Anda di halaman 1dari 15

Penerapan Metode Demonstrasi Berbantuan Video pada Materi

Membaca Puisi di Kelas IV SD Muhammadiyah 23 Medan

Nazwita Efendi Yacub


Mahasiswa Program S1 PGSD BI, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Terbuka.
Email : bundafathan07@gmail.com Siti Riva Darwata
Dosen Fakultas Tarbiyah, Institut Agama Islam Negeri Kerinci, Email : darwatariva@gmail.com

ABSTRAK

Latar belakang penelitian ini yaitu masih rendahnya hasil belajar siswa kelas IV SD Muhammadiyah
23 Medan dalam membaca puisi, sehingga diperlukan perbaikan pembelajaran membaca puisi.
Tujuan penelitian ini yaitu untuk memperbaiki hasil belajar Bahasa Indonesia materi membaca puisi
pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Muhammadiyah 23 Medan. Penelitian ini yaitu Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart. Subjek penelitian ini yaitu
kelas IV Sekolah Dasar Muhammadiyah 23 Medan yang berjumlah 20 orang. Teknik analisis data
dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siklus I
diperoleh 9 siswa dinyatakan tuntas dengan nilai rata-rata 62,25 dan ketuntasan klasikal 62,25%.
kemudian siklus II, sebanyak 18 siswa dinyatakan tuntas dengan nilai rata-rata 73,4 dan ketuntasan
klasikal sebesar 73,4%. Maka dari itu disimpulkan bahwa metode demonstrasi berbantuan video
sebagai salah satu alternatif upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi membaca
puisi.

Kata kunci : membaca puisi, metode demonstrasi, video.

PENDAHULUAN

Pada hakikatnya membaca yaitu kegiatan belajar yang melibatkan banyak kegiatan
antara lain; kegiatan melafalkan tulisan huruf, kegiatan visual (mengartikan/memaknai
simbol tulisan berupa huruf ke dalam kata-kata lisan) dan berpikir (pengenalan dan
memahami kata). Salah satu keterampilan membaca yaitu membaca puisi. Siswa harus
memahami cara membaca puisi yang baik dimana dalamhal ini siswa diberikan kebebasan
untuk mengungkapkan ekspresi isi atau maksud puisi sesuai dengan penjiwaannya.
Proses pembelajaran pada materi puisi di Sekolah Dasar Muhammadiyah 23 Medan,
di kelas IV masih memiliki kekurangan dan diperlukan perbaikan, antara lain dalam hal
keberanian siswa, mereka malu dan takut tampil membaca puisi. Peserta didik takut, merasa
asing dan kurangnya rasa percaya diri. Sebagai gambaran, ada peserta didik yang tertawa dan
ada juga bersuara pelan atau suaranya tidak terdengar, dan mereka harus ditunjuk guru untuk

1
tampil dengan terpaksa, tidak ada yang tampil berani, dan membaca puisinya tidak sesuai
dengan kaidah semestinya. Rendahnya hasil belajar membaca puisi di kelas IV SD
Muhammadiyah 23 Medan bisa dilihat pada daftar nilai membaca puisi siswa dengan
perolehan nilai rata-rata sebesar 57,35.
Salah satu upaya guru dalam mengatasi masalah dalam membaca puisi yaitu dengan
menggunakan metode pembelajaran variasi sesuai dengan kebutuhan di kelas. Dimana
metode yaitu cara/teknik yang telah disusun melalui langkah-langkah tertentu. Salah satu
metode pembelajaran yaitu demonstrasi. Demonstrasi dilakukan dengan memperagakan
kejadian, secara berurutan, secara langsung maupun tidak, menggunakan media ataupun tidak,
dengan tujuan yang telah ditentukan. Lebih lanjut, metode ini diterapkan dalam mengajarkan
suatu materi dengan menceritakan ataupun menunjukkan langkah-langkah pengerjaan sesuatu.
(Mukrimah, 2014).
Tujuan metode demonstrasi yaitu: sebagai proses yang menunjukkan langkah sesuatu;
dan hasil yang menunjukkan hasil dari sebuah proses. Dalam metode demonstrasi, biasanya
diawali dengan demonstrasi/peragaaan pendidik terhadap sesuatu materi pelajaran, kemudian
giliran peserta didik yang mempraktekkannya. Sebagai hasil dari metode demonstrasi ini yaitu
peserta didik secara langsung memperoleh pengalaman dari apa yang telah diperhatikan,
didengar dan dirasakannya.
Metode demonstrasi disajikan dengan cara mempertontonkan, memperlihatkan
ataupun memperagakan suatu prose situasi atau benda tertentu dalam bentuk sebenarnya
maupun dalam tiruan kepada anak. Untuk materi keterampilan, prosedur, langkah- langkah
dalam membuat sesuatu, dan membandingkan suatu cara dengan cara lainnya dapat
digunakan metode demonstrasi. (Helmiati, 2012)
Seorang guru dituntut untuk memiliki kreatifitas agar lebih mematangkan persiapan
dalam pembelajaran dan mampu memvariasikan metode dan media. Kedua hal tersebut
sangat membantu dalam proses pembelajaran untuk mengolah serta menjadikan materi
pembelajaran lebih mudah serta dapat disampaikan secara terpadu dan baik. Media sangat
membantu pendidik dalam melakukan proses pembelajaran khususnya pada tingkat sekolah
dasar. Penggunaan media baik media visual berupa gambar, audio berupa suara, maupun
audio visual berupa video bisa digunakan dalam menyajikan materi pelajaran. Video
pembelajaran merupakan media audiovisual yang dapat membantu siswa memahami konsep
teori, prosedur, pengetahuan dan lain-lain. Selain itu juga memiliki kelebihan, salah satunya
yaitu dapat memberikan pesan yang lebih merata dan menyenangkan bagi anak.
Menurut Dede dan teman-teman dalam (Nahdi, 2018), menyatakan

2
bahwa meningkatnya hasil belajar dan pemahaman siswa setelah dilakukan metode demonstrasi
dalam pembelajaran. Begitu pula penelitian yang dilakukan oleh Endah Wandari, Dini Hadiarti,
Rody Putra Sartika dalam (Wandari, 2014) menunjukkan adanya peningkatan kemampuan
psikomotorik mahasiswa dalam praktikum setelah dilakukan penelitian menggunakan metode
demonstrasi berbantuan video.
Sesuai uraian di atas, penulis beranggapan bahwa upaya untuk menyelesaikan
persoalan diatas adalah dengan melakukan Penelitian Tindakan Kelas yaitu menggunakan
metode demonstrasi berbantuan video pada materi membaca puisi di kelas IV SD
Muhammadiyah 23 Medan. Metode ini merupakan salah satu alternatif dan dianggap sesuai
diterapkan pada siswa kelas IV, dimana dalam penggunaan metode ini, siswa diberikan
contoh/model membaca puisi yang baik melalui video pembelajaran membaca puisi yang
menarik, sehingga siswa bisa melihat contoh dan mengikuti contoh/model yang ada di video
dan memahami bagaimana teknik serta cara membaca puisi sesuai dengan kaidah sastra
meliputi lafal, intonasi, jeda dan ekspresi yang sesuai.

METODE

Penelitian ini menggunakan model PTK dua siklus yang dikembangkan oleh Kemmis
dan Mc. Taggart. Diawali perencanaan, tindakan, pengamatan, refleksi, dan perencanaan
kembali yang merupakan dasar dalam pemecahan masalah. Alur PTK digambarkan sebagai
berikut:

3
Gambar 1;

Tahapan Perbaikan Pembelajaran

Penelitian ini menggunakan 20 orang siswa kelas IV SD Muhammadiyah 23 Medan,


13 siswa perempuan dan 7 siswa laki-laki. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 31 Oktober
2022 dan siklus II pada tanggal 7 November 2022.
Penelitian ini menggunakan data kuantitatif kualitatif. Nilai membaca siswa dalam
membaca puisi merupakan data kuantitatif dan pengamatan aktivitas siswa dan guru sebagai
data kualitatif. Adapun teknik analisis data dalam bentuk data deskriptif dengan menetukan
mean atau rata-rata, yaitu dengan menggunakan rumus:

∑𝑛
𝑃= × 100%
𝑁

Dimana, P (persentase nilai siswa), ∑ n (jumlah frekuensi yang muncul) dan N


(jumlah siswa).
Kriteria KKM hasil belajar siswa dinyatakan dengan tuntas dan tidak tuntas. Nilai
KKM untuk pelajaran bahasa Indonesia di SD Muhammadiyah 23 Medan yaitu 65. Dengan
kriteria sebagai berikut :

4
Tabel 1;
KKM Pelajaran Bahasa Indonesia SD Muhammadiyah 23 Medan

Nilai Kualifikasi

≥ 65 Tuntas

< 65 Tidak Tuntas

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. PraSiklus
Sebelum penelitian, terlebih dahulu dilakukan observasi awal dengan hanya
melaksanakan proses pembelajaran materi membaca puisi secara konvensional. Kegiatan ini
sebagai patokan atau acuan temuan awal sebagai bahan pertimbangan merancang kegiatan
siklus I.
Berdasarkan pengamatan aktivitas guru diperoleh persentase nilai sebesar 30%.
Kemudian berdasarkan pengamatan aktivitas siswa diperoleh nilai 46,87% serta hasil belajar
siswa dari penilaian tugas membaca puisi ke depan kelas diperoleh persentase nilai sebesar
57,35%. Berikut ini disajikan tabel rentang perolehan nilai praktik membaca puisi, diagram
ketuntasan hasil belajar siswa dan tabel kesimpulan perolehan nilai hasil belajar prasiklus.

Tabel 2;
Rentang Perolehan Hasil Belajar PraSiklus

Nilai Frekuensi Persentase (%) Keterangan


81 – 100 0 0% Tuntas

65 – 80 6 30% Tuntas

51 – 64 10 50% Tidak tuntas

0 – 50 4 20% Tidak tuntas

Jumlah 20 100%

5
Diagram 1;
Hasil Belajar PraSiklus

PraSik
lus
30
%
Tuntas
70 Tidak
% Tuntas

Tabel 3;
Kesimpulan Perolehan Nilai Hasil Belajar PraSiklus
Skor Tertinggi 75
Skor Terendah 30
Rata-rata 57,35
Ketuntasan Belajar 30%
Ketidak Tuntasan Belajar 70%
Siswa Tuntas 6
Siswa Tidak Tuntas 14

Merujuk pada data prasiklus dapat dilihat nilai tertinggi pada prasiklus yaitu 75 dan
terendah 30. Untuk rata-rata diperoleh peserta didik yaitu 57,35, yang di bawah nilai KKM
(65). Untuk persentase ketuntasan nilai hasil belajar siswa berada di 30% hanya 6 siswa yang
nilainya ≥ 65 sedangkan tidak tuntas ada 70% yaitu 14 siswa yang nilainya < 65.
Berdasarkan perolehan nilai tersebut, peneliti melakukan penelitian dengan menerapkan
metode demonstrasi berbantuan video pada materi membaca puisi di kelas IV SD

6
Muhammadiyah 23 Medan.

2. Siklus I
Pada fase ini, peneliti menggunakan metode demonstrasi berbantuan video
pembelajaran. Disini akan diketahui kemampuan siswa setelah diterapkan pembelajaran
membaca puisi kepada siswa menggunakan metode demonstrasi berbantuan video
pembelajaran. Penilaian diambil dari tes keterampilan membaca puisi yang dilakukan siswa
melalui pembelajaran yang menerapkan metode demonstrasi berbantuan video.
Berdasarkan aktivitas guru diperoleh persentase nilai guru 80%. Kemudian
berdasarkan aktivitas siswa diperoleh persentase nilai siswa 68,75% serta rata-rata dari hasil
belajar siswa pada penilaian tugas membaca puisi ke depan kelas diperoleh persentase nilai
sebesar 62,25%.
Berikut ini akan disajikan tabel rentang nilai, diagram ketuntasan hasil belajar siswa
dan tabel kesimpulan nilai siklus I.
Tabel 4;
Rentang Perolehan NIlai Siklus I

Nilai Frekuensi Persentase (%) Keterangan


81 – 100 0 0% Tuntas

65 – 80 9 45% Tuntas

51 – 64 8 40% Tidak tuntas

0 – 50 3 15% Tidak tuntas

Jumlah 20 100%

Diagram 2;
Hasil Belajar Siklus I

Siklus
7 I
Tabel 5;
Kesimpulan Perolehan Nilai Hasil Belajar Siklus I
Skor tertinggi 80
Skor Terendah 30
Rata-rata 62,25
Ketuntasan Belajar 45%
Ketidak Tuntasan Belajar 55%
Siswa Tuntas 9
Siswa Tidak Tuntas 11

Sesuai kesimpulan di atas, skor tertinggi siklus I yaitu 80, pada prasiklus diperoleh 75,
berarti mengalami kenaikan 5 angka dibandingkan dengan prasiklus. Untuk nilai terendah di
siklus I yaitu 30, hal ini juga sama di prasiklus nilai terendah siswa yaitu 30. Nilai rata-rata di
siklus I diperoleh 62,25, sedangkan di prasiklus nilai rata-rata siswa 57,35, berarti mengalami
kenaikan 4,9 dari 57,35 menjadi 62,25. Namun dengan jumlah nilai rata-rata siswa 62,25 dan
persentase 62,25%. Perolehan nilai siswa belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimum SD
Muhammadiyah 23 Medan yaitu 65. 45% siswa yang dinyatakan tuntas (9 orang siswa),

8
sedangkan sisanya 55% siswa dinyatakan tidak tuntas (11 orang siswa) di siklus I ini.

Berdasarkan uraian di atas, masih ada kekurangan dari pengamatan pengamat dan
perlu diperhatikan, diperbaiki dan ditingkatkan di siklus II, yaitu :

a. Dalam kegiatan pendahuluan peneliti tidak memaparkan langkah-langkah kegiatan yang


akan dilakukan peserta didik.

b. Peneliti masih kewalahan dalam mengorganisasi kelas dengan menerapkan metode


demonstrasi dengan berbantuan video pembelajaran yang melibatkan aktivitas siswa
mendemonstrasikan membaca puisi masing-masing.

c. Peneliti kurang mampu mengalokasikan waktu yang ada secara efektif, sehingga tidak
sedikit waktu untuk mendisiplinkan siswa melalui setiap langkah.

3. Siklus II
Pelaksanaan penerapan metode demonstrasi berbantuan video pada materi membaca
puisi di kelas IV SD Muhammadiyah 23 Medan pada siklus II sudah mulai tampak perbaikan
dan peningkatan, terlihat dari pengamatan yang dilakukan pengamat atas aktivitas guru yaitu
sebesar 100%. Kemudian juga aktivitas guru ini diiringi dengan penerimaan oleh peserta
didik yang memuaskan. Berdasarkan pengamatan aktivitas siswa diperoleh persentase nilai
sebesar 84,38% serta hasil belajar siswa dari penilaian tugas membaca puisi ke depan kelas
diperoleh persentase nilai sebesar 73,4%.
Berikut ini disajikan tabel rentang perolehan nilai praktik membaca puisi, diagram
ketuntasan hasil belajar siswa dan tabel kesimpulan perolehan nilai siklus II.

Tabel 6;
Rentang Nilai Siklus
II

9
Nilai Frekuensi Persentase (%) Keterangan

10
81 - 100 2 10% Tuntas

65 – 80 16 80% Tuntas

51 – 64 2 10% Tidak tuntas

0 – 50 0 0% Tidak tuntas

Jumlah 20 100%

Diagram 3;
Hasil Belajar Siklus II

Siklus II

10%

Tuntas Tidak Tunas

90%

Tabel 7;
Kesimpulan Perolehan Nilai Hasil Belajar Siklus II

11
Skor tertinggi 95
Skor Terendah 60
Rata-rata 73,4
Ketuntasan Belajar 90%
Ketidak Tuntasan Belajar 10%
Tuntas 18
Tidak Tuntas 2

Sesuai data di atas nilai tertinggi di siklus II yaitu 95 sedangkan di siklus I yaitu 80,
berarti mengalami kenaikan sebesar 15 poin. Untuk nilai terendah di siklus II yaitu 60
sedangkan di siklus I yaitu 30 hal ini juga mengalami kenaikan poin sebesar 30. Untuk
persentase ketuntasan di siklus II yaitu 90% (ada 18 siswa yang nilainya ≥ 65), sedangkan di
siklus I yaitu 45% (ada 9 siswa yang nilainya ≥ 65) , ini juga mengalami kenaikan sebesar
45%. Untuk persentase tidak tuntas di siklus II yaitu hanya 10% (ada 2 siswa yang nilainya <
65), sedangkan di siklus I yaitu 55% (ada 11 siswa yang nilainya < 65).
Sesuai penjelasan di atas, disimpulkan bahwa penerapan metode demonstrasi
berbantuan video pada materi membaca puisi mampu mendorong peningkatan nilai hasil
belajar siswa kelas IV SD Muhammadiyah 23 Medan. Hal ini disimpulkan pada tabel hasil
belajar seluruh siklus berikut : :

Tabel 8;
Hasil Belajar Seluruh Siklus
Sesi Ketuntasan Ketidak Tuntasan
Prasiklus 30 % 70 %
Siklus I 45 % 55 %
Siklus II 90 % 10 %

Berikut ini Peningkatan Hasil Capaian Membaca Puisi Menggunakan Metode


Demonstrasi Berbantuan Video dari tiap siklus :
Diagram 4
Peningkatan Hasil Capaian Membaca Puisi Menggunakan Metode Demonstrasi
Berbantuan Video dari tiap siklus

12
90%
90%

80%
70%
70%

60% 55%

50% 45% Tuntas


Tidak Tuntas
40%
30%
30%

20%
10%
10%

0%
Prasiklus Siklus I Siklus II

Melalui diagram batang di atas, diketahui perbaikan nilai siswa tiap siklusnya dengan
menggunakan/menerapkan metode demonstrasi berbantuan video pembelajaran yaitu dimana
persentase ketuntasan belajar siswa dengan nilai ≥ 65 di prasiklus sebesar 30% menjadi 45%
di siklus I. Di siklus II 90%. Sedangkan yang tidak tuntas yaitu dengan nilai <65 di prasiklus
ada 70% berkurang menjadi 45% di siklus I dan berkurang dan semakin sedikit di siklus II
yaitu 10%. Berarti penelitian tindakan kelas dalam perbaikan pembelajaran bahasa Indonesia
materi membaca puisi dengan menggunakan metode demonstrasi berbantuan video adalah
metode dan media alternatif dapat digunakan dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik
kelas 1 SD Muhammadiyah 23 Medan.

Sesuai pemaparan di atas, maka disimpulkan bahwa guru sangat berperan penting
dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Sehingga seorang guru harus mampu merancang,
mengolah, mengevaluasi, menentukan metode, teknik, strategi, pendekatan, model dan media
pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, kondisi siswa, sarana dan prasarana
yang tersedia dan kreatifitas guru yang dapat diaplikasikan guna meningkatkan hasil belajar
dan kwalitas siswa nantinya.

13
KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan penerapan metode demonstrasi berbantuan video pada materi membaca


puisi di kelas IV SD Muhammadiyah 23 Medan yang dilakukan melalui dua siklus dapat
ditarik kesimpulan yaitu :
1. Penerapan metode demonstrasi berbantuan video pada materi membaca puisi mampu
memperbaiki dan mendorong peningkatan nilai siswa, di prasiklus rata-rata 57,35 dan
meningkat di siklus I skor rata-rata 62,25 dan pada siklus II skor rata-rata73,4.
2. Penerapan metode demonstrasi berbantuan video materi membaca puisi siswa kelas IV SD
Muhammadiyah 23 Medan ini secara kualitatif dapat menjadikan guru lebih baik, kreatif
dan cerdas karena guru dapat mencari solusi dalam mengatasi permasalahn yang dihadapi
pada proses pembelajaran secara profesional
Ada beberapa saran dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut;
1. Pendidik diharapkan agar mampu menerapkan metode demonstrasi berbantuan video
pembelajaran sebagai salah satu alternatif membelajarkan materi membaca puisi.
2. Penggunaan metode demonstrasi berbantuan video sangatlah penting dalam pembelajaran,
karakteristik siswa serta pendekatan pembelajaran.
3. Peserta didik diharapkan aktif dalam pembelajaran sehingga akan mendorong peningkatan
dan perbaikan perolehan nilai hasil belajar siswa secara kognitif, afektif maupun
psikomotorik.

Daftar Pustaka
Agnes Pitaloka dan Amelia Sundari. (2020). Seni Mengenal Puisi. Medan: Guepedia.
Ahmad, S. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. JakartaRineka CIpta.
Azhar, A. (2014). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Budiyanto. (2016). Sintaks 45 Metode Pembelajaran Dalam Student Centered Learning
(SCL). Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.
Dalman. (2017). Keterampilan Membaca. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Farida, R. (2020). Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.
Felicia, N. (2022). Perkembangan Peserta Didik. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.
Fitriani, D. E., Sukirno, & Sholeh, K. (2017). Peningkatan Keterampilan Membaca Puisi
Dengan Metode Amati, Tiru, dan Modifikasi (ATM) pada siswa kelas VII SMP
Negeri 26 Purwerejo Tahun Pelajaran 2017. Jurnal Surya Bahtera, 5(48), 617.
Handziko. (2015). Pengembangan Video Pembelajaran Suksesi Ekosistem untuk
Meningkatkan Motivasi Belajar dan Penguasaan Konsep Mahasiswa Biologi. Jurnal
Inovasi Pendidikan IPA, 1, 212-224.

14
Harun, M. (2018). Pembelajaran Puisi Untuk Mahasiswa. Banda Aceh: Syiah Kuala
University Press .
Helmiati. (2012). Model Pembelajaran. Sleman Yogyakarta: Aswaja Pressindo.
Heruman. (2013). Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Kurniawan. (2018). Pengembangan Media Video Pembelajaran pada Mata Pelajaran IPA
Tentang Sifat dan Perubahan Wujud Benda Kelas IV SDN Merjosari 5 Malang. Jurnal
Inovasi Dan Teknologi Pembelajaran, 4, 119-125.
Maemunah, S. (2022). Konsep Pembelajaran Inovatif dan Kreatif di Era Digital. (Vol. 1).
Purbalingga, Jawa Tengah: Eureka Media Aksara.
Muammar. (2020). Membaca Permulaan di Sekolah Dasar. Mataram: Sanabil.
Muhsyanur. (2014). Membaca. Yogyakarta: Buginese Art.
Mukrimah, S. (2014). Metode Belajar dan Pembelajaran Plus Aplikasinya. Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.
Nahdi. (2018). Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa MElalui Penerapan Metode
Demonstrasi Pada MAta Pelajaran IPA. Jurnal Cakrawala Pendas, 4, 2.
Nurrita, T. (2018). Pengembangan Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa. Jurnal Ilmu-Ilmu Al Quran, Hadist, Syari'ah dan Tarbiyah, 03, 175.
Nurul Aeni, Diyah Sri Yuhandini. (2018). Pengaruh Pendidikan Kesehatan dengan Media
Video dan Metode Demonstrasi Terhadap Pengetahuan SADARI. Jurnal Care, 6.
Rimang. (2011). Kajian Sastra. Yogyakarta: Aura Pustaka.
Rohendi. (2010). Efektivitas Metode Pembelajaran Demonstrasi Terhadap Peningkatan Hasil
Belajar Siswa Kelas X Pada Mata Pelajaran Keterampilan Komputer dan Pengelolaan
Informasi di Sekolah Menengah Kejuruan. Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi
dan Komunikasi, 3, 16-18.
Sadune, M. J. (2012). Upaya meningkatkan kemampuan membaca permulaan melalui metode
global pada siswa kelas I SD 9 Ampana Kota. Jurnal Kreatif Tadulako Online, 4(4),
1-??
Sanjaya, W. (2010). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses. Jakarta: Prenada
Media Group.
Sari, P. (2019). Analisis terhadap kerucut pengalaman Edgar Dale dan keragaman gaya
belajar untuk memilih media yang tepat dalam pembelajaran. Jurnal Manajemen
Pendidikan, 1, 42-57.
Sulistyanti. (2019). Pengaruh Model Pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) Dipadukan
dengan Metode Demonstrasi Terhadap Hasil Belajar Kimia. Jurnal Chemistry
Education Practice, 2.
Susanto, A. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Wandari. (2014). Pengaruh Metode Demonstrasi Berbantuan Video Pembelajaran Terhadap
Kemampuan Psikomotorik Mahasiswa Pada Praktikum Kimia Dasar II. Jurnal
Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan.

15

Anda mungkin juga menyukai