pada peralatan yang
rusak maupun pada bahan.
d. Level 4 : pekerja melaksanakan pemeliharaan
utama/mayor atas peralatan dan bertanggung jawab
dalam menentukan tipe , kuantitas bahan yang di
gunakan.
G. Insentif
a. Definisi Insetif
Ada tiga jenis insentif yang dikenal yaitu financial incentive, non financial
incentive,dan social incentive.
1. Financial incentive
Bentuknya adalah bonus, komisi (dihitung berdasarkan penjualan yang
melebihi standard), pembayaran yang ditangguhkan (misalnya pensiun).
2. Non financial incentive
Misalnya tersedia hiburan, pendidikan, dan latihan, penghargaan berupa
pujian atau pengakuan atas hasil kerja yang baik, terjaminnya tempat
kerja, terjaminnya komunikasi yang baik antara atasan dan bawahan.
3. Social incentive
Cenderung pada keadaan dan sikap dari para rekan-rekan sekerja.
Time Bonuses
Profit sharing
Dengan cara ini karyawan akan menerima bagian keuntungan dari
keuntungan perusahaan. Bagian keuntungan ini bisa dibayarkan segera
atau ditangguh kan sampai karyawan pensiun.
A. Kesimpulan
B. Saran