Anda di halaman 1dari 11

Penerapan Metode Demonstrasi Berbantuan Video Pada Materi Membaca

Puisi di Kelas IV SD Muhammadiyah 23 Medan

Nazwita effendi yacub


Siti Riva Darwata
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan
Universitas Terbuka
Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan
Universitas Terbuka

ABSTRAK
Latar belakang penelitian ini yaitu masih rendahnya hasil belajar siswa kelas IV SD Muhammadiyah
23 Medan dalam membaca puisi, sehingga diperlukan perbaikan pembelajaran membaca puisi untuk
meningkatkan hasil belajar pada materi membaca puisi. Tujuan penelitian ini adalah untuk
memperbaiki hasil belajar Bahasa Indonesia materi membaca puisi kelas IV SD Muhammadiyah 23
Medan. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dikembangkan oleh
Kemmis dan Mc. Taggart. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Muhammadiyah 23 Medan
yang berjumlah 20 orang. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah secara kuantitatif dan
kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siklus I diperoleh 9 siswa tuntas dengan nilai
rata-rata 62,25 dan ketuntasan klasikal 62,25%. selanjutnya pada siklus II, siswa yang tuntas
sebanyak 18 siswa dengan nilai rata-rata 73,4 dan ketuntasan klasikal sebesar 73,4%. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa penerapan metode demonstrasi berbantuan video dapat meningkatkan hasil
belajar siswa pada materi membaca puisi.

Kata kunci : pembelajaran bahasa indonesia, membaca puisi, metode, demonstrasi, video.

PENDAHULUAN

Tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia di SD salah satunya agar siswa mampu


menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan kepribadian, memperluas
wawasan kehidupan, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa (Susanto,
2013). Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (PERMENDIKNAS) Nomor 23
Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusan mencakup komponen kemampuan
berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek-aspek yaitu: kemampuan
mendengarkan, kemampuan berbicara, dan kemampuan menulis. Salah satu kemampuan
berbahasa dan bersastra tersebut yaitu kemampuan membaca. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini peneliti fokus terhadap kemampuan membaca peserta didik.
Pada hakikatnya membaca merupakan sesuatu yang rumit karena melibatkan banyak
hal, tidak hanya melafalkan tulisan akan tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berpikir,
psikolinguistik, dan metakognitif. Sebagai proses visual membaca merupakan proses
menterjemahkan simbol tulis (huruf) ke dalam kata-kata lisan. Sebagai suatu proses berpikir,
membaca mencakup aktivitas pengenalan kata, pemhaman literal, interpretasi, membaca
kritis, dan pemahaman kreatif (Muammar, 2020).
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran bahasa Indonesia
dituntut agar peserta didik memiliki keterampilan dan kemampuan membaca dengan baik
serta dapat mengapresiasi terhadap hasil karya sastra. Karena dengan keterampilan membaca,
peserta didik dapat memperoleh wawasan, ide, dan kreatifitas pada diri peserta didik.
Keterampilan membaca dapat dikuasai oleh peserta didik melalui kegiatan-kegiatan
yang dapat menunjangnya seperti kegiatan membaca puisi. Pembelajaran membaca puisi
merupakan salah satu pembelajaran sastra yang memerlukan keterampilan khusus yaitu
keterampilan membaca ekspresi. Membaca puisi berbeda pada umumnya, meskipun
pengetahuan, namun keterampilan membaca puisi terdapat kekhususan dalam membacanya.
Siswa perlu memahami bagaimana membaca puisi yang baik ditinjau dari aspek membaca
khususnya membaca puisi. Tujuan pembelajaran membaca puisi adalah memberikan
kebebasan kepada siswa untuk mengekspresikan isi atau makna puisi sesuai dengan
penjiwaan siswa.
Proses belajar mengajar di SD Muhammadiyah 23 Medan, khususnya pada siswa
kelas IV dalam pembelajaran membaca puisi belum mendapatkan hasil sesuai dengan yang
diharapkan. Ada beberapa hal yang menyebabkan permasalahan itu muncul, antara lain
siswa tidak berani tampil dan membaca dengan baik. Hal ini juga dipengaruhi oleh faktor
psikologis, yaitu merasa asing, merasa malu, merasa takut dan kurang percaya diri. Sebagai
gambaran, antara lain; mereka membaca sambil tertawa sendiri karena merasa lucu dan aneh,
siswa yang berani tampil secara sukarela tidak ada, seandainya ada yang berani tampil karena
terpaksa, akan membaca jauh dari norma membaca puisi yang baik dan suasana kelas sama
sekali tidak mendukung. Kegagalan pembelajaran membaca puisi pada siswa kelas IV SD
Muhammadiyah 23 Medan ini dapat dilihat pada daftar nilai membaca puisi siswa tahun
pelajaran 2022 / 2023 dengan pemerolehan nilai rata-rata sebesar 57,35.
Salah satu upaya pendidik untuk mengatasi masalah peserta didik dalam membaca
puisi adalah dengan menggunakan variasi metode pembelajaran di kelas. “Metode adalah
cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam
kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal” (Sanjaya, 2010). Salah
satu metode pembelajaran materi di kelas yaitu metode demonstrasi.
Metode demonstrasi menurut (Budiyanto, 2016) adalah “metode mengajar dengan
cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik
secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok
bahasan atau materi yang sedang disajikan”. Metode ini digunakan agar peserta didik menjadi
lebih mengerti terhadap materi yang sedang dijelaskan karena menggunakan alat peraga dan
menggunakan media visualisasi yang dapat membantu peserta didik untuk lebih memahami
materi yang diajarkan (Rohendi, 2010).
Demonstrasi menurut (Mukrimah, 2014) adalah “metode yang digunakan untuk
membelajarkan peserta dengan cara menceritakan dan memperagakan suatu langkah-langkah
pengerjaan sesuatu”. Metode demonstrasi dapat dibagi menjadi dua tujuan yaitu: demonstrasi
proses untuk memahami langkah demi langkah; dan demosntrasi hasil untuk memperlihatkan
atau memperagakan hasil sebuah proses. Biasanya setelah demonstrasi oleh pendidik,
dilanjutkan dengan praktek oleh peserta didik. Sebagai hasil dari metode demonstrasi, peserta
didik akan memperoleh pengalaman belajar langsung setelah melihat, melakukan, dan
merasakan sendiri.
Metode demonstrasi menurut (Helmiati, 2012) adalah “cara penyajian pelajaran
dengan memperagakan dan mempertunjukkan pada siswa tentang suatu proses, situasi atau
benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk
tiruan yang dipertunjukkan oleh guru atau sumber belajar lain yang ahli dalam topik bahasan
yang harus didemonstrasikan”. Lebih lanjut dia mengatakan metode demonstrasi sangat
efektif digunakan untuk mengajarkan materi yang menekankan keterampilan, prosedur
langkah demi langkah, tindakan, misalnya proses mengerjakan sesuatu, membandingkan
suatu cara dengan cara lainnya, atau melihat/mengetahui kebenaran sesuatu.
Kreatifitas seorang guru juga dituntut agar lebih mematangkan persiapan dalam
pembelajaran dengan memanfaatkan media pembelajaran yang sesuai dengan metode yang
digunakan. Media yang menyajikan visual dan video yang berisi materi pembelajaran seperti
konsep, prinsip prosedur, dan teori aplikasi pengetahuan untuk membantu pemahaman siswa
terhadap materi pembelajaran merupakan pengertian media video pembelajaran (Kurniawan,
2018). Media pembelajaran merupakan alat penghubung antara pendidik dengan peserta
didik, sehingga sebagai alat untuk mengolah materi pembelajaran agar menjadi materi yang
dapat disampaikan secara terpadu dan baik. Kelebihan dari video pembelajaran adalah dapat
memberikan pesan pembelajaran yang lebih merata kepada peserta didik (Handziko, 2015).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dede dan teman-teman dalam (Nahdi,
2018) dengan judul penelitian “Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Melalui
Penerapan Metode Demonstrasi pada Mata Pelajaran IPA”. Penelitian ini dilatar belakangi
oleh rendahnya pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya.
Hasil penelitian ini menyatakan adanya peningkatan hasil evaluasi siswa pada siklus I dan
siklus I. Artinya dengan menggunakan metode demonstrasi dapat meningkatkan pemahaman
siswa pada pembelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya di kelas V SDN Majalengka Kulon V
Kecamatan Majalengka Kabupaten Majalengka Tahun Ajaran 2017/2018. Begitu juga
penelitian yang dilakukan oleh Endah Wandari, Dini Hadiarti, Rody Putra Sartika dalam
(Wandari, 2014) dengan judul penelitian “Pengaruh Metode Demonstrasi Berbantuan Video
Pembelajaran Terhadap Kemampuan Psikomotorik Mahasiswa pada Praktikum Kimia Dasar
II Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Muhammadiyah Pontianak”. Dengan tujuan
penelitan untuk mengetahui perbedaan dan pengaruh pembelajaran dengan menggunakan
metode demonstrasi berbantuan video dan tanpa metode demonstrasi berbantuan video
pembelajaran. Hal ini menandakan metode demonstrasi berbantuan video pembelajaran dapat
memberikan peningkatan kemampuan psikomotorik mahasiswa dalam praktikum. Setiap
mahasiswa dapat menggunakan alat-alat praktikum dengan benar dan dapat melakukan
praktikum sesuai dengan penuntun sehingga dapat mengurangi kesalahan-kesalahan dalam
praktikum.
Metode demonstrasi berbantuan video dianggap tepat karena merupakan metode
pembelajaran yang sesuai diterapkan pada siswa kelas IV, dimana dalam penggunaan metode
ini, siswa diberikan contoh/model membaca puisi yang baik melalui video pembelajaran
membaca puisi yang menarik, sehingga siswa bisa melihat contoh dan mengikuti
contoh/model yang ada di video dan memahami bagaimana cara membaca puisi sesuai lafal,
intonasi, jeda dan ekspresi yang baik dan benar.
Berdasarkan uraian di atas, maka perlu adanya perbaikan pembelajaran untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. Upaya yang dapat dilakukan penulis untuk menyelesaikan
permasalahan diatas adalah dengan melakukan Penelitian Tindakan Kelas untuk memperbaiki
pembelajaran bahasa Indonesia pada materi membaca puisi dengan menggunakan metode
demonstrasi berbantuan video di kelas I SD Muhammadiyah 23 Medan.

