Anda di halaman 1dari 10

1

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE


SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATLAN
HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV
SD NEGERI 79 BALAI MAKAM
KECAMATAN MANDAU

Oleh
Rita Husnafia1, Zulkifli2, Eddy Noviana3
Abstrak
The results showed that the learning outcomes of students showed improvement in the
first cycle in which there were 70% of students achieving KKM. Analysis conducted by
researchers teacher activity increased with the evidence at the first meeting 57% increase
in the second meeting 75%. In the second cycle teachers activity continued to increase to
82% and increased to 85%. Analysis of student activity at the first meeting 53% increased
to 60% at the second meeting increased to 71% and increased to 85%. Based on the
analysis of data in this study can concluded that: Implementation cooperative learning
model Snowball Throwing to improve student learning outcomes IPS elementary School
fourth grade in SD Negeri 79 Balai Makam Kecamatan Mandau school year 2012-2013
Keywords: Cooperatif Learning Type Jigsaw, the result of social studies

PENDAHULUAN
Pelajaran IPS adalah pelajaran utama dalam kurikulum KTSP. Didalam
IPS dihimpun semua materi yang berhubungan secara langsung dengan masalah
penyusunan pengembangan masyarakat serta yang menyangkut perkembangan
pribadi manusia sebagai anggota masyarakat yang berguna terutama peserta didik
agar dapat melakukan perubahan tingkah laku yang di ukur sebagai hasil belajar.
Dengan belajar IPS dapat melatih siswa dan menumbuhkan cara berfikir yang
sistimatis, logis, kritis, kreatif dan konsisten. Serta mengembangkan sikap gigih
dan percaya diri dalam menyelesaikan masalah
Keberhasilan pembelajaran IPS jenjang pendidikan sekolah dasar
ditandai dengan penguasaan materi oleh siswa, minat dan semangat siswa yang
cukup tinggi. Hal itu dapat dilihat dengan nilai yang diperoleh siswa
Kenyataan yang dijumpai di Sekolah Dasar Negeri 79 Balai Makam
dalam pembelajaran IPS Kelas IV tahun pelajaran 2012/2013 pada semester genap
hasil tes ulangan IPS yang dilaksanakan belum menunjukan hasil yang
memuaskan. Dari 23 siswa yang mengikuti ulangan harian banyak yang belum
mencapai KKM.KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal ) sesuai yang ditetapkan
sekolah yaitu 65. Siswa yang mencapai KKM 9 orang,yang tidak mencapai KKM
14 orang,dengan nilai rata-rata 64.
Tabel 1
Ketuntasan belajar siswa kelas IV dalam Pembelajaran IPS
No Ketuntasan Jumlah Siswa Persentase Rata-rata Kelas
1. Tuntas 9 40 % 64
2. Tidak tuntas 14 60%
Jumlah 23 100 %

1. Mahasiswa program studi PGSD Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Riau, NIM
0905137708 e-mail:
2. Drs. H. Zulkifli, S.Pd. sebagai Dosen Pembimbing I, Staf Pengajar Program Studi PGSD Jurusan
ilmu Pendidikan FKIP Universitas Riau. e-mail: zulkifli@yahoo.co.id
3. Eddy Noviana, M.Pd. sebagai Dosen Pembimbing II, Staf Pengajar Program Studi PGSD Jurusan
ilmu Pendidikan FKIP Universitas Riau. e-mail: eddy@unri.ac.id
2

Dilihat dari tabel di atas rendahnya hasil belajar IPS terjadi karena : dalam
mengajar guru terlalu banyak memberikan dan menjelaskan didepan kelas
sehingga siswa kurang serius dan kurang memperhatikan apa yang mereka
pelajari. Akhirnya siswa kurang berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran, serta
siswa jarang mengerjakan tugas-tugas yang diberikan.Sehinga tidak ada rasa
semangat untuk meningkatkan prestasinya sendiri.
Terkait belum optimalnya hasil belajar IPS siswa kelas IV SDN 079 Balai
Makam makam penulis berupaya untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa
yaitu dengan menggunakan Model pembelajaran kooperatif tipe Snowball
Throwing.
Snowball Trhowing merupakan pembelajaaran kooperatif yang kompleks
karena memadukan antara prinsip belajar kooperatif dengan pembelajaran yang
wujud aplikasinya bermakna. Model ini lebih menekankan pada struktur-struktur
khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola-pola interaksi siswa.
Alasan peneliti menggunakan tipe Snowball Throwing adalah karena
Snowball Throwing merupakan model pembelajaran kooperatif yang melibatkan
kelompok kecil dimana Model pembelajaran Snowball Throwing melatih siswa
untuk lebih tanggap menerima pesan dari orang lain, dan menyampaikan pesan
tersebut pada temannya dalam satu kelompok. Lemparan pertanyaan
menggunakan kertas berisi pertanyaan yang diremas menjadi sebuah bola kertas
lalu dilempar-lemparkan kepada siswa lain. Siswa yang mendapat bola kertas lalu
membuka dan menjawab pertanyaannya.
Menurut Zaini dkk (2006:58) snowball artinya bola salju, sedangkan
Throwing artinya melempar. Snowball Throwing secara keseluruhan artinya
adalah melempar bola salju. Metode ini lebih menekan pada struktur-struktur
khusus yang dirancang untuk mengetahui pola interaksi siswa agar lebih tanggap
dalam menerima pesan dari orang lain dan menyampaikan pesan tersebut kepada
temannya dalam satu kelompok.Lemparan pertanyaan tidak menggunakan tongkat
seperti model pembelajaran talking stick akan tetapi menggunakan kertas berisi
pertanyaan yang di remas menjadi sebuah bola kertas lalu membuka dan
menjawab pertanyaannya.
Dibentuk kelompok yang di wakili ketua kelompok untuk mendapat tugas
dari guru kemudian masing-masing siswa membuat pertanyaan yang di bentuk
menjadi seperti bola( kertas pertanyaan ) lalu di lempar ke siswa lain yang
masing-masing siswa menjawab pertanyaan dari bola yang di peroleh.
Langkah-langkah model pembelajaran snowball trhowing
1. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan
2. Guru membentuk kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok
untuk menjelaskan tentang materi
3. Masing-masing ketua kelompok kembali kekelompoknya
masing-masing kemudian menjelaskan materi yang disampaikan guru kepada
temannya.
4. Masing-masing siswa diberi satu lembar kertas kerja, untuk menulis satu
pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh
ketua kelompok.
3

5. Kertas tersebut di buat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa lain
selama kurang lebih 5 menit.
6. Setelah siswa dapat satu bola,satu pertanyaan diberikan kesempatan pada
siswa tersebut untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas
berbentuk bola tersebut secara bergiliran.
7. Guru memberikan kesimpulan Kesimpulan
8. Evaluasi
9. Penutup. ( Bahri 2002:31)
Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing Dapat Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa di Kelas IV SD Negeri 79 Balai Makam Kecamatan Mandau.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk Meningkat hasil belajar IPS siswa SD
Negeri 79 Balai Makam Kecamatan Mandau dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe Snowball Trhowing.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di kelas IV SD Negeri 79 Balai Makam
Kecamatan Mandau. Waktu penelitian dimulai semester II tahun pelajaran
2012/2013 yang dimulai dari bulan Maret sampai bulan April 2013. Penelitian ini
dilaksanakan sebanyak 2 siklus dengan 6 kali pertemuan. Bentuk penelitian ini
adalah Penelitian Tindakan Kelas kolaboratif. Peneliti dan guru bekerja sama
dalam merencanakan tindakan kelas dan merefleksi hasil tindakan. Pelaksanaan
tindakan dilakukan oleh peneliti dan guru kelas bertindak sebagai pengamat
selama proses pembelajaran berlangsung. Sesuai dengan jenis penelitian tindakan
kelas kolaboratif ini, maka desain penelitian tindakan kelas adalah model siklus
dengan pelaksanaannya dengan dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Siklus I
terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi.
Hasil pengamatan dan refleksi pada siklus I diadakan perbaikan proses
pembelajaran pada siklus II.
Instrumen dalam penelitian ini yaitu Perangkat Pembelajaran yang terdiri
dari silabus, RPP, dan LKS kemudian instrumen pengumpul data yang terdiri dari
observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi.
Data yang diperoleh melalui lembar pengamatan dan tes hasil belajar IPS
kemudian dianalisis. Teknik analisis data yang akan digunakan adalah statistik
deskriptif yang bertujuan untuk mendiskripsikan data tentang aktifitas siswa dan
guru selama proses pembelajaran dan data tentang ketuntasan belajar IPS siswa.
Analisis data tentang aktivitas guru dan siswa didasarkan dari hasil lembar
pengatan selama proses pembelajaran. Lembar pengamatan berguna untuk
mengamati seluruh aktifitas yang dilakukan oleh guru dan siswa selama proses
pembelajaran dan dapat dihitung dengan rumus:

P= x 100 %
Keterangan
P = Persentase
4

F = Frekuensi
N = Banyak aktifitas
Tabel 1
Kriteria Aktivitas Guru dan Siswa
INTERVAL KATEGORI
91 % – 100 % Sangat baik
71 % - 91 % Baik
61 % - 70 % Cukup
< 60 % Kurang

( Umisalamah dalam H, 2011 : 21 )

Hasil belajar IPS siswa dikatakan meningkatakan apabila skor ulangan


siklus I dan ulangan siklus II lebih tinggi dari skor dasar terhadap KKM yang di
tetapkan. Skor ulangan siklus I dan ulang siklus II dianalisis untuk mengetahui
ketercapaian KKM yang ditetapkan. Hasil belajar siswa dihitung dengan
menggunakan rumus:
1. Ketuntasan individu dengan rumus :
Jumlah Individu yang menjawab benar
Ketuntasan Individu  x 100
Jumlah Soal
Dengan kriteria apabila seorang siswa (individu) telah mencapai KKM
yang ditetapkan sekolah yaitu 65 dikatakan tuntas secara individu.
2. Peningkatan hasil belajar dengan rumus:

Keterangan:
P : Peningkatan Hasil Belajar
Posrate : Nilai sesudah diberikan tindakan
Baserate : Nilai sebelum diberikan tindakan
3. Ketuntasan Klasikal
Dikatakan tuntas apabila suatu kelas telah mencapai 80% dari jumlah
siswa yang tuntas dengan nilai 75 maka kelas itu dikatakan tuntas.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Tahap Persiapan Penelitian
Pada tahap persiapan peneliti mempersiapkan segala sesuatu yang
diperlukan yaitu berupa perangkat pembelajaran dan instrumen pengumpulan
data. Perangkat pembelajaran terdiri dari bahan ajar berupa silabus, RPP, Lembar
Kerja Siswa. Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah lembar
pengamatan dan tes hasil belajar IPS. Pada tahap ini ditetapkan bahwa kelas yang
dilakukan tindakan adalah kelas IV.
Tahap Pelaksanaan Proses Pembelajaran
5

Pada penelitian ini proses pembelajaran menerapkan model pembelajaran


kooperatif tipe Snowball Throwing, dilaksanakan dalam enam kali pertemuan
dengan dua kali ulangan siklus. Siklus pertama dilaksanakan tiga kali pertemuan.
Dua kali melaksanakan proses pembelajaran dan satu kali Ulangan Harian I.
Berdasarkan data yang telah yang telah terkumpul kemudian dievaluasi guna
menyempurnakan tindakan. Kemudian dilanjutkan dengan siklus kedua yang
dilaksanakan tiga kali pertemuan.
Hasil Penelitian
Untuk melihat keberhasilan tindakan, data yang diperoleh diolah sesuai
dengan teknik analisis data yang ditetapkan. Data tentang aktivitas guru dan
siswa. Selama proses pembelajaran berlangsung diadakan pengamatan terhadap
aktivitas siswa dan guru. Berdasarkan pengamatan aktivitas siswa dan guru pada
pertemuan pertama, belum terlaksana sepenuhnya seperti yang direncanakan,
disebabkan siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran kooperatif tipe
Snowball Throwing. Sedangkan pada pertemuan berikutnya aktivitas guru dan
siswa mulai mendekati kearah yang lebih baik sesuai RPP. Peningakatan ini
menunjukkan adanya keberhasilan pada setiap pertemuan. Data hasil observasi
guru dapat dilihat pada Tabel Rata-rata peningkaan aktivitas guru pada siklus I
dan siklus II pada Tabel dibawah ini.
Tabel 2
Aktivitas Guru pada siklus I dan siklus II
Siklus Pertemuan Persentase Aktivitas Kategori
I 1 57 % Cukup sempurna
2 75 % Sempurna
II 1 82 % Sempurna
2 86 % Sangat sempurna
Dari tabel di atas dapat di lihat aktivitas guru selama 4 kali pertemuan
mengalami peningkatan yaitu pada siklus 1 pertemuan 1 dengan persentase 57 %
dengan kategori cukup sempurna, Tetapi masih banyak kekurangan dalam
penguasaan kelas. Pada pertemuan ke 2 mengalami peningkatan dengan
persentase 75 % kategori sempurna.Pada pertemuan ini rata-rata aktivitas guru
sudah mulai meningkat,dari tabel diaatas terlihat aktivitas guru yang di peroleh
dari analisis siklus II Pertemuan pertama adalah 82% dengan kategori sempurna,
dan pertemuan ke kedua adalah 86% dengan kategori 86% dengan kategori sangat
sempurna.Rata-rata aktivitas guru pada siklus I masih sedikit rendah tapi pada
siklus II ini aktivitas guru mengalami peningkatan di karenakan guru sudah mulai
memahami dan sudah bisa menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe
Snowball Throwing kepada siswa. Persentase peningkatan aktivitas guru dapat di
lihat pada grafik di bawah ini
6

Grafik 1
Peningkatan Aktivitas guru ( Siklus I dan II )

Berdasarkan grafik diatas di peroleh kesimpulan pada setiap pertemuan


aktivitas guru semakin meningkat dengan persentase pada silus I pertemuan I
Yaitu 57 % meningkat pada pertemuan 2 yaitu 75% dan persentase pada siklus II
pertemuan I yaitu 82% meningkat pada pertemuan II yaitu menjadi 85%.
Data hasil observasi tentang aktivitas belajar siswa pada siklus I dan siklus
II yang disajikan dalam Tabel dibawah ini.
Tabel 3
Aktivitas Siswa pada siklus I dan siklus II
Siklus Pertemuan Persentase Aktivitas Kategori

I 1 53 % Cukup Sempurna
2 60 % Cukup Sempurna
II 1 71 % Sempurna
2 86 % Sangat Sempurna

Dari tabel di atas terlihat aktivitas siswa yang diperoleh dari analisis siklus
I Pertemuan pertama adalah 53% Cukup sempurna dan pertemuan kedua adalah
61% dengan Kategori cukup sempurna, di sebabkan siswa untuk pertama kalinya
menerapkan model kooperatif tipe Snowball Throwing, namun pada pertemuan
kedua rata-rata aktivitas siswa mulai mengalami sedikit peningkatan.Pada siklus II
Pertemuan pertama adalah 71% dengan kategori sempurna, dan pertemuan kedua
86% dengan kategori sangat sempurna.Rata-rata aktivitas siswa pada pertemuan
ke I rendah tapi pada siklus II Aktivitas siswa mengalami peningkatan di
karenakan siswa sudah mulai memahami dan sudah terbiasa melakukan model
pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing.Hasil peningkatan di atas dapat
dilihat pada Grafik di bawah ini
7

Grafik 2
Peningkatan Aktivitas Siswa ( Siklus I dan II )

Dari grafik 2 diatas terlihat rata-rata skor pada pertemuan pertama adalah
53% dan rata-rata pertemuan ke dua adalah 60% dan mengalami peningkatan
sebesar 7%.Sedangkan pada siklus ke dua yaitu dari rata-rata skor yang diperoleh
dari aktivitas siswa pada pertemuan ke tiga meningkat lagi 71 % dari pertemuan
ke empat menjadi 86% mengalami peningkatan sebesar 15%
Untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat dari hasil
ketuntasan belajar ulangan harian I dan ulangan harian II yang disajikan pada
Tabel di bawah ini:
Tabel 4
Peningkatan Hasil Belajar Siswa
No Hasil Belajar Jumlah Siswa Tuntas Tidak tuntas Rata kelas
1 Data awal 23 9 14 64
2 UH 1 23 16 7 71
3 UH 2 23 20 3 76
Siswa yang tuntas pada data awal sebanyak 9 orang pada UH I meningkat
menjadi 15 orang dan pada UH II meningkat lagi menjadi 20 orang terlihat bahwa
dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing dapat
meningkatkan hasil belajar
8

Grafik 3
Ketuntasan Hasil Belajar siswa

Dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan jumlah siswa yang mencapai


ketuntasan hasil belajar secara individu.Data awal sebagai pembanding apakah
penelitian yang dilakukan peneliti berhasil atau tidak.Dari data di atas pada UH I
mengalami peningkatan 15 orang yang mencapai KKM yang di tetapkan sekolah
dan dengan nilai rata-rata 71%,Dilanjutkan peneliti pada siklus II agar peneliti
lebih berhasil setelah dilakukan UH II terjadi peningkatan dari 23 siswa 20 orang
sudah mencapai Ketuntasan secara Individu mengalami peningkatan hanya 3
orang yang belum tuntas dan meningkat pula nilai rata-rata kelas yaitu 76%.
Pembahasan Hasil Penelitian
Aktivitas guru selama proses pembelajaran dengan penerapan model
kooperatif tipe snowball Throwing secara baik,dengan rincian pada siklus pertama
rata-rata 57% dengan kriteria cukup sempurna,pada pertemuan pertama siklus
Irendahnya nilai tersebut karena dalam pemebelajaran guru kurang membimbing
siswa dan siswa kurang mengerti dengan menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe Snowball Throwing dan pada pertemuan ke dua meningkat
menjadi 75%,berdasarkan aktivitas diatas mengalami peningkatan aktivitas guru
pada pertemuan pertama dan kedua.Siklus II dengan rincian pertemuan pertama
siklus II adalah 75% dan meningkat menjadi 82%.Adanya peningkatan pada
siklus ini karena guru telah memahami langkah-langkah pembelajaran dan
penerapan model kooperatif tipe Snowball Throwing,hal ini dapat dilihat dari
aktivitas guru dalam appersepsi,menyampaikan kegiatan inti,dan
mengelompokkan siswa,member motivasi siswa sehingga minat belajar siswa
tinggi dalam pembelajaran IPS dengan menerapkan model kooperatif tipe
Snowball Throwing.
Dari data tentang aktifitas siswa selam proses pembelajaran
denganpenerapan model kooperatif tipe Snowball Throwing sebagian besar siswa
bersemangat dalam mengikuti pembelajaran namun masih banyak yang rebut dan
seolah-olah mereka sedang bermain melempar bola sehingga tidak mendengarkan
apa yang di jelaskan oleh gurunya sehingga pembelajran kurang efektif hal itu
terbukti dengan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan rincian pada
siklus I pertemuan pertama adalah 53% aktifitas siswa dengan kategori cukup
sempurna.pada pertemuan ke dua siklus I sudah mengalami peningkatan menjadi
60%. Peningkatan ini akan terus terjadi karena siswa sudah mulai memahami
9

langkah-langkah pembelajaran.Hal ini juga terlihat dari siklus II denag nilai 71%
dari 23 siswa yang hadir pada pertemuan terakhir meningkat menjadi 86% atau 20
orang yang sudah berhasil menerapkan model kooperatif tipe Snowball throwing.
Analisis hasil belajar siswa dalam penelitian menunjukan adanya
peningkatan hasil belajar setelah diadaka tindakan Terlihat dari data hasil data
siswa ulangan harian mengalami peningkatan.Ulangan harian I terdapat 70%
siswa mencapai KKM dan meningkat Pada ulangan siklus II menjadi 87%.Bagi
yang belum tuntas dalam ulangan harian II maka akan diadakan
remedial.Meningkatkan hasil belajar siswa tidak terlepas dari peran guru dalam
mengajar dengan menerapkan model kooperatif tipe Snowball Throwing.

SIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan hasil analisis data dari penelitian tindakan kelas yang
dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe Snowball Throwing Untuk meningkatkan Hasil Belajar siswa dalam IPS SD
Negeri 79 Balai Makam Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis tahun ajaran
2012-2013 yang dapat dilihat:
1. Penerapan Model Kooperatif tipe Snowball Throwing dapat meningkatkan
hasil belajar siswa hal ini terbukti dengan meningkatkan hasil ulangan harian
siswa dari UH I 70% dan meningkat ke UH II sebesar 87 %.
2. Penerapan Model Kooperatif tipe Snowball Throwing dapat meningkatkan proses
pembelajaran, hal ini di di buktikan dimana terjadi peningkatan aktivitas belajar guru
dari 57 % menjadi 75 % pada pertemuan siklus I dan 82 % menjadi 86 % pada
pertemuan siklus II dan juga di ikuti peningkatan aktivitas siswa dari 53 % menjadi
60 % pada pertemuan siklus I dan 71 % menjadi 86 % pada pertemuan siklus II.
Berdasarkan simpulan dan hasil pembahasandi atas,maka peneliti
mengajukan beberapa saran antara lain :
1. Model Kooperatif tipe Snowball Throwing dapat meningkatkan hasil
pembelajaran hal ini disarankan kepada guru dapat menerapkannya di sekolah
untuk usaha meningkatkan hasil belajar siswa
2. Model Pembelajaran Snowball Throwing dapat meningkatkan aktivitas
belajar guru dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.Sehingga, model
ini sangat baik di gunakan dalam proses pembelajaran.

UCAPAN TERIMAKASIH
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan penghargaan, rasa hormat, dan
ucapan trima kasih yang setulusnya kepada:
1. Dr. H. M. Nur Mustafa, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Riau.
2. Drs. Zariul Antosa, M.Sn selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Guru Sekolah
Dasar FKIP Universitas Riau
3. Drs. H. Lazim N, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah
Dasar FKIP Univesitas Riau
4. Drs. Zulkifli, S.Pd. selaku Pembimbing I dan Eddy Noviana, S.Pd.,M.Pd sebagai
Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada peneliti
dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu dosen Program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasr FKIP
Universitas Riau yang telah membekali ilmu kepada peneliti.
10

6. Bapak kepala sekolah, guru dan siswa kelas IV SD Negeri 15 Pinggir yang telah
memberi kesempatan kepada peneliti selama penelitian berlangsung.
7. Keluarga, sahabat-sahabat, teman-teman mahasiswa seangkatan yang tidak bisa
disebutkan satu persatu, semoga kebersamaan ini akan abadi. Semoga Allah SWT
memberikan keridhoannya atas bantuan semuanya.

DAFTAR PUSTAKA
Adinmuh2samarinda, 2010, Model Pembelajaran Snowball Throwing,
http://adinmuh2.blogspot.com/2010/12 model- pembelajaran- snowball-
throwing.html
Arikunto, Suharsimi, 2008. Penelitian tindakan kelas, Jakarta: PT Bumi Aksara
Dimyati dan mujiono. 2002 belajar dan pembelajaran, Jakarta: Rineka cipta
Isjoni, 2007.Cooperatif learning Bandung:Alfabeta
Isjoni, 2009 Pembelajaran kooperatif Yogyakarta: Pustaka Belajar
Mulyasa. (2007). Praktik Penelitian tindakan kelas .Bandung :PT Remaja
Rosdakarya
Melisa, Rionika, 2011 Skripsi. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
Snowball Throwing untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV. Tidak
diterbitkan
Sutardi, d dan Sudirjo, E, 2007. Pembaharuan Dalam PBM di SD. Bandung: UPI
PRESS.
Suyanto. 1997. Pedoman Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ).
Yogyakarta: Depdikbud
Sumarno. 2007.karya Ilmiah Praktis Untuk Guru, Pekanbaru: cendikia Insani
Skripsi Universitas Riau
Trianto, 2001 mendesain model pembelajaran inovatif-progresif Jakarta:
Kencana prenada Media Group
Winataputra, Udin S. 1993. Proses Belajar Mengajar Yang Efektif. Jakarta: Bina
Karya.
Zainal Agib, dkk , ( 2006 ) . Strategi Pembelajaran Jakarta : Kencana

Anda mungkin juga menyukai