METODE

Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas.
Model PTK yang diguanakan yaitu model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc.
Taggart. Model ini terkenal dengan proses siklus putaran spiral refleksi diri yang dimulai
dengan Rencana, Tindakan, Pengamtan, Refleksi, dan Perencanaan Kembali yang merupakan
dasar ancang-ancang pemecahan masalah. Adapun alur PTK menurut Kemmis dan Mc
Taggart (Arikunto, 2010) dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar. 3.1.
Siklus Perbaikan Pembelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas I SD Muhammadiyah 23
Medan.

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Muhammadiyah 23 Medan


tahun ajaran 2022/2023. Jumlah seluruh siswa yang dijadikan subjek penelitian sebanyak 20
siswa, yang terdiri dari 13 siswa perempuan dan 7 siswa laki-laki.
Jenis data penelitian ini adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif
diperoleh dari daftar nilai hasil belajar siswa dalam membaca puisi. Data kualitatif diperoleh
dari hasil pengamatan aktivitas siswa dan guru selama penelitian berlangsung. Adapun teknik
analisis data dalam bentuk data deskriptif dengan menetukan mean atau rata-rata, yaitu
dengan menggunakan rumus:

P=
∑ n ×100 %
N
Keterangan :
P : Persentase siswa
∑n : Jumlah frekuensi yang muncul
N : Jumlah siswa

Hasil perhitungan ketuntasan belajar siswa dikelompokkan ke dalam 2 kategori yaitu


tuntas dan tidak tuntas. Berdasarkan hasil rapat awal tahun pelajaran 2022 / 2023 di SD
Muhammadiyah 23 Medan, untuk mata pelajaran bahasa Indonesia ditetapkan KKM 65.
Dengan kriteria sebagai berikut :
Tabel 1
Kriteria Ketuntasan Belajar dan Kualifikasi (Kurikulum SD Muhammadiyah 23, 2022/2023)

Kriteria Ketuntasan Kualifikasi

≥ 65 Tuntas

< 65 Tidak Tuntas

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Pra Siklus
Sebelum penelitian dilakukan, terlebih dahulu peneliti mengadakan observasi awal
atau kegiatan pra siklus dengan hanya melaksanakan proses pembelajaran materi membaca
puisi secara konvensional. Kegiatan pra siklus ini merupakan kegiatan yang dijadikan sebagai
patokan atau acuan untuk dijadikan temuan awal sebagai bahan pertimbangan merancang
kegiatan siklus I.
Berdasarkan pengamatan aktivitas guru diperoleh persentase nilai sebesar 30%.
Kemudian berdasarkan pengamatan aktivitas diperoleh nilai 46,87% serta hasil belajar siswa
dari penilaian tugas membaca puisi ke depan kelas diperoleh persentase nilai sebesar 57,35%.
Oleh karena itu, peneliti mengadakan Penelitian Tindakan Kelas pada siswa Kelas IV SD
Muhammadiyah 23 Medan dengan menggunakan metode demonstrasi berbantuan video
pembelajaran agar dapat meningkatkan kemampuan membaca puisi siswa.
2. Siklus I
Siklus I merupakan penerapan tindakan awal penelitian dengan menggunakan metode
demonstrasi berbantuan video pembelajaran. Tindakan siklus I ini dilakukan untuk
mengetahui kemampuan siswa setelah diterapkan pembelajaran membaca puisi kepada siswa
menggunakan metode demonstrasi berbantuan video pembelajaran. Hasil tes diambil dari tes
keterampilan membaca puisi setelah mengikuti pembelajaran membaca puisi dengan
menggunakan metode demonstrasi.
Berdasarkan pengamatan aktivitas guru diperoleh bahwa guru diperoleh persentase
nilai 80%. Kemudian berdasarkan pengamatan aktivitas siswa diperoleh persentase nilai
sebesar 68,75% serta hasil belajar siswa dari penilaian tugas membaca puisi ke depan kelas
diperoleh persentase nilai sebesar 62,25%.
Simpulan dari hasil praktik membaca puisi pada siklus I yaitu dengan jumlah rata-rata
62,25 dan persentase 62,25%, hasil belajar siswa secara klasikal belum memenuhi KKM
yaitu 65, jika dilihat secara individual baru 9 atau 45% siswa yang dinyatakan tuntas,
sedangkan 11 atau 55% siswa dinyatakan belum tuntas.
Hasil tersebut juga dapat dilihat pada tabel persebaran nilai praktik membaca puisi
berikut ini :
Tabel 2.
Persebaran Nilai Praktik Membaca Puisi Siklus I

Interval Nilai Frekuensi Nilai Frekuensi Relatif (%) Kualifikasi

81 – 100 0 0% Tuntas

65 – 80 9 45% Tuntas

51 – 64 8 40% Tidak tuntas

0 – 50 3 15% Tidak tuntas

Jumlah 20 100%

Ringkasnya tabel kesimpulan Siklus I, yaitu sebagai berikut :


Nilai tertinggi 80
Nilai Terendah 30
Nilai Rata-rata 60,88
Persentase Ketuntasan Belajar 45%
Persentase Tidak Tuntas 55%
Siswa Tuntas 6
Siswa Tidak Tuntas 11

Hal-hal yang masih kurang dari pengamatan pengamat dan perlu perbaikan sebagai berikut:

a. Dalam kegiatan pendahuluan guru tidak menjelaskan dan menyampaikan arahan dan
langkah-langkah kegiatan yang akan dilakukan kepada peserta didik.

b. Guru masih kewalahan dalam mengorganisasi kelas dengan menerapkan metode


demonstrasi dengan berbantuan video pembelajaran yang melibatkan aktivitas siswa
mendemonstrasikan membaca puisi masing-masing.

c. Guru kurang mampu mengalokasikan waktu yang ada secara efektif, sehingga tidak
sedikit waktu untuk mendisiplinkan siswa melalui setiap langkah pembelajaran.
Dari hasil observasi dan refleksi yang telah dijelaskan di atas, maka perlu bagi peneliti
untuk memperbaiki pembelajaran pada siklus II.

3. Siklus II
Pelaksanaan siklus II adalah sebagai tindak lanjut dari evaluasi dari pelaksanaan
siklus I. Pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia pada siklus II ini sudah ada perbaikan
dalam pelaksanaan terlihat dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh pengamat atas
aktivitas guru yaitu sebesar 100%. Kemudian juga aktivitas guru ini diiringi dengan
penerimaan oleh peserta didik yang memuaskan. Berdasarkan pengamatan aktivitas siswa
diperoleh persentase nilai sebesar 84,38% serta hasil belajar siswa dari penilaian tugas
membaca puisi ke depan kelas diperoleh persentase nilai sebesar 73,4%.
Simpulan dari hasil praktik membaca puisi pada siklus II yaitu dengan jumlah rata-
rata 73,4 dan persentase 73,4%, hasil belajar siswa secara klasikal sudah memenuhi KKM
yaitu 65, jika dilihat secara individual sudah 18 atau 90% siswa yang dinyatakan tuntas,
sedangkan 2 atau 10% siswa dinyatakan belum tuntas.
Hasil tersebut juga dapat dilihat pada tabel persebaran nilai praktik membaca puisi
berikut ini :
Tabel 3. Persebaran Nilai Praktik Membaca Puisi Siklus II

Interval Nilai Frekuensi Nilai Frekuensi Relatif (%) Kualifikasi

81 – 100 2 10% Tuntas

65 – 80 16 80% Tuntas

51 – 64 2 10% Tidak tuntas

0 – 50 0 0% Tidak tuntas

Jumlah 20 100%

Ringkasnya tabel kesimpulan Siklus II, yaitu sebagai berikut :


Nilai tertinggi 95
Nilai Terendah 60
Nilai Rata-rata 73,4
Persentase Ketuntasan Belajar 90%
Persentase Tidak Tuntas 10%
Siswa Tuntas 18
Siswa Tidak Tuntas 2

Berdasarkan hasil siswa yang diperoleh pada siklus II secara klasikal dinyatakan
tuntas. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa dalam membaca
puisi dengan menerapkan metode demonstrasi berbantuan video dari siklus I ke siklus II. Ini
menunjukkan adanya perbaikan pembelajaran Bahasa Indonesia pada materi membaca puisi
di kelas IV SD Muhammadiyah Medan Tahun Ajaran 2022/2023 dengan menggunakan
metode demonstrasi berbantuan video pembelajaran.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan dari hasil penelitian perbaikan pembelajaran bahasa Indonesia materi


membaca puisi dengan menggunakan metode demonstrasi berbantuan video pada siswa kelas
IV SD Muhammadiyah 23 Medan yang dilakukan melalui dua siklus dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Penerapan metode demonstrasi berbantuan video pembelajaran dapat meningkatkan hasil
belajar siswa pada materi membaca puisi di kelas IV SD Muhammadiyah 23 Medan
terbukti dengan adanya peningkatan pada setiap siklusnya. Peningkatan hasil belajar siswa
dapat dilihat dari pra siklus dan mengalami peningkatan pada siklus I dengan nilai rata-
rata 62,25 dan pada siklus II dengan nilai rata-rata 73,4.
2. Dengan perbaikan pembelajaran yang dilakukan guru pada siswa kelas IV SD
Muhammadiyah 23 Medan Tahun Pelajaran 2022/2023 dengan menggunakan metode
demonstrasi berbantuan video secara kualitatif dapat menjadikan guru lebih baik, karena
guru dapat mengatasi secara profesional dengan menganalisa serta berdiskusi dengan
teman sejawat tentang apa yang menjadikekurangan atau kelemahan pada proses belajar
mengajar.
Adapun saran dari penelitian ini, sebagai berikut:
1. Bagi guru diharapkan untuk menerapkan metode demonstrasi berbantuan video
pembelajaran sebagai salah satu alternatif membelajarkan materi membaca puisi.
2. Siswa diharapkan mampu berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Dengan terlibat
aktif dalam pembelajaran tentu akan meningkatkan hasil belajarnya, selain pada penilaian
kognitif tetapi juga pada penilaian afektif.
3. Penggunaan metode demonstrasi berbantuan video sangatlah penting dalam proses
pembelajaran namun hendaknya perlu disesuaikan dengan materi dan pendekatan
pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh guru.

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi, 2010. Prosedur Peneltian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
Budiyanto, Moch. Agus Krisno,2016. SINTAKS 45 Metode Pembelajaran Dalam Student
Centered Learning (SCL). Malang: Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang.
Helmiati, 2012. Model Pembelajaran. Sleman Yogyakarta: Aswaja Pressindo.
Muammar, 2020. Membaca Permulaan di Sekolah Dasar.Mataram: Sanabil
Mukrimah, Syifa S, 2014. 53 Metode Belajar dan Pembelajaran plus Aplikasinya. Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia Bandung
Nahdi, D. S., Yonanda, D. A., & Agustin, N. F. (2018). Upaya Meningkatkan Pemahaman
Konsep Siswa Melalui Penerapan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran IPA. Jurnal
Cakrawala Pendas, 4(2).
Rohendi, D., Sutarno, H., & Ginanjar, M. A. (2010). Efektivitas metode pembelajaran
demonstrasi terhadap peningkatan hasil belajar siswa kelas X pada mata pelajaran
keterampilan komputer dan pengelolaan informasi di sekolah menengah kejuruan. Jurnal
Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi, 3(1), 16-18.
Sanjaya, Wina, 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakatra: Kencana Prenada Media Group
Susanto, Ahmad, 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
WANDARI, E., HADIARTI, D., & PUTRA SARTIKA, R. O. D. Y. (2014). PENGARUH
METODE DEMONSTRASI BERBANTUAN VIDEO PEMBELAJARAN TERHADAP
KEMAMPUAN PSIKOMOTORIK MAHASISWA PADA PRAKTIKUM KIMIA DASAR
II. FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
Daftar Pustaka
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. JakartaRineka CIpta.
Budiyanto. (2016). Sintaks 45 Metode Pembelajaran Dalam Student Centered Learning (SCL).
Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.
Handziko. (2015). Pengembangan Video Pembelajaran Suksesi Ekosistem untuk Meningkatkan
Motivasi Belajar dan Penguasaan Konsep Mahasiswa Biologi. Jurnal Inovasi Pendidikan
IPA, 1, 212-224.
Helmiati. (2012). Model Pembelajaran. Sleman Yogyakarta: Aswaja Pressindo.
Kurniawan. (2018). Pengembangan Media Video Pembelajaran pada MAta eEmbelajaran IPA
Tentang Sifat dan Perubahan Wujud Benda Kelas IV SDN Merjosari 5 Malang. Jurnal
Inovasi Dan Teknologi Pembelajaran, 4, 119-125.
Muammar. (2020). Membaca Permulaan di Sekolah Dasar. Mataram: Sanabil.
Mukrimah, S. (2014). Metode Belajar dan Pembelajaran Plus Aplikasinya. Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia Bandung.
Nahdi. (2018). Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa MElalui Penerapan Metode
Demonstrasi Pada MAta Pelajaran IPA. JUrnal Cakrawala Pendas, 4, 2.
Rohendi. (2010). Efektivitas Metode Pembelajaran Demonstrasi Terhadap Peningkatan Hasil Belajar
Siswa Kelas X PAda MAta Pelajaran Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi di
Sekolah Menengah Kejuruan. Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi, 3, 16-18.
Sanjaya, W. (2010). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses. Jakarta: Prenada Media
Group.
Susanto, A. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenada
Madia Group.
Wandari. (2014). Pengaruh Metode Demonstrasi Berbantuan Video Pembelajaran TErhadap
Kemampuan Psikomotorik Mahasiswa Pada Praktikum Kimia Dasar II. Fakultas KEguruan
Ilmu Pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